You are on page 1of 20

PRESENTASI KASUS F20.

0 SKIZOFRENIA PARANOID

Oleh : Adisyari Puri Handini 1102008007

Pembimbing : dr. Ayesha Devina, Sp.KJ

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa RS JIWA dr.Soeharto Heerdjan Jakarta. FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI Periode 28 Oktober 30 November 2013

STATUS PSIKIATRI
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran YARSI RS JIWA dr.Soeharto Heerdjan - Jakarta
Periode 28 Oktober 30 November 2013

Nama NPM Pembimbing

: Adisyari Puri Handini : 110.2008.007 : dr. Ayesha Devina, Sp.KJ (

Tanda Tangan

Nomor Rekam Medis Nama Pasien Nama Dokter yang merawat Masuk RS pada tanggal Rujukan/datang sendiri/keluraga Riwayat perawatan

: xxxxxx : Tn. YA : dr. Ayesha Devina, Sp.KJ : 27 Oktober 2013 : Diantar oleh kakak kandung (Tn. A) : 1) 24 Desember 4 Januari 2010 di Ruang Nuri RSJSH 2) 16 Mei 23 Mei 2011 di Ruang Nuri RSJSH 3) 15 Mei 28 Mei 2012 di Ruang Nuri RSJSH

===================================================================== IDENTITAS PASIEN ==================================================================== Nama Tempat & tanggal lahir Jenis kelamin Suku bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Status Perkawinan Alamat : Tn. YA : Aceh, 19 Juli 1985 (28 tahun) : Laki-laki : Aceh : Islam : SMA : Swasta : Menikah : Jati Padang, Kecamatan Ps.Minggu, Jakarta Selatan.

RIWAYAT PSIKIATRIK ==================================================================== Autoanamnesis : Jumat, 1 November 2013, Jam 16.00 WIB, di dalam Rg. Nuri RSJSH. Sabtu, 2 November 2013, Jam 10.00 WIB, di dalam Rg. Nuri RSJSH. Jumat, 8 November 2013, Jam 16.00 WIB, di dalam Rg. Nuri RSJSH. Senin, 11 November 2013, Jam 16.00 WIB, di dalam Rg. Nuri RSJSH. Alloanamnesis (Kakak kandung pasien) : Sabtu, 9 November 2013, Jam 19.00 WIB, via telepon.

A. Keluhan Utama : Pasien datang diantar oleh kakak kandungnya ke Instalasi Gawat Darurat RSJ Dr.Soeharto Heerdjan karena membuka baju sampai dengan telanjang dan berjalan keluar rumah 4 jam SMRS.

B. Riwayat Gangguan Sekarang : Pasien laki-laki berusia 28 tahun, diantar oleh kakak kandung nya ke IGD RSJ. Soeharto Heerdjan pada tanggal 27 Oktober 2013 pukul 20.00, dengan keluhan pasien membuka baju nya sampai dengan telanjang dan berjalan keluar rumah pada sore hari 4 jam SMRS. Pasien mengatakan ia membuka bajunya dikarenakan mendengar suara bisikan-bisikan yang memerintahkan dirinya untuk membuka baju. Menurut kakak kandung pasien, keluhan sudah muncul sejak 5 hari SMRS, seperti berbicara kacau, gelisah, marah-marah, perilaku agresif, namun tidak sampai berjalan telanjang keluar rumah dan mengganggu tetangga sekitar. Kakak pasien mengatakan pasien telah dibawa rawat jalan ke poliklinik RSJSH 2 hari SMRS dan diberikan obat Remital (olanzapine) namun keluhan masih ada. Saat diwawancara pasien mengatakan dirinya ngaco sejak 4 tahun yang lalu, pasien menyebutkan tahun 2009, 2010, 2011, 2012 hingga saat ini 2013, dan mengatakan bahwa dirinya tidak nyambung dengan yang lain, namun tidak tahu mengapa dirinya seperti itu. Pasien sering mendengar bisikan-bisikan yang selalu menyuruhnya untuk memukul, terutama memukul istri nya yang sedang hamil namun ia belum pernah sampai melakukannya. Bisikan

itu didengar pasien bersuara laki-laki dan terkadang perempuan, pasien meyakini akan suara yang didengarnya itu. Pasien juga mengeluh sulit tidur dikarenakan bisikan-bisikan itu. Selain itu pasien mengeluhkan bahwa dirinya tidak diperhatikan oleh keluarganya, bahkan keluarga dan tetangganya sering menghina dirinya dan membicarakan hal negatif tentang dirinya. Menurut pasien, istri nya juga kurang memahami dirinya karena sering melarang pasien ketika hendak bepergian bersama teman-temannya dan menyuruh pasien untuk langsung pulang ketika selesai bekerja. Setelah ditanyakan kepada kakak kandung pasien, kakak kandung pasien menyangkal bahwa keluarga nya tidak memperhatikan pasien atau menghina pasien, karena menurut kakak kandung nya ia dan keluarga lain selalu mengantarkan pasien untuk berobat dan memperhatikannya.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat gangguan psikiatrik Pasien pernah dirawat sebelumnya, yaitu pada saat pertama kali dikeluhkan keluhan seperti perilaku aneh, berbicara kacau, gelisah, sulit tidur dan mendengar bisikan pada tanggal 24 Desember 2009 dirawat di Ruang Nuri RSJSH sampai dengan 4 Januari 2010 karena pasien sudah ada perbaikan, sampai dengan tanggal 16 Mei 2011 pasien kembali masuk Ruang Nuri dengan keluhan yang sama, pasien pulang atas permintaan keluarga pasien pada tanggal 23 Mei 2011, kemudian tanggal 15 mei 2012 pasien kembali dirawat di Ruang Nuri RSJSH karena putus obat dan terdapat keluhan yang sama sampai dengan tanggal 28 Mei 2012 pasien kembali pulang atas permintaan keluarga. Sejak itu pasien terkadang sering kontrol dengan ditemani keluarga nya ke poliklinik RSJSH. Pada tanggal 26 Januari 2013 pasien diantar kakak nya datang ke IGD RSJSH dikarenakan putus obat dan gelisah semenjak pulang kampung ke Aceh seminggu yang lalu. Terakhir pasien dirawat di RSJSH pada saat ini yakni 27 Oktober 2013.

2. Riwayat gangguan medik Pasien dan keluarga menyangkal adanya riwayat sakit yang serius atau riwayat kesehatan fisik lainnya. Riwayat penyakit keturunan didapatkan gangguan psikiatri pada ibu pasien

Hipertensi (-) Diabetes Melitus (-) Trauma kepala (-) Kecelakaan (-) Kejang (-) Operasi sebelumnya (-)

3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif Rokok (+) Alkohol (-) Obat-obatan terlarang (-)

D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal : Kakak kandung pasien mengatakan bahwa kondisi ibu saat mengandung pasien dalam keadaan baik. Selama masa kehamilan dan persalinan tidak terdapat kelainan. Pasien lahir cukup bulan, dilahirkan secara normal per vaginam dibantu paraji. Tidak terdapat trauma lahir, kelainan fisik, ataupun cacat bawaan.

2. Riwayat Perkembangan Fisik : Selama perkembangannya pasien tidak pernah sakit yang berat, kecelakaan (-), kejang (-) dan operasi (-). Kakak kandung pasien mengatakan, bahwa pasien tumbuh dan berkembang dengan baik dan normal seperti orang orang yang lainnya.

3. Riwayat perkembangan kepribadian

a) Masa kanak-kanak : Data perkembangan psikomotor, psikososial, kognitif, dan moral menurut kakak kandung pasien normal, pasien memiliki cukup banyak teman disekitar rumahnya. b) Masa remaja : Pasien mengatakan bahwa pada masa remajanya, tidak ada masalah. Pasien dapat melewati masa remajanya dengan baik, dan sering berkumpul dengan temantemannya. Saat pasien berusia 19 tahun terjadi tsunami Aceh yang mengakibatkan

ayah pasien meninggal dunia, dikatakan oleh kakak pasien bahwa pasien cenderung pendiam namun masih dapat bersosialisasi dengan teman-temannya. c) Masa dewasa : Pasien mengatakan, bahwa pasien tidak mengalami masalah dalam berinteraksi dengan orang lain, dan juga lingkungan sekitar. Pasien dapat melakukan aktivitas dan bekerja. Sejak tahun 2006 pasien mulai tinggal di Jakarta, dikatakan oleh kakak pasien bahwa pasien masih pendiam namun tidak ada gangguan dalam bersosialisasi. Sejak tahun 2009 pasien mulai lebih pendiam dan menyendiri.

4. Riwayat Pendidikan : SD : Pasien tidak ingat dimana ia bersekolah ketika sekolah dasar, kakak kandung pasien mengatakan pasien bersekolah di SDN Gunung Rotan, Aceh. Prestasi pasien dikatakan cukup baik, selalu naik kelas, Pasien memiliki hubungan yang baik dengan teman dan juga guru. Kakak kandung pasien juga mengatakan hal yang sama. SMP : Kakak kandung pasien mengatakan bahwa pasien melanjutkan sekolah ke SMP II Labuan, Aceh. Menurut kakak kandung pasien, selama bersekolah pasien tidak ada masalah akademik. Pasien memiliki nilai yang cukup baik, selalu naik kelas, memiliki hubungan yang baik dengan guru juga teman teman di sekolahnya. SMA : Selanjutnya pasien meneruskan sekolah ke STM Meulaboh, Aceh (pasien ingat nama sekolah tersebut) dengan prestasi yang cukup baik, dan lulus. Tidak ada masalah akademis, ataupun sosial selama pasien sekolah. Pasien tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena masalah biaya.

5. Riwayat Pekerjaan : Setelah pasien lulus SMA pasien tidak langsung bekerja dikarenakan masih mengurus ibunya yang sedang sakit dan ketika itu pasca tsunami aceh, pasien bekerja ketika pasien diajak tinggal bersama kakak kandungnya di Jakarta pada tahun 2006. Pasien mengatakan ia mengambil-ambil barang dalam pekerjaannya, ketika ditanyakan ke kakak kandung

pasien, dikatakan bahwa pasien bekerja sebagai pengantar barang berupa alat tulis kantor di toko dekat rumahnya, pekerjaan ini didapatkan dari ajakan kakak kandung pasien. Sampai dengan pasien dibawa ke IGD RSJSH pasien masih bekerja aktif ditempat tersebut.

6. Kehidupan Beragama : Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama Islam. Pasien mengatakan dahulu ia rajin beribadah, dan mengatakan shalat wajib sebanyak 5 kali. Kakak kandung pasien juga mengatakan hal yang sama yakni pasien termasuk orang yang rajin beribadah. Pada saat wawancara dengan pasien, pasien membawa-bawa sarung, ketika ditanyakan apakah pasien hendak shalat pasien mengatakan nanti saja.

7. Kehidupan Perkawinan/Psikoseksual : Pasien mengataan dirinya sudah menikah dengan istrinya yakni Ny. NH yang berusia 20 tahun sejak Januari 2013 namun pasien tidak ingat tanggal nya. Selama pernikahan pasien mengatakan akur dengan istri nya walau terkadang bertengkar dikarenakan istri nya dinilai terlalu menekannya, tidak memperbolehkan pasien bepergian keluar dengan teman-teman pasien, dimana hal itu membuat pasien tertekan. Pasien mengenal istri nya dari lingkungan kerja. Saat ini istri pasien sedang mengandung anak pertama dengan usia kehamilan kurang lebih 3 bulan. Sebelum menikah pasien mengatakan memiliki 2 orang teman wanita. Setelah ditanyakan kembali pada kakak kandung pasien, ia membenarkan bahwa pasien memiliki seorang istri yang sedang hamil 3 bulan, dan terlihat seperti masih kekanak-kanakan sehingga terlalu protektif terhadap pasien. Kakak kandung pasien tidak membawa serta istri pasien ke RSJSH ataupun untuk menjenguk pasien karena khawatir dengan kehamilannya, dan istri pasien juga tidak terlalu meminta untuk menjenguk pasien.

8. Riwayat Pelanggaran hukum : Selama hidupnya, pasien tidak pernah berurusan, dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.

E. Riwayat Keluarga : Pasien merupakan anak ke 3 dari 6 bersaudara, dari pasangan Tn. Z dan Ny.A

Genogram

Keterangan : Pernikahan : Meninggal

: Keturunan : Tinggal Serumah

F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang Sebelum masuk rumah sakit, pasien tinggal bersama istri nya di rumah kontrakan. Pendapatan perbulan pasien tidak menentu karena pasien mendapatkan upah dari pekerjaannya hanya ketika ia dipanggil untuk mengantarkan barang ke perusahaan atau kantor tertentu, namun pasien dapat membeli kebutuhan sehari-hari untuknya dan istri nya secara sederhana terkadang biaya kontrakannya terlambat dibayarkan. Hubungan pasien dengan tetangga, kadang tidak rukun karena pasien merasa tetangga nya membicarakannya, dan dengan keluarga besar, pasien juga merasa tidak diperhatikan. Namun kakak kandung pasien mengatakan kadang ia memberikan uang kepada pasien jika dibutuhkan, dan menyangkal bahwa keluarga besar tidak memperhatikan pasien.

===================================================================== STATUS MENTAL ==================================================================== A. Deskripsi Umum 1. Kesadaran Kesadaran Neurologis / sensorium Kesadaran Psikologis 2. Penampilan Pasien, laki-laki berusia 28 tahun, berpenampilan fisik sesuai usia, bentuk tubuh normal cenderung gemuk, kulit kuning langsat, rambut pendek, berwarna hitam. Pasien tampak sedikit bingung. Saat wawancara, pasien mengenakan baju rumah sakit kaos berwarna merah tua, dengan celana pendek selutut. Pasien mengenakan alas kaki (sandal). Pasien berjalan biasa sambil bernyanyi. Pasien bersikap kooperatif dan sopan. Kebersihan dan perawatan diri pasien cukup baik. 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor Sebelum wawancara : Pasien berada di dekat gerbang ruang nuri, menyambut setiap orang yang hendak masuk, dan mempersilahkan masuk sambil memanggil petugas untuk membukakan : Compos mentis : Terganggu

gerbangnya. Selama wawancara : Selama wawancara, sikap pasien tampak bingung, namun kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan jawabannya cukup mudah dipahami.

Terkadang ditengah-tengah wawancara pasien meminta izin untuk mengambil minum, dan kemudian berjalan-jalan mengelilingi teras ruang nuri. Sesudah wawancara Pasien terlihat tenang, dan menanyakan kapan dirinya akan diwawancara kembali. 4. Sikap terhadap pemeriksa Kooperatif 5. Pembicaraan : Cara berbicara Gangguan berbicara : spontan, lancar, volume suara kencang : artikulasi jelas

B. Alam Perasaan 1. Suasana perasaan (mood) 2. Afek ekspresi afektif a. Arus b. Stabilisasi c. Kedalaman d. Skala diferensiasi e. Keserasian f. Pengendalian impuls g. Ekspresi h. Dramatisasi i. Empati : Eutim : Appropriate affect : terputus-putus : Stabil : normal : normal : Serasi : Cukup : ada : Tidak ada : dapat dirasakan

C. Gangguan Persepsi Halusinasi

Halusinasi auditorik

: ada (pasien mendengar suara yang menyuruhnya

membuka baju, memukul, suara tersebut kadang merupakan suara perempuan terkadang laki-laki) Halusinasi visual Olfaktorik Taktil Gustatorik Ilusi Depersonalisasi Derealisasi : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada

D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual) 1. Taraf pendidikan 2. Pengetahuan umum 3. Kecerdasan 4. Konsentrasi dan perhatian 5. Orientasi a. Waktu b. Tempat c. Orang d. Situasi 6. Daya ingat : a. Tingkat : Jangka panjang Jangka pendek Segera : baik. Pasien ingat nama SMA nya. : baik. (pasien ingat dokter muda yang mewawancarainya kemarin) : baik. (pasien ingat dapat menyebutkan urutan aktivitas dari pagi) : baik : baik : data tidak didapatkan. : baik. (pasien dapat membedakan siang dan malam.) : baik. (pasien sadar pasien sekarang berada di RSJ.) : baik. (pasien sadar sedang diwawancara oleh dokter muda.) : baik. (pasien mengetahui situasi sekitar, saat sedang wawancara.) : SMA : baik : baik (sesuai dengan tingkat pendidikannya) : cukup

7. Pikiran abstraktif 8. Visuospasial 9. Bakat kreatif

10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik

E. Proses Pikir 1. Arus pikir : Produktifitas Kontinuitas : cukup : asosiasi longgar

Hendaya bahasa : tidak ada

2. Isi pikir : Preokupasi Waham Waham bizzare Waham kejar Waham kebesaran Waham rujukan : tidak ada : tidak ada : tidak ada : ada (pasien merasa dirinya dibicarakan dan dihina : tidak ada

oleh tetangga dan keluarga besarnya) Waham kendali : ada

(pasien merasa ada bisikan yang menyuruh nya untuk telanjang dan memukul) Obsesi Fobia : tidak ada : tidak ada

Gagasan rujukan : tidak ada Gagasan pengaruh : tidak ada

F. Pengendalian Impuls Baik, selama wawancara pasien bersikap tenang dan tidak menunjukkan gejala yang agresif. G. Daya Nilai 1. Daya nilai sosial 2. Uji daya nilai : baik : baik

3. Daya nilai reabilitas : kurang

H. Tilikan Derajat IV : Mengakui bahwa dirinya sakit namun tidak mengetahui penyebabnya.

I. Reliabilitas Dapat di percaya (sebagian besar yang diucapkannya ketika dikonfirmasi kepada keluarga sesuai) ===================================================================== PEMERIKSAAN FISIK ====================================================================

A. Status Internus 1. Keadaan umum 2. Kesadaran 3. Tensi 4. Nadi 5. Suhu badan 6. Frekuensi pernapasan 7. Bentuk tubuh 8. Sistem kardiovaskular 9. Sistem respiratorius 10. Sistem gastro-intestinal 11. Sistem musculo-sceletal 12. Sistem urogenital : Baik : Compos Mentis : 120/70 mmHg : 80x/menit : 36,5C : 20x/menit : Normal : BJ1-2 reguler, murmur - , gallop : Suara napas Vesikuler, Ronki -/- , Wheezing -/: BU +, Nyeri tekan (-) : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan

B. Status Neurologikus 1. Saraf kranial 2. Gejala rangsang meningeal 3. Mata 4. Pupil 5. Opthalmoscopy : tidak ada kelainan : tidak dilakukan : Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/: Isokor : tidak dilakukan

6. Motorik 7. Sensibilitas 8. Sistem saraf vegetatif 9. Fungsi luhur 10. Gangguan khusus

: lengan 5+/5+, tungkai 5+/5+ : +/+ : tidak dilakukan : tidak dilakukan : tidak ada

===================================================================== PEMERIKSAAN PENUNJANG ====================================================================

Data Hasil pemeriksaan penunjang tanggal 29 Oktober 2013 Hemoglobin Eritrosit Leukosit LED : 15,6 g/dl : 5.4 juta/mm : 9400 mm3 : 6 mm/1jam
3

GDS SGOT SGPT Gamma GT Alkali Fos. Ureum Kreatinin Uric Acid

: 90 mg/dl : 27 U/L : 53 U/L : 40 U/L : 83 U/L : 17 mg/dl : 0.8 : 8.3

Hitung Jenis Basofil Eosinofil Batang Segmen Limfosit Monosit Trombosit Hematokrit : 0% : 2% : 3% : 61% : 31% : 3% : 296.000 U/L : 46 g%

Urine Warna Kejernihan PH BJ Urobilin : Kuning : Keruh : 5.5 : 1010 :+

Urobilinogen : Normal Kristal : Asam Urat (+)

Pemeriksaan Rontgen Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal. Pemeriksaan yang di anjurkan dari keluhan fisik pasien : -

===================================================================== IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA ==================================================================== Pasien laki-laki berusia 28 tahun, masih bekerja, pendidikan terakhir SMA. Bicara tenang. Mood pasien eutim. Appropriate effect, arus terputus-putus. Proses pikir terdapat asosiasi longgar. Isi pikir adanya waham rujukan dan waham kendali. Gangguan persepsi adanya halusinasi audiorik. Tilikan derajat IV dimana pasien mengetahui dirinya sakit namun tidak mengetahui sebabnya. Terdapat faktor genetik yakni dari ibu kandung pasien. Pemeriksaan fisik status internus, neurologis dan juga hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal.

===================================================================== FORMULASI DIAGNOSTIK PASIEN ====================================================================


AKSIS I

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini:

i.

Termasuk gangguan jiwa karena adanya hendaya dan disfungsi disertai gejala kejiwaan berupa : Halusinasi auditorik Waham rujukan Waham kendali

ii.

Gangguan ini sebagai Gangguan Mental Non Organik (GMNO) karena tidak adanya: Gangguan kesadaran

Gangguan defisit kognitif Faktor organik spesifik iii. GMNO ini termasuk psikosis karena di temukan gejala psikosis berupa: Adanya halusinasi : Halusinasi auditorik

Adanya waham : Waham Rujukan Waham Kendali

Menurut PPDGJ III, GMNO psikosis ini termasuk skizofrenia karena memenuhi kriteria skizofrenia seperti: Minimal 1 gejala khas dari kelompok 1 yang jelas atau 2 gejala yang kurang jelas : Arus pikir terputus, inkoherensi, gejala negatif seprti respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, mengakibatkan penarikana diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, dan bukan disebabkan karena depresi. Onset lebih dari satu bulan Tidak disebabkan oleh penyakit otak dan atau intoksikasi atau putus zat Skizofrenia ini termasuk skizofrenia paranoid karena memenuhi kriteria diagnostik sebagai berikut: Memenuhi kriteria skizofrenia Adanya halusinasi auditorik Adanya waham rujukan dan waham kendali
AKSIS II

Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental

Tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental.


AKSIS III

Kondisi Medis Umum

Dari anamnesa, hasil pemeriksa fisik, neurologi dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan, tidak ditemukan, sehingga aksis III tidak ada diagnosis.

AKSIS IV

Problem Psikososial dan Lingkungan

Ditemukan adanya masalah ekonomi, psikososial dan lingkungan.

AKSIS V

Penilaian Fungsi secara Global

Global Assessment of Function (GAF) Scale HLPY : 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Current : 61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

===================================================================== EVALUASI MULTIAKSIAL

AKSIS I AKSIS II AKSIS III AKSIS IV AKSIS V

: F.20.0 Skizofrenia Paranoid : Tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental : Tidak ada diagnosis : Ada masalah dengan ekonomi dan hubungan sosial. : HLPY : 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Current : 61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

===================================================================== DAFTAR PROBLEM ====================================================================

Organobiologik Psikologi / psikiatrik Sosial / keluarga

: Riwayat genetik (ibu pasien) : Halusinasi audiotorik, waham rujukan, waham kendali : Hendaya dalam fungsi sosial

===================================================================== PROGNOSIS ==================================================================== a. Faktor yang memperberat Onset pada usia muda Faktor keturunan (ibu pasien) Riwayat sosial ekonomi kurang Perokok Hubungan sosial kurang

b. Faktor yang memperingan : Dukungan dari keluarga Keinginan pasien untuk sembuh

Prognosis ad vitam Prognosis ad sanationam Prognosis ad fungsionam

: dubia ad bonam : dubia : dubia ad bonam

===================================================================== TERAPI ====================================================================

Terapi Farmakologis

Risperidon 2 x 2 mg/hari Triheksilphenidil (THP) 2 x 2 mg/hari Clobazam 2 x 10 mg

Intervensi Psikososial Terapi ini diberikan kepada pasien apabila kondisi pasien tenang dan cukup kooperatif untuk berkomunikasi. Antara bentuk terapi yang dijalankan adalah seperti berikut:
a.

Psikoterapi suportif Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya. Memotivasi pasien agar selalu berpikir positif Memotivasi pasien untuk berobat teratur

b.

Psikoterapi edukatif Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang dideritanya, gejala-gejala, dampak, pengobatan, komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian hari. Memberitahu pasien untuk melawan bisikan-bisikan yang ia dengar dengan cara menutup telinga. Menasihati pasien supaya lebih banyak mendekati lingkungan sekitar salah satu nya tetangga.

Kepada keluarga, dilakukan edukasi terhadap Keluarga Edukasi kepada keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga dan pentingnya rutinitas minum obat dalam proses kesembuhan pasien.

Sosioterapi Melibatkan pasien dalam berbagai aktivitas di RSJSH, seperti kegiatan rehabilitasi dengan melatih keterampilan pasien, selain itu untuk memotivasi pasien agar mudah bergaul dengan pasien lain dan diikut sertakan dalam kegiatan rohani.

You might also like