You are on page 1of 101

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

BAB I. PENDAHULUAN

A. Diskripsi Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi tumbuh-tumbuhan termasuk tanaman budidaya. Namun keberadaan pada suatu lahan pertanaman perlu dipertimbangkan secara hati-hati, karena tidak semua jenis tanaman dapat tumbuh dengan kondisi air berlebih. Pada daerah dimana kondisi air berlebih, akan menyebabkan terjadinya gangguan pada tanaman, terutama perakaran tanaman. Akar tanaman tidak dapat berkembang dengan baik, dan pada akhirnya akar tanaman akan busuk jika terus-menerus tergenang dalam air. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu tindakan untuk pembuangan kelebihan air yang dinamakan system drainase. Pembuatan system drainase bukanlah suatu pekerjaan mudah, terutama bagi tanaman perkebunan, mengingat perkebunan merupakan suatu jenis usaha tani yang memiliki skala luas, sehingga untuk pembuatan system drainase dan pemberian air harus dilakukan dengan perhitungan yang matang dan cermat, dan harus melalui proses pembuatan desain. Pada umumnya pada system pertanian perkembunan system drainase yang dibuat merupakan system saluran yang terbuka, berupa parit-parit yang terbuat dari pipa atau beton yang dibuat dengan suatu konstruksii tertentu. Tapi khususnya di Indonesia pembuatan saluran drainase merupakan system terbuka yang terbuat dari tanah. Pada modul sisdiklat ini akan dibahas bagaimana cara membuat suatu jaringan irigasi dan drainase khususnya jaringan irigasi dan jaringan dranaseterbuka untuk kegiatan pembibitan tanaman perkebunan.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

B. Sub Kompetensi Ruang lingkup sub kompetensi membuat irigasi sistem drainase 1. Menentukan persyaratan perencanaan 2. Menetapkan pemompaan dan sistem tenaga 3. Merencanakan sistem distribusi 4. Merencanakan drainase, tampungan dan sistem perlakuan 5. Menentukan anggaran modal 6. Menyiapkan peralatan pembuatan jaringan irigasi dan drainase 7. Membuat jaringan irigasi dan drainase 8. Merencanakan dan mengoperasikan sistem irigasi 9. Mengoperasian sistem irigasi 10. Memantau/memonitor kecukupan kebutuhan air

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

BAB II. PEMBELAJARAN

Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu menentukan persyaratan perencanaan dalam mendesain sistem-sistem drainase dan pemberian air pada lahan perkebunan, bila disediakan alat dan bahan yang sesuai (Gambar sistem drainase dan pemberian air, Peta kondisi lapangan)

Sub. Menentukan Persyaratan Perencanaan

A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu menentukan persyaratan perencanaan

B. Materi Menentukan Persyaratan Perencanaan Pengertian Irigasi Irigasi adalah merupakan kegiatan pemberian air pada suatu lahan Pertanian yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lembab pada daerah perakaran tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi partumbuhan tanaman. Menurut Basri, 1987 irigasi adalah pemberian air pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhannya. Menurut Karta Saputro, 1994 irigasi merupakan kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kepentingan Pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari air permukaan dan tanah. Menurut Linseley, 1996 Pengairan adalah pemberian air kepada tanah untuk menunjang curah hujan yang tidak cukup agar tersedia lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman. Menurut Suharjono, 1994 irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari sungai atau bendung yang dialirkan melalui system jaringan irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah air didalam tanah.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Irigasi selain bertujuan menyediakan air bagi pertumbuhan tanaman, juga memberikan manfaat lain seperti : Mempermudah pekerjaan pengolahan tanah Menekan pertumbuhan gulma, hama dan penyakit Mengatur suhu tanah dan iklim mikro Memperbaiki kesuburan tanah Menurunkan kadar garam dalam tanah

Pengertian Drainase Drainase merupakan tindakan untuk mengalirkan atau membuang kelebihan air akibat pemberian air yang berlebihan atau akibat curah hujan yang tiggi. Kelebihan air ini dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman bahkan kadang-kadang menyebabkan tanaman menjadi mati akibat busuk. Pembuangan air ini dilakukan untuk memperbaiki aerase tanah yang akan menjadikan lingkungan kehidupan mikroorganisme tanah lebih baik. Tujuan utama dari kegiatan drainase yakni untuk mempercepat hilangnya air gravitasi, dan mempertahankan agar air kapiler selalu berada pada daerah perakaran selama masa pertumbuhan tanaman. Sistem drainase pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu system drainase permukaan tanah yakni membuang kelebihan air yang terdapat pada permukaan tanah, dan system drainase system bawah permukaan tujuan utamanya untuk mengatur tinggi kedalaman permukaan air tanah agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan akar tanaman, misalnya pada tanaman tebu kedalam muka air tanah yang dikehendaki bagi perkembangan akar tanaman yakni 150 cm ke atas sedangkan bagi tanaman tembakau kedalaman air tanah yang dikehendaki berkisar antara 30 cm 45 cm. 1. Jumlah dan kualitas air untuk pertanian Air adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat berharga, berguna bagi hidup dan kehidupan. Keberadaan air di bumi sendiri relatif tetap. Jumlahnya sekitar 1,38 miliar km3, namun hanya 2,5% merupakan air tawar dan hanya sekitar 0,01% berupa air tawar yang dapat dimanfaatkan. Jumlah air tawar di permukaan dan di bawah tanah yang dapat dimanfaatkan ini berasal dari hujan, atau lebih tepatnya dari siklus hidrologi.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Peredaran atau siklus hidrologi adalah peristiwa menguapnya air di bumi dan lautan menjadi awan, kemudian mengembun dan jatuh berupa hujan, sebagian teresap ke dalam tanah dan mengalir di bawah tanah membentuk aliran air tanah. Sebagian lagi air yang tidak teresap, akan mengalir sebagai limpasan di permukaan bumi (run off). Akhir dari semua aliran permukaan dan bawah tanah adalah kembali lagi ke laut dan hal ini terjadi terus menerus. Pada musim hujan, ketersediaan kuantitas air (volume air) untuk memenuhi kebutuhan tidak menjadi masalah, namun justru dengan besarnya ketersediaan air muncul ancaman bahaya banjir. Dalam kondisi yang demikian, tugas pengelolaan sumberdaya air dititikberatkan pada pengendalian bencana banjir. ketersediaan air belum tentu Sebaliknya dimusim kemarau, ketika memenuhi kebutuhan, pengelolaan

sumberdaya air dititik beratkan pada alokasi air yang optimal guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan lingkungannya. Pergerakan air dipermukaan bumi secara umum dapat dinyatakan sebagai suatu rangkaian kejadian yang biasanya disebut dengan Siklus hidrologi. Siklus ini dapat dapat dilukiskan seperti ditunjukkan dalam Gambar 1. Siklus hidrologi merupakan suatu sistem tertutup, dalam arti bahwa pergerakan air pada sistem tersebut selalu tetap berada di dalam sistemnya. Siklus hidrologi terdiri dari enam sub sistem, yaitu : Air di atmosfer Aliran permukaan Aliran bawah permukaan Aliran air tanah Aliran sungai/saluran terbuka Air di lautan dan air genangan

Air di lautan dan genangan (danau, rawa, waduk) oleh karena adanya radiasi matahari, maka air tersebut akan menguap ke atmosfer. Uap air akan berubah menjadi hujan karena proses kondensasi (pendinginan). Sebagian air hujan yang jatuh dipermukaan bumi akan menjadi aliran permukaan. Aliran permukaan sebagian akan meresap ke dalam tanah kembali menjadi aliran bawah permukaan melalui proses infiltrasi dan perkolasi, selebihnya akan berkumpul di dalam jaringan alur (sungai alami

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

atau buatan) menjadi aliran sungai/saluran terbuka dan mengalir kembali ke dalam lautan. Sebagian air hujan yang tertahan oleh tumbuh-tumbuhan dan sebagian lagi yang jatuh langsung ke dalam laut dan danau akan menguap kembali ke atmosfer. Sebagian dari air bawah permukaan kembali ke atmosfer melalui proses penguapan dan transpirasi oleh tanaman dan sebagian lagi menjadi aliran air tanah melalui proses perkolasi, dan mengalir ke lautan. Untuk tujuan operasional maka ruang lingkup hidrologi, antara lain meliputi pekerjaan: Mengumpulkan dan memproses data hidrologi hasil pengukuran di lapangan sebagai data dasar hidrologi yang biasanya datanya disusun pada suatu buku publikasi (year books). Menganalisa proses hidrologi Meramalkan kejadian hidrologi, seperti banjir dan kekeringan Memperkirakan keseimbangan air Memperkirakan laju sedimentasi Memecahkan berbagai masalah pengelolaan sumber air

2.

Tempat disurvey dan kebutuhan-kebutuhan drainase ditentukan Untuk pembuatan suatu sistem drainase baik dipeternakan sistem lapangan maupun sistem yang intensif, terlebih dahulu harus diketahui kondisi lapangannya. Dengan mengetahui kondisi lapangan, maka akan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

dapat diketahui jenis sistem drainase, ukuran drainase dan teknik yang akan diterapkan dalam pembuatan sistem drainase. Beberapa kondisi lapangan yang harus diketahui adalah : Kondisi topografi Kondisi topografi atau secara umum dikenal dengan derajat kemiringan lahan, derajat kemiringan lahan ini besar pengaruhnya terhadap pembentukan lay out area kerja ataupun kegiatan pekerjaan konstruksi khususnya pembuatan saluran drainase lahan. Ada beberapa tingkat kemiringan lahan yaitu : datar (0 - 3%); landai atau berombak (3 - 8%); agak miring atau bergelombang (8 - 15%); miring (15- 30%); agak curam (30 - 45%); curam (45- 65%); sangat curam (> 65%).

Volume air yang akan dibuang Sistem drainase yang dibuat khususnya bagian drainase lapangan akan sangat ditentukan oleh kemampuan tanah untuk mendrainase air. Faktor tanah yang menentukan besarnya kapasitas atau kemampuan mendrainase air adalah infiltrasi, pori-pori tanah, tekstur, dan struktur tanah. Infiltrasi adalah besarnya air yang masuk ke dalam tanah. Air hujan yang jatub ke permukaan tanah sebagian akan masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan sisanya akan terbuang sebagai aliran air permukaan (run off). Infiltrasi tanah tidak akan berjalan lancar apabila ada lapisan tanah yang kedap air didalam tanah. Infiltrasi banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kadar pori tanah, besarnya ukuran butiran (tekstur) dan lain-lain. Pada tanah-tanah yang dijumlai di alam, kecepatan infiltrasi tanah biasanya 430 860 mm/etma*l, sedangkan prosentase pori tanah yang dijumlai dialam dalam kondisi alami adalah berkisar antara p = 10 50%. Sedangkan kemampuan tanah untuk menyerap air (q) adalah besarnya kecepatan infiltrasi di kali dengan persentase ruang pori. Q=Vxp Catatan : 1 mm/etmal = 1/8,5 liter/detik/ha Dimana : Q adalah kapasitas indfiltrasi

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

V adalah kecepatan infiltrasi P adalah persentase ruang pori. Kapasitas infiltrasi dilapangan akan berbeda besarnya dari suatu tempat ke tempat lain, hal ini disebabkan karena adanya perakaran tanaman, terdapatnya retakan-retakan dan lain lain akan memperbesar kemampuan (kapasitas) suatu tanah untuk mendarainase air. Dalam sistem drainase lapangan ada dua hal yang harus dibedakan, antara lain adalah kemampuan mendrainase tanah dan kemampuan sistem drainase memdrainase kelebihan air. Kemampuan mendarinase tanah adalah kemampuan tanah pada waktu kering untuk mendrainase kelebihan air, sedangkan kemampuan mendrainase sistem drainase adalah kemampuan sistem drainase untuk mendrainase air tanah pada waktu tanah sudah jenuh dengan air. Sebagai contoh. Jika diketahui sutau tanah memiliki persentase ruang pori sebesar 30%, dan kecepatan infiltrasi adalah 640 mm/etmal, tentukanlah (1) kemampuan mendrainase tanah (2) kemampuan mendrainase sistem drainase tanah. Penyelesaian : (1) Kemampuan mendrainase tanah (Q) = v x p Maka besarnya kemampuan tanah mendrainase air adalah Q = 644 x 30% = 192 mm/etmal. (2) Kemampuan mendrainase sistem drainase Sistem drainase akan menurun kemampuannya untuk mendrainase air jika kondisi tanah telah jenuh dengan air. Kemampuan mendrainase air tidak lagi sebesar Q (192 mm/etmal), tetapi sangat ditentuukan oleh waktu pengosongan (t) ssitem drainase gambar). dimana besarnya t (lihat

t=

S V *sin a

dimana t adalah waktu pengosongan sistem drainase tanah v adalah kecepatan infiltrasi s adalah jarak antara pipa drainase dengan titik tengah sistem drainase a adalah sudut yang dibentuk pipa dengan titik tengah sistem drainase

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

sin a =

H 1 ( A) 2 + H 2 2

Tidak ada suatu metoda yang dapat digunakan secara pasti bisa menghitung kelebihan air dilapangan. Pada saluran drainase buatan, ukuran (dimensi) saluran harus diperhitungkan secara cermat agar kapasitas saluran dapat menampung jumlah air yang akan dialirkan. Jika kapasitas saluran lebih kecil dari volume air yang akan dialirkan, maka masalah kelebihan air tidak aka terselesaikan. Ukuran saluran drainase dapat ditentukan berdasarkan luas daerah yang akan dibuang airnya (A), angka pengaliran (a ), angka penyebaran hujan (b) serta intensitas hujan (qt) dengan lama pengaliran (T). Rumus umum debit maksimum saluran drainase adalah : Qmaks = A * a* b * qt Dimana : Qmaks = debit air maksimal yang akan dibuang (l/det) A a qt T 3. = luas daerah (ha atau km2) = angka pengaliran = intensitas hujan t = T = lama hujan = lama pengaliran (m3/det/km atau liter/det/ha)

= angka penyebaran hujan

Identifikasi kondisi lingkungan Jenis-jenis saluran drainase Sistem drainase secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu saluran drainase alamiah dan sistem drainase buatan.

Sistem drainase alamiah

Pada sistem drainase alamiah maka aktivitas kegiatan drainase terjadi dengan sendirinya, tanpa campur tangan manusia. Keadaan ini terjadi jika : tanah cukup miring Pada tanah yang cukup miring, air hujan atau kelebihan air aka mengalir dengan sendirinya dan akan masuk ke selokan-selokan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

dan akhirnya ke sungai melalui proses aliran air permukaan (run off). Tanah cukup poreus Pada tanah-tanah yang poreus air akan meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan akan bersatu dengan air tanah untuk mengalir bersama dengan air tanah.

Sistem drainase buatan Pada saluran drainase buatan, maka air berlebih yang berasal dari hujan atau air irigasi dialirkan melalui saluran yang sengaja dibuat, untuk akhirnya dibuang ke daerah yang lebih rendah atau ke sungai. Sistem saluran drainase buatan dapat dibedakan lagi menjadi yaitu drainase permukaan (surface drainage) dan drainase bawah permukaan (sub surface drainage). Sistem drainase permukaan adalah saluran drainase yang dibuat di atas permukaan tanah. Saluran ini dapat terbuat dari selokan tanah biasa atau saluran yang dibuat dengan menggunakan konstruksi beton. Prinsip saluran drainase permukaan adalah agar air hujan atau air irigasi yang berlebih dapat dibuang dari daerah lahan usaha tani. Saluran drainase permukaan dapat dibuat bila kemiringan tanah memiliki kemiringan yang cukup, dan jenis saluran ini mudah dibuat dengan biaya murah. Tetapi dengan alasan tertentu yang cukup kuat, misalnya karena lahan usaha tani tersebut akan diolah dengan menggunakan traktor terkadang pembuatan saluran drainase permukaan tidak diperkenankan, karena akan mengganggu pekerjaan pengolahan tanah, sehingga dipilih sistem saluran drainase bawah permukaan. Sistem saluran bawah permukaan adalah sistem saluran drainase yang dibuat di bawah permukaan tanah. Biasanya sistem saluran bawah permukaan mengunakan pipa berlubang atau goronggorong. Ada beberapa jenis cara pemasangan sistem saluran drainase bawah permukaan seperti sistem paralel, sistem alami, grid iron sistem dan sistem radial.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

10

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Di daerah tropis seperti halnya di Indonesia, sistem drainase yang umumnya dibuat terutama sistem drainase lapangan menggunakan sistem irgasi permukaan (surface drainage), karena penggunaan sistem drainase bawah permukaan (sub surface drainase) yang menggunakan bahan-bahan seperti pipa, akan mempertinggi biaya investasi dan biaya operasional, selain itu juga pemeliharaan sistem drainase bawah permukaan cukup rumit. Untuk sistem drainase yang berfungsi untuk menampung limbah dari peternakan, biasanya menggunakan sistem drainase permukaan dengan menggunakan sistem terbuka, baik berupa saluran tanah biasa ataupun menggunakan konstruksi beton. 4. Keperluan-keperluan persetujuan dari pemerintah dan masyarakat setempat dipaparkan Pembuatan saluran drainase dalam bidang peternakan, bukanlah merupakan hal yang mudah dilakukan, terutama jika jenis usaha peternakan yang diusahakan cukup besar atau luas, karena untuk membuang kelebihan air dari kegiatan usaha peternakan akan memberikan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Bagi jenis usaha peternakan yang diusahakan di lapangan, pembuangan jumlah air yang di drainase akan sangat tergantung dari luasan lahan dan dampaknya tidak begitu dirasakan oleh masyarakat setempat, tapi untuk jenis peternakan intensif pembuangan air darainase terutama limbah kandang akan menyebabkan polusi lingkungan. Untuk itu sebelum dibuat suatu sistem drainase untuk membuang limbah kandang diperlukan ijin dari pemerintah setempat, baik RT/RW atau lingkungan yang lebih besar tergantung dimana lokasi peternakan itu diusahakan. Demikian juga dengan ijin masyarakat harus didapatkan, karena masyarakat setempatlah yang akan menanggung akibat adanya polusi tersebut. Ijin tertulis dari pemerintah setempat dan masyarakat hendaknya sudah ada sebelum pembuatan sistem drainase dilakukan. Biasanya ijin tersebut akan diberikan oleh pemerintah dan masyarakat setempat apabila pengusaha bisa menjamin bahwa limbah peternakannya tidak akan mengganggu lingkungan atau si pengusaha memberikan kompensasi dalam bentuk tertantu kepada masyarakat setempat.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

11

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

5.

Perencaaan

drainase

yang

mengambarkan

semua

keperluan

didokumentasi Dalam pembuatan sistem drainase didahului oleh kegiatan pengukuran lokasi dimana sistem drainase tersebut akan dibuat. Pengukuran dilakukan meliputi pengukuran luas lahan dimana sistem drainase tersebut dibuat dan topografi yang akan menentukan arah saluran drainase. Pengukuran lahan dan topografinya dilakukan dengan menggunakan alat-alat pemetaan seperti theodolit, penyipat datar dan beberapa assesories yang diperlukan. Dari hasil pengukuran dilapangan selanjutnya dibuat gambar kondisi lahan beserta topografinya. Berdasarkan gambar tersebut maka dibuat lay out (tata letak) sistem saluran drainase. Beberapa prinsip yang harus dipegang dalam perencanaan sistem drainase yaitu : Ukuran sistem saluran drainase semakin ke hilir semakin besar, khususnya untuk sistem drainase lapangan, sedangkan untuk sistem drainase kandang besarnya sama. Air mengalir ke daerah yang lebih rendah Sesuai dengan sifat alami air, yaitu air akan mengalir ke daerah yang lebih rendah. Oleh sebab itu di dalam perencanaan sistem drainase yang akan dibuat sangat diperlukan melakukan survey atau pemetaan topografi. Dari hasil peta topografi tersebut, selanjutnya arah aliran sistem drainase dirancang dengan memperhatikan sifat alami air. Tujuan pembuatan saluran drainase adalah untuk menjamin agar air buangan tidak berpengaruh terhadap lingkungan, dengan demikian dalam pembuatan saluran drainase juga menganut azas atau prinsip dasar ramah lingkungan. Sehingga perlu dipertimbangkan secara matang agar penggunaan peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan saluran drainase harus tidak boleh memberikan dampak negatif terhadap tanaman dan lingkungan. Untuk penggunaan peralatan yang menggunakan mesin-mesin, maka harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap kondisi peralatan, terutama pada sistem bahan bakar dan pelumasan mesin. Harus dipastikan bahwa sistem peralatan mesin tidak bocor, sebab jika terjadi kebocoran akan mencemari tanah dan lingkungan disekitar tanaman dan ini akab memberikan dampat negatif yang buruk terhadap pertumbuah tanaman, terutama untuk

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

12

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

tanaman yang bernilai ekonomis tinggi. Karena efek pencemaran yang diakibatkan oleh mesin yang digunakan akan berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Demikian juga jika saluran drainase yang dibuat menggunakan sistem konstruksi beton, harus diperhatikan efek yang diakibatkan, karena sisa-sisa bekas adukan semen dan konstruksi akan menyebabkan tanah disekitarnya mengeras. Ini akan berpengaruh terhadap tanaman ataupun penggunaan peralatan pengolah tanah bila nantinya tanah disekitanya akan diolah. 6. Dimensi Sistem Saluran Drainase Dimensi saluran drainase ditentukan berdasarkan debit maksimum, kemiringan saluran dan kecepatan aliran. Saluran drainase biasanya direncanakan dengan saluran terbuka yang berbentuk trapesium, persegi panjang maupun setengah lingkaran. Saluran terbuka adalah saluran dimana air mengalir dengan permukaan bebas yang terbuka terhadap tekanan atmosfer. Rumus hubungan antara debit dengan luas penampang saluran dan kecepatan pengaliran adalah sebagai berikut : Q=AxV Dimana Q V A = debit saluran drainase maksimum (debit banjir) dalam satuan = kecepatan aliran (m/detik) = luas penampang basah saluran (m2) dengan berbagai macam m3/detik

bentuk. Rumus kecepatan aliran menurut Chezi adalah sebagai berikut :

V =C R * S
dimana V R A P C = kecepatan aliran (m/detik) = jari-jari hidrolis (m) = A/P = luas penampang basah saluran (m2) = keliling basah saluran (m) = koefisien kekasaran dinding saluran.

Koefisien dinding kekasaran saluran dapat ditentukan dengn rumus Manning, dimana C = 1/n * R1/6. Dari rumus tersebut maka kecepatan aliran drainase menjadi V = 1/n*R2/3*S1/2.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

13

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Besarnya koefisien kekasaran dinding (n) menurut Manning dapat dilihat dalam tabel 1 berikut. Tabel 1. Harga koefisien Manning (n) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jenis Saluran Besi tuang di lapisi Kaca Saluran beton Bata dilapisi mortar Pasangan batu disemen Saluran tanah bersih Saluran tanah tebing rumput Saluran pada galian batupadas 0.040 Koefisien (n) 0.014 0.010 0.013 0.015 0.025 0.022 0.030 Manning

Saluran dengan dasar batu dan 0.040

7.

Bentuk penampang saluran drainase Bentuk penampang saluran drainase ada berbagai jenis bentuk bujur sangkar, bentuk segi empat, trapesium, dan lingkaran dan setengah lingkaran.

8.

Saluran drainase bawah permukaan (Gorong-gorong) Untuk merencanakan dimensi atau ukuran gorong-gorong harus ditentukan terlebih dahulu debit maksimum yang akan dialirkan melalui gorong-gorong. Hitungan debit maksimum dapat menggunakan rumus rasional. Dalam perencanaan dengan saluran tertutup (gorong-gorong) direncanakan tiap lubang pengaliran dengan lebar berukuran 1,2 2,0 meter dan tinggi lubang pengaliran berukuran 1,0 2,0 meter dan diusahakan agar tinggi banjir tidak melebihi lubang pengaliran. Ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam merencanakan pembuatan saluran drainase yaitu : Air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah mengikuti topografi lahan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

14

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Ukuran saluran drainase semakin ke daerah hilir lebih besar dari bagian hulunya.

Kecepatan aliran air pada saluran utama tidak boleh melebihi kecepatan 2 m/detik, karena akan mengakibatkan kerusakan pada dinding saluran.

C. Tugas-tugas 1. Penguasaan konsep Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/ internet tutorial tentang menentukan persyaratan perencanaan sistem drainase dan pemberian air pada suatu perusahaan perkebunan. 2. Mengenal Fakta Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar, laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta disajikan langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke perusahaan perkebunan. Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpulkan data dari fakta yang ada secara lengkap 3. Refleksi Peserta diklat menghubungkan /mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan konsep yang telah dikuasainya dan mengekspresi kan baik secara lisan atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara tertulis misalnya melalui laporan atau notula 4. Analisis Peserta diklat diberi tugas untuk membuat perencanaan sistem drainase pada usaha perkebunan. Didalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator. 5. Sintesis Peserta diklat diberi tugas untuk mencariinformasi tentang kondisi yang ada ditempat baru. Informasi ini berguna untuk sebagai masukan dalam merencanakan sistem drainase dan pemberian air. Peserta diklat juga diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir perencanaan.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

15

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

6.

Aplikasi Peserta diklat mulai melaksanakan rencana berdasarkan jadwal yang telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data dari setiap butir kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan. Berdsarkan evaluasi dan pengalaman dalam merencanakan system drainase, maka konsep lama berkembang menjadi konsep yang baru.

D. Tes Formatif 1. Jelaskan mengapa system drainase diperlukan pada budidaya ternak, khususnya ternak besar yang digembalakan ? 2. Jelaskan mengapa system drainase diperlukan pada budidaya ternak, khususnya ternak besar yang di kandangkan ? 3. Data apa yang akan diketahui dengan melakukan survey lapangan sebelum system drainase dibuat ? 4. Sebutkan jenis system drainase secara umum ? 5. Jelaskan mengapa ketika akan membuat system saluran drainase harus mendapat persetujuan pemerintah dan masyarakat ? 6. Mengapa dalam perencanaan system drainase semua kegiatan didokumentasikan ?

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

16

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan 1. Resume tentang pengertian drainase 2. Resume tentang tujuan drainase 3. Resume tentang permasalahan drainase 4. Resume tentang teknik survey lokasi 5. Metoda dan jenis isntalasi sistem drainase 6. Resume tentang persyaratan non teknis dalam perencanaan sistem drainase 7. Resume tentang teknik pembuatan perencanaan sistem drainase

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

17

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu menetapkan jenis pompa yang akan dipasang pada suatu daerah yang akan didrainase atau diirigasi, bila disediakan alat dan bahan yang sesuai (Data kondisi lapangan aktual, Skema jaringan drainase atau irigasi,Kalkulator, Pompa atau data pompa (nomogram pompa)

Sub. Menetapkan Pemompaan dan System Tenaga

A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu menetapkan pemompaan dan system tenaga

B. Materi Menetapkan Pemompaan Dan System Tenaga Dalam suatu kondisi tertentu ada kalanya diutuhkan pompa untuk mempercepat proses pembuangan air (drainase), misalnya bila daerah tersebut terisolasi dan jauh dari saluran pembuangan misalnya sungai. Penggunaan pompa sebagai alat bantu melancarkan drainase harus dipertimbangkan sedemikian rupa, karena membutuhkan biaya yang tinggi dan perlu adanya sarana pendukung seperti halnya pasokan listrik. Penempatan pompa harus dipilih pada tempat yang strategis, yaitu dekat dengan sumber listrik, mudah terjangkau oleh alat angkutan, dan yang terpenting memiliki spesifikasi yang cocok sesuai dengan kondisi daerah. Pada dasarnya ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan pompa untuk sistem drainase dan pemberian air, yaitu tekanan atmosfer, perbedaan jarak antara sumber air dan tempat pembuangan atau penyaluran air, gaya sentrifugal dan bergeraknya air yang disebabkan perbedaan gravitasi. Banyak jenis pompa yang tersedia dipasaran yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuang kelebihan air (drainase) dan pemberian air (irigasi), yang menerapakan satu atau lebih dari 4 prinsip dasar tersebut.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

18

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Pemilihan jenis pompa yang sesuai sebagai alat atau sarana untuk membuang dan menyalurkan air sangat tergantung kepada sifat sumber air dan kapasitas alat untuk menganngkat air, jumlah air yang akan dibuang atau disalurkan dan perbedaan antara permukaan air dan pompa, jumlah sumber tenaga yang tersedia dan kondisi ekonomi pemilik pompa (petani atau perusahaan). 1. Identifikasi Kebutuhan Pompa Pompa biasanya dipakai bila tempat sumber air terletak dibagian bawah sumber air, namun terkadang meskipun sumber air berada dibagian (daerah) sebelah atas, penggunaan pompa juga masih diperlukan untuk menjamin ketersedian air. Prinsip kerja pompa adalah menyedot air dari sumbernya dan mengahantarkan ke tempat yang diinginkan dengan kemampuan daya hantarnya. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis pompa, yaitu (1) jumlah atau debit air yang harus dipompakan dan (2) total head (beban kerja) yang harus diangkat oleh pompa. Total head adalah semua tekanan kerja yang harus dilakukan pompa untuk mengatasi daya angkat pompa, perubahan elevasi (perbedaan tinggi) antara pompa dan pipa distribusi pompa, beban kerja akibat gesekan dengan pipa, dan aksesories pompa (pitting) dan tekanan kerja yang dibutuhkan pompa dalam pipa penyalur air. 2. Jenis-jenis pompa Pada umumnya untuk sistem penyediaan air, ada empat jenis pompa yang biasa dipakai, yaitu pompa sentrifugal, pompa propeler (sedot), pompa plunyer dan pompa torak (piston). 3. Pompa sentrifugal Pompa jenis ini sangat cocok untuk dipakai untuk pompa yang dioperasikan dengan kecepanan tinggi dan membutuhkan tekanan kerja yang besar. Pompa jenis ini dapat menghisap air dari sumber air yang kedalamannya 5 6 meter dibawah tempat kedudukan pompa dan memiliki kemampuan untuk menyalurkan air (daya angkat) yang tinggi. Impeler pada pompa ini ada dua jenis yaitu tipe volut (rumah siput) dan tipe turbin.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

19

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

4. Pompa propeler Jenis pompa ini cocok dipakai untuk mengangkat air dari sumbernya yang memiliki permukaan yang tidak terlalu rendah ( 1-3 meter). 5. Pompa plunyer Jenis pompa ini cocok dipakai bila sumber airnya jauh terletak dibawah pompa. Pompa ini dapat digerakan oleh kincir angin atau tenaga listrik sebagau tenaga penggeraknya. 6. Pompa torak (piston). Jenis pompa ini cocok dipakai untuk menaikkan air dari sumber air yang dekat dengan tempat pemasangan pompa. Pompa ini menggunakan tenaga penggerak motor listrik sebagai sumber tenaganya. 7. Pemilihan Pompa Suatu hal yang terpenting di dalam pemilihan jenis pompa adalah jenis motor penggerak yang dibutuhkan sebagai sumber tenaga. Tenaga yang dibutuhkan oleh suatu unit pompa tergantung pada besarnya aliran (debit) dan daya capai (total head) pompa. Untuk menentukan tenaga yang diperlukan dapat dihitung dari WHP (Water Horse Power).

WHP =
BHP =
Dimana :

Q*h 76
WHP eff

WHP = Water horse Power (tenaga yang dibuytuhkan secara teoritis) dalam satuan HP (tenaga kuda) BHP = Brake Horse Power (Tenaga sesuangguhnya yang diperlukan) dalam satuan HP (tenaga kuda) Q H Eff = Debit dalam satuan liter/detik = Total head (dalam satuan meter = Efisiensi tenaga penggerak dalam satuan persen (%) tergantung pada jenis tenaga yang dipakai, untuk motor listrik 70%, motor diesel 55%, kotor bensin 50%. 8. Pemasangan Pompa Setelah ukuran pompa dan jenis pompa beserta sumber tenga penggeraknya ditetapkan, maka dilakukan pemasangan atau instalasi

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

20

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

pompa. Pemasangan pompa dimaksudkan untuk menghubungkan antara sumber air dengan tempat penampungan yang dihubungkan dengan menggunakan pipa-pipa yang sesuai dengan ukuran bagian intake (pemasukan pompa) dan out put. Untuk menghindari agar tidak banyak tenaga (head) yang terbuang, maka sebaiknya menggunakan pipa yang memiliki permukaan yang halus, misalnya dengan menggunakan pipa PVC (paralon). Ada beberapa prinsip yang harus diketahui dalam pemasangan pompa, yaitu : a. Pada pipa hisap (intake) tidak boleh terjadi kebocoran. Jika terjadi kebocoran makan udara akan masuk, dan hal ini akan menyebabkan pompa tidak akan berfungsi, meskipun motor penggeraknya telah dihidupkan. b. Diameter pipa pengeluaran, maksimal sama dengan pipa pemasukan (intake). Jika pipa pengeluaaran lebih besar dari pipa pemasukan, hal ini akan menyebabkan daya kerja pompa menurun, karena ukuran pipa pengeluaran yang lebih besar akan menyebabkan kecepatan aliran berkurang, sehingga kerja pompa menjadi lebih berat. Ini disebabkan kecepatan yang lambat akan menambah beban pompa untuk mendorong. Sebaliknya jika ukuran pipa pengeluaran lebih kecil, maka kecepatan aliran pada pipa pengeluaran menjadi lebih cepat. Hal ini akan mengurangi beban pompa. c. Daya isap pompa biasanya sangat terbatas, untuk pompa plunyer daya isapnya 7 meter, dan untuk pompa sentrifugal 5 meter. Untuk itu harus diperhatikan benar untuk menempatkan pompa agar sedekat mungkin dengan sumber air. Bahkan untuk beberapa jenis pompa sentrifugal pompa langsung dimasukkan ke dalam sumber air (dicelupkan). Pompa demikian disebut pompa submersible. d. Daya tekan pompa biasanya lebih tinggi dari daya isap. Untuk pemasangan/pemilihan pompa harus terlebih dahulu diteliti spesifikasi pompa, terutama head isap (daya isap) dan head tekan (daya tekan) dan total head (kemampuan total pompa untuk mengisap dan menekan. e. Ujung pipa isap jangan sampai menyentuk dasar sumber air. Hal ini untuk menghindari agar lumpur pada dasar pompa tidak terisap yang

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

21

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

dapat menyebabkan penyumbatan pada sistem jaringan pipa. Biasanya beri jarak 25 cm anatra ujung pipa pengisap dengan dasar sumber air. Untuk menjamin agar pompa tidak tersumbat oleh lumpur, maka harus dilakukan pembuangan lumpur pada dasar sumber air secara berkala jika memungkinkan. f. Pipa isap sebaiknya dilengkapi dengan saringan (screen) dan katup. Fungsi katup adalah untuk menghindari agar kotoran berupa sampah tidak terisap masuk ke dalam sistem pipa dan jaringan. Jika ini terjadi akan menyebabkan penyumbatan pada pompa dan sistem pipa. Sedangkan katup diperlukan agar air yang telah masuk ke dalam sistem pipa dan jaringan tidak keluar lagi ke sumber air bila pompa dimatikan. Jika ini terjadi akan dibutuhkan waktu untuk memancing (priming) agar air masuk ke dalam pipa isap dan pompa sebelum dikeluarkan. g. Putaran impeler disesuaikan dengan motor penggeraknya. Dalam memilih motor penggerak, hendaklah terlebih dahulu diteliti putaran impeler (RPM) pada pompa, terutama jika membeli pompa yang dirakit sendiri. Tetapi jika membeli pompa yang sudah dirakit beserta motor penggeraknya, masalah ini tidak perlu dikhawatirkan. 9. Hal-hal yang dapat Mempengaruhi kapasitas kerja pompa Dalam pemasangan pompa ada beberapa hal yang harus diperhatikan secara cermat, agar pompa yang dipilih dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan perencanaan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan daya kerja pompa berkurang, yaitu : a. Terlalu banyak bengkokan pada sistem jaringan pipa. Penggunaan bengkokan (knee, elbow, tee dan sebagainya) terkadang tidak bisa dihindarkan, karena pemasangan jaringan pipa menghendaki demikian. Untuk menghindari agar bengkokan tidak terlalu banyak mengurangi kapasitas kerja pompa, maka untuk bengkokan jika bisa jangan menggunakan bengkokan 90o, tetapi pilihlah bengkokan yang 45o atau 22,5o. Tetapi jika yang demikian tidak memungkinkan karena dipasaran jarang yang menjual bengkokan 45o atau 22,5o, kecuali dipesan khusus, maka pilihlah sambungan 90o yang memiliki bagian dalam yang permukaan halus, misalnya yang terbuat dari PVC (paralon).

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

22

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

b. Terlalu banyak asesories pada pipa saluran misalnya stop kran, tee, dan perubah diameter (reducer). Penggunaan asesories yang demikian sebaiknya dihindari. c. Permukaan pipa bagian dalam kasar, dan berkarat. Permukaan bagian dalam pipa yang kasar akan menyebabkan head gesekan semakin besar, sehingga kemampuan kerja pompa akan menurun. Oleh sebab itu sebaiknya gunakanlah pipa yang memiliki permukaan dalam halus seperti halnya pipa paralon (PVC). Selain itu sumber air yang digunakan harus dicek terlebih dahulu kadar lumpurnya. Penggunaan air yang kadar lumpurnya tinggi, akan dapat menyebabkan pengecilan bagian pipa bagian dalam, terutama jika kadar besi (Fe) dan kalsium (Ca) pada air tinggi. d. Diameter pipa terlalu kecil. Penggunaan pipa yang kecil dalam jaringan distribusi akan menyebabkan gaya gesekan antara pipa dan air semakin banyak. Secara total gaya gesekan ini akan semakin besar jika penggunaan pipa kecil terlalu banyak, dan akan menyebabkan pengurangan daya kerja pompa karena adanya gesekan tersebut. e. Jaringan pipa terlalu panjang. Dalam pemasangan pipa jaringan terutama dari pompa ke penampungan air sedapat mungkin dihindari mengikuti kontur lahan, tapi sebaiknya memotong kontur. Hal ini untuk menghindari penggunaan pipa yang terlalu panjang. Carilah jarak terdekat antara pompa dan penampungan air.

10. Evaluasi Kinerja Pompa Kinerja suatu pompa biasanya tertulis dalam label pompa. Kinerja tersebut meliputi debit, pipa intake, pipa uot put, putaran mesin (RPM), daya listrik yang dibutuhkan (KW), daya hisap, daya tekan dan head total pompa. Jika dalam pemasangan pompa semua spesifikasi yang disebutkan dalam label dipenuhi, maka kinerja pompa akan bekerja sesuai dengan apa yang tertera di dalam label. Untuk memastikan kinerja pompa sesuai dengan label yang ditunjukkan, maka perlu dilakukan evaluasi kinerja pompa. Kinerja pompa yang biasa dievaluasi adalah debit dan head total. Pengujian debit pompa bisa dilakukan sebelum pompa

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

23

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

dipasang secara permanen di dalam jaringan, sedangkan evaluasi head total hanya bisa dilakukan jika pompa sudah dipasang di dalam jaringan, sehingga jika head total tidak sesuai dengan label yang ditunjukkan, maka pompa harus diganti. Sedangkan debit pompa yang sudah terpasang dalam jaringan bisa saja lebih kecil dari yang tertulis dalam label. Ini disebabkan oleh adanya pengurangan kapasitas kerja pompa yang disebabkan oleh hal-hal yang telah disebutkan diatas.

C. Tugas-tugas 1. Penguasaan konsep Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/ internet tutorial tentang penetapan pemompaan dan system tenaga untuk mendesain sistem drainase dan pemberian air. 2. Mengenal Fakta Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar, laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta disajikan langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke perusa-haan perkebunan. Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpul-kan data dari fakta yang ada secara lengkap 3. Refleksi Peserta diklat menghu-bungkan/ mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan konsep yang telah dikuasainya dan mengeks-presikan baik secara lisan atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara tertulis misalnya melalui laporan atau notula 4. Analisis Peserta diklat diberi tugas untuk membuat penetapan pemompaan dan system tenaga. Didalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator. 5. Sintesis Peserta diklat diberi tugas untuk mencari informasi tentang kondisi yang ada ditempat baru. Informasi ini berguna untuk sebagai masukan dalam penetapan pemompaan dan system tenaga. Peserta diklat juga diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir perencanaan.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

24

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

6. Aplikasi Peserta diklat mulai melak-sanakan rencana/proposal berdasarkan jadwal yang telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data dari setiap butir kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan. Berdasarkan evaluasi dan pengalaman dalam merencanakan penetapkan pemompaan dan system tenaga menjadi konsep yang

D. Tes 1. Jelaskan perlunya melakukan pemetaan topografi ketika membuat perencanaan system drainase ? 2. Sebutkan jenis-jenis lay out system drainase yang umum digunakan ? 3. Apa fungsi pompa dalam system drainase ? 4. Apa fungsi listrik dalam system drainase ? 5. Mengapa dalam pembuatan system saluran drainase lapangan ? penggunaan peralatan berat seperti excavator harus disesuaikan dengan kondisi

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan 1. Catatan atau resume pemilihan pompa 2. Resume tentang perhitungan kebutuhan pompa 3. Resume tentang teknik penempatan pompa dan fasilitas drainase 4. Resume tentang pemilihan peralatan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

25

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu merencanakan sistem distribusi/drainase air bagi usaha perkebunan, bila disediakan alat dan bahan yang sesuai (denah lokasi, Gambar desain bangunan penampung air, meteran teodolit/waterpas, Patok, Alat pengangkut tanah dan peralatan pengukuran lapangan).

Sub. Merencanakan Sistem Distribusi

A. Tujuan antara / Enabling Obyective (EQ) Peserta Mampu Merencanakan Sistem Distribusi

B. Materi Pemelajaran Merencanakan Sistem Distribusi 1. Pemetaan untuk perencanaan sistem distribusi Pembuatan fasilitas sistem saluran drainase permukaan untuk lahanlahan yang terpisah secara individual, sangat tergantung pada topografi, sifat-sifat tanah, dan ketersediaan outlet saluran pembuangan alamiah seperti sungai parit besar atau tempat penampungan air. Sebagaimana diketahui bahwa sifat alami air adalah mencari daerah yang lebih rendah, namun perlu dipahami bahwa kondisi topografi dilapangan biasanya tidak teratur ketinggiannya, sehingga untuk mendesain arah saluran harus dilakukan pemetaan topografi. Pemetaan topografi dilakukan dengan menggunakan alat-alat survey, seperti halnya theodolit, level dan peralatan lain yang digunakan. Dalam pemetaan tersebut pada daerah yang akan dibangun sistem drainasenya diukur masing-masing ketinggian titik-titiknya, terutama titik-titik ekstrim yaitu titik tertinggi dan terendah, beserta titik-titik diantara kedua titik ekstrem tersebut. Dari data hasil pengukuran tersebut kemudian diolah dan digambarkan kondisi topografinya. Berdasarkan hasil penggambaran kondisi topografi yang aktual, arah saluran pembuangan ditentukan. Namun dalam menetapkan kemiringan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

26

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

saluran harus lebih hati-hati, agar saluran drainase kemiringan yang besar, karena kemiringan

jangan memiliki besar akan

yang

mempercepat laju aliran drainase. Kemiringan saluran drainase biasanya dirancang sedemikian rupa, sehingga kecepatan aliran 2 m/detik. Bila kecepatan aliran > 2 m/detik, akan menyebabkan terjadinya penggerusan pada dinding dan dasar saluran. Cara yang paling mudah untuk membuat agar permukaan tanah dimana sistem saluran drainase dibuat agar tidak memiliki perbedaan yang besar adalah memodifikasi ketinggian permukaan tanah dengan menggunakan teknik cut and fill (gali dan timbun). Untuk daerah yang memiliki permukaan yang tinggi dilakukan penggalian tanah, dan hasil galian di bawa ke tempat yang lebih rendah untuk menimbun, sehingga akan diperoleh permukaan yang relatif kecil perbedaan tingginya. 2. Merancang (desain) sistem drainase Sebelum saluran drainase dibuat, maka terlebih dahulu dibuat desainnya, atau bentuk dan tata letaknya. Ada beberapa jenis sistem desain saluran drainase, yaitu sistem random, paralel dan dan sistem parit lateral paralel. Pemilihan jenis sistem saluran drainase sangat tergantung pada topografi dan sifat-sifat tanah. 3. Saluran terbuka Ada beberapa jenis sistem saluran drainase terbuka yang digunakan untuk mendrainase berbagai jenis lahan yang berbeda. Untuk saluran drainase yang digunakan pada lahan penggemabalaan secara permanen, biasanya salurannya kecil, dangkal dan ruangnya terbatas. Sedangkan sistem saluran drainase yang digunakan untuk lahan yang ditanami biasanya dibuat lebih lebar dan dalam. Pada lahan yang memiliki sistem drainase jelek dengan kemiringan yang relatif datar, sampai pada kemiringan 2%, maka sistem saluran drainase paralel adalah yang paling cocok dan lebih mudah pembuatannya dibandingkan dengan sistem saluran drainase furrow dan ridge. Saluran drainase sebaiknya memiliki penampang yang luas dan dangkal untuk meminimalkan resiko terjadinya erosi dan memudahkan untuk dilalui. Kemiringan saluran harus disesuaikan dengan kondisi topografi, tapi dengan kisaran antara 0,1 sampai 1 persen, dan nilai optimumnya

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

27

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

adalah 0,5 persen. Kedalaman saluran drainase minimum adalah sekitar 25 cm dan jarak antara saluran bisa sampai 200 meter. Untuk lahan-lahan yang agak curam dengan kemiringan 2% - 4%, sistem saluran drainase bercabang (cross-slope ditches) adalah yang paling sering dipakai, terutama untuk sistem saluran drainase permukaan. Selain itu sistem drainase jenis ini juga dapat digunakan sebagai pengendali erosi. Kedalaman saluran bervariasi, dengan lebar 5 6 meter dan kedalaman 1,5 m 2,0 meter. 4. Sistem drainase pipa Pada jaman dahulu jenis pipa yang biasa digunakan untuk saluran drainase adalah jenis pipa yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, namun sekarang banyak yang menggunakan jenis pipa plastik (PVC), dengan ukuran diameter yang bervariasi 50 mm 100 mm, dan panjang sampai 10 meter. Untuk penggunaan sistem drainase pipa, maka biasanya pipa diberi lubang untuk memudahkan air masuk ke dalam pipa secara bebas, memungkinkan air masuk ke dalam pipa untuk didrainasekan.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

28

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

5. Lay out sistem drainase Ada beberapa jenis lay out sistem saluran drainase, yaitu : 6. Sistem acak (random drainage) Sistem ini menggunakan pipa yang dipasang pada tempat-tempat yang akan di drainase airnya, terutama pada derah yang paling cekung. Pipa menghubungkan antara daerah cekungan dengan parit pembuangan. 7. Sistem paralel reguler Untuk sistem paralel reguler, lay out harus dibuat sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari sistem saluran terhubung dengan parit pembuangan, sehingga dengan sistem ini ada pipa/saluran utama dan lateral, dimana saluran/pipa lateral terhubung dengan parit pembuangan. 8. Sistem drainase tulang ikan Jenis sistem saluran drainase ini terdiri dari dua jenis saluran/pipa, yaitu saluran /pipa drainase utama dan sekunder. Antara pipa/saluran utama dan sekunder dibutuhkan penghubung, dan letak saluran/pipa utama dibagian bawah. 9. Sistem saluran terhubung (ditche-to-ditch) Sistem saluran drainase jenis ini, sangat cocok dipakai pada daerah yang sedikit agak miring, sehingga sistem pengaliran air dilakukan secara bebas (gravitasi). Dengan sistem ini dibutuhkan pipa-pipa yang menghubungkan antara dua parit pembuangan. 10. Pembuatan Sistem Drainase Untuk pembuatan sistem saluran drainase sangat tergantung pada jenis pekerjaan yang akan dilakukan, jumlah pekerja, dan lokasi. Untuk pekerjaan yang membutuhkan waktu cepat dan volume pekerjaan besar, maka dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai peralatan mesin seperti halnya alat excavator, elevating grader, pull back blade, dan scraper. Namun jika kondisi tenaga kerja tersedia cukup banyak, dan jenis pekerjaannya sederhana dan waktunya tidak mendesak, pembuatan saluran drainase dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana, seperti halnya cangkul, skop dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan saluran drainase baik yang sifatnya dengan menggunakan alat-alat bermesin ataupun peralatan yang dioperasikan secara manual, maka faktor keselamatan kerja harus

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

29

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

menjadi perhatian utama. Banyak terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor manusia dan alat. Sebelun peralatan ditempatkan di lapangan, harus dicek terlebih dahulu agar kondisi lapangan memungkinkan untuk penggunaan peralatan berat. Demikian juga dengan kondisi peralatan, harus dicek kesiapannya. Peralatan yang tidak siap pada saat akan digunakan akan menghambat pekerjaan. Untuk pembuatan sistem saluran drainase dilapangan biasanya diawali dengan penempatan patok-patok sebagai titik bantu untuk penampatan saluran drainase. Patok-patok ditempatkan sesuai dengan gambar rencana, dan berdasarkan patok-patok tersebut dibuat saluran drainase. 11. Pemasangan Titik-titik Jaringan Saluran distribusi Untuk pemasangan titik saluran drainase/drainase harus didahului dengan kegiatan analisis debit banjir maksimum. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan ukuran saluran yang akan dibuat. Setelah kegiatan analisis debit banjir dilakukan dan dipilih jenis saluran drainase yang akan dibuat, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan pemetaan lokasi yang akan dibuat saluran drainasenya. Pemetaan lokasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang tata letak saluran drainase dan ketinggian titik-titik tempat saluran drainase, baik saluran drainase utama (primer) maupun saluran drainase sekunder atau tersier. Saluran drainase utama (primer) biasanya lebih besar dari saluran drainase sekunder maupun tersirer. Tata letak saluran drainase akan sangat tergantung dari perbedaan tinggi tempat. 12. Penggunaan Pompa dalam sistem distribusi Dalam suatu kondisi tertentu ada kalanya diutuhkan pompa untuk mempercepat proses pembuangan air (drainase), misalnya bila daerah tersebut terisolasi dan jauh dari saluran pembuangan misalnya sungai. Penggunaan pompa sebagai alat bantu melancarkan drainase harus dipertimbangkan sedemikian rupa, karena membutuhkan biaya yang tinggi dan perlu adanya sarana pendukung seperti halnya pasokan listrik. Penempatan pompa harus dipilih pada tempat yang strategis, yaitu dekat dengan sumber listrik, mudah terjangkau oleh alat angkutan, dan yang terpenting memiliki spesifikasi yang cocok sesuai dengan kondisi daerah.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

30

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

13. Penggunaan Konsultan Untuk menjamin agar pembuatan sistem saluran drainase dapat berjalan dengan baik dan berfungsi, diperlukan bimbingan orang yang ahli dalam bidang perencanaan dan pembuatan sistem saluran drainase. Bagi para pemula bimbingan konsultan sangat diperlukan untuk memberikan saran dan pertimbangan yang realistis dalam pembuatan sistem saluan drainase.

C. Tugas-tugas 1. Penguasaan konsep Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/ internet tutorial tentang perencanaan system distribusi. 2. Mengenal Fakta Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar, laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta disajikan langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke perusaha an petkebunan. Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpul-kan data dari fakta yang ada secara lengkap 3. Refleksi Peserta diklat menghubungkan/ mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan kon-sep yang telah dikuasainya dan mengekspresi-kan baik secara lisan atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara tertulis misalnya melalui laporan atau notula 4. Analisis Peserta diklat diberi tugas untuk membuat proposal/ perencanaan system distribusi. Didalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator. 5. Sintesis Peserta diklat diberi tugas untuk mencariinformasi tentang kondisi yang ada ditempat baru. Informasi ini berguna untuk sebagai masukan dalam pMerencanakan system distribusi. Peserta diklat juga diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir perencanaan.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

31

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

6. Aplikasi Peserta diklat mulai melak-sanakan rencana/proposal berdasarkan jadwal yang telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data dari setiap butir kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan. Berdasarkan evaluasi dan pengalaman dalam perencanakan system distribusi, maka konsep lama berkembang menjadi konsep yang baru.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

32

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

D. Tes 1. Dalam pembuatan saluran drainase, biasanya digunakan titik Bantu berupa patok-patok, apa fungsi titik Bantu tersebut ? 2. Apa fungsi perencanaan dalam pembuatan ? 3. Dalam pembuatan saluran drainase, khususnya drainase pipa, mengapa diharuskan menggunakan bahan yang sama dengan jens pipanya ? 4. setelah system saluran drainase terpasang dilakukan pengujian ?

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan 1. 2. Resume tentang teknik perencanaan sistem drainase Resume tentang pengujian sistem drainase

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

33

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu merencanakan bangunan drainase, tampungan dan sistem perlakuan untuk suatu daerah perkebunan, bila disediakan alat dan bahan yang sesuai (peta topografi wilayah, data kondisi iklim setempat, minimal 10 tahun meja gambar dan peralatan gambar).

Sub. Merencanakan Drainase, Tampungan dan system perlakuan

A. Tujuan Antara / Enabling Obyective (EO) Mampu merencanakan drainase, tampungan dan system

B. Materi Merencanakan Drainase, Tampungan Dan System Untuk keperluan irigasi, berbagai sumber air alami dapat digunakan antara lain sungai, danau, air tanah dan sebagainya. Kondisi air dipermukaan tanah selalu mengalami pembaharuan melalui proses hidrologi. Dengan adanya proses sirkulasi (proses hidrologi) menurut para ahli jumlah air yang ada dipermukaan bumi selalu tetap. Masalah utama dalam penyediaan sumber air tersebut untuk keperluan irigasi adalah masalah ketersediaan. Pada musim hujan kebanyakan tanaman tidak membutuhkan air, bahkan harus dibuang melalui proses drainase, namun pada musim kemarau, air sangat dibutuhkan dan bila kondisi ekstrem ketiadaan air dapat menyebabkan tanaman menjadi mati atau gagal panen. Untuk menjaga agar hal tersebut tidak terjadi, maka dalam proses budidaya tanaman hendaknya dibuatkan suatu tempat penampungan air, dimana pada musim hujan bangunan ini dapat dijadikan sebagai tempat untuk emnyimpan air dan dimusim kemarau digunakan sebagai sarana pendistribusian air. Untuk membangun suatu sarana distribusi air, maka harus dilakukan terlebih dahulu evaluasi ketersediaan air agar bangunan distribusi yang direncanakan dan membutuhkan biaya yang besar dapat berfungsi dengan baik.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

34

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Ketersediaan air sangat dipengaruhi oleh faktor geologis dan geografi. Evaluasi ketersediaan air dilakukan meliputi kuantitas dan kualitas airnya. Dari aspek kuantitas, jumlah sumber air (debit) yang akan digunakan harus bisa menjamin tercukupinya kebutuhan air tanaman. Sebelum sumber air tersebut ditetapkan harus dilakukan evaluasi untuk kemungkinan digunakan sebagai sumber air. Untuk itu diperlukan suatu survey pendahuluan sumber air. Ada beberapa komponen yang harus disurvey untuk pemilihan sumber air. Evaluasi pemilihan sumber air dapat menggunakan formulir sebagai berikut : FORMULIR SURVEY IDENTIFIKASI SUMBER AIR Hari/tanggal survey Nama Surveyor Nama Sumber Air Desa Kecamatan Kabupaten Pengelola Sumber Air Wilayah yang dilayani sumber air Kondisi Teknis 1. Luas Genangan (permukaan 2. Volume 3. Tipe bangunan 4. Kondisi bangunan Bangunan Pelimpa Banjir (Spill Way) 1. Kondisi : a. Baik 3. Bentuk ; a. Pelimpah 1. Kondisi : a. Berfungsi b. Rusak c. Rusak sebagian c. Tanggul alam c. Bentuk lain 2. Bahan : a. Urugan Tanah b. Pasangan : : : m2 m3 : : : : : : Jam :

b. Bangunan terjunan (free over fall) b. Tidak b. Stoplog c. Baik d. Rusak

Bangunan Pengambilan (intake) 2. Type pintu : a. Sorong Informasi Ketersediaan Air Priode pengisian : bulan . S/d c. Lainnya

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

35

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Priode Kosong Priode Limpasan Kualitas Air

: bulan .. s/d . : bulan s/d . b. Berlumpur c. Bau

: a. Jernih

Pemanfaatan sumber air : a. Irigasi .. lieter/detik atau .. Ha atau .. KK b. Air Minum . Liter/detik d. Lain-lain . Liter/detik Priode pemanfaatan air : bulan . S/d Kondisi Sosial Ekonomi 1. Kebiasaan perilaku konsumen air a. Mandi a. Di rumah b. Cuci : a. di rumah c. Buang Hajat a. dirumah b. Di sumber air b. Di sumber air b. Di sumber air

c. Perikanan/tambak lieter/detik atau .. ha

d. Masak/lain-lain ( sebutkan untuk apa dan berapa banyak) 2. Mata Pencaharian Mayoritas penduduk : a. Petani b. Pedagang c. Nelayan d. Petani Tambak d. Lain-lain Permasalahan Sosial a. Konflik antar pemakai air Sebutkan b. Aspirasi/Opini Masyarakat d. Catatan Lain-lain e. Sketsa Lokasi : : c. Aspirasi/opini perangkat desa : : a. ada b. Tidak

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

36

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

f. Denah Lokasi Sumber Air :

Dari aspek kualitas (mutu air), maka persyaratan kualitas air harus menjadi jaminan, bahwa air yang dimanfaatkan itu tidak memberikan dampak yang membahayakan terhadap ternak dan manusia yang mengelola peternakan. Masing-masing peruntukan air memiliki standar mutu yang berbeda, namun jika air yang digunakan telah memenuhi suatu standar air baku, maka pemanfaatnya bisa digunakan, dan untuk tujuan pemanfaatan yang spesifik, hanya perlu dilakukan tambahan perlakukan (treatment khusus) sesuai dengan spesifikasi kebutuhan penggunaannya. Kualitas air yang baik adalah air yang memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh suatu lembaga atau departemen dan lain-lain. Secara umum kualitas air harus memenuhi beberapa standar, yaitu sifat fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktivitas. Sifat fisik air adalah sifat air yang berkaitan dengan bahan-bahan terlarut yang tidak menyebabkan terjadinya perubahan kimia air, tetapi hanya sifat fisik air, seperti bau, total bahan terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, suhu dan warna. Sifat kimia air adalah kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam air, baik bahan kimia anorganik maupun bahan kimia organik. Sifat mikrobiologi adalah kandungan kuman yang terdapat dalam air, biasanya dinyatakan dengan total koloform. Sifat radioaktivitas adalah kandungan bahan radioaktif yang terdapat dalam air. yang berkewenangan menetapkan standar, misalnya departemen kesehatan untuk air minum, departemen pertanian untuk irigasi

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

37

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Syarat-syarat air irigasi Air irigasi yang baik adalah air irigasi yang memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan tanaman. Baik buruknya kualitas air sangat ditentukan oleh kandungan garam-garam yang terlarut dan jenis lumpur yang dibawanya. Kedua bahan tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan positif terhadap pertumbuhan tanaman. Pengaruh air irigasi pada tanaman Pada umumnya air irigasi memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman, karena garam-garam yang terlarut di dalamnya merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Tetapa ada kalanya garam-garam tersebut memberikan pengaruh negatif (meracuni) tanaman, terutama jika jumlahnya berlebihan. Beberapa jenis garam yang berbahaya jika jumlahnya berlebihan : a Garam-garam kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na) dan kalium (K) atau garam total dalam jumlah yang berlebihan dapat mengurangi aktivitas osmosis tanaman, mencegah penyerapan unsur hara dari dalam tanah. b. Unsur atau ion boron (B) silikon, flour, belerang, fosfor, besi, seng, tembaga, nitrit, nitrat, amonium dan bahan organik biasanya banyak terdapat dalam jumlah yang snagat sedikit dalam air irigasi, pada kondisi ini unsur-unsur tersebut sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Tetapi sebaliknya dalam jumlah yang berlebihan akan meracuni tanaman, khususnya unsur boron. c. Kation-kation Ca2+, Mg2+, Na+, dan K- serta anion-anion Co32-, HCO3-, SO42-, Cl- dan No3- merupakan ion-ion yang berpengaruh terhadap osmosis tanaman, tetapi hingga batas tertentu merupakan unsur hara bagi tanaman. Adakalanya merusak tanah, permeabilitas dan aerasi. Timbulnya antagonisme (sifat yang berlawanan) antara K dan Ca dapat mengganggu penyerapan kalium atau kalsium oleh tanaman. Untuk menghindari pengaruh negatif (meracuni) tersebiut di atas, penyelidikan sumber-sumber air irigasi sebelum digunakan adalah sangat penting. Sbagai standar atau pedoman dalam penilaian kualitas airi irigasi tersebut dapat menggunakan klasifikasi air irigasi yang dikemukakan oleh Schofield.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

38

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tabel.2 Klasifikasi Air Klas Irigasi 1 2 3 4 5 Air Garam Total (DHL) 0 250 250 750 750 2000 2000 3000 > 3000 Na + (%) 0 20 20 40 40 60 60 80 > 80 Cl/SO4 (ppm) 04 47 7 12 12 20 > 20 Boron (ppm) 0.00 0.67 0.67 1.33 1.33 2.00 2.00 2.50 > 2.50

Pengaruh Air Irigasi terhdap tanah Pengaruh air irigasi terhadap tanah yang diairi dapat bersifat : a. Nertral (tidak berpengaruh), Hal ini terjadi jika air irigasi hanya berfungsi untuk membasahi tanah, misalnya terdapat pada tanah-tanah yang menerima airi irgasi dari air yang berasal dari DAS yang memiliki jenis tanah yang smaa dengan tanah yang diairi. b. Menambah (suplementer) misalnya dijumpai pada tanah yang telah kehilangan unsur-unsur hara akibat pencucian dan mendapatkan unsurunsur hara lain dari air irigasi misalnya K2O, MgO dan CaO, dan lain-lain. c. Memiskinkan tanah, hal ini terjadi jika dengan pemberian air irigasi akan mengakibatkan pencucian unsur-unsur hara dari permukaan kompleks adsorpsi dan larutan tanah. d. Memperkaya, hal ini terjadi bila kandungan unsur-unsur hara akibat air irigasi lebih besar jumlahnya dari unsur-unsur yang hilang karena panen, drainase atau pengaliran. e. Memperbaiki atau merusak struktur tanah, hal ini sangat ditentukan oleh sifat fisik lupur dan konsentrasi Na+ di dalam air irigasi. f. Menaikkan muka air tanah dan penggaraman, hal ini terjadi jika pada penggunaan air irigasi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Penambahan air irigasi mengakibatkan naiknya muka air tanah yang dapat mengganggu daerah zone perakaran. Saluran dan bangunannya distribusi air Fasilitas atau bangunan air yang berfungsi untuk pengambilan, penyaluran dan pembagian air disebut jaringan irigasi. Dalam hal-hal tertentu pada perkebunan, bangunan ini juga dapat berfungsi sebagai saluran drainase

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

39

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

(pembuangan air). Jaringan irigas pada umumnya terdiri dari bangunan dan saluran irigasi. Dilihat dari segi konstruksi dan pengelolaannya, jaringan irigasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Jaringan irigasi sederhana yaitu jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan-bangunan sederhana yang terbuat dari bahan-bahan lokal. Jaringan irigasi yang demikian diusahakan sendiri oleh petani dan disebut sebagai jaringan irigasi desa.

2. Jaringan irigasi teknis, yaitu jaringan irigasi yang dibangun secara permanent dengan penerapan teknologi maju yang membutuhkan biaya yang besar. Bangunan irigasi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : Bangunan utama yaitu bangunan yang terdapat didaerah sumber air yang berfungsi untuk pengambilan air untuk kepentingan irigasi. Yang termasuk dalam kelompok bangunan utama adalah bendungan (diversion dams), waduk (storage dams) dan rumah pompa. Bangunan pengatur (regulatory work) yaitu bangunan irigasi yang dibangunan sepanjang saluran pengangkut yang berfungsi untuk mengatur/mengontrol penyaluran air mulai dari saluran induk sampai ke lokasi dimana irigasi akan dilakukakan. Yang termasuk dalam kelompok bangunan ini adalah bangunan pembilas, bangunan pelimpah, bangunan bagi, bangunan ukur, bangunan persilangan dan bangunan terjun. Perhitungan hidrologi dan aliran air Besarnya bangunan irigasi/drainase yang akan dibuat sangat ditentukan oleh jumlah air yang dapat dialirkan. Jumlah air yang akan dialirkan harus dikur terlebih dahulu. Berikut ini adalah teknik pengukuran debit air.

a Satuan Pengukuran Air Teknik atau cara pengukuran air dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu pengukuran air dalam keaadaan diam dan pengukuran air dalam keadaan bergerak. Air dalam keadaan diam adalah air yang berada dalam reservoir (bendungan), kolam, tanah, danau atau di dalam
VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

40

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

tangki. Untuk air yang berada dalam keadaan diam, biasanya diukur dengan menggunakan satuan liter (l), meter kubik (m3), sentimeter hektar (cm-ha) dan meter hektar (m-ha). Sedangkan satuan yang dipakai untuk pengukuran air yang dalam keadaan bergerak seperti halnya di sungai, parit, saluran irigasi, pipa dan lain sebagainya dinyatakan dengan satuan unit aliran, misalnya liter per detik (l/detik), liter per jam (l/jam), meter kubik (m3/det), sentimeter-hektar per jam (cm-ha/jam), meter hektar per hari (m-ha/hari). Liter Suatu volume air yang setara dengan 1 desimeter kubik (1 l = 1 dm3) atau 1/1000 m3. Meter Kubik Meter kubik adalah suatu volume yang setara dengan volume air dalam bak yang berbentuk kubus dengan ukuran panjang 1 m x lebar 1 m x kedalam air 1 m ( 1m3 = 1000 liter). Sentimeter hektar (cm-ha) Suatu volume air yang diperlukan untuk mengisi permukaan tanah seluas satu hektar (10.000 m2) sampai kedalaman air setebal 1 cm. ( 1 cm-ha setara dengan 100 m3 = 100.000 liter). Meter hektar Meter-hektar adalah volume air yang diperlukan untuk mengisi suatu areal seluas satu hektar dengan ketebalan air 1 meter (1 m-ha = 10.000 m3 = 10.000.000 liter). Liter per detik Liter per detik adalah volume air yang mengalir melalui satu titik sebesar 1 liter setiap detiknya (biasanya digunakan untuk menunjukkan debit suatu pompa atau aliran air di saluran atau pun di dalam pipa). Meter kubik per detik Meter kubik per detik adalah suatu aliran air yang setara dengan aliran dalam saluran dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 1 meter dengan kecepatan 1 meter per detik.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

41

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Contoh-contoh Suatu sumber air dengan dengan debit rata-rata 230 liter per menit mengairi 1 hektar tanaman gandum selama 50 jam. Berapa rata-rata kedalam air irigasi.

Penyelesaian : Debit biasanya dinyatakan dengan satuan liter per detik. Maka air yang mengalir dengan debit 230 liter per menit selama 50 jam, maka volume air yang dialirkan = 230 liter x 50 x 60 m. Maka kedalama air irigasi = Volume air (m3)/Luas area (m2) = 690 /10000 = 0,0690 m = 6,9 cm Tanaman gandum membutuhkan 45 cm air irigasi selama 120 hari periode pemberian air. Berapa luas lahan yang dapat diairi dengan debit 20 liter per detik selama 22 jam setiap hari. Penyelesaian : Total debit yang dialirkan selama priode irigasi (120 hari) = (120 x 22 x 60 x 60 x 20)/1000 = 190.080 m3. Air yang dibutuhkan per hektar = (45/100) x 10.000 = 4.500 m Luas area yang dapat diairi = (vol. air tersedia)/vol. air yang dibutuhkan = 190080/4500 = 42,24 hektar.
3

= 690.000 liter = 690

Metoda Pengukuran Air Beberapa alat yang biasa digunakan untuk pengukuran air irigasi di lapangan, yang dapat dikelompokkan dala 4 kelompok, yaitu : 1. 2. 3. 4. Pengukuran volumetrik Metoda kecepatan - area Pengukuran dengan bangunan air (pipa, bendung dan sekat ukur (flume) Metoda tracer (penggunaan larutan).

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

42

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Pengukuran dengan metoda volumetric Pengukuran air irigasi dengan metoda volumetrik merupakan metoda yang sederhana, dimana air pada suatu saluran irigasi dialirkan ke dalam wadah yang telah diketahui volumenya untuk suatu periode pengukuran. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi wadah dicatat dengan menggunakan stop watch. Besarnya aliran (debit) diukur dengan menggunakan rumus : Debit = vol. wadah / waktu

Gambar 2. Pengukuran air dengan metoda volumetrik Contoh. Jika suatu wadah mempunyai kapasitas 24 liter dapat dipenuhi selama 12 detik dengan menggunakan aliran suatu pompa. Tentukan debit pompa tersebut. Debit pompa = vol. wadah/waktu = 24/12 = 2 liter per detik.

Metoda Kecepatan - Luas Area Laju aliran yang melewati suatu titik dalam pipa atau saluran terbuka ditentukan dengan mengalikan luas area dari penampang airan dengan rata-rata kecepatan air.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

43

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Debit = Luas penampang x kecepatan Q = AxV dimana : Q adalah besarnya debit (m3/detik) A adalah luas penampang saluran atau pipa (m2) V adalah kecepatan aliran (m/detik) Luas penampang diukur langsung dengan menggunakan pita ukur atau alat ukur panjang. Kecepatan aliran air biasanya diukur dengan menggunakan current meter. Nilai pendekatan laju aliran dapat juga diperoleh dengan menggunakan metoda pelampung.

1.

Metoda pelampung Metoda pelampung ini membuat perkiraan yang kasar tentang kecepatan aliran di dalam saluran , yaitu dengan menggunakan catatan kecepatan aliran benda terapung yang bergerak. Bagian saluran yang lurus dengan panjang sekitar 30 meter dengan penampang yang seragam diambil sebagai tempat pengukuran. Dengan mengukur ke dalaman beberapa tempat dalam saluran dan lebarnya sehingga diperoleh harga rataratanya. Hasil kali kedalaman dan lebar saluran adalah luas penampang. Dua utas tali dipasang pada awal dan ahir titik pengukuran. Suatubenda terapung ditempatkan pada saluran beberapa meter di depat titik awal pengukuran. Waktu yang diperlukan untuk melewati titik-titik pengukuran dicatat, dan pengukuran kecepatan ini dilakukan beberapa kali dan kemudian diambil harga rata-ratanya.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

44

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Gambar 3. Pengukuran Luas Penampang

Gambar 4. Pengukuran kecepatan air dengan pelampung Untuk menentukan kecepatan aliran air pada permukaan saluran, panjang saluran percobaan dibagi dengan waktu tempuh rata-rata sepanjang titik pengukuran. Karena kecepatan benda terapung lebih besar dibandingkan dengan kecepatan dalam air, maka diperlukan koreksi pengukuran, yaitu dengan mengalikan dengan faktor konstanta 0,85. Untuk memperoleh laju aliran (debit) maka kecepatan rata-rata yang dikalikan dengan koefisien koreksi dikalikan dengan rata-rata luas penampang bagian saluran.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

45

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

2.

Metoda Current Meter Kecepatan aliran air dalam saluran dapat secara langsung diukur dengan menggunakan current meter dan perkiraan debit dengan pengalian ratarata kecepatan air dengan luas penampang saluran. Current meter adalah suatu alat kecil yang berisi baling-baling (revolver) atau sudu-sudu yang digerakkan oleh pergerakan air. Current meter digantungkan dengan menggunakan kabel untuk pengukuran pada saluran yang dalam atau dipasang pada batang/tangkai pada saluran dangkal. Angka perputaran baling-baling yang tercatat dalam interval waktu digunakan sebagai dasar untuk mencari kecepatan kalibrasi atau grafik instrumen. dengan menggunakan tabel

Gambar 5. Current Meter

Pengukuran dengan Sekat Ukur, Parshall Flume, Pipa Dalam praktek irigasi di lapangan, alat-alat yang paling sering dipakai untuk pengukuran air adalah bendung, Parshal Flume, oripies dan metergate. Dengan menggunakan alat-alat ini, aliran air diukur secara langsung dengan melakukan pembacaan pada skala yangterdapat pada alat atau dengan perhitungan laju debit dari rumus standar. Laju debit aliran juga dapat diperoleh dari tabel standar atau kurva kalibrasi yang disiapkan khusus untuk alat tersebut.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

46

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Pengukuran dengan menggunakan Sekat Ukur Sekat ukur dipakai untuk mengukur aliran pada suatu saluran irigasi atau debit dari suatu sumur atau pengeluaran kanal pada suatu dari sumber. Sekat ukur adalah suatu potongan menyudut (takik)

bentuk regular saluran dimana aliran pada saluran irigasi dilewatkan agar mengalir. Dalam bentuk yang paling sederhana suatu sekat ukur terdiri dari dinding sekat yang terbuat dari beton, kayu atau logam dengan lembar sekat ukur logam yang dipasang. Sekat ukur dapat juga dibangun sebagai bangunan stasioner atau dapat juga bersifat portabel yang dapat dibawa-bawa. Potongan (takik) dapat berbentuk persegi, trapesium atau segi tiga. Dalam bidang pertanian yang paling banyak dipakai adaalah sekat ukur persegi dan 90o - V. Istilah-istilah yang dipakai : Weir pond adalah bagian saluran yang langsung berdekatan dengan sekat ukur. Weir crest adalah dasar mulut pada potongan saluran (ambang). Head adalah kedalaman aliran air di atas weir crest. Sharp crested weir adalah suatu sekat ukur yang mempunyai sisi yang tajam dimana limpahan air mengalir mempunyai kontak permukaan minimum dengan dasar saluran. Rumus dasar perhitungan debit yang melalui sekat ukur adalah : Q = CLHm dimana : Q adalah debit C adalah koefisien, tergantung pada sifat mulut sekat dan kondisi pendekatan L adalah panjang dasar saluran H adalah head (tinggi aliran) pada dasar saluran m adalah pangkat, tergantung pada mulut saluran pada sekat ukur.

Sekat ukur Cypoletti Sekat ukur ini pertama sekali dibuat oleh seorang berkebangsaan Itali yang bernama Cypoletti. Bentuknya adalah trapesium, sehingga dikenal juga dengan sebutan sekat ukut trapesium (trapezoidal weir).

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

47

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Gambar 6. Sekat Ukur Cypoletti Rumus perhitungan debitnya adalah : Q = 0,0186 L*H3/2 dimana : Q adalah debit (liter/detik) L adalah lebar dasar saluran H adalah tinggi air (cm)

Syarat-syarat pemasangan sekat ukur : 1. Sekat ukur harus ditempatkan dibagian hilir (bawah) suatu saluran yang cukup dalam dan lebar, sehingga airnya cukup tenang dengan kecepatan tidak lebih dari 0,5 meter/detik. 2. Garis tengah (as) sekat ukur harus segaris dengan aliran air. 3. Sekat ukur dipasang tegak lurus 4. Dasar bibir bawah (crest) sekat ukur harus datar sehingga air yang melalui sama tingginya. 5. Sudut atas bibir (crest) lurus tajam , sehingga air hanya lewat pada satu titik saja. 6. Tinggi bibir sekat ukur harus tiga kali tinggi air yang lewat , 7. Sisi kanan dan kiri sekat ukur harus dua kali dalam air yang lewat bibir. 8. Untuk pengukuran yang tepat, dalam air mengalir tak boleh lebih dari 1/3 lebar. 9. Tinggi bibir harus cukup, sehingga air dapat terjun dengan bebas 10. Bagian bawah sekat ukur harus diperkuat untuk mencegah kebocoran karena terjunan.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

48

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tabel 3. Hubungan antara tinggi air dalam ambang dan Debit pada masingmasing lebar ambang Tinggi air (H) (cm) 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0 11.5 12.0 12.5 13.0 13.5 14.0 14.5 15.0 25 0.47 0.85 1.32 1.84 2.42 3.04 3.72 4.44 5.20 6.00 6.83 7.71 8.61 9.55 10.52 11.52 12.56 13.62 14.70 16.96 18.13 19.33 20.55 21.80 23.07 24.36 25.67 27.01 28.38 30 0.56 1.03 1.58 2.21 2.90 3.65 4.46 5.33 6.23 7.20 8.20 9.25 10.33 11.46 12.62 13.83 15.06 16.34 17.64 20.63 21.76 23.19 24.66 26.15 27.68 29.22 30.81 32.41 34.05 40 0.74 1.37 2.10 2.94 3.87 4.87 5.95 7.10 8.31 9.60 10.93 12.33 13.97 15.28 16.83 18.44 20.08 21.79 23.52 27.14 29.01 30.92 32.88 34.87 36.90 38.97 41.08 43.22 45.40 50 0.93 1.71 2.63 3.68 4.83 6.09 7.44 8.88 10.39 11.20 13.66 15.41 17.22 19.10 21.04 23.05 25.10 27.23 29.40 33.92 36.27 38.65 41.10 43.59 46.13 48.71 51.35 54.02 56.75 60 1.2 2.05 3.16 4.41 5.80 7.31 8.93 10.65 12.47 14.39 16.40 18.49 20.66 22.92 25.25 27.66 30.13 32.68 35.29 40.71 43.52 46.39 49.32 52.30 55.36 58.45 61.62 64.83 68.10 70 1.30 2.39 5.15 5.15 6.76 8.53 10.42 12.43 14.55 16.79 19.13 21.50 24.11 26.74 29.46 32.27 35.15 38.12 41.17 47.50 50.78 54.12 57.54 61.02 64.58 68.20 71.89 75.63 79.45 80 1.45 2.73 4.21 5.88 7.73 9.74 11.90 14.20 16.63 19.19 21.86 24.66 27.55 30.56 33.46 36.87 40.17 43.57 47.05 54.28 58.03 61.85 65.76 69.74 73.81 77.94 82.16 86.44 90.80 90 1.67 3.08 4.73 6.62 8.70 10.96 13.39 15.98 18.71 21.59 24.60 27.74 31.00 34.38 37.87 41.48 45.19 49.02 52.93 61.07 65.28 69.58 73.98 78.46 83.03 87.68 92.43 97.25 102.15 100 1.86 3.42 5.26 7.35 9.66 12.18 14.88 17.76 20.79 23.99 27.33 30.82 34.39 38.20 42.08 46.09 50.21 54.46 58.81 67.85 72.54 77.31 82.20 87.18 92.26 97.43 102.70 108.05 113.50 Lebar Ambang (cm)

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

49

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

15.5 16.0 16.5 17.0 17.5 18.0 18.5 19.0 19.5

29.76 31.17 32.59 34.04 35.51 37.00 38.51 40.04 41.59

35.71 37.40 39.11 40.85 42.61 44.40 46.21 48.05 49.90

47.61 49.87 52.14 54.47 56.81 59.20 61.61 64.07 66.54

59.51 62.33 65.18 68.08 71.02 74.00 77.02 80.08 83.18

71.42 74.80 78.22 81.70 85.22 88.80 92.42 96.10 99.81

83.32 87.26 91.26 95.32 99.43 103.60 107.83 112.11 116.45

95.23 99.73 104.24 108.93 113.63 118.40 123.23 128.13 113.09

107.13 112.20 117.33 122.55 127.83 133.20 138.63 144.15 149.72

119.03 123.66 130.37 136.17 142.04 148.00 154.04 160.16 166.36

Sekat Ukur 90o -V Sesuai dengan namanya, sekat ukur ini berbentuk segitiga siku-siku sama kaki. Disebut juga dengan sekat ukur Thompson. Sekat ukur ini biasanya dipakai untuk mengukur debit yang kecil dan bervariasi (tidak stabil).

Gambar 7. Sekat Ukur Thompson Rumus sekat ukur Thompson Q = 0,0138H5/2 dimana : Q adalah debit (liter/detik) H adalah tinggi air (cm)

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

50

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tabel 4. Perhitungan debit yang melalui takik 90O-V (liter/detik) Tinggi air Debit di takik (Vnoctch) 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0 11.5 12.0 12.5 0.45 0.60 0.80 1.0 1.2 1.5 1.8 2.2 2.5 2.8 3.4 3.9 4.5 5.1 5.7 6.3 7.1 7.8 13.0 13.5 14.0 14.5 15.0 15.5 16.0 16.5 17.0 17.5 18.0 18.5 19.0 19.5 20.0 20.5 21.0 21.5 8.6 9.5 10.5 11.3 12.3 13.3 14.5 15.6 16.7 18.3 19.4 21.7 22.3 23.5 25.5 27.0 28.3 30.3 22.0 22.5 23.0 23.5 24.0 24.5 25.0 25.5 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0 28.5 29.0 29.5 30.0 31.0 34.0 35.7 38.2 40.0 42.7 44.5 46.7 48.8 51.0 53.8 56.3 58.7 61.5 64.5 66.8 69.4 atas (liter/detik) Tinggi air di Debit atas takik (V-noctch) (liter/detik) Tinggi air di Debit atas takik (V-noctch) (liter/detik)

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

51

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Gambar 8. Parshal Flumme Pembuatan bangunan penampung air Bangunan penampung air adalah bangunan yang dibuat untuk menampung air yang jatuh disuatu daerah dan mengair ke bagian bawah. Untuk membuat suatu bangunan penampung air diperlukan data yang cukup lama, biasanya lebih dari 10 tahun. Berdasarkan data tersebut dihitung volume tampungan yang sehingga ukuran bangunan dapat diketahui. Jika vulume telah diketahui biasanya ukuran bangunan ditambah minimal 25 % lebih besar, sehingga diharapkan dapat menampung kelebihan air jika kondisi iklim berubah. Setelah ukuran bangunan diketahui, dan besarnya ukuran penampung air ditetapkan, maka dilakukan rencana pembuatan bangunan. disesuaikan dengan tata letaknya. Pembuatan bangunan pemasok air didahului dengan pembuatan gambar rencana dan

C. Tugas-tugas 1. Penguasaan konsep Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/ internet tutorial tentang perencanakan drainase, tampungan dan sistem perlakuan. 2. Mengenal Fakta Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar, laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta disajikan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

52

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke perusahaan perkebunan Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpul-kan data dari fakta yang ada secara lengkap 3. Refleksi Peserta diklat menghu-bungkan/ mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan konsep yang telah dikua-sainya dan mengekspresikan baik secara lisan atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara tertulis misalnya melalui laporan atau notula 4. Analisis Peserta diklat diberi tugas untuk memperbaiki perencanakan drainase, tampungan dan sistem perlakuan . Didalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator. 5. Sintesis Peserta diklat diberi tugas untuk mencariinformasi tentang kondisi yang ada ditempat baru. Informasi ini berguna untuk sebagai masukan dalam memperbaiki perencanaan drainase, tampungan dan sistem perlakuan. Peserta diklat juga diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir perencanaan. 6. Aplikasi Peserta diklat mulai melak-sanakan rencana/proposal berdasarkan jadwal yang telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data dari setiap butir kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan. Berdasarkan evaluasi dan pengalaman dalam memperbaiki perencanaan drainase, tampungan dan sistem perlakuan konsep lama berkembang menjadi konsep yang baru.

D. Tes Apa sebabnya dalam pembuatan system saluran drainase bisa terjadi perbedaan antara perencanaan dan pembuatan ?

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

53

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan 1. 2. 3. 4. Resume hubungan antara kondisi geologis/geografis terhadap ketersediaan air Resume faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan lokasi drainase, tampungan dan sistem perlakuan Resume teknik perencanaan bangunan sisem drainase dan pemberian air Perhitungan hidrologis dalam perencanaan sistem drainase

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

54

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu menghitung anggaran modal yang diperlukan untuk membuat suatu desain sistem drainase dan pemberian air pada suatu perkebunan., bila disediakan alat dan bahan yang sesuai (gambar sistem drainase dan pemberian air, alat penghitung (kalkulator))

Sub. Menentukan Anggaran Modal perlakuan

A. Tujuan Antara / Enabling Obyective (EO Mampu merencanakan drainase, tampungan dan system

B. Materi Menentukan Anggaran Modal Untuk pembuatan suatu rencana system drainase harus dilakukan secara matang dan terpadu. Semua hal-hal yang akan dikerjakan didokumentasikan dengan baik. Ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan untuk perencanaan pembuatan system drainase, terutama untuk skala yang besar seperti perkebunan. Beberapa tahapan tersebut adalah : 1. Ijin dari pihak yang berwenang Ijin dari pihak yang berwenang adalah merupakan persyaratan mutlak bagi pembangunan suatu system drainase. Karena pembuatan system drainase era kaitan dengan kondisi lingkungan sekitarnya. 2. Identifikasi jenis-jenis pekerjaan Identifikasi jenis-jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Identifikasi ini sangat penting mengingat pembuatan system drainase dan pemeberian air adalah suatu pekerjaan besar, yang membutuhkan biaya dan tenaga kerja yang besar. Dengan adanya identifikasi ini diharapkan akan dapat membantu bagi semua pihak tentang tahap-tahap pekerjaan yang harus dilakukan. 3. Spesifikasi pekerjaan Berdasarkan identifikasi jenis-jenis pekerjaan akan diperoleh suatu gambaran tentang spesifikasi pekerjaan. Beberapa spesifikasi pekerjaan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

55

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

dalam pembuatan suatu bangunan system drainase, seperti halnya penggalian, pengadaan bahan, pembuatan konstruksi dan sebagainya. Dimana masing-masing jenis pekerjaan tersebut membutuhkan perincian yang matang agar volem pekerjaan dapat dihitung sehingga anggaran biaya yang diperlukan untuk membiaya kegiatan dapat dipenuhi, sesuai dengan tahapan pekerjaan. 4. Pengadaan bahan dan material Bahan dan material untuk pekerjaan pembuatan system drainase haruslah terdiri dari bahan yang baik kualitasnya, mengingat jenis bangunan ini memiliki umur pakai yang lama, maka bahan-bahan yang diperlukan harus cukup baik dari sisi jumlah maupun kualitasnya. 5. Jadwal Pekerjaan Pembuatan jadwal pekerjaan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan dalam pembuatan system drainase dan pemberian air. Beberapa hal yang harus diingat adalah bahwa pekerjaan pembuatan system drainase dan pemebrian air harus dijadwal sedemikian rupa agar tidak terganggu oleh kondisi cuaca, terutama musim penghujan. Musim penghujan dapat amenjadi pengahmabt yang serius dalam pembuatan system drainase dan pemberian air.

Penggalian Saluran Drainase Setelah patok-patok sebagai titik bantu diletakkan dilapangan, maka tahapan selanjutnya ditetapkan. Penggalian saluran dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis atau dengan menggunakan tangan, tergantung dari kondisi lapangan. Ada dua pekerjaan utama yang berkaitan dengan penggalian saluran drainase, yaitu membuka saluran, membersihkan dan mempertahankan agar hasil penggalian tetap utuh tidak runtuh. Untuk saluran terbuka yang lebar, sebaiknya penggalian saluran drainase dilakukan dengan menggunakan alat mesin, seperti buldozer, scraper, dan peralatan lain yang menggunakan mesin-mesin. dalam pembuatan saluran drainase adalah melakukan penggalian sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi kerja yang telah

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

56

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Sedangkan untuk membuat saluran yang kecil dan jenis-jenis pekerjaan untuk merapikan hasil penggalian dapat menggunakan peralatan manual, seperti skop, cangkul, linggis dan lain-lain.

Pengoperasian Peralatan dan Pelaksanaan Pekerjaan Untuk pembuatan saluran drainase biasanya menggunakan berbagai peratalan baik peralatan yang mengunakan mesin untuk menggali tanah ataupun peralatan yang dioperasikan secara manual. Untuk peralatan yang menggunakan mesin, harus dilakukan secara hati-hati, karena akan dapat menyebabkan resiko baik berupa kecelakaan bagi operator, orang lain ataupun bagi tanaman dan lingkungan disekitarnya. Penggunaan peralatan bermesin harus diperasikan oleh orang-yang benar-benar ahli dalam pengoperasian. Namun jika menggunakan peralatan manual seperti cangkul atau sejenisnya, resiko kerusakan bisa diperkecil.

Pemasangan atau instalasi sistem saluran drainase Untuk pemasangan atau instalasi sistem saluran drainase tergantung dari jenis sistem saluran yang direncanakan. Jika menggunakan saluran yang terbuat dari tanah atau beton, maka sistem penyambungan antara saluran yang satu dengan yang lain dapat dengan mudah dilakukan, yaitu dengan meneruskan penggalian sesuai dengan bentuk gambar rencana yang dibuat. Untuk sistem saluran drainase yang dibuat dengan penggunakan pipa, maka setelah dilakukan penggalian saluran untuk penanaman pipa, pipa diletakkan sesuai dengan perencanaan.

Gambar 9 . Penyambungan pipa

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

57

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Perlengkapan penyambung pipa Panjang pipa saluran biasanya terbatas, yaitu 4 atau 6 meter, sehingga untuk bisa memenuhi kepentingan pembuatan saluran diperlukan penyambung (jointer) antara satu pipa dengan pipa lainnya. Masing-masing jenis pipa memiliki spesifikasi tertentu untuk penyambungannya. Ada berbagai jenis alat penyambung pipa (jointer) seperti yang terlihat dalam gambar berikut.

Gambar.10 Berbagai penyambung pipa (jointer) Penyambungan jointer dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dengan menggunakan berbagai cara, tergantung pada jenisnya. Untuk saluran yang terbuat dari pipa besi/baja dan sebagian pipa paralon penyambungan dapat dilakukan dengan menggunakan jointer yang memiliki drat (ulir). Untuk sistem penyambungan yang menggunakan sistem ulir biasanya sebelum dihubungakan antara satu komponen dengan yang lainnya harus dilapisi dengan selotif seperti terlihat dalam gambar berikut. Penggunaan selotif ini dimaksudkan untuk menjaga agar dalam sistem penyambungan tidak bocor.

Gambar 11. Sistem penyambungan dengan menggunakan drat (ulir)

Selain dengan menggunakan ulir, sistem penyambungan dapat juga dilakukan dengan menggunakan sistem perekat (lem). Untuk penyambungan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

58

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

dengan sistem lem maka bagian permukaan pipa yang akan disambungkan dibersihkan terlebih dahulu, kemudian diolesi dengan lem baru disambungkan, seperti terlihat dalam gambar 9 berikut.

Gambar.12 Sistem penyambungan dengan menggunakan perekat (lem)

Pengujian system saluran drainase Bila semua jaringan telah terpasang dengan baik, maka perlu dilakukan pengecekan apakah sistem saluran ini berfungsi dengan baik atau tidak. Jika saluran ini tidak berfungsi, maka diperlukan perbaikan-perbaikan seperlunya.

Analisa Ekonomi Pembangunan Sumber Pasokan Air Pembuatan bangunan pemasok air bagi suatu usaha bidang peternakan terdiri dari beberapa komponen biaya yang dihitung berdasarkan hasi tahap detailed design (rencana detail). Komponen biaya tersebut terdiri dari 1. Biaya konstruksi. Termasuk dalam biaya konstruksi adalah pembuatan sumber penampung air, jaringan atau saluran/pipa pembawa dan saluran/pipa pembuangan. Besarnya biaya harus memperhitungkan tingkat laju inflasi yang terjadi, karena biasanya pembangunan proek ini akan digunakan selama jangka waktu yang panjang. 2. Biaya engineering, termasuk biaya supervisi bila menggunakan konsultan pengawas, biaya survey, biaya perancangan dan lain-lain. 3. Biaya pembebasan tanah jika lahan yang diperlukan diperoleh dari masyarakat atau pemilik tanah lainnya. 4. Biaya pembayaran pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Biaya operasi dan pemeliharaan bangunan pasokan air. Biasanya biaya

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

59

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

ini dihitung berdasarkan biaya tahunan yang diperlukan untuk operasi dan pemeliharaan digunakan. 6. Biaya penggantian yang diperulkan untuk mengganti bagian-bagian proyek yang rusak atau aus selama umur ekonomis. 7. Biaya administrasi proyek yaitu biaya administrasi da pelatihan bagi petugas yang akan ditugaskan untuk mengelola bangunan pasokan air. per unit usaha peternakan. Biaya operasi dan pemeliharaan termasuk biaya upah staf, pekerja dan peralatan yang

Langkah-langkah perhitungan analisa ekonomi Ada beberapa langkah-langkah perhitungan dalam analisa ekonomi proyek pembuatan bangunan pasokan air, yaitu : Perkiraan biaya keseluruhan Konversi harga finansial ke harga ekonomi Pola produksi Proyeksi hasil per unit kandang Benefit cash flow Analisa sensitivitas.

C. Tugas-Tugas 1. Penguasaan konsep Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/ internet tutorial tentang menentukan anggaran modal. 2. Mengenal Fakta Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar, laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta disajikan langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke perusahaan perkebunan Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpul-kan data dari fakta yang ada secara lengkap

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

60

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

3. Refleksi Peserta diklat menghubungkan/ mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan konsep yang telah dikua-sainya dan mengekspresikan baik secara lisan atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara tertulis misalnya melalui laporan atau notula 4. Analisis Peserta diklat diberi tugas untuk memperbaiki penentuan anggaran modal. Didalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator. 5. Sintesis Peserta diklat diberi tugas untuk mencariinformasi tentang kondisi yang ada ditempat baru. Informasi ini berguna untuk sebagai masukan dalam memperbaiki penentuan anggaran modal. Peserta diklat juga diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir perencanaan. 6. Aplikasi Peserta diklat mulai melak-sanakan rencana/proposal berdasarkan jadwal yang telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data dari setiap butir kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan. Berdasarkan evaluasi dan pengalaman dalam penentukan anggaran modal konsep lama berkembang menjadi konsep yang baru.

D. Tes Formatif 1. Apa sebabnya dalam pembuatan system saluran drainase dapat terjadi perbedaan antara perencanaan dan pembuatan ?

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan 1. Resume rancangan perhitungan, spesifikasi dan pedomam menentukan anggaran pembuatan sistem drainase dan pemberian air 2. Resume hasil verifikasi atau pemeriksaan rancangan anggaran 3. Reseme pelaksanaan pekerjaan pembuatan sistem drainase dan pemberian air

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

61

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu mengidentifikasi peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan jaringan irigasi dan drainase, bila disediakan alat dan bahan (form kebutuhan peralatan pembuatan irigasi dan peralatan pembuatan saluran irigasi dan drainasr)

Sub. Menyiapkan Peralatan Pembuatan Jaringan Irigasi dan Drainase

A. Tujuan Antara / Enabling Obyective (EO Mampu menyiapkan peralatan pembuatan jaringan irigasi dan drainase

B. Materi Menyiapkan Peralatan Pembuatan Jaringan Irigasi dan Drainase 1. Teknik Pemberian Air Irigasi Pemberian air irigasi pada suatu lahan Pertanian dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode disesuaikan dengan kondisi tofografi jenis tanah dan jenis atau macam tanaman yang diusahakan. Metode pemberian air irigasi dapat digolongkan menjadi empat yaitu : 1). Irigasi permukaan (irigasi gravitasional) Cara ini masih dapat dibedakan lagi menjadi beberapa cara antara lain: a. Penggenangan Penggenangan bebas (Free method) Penggenangan tepi (Border method) Penggenangan dengan menggunakan galengan penggenangan umumnya dilakukan pada daerah

Cara

persawahan untuk tanaman padi. b. Pemberian air dalam selokan-selokan c. Pemberian air diantara baris tanaman

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

62

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

2). Pemberian air bawah permukaan (sub surface irrigation) Sistem irigasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan meresapkan air kedalam tanah bawah zona perakaran melalui system saluran terbuka ataupun menggunakan pipa porous. Lengas tanah digerakan oleh gaya kapiler menuju zona perakaran dan selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman. 3). Pemberian air dengan cara siraman (Trickle atau Springkler Irrigation) Irigasi cara siraman ini bias any digunakan pada perkebunan terutama pada usaha budidaya tanaman tembakau dan kegiatan pembibitan tanaman perkebunan, seperti pada kegiatan pembibitan kelapa sawit, pembibitan kakao dan pembibitan kopi. Cara ini relative efisien dan dapat diterapkan pada lahan-lahan dengan topografi yang bergelombang. 4). Irigasi Tetesan (Drip Irrigation) Pemberian irigasi cara ini biasanya dilakukan pada kegiatan usaha tani yang dilakukan didalam rumah kaca (green house), cara ini dapat dilakukan dengan system pengkabutan atau dengan tetes yang langsung diberikan melalui media tanam sekitar tanaman.

2. Sumber Air Irigasi Irigasi merupakan kegiatan penyediaan, pengaturan dan pemberian air untuk memenuhi kepentingan Pertanian dengan memanfaatkan air yang bersumber dari air permukaan dan air tanah. Ketersedian air permukaan dan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dipengaruhi oleh curah hujan. Curah hujan merupakan salah satu komponen dari siklus hidrologi, ini dapat dilihat pada gambar 1 siklus hidrologi berikut ini. a. Air Permukaan Sumber air permukaan untuk memenuhi kebutuhan irigasi tanaman dapat diperoleh dari sungai, waduk, danau dan curah hujan. Curah hujan merupakan sumber air utama bagi tersedianya air permukaan. Air hujan yang jatuh sebagian akan terinfiltrasi melalui pori-pori tanah dan sebagian lagi akan membentuk aliran permukaan (surface run off)

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

63

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

yang pada akhirnya akan mengalir pada sungai atau mengisi cekungan-cekungan sebagai tampungan. b. Air tanah Air tanah dapat diartikan segai yang bergerak dalam tanah yang terdapat didalam ruang-ruang antara butir-butir tanah. Secara umum keberadaan aiar tanah dapat dipisahkan dalam dua lapisan yakni : lapisan tidak jenuh air (zone of unsaturation) dan lapisan jenuh air (zone of saturation). Penggunaan air tanah untuk keperluan irigasi tanaman dengan cara penggalian dan penyedotan relative masih terbatas, itupun hanya dilakukan pada beberapa daerah tertentu serta pada saat-saat musim kemarau saja. Mengingat cara ini dianggap masih relative mahal dan membutuhkan investasi yang cukup besar.

3. Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air irigasi perlu dianalisis, ini merupakan salah satu tahapan penting yang diperlukan dalam merancang dan mengelola system irigasi. Agar kebutuhan air irigasi dapat terpenuhi, maka dapat diperkirakan kebutuhan air irigasi perlu memperhatikan berbagai factor yang berpengaruh terhadap kebutuhan dan ketersediaan, seperti : a. Jenis dan sifat tanah b. Macam dan jenis tanaman c. Keadaan iklim d. Keadaan topografi e. Luas areal pertanaman f. Kehilangan air selama pengaliran dan penyaluranya Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh secara normal. Penggunaan air untuk kebutuhan tanaman dapat diprediksi dengan menghitung evapotranspirasi tanaman, yang besarnya dipengaruhi oleh jenis tanaman, umur tanaman dan factor klimologi.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

64

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

4. Jaringan Irigasi Jaringan irigasi asdalah prasarana irigasi yang digunakan untuk mengatur dan menyalurkan mulai dari penyediaaan, pengambilan pembagian, pemberian dan penggunaan. Secara hirarki jaringan atau saluran irigasi dibagi menbjadi yakni saluran utama atau primer, saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kuarter. Berdasarkan kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi dapat dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu : Jaringan irigasi sederhana Jaringan irigasi semi teknis Jaringan irigasi tekhnis

5. Peralatan Pembuatan Jaringan Irigasi dan Drainase Peralatan pembuatan jarringan irigasi dan drainase khusus jaringan terbuka dipengaruhi oleh beberapa factor seperti : luas areal pertanaman (pembibitan), keadaan tofografi lahan, sumber air dan tekstur tanah.Secara umum beberapa peralatan yang diperlukan untuk membuat jaringan irigasi dan drainase khususnya jaringan irigasi a. Meteran (roll meter) Spesifikasi: Panjang 50 m atau lebih Fungsi : Untuk mengukur b. Cangkul Spesifikasi : tajam, tangkai kayu Fungsi : untuk membuat saluran irigasi c. Garpu tanah Spesifikasi : ukuran besar, tangkai dari kayu atau besi Fungsi : untuk menggali saluranirigasi dan drainase d. Alat ukur ketinggian tempat (leveling) Fungsi : untuk menentukan beda tinggi antara dua tempat atau titik. e. Patok Spesifikasi : terbuat dari kayu tau bamboo, Panjang 50 cm Fungsi : untuk memberi tanda atau patas f. Martil/palu da drainase terbuka untuk kegiatan pembibitan tanaman perkebunan antara lain :

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

65

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Spesifikasi : ukuran sedang, tangkai kayu Fungsi : untuk memasang patok

C. Tugas-Tugas 1. Penguasaan konsep Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/ internet tutorial tentang peralatan pembuatan jaringan irigasi dan drainase. 2. Mengenal Fakta Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar, laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta dapat disajikan langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke perusahaan perkebunan Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpul-kan data dari fakta yang ada secara lengkap 3. Refleksi Peserta diklat menghubungkan/mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan konsep yang telah dikuasainya dan mengekspresikan baik secara lisan atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara tertulis misalnya melalui laporan atau notula 4. Analisis Peserta diklat diberi tugas untuk membuat proposal/perencanaan penyiapan media bagi tanaman Di dalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek teknis dan aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator. 5. Sintesis Peserta diklat diberi tugas untuk mencari informasi tentang kondisii yang ada ditempat baru. Informasi ini berguna sebagai masukan dalam mengatasi masalah yang timbul dalam pembuatan jaringan irigasi dan drainase. Peserta diklat juga diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir perencanaan. 6. Aplikasi Peserta diklat mulai melaksanakan rencana/proposal berdasarkan jadwal yang telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data darii setiap butir kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

66

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan. Berdasarkan evaluasi dan pengalaman dalam pembuatan jaringan irigasi dan drainase maka konsep yang lama berkembang menjadi konsep yang baru.

D. Tes 1. Jelaskan tindakan apa yang diperlukan untuk menjaga keselamatan kerja. 2. Peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan saluran irigasi dan drainase?

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan 7. 8. 9. Mendiskripsikan pengertian irigasi dan drainase. Ringkasan tentang peralatan membuat jaringan irigasi dan drainase. Hasil penilaian presentasi. jaringan irigasi dan drainase

10. Laporan praktek mengidentifikasi kebutuhan peralatan pembuatan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

67

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu membuat jaringan irigasi dan drainase untuk kegiatan pembibitan tanaman perkebunan., bila disediakan alat dan bahan yang sesuai (cangkul, garpu tanah, roll meter, patok, disain jaringan irigasi dan drainase, palu).

Sub. Membuat jaringan irigasi dan drainase

A. Tujuan Antara / Enabling Obyective (EO Mampu Membuat jaringan irigasi dan drainase

B. Materi Membuat Jaringan Irigasi dan Drainase Sifat fisik Tanah Beberapa hal sifat fisik tanah yang perlu diperhatikan daklam pembuatan jariangan irigasi dan drainase sebagai berikut : Tektur tanah Struktur tanah Kemiringan/topografi tanah Permeabilitas tanah

C. Tugas-Tugas 1. Penguasaan konsep Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/ internet tutorial tentang membuat jaringan irigasi dan drainase. 2. Mengenal Fakta Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar, laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta dapat disajikan langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke perusahaan perkebunan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

68

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpul-kan data dari fakta yang ada secara lengkap 3. Refleksi Peserta diklat menghubungkan/mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan konsep yang telah dikuasainya dan mengekspresikan baik secara lisan atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara tertulis misalnya melalui laporan atau notula 4. Analisis Peserta diklat diberi tugas untuk membuat proposal/perencanaan penyiapan media bagi tanaman Di dalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek teknis dan aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator. 5. Sintesis Peserta diklat diberi tugas untuk mencari informasi tentang kondisii yang ada ditempat baru. Informasi ini berguna sebagai masukan dalam mengatasi masalah yang timbul dalam membuat jaringan irigasi dan drainase. Peserta diklat juga diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir perencanaan. 6. Aplikasi Peserta diklat mulai melaksanakan rencana/proposal berdasarkan jadwal yang telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data darii setiap butir kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan. Berdasarkan evaluasi dan pengalaman dalam membuat jaringan irigasi dan drainase maka konsep yang lama berkembang menjadi konsep yang baru

D. Tes formatif 1. Jelaskan apa yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan letak saluran? 2. Jelaskan apa yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan panjang saluran?

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

69

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan 1. Gambar atau desain jaringan irigasi dan drainase. 2. Laporan praktik membuat jaringan irigasi dan drainase.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

70

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu menentukan waktu pengairan dengan menggunakan alat deteksi kelembaban., bila diseadikan alat dan bahan yang sesuai (tensiometer. Or tanah, aguades, tisue).

Sub. Merencanakan dan Mengoperasikan Sistem Irigasi

A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu merencanakan dan mengoprasikan sistem irigasi

B. Materi merencanakan dan mengoprasikan sistem irigasi 1. Pengertian mengairi tanaman Pengertian mengairi tanaman adalah memberikan air pada tanaman untuk memenuhi kebutuhannya dan membuang kelebihan air. Jadi dengan cara ini pemberian air dan pembuangan air dapat dikendalikan baik jumlahnya maupun waktunya. Tujuan mengairi tanaman adalah untuk menyakinkan bahwa tanaman mendapatkan jumlah air yang cukup memadai pada zone perakarannya sehingga dapat memberikan produksi yang optimal. Pemberian air dapat memberikan efek tambahan yang positif maupun negatif. Efek tambahan positif dari pemberian air adalah : Air yang bersama nutrisi dapat menyuburkan tanah dan tanaman. Air dapat mengatur suhu. Memperbesar penyediaan air. Mencuci garam-garam yang dapat meracuni tanaman. Jika terlalu banyak ada kemungkinan menutup rongga-rongga tanah sehingga udara tanah tidak ada. Bila tanah digenangi dapat memungkinkan mengangkat garam-garam yang merugikan tanaman ke daerah perakaran tanaman.

Efek tambahan yang negatif dari pemberian air adalah :

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

71

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

2.

Teknik pemberian air Berdasarkan jumlah air, kondisi lahan, kebutuhannya bagi tanaman serta teknologi yang digunakan, maka cara mengairi tanaman dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Mengairi tanaman dengan cara dicebor Mengiri tanaman dengan cara ini maka tanaman disiram dengan menggunakan gayung, air diambil dari sumber air atau biasanya air dialirkan terlebih dahulu ke parit-parit di sekitar tanaman kemudian tanaman disiram satu persatu. Cara ini akan efektif dan efisien karena semua tanaman dapat jatah pemberian air dengan jumlah yang dibutuhkan. Kerugian dari cara ini ialah penggunaan tenaga kerja menjadi lebih banyak terutama bila areal pertanaman sangat luas sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi besar. b. Mengairi tanaman dengan cara dileb Mengairi tanaman dengan cara ini adalah mengairkan air keparit-parit di sekeliling bedengan tanaman beberapa saat sampai bedengan tanaman menjadi lembab/jenuh air kemudian kemudian air dialirkan keluar parit- parit. Keuntungan menggunakan cara ini adalah menghemat tenaga kerja sehingga biaya yang dikeluarkan kecil. Kendala yang meungkin terjadi jika air di tempat pertanaman terbatas, maka cara ini tidak dapat dilakukan sedangkan kerugiannya adalah pemborosan air.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

72

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

c. Mengairi tanaman dengan drip Cara mengairi tanaman dengan drip memerlukan peralatan dan biaya yang besar karena cara ini maka areal pertanaman dikelilingi dengan pipa-pipa distribusi disamping pipa utama, kemudian dari pipa distribusi ini dipasang selang kecil yang pada ujungnya dipasang drip kemudian drip tersebut ditancampak di daerah perakaran tanaman. Biasanya satu drip untuk satu tanaman sehingga dibutuhkan banyak drip pada areal pertanaman. Cara ini akan efektif dilakukan pada budidaya tanaman secara hidroponik karena tanaman menggunakan media dalam pot/polybag. Keuntungan cara ini, pemberian air efisien dan sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman karena dengan cara ini makan air dapat diatur keluarannya (debitnya) dengan mengatur drip yang digunakan. d. Mengairi tanaman dengan cara semprot Mengairi tanaman dengan cara ini adalah tanaman disemprot dengan menggunakan selang yang pada ujungnya dipasang nozzle. Untuk mendorong air kedalam selang digunakan pompa air sehingga air dapat disemprotkan. Keuntungan cara ini adalah praktis tidak memerlukan tenaga kerja yang besar. Sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan biaya tinggi untuk pengadaan peralatan dan air yang digunakan biasanya tidak efektif dan boros karena banyak air yang terbuang. e. Mengairi tanaman dengan springkler Mengairi tanaman dengan cara ini adalah dengan memancarkan air dengan menggunakan springkler yang dipasang di areal pertanaman. Springkler ini dihubungkan dengan selang kemudian air didorong dengan pompa sehingga air dapat memancar di seluruh areal pertanaman. Cara ini akan menghemat tenaga kerja namun memerlukan biaya pengadaan peralatan yang besar seperti pengadaan pipa utama, selang air dan springkler serta pompa air. Untuk menentukan kapan waktu selesai mengairi tanaman apabila tanah sudah mencapai kapasitas lapang dimana kondisi air berada pada ruang pori tanah dan tidak lagi terpengaruh gaya gravitasi sehingga tanah dapat turun ke lapisan tanah yang lebih dalam. Kondisi kapasitas lapang ini adalah kondisi air dalam tanah yang ideal untuk dapat diserap oleh

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

73

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

tanaman. Kondisi ini dapat dicapai yaitu tanah disiram air jenuh kemudian pada esok harinya tanah dalam keadaan lembab , kondisi tanah yang demikian disebut dengan kapasitas lapang. Sedangkan waktu yang tepat mengiri tanaman harus disesuaikan dengan teknis budidaya dan fase pertumbuhan tanaman, jika tanaman baru dipupuk maka janganlah tanaman diairi karena pupuk dapat tercuci dan larut terbawa ke lapisan tanah yang lebih dalam sehingga tidak dapat terjangkau oleh akar tanaman. Pada inisiasi buah dan biji, maka tanaman tidak membutuhkan air sehingga tanaman tidak perlu diairi karena akan mengganggu secara fisiologis pada tanaman tersebut dan mengakibatkan buah dan biji yang dihasilkan tidak optimal pertumbuhanya.

C. Tugas-tugas 1. Penguasaan konsep Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/internet/tutorial tentang perencanaan dan pengoperasian sistem irigasi 2. Mengenal fakta Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar, laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta dapat disajikan langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke petani. Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpulkan data dari fakta yang ada secara lengkap.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

74

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

3. Refleksi Peserta diklat menghubungkan/mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan konsep yang telah dikuasainya dan mengekspresikan baik secara lisan atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara tertulis misalnya melalui laporan atau notula. 4. Analisis Peserta diklat diberi tugas untuk membuat proposal/ perencanaan irigasi suatu tempat. Di dalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek teknis dan aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator 5. Sintesis Peserta diklat diberi tugas untuk mencari informasi tentang kondisi yang ada di tempat baru. Informasi itu berguna sebagai masukan dalam mengatasi masalah yang timbul dalam menetapkan waktu pengairan di tempat baru Siswa juga diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan dari setiap butir perencanaan. 6. Aplikasi Peserta diklat mulai melaksanakan rencana/proposal jadwal yang telah disiapkan Peserta diklat mengumpulkan data dari setiap butir kegiatan yang dilaksanakan Peserta diklat membuat laporan hasil kegiatan Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan Berdasarkan evaluasi dan pengalaman dalam menetapkan waktu pengairan yang baru maka konsep yang lama berkembang menjadi konsep berdasarkan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

75

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

D. Tes formatif 1. 2. Jelaskan cara menentukan waktu pengairan bagi tanaman? Jelaskan alat yang digunakan untuk mendeteksi kelembaban tanah ! Bagaimana prosedur kerjanya ?

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan 1. Resume tentang merencanakan dan mengoperasikan irigasi (dilampiri fotokopi yang diresume) 2. Hasil Penilaian Presentasi 3. Hasil penilaian kinerja menentukan waktu pengairan (sub kompetensi: menentukan waktu pengairan)

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

76

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu mengoprasikan jaringan irigasi dan peralatan pengairan, bila diseadikan alat dan bahan yang sesuai (pompa air, selang air, kran air, dll).

Sub. Mengoprasikan Sistem Irigasi

A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu mengoprasikan sistem irigasi

B. Materi merencanakan dan mengoprasikan sistem irigasi 1. Sistem Irigasi Dirakit Sesuai Prosedur. Jaringan irigasi untuk budidaya tanaman ada dua macam yaitu jaringan berupa parit-parit (jaringan terbuka) dan jaringan pipa (jaringan tertutup). Jaringan irigasi terbuka biasanya dirakit/dibentuk pada saat sebelum sudah terbentuk sejalan dengan program

Jaringan irigasi terbuka pertanaman biasanya

pengolahan tanah pada areal pertanaman sedangkan di luar areal perencanaan jaringan irigasi dari Dinas Pekerjaan Umum, sehingga dikenal adanya saluran jaringan irigasi primer, saluran jaringan irigasi sekunder dan saluran jaringan irigari tersier. Dengan demikian jaringan irigasi di lahan pertanaman dirakit sendiri sesuai dengan cara budidaya yang akan dilakukan. Dimulai dari saluran air masuk , saluran air keluar dan bagaiman sistem budidaya yang akan dilakukan terutama dalah hal cara pemberian air pada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pemberian air di areal pertanaman dikenal dengan : a. Sistem genangan. b. Sistem irigasi bawah permukaan.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

77

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Sistem genangan yang dimaksudkan adalah dalam mengairi tanaman maka seluruh areal pertanaman digenangi dalam waktu tertentu (leb) kemudian air dikeringkan atau digenangi dalam waktu yang lama (sawah) dengan psda waktu-waktu tertentu dikeringkan untuk kegiatan budidaya yang tidak membutuhkan air seperti pada waktu pemupukan, pengisian buah dan biji dan lain-lain. Sedangkan sistem irigasi bawah permukaan maka penggenangan air dilakukan di bawah permukaan pertanaman. Lahan pertanaman dibuat tinggi kemudian di sekitar bedengan dibuat parit-parit yang digunakan untuk penggenangan air sehingga air dapa meresap di bedengan pertanaman yang kemudian diserap oleh akar tanaman. Parit-parit ini dapat juga digunakan sebagai sumber air bila cara pemberian air pada areal pertanaman dengan cara siraman sehingga memudahkan dalam pelaksanaannya. Jaringan irigasi tertutup

Pada jaringan irigasi tertutup biasanya jaringan airnya menggunakan pipa-pipa, sehingga dalam penggunaanya jaringan ini harus dirakit terlebih dahulu yang dimalai dari sumber air, pipa-pipa jaringan primer, pipa-pipa jaringan distribusi dan titik-titik keluaran air dirancang terlebih dahulu serta power untuk menggerakan air apakah menggunakan pompa atau menggunakan gaya gravitasi sebagai powernya. Penggunaan jaringan ini lebih efisien karena kemungkinan kehilangan air sedikit akan tetapi penggunaan jaringan ini memerlukan biaya yang besar sehingga perlu diperhitungkan faktor biaya dalam budidaya yang akan diusahakan. Penggunaan jaringan ini akan besar manfaatnya apabila sumber air di daerah yang akan dilakukan budidaya tanaman sangat terbatas.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

78

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

2. Jaringan Sistem Irigasi Dioperasikan Sesuai Prosedur Dalam mengoperasikan pompa harus diperhatikan prosedurnya sehingga pompa dapat digunakan dalam jangka watu yang lama. Pemasangan pompa harus sesuai prosedur sehingga dalam mulai

dari pemasangan pompa, pengoperasian pompa dan pemeliharaannya

pengoperasionlnya tidak mengalami kendala. Cara pemasangan pompa yang baik adalah sebagai berikut ; a. Pemasangan pompa sebaiknya sedekat mungkin dengan sumber air. b. Sambungkan pipa-pipa secara cermat, jangan sampai ada yang bocor. c. Gunakan strainer di ujung pipa hisap. d. Tempatkan pompa di tempat yang rata, jika dipasang di tempat terbuka lindungi popa tersebut agar tidak kehujanan. e. Pada waktu pemasangan pompa sebaiknya diberi dudukan yang tinggi agar tidak mudah terendam air bila ada air yang menggenang di sekitar pompa. f. Jarak antara strainer/saringan dengan dasar sumber air sekitar 50 cm. Prosedur pengoperasian pompa adalah sebagai berikut ; a. Buka tutup air pemancing dan isi tangki air pemancing sampai penuh. b. Tutup kembali lubang air pemancing dengan hati-hati jangan sampai bocor. c. Hubungkan kabel listrik pada stop kontak 220 volt dan motor pompa akan bekerja

3. Peralatan Pengairan Dipelihara Sesuai Prosedur Penggunaan peralatan pengairan harus sesuai prosedur karena bila tidak akan mengakibatkan kerusakan pada peralatan tersebut. Prosedur

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

79

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

penggunaan peralatan pengairan biasanya tertera pada manual peralatan seperti penggunaan pompa air, kran air. Untuk tertibnya penggunaan peralatan, maka perlu dibuat kartu penggunaan dan perawatan peralatan, dengan demikian akan diketahui kapan waktu digunakan dan perawatan yang telah dilakukan. Kartu ini sekaligus sebagai cek penggunaan, perawatan dan perbaikan peralatan sehingga dapat diketahui umur ekonomi penggunaan peralatan dan rencana pengadaan peralatan diwaktu mendatang.

C. Tugas-tugas 1. Penguasaan konsep Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/internet/tutorial tentang mengopreasikan jaringan sistem irigasi dan peralatannya. 2. Mengenal fakta Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar, laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta dapat disajikan langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke petani. Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpulkan data dari fakta yang ada secara lengkap. 3. Refleksi Peserta diklat menghubungkan/mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan konsep yang telah dikuasainya dan mengekspresikan baik secara lisan atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara tertulis misalnya melalui laporan atau notula. 4. Analisis Peserta diklat diberi tugas untuk membuat proposal/ perencanaan mengecek persiapan alat di suatu tempat. Di dalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek teknis dan aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator 5. Sintesis Peserta diklat diberi tugas untuk mencari informasi tentang kondisii yang ada di tempat baru. Informasi itu berguna sebagai masukan dalam mengatasi masalah yang timbul dalam mengecek peralatan sistem irigasi di tempat baru.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

80

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Siswa juga diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan darii setiap butir perencanaan. 6. Aplikasi Peserta diklat mulai melaksanakan rencana/proposal berdasarkan jadwal yang telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data dari setiap butir kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan. Berdasarkan evaluasi dan pengalaman dalam mengecek persiapan peralatan dan mengoprasikan jaringan irigasi maka konsep yang lama berkembang menjadi konsep yang baru

D. Tes 1. Sebutkan jenis-jenis alat irigasi dan masing-masing fungsinya? 2. jelaskan cara pengoprasian pompa air?

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan 1. Gambar alat alat pengairan dengan catatan fungsinya 2. Hasil Penilaian Presentasi mengenai jenis dan fungsi alat pengairan 3. Laporan praktik

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

81

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objectivi (TPO) setelah mempelajari kompetensi ini diharapkan peserta diklat mampu menghitung kebutuhan air bagi tanaman, bila diseadikan alat dan bahan yang sesuai (data dan informasi).

Sub. Memantau/Memonitor Kecukupan Kebutuhan Air

A. Tujuan Antara / Enabling Objective (EO) Peserta mampu Memantau/Memonitor Kecukupan Kebutuhan Air

B. Materi Memantau/Memonitor Kecukupan Kebutuhan Air 1. Kebutuhan air tanaman dideskripsikan dengan mempertimbangkan evaporasi dan transpirasi. Dalam pertumbuhannya tanaman dipengaruhi oleh evaporasi dan evapotranspirasi yang berada di sekeliling tanaman sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksinya. Yang dimasud dengan evaporasi adalah proses keluarnya/menguapnya uap air yang ada di dalam tanah ke udara bebas dan transpirasi adalah proses hilangnya uap air dari dalam tanaman ke udara bebas. Sedangkan evapotranspirasi adalah proses hilangna uap air baik dari dalam tanah maupun dari tanaman ke udara bebas. Proses ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca yang ada di udara bebas. Faktor-faktor cuaca yang pempengaruhina adalah radiasi matahari, suhu, kelembaban dan factor angin. Dengan meningkatnya faktor radiasi matahari maka makin meningkat pula evaporasi dan evapotranspirasi sehingga tanaman akan banak kehilangan air dari dalam tubuhnya. Suhu yang tinggi akan meningkatkan evaporasi dan evapotranspirasi demikian juga dengan pengaruh kelembaban udara semakin kering udara di sekitar tanaman maka evapotranspirasi akan semakin meningkat. Pengaruh angin berperan jika angin yang bergerak

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

82

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

akan membawa uap air di sekitar tanaman sehingga udara di sekitar tanaman menjadi kering dan evapotranspirasi menjadi tinggi. Oleh karena itu dalam menghitung kebutuhan air bagi tanaman disamping mempertimbangkan berapa jumlah air yang diperlukan tanaman juga mempertimbangkan pengaruh evaporasi dan evapotranspirasi yang terjadi di areal pertanaman sehingga pemberian air dapat optimal yang diberikan pada tanaman.

2.

Frekuensi pengairan dianalisis berdasarkan kebutuhan tanaman dan evapotranspirasi Frekwensi pengairan harus mempertimbangkan evapotranspirasi yang terjadi di sekitar areal pertanaman sehingga pemberian air bagi tanaman akan mencapai optimal. Oleh karena evapotranspirasi dipengaruhi radiasi matahari, suhu, kelembaban dan angin, maka faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam bentuk cuaca harian di sekitar pertanaman sehingga dikenal radiasi matahari harian, suhu harian dan keadaan angin harian dan pengaruhnya terhadap evapotranspirasi sehingga dapat dihitung besarnya evapotranspirasi yang terjadi, dengan demikian dapat ditambahkan dengan besarnya kebutuhan air yang harus diberikan pada tanaman. Mengingat pentingnya peranan air bagi tanaman, maka masalah air menjadi prioritas utama jika akan dilakukan budidaya tanaman, karena telah diketahui bahwa kelebihan dan kukurangan air bagi tanaman akan berakibat buruk pada pertumbuhan dan produksi tanaman tersebut. Oleh karena itu waktu pemberian pengairan ditentukan melalui pengamatan langsung di lapangan , yaitu melalui pengamatan berdasarkan ciri fisik tanaman, tanah, kondisi iklim dan penggunaan alat deteksi kelembaban. a. Waktu pengairan berdasarkan ciri fisik tanaman Tanaman yang mengalami kelebihan air di daerah perakarannya, maka pada umumnya tanaman-tanaman tersebut akan mengalami akan mengalami kendala pada pertumbuhan dan produksinya. Hal ini terjadi karena pada tanah yang jenuh air atau bahkan kondisi yang tergenang menyebabkan akar tidak dapat bernafas karena tidak

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

83

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

tersedianya udara dalam tanah sehingga tanaman akan terganggu kelangsungan hidupnya yang pada akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman tersebut. Pada tanaman yang mengalami kekurangan air, mula-mula ditandai dengan layu sementara dimana pada kondisi tersebut tanaman akan terlihat layu pada siang hari namun pada waktu pagi keesokan harinya akan terlihat segar kembali. Selanjutnya apabila tanaman tidak diberi air baik yang berasal dari air hujan maupun air irigasi, tanaman akan mengalami layu permanen dimana tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun pagi hari. Kondisi ini tidak dapat diperbaiki/ diatasi meskipun tanaman diberi air. Akibat selanjutnya tanaman akan mengering dimulai dari pucuk dan tepi daun kemudian daun akan mengering seluruhnya dan akhirnya tanaman tersebut mati.

b. Berdasarkan sifat fisik tanah Air yang berada di dalam tanah akan menentukan kondisi tanah. Bentuk-bentuk air di dalam tanah sebgai berikut : Air Gravitasi Air gravitasi menempati sebgian besar pori-pori tanah, namun akan bergerak ke bawah karena pengaruh gaya gravitasi. Air gravitasi ini menunjukkan bahwa kondisi tanah dalam keadaan tergenang air. Kapasitas Lapang Kondisi dimana kemampuan tanah untuk menahan air setelah tidak lagi dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pada keadaan ini kondisi air dalam keadaaan lembab yang merupakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman. Titik Layu Permanen Kondisi air dalam tanah pada saat tanaman mengalami layu permanen karena tanaman tidak mampu mengambil air dari dalam tanah. Keadaan yang demikian ditunjukkan pada tanah yang kering akibat musim kemarau yang berkepanjangan sehingga tanaman-tanaman menjadi kering.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

84

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Air Higroskopis Kondisi dimana air sudah tidak dapat digunakan oleh tanaman, sehingga pada tanah tersebut ditandai dengan tidak adanya vegetasi di daerah tersebut seperti daerah gurun pasir yang kering.

c. Berdasarkan kondisi iklim Iklim yang berperan pada keberadaan air di dalam tanah adalah curah hujan dan radiasi matahari. Berdasarkan curah hujan yang jatuh maka dikenal musim penghujan dan musim kemarau dimana pada musim kemarau hujan yang turun sedikit sedangkan musim penghujan maka hujan yang jatuh banyak sehingga daerah tersebut menjadi basah. Yang menjadi prioritas utama adalah pada musim kemarau dimana air menjadi terbatas sehingga harus segera diputuskan kapan pemberian air diberikan. Radiasi matahari berakibat langsung terhadap suhu udara. Akibat yang ditimbulkan pada tanah dan tanaman adalah evapotranspirasi. Semakin besar evapotranspirasi maka kehilangan air dalan tanah dan tanaman semakin besar pula sehingga diperlukan pemberian air pada tanaman.

d. Penggunaan alat deteksi kelembaban Air yang tersedia bagi tanaman berada pada antara kapasitas lapang dengan titik layu permanen atau air berada pada air kapiler dimana air berada pada pori-pori tanah. Untuk mendeteksi kelembaban air dalam tanah dilakukan dengan menggunakan alat deteksi kelembaban tanah yaitu tensiometer. Tensiometer ini terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yaitu : a) Keramik berpori pada ujung tensiometer b) Pengukur tegangan/tekanan c) Tabung yang berisi aquadest yang dihubungkan bagian a dan b Cara menggunakan alat tensiometer adalah dengan memasukan ujung tensiometer ke dalam tanah yang akan diukur kelembabannya

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

85

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

dengan terlebih dahulu tanah dibor dengan bor tanah agar pada saat memasukan ujung tensiometer, alat tersebut tidak rusak. Pada tanah yang mengalami kekeringan, air dalam tabung akan turun melalui keramik berpori. Karena air dalam tabung keluar, maka terdapat ruang hampa pada tabung sehingga alat pengukur akan membacanya. Pemasangan tensiometer pada diagonal lahan yang akan diukur kelembabannya sehingga akan diperoleh gambaran kadar air pada lahan tersebut. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk menentukan langkah selanjutnya tindakan apa yag perlu dilakukan setelah mengetahui gambaran kandungan air secara keseluruhan. Idealnya tensiometer dipasang pada areal pertanaman selama budidaya tanaman berlangsung agar dapat mendeteksi kelembaban tanah setiap saat dan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan air irigasi dan tindakan draenase. Pembacaan skala pada pengukur tegangan/tekanan air yang terdapat pada alat tersebut menunjukkan kadar air dalam tanah dengan kondisi sebagai berikut : 0 - 10 centibar, tanah jenuh air, tidak cukup udara dan perkembangan akar terganggu. 10 25 centibar, kondisi ideal untuk tanaman 25 35 centibar, harus diperhatikan terutama pada tanah pasir dan mulai diairi 35 40 centibar, harus diperhatikan untuk mengairi (tanah berat) > 40 centibar, tanaman akan layu

C. Tugas-tugas 1. Penguasaan konsep Peserta mencari informasi melalui studi pustaka/internet/tutorial tentang memantau/memonitor kecukupan kebutuhan air. 2. Mengenal fakta Peserta diklat diberi fakta berupa kasus-kasus baik dari berita, gambar, laporan, dokumen atau benda/kegiatan sebenarnya. Fakta dapat disajikan langsung oleh fasilitator atau melalui kunjungan ke petani.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

86

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Peserta diklat diminta untuk mengobservasi, mengumpulkan data dari fakta yang ada secara lengkap. 3. Refleksi Peserta diklat menghubungkan/mengkritisi fakta-fakta yang ada dengan konsep yang telah dikuasainya dan mengekspresikan baik secara lisan atau tertulis. Secara lisan misalnya melalui diskusi atau seminar, secara tertulis misalnya melalui laporan atau notula. 4. Analisis Peserta diklat diberi tugas untuk membuat proposal/ perencanaan mengecek persiapan alat di suatu tempat. Di dalam proposal tersebut sudah menyangkut aspek teknis dan aspek finansial. Perencanaan tersebut harus disetujui oleh fasilitator 5. Sintesis Peserta diklat diberi tugas untuk mencari informasi tentang kondisii yang ada di tempat baru. Informasi itu berguna sebagai masukan dalam mengatasi masalah yang timbul dalam mengecek peralatan sistem irigasi di tempat baru. Siswa juga diberi tugas untuk membuat jadwal pelaksanaan darii setiap butir perencanaan. 6. Aplikasi Peserta diklat mulai melaksanakan rencana/proposal berdasarkan jadwal yang telah disiapkan. Peserta diklat mengumpulkan data dari setiap butir kegiatan yang dilaksanakan. Peserta diklat membuat laporan hasil kegiatan. Peserta diklat membuat evaluasi terhadap hasil kegiatan. Berdasarkan evaluasi dan pengalaman dalam mengecek persiapan peralatan dan mengoprasikan jaringan irigasi maka konsep yang lama berkembang menjadi konsep yang baru

D. Tes 1. Jelaskan hal-hal yang berperan dalam mempengaruhi kebutuhan air bagi tanaman 2. Jelaskan cara menentukan frekwesi pemberian air bagi tanaman! 3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi!

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

87

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

E. Daftar evidence of learning yang harus dikumpulkan 1. 2. 3. Resume tentang deskripsi kebutuhan air bagi tanaman (dilampiri fotokopi yang diresume) Hasil penilaian tentang deskripsi kebutuhan air bagi tanaman. Hasil penilaian analisis frekuensi pengairan berdasarkan kebutuhan tanaman

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

88

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

BAB III. PENILAIAN A. Penilaian Penilaian sebagai proses pengakuan terhadap kompetensi peserta diklat dilakukan pada setiap sub kompetensi dan unit kompetensi. Metode penilaian dikembangkamn dengan memperhatikan aspek/domain yang ada pada setiap kriteria kinerja (KUK), agar penilaian mampu mengukur dan menilai kompetensi peserta diklat sesuai tuntutan kompetensi. Bentuk tes dikembangkan sesuai dengan karakter materi 1. Penilaian aspek kognitif dapat dikembangkan beberapa bentuk tes/non tes seperti: pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian tertutup (jawaban singkat), uraian terbuka, lisan, atau wawancara. 2. Penilaian aspek motorik menggunakan lembar observasi performasi. 3. Penilaian sikap menggunakan fish bean analisis. 4. Penilaian terhadap benda kerja hasil praktik menggunakan lembar observasi mengacu pada kriteria standar yang ditetapkan.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

89

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

B. Lembar observasi performansi Sub No 1 Kompetensi/ Kriteria Kinerja Menentukan persyaratan perencanaan Mengidentifikasi dan menganalisis potensi sumber daya Air diperkirakan tersedia dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk tanaman atau situasi pada saat air dibutuhkan air, oleh perusahaan Pemindahan kembali, dan sistem pengisian kembali untuk atau tidak pengumpulan penggunaan Kriteria Keberhasilan Ya Hasil Tidak

direncanakan Proses pengumpulan air

perlindungan sumberdaya alam penyimpanan

menurunkan kualitas air untuk perusahaan atau lingkungan Perhitungan-perhitungan keputusan didokumentasikan persyaratan konstruksi perusahaan ditetapkan dan atas dan untuk perencanaan

kebutuhan spesifikasi pekerjaan membuat ketersediaan air sesuai bagi perusahaan Merancang dan menggambar sistem drainase Area lingkungan dan lokal, yang tempat nasional peka dan dan diidentifikasi menurut undang-undang diidentifikasi dilindungi

permasalahan penurunan lahan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

90

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Menetapkan pemompaan sistem tenaga Sub Hasil Kriteria Keberhasilan Pompa dipilih yang efisien untuk menyalurkan air dari penampungan air bila diperlukan, dengan aliran dan tekanan diperlukan untuk menjalankan sistem distribusi pada spesifikasi perencanaan. Kombinasi motor efisien, pompa dapat diandalkan, berfungsi dapat dipergunakan dan fleksibel untuk tujuan pengairan Keperluan energi ditentukan dan letak jalur listrik ditentukan dan diperiksa dengan pihak yang berwenang setempat Hubungan antara modal dan biaya operasiona;l dioptrimalkan termasuk perbandingan sumber energi Struktur, katup asesories dan indikator untuk kerja dipilih dan dipadukan ke dalam fungsi sistem yang dapat dimonitor dan dipelihara atau dirawat menurut petunjuk perusahaan Ya Tidak dan

No

Kompetensi/ Kriteria Kinerja Mengidentifikasi dan pengoperasian peralatan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

91

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Sub No Kompetensi/ Kriteria Kinerja Perhitungan dan keputusan perencanaan didokumentasikan menurut petunjuk perusahaan Spesifikasi konstruksi menetapkan pekerjaan yang diharuskan untuk pompa yang sesuai dan sistem tenaganya tersedia bagi perusahaan Spesifikasi bentuk penyedaiaan tenaga diperiksa oleh ahli tenaga (ketenagaan 3 Merencanakan sistem distribusi Mengidentifikasi dan pengoperasian peralatan Survey detail topografi diadakan atau sebuah peta yang teliti diperoleh gambaran luas, tata letak penanaman, pembatasan fisik dan kontur dengan jarak yang sesuai/pantas, diperoleh Survey tanah secara detail diadakan pada jarak yang cocok dan pemetaan menunjukkan perbedaan pada ketersediaan air. Kriteria Keberhasilan Ya

Hasil Tidak

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

92

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Sub No Kompetensi/ Kriteria Kinerja Cadangan air ditentukan berkenaan dengan evapotranpirasi tanaman, karakteristik kelembaban tanah dan praktik budidaya Sistem distribusi dievaluasi dan direncanakan dengan mematuhi lingkup variable utama Pipa, katup, perabot diukur menurut spesifikasi system perencanaan juga modal biaya diimbangi dengan biaya operasi. Aliran, ketinggian air dan tekanan dihitung dan didokumentasikan hingga toleransi dapat diterima supaya unjuk kerja optimum Aliran, ketinggian air dan tekanan dapat dicapai oleh pompa dan dengan efisiensi yang optimum menurun standard perusahaan Mekanisme untuk pengendalian dan pengaturan tekanan dimasukkan dan katup isolasi air langsung ke area dengan perbedaan jadwal irigasi Kriteria Keberhasilan Ya

Hasil Tidak

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

93

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Sub No Kompetensi/ Kriteria Kinerja Sistem saluran dan bangunan pembantu dirancang menurut rekomendasi industri dan kecepatan saluran aliran dihitungmenurut standard perusahaan Perbandingan tipe tanah dan air, kemampuan erosi dan kesesuaian tanah pengisi untuk konstruksi dipilih menuru standard perusahaan Perencanaan konstruksi, persyatratan penetapan spesifikasi pekerjaan mencapai persyaratan standard yang seragam dan efisien penggunaan air menuru standard industri 4 Merencanakan drainase, tampungan dan sistem perlakuan Membuat rencana Daerah geologi dan gegrafis diteliti/ sistem drainase, diamati untuk memperkirakan dan ketersediaan tampungan dan irigasi tampungan Kriteria Keberhasilan Ya

Hasil Tidak

sistem perlakuan

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

94

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Sub No Kompetensi/ Kriteria Kinerja . Penelitian lokasi menentukan kedlaman tanah liat/ lempung, kedalaman air air tanah, struktur dan kandungan garam tanah air atau kerusakan oleh bahan kimia dan perhitungan-perhitungan dan pem-biayaan-pembiayaan menentukan biaya yang sangat efektif untuk system tam-pungan Perkiraan pencucican fraksi dan pengaruh-pengaruh garam didokumen-tasikan, perbaikan dan rencana pengelolaan drainase dikembangkan. Saluran dan bangunannya mampu menyalurkan sejumlah air dan intensitasnya menurut standard perusahaan Kerusakan pada sumber air diperkecil menurut standard perusahaan Perhitungan hidrologi memprediksikan volume dan rata-rata aliran permukaan menurut standard perusahaan Kriteria Keberhasilan Ya

Hasil Tidak

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

95

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Sub No 5 Kompetensi/ Kriteria Kinerja Menentukan anggaran modal Membuat anggaran sistem biaya drainase Rancangan perhitungan dan keputusan didokumentasikan dan informasi yang relevan dikomunikasikan dengan jelas melalui rencana-rencana, spesifikasi dan pedoman-pedoman manual. Hasil rancanganan diperiksa oleh perencana yang kompeten terhadap tujuan perusahaan Persyaratan bahan/ material ditentukan dan didokumen-tasikan dari rencana-rencana dan perincianperinciannya Persyaratan pekerjaan diperkirakan berdasarkan dokumen jadwal kerja Pembiayaan kelengkapan pada setiap komponen berdasarkan informasi dari penyedia atau analis unsur invidua Kriteria Keberhasilan Ya

Hasil Tidak

dan pemberian air

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

96

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

No 6

Sub Kompetensi/ Kriteria Kinerja Menyiapkan peralatan pembuatan jaringan irigasi dan drainase Menyiapkan peralatan irigasi dan drainase jenis sesuai kebutuhkan dan jumlah dengan jaringan peralatan disiapkan

Kriteria Keberhasilan

Hasil Ya Tidak

Jenis dan jumlah peralatan tersedia sesuai kebutuhan sampai bersih dan dikeringkan

pembuatan jaringan Peralatan pengolahan tanah dicuci

Membuat

irigasi dan drainase Melaksanakan irigasi dan drainase Letak saluran pemberian air Melaksanakan irigasi dan drainase Dengan mempertimbangkan letak sumber air Dengan pertimbangan kondisi lahan. Panjang saluran disesuaikan dengan Disesuaikan dengan kondisi laan pengukuran jaringan karakteristik komoditas. pembuatan jaringan ditentukan menurut perintah fasilitator

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

97

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

No

Sub Kompetensi/ Kriteria Kinerja

Kriteria Keberhasilan Disesuaikan dengan karakteristik komoditas

Hasil Ya Tidak

Merencanakan dan mengoperasikan sistem irigasi Menyusun perencanaan pengairan Menentukan komponen pemasangan irigasi Mengidentifikasi komponen sistem irigsi dan penanganannya Memahami jenis, fungsi dan pemasangan sistem irigasi

Mengoperasian sistem irigasi Melakukan pengairan Menggunakan sistem irigasi Mengoprasikan sistem irigsi sesuai dengan prosedur pelaksanaannya Memelihara jaringan sistem irigasi sesuai dengan prosedur

10

Memantau/memonit or kecukupan Mengamati adanya gejala kekurangan/kelebihan air dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Sub Kompetensi/ Kriteria Kinerja Mengukur kebutuhan air Hasil Ya Tidak kebutuhan air Menentukan kebutuhan air

No

Kriteria Keberhasilan Melakukan pengecekan terhadap sumber-sunber air dan ketersediaannya dalam pemenuhan kebutuhan tanaman

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

98

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

BAB IV. PENUTUP

Setelah

peserta

diklat

menyelesaikan

semua

kompetensi

dasar

dan

dinyatakanberkompeten oleh fasilitator, selanjutnya peserta diklat akan dilakukan sertifikasi kompetensi. Proses sertifikasi akan melalui uji kompetensi yang dilakukan oleh eskternal evaluator, dalam hal P$TK akan menyediakan assessor dari industri yang relevan untuk melakukan proses sertifikasi. Peserta yang dinyatakan berhasil akan diberikan sertifikat industri yang melakukan uji kompetensi sesuai dengan jumlah kompetensi yang dinyatakan berkompeten. Peserta diklat yang sudah dinyatakan berhasil dalam membuat irigasi dan sistem drainase, selanjutnya dapat melanjutkan ke modul/kompetensi ...............

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

99

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

DAFTAR PUSTAKA

,1977. Pedoman Bercocok Tanam Padi, Palawija dan Sayuran. Departemen Pertanian. Badan Pengendali Bimas. Jakarta. , 1980. Pembukaan Lahan dan Pengolahan Tanah. Leppanas. Jakarta. ,1986. Petunjuk Perencanaan Irigasi. Direktorat Jenderal Pengairan. Departemen Pekerjaan Umum. CV. Galang Persada. Bandung. Anonim, 1986. Standar Perencanaan irigasi. Penerbit Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Anonim, (1990). Pedoman dan Kriteria Desain Jaringan Irigasi Kecil. Penerbit Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia Anonim, 2000. Dasar Perhitungan Pendahuluan Teknik Sumberdaya Air. Penerbit Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta. Anonim,2000. Prinsip Dasar Analisis Kebutuhan Air dan Ketyersediaan Air Irigasi.Grup Sumberdaya Air Laboratorium Hidraulika Jurusan Teknil Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Anonim. 2003. Diktat Kuliah Drainasi. Penerbit Fakultas Teknik UGM Yogyakarta. Anonim, 2005. Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Peternakan (Ruminansia). Departemen Pendidikan Nasional. Cuenca, Richard H., 1989. Irrigation System Design, An Engineering Approach. Prentice Hall Englewood Cliffs New Jersey, USA. Hudson, N. W., 1975. Field Engineering for Agricultural Development. Penerbit Clarendon Press Oxford, United Kingdom. Hansen Vaughn.E dkk. 1992. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi. Penerbit PT.Erlangga.Jakarta

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

100

Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase

Jumin, Hasan Basri, Ir. 1991. Dasar-dasar Agromi. Penerbit PT Rajawali Press Jakarta. Kartasapoetra,A.G.Ir, dan Sutedjo Mul Mulyani, Ir 1994. Teknologi Pengairan Pertanian.Irigasi.Penerbit Bumi Aksara. Jakarta Pribadyo Sostroatmojo Hardinal, Sribudi Utomo, Eko Wibowo, Eddy Hermanto, (2000). Analisa Kualitas Air Sungai Code . Fakultas Teknik Sipil UGM. . Schwab, Glenn, O.; Delmar D. Fangmeier; W. J. Elliot; and R.K. Frevert, 1993. Soil and Water Conservation Engineering. Soekarno, Indratmo, Dr.Ir.MSc.1996. Hubungan Tanah-air-Tanaman. Jurusan Rekayasa Pertambangan. Institut Teknologi Bandung.

VEDCA-Bidang Keahlian Perkebunan

101

You might also like