You are on page 1of 0

KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM TIFOID RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT SRI PAMELA PTPN 3 TEBING TINGGI


TAHUN 2004-2008



SKRIPSI



OLEH :




SISKA ISHALIANI HASIBUAN
NIM. 051000159


`

















FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM TIFOID RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT SRI PAMELA PTPN 3 TEBING TINGGI
TAHUN 2004-2008



SKRIPSI





Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat





OLEH :




SISKA ISHALIANI HASIBUAN
NIM. 051000159


`





FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM TIFOID RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT SRI PAMELA PTPN 3 TEBING TINGGI
TAHUN 2004-2008

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :


SISKA ISHALIANI HASIBUAN
NIM. 051000159


Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada tanggal 16 Juni 2009 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I



drh. Rasmaliah, M.Kes drh. Hiswani, M.Kes
NIP. 390009523 NIP. 132084988


Penguji II Penguji III


dr. Achsan Harahap, MPH Drs. Jemadi,M.Kes
NIP. 130318031 NIP. 131996168

Medan, Juli 2009
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dekan,


dr. Ria Masniari Lubis, M.Si
NIP. 131124053
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
ABSTRACT
Typhoid fever is one of the communicable diseases linkage both personal
hygiene and environmental sanitation that is bad. Based on World Health
Organization (WHO) report on 2003, there are 17 million typhoid fever cases with
Case Fatality Rate (CFR) 3,5%. On 2005, there is 3,15% typhoid fever sufferer
hospitalized in Indonesian hospital. On 2007, there is 8,5% typhoid fever sufferer
hospitalized in North Sumatera hospital. Typhoid fever sufferer proportion
hospitalized in Sri Pamela PTPN 3 Hospital Tebing Tinggi on 2008 is 1,6%.
This is descriptive research with case series design that is aimed to know the
characteristic of typhoid fever sufferer who are being hospitalized in Sri Pamela
PTPN 3 Hospital Tebing Tinggi on 2004-2008. The population in this research are
546 sufferer data which number of sample are 231 data taken by simple random
sampling. For analyzing, it is used chi-square test and t-test.
The highest sociodemography proportion are aged 12-30 years old 47,2%,
male 61%, Javanese 67,5%, Moslem 87,4%, students/collager 41,1%, unmarried
61,5%, and residing outside of Tebing Tinggi city 88,7%. The highest proportion of
typhoid fever sufferer with 100% fever symptom, without complication 94,8%,
pneumonia complication type 75%, average length of stay 5,44 days and discharged
with outpatient treatment/clinical recovery 97,8%.
There is dfference on average length of stay typhoid fever sufferer based on
complication (p =0,000) which sufferer with complication cured longer than sufferer
without complication. There is no difference on the typhoid fever sufferer
complication based on condition by the time they were discharged from the hospital
(p =1,000).
Suggested to typhoid fever sufferer who have been recovered to have
bacteriologic test once a month, and to keep personal hygiene and environmental
sanitation.




Keyword : Typhoid fever sufferer, characteristic, Sri Pamela PTPN 3 Hospital
Tebing Tinggi











Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
ABSTRAK
Demam tifoid merupakan salah satu penyakit menular yang berkaitan dengan
higiene perorangan dan sanitasi lingkungan yang buruk. Berdasarkan laporan
World Health Organization (WHO) tahun 2003, terdapat 17 juta kasus demam tifoid
dengan Case Fatality Rate (CFR) 3,5%. Pada tahun 2005 terdapat 3,15% penderita
demam tifoid rawat inap di rumah sakit di Indonesia. Pada tahun 2007 terdapat
8,5% penderita demam tifoid rawat inap di rumah sakit di Sumatera Utara. Proporsi
penderita demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
pada tahun 2008 yaitu 1,6%.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series yang bertujuan
untuk mengetahui karakteristik penderita demam tifoid yang dirawat inap di Rumah
Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008. Populasi penelitian ini
adalah 546 data penderita dengan besar sampel 231 data yang diambil secara simple
random sampling. Analisis statistik menggunakan uji chi-square dan uji t.
Proporsi sosiodemografi tertinggi : kelompok umur 12-30 tahun 47,2%, laki-
laki 61%, suku Jawa 67,5%, agama Islam 87,4%, pelajar/mahasiswa 41,1%, status
belum kawin 61,5% dan berasal dari luar Kota Tebing Tinggi 88,7%. Proporsi
penderita demam tifoid tertinggi dengan gejala demam 100%, tanpa komplikasi
94,8%, jenis komplikasi pneumonia 75%, dengan lama rawatan rata-rata 5,44 hari
dan pulang dengan berobat jalan/sembuh klinis 97,8%.
Ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita demam tifoid berdasarkan
komplikasi (p=0,000) dimana penderita dengan komplikasi lebih lama dirawat dari
pada penderita tanpa komplikasi. Tidak ada perbedaan komplikasi penderita demam
tifoid berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=1,000).
Dianjurkan kepada penderita demam tifoid yang telah sembuh untuk
melakukan pemeriksaan bakteriologis sebulan sekali dan menjaga higiene
perorangan dan sanitasi lingkungan.


Kata kunci : Penderita Demam tifoid, karakteristik, Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3
Tebing Tinggi













Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP



Nama : Siska Ishaliani Hasibuan
Tempat/Tanggal Lahir : Dolok Merawan/20 Juni 1987
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Jumlah Saudara : 3 (tiga) Bersaudara
Alamat Rumah : Jln. Perintis Kemerdekaan No.98 Dolok Merawan
Serdang Bedagai
Riwayat Pendidikan : 1. 1993-1999 : SD Negeri No.102124 Dolok
Merawan Serdang Bedagai
2. 1999-2002 : SLTP YPAK PTPN 3 Gunung Para
3. 2002-2005 : SMA Negeri 1 Tebing Tinggi
4. 2005-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara (FKM USU)















Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
KATA PENGANTAR


Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit
Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan pada program studi Strata1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan moril
maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis
dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu dr. Rusmalawaty selaku dosen Pembimbing Akademik penulis di FKM-
USU
3. Bapak Prof. dr. Sorimuda Sarumpaet, MPH selaku Ketua Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes dan Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Bapak dr. Achsan Harahap, MPH dan Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku
dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk
penyempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh dosen pengajar dan pegawai staf akademik Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu
dan bantuan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
7. Direktur Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian serta pegawai rekam
medis yang turut membantu dalam pengumpulan data.
8. Teristimewa dan tersayang Ayahanda Ishak Hasibuan dan Ibunda Susilawati,
terima kasih atas segala pengorbanan dan kasih sayangnya yang begitu
berharga kepada penulis.
9. Kakanda Irfan Husni Hasibuan dan Astin Isyuanita Hasibuan,SSi, terima
kasih atas doa yang telah diberikan.
10. Para sahabatku (Ade, Rahmi, Shintya, Uswah, Yuni dan Yuli) dan kakanda
alumni terima kasih atas persahabatan, doa, bantuan dan semangatnya kepada
penulis.
11. Saudara-saudari di FKM terima kasih atas kebersamaan dan dukungan kepada
penulis.
12. Teman-teman peminatan Epidemiologi FKM-USU Yunni, Melinda, Ayu,
Dewi, Arin, Vina, Nina, Nita, Essy, Ica, Rani, Tati, Wawan dan yang lainnya,
terima kasih atas doa, bantuan, semangat dan kebersamaannya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.


Medan, Juni 2009
Penulis


SISKA ISHALIANI HASIBUAN






Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
DAFTAR ISI


Halaman Pengesahan .......................................................................................... i
Abstract ................................................................................................................ ii
Abstrak ................................................................................................................. iii
Kata Pengantar ................................................................................................... iv
Daftar Isi .............................................................................................................. vi
Daftar Tabel ......................................................................................................... ix
Daftar Gambar .................................................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................ 4
1.3.2. Tujuan Khusus ....................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6
2.1. Definisi Demam Tifoid..................................................................... 6
2.2. Etiologi ............................................................................................. 6
2.3. Patogenesis ....................................................................................... 8
2.4. Epidemiologi Demam Tifoid ............................................................ 9
2.4.1. Distribusi dan Frekuensi ......................................................... 9
2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi .......................................... 10
2.5. Sumber Penularan............................................................................. 12
2.6. Gejala Klinis ..................................................................................... 13
2.7. Diagnosis........................................................................................... 14
2.8 Komplikasi ........................................................................................ 19
2.8.1. Komplikasi Intestinal .............................................................. 19
2.8.2. Komplikasi Ekstraintestinal .................................................... 19
2.9. Pencegahan ....................................................................................... 20
2.9.1. Pencegahan Primer.................................................................. 20
2.9.2. Pencegahan Sekunder.............................................................. 21
2.9.3. Pencegahan Tersier ................................................................. 22

BAB 3 KERANGKA KONSEP ........................................................................ 23
3.1. Kerangka Konsep.............................................................................. 23
3.2. Definisi Operasional ......................................................................... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN....................................................................... 27
4.1. Jenis Penelitian.................................................................................. 27
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 27
4.2.1. Lokasi Penelitian..................................................................... 27
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
4.2.2. Waktu Penelitian..................................................................... 27
4.3. Populasi dan Sampel ......................................................................... 27
4.3.1. Populasi ................................................................................... . 27
4.3.2. Sampel..................................................................................... . 27
4.4. Metode Pengumpulan Data .............................................................. . 29
4.5. Analisis Data..................................................................................... . 29

BAB 5 HASIL PENELITIAN............................................................................ 30
5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit ........................................................ 30
5.2. Sosiodemografi Penderita Demam Tifoid ........................................ 32
5.3. Gejala Klinis...................................................................................... 34
5.4. Komplikasi......................................................................................... 35
5.5. Lama Rawatan Rata-rata..................................................................... 36
5.6. Keadaan Sewaktu Pulang.................................................................... 37
5.7. Analisis Statistik................................................................................. 37
5.7.1. Umur Berdasarkan Komplikasi................................................. 37
5.7.2. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Komplikasi................. 38
5.7.3. Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang................. 39

BAB 6 PEMBAHASAN....................................................................................... 40
6.1. Sosiodemografi Penderita Demam Tifoid.......................................... 40
6.1.1. Umur......................................................................................... 40
6.1.2. Jenis Kelamin............................................................................ 41
6.1.3. Suku ......................................................................................... 42
6.1.4. Agama....................................................................................... 43
6.1.5. Pekerjaan................................................................................... 44
6.1.6. Status Perkawinan..................................................................... 46
6.1.7. Tempat Tinggal......................................................................... 47
6.2. Gejala Klinis Penderita Demam Tifoid............................................... 48
6.3. Komplikasi Penderita Demam Tifoid................................................. 49
6.4. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Demam Tifoid............................ 50
6.5. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Demam Tifoid........................... 51
6.6. Analisis Statistik.................................................................................. 52
6.6.1. Umur Berdasarkan Komplikasi................................................. 52
6.6.2. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Komplikasi................. 53
6.6.3. Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang................. 54

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 56
7.1. Kesimpulan.......................................................................................... 56
7.2. Saran.................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1 RANDOM NUMBER
LAMPIRAN 2 SPIN DIAL DIRECTION
LAMPIRAN 3 MASTER DATA
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.


LAMPIRAN 4 OUTPUT MASTER DATA
LAMPIRAN 5 LEBIH DARI SATU GEJALA KLINIS
LAMPIRAN 6 SURAT PENELITIAN DARI FKM
LAMPIRAN 7 SURAT SELESAI PENELITIAN DARI RUMAH SAKIT







































Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan
Sosiodemografi di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008 .................................................................................... 32

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan
Gejala Klinis di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008 .................................................................................... 34

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan
Komplikasi di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008 ............................................................................................... 35

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan
Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008 .................................................................................... 35

Tabel 5.5. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008 ...... 36

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing
Tinggi Tahun 2004-2008 ........................................................................ 37

Tabel 5.7. Proporsi Umur Berdasarkan Komplikasi Penderita Demam Tifoid
Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008 ............................................................................................... 37

Tabel 5.8. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi Penderita Demam
Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008 .................................................................................... 38

Tabel 5.9. Proporsi Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela
PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008 .............................................. 39

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Lebih dari Satu Gejala Klinis Penderita Demam
Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008





Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Bakteri Salmonella typhi ........................................................... 7

Gambar 6.1. Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Umur di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008 ...... 40

Gambar 6.2. Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Jenis
Kelamin di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008 ............................................................................................... 41

Gambar 6.3. Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Suku di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008 ...... 42

Gambar 6.4. Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Agama di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008 ...... 43

Gambar 6.5. Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan
di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008.. 44

Gambar 6.6. Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Status
Perkawinan di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008 ............................................................................................... 46

Gambar 6.7. Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Tempat
Tinggal di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008 ............................................................................................... 47

Gambar 6.8. Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Gejala
Klinis di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-
2008......................................................................................................... 48

Gambar 6.9. Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Komplikasi
di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008.. 49

Gambar 6.10. Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008 .................................................................................... 51

Gambar 6.11. Proporsi Umur Berdasarkan Komplikasi Penderita Demam Tifoid
Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008 ............................................................................................... 52

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Gambar 6.12. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi Penderita Demam
Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008 .................................................................................... 53

Gambar 6.13. Proporsi Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita
Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing
Tinggi Tahun 2004-2008 ....................................................................... 54






































Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Lingkungan adalah bagian dari kehidupan manusia yang sangat penting.
Perubahan yang terjadi pada lingkungan dapat mengakibatkan pengaruh besar pada
kehidupan manusia. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, akan tetapi dapat juga bersifat negatif yang mengakibatkan
terganggunya kesehatan manusia.
1
Lingkungan yang buruk berperan penting dalam penyebaran penyakit
menular. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit tersebut antara lain
sanitasi umum, temperatur, polusi udara dan kualitas air. Faktor sosial ekonomi
seperti kepadatan penduduk, kepadatan hunian dan kemiskinan juga mempengaruhi
penyebarannya.
2
Demam tifoid (typhoid fever) atau tifus abdominalis merupakan
salah satu penyakit menular yang berkaitan erat dengan lingkungan, terutama
lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi.
3
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2000 terdapat
21.500.000 kasus demam tifoid di seluruh dunia, 200.000 diantaranya meninggal
karena penyakit tersebut dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,9%.
4
Laporan WHO
tahun 2003 terdapat 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia, dimana 600.000
diantaranya meninggal (CFR 3,5%).
5

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Berdasarkan hasil penelitian Crump, J.A., dkk (2000), insidens rate demam
tifoid di Eropa yaitu 3 per 100.000 penduduk, di Afrika yaitu 50 per 100.000
penduduk, dan di Asia yaitu 274 per 100.000 penduduk.
6
Insidens rate demam tifoid
di Afrika Selatan (2000) yaitu 39 per 100.000 penduduk.
4
Pada tahun 2005 insidens
rate demam tifoid di Dhaka yaitu 390 per 100.000 penduduk, sedangkan di Kongo
dengan jumlah 42.564 kasus dan 214 diantaranya meninggal dengan CFR 0,5%.
7

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2005, demam tifoid menempati
urutan ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2004
yaitu sebanyak 77.555 kasus (3,6%). Menurut hasil Survei Kesehatan Nasional
(Surkesnas) tahun 2001, demam tifoid menempati urutan ke-8 dari 10 penyakit
penyebab kematian umum di Indonesia sebesar 4,3%.
8
Pada tahun 2005 jumlah
pasien rawat inap demam tifoid yaitu 81.116 kasus (3,15%) dan menempati urutan
ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia.
9
Menurut laporan Subdin Pelayanan Medis Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
Tengah tahun 2006, demam tifoid menempati urutan ke-2 dari 10 penyakit terbanyak
pasien rawat inap di rumah sakit pemerintah yaitu 587 kasus (11,70%) dari 5.017
kasus.
10
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara tahun 2007 melaporkan bahwa
proporsi demam tifoid dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit
yaitu 8,5% (1.681 kasus) dari 19.870 kasus.
11
Menurut laporan surveilans terpadu
penyakit berbasis rumah sakit di Sumatera Utara tahun 2008, jumlah kasus demam
tifoid rawat inap yaitu 1.364 kasus.
12
Berdasarkan laporan surveilans terpadu
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
penyakit berbasis rumah sakit Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi tahun 2008,
jumlah kasus demam tifoid rawat inap yaitu 176 kasus.
13

Menurut penelitian Saragih, M.N. di Rumah Sakit Umum Herna ditemukan
jumlah kasus demam tifoid rawat inap pada tahun 2003-2005 sebanyak 809 kasus.
14
Sedangkan penelitian Pratiwi, R di Rumah Sakit Umum Permata Bunda terdapat
jumlah kasus demam tifoid yang dirawat inap pada tahun 2004-2005 adalah 398
kasus.
15

Survei pendahuluan di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi,
didapatkan proporsi kasus demam tifoid yang dirawat inap dari tahun 2004-2008
menunjukkan nilai yang bervariasi. Pada tahun 2004 proporsi kasus demam tifoid
1,4% (75 kasus dari 5.477 kasus rawat inap), tahun 2005 dengan proporsi 2,9% (193
kasus dari 6.633 kasus rawat inap), tahun 2006 dengan proporsi 1,3% (81 kasus dari
6.465 kasus rawat inap), tahun 2007 dengan proporsi 1,1% (77 kasus dari 7.180
kasus rawat inap) dan tahun 2008 dengan proporsi 1,6% (120 kasus dari 7.277 kasus
rawat inap).
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perlu dilakukan
penelitian tentang karakteristik penderita demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Sri
Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008.
1.2. Rumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita demam tifoid rawat inap di Rumah
Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008.


Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita demam tifoid rawat inap di Rumah
Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita demam tifoid berdasarkan
sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, status
perkawinan dan tempat tinggal).
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita demam tifoid berdasarkan
gejala klinis.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita demam tifoid berdasarkan
komplikasi.
d. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita demam tifoid.
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita demam tifoid berdasarkan
keadaan sewaktu pulang.
f. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan komplikasi.
g. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi.
h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi komplikasi berdasarkan keadaan
sewaktu pulang.





Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan informasi bagi Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
dalam rangka meningkatkan fasilitas serta upaya pelayanan terhadap penderita
demam tifoid.
1.4.2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian
lebih lanjut mengenai demam tifoid.
















Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Demam Tifoid
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella
typhi ditandai adanya demam 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan dan
gangguan pada sistem saraf pusat (sakit kepala, kejang dan gangguan kesadaran).
Menurut Butler dalam Soegijanto, S (2002), demam tifoid adalah suatu infeksi
bakterial pada manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi ditandai dengan
demam berkepanjangan, nyeri perut, diare, delirium, bercak rose, splenomegali serta
kadang-kadang disertai komplikasi perdarahan dan perforasi usus.
16
2.2. Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri tersebut
termasuk famili Enterobacteriaceae dari genus Salmonella. Salmonella typhi
merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang, tidak berspora, motil, berflagella
(bergerak dengan rambut getar), dan berkapsul. Bakteri ini tahan pada pembekuan
selama beberapa minggu, namun mati pada pemanasan dengan suhu 54,4

C selama 1
jam dan 60

C selama 15 menit.
17

Salmonella typhi mempunyai beberapa komponen antigen, yaitu :
16,18

1. Antigen dinding sel/somatik (O) yang terletak pada lapisan luar dari tubuh
bakteri. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida atau disebut
juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol tetapi tidak
tahan terhadap formaldehid.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
2. Antigen flagella (H) yang merupakan komponen protein dan berada dalam
flagella. Antigen ini tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap
panas dan alkohol.
3. Antigen virulen (Vi) merupakan polisakarida dan berada di kapsul yang
melindungi seluruh permukaan sel. Antigen Vi dapat menghambat proses
aglutinasi (proses pembentukan antibodi terhadap antigen) dan melindungi
bakteri dari proses fagositosis. Antigen Vi berhubungan dengan daya invasi
bakteri.
Ketiga macam antigen tersebut di dalam tubuh penderita akan menimbulkan
pembentukan tiga macam antibodi yang disebut aglutinin.

















Gambar 2.1. Struktur Bakteri Salmonella typhi
16





Dinding Sel

Selaput Plasma

Kapsul Polisakarida

Fimbria
Bentuk Helix
Molekul DNA

Sitoplasma

Flagella

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
2.3. Patogenesis
Masa inkubasi demam tifoid berlangsung 10 20 hari. Masa inkubasi
penyakit ini bergantung pada jumlah bakteri yang tertelan dan faktor host (keadaan
umum, status gizi dan status imunologis penderita).
19,20
Adapun patogenesis demam
tifoid secara garis besar terdiri dari tiga proses, yaitu proses invasi bakteri Salmonella
typhi ke dinding sel epitel usus, proses kemampuan hidup dalam makrofag dan proses
berkembangbiaknya bakteri dalam makrofag. Akan tetapi tubuh mempunyai beberapa
mekanisme pertahanan untuk melawan dan membunuh bakteri patogen ini, yaitu
dengan adanya mekanisme pertahanan non spesifik di saluran pencernaan baik secara
kimiawi maupun fisik dan mekanisme pertahanan yang spesifik yaitu kekebalan
tubuh humoral dan selular.
17
Bakteri Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut
bersamaan dengan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Setelah bakteri
sampai di lambung, maka mula-mula timbul usaha pertahanan non spesifik yang
bersifat kimiawi yaitu adanya suasana asam oleh asam lambung dan enzim yang
dihasilkannya. Kemampuan bakteri untuk dapat melewati barier asam lambung
dipengaruhi oleh jumlah bakteri yang masuk dan kondisi asam lambung.
17

Keadaan asam lambung dapat menghambat multiplikasi Salmonella typhi dan
pada pH 2,0 sebagian besar bakteri akan terbunuh dengan cepat dan sebagian bakteri
lain yang tidak mati akan mencapai usus halus yang memiliki mekanisme pertahanan
lokal berupa motilitas dan flora normal usus, dimana tubuh berusaha mengeluarkan
bakteri dengan usaha pertahanan tubuh non spesifik yaitu oleh kekuatan peristaltik
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
usus. Selain itu, adanya bakteri anaerob di usus juga akan menghalangi pertumbuhan
bakteri dengan pembentukan asam lemak rantai pendek yang akan menimbulkan
asam. Bila bakteri berhasil mengatasi mekanisme pertahanan tubuh di usus halus,
maka bakteri akan melekat pada permukaan usus. Setelah menembus epitel usus,
bakteri akan masuk ke dalam kripti lamina propria, kemudian berkembang biak dan
selanjutnya akan difagositosis oleh monosit dan makrofag, namun demikian
Salmonella typhi dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam fagosit karena
adanya perlindungan oleh kapsul bakteri.
17
Bakteri masuk ke dalam peredaran darah
melalui pembuluh limfe usus halus hingga mencapai organ hati dan limpa. Bakteri
yang tidak dihancurkan akan berkembang biak di dalam hati dan limpa, sehingga
organ-organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian bakteri
masuk kembali ke dalam darah (bakteriemia) dan menyebar ke seluruh tubuh
terutama ke dalam kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak berbentuk
lonjong pada mukosa di atas nodus peyer. Tukak tersebut dapat mengakibatkan
perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam pada demam tifoid disebabkan
Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen
oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
19
2.4. Epidemiologi Demam Tifoid
2.4.1. Distribusi dan Frekuensi
a. Orang
Demam tifoid dapat menginfeksi semua orang dan tidak ada perbedaan yang
nyata antara insidens pada laki-laki dan perempuan. Berdasarkan umur, proporsi
penderita demam tifoid pada kelompok berumur 12-30 tahun 70-80%, pada umur 31-
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
40 tahun sebesar 10-20% dan lebih dari 40 tahun 5-10 %.
21
Menurut penelitian
Simanjuntak, C.H., dkk (1989) di Paseh, Jawa Barat terdapat 77% penderita demam
tifoid pada umur 3-19 tahun dan tertinggi pada umur 10-15 tahun dengan insidens
rate 687,9 per 100.000 penduduk, insidens rate pada umur 0-3 tahun sebesar 263 per
100.000 penduduk.
22
b. Tempat dan Waktu
Demam tifoid tersebar di seluruh dunia. Pada tahun 2000, insidens rate
demam tifoid di Amerika Latin 53 per 100.000 penduduk dan di Asia Tenggara 110
per 100.000 penduduk.
6
Di Indonesia demam tifoid dapat ditemukan sepanjang tahun,
di Jakarta Utara pada tahun 2001, insidens rate demam tifoid 680 per 100.000
penduduk dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 1.426 per 100.000 penduduk.
23
Menurut laporan Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Rumah Sakit Sentinel di
Sumatera Utara (STPRS.SEN) tahun 2008, jumlah kasus demam tifoid rawat inap
adalah 332 kasus.
24
2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
a. Faktor Host
Manusia merupakan satu-satunya sumber penularan Salmonella typhi, melalui
kontak langsung maupun tidak langsung dengan seorang penderita demam tifoid atau
carrier kronis. Transmisi bakteri terjadi dengan cara menelan makanan atau air yang
terkontaminasi feses manusia yang terinfeksi Salmonella typhi. Selain itu, transmisi
kongenital dapat terjadi secara transplasental dari seorang ibu yang mengalami
bakteriemia (beredarnya bakteri dalam darah) kepada bayi dalam kandungan, atau
tertular pada saat dilahirkan oleh seorang ibu yang merupakan carrier demam tifoid
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
dengan rute fekal oral. Seseorang yang telah terinfeksi Salmonella typhi dapat
menjadi carrier kronis dan mengekskresikan bakteri selama beberapa tahun.
16

Berdasarkan hasil penelitian Lubis, R. di RSUD. DR. Soetomo (2000) dengan
desain case control, menemukan bahwa kejadian demam tifoid berisiko 20,8 kali
lebih besar (OR) pada orang yang higiene perorangan yang kurang.
25
Penelitian yang
dilakukan oleh Astuti, D.W., (2006) dengan desain case control, menemukan bahwa
kejadian demam tifoid berisiko 26,4 kali lebih besar (OR) pada orang yang memiliki
kebiasaan jajan atau makan di luar rumah.
26
b. Faktor Agent
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini hanya
dapat hidup dan menginfeksi tubuh manusia.
16
Untuk menimbulkan infeksi,
diperlukan Salmonella typhi sebanyak 10
5
-10
9
yang tertelan melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Jumlah Salmonella typhi yang tertelan akan
mempengaruhi masa inkubasinya, dimana semakin banyak Salmonella typhi yang
masuk ke dalam tubuh, maka semakin singkat masa inkubasi demam tifoid.
17

c. Faktor Environment
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas di
daerah tropis terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai dan
standar higiene dan sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya
penyebaran demam tifoid dari segi sosial adalah urbanisasi, kepadatan penduduk,
sanitasi dan higiene industri pengolahan makanan yang masih rendah.
16

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Berdasarkan hasil penelitian Lubis, R. di RSUD. DR. Soetomo (2000),
dengan desain case control, menemukan bahwa kejadian demam tifoid risiko 6,4
(OR) kali pada kualitas air minum yang tercemar.
25
2.5. Sumber Penularan
Berdasarkan riwayat alamiah suatu penyakit , ada dua tahap perkembangan
penyakit yaitu prepatogenesis dan patogenesis. Pada tahap patogenesis, berakhirnya
perjalanan suatu penyakit dapat dibagi dalam lima keadaan yaitu sembuh,
berlangsung menjadi kronis, carrier, cacat dan meninggal.
1
Dari kelima keadaan
tersebut, carrier berpotensi sebagai sumber penularan suatu penyakit. Carrier adalah
penderita atau mereka yang sedang atau pernah terinfeksi yang masih mengandung
agent penyebab penyakit menular, akan tetapi tidak menunjukkan gejala klinis.
Carrier dapat dibagi menjadi empat tipe yaitu :
a. Healthy carrier (inapparent) adalah mereka yang tidak pernah menampakkan
menderita penyakit tersebut secara klinis, akan tetapi mengandung agent
penyebab yang dapat menular pada orang lain. Contohnya poliomyelitis,
hepatitis B, HIV dan meningococcus.
b. Incubatory carrier (masa inkubasi) adalah mereka yang masih berada dalam
masa inkubasi, tetapi telah mempunyai potensi untuk menularkan penyakit.
Contohnya penyakit cacar air, dan campak.
c. Convalescent carrier (baru sembuh klinis) adalah mereka yang baru sembuh
dari penyakit menular tertentu, tetapi masih merupakan sumber penularan
penyakit tersebut untuk periode waktu tertentu, biasanya dalam waktu tiga
bulan. Contohnya demam tifoid, hepatitis B dan difteri.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
d. Chronis carrier (menahun) merupakan sumber penularan yang cukup lama,
biasanya sampai 1 tahun atau lebih. Contohnya demam tifoid dan hepatitis B.
27

Sumber penularan demam tifoid adalah penderita demam tifoid itu sendiri dan
carrier (Convalescent carrier dan Chronis carrier) dimana mereka dapat
mengekskresikan berjuta-juta bakteri Salmonella typhi dalam feses dan urin.
19
Penularan terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh feses atau
urin dari penderita maupun carrier demam tifoid. Di beberapa negara penularan
terjadi karena mengkonsumsi kerang-kerangan yang berasal dari air yang tercemar,
buah-buahan, sayur-sayuran mentah yang dipupuk dengan kotoran manusia yang
terkontaminasi Salmonella typhi, susu dan produk susu yang terkontaminasi oleh
carrier demam tifoid. Lalat dapat juga berperan sebagai perantara penularan
memindahkan bakteri dari feses ke makanan.
28
2.6. Gejala Klinis
Gejala demam tifoid yang timbul sangat bervariasi. Perbedaan ini tidak saja
antara berbagai bagian dunia, tetapi juga di daerah yang sama dari waktu ke waktu.
Selain itu gambaran penyakit bervariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis
sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian.
21

Adapun gejala klinis demam tifoid biasanya didahului dengan gejala demam
yang merupakan gejala utama demam tifoid, sakit kepala, sakit perut, badan lesu,
anoreksia (tidak nafsu makan), mual, muntah, dan dapat juga disertai dengan batuk.
21

Dalam minggu pertama, suhu tubuh meningkat, berangsur dari suhu normal sampai
mencapai 38

atau 40

C. Suhu tubuh lebih tinggi pada sore dan malam hari dibanding
pada pagi hari. Biasanya ditemukan konstipasi, akan tetapi mungkin pula normal,
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
bahkan dapat terjadi diare. Timbul bercak rose (bercak-bercak merah) di dada dan
perut yang akan menghilang dalam 2-3 hari.
16,19

Pada minggu kedua, gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardia
relatif ( perlambatan relatif nadi penderita). Bibir kering dan pecah-pecah, kemudian
lidah ditutupi selaput putih kotor, ujung dan tepi lidah kemerahan, hepatomegali
(pembesaran hati), splenomegali (pembesaran limpa), meteorismus (keadaan perut
kembung) dan dapat terjadi gangguan kesadaran seperti apatis maupun delirium.
21

Dalam minggu ketiga, suhu tubuh berangsurangsur turun dan normal kembali. Hal
ini terjadi jika penderita tidak mengalami komplikasi. Meskipun demikian, pada saat
ini komplikasi perdarahan dan perforasi cenderung terjadi apabila usus mengalami
nekrosis dan ulserasi.
29

2.7. Diagnosis
Ada dua cara utama untuk mendiagnosis demam tifoid yaitu secara klinis dan
pemeriksaan laboratorium. Diagnosis klinis penyakit ini sering tidak tepat, karena
gejala klinis yang khas pada demam tifoid tidak ditemukan atau gejala yang sama
dapat juga ditemukan pada penyakit lain. Diagnosis klinis demam tifoid sering kali
terlewatkan karena pada penyakit dengan demam beberapa hari tidak diperkirakan
kemungkinan diagnosis demam tifoid.
16
Oleh karena itu, untuk menegakkan
diagnosis demam tifoid perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sebagai berikut :


a. Pemeriksaan Darah Tepi
Diagnosis demam tifoid melalui pemeriksaan darah tepi akan mendapatkan
gambaran leukopenia, limfositosis relatif dan aneosinofilia pada permulaan sakit. Di
samping itu, pada pemeriksaan ini kemungkinan terdapat anemia dan trombositopenia
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
ringan. Pemeriksaan darah tepi ini sederhana, mudah dikerjakan di laboratorium yang
sederhana, akan tetapi berguna untuk membantu diagnosis.
19
b. Pemeriksaan Bakteriologis
Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri
Salmonella typhi dalam biakan dari darah, urin, feses, dan sumsum tulang. Berkaitan
dengan patogenesis penyakit, maka bakteri akan lebih mudah ditemukan dalam darah
penderita pada minggu pertama sakit, dengan hasil positif 70-90% dari penderita,
sedangkan biakan sumsum tulang memberikan hasil positif pada 80-95% penderita,
selama perjalanan penyakit dan hilang pada fase penyembuhan. Bakteri dalam feses
ditemukan meningkat dari minggu pertama (10-15%) sampai minggu ketiga (75%)
dan turun secara perlahan, sedangkan biakan urin memberikan hasil positif setelah
minggu pertama sakit.
30

Hasil biakan yang positif memastikan diagnosis demam tifoid, akan tetapi
hasil biakan negatif tidak mengenyampingkan diagnosis demam tifoid, karena
hasilnya bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
biakan yaitu jumlah darah yang diambil, perbandingan volume darah dengan media
empedu dan waktu pengambilan darah. Media pembiakan yang direkomendasikan
untuk Salmonella typhi adalah media empedu (Gall) dari sapi, dimana media ini dapat
meningkatkan positifitas hasil karena hanya Salmonella typhi yang dapat tumbuh
pada media tersebut.
30



Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
c. Pemeriksaan Serologis
Uji serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis demam
tifoid dengan mendeteksi antibodi spesifik terhadap komponen antigen Salmonella
typhi maupun mendeteksi antigen itu sendiri.
1. Uji Widal
Uji Widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
(aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap Salmonella typhi terdapat dalam serum
penderita demam tifoid, pada orang yang pernah tertular Salmonella typhi dan pada
orang yang pernah mendapatkan vaksin demam tifoid.
Antigen yang digunakan pada uji Widal adalah suspensi Salmonella typhi
yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji Widal adalah untuk
menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita yang diduga menderita demam
tifoid.
21

Dari ketiga aglutinin ( aglutinin O, H dan Vi), hanya aglutinin O dan H yang
ditentukan titernya untuk diagnosis. Semakin tinggi titer aglutininnya, semakin besar
pula kemungkinan didiagnosis sebagai penderita demam tifoid. Pada infeksi yang
aktif, titer aglutinin akan meningkat pada pemeriksaan ulang yang dilakukan selang
waktu paling sedikit 5 hari. Peningkatan titer aglutinin empat kali lipat selama 2
sampai 3 minggu memastikan diagnosis demam tifoid.
21
Interpretasi hasil uji widal
adalah sebagai berikut :
29
a. titer O yang tinggi (160) menunjukkan adanya infeksi akut.
b. titer H yang tinggi (160) menunjukkan telah mendapat imunisasi atau pernah
menderita infeksi
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
c. titer antibodi yang tinggi terhadap antigen Vi terjadi pada carrier
Beberapa faktor yang mempengaruhi uji Widal, yaitu :
21

1. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penderita
a. Keadaan umum gizi penderita
Gizi buruk dapat menghambat pembentukan antibodi.
b. Waktu pemeriksaan selama perjalanan penyakit
Aglutinin baru dijumpai dalam darah setelah penderita mengalami sakit
selama satu minggu dan mencapai puncaknya pada minggu kelima atau
keenam sakit.
c. Pengobatan dini dengan antibiotik
Pemberian antibiotik dengan obat antimikroba dapat menghambat
pembentukan antibodi.
d. Penyakit-penyakit tertentu
Pada beberapa penyakit yang menyertai demam tifoid tidak terjadi
pembentukan antibodi, misalnya pada penderita leukemia dan karsinoma
lanjut.
e. Pemakaian obat imunosupresif atau kortikosteroid dapat manghambat
pembentukan antibodi.
f. Vaksinasi
Pada orang yang divaksinasi demam tifoid, titer aglutinin O dan H
meningkat. Aglutinin O biasanya menghilang setelah 6 bulan sampai 1
tahun, sedangkan titer aglutinin H menurun perlahan-lahan selama 1 atau
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
2 tahun. Oleh karena itu titer aglutinin H pada seseorang yang pernah
divaksinasi kurang mempunyai nilai diagnostik.
g. Infeksi klinis atau subklinis oleh Salmonella sebelumnya
Keadaan ini dapat menyebabkan uji Widal positif, walaupun titer
aglutininnya rendah. Di daerah endemik demam tifoid dapat dijumpai
aglutinin pada orang-orang yang sehat.
2. Faktor-faktor Teknis
a. Aglutinasi silang
Karena beberapa spesies salmonella dapat mengandung antigen O dan H
yang sama, maka reaksi aglutinasi pada satu spesies dapat juga
menimbulkan reaksi aglutinasi pada spesies lain. Oleh karena itu spesies
salmonella penyebab infeksi tidak dapat ditentukan dengan uji Widal.
b. Konsentrasi suspensi antigen
Konsentrasi suspensi antigen yang digunakan pada uji Widal akan
mempengaruhi hasilnya.
c. Strain salmonella yang digunakan untuk suspensi antigen
Daya aglutinasi suspensi antigen dari strain salmonella setempat lebih
baik dari pada suspensi antigen dari strain lain.
2. Uji Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
18

a. Uji ELISA untuk melacak antibodi terhadap Salmonella typhi
Uji ELISA untuk melacak antibodi terhadap antigen Salmonella typhi
belakangan ini mulai dipakai. Prinsip dasar uji ELISA yang dipakai
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
umumnya uji ELISA tidak langsung. Antibodi yang dilacak dengan uji
ELISA ini tergantung dari jenis antigen yang dipakai.
b. Uji ELISA untuk melacak Salmonella typhi
Deteksi antigen spesifik dari Salmonella typhi dalam spesimen klinik
(darah atau urin) secara teoritis dapat menegakkan diagnosis demam tifoid
secara dini dan cepat. Uji ELISA yang sering dipakai untuk melacak
adanya antigen Salmonella typhi dalam spesimen klinis, yaitu double
antibody sandwich ELISA.
2.8. Komplikasi
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :
2.8.1. Komplikasi Intestinal
16

a. Perdarahan Usus
Terjadi pada 15% kasus, 25% diantaranya merupakan perdarahan ringan
dan tidak perlu ditransfusi. Perdarahan berat dapat menyebabkan syok,
tetapi biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa pembedahan.
b. Perforasi Usus
Perforasi usus merupakan komplikasi pada 1-5% penderita yang dirawat,
biasanya terjadi pada minggu ketiga, tetapi dapat terjadi selama masa sakit.
Perforasi menyebabkan tekanan darah turun, nadi bertambah cepat, dan
timbul nyeri hebat.
2.8.2. Komplikasi Ekstraintestinal
31

a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer, miokarditis,
trombosis dan tromboflebitis
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombositopenia atau Disseminated
Intravascular Coagulation ( DIC) dan sindrom uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema dan pleuritis.
d. Komplikasi hepar dan kandung kemih : hepatitis dan kolesistitis.
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis dan perinefritis.
f. Komplikasi tulang : osteomielitis, periostitis, spondalitis dan arthritis
g. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningismus, meningitis,
polineuritis perifer dan sindrom katatonia.
2.9. Pencegahan
Pencegahan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka
kesakitan dan angka kematian akibat demam tifoid. Pencegahan terdiri dari beberapa
tahap yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.
27
2.9.1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan timbulnya faktor penyebab demam tifoid pada seseorang yang masih
sehat. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan cara imunisasi dengan vaksin yang
dibuat dari strain Salmonella typhi yang dilemahkan, mengkonsumsi makanan sehat
agar meningkatkan daya tahan tubuh, memberikan pendidikan kesehatan untuk
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, berupa penyediaan air minum dan air
bersih yang memenuhi syarat kesehatan, pengawasan terhadap penjualan dan
penyediaan makanan pada industri makanan dan restoran, pembuangan kotoran pada
jamban sehat, mencuci tangan sebelum menyediakan dan memakan makanan, dan
menjaga kebersihan lingkungan.
32
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
2.9.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya yang dilakukan untuk menemukan kasus
secara dini dan pengobatan yang tepat. Pencegahan sekunder dapat berupa :
a. Pencarian penderita maupun carrier secara dini melalui peningkatan usaha
surveilans demam tifoid
b. Perawatan
Penderita demam tifoid perlu dirawat yang bertujuan untuk isolasi dan
pengobatan. Penderita harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas
demam atau kurang lebih 14 hari. Keadaan ini sangat diperlukan untuk
mencegah terjadinya komplikasi.

Penderita dengan kesadaran yang
menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu-waktu tertentu
untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.
Defekasi dan buang air kecil pada penderita demam tifoid perlu
diperhatikan karena dapat terjadi konstipasi dan retensi air kemih.
21

c. Diet

Penderita demam tifoid sebaiknya memakan makanan yang cukup cairan,
kalori, tinggi protein, lembut dan mudah dicerna seperti bubur nasi.
Pemberian bubur tersebut dimaksudkan untuk menghindari komplikasi
perdarahan usus dan perforasi usus karena usus perlu diistirahatkan.
Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, dan tidak
menimbulkan banyak gas. Susu perlu diberikan 2 kali sehari. Jenis
makanan untuk penderita dengan kesadaran menurun adalah makanan cair
yang dapat diberikan melalui pipa lambung. Penderita dengan komplikasi
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
perforasi usus dianjurkan tidak memakan makanan yang mengiritasi
lambung seperti makanan yang pedas dan asam.
19
2.9.3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi keparahan
akibat komplikasi. Apabila telah dinyatakan sembuh dari demam tifoid, sebaiknya
tetap menjaga kesehatan dan kebersihan, sehingga daya tahan tubuh dapat pulih
kembali dan terhindar dari infeksi ulang demam tifoid. Disamping itu, penderita yang
telah dinyatakan sembuh harus melakukan pemeriksaan serologis sebulan sekali
untuk mengetahui keberadaan Salmonella typhi di dalam tubuh.














Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
BAB 3
KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang dan studi kepustakaan di atas, maka dapat dibuat
kerangka konsep penelitian mengenai karakteristik penderita demam tifoid yang
dirawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008
sebagai berikut :
Karakteristik Penderita Demam Tifoid
1. Sosiodemografi :
Umur
Jenis kelamin
Suku
Agama
Pekerjaan
Status perkawinan
Tempat tinggal
2. Gejala klinis
3. Komplikasi
4. Lama rawatan rata-rata
5. Keadaan sewaktu pulang




3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Penderita demam tifoid adalah pasien yang berdasarkan diagnosis dokter dan
hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan menderita demam tifoid dan telah
dirawat inap sesuai dengan yang tertulis di kartu status.



Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
3.2.2. Sosiodemografi terdiri dari :
a. Umur adalah usia penderita demam tifoid sesuai dengan yang tertulis di kartu
status yaitu :
21

1. < 12 Tahun
2. 12-30 Tahun
3. > 30 Tahun

b. Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki penderita demam tifoid
sesuai dengan yang tertulis di kartu status yaitu :
1. Laki-laki
2. Perempuan

c. Suku adalah etnis yang melekat pada penderita demam tifoid sesuai dengan
yang tertulis di kartu status yaitu :
1. Jawa
2. Batak
3. Melayu
4. Minang
5. Aceh
6. Tionghoa

d. Agama adalah kepercayaan yang diyakini penderita demam tifoid sesuai
dengan yang tertulis di kartu status yaitu :
1. Islam
2. Kristen (Protestan dan Katolik)
3. Budha

e. Pekerjaan adalah kegiatan rutin dan utama yang dilakukan penderita demam
tifoid sesuai dengan yang tertulis di kartu status yaitu :
1. Pegawai Swasta 5. Ibu Rumah Tangga
2. Karyawan/Pensiunan Perkebunan 6. Tidak Bekerja
3. Wiraswasta 7. Tidak Tercatat
4. Pelajar/Mahasiswa

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
f. Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan
penderita demam tifoid sesuai dengan yang tertulis di kartu status yaitu :
1. Kawin
2. Belum Kawin

g. Tempat tinggal adalah daerah dimana penderita demam tifoid tinggal menetap
sesuai dengan yang tertulis di kartu status yaitu :
1. Kota Tebing Tinggi
2. Luar Kota Tebing Tinggi
3.2.3. Gejala klinis adalah keadaan penderita demam tifoid saat masuk ke rumah
sakit yang merupakan manifestasi dari infeksi Salmonella typhi sesuai dengan
yang tertulis di kartu status yaitu :
16,19

1. Demam 7. Konstipasi
2. Sakit kepala 8. Diare
3. Sakit perut 9. Lidah kotor
4. Anoreksia 10. Badan lesu
5. Mual 11. Batuk
6. Muntah 12. Perut kembung

3.2.4. Komplikasi adalah manifestasi klinis yang timbul sebagai penyulit bagi
penderita demam tifoid sesuai dengan yang tertulis di kartu status yaitu:
1. Dengan komplikasi
2. Tanpa komplikasi

Adapun jenis komplikasi demam tifoid adalah:
16,31

1. Anemia hemolitik
2. Pneumonia

3.2.5. Lama rawatan adalah lama hari rawatan penderita demam tifoid, dihitung dari
tanggal mulai masuk sampai dengan keluar, sesuai dengan yang tertulis di
kartu status dan selanjutnya ditentukan lama rawatan rata-rata.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
3.2.6. Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi penderita demam tifoid sewaktu
keluar dari rumah sakit sesuai dengan yang tertulis di kartu status yaitu :
1. Pulang Berobat Jalan/Sembuh Klinis
2. Pulang Atas Permintaan Sendiri




















Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan desain case series.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi.
Pemilihan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa di rumah sakit tersebut
tersedia data penderita demam tifoid yang dibutuhkan, selain itu belum pernah
dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita demam tifoid untuk tahun 2004-
2008 di rumah sakit tersebut.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2009.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh data penderita demam tifoid yang
dirawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi dari tahun 2004-2008
yang berjumlah 546 data penderita.
4.3.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah sebagian data penderita demam tifoid yang
dirawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008.


Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
a. Besar sampel
Besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
33

n =
2
) ( 1 d N
N
+

n =
2
) 05 , 0 ( 546 1
546
+

n =
365 , 1 1
546
+

n =
365 , 2
546

n = 230,9
n = 231
Keterangan : n = Besar sampel
N = Besar populasi adalah 546
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)
Berdasarkan perhitungan di atas, besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 231 data penderita demam tifoid rawat inap tahun 2004-2008.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling, dengan
menggunakan angka acak pada program komputer C survey. Sampel diambil dari
populasi yang sudah diacak oleh komputer. Untuk menentukan sampel pertama
diambil dari baris atau kolom tertentu yang diperoleh dengan menggunakan spin dial
direction. Dari spin dial direction tersebut akan diperoleh satu angka untuk
menentukan dari baris atau kolom ke berapa akan diambil sampel pertama. Kemudian
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
diambil sampel sebanyak yang dibutuhkan. Sampel yang telah diambil disesuaikan
dengan kartu status yang telah diberi nomor urut 1-546.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari kartu status penderita yang berasal dari rekam medis Rumah Sakit Sri
Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008. Kartu status penderita demam
tifoid yang dipilih sebagai sampel, dikumpul dan dilakukan pencatatan tabulasi sesuai
dengan variabel yang akan diteliti.
4.5. Analisis data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS. Analisis
univariat secara deskriptif dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dan uji t.
Disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, diagram pie dan batang.











Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Rumah Sakit Sri Pamela didirikan pada tahun 1907 oleh Yayasan HOSPITAL
VERCENEEGING PADANG dan BEDAGAI dengan nama CENTRAL HOSPITAAL
TEBING TINGGI.
Pada tahun 1995 terjadi penggabungan antara PTP-III, IV & V yang kemudian
menjadi PT. Perkebunan Nusantara 3, sesuai peraturan Pemerintah No.8 tahun 1996
tanggal 14 Februari 1996. Penggabungan ini juga tidak terlepas dibidang kesehatan,
dimana beberapa sarana Rumah Sakit sebagian mengalami penurunan klasifikasi antara
lain RS. Membang Muda dan RS. Petumbukan, sedangkan RS. Sei Dadap mengalami
peningkatan klasifikasi pelayanan yang disetarakan dengan RS. Aek Nabara dan RS.
Sri Torgamba, sementara RS. Sri Pamela diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit
Rujukan untuk fasilitas pelayanan kesehatan se-PT. Perkebunan Nusantara 3.
Dalam rangka meningkatkan derajat pelayanan kesehatan yang optimal bagi
pekerja untuk tercapai kesejahteraan keluarga maka, PT. Perkebunan Nusantara 3
dalam menjabarkan fungsi sosialnya melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu yang mencakup aspek kuratif dan rehabilitatif.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, dalam hal ini PT. Perkebunan Nusantara
3 menerapkan fungsi-fungsi manajemen kesehatan melalui fasilitas-fasilitas pelayanan
kesehatan yang terdepan yang dinamakan Pos Kesehatan (Poskes) yang
operasionalisasinya disetiap Afdeling Kebun, Poliklinik Kebun (Polibun) yang
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
merupakan unit kesehatan untuk setiap kebun yang berlokasi di Emplasment Kebun,
Rumah Sakit Pembantu (Rumah Sakit Pratama) yang setingkat Rumah Sakit tipe-D dan
Rumah Sakit Rujukan (Rumah Sakit Madya) yang setingkat Rumah Sakit tipe-C yang
merupakan Rumah Sakit Rujukan sebelum pasien dikirim ke Rumah Sakit Luar non
PT. Perkebunan Nusantara 3.
Visi Rumah Sakit Sri Pamela adalah Menjadi Rumah Sakit Terkemuka Dengan
Tata Kelola Profesional Tahun 2010. Adapun misi dari Rumah Sakit Sri Pamela guna
mencapai visi tersebut, sebagai berikut :
1. Menerapkan tata nilai PTPN 3.
2. Mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
3. Mengembangkan kemampuan SDM sehingga terlaksana pelayanan prima.
4. Prioritas utama adalah loyalitas pelanggan.
5. Seluruh karyawan harus bertindak sebagai agen ( pelaku ) pemasaran.
6. Upaya sebagai pusat rujukan bagi Rumah Sakit sekitar.
7. Melaksanakan seluruh kegiatan Rumah Sakit yang berwawasan lingkungan.
Adapun yang menjadi wilayah kerja PT. Perkebunan Nusantara 3 meliputi
Perkebunan Rambutan, Gunung Pamela, Gunung Monako, Gunung Para, Kebun
Bangun, Bandar Betsi, Sarang ginting, Sei Putih, Sei Sigiling, Sei Karang, Sei Dadap,
Tanah Raja, Hapesong, Aek Torop, Aek Nabara, Torgamba, Petumbukan, Membang
Muda, Silau Dunia, dimana perkebunan ini semuanya berada di luar kota Tebing
Tinggi.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3
Tebing Tinggi yaitu Unit Gawat Darurat (UGD), Poliklinik umum, klinik spesialis
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
penyakit anak, klinik spesialis kebidanan kandungan, klinik spesialis penyakit dalam,
klinik spesialis bedah, klinik spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT), klinik
spesialis mata, klinik spesialis paru, klinik spesialis jantung dan pembuluh darah,
psikiater, klinik gigi dan mulut, instalasi gizi, laboratorium, EKG, USG, gastrocopy,
colonocopy, dan radiologi.
5.2. Sosiodemografi Penderita Demam Tifoid
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita demam tifoid rawat inap di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008, diperoleh
distribusi proporsi berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap
Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3
Tebing Tinggi Tahun 2004-2008
No. Sosiodemografi f %
Umur (tahun)
< 12
12-30
> 30

48
109
74

20,8
47,2
32,0
1.
Total 231 100
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan

141
90

61,0
39,0
2.
Total 231 100
Suku/Etnis
Jawa
Batak
Minang
Melayu
Aceh
Tionghoa

156
61
7
3
2
2

67,5
26,4
3,0
1,3
0,9
0,9
3.
Total 231 100
Agama
Islam
Kristen (Protestan dan Katolik)
Budha

202
27
2

87,4
11,7
0,9
4.
Total 231 100
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa
Karyawan/Pensiunan Perkebunan
Ibu Rumah Tangga
Tidak Bekerja
Wiraswasta
Pegawai Swasta
Tidak Tercatat

95
68
29
21
6
4
8

41,1
29,4
12,6
9,1
2,6
1,7
3,5
5.
Total 231 100
6. Status Perkawinan
Belum Kawin
Kawin

142
89

61,5
38,5
Total 231 100
7. Tempat Tinggal
Luar Kota Tebing Tinggi
Kota Tebing Tinggi

205
26

88,7
11,3
Total 231 100

Berdasarkan tabel 5.1. dapat diketahui karakteristik penderita demam tifoid
yang dirawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-
2008, berdasarkan sosiodemografi sebagai berikut, berdasarkan umur, proporsi
tertinggi penderita demam tifoid adalah umur 12-30 tahun yaitu 47,2% dan proporsi
terendah adalah umur < 12 tahun 20,8%.
Berdasarkan jenis kelamin, proporsi tertinggi adalah laki-laki 61% dan
proporsi perempuan 39%. Berdasarkan suku, proporsi tertinggi adalah suku Jawa
67,5% dan proporsi terendah adalah Aceh dan Tionghoa masing-masing 0,9%.
Berdasarkan agama, proporsi tertinggi adalah agama Islam 87,4% dan proporsi
terendah adalah agama Budha 0,9%.
Berdasarkan pekerjaan, proporsi tertinggi adalah sebagai pelajar/mahasiswa
41,1% dan proporsi terendah adalah pegawai swasta 1,7%. Berdasarkan status
perkawinan, proporsi tertinggi adalah status belum kawin 61,5% dan proporsi status
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
kawin 38,5%. Berdasarkan tempat tinggal, proporsi tertinggi adalah penderita yang
berasal dari luar kota Tebing Tinggi 88,7% dan proporsi penderita yang berasal dari
kota Tebing Tinggi 11,3%.
Untuk variabel pendidikan pada sosiodemografi tidak dicantumkan karena
tidak terdapat di dalam kartu status di bagian rekam medis Rumah Sakit Sri Pamela
PTPN 3 Tebing Tinggi.
5.3. Gejala Klinis
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan gejala klinis di Rumah Sakit Sri
Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap
Berdasarkan Gejala Klinis di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3
Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Gejala Klinis (n=231) f %
Demam
Mual
Muntah
Sakit perut
Sakit kepala
Batuk
Badan lesu
Diare
Konstipasi
Perut kembung
Anoreksia
Lidah kotor
231
102
94
62
50
47
42
25
19
12
6
5
100
44,2
40,7
26,8
21,6
20,3
18,2
10,8
8,2
5,2
2,6
2,2
Ket. Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi > 1 Gejala Klinis Penderita Demam Tifoid
(Lampiran 5)

Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa dari 231 penderita demam
tifoid, semuanya mengalami gejala demam (100%) dan proporsi penderita dengan
gejala lidah kotor 2,2%.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
5.4. Komplikasi
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan komplikasi di Rumah Sakit Sri
Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap
Berdasarkan Komplikasi di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3
Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Komplikasi f %
Dengan komplikasi
Tanpa komplikasi
12
219
5,2
94,8
Total 231 100

Berdasarkan tabel 5.3. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid
tertinggi berdasarkan komplikasi adalah penderita tanpa komplikasi yaitu 94,8% dan
proporsi penderita dengan komplikasi adalah 5,2%. Adapun jenis komplikasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap
Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN
3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Jenis Komplikasi f %
Pneumonia
Anemia hemolitik
9
3
75
25
Total 12 100

Berdasarkan tabel 5.4. dapat diketahui penderita yang mengalami komplikasi,
proporsi tertinggi berdasarkan jenis komplikasi adalah penderita dengan komplikasi
pneumonia 75% dan proporsi anemia hemolitik adalah 25% dengan nilai Hb yaitu
9,5gr% dan 9,8gr%.

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
5.5. Lama Rawatan Rata-rata
Penderita demam tifoid berdasarkan lama rawatan rata-rata di Rumah Sakit
Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 5.5. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Lama Rawatan Rata-rata (hari)
Mean
Standar Deviasi
95% Confidence Interval
Minimum
Maximum
5,44
2,123
5,17 5,72
3
13

Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui lama rawatan rata-rata penderita
demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun
2004-2008 adalah 5,44 hari dengan standar deviasi (SD) 2,123 hari. Lama rawatan
yang paling singkat adalah selama 3 hari sedangkan yang paling lama adalah selama
13 hari. Berdasarkan 95% Confidence Interval didapatkan bahwa lama rawatan rata-
rata selama 5,17-5,72 hari.







Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
5.6. Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan keadaan sewaktu pulang di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Sri
Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Keadaan Sewaktu Pulang f %
Pulang Berobat Jalan/Sembuh Klinis
Pulang Atas Permintaan Sendiri
226
5
97,8
2,2
Total 231 100

Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid
tertinggi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah penderita yang pulang berobat
jalan/sembuh klinis 97,8% dan yang pulang atas permintaan sendiri adalah 2,2%.
5.7. Analisis Statistik
5.7.1. Umur Berdasarkan Komplikasi
Proporsi umur penderita demam tifoid berdasarkan komplikasi di Rumah
Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 5.7. Proporsi Umur Berdasarkan Komplikasi Penderita Demam Tifoid
Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008
Umur (tahun)
< 12 12-30 > 30
Total
Komplikasi
f % f % f % f %
Dengan Komplikasi
Tanpa Komplikasi
0
48
0
21,9
8
101
66,7
46,1
4
70
33,3
32,0
12
219
100
100

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Berdasarkan tabel 5.7. dapat diketahui bahwa dari 12 penderita demam tifoid
yang dengan komplikasi, 66,7% pada umur 12-30 tahun dan 33,3% pada umur >30
tahun. Dari 219 penderita demam tifoid tanpa komplikasi, terdapat 21,9% pada umur
< 12 tahun, 46,1% pada umur 12-30 tahun dan 32% pada umur > 30 tahun.
Analisis statistik dengan uji Chi-Square tidak memenuhi syarat untuk
dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) expected count yang besarnya kurang dari 5.
5.7.2. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi
Lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi penderita demam tifoid di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 5.8. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi Penderita Demam
Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing
Tinggi Tahun 2004-2008

Lama Rawatan Rata-rata
Komplikasi
f Mean SD
Dengan Komplikasi
Tanpa Komplikasi
12
219
10,33
5,17
0,778
1,827
t = 20,124 df = 18,553 p = 0,000
Berdasarkan tabel 5.8. dapat diketahui penderita demam tifoid dengan
komplikasi lama rawatan rata-ratanya adalah 10,33 hari dengan standar deviasi 0,778
hari, dan penderita demam tifoid tanpa komplikasi lama rawatan rata-ratanya adalah
5,17 hari dengan standar deviasi 1,827 hari.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji t diperoleh nilai p < 0,05. Hal
ini berarti secara statistik ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita demam
tifoid berdasarkan komplikasi.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
5.7.3. Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi komplikasi penderita demam tifoid berdasarkan keadaan sewaktu
pulang di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.9. Proporsi Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela
PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Komplikasi
Dengan
Komplikasi
Tanpa
Komplikasi
Total
Keadaan Sewaktu Pulang
f % f % f %
Pulang Berobat Jalan/Sembuh Klinis
Pulang Atas Permintaan Sendiri
12
0
5,3
0
214
5
94,7
100
226
5
100
100
p = 1,000

Berdasarkan tabel 5.9. dapat diketahui bahwa dari 226 penderita demam tifoid
yang pulang berobat jalan/sembuh klinis 5,3% dengan komplikasi, dan 94,7% tanpa
komplikasi. Dari 5 penderita yang pulang atas permintaan sendiri, semuanya adalah
penderita yang tanpa komplikasi.
Analisis statistik dengan uji Chi-Square tidak memenuhi syarat untuk
dilakukan karena terdapat 2 sel (50%) expected count yang besarnya kurang dari 5,
sehingga menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p>0,05. Hal ini berarti secara
statistik tidak ada perbedaan komplikasi penderita demam tifoid berdasarkan keadaan
sewaktu pulang.



Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
BAB 6
PEMBAHASAN

6.1. Sosiodemografi Penderita Demam Tifoid
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita demam tifoid rawat inap di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008, diperoleh
distribusi proporsi berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut :
6.1.1. Umur
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan umur di Rumah Sakit Sri
Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :

Gambar 6.1.Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap
Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3
Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.1. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid
tertinggi berdasarkan umur adalah umur 12-30 tahun yaitu 47,2%, sedangkan
proporsi terendah pada umur < 12 tahun 20,8%. Kelompok umur 12-30 tahun
merupakan usia sekolah dan bekerja, dimana pada kelompok usia tersebut sering
47,2%
32,0%
20,8%
<12 Tahun
12-30 Tahun
>30 Tahun
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
melakukan aktivitas di luar rumah, sehingga berisiko untuk terinfeksi Salmonella
typhi, seperti mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh
Salmonella typhi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitohang,
S.R., di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan (2005) dengan desain case series, dari 261
penderita demam tifoid 39,4 % (103 orang) adalah kelompok umur 12-30 tahun.
34
Hasil penelitian Rumintan, E., di Rumah Sakit Bhayangkara Medan (2007) dengan
desain case series, dari 152 penderita demam tifoid 52,6% (80 orang) adalah
kelompok umur 12-30 tahun.
35


6.1.2. Jenis Kelamin
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit
Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
61%
39%
Laki-laki Perempuan

Gambar 6.2. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Jenis Kelamin
di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Berdasarkan gambar 6.2. dapat diketahui bahwa proporsi penderita demam
tifoid laki-laki lebih tinggi (61%) dibandingkan perempuan (39%). Hal ini dapat
dikaitkan bahwa laki-laki lebih sering melakukan aktivitas di luar rumah yang
memungkinkan laki-laki berisiko lebih besar terinfeksi Salmonella typhi
dibandingkan dengan perempuan, misalnya mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terkontaminasi oleh Salmonella typhi.
36

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aswita, R.
di Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan (2005) dengan desain case series,
dari 152 penderita demam tifoid 65,1% (99 orang) laki-laki.
37
Hasil penelitian
Pratiwi, R. di RSU. Permata Bunda Medan (2007) dengan desain case series, dari
199 penderita demam tifoid, proporsi tertinggi pada laki-laki 54,8% (109 orang).
15
6.1.3. Suku
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan suku di Rumah Sakit Sri Pamela
PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
67,5
26,4
3
1,3 0,9 0,9
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Jawa Batak Minang Melayu Aceh Tionghoa
Suku
P
r
o
p
o
r
s
i

(
%
)

Gambar 6.3.Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Suku di Rumah
Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Berdasarkan gambar 6.3. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid
tertinggi berdasarkan suku adalah suku Jawa 67,5%, sedangkan proporsi terendah
adalah Aceh dan Tionghoa 0,9%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aswita, R.
di Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan (2005) dengan desain case series,
dari 152 penderita demam tifoid. terdapat 65,1% (99 orang) adalah suku Jawa.
37
6.1.4. Agama
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan agama di Rumah Sakit Sri
Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
87,4%
11,7%
0,9%
Islam Kristen (Protestan dan Katolik) Budha

Gambar 6.4.Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Agama di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-
2008

Berdasarkan gambar 6.4. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid
tertinggi berdasarkan agama adalah agama Islam 87,4%, sedangkan proporsi terendah
adalah agama Budha 0,9%.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Koto, R., di
RSUP. H. Adam Malik Medan (2003) dengan desain case series, dari 103 penderita
demam tifoid, terdapat 44,7% (46 orang) beragama Islam.
38
Hasil penelitian Pratiwi,
R., di Rumah Sakit Permata Bunda Medan (2007) dengan desain case series, dari 199
penderita demam tifoid, dimana proporsi tertinggi beragama Islam 92% (183
orang).
15
6.1.5. Pekerjaan
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan pekerjaan di Rumah Sakit Sri
Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
41,1
29,4
12,6
9,1
2,6
1,7
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Pelajar/
Mahasiswa
Karyawan/
Pensiunan
Perkebunan
IRT Tidak
Bekerja
Wiraswasta Pegawai
Swasta
Pekerjaan
P
r
o
p
o
r
s
i

(
%
)

Gambar 6.5.Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Pekerjaan di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.5. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid dari
yang tercatat, tertinggi berdasarkan pekerjaan adalah sebagai pelajar/mahasiswa
41,1%, sedangkan proporsi terendah adalah pegawai swasta 1,7%. Menurut
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Simanjuntak, C.H., (1989) dalam penelitiannya di Paseh, Jawa Barat menjelaskan
bahwa pelajar/mahasiswa lebih banyak menderita demam tifoid karena sering jajan
atau makan di luar rumah, sehingga memungkinkan untuk terinfeksi Salmonella
typhi.
22
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti, D.W., (2006) dengan desain case
control, menemukan bahwa kejadian demam tifoid berisiko 26,3 kali pada orang yang
memiliki kebiasaan jajan atau makan di luar rumah.
26

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi, R., di RSU. Permata
Bunda Medan (2007) dengan desain case series, dari 199 penderita demam tifoid,
terdapat 46,7% (93 orang) bekerja sebagai pelajar/mahasiswa.
15
Hasil penelitian
Saragih, M.N., di RSU Herna Medan (2008) dengan desain case series, dari 268
penderita demam tifoid, dimana proporsi tertinggi bekerja sebagai pelajar/mahasiswa
45,9% (123 orang).
14












Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
6.1.6. Status Perkawinan
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan status perkawinan di Rumah
Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
61,5%
38,5%
Belum Kawin Kawin

Gambar 6.6. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Status
Perkawinan di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing
Tinggi Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.6. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid
dengan status belum kawin lebih tinggi (61,5%) dibandingkan dengan status kawin
(38,5%). Hal ini dapat dikaitkan dengan pekerjaan penderita, dimana proporsi
penderita demam tifoid tertinggi adalah sebagai pelajar/mahasiswa 41,1% (95 orang)
yang belum berstatus kawin.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Koto, R., di RSUP. H. Adam
Malik Medan (2003) dengan desain case series, dari 103 penderita demam tifoid,
63,1% (65 orang) adalah belum kawin.
38
Hasil penelitian Rumintan, E., di Rumah
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Sakit Bhayangkara Medan (2007) dengan desain case series, dari 152 penderita
demam tifoid, terdapat 61,8 % (94 orang) status belum kawin.
35
6.1.7. Tempat Tinggal
Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan tempat tinggal di Rumah Sakit
Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
88,7%
11,3%
Luar Kota Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi

Gambar 6.7. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Tempat
Tinggal di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.7. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid
yang berasal dari luar kota Tebing Tinggi lebih tinggi (88,7%), dibandingkan dengan
yang berasal dari kota Tebing Tinggi (11,3%). Hal ini dapat dikaitkan bahwa Rumah
Sakit Sri Pamela merupakan rumah sakit rujukan untuk fasilitas pelayanan kesehatan
bagi karyawan dan keluarga se-PTPN 3 yang wilayah kerjanya berada di luar kota
Tebing Tinggi, sehingga penderita demam tifoid yang datang berkunjung ke rumah
sakit tersebut kebanyakan berasal dari luar kota Tebing Tinggi.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
6.2. Gejala Klinis Penderita Demam Tifoid
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita demam tifoid rawat inap di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008, diperoleh
distribusi proporsi berdasarkan gejala klinis adalah sebagai berikut :
2,2
2,6
5,2
8,2
10,8
18,2
20,3
21,6
26,8
40,7
44,2
100
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Lidah kotor
Anoreksia
Perut kembung
Konstipasi
Diare
Badan lesu
Batuk
Sakit kepala
Sakit perut
Muntah
Mual
Demam
G
e
j
a
l
a

K
l
i
n
i
s
Proporsi (%)

Gambar 6.8.Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Gejala Klinis di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-
2008

Berdasarkan gambar 6.8. dapat diketahui semua penderita demam tifoid
mengalami gejala demam. Gejala Demam merupakan gejala utama demam tifoid
yang terjadi karena Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan
pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. Hal ini
menunjukkan bahwa sensitivitas gejala klinis penderita demam tifoid adalah gejala
demam, sedangkan spesifisitas gejala klinis penderita demam tifoid adalah lidah
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
kotor. Akan tetapi gejala demam juga biasa ditemukan pada penyakit infeksi
lainnya.
21
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Koto, R., di RSUP. H. Adam
Malik Medan (2003) dengan desain case series, dari 103 penderita demam tifoid,
97,1% (100 orang) mengalami gejala demam.
38
Hasil penelitian Sitohang, S.R., di
Rumah Sakit Sari Mutiara Medan (2005) dengan desain case series, dari 261
penderita demam tifoid, semuanya mengalami gejala demam (100%).
34
6.3. Komplikasi Penderita Demam Tifoid
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita demam tifoid rawat inap di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008, diperoleh
distribusi proporsi berdasarkan komplikasi adalah sebagai berikut :
94,8%
5,2%
Tanpa Komplikasi Dengan Komplikasi

Gambar 6.9. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Komplikasi
di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008

Berdasarkan gambar 6.9. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid
tertinggi berdasarkan komplikasi adalah penderita tanpa komplikasi 94,8%,
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
sedangkan proporsi terendah adalah penderita dengan komplikasi (pneumonia dan
anemia hemolitik) 5,2%. Adapun jenis komplikasi yang tertinggi yaitu komplikasi
pneumonia 75%. Komplikasi pneumonia termasuk bagian komplikasi ekstraintestinal
pada organ paru-paru, terjadi karena bakteri Salmonella typhi masuk ke dalam
peredaran darah (bakteriemia) sehingga memungkinkan bakteri menginfeksi organ
lain di luar usus yaitu paru-paru.
31

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pratiwi, R., di RSU. Permata
Bunda Medan (2007) dengan desain case series, dari 199 penderita demam tifoid,
93% (185 orang) adalah tanpa komplikasi.
15
Hasil penelitian Rumintan, E., di Rumah
Sakit Bhayangkara Medan (2007) dengan desain case series, dari 152 penderita
demam tifoid 90,8 % (138 orang) adalah tanpa komplikasi.
35
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nasution, S.H., di Rumah Sakit
Martha Friska Medan (2005) dengan desain case series, dari 12 penderita demam
tifoid dengan komplikasi terdapat 66,7% (8 orang) yang mengalami komplikasi
pneumonia.
39

6.4. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Demam Tifoid
Berdasarkan tabel 5.5. dapat diketahui lama rawatan rata-rata penderita
demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun
2004-2008 adalah 5,44 hari dengan standar deviasi (SD) 2,123 hari. Lama rawatan
yang paling singkat adalah selama 3 hari sedangkan yang paling lama adalah selama
13 hari. Berdasarkan 95% Confidence Interval didapatkan bahwa lama rawatan rata-
rata selama 5,17-5,72 hari. Lama rawatan rata-rata yang singkat ini dapat dikaitkan
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
dengan status komplikasi penderita demam tifoid, dimana proporsi tertinggi adalah
penderita tanpa komplikasi,sehingga tidak memerlukan perawatan yang lebih lama.
6.5. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Demam Tifoid
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita demam tifoid rawat inap di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008, diperoleh
distribusi proporsi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah sebagai berikut :
97,8%
2,2%
Pulang Berobat Jalan/Sembuh Klinis Pulang Atas Permintaan Sendiri

Gambar 6.10.Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing
Tinggi Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.10. dapat diketahui proporsi penderita demam tifoid
yang pulang berobat jalan/sembuh klinis lebih tinggi (97,8%) dibandingkan dengan
penderita yang pulang atas permintaan sendiri (2,2%). Penderita demam tifoid yang
baru sembuh masih mengekskresikan Salmonella typhi dalam waktu 3 bulan
(Convalescent carrier) ataupun lebih dari 1 tahun (Chronis carrier), oleh karena itu
penderita demam tifoid yang telah dinyatakan sembuh harus tetap melakukan
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
pemeriksaan bakteriologis sebulan sekali untuk mengetahui keberadaan Salmonella
typhi di dalam tubuh.
Hal ini sejalan dengan penelitian Nasution, S.H., di Rumah Sakit Martha
Friska Medan (2005), dari 126 penderita demam tifoid 83,3% (105 orang) pulang
berobat jalan.
39
Hasil penelitian Pratiwi, R., di RSU. Permata Bunda Medan (2007
dengan desain case series, dari 199 penderita demam tifoid, 99% (197 orang) pulang
berobat jalan.
15
6.6. Analisis Statistik
6.6.1. Umur Berdasarkan Komplikasi
Proporsi umur penderita demam tifoid berdasarkan komplikasi di Rumah
Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
0
21,9
66,7
46,1
33,3
32
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Dengan Komplikasi Tanpa Komplikasi
Kompl i kasi
P
r
o
p
o
r
s
i

(
%
)
< 12 Tahun
12-30 Tahun
> 30 Tahun

Gambar 6.11.Proporsi Umur Penderita Demam Tifoid Berdasarkan
Komplikasi di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi
Tahun 2004-2008

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Berdasarkan gambar 6.11. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita
demam tifoid yang dengan komplikasi maupun penderita tanpa komplikasi tertinggi
pada kelompok umur 12-30 tahun.
Analisis statistik dengan uji Chi-Square tidak memenuhi syarat untuk
dilakukan karena terdapat 2 sel (33,3%) expected count yang besarnya kurang dari 5.
6.6.2. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Komplikasi
Lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi penderita demam tifoid di
Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
5,17
10,33
0 2 4 6 8 10 12
Tanpa
Komplikasi
Dengan
Komplikasi
K
o
m
p
l
i
k
a
s
i
Lama rawatan rata-rata

Gambar 6.12. Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Demam Tifoid
Berdasarkan Komplikasi di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN
3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.12. dapat diketahui penderita demam tifoid dengan
komplikasi memiliki lama rawatan rata-rata terlama yaitu 10,33 hari dengan SD
=0,778 dibanding penderita tanpa komplikasi. Hasil analisis statistik dengan
menggunakan uji t diperoleh nilai p = 0,000. Hal ini berarti secara statistik ada
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
perbedaan lama rawatan rata-rata penderita demam tifoid berdasarkan komplikasi,
dimana penderita demam tifoid dengan komplikasi lebih lama dirawat dari pada
penderita tanpa komplikasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rumintan,
E., di Rumah Sakit Bhayangkara Medan (2007) dengan desain case series, bahwa
penderita demam tifoid yang dengan komplikasi lebih lama dirawat dari pada
penderita tanpa komplikasi.
35

6.6.3. Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi komplikasi penderita demam tifoid berdasarkan keadaan sewaktu
pulang di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi tahun 2004-2008 dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
5,3
0
94,7
100
0
20
40
60
80
100
120
Pulang Berobat
Jalan/Sembuh Klinis
Pulang Atas
Permintaan Sendiri
Keadaan sewaktu pul ang
P
r
o
p
o
r
s
i

(
%
)
Dengan Komplikasi
Tanpa Komplikasi

Gambar 6.13. Proporsi Komplikasi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN
3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.13. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita
demam tifoid yang pulang berobat jalan/sembuh klinis maupun penderita pulang atas
permintaan sendiri tertinggi pada penderita yang tanpa komplikasi.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Analisis statistik dengan uji Chi-Square tidak memenuhi syarat untuk
dilakukan karena terdapat 2 sel (50%) expected count yang besarnya kurang dari 5,
sehingga menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai p = 1,000. Hal ini berarti
secara statistik tidak ada perbedaan komplikasi penderita demam tifoid berdasarkan
keadaan sewaktu pulang.



























Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan
7.1.1. Karakteristik penderita demam tifoid berdasarkan sosiodemografi yaitu
proporsi tertinggi pada kelompok umur 12-30 tahun 47,2%, laki-laki 61%,
suku Jawa 67,5%, agama Islam 87,4%, pelajar/mahasiswa 41,1%, status
belum kawin 61,5% dan berasal dari luar kota Tebing Tinggi yaitu 88,7%.
7.1.2. Proporsi penderita demam tifoid tertinggi dengan gejala demam 100% dan
gejala yang spesifik adalah lidah kotor (2,2%), tanpa komplikasi 94,8%, jenis
komplikasi pneumonia 75% dari penderita dengan komplikasi, dengan lama
rawatan rata-rata 5,44 hari dan pulang berobat jalan/sembuh klinis 97,8%.
7.1.3. Ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita demam tifoid berdasarkan
komplikasi ( p = 0,000).
7.1.4. Tidak ada perbedaan komplikasi penderita demam tifoid berdasarkan keadaan
sewaktu pulang (p = 1,000).
7.2. Saran
7.2.1. Kepada Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi diharapakn untuk
menganjuran penderita demam tifoid yang telah sembuh untuk melakukan
pemeriksaan bakteriologis sebulan sekali.
7.2.2. Kepada Puskesmas diharapkan memberikan pendidikan kesehatan khususnya
tentang higiene perorangan dan sanitasi lingkungan pada masyarakat.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
7.2.3. Kepada Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi bekerja sama dengan lintas
sektor diharapkan dapat melakukan pemeriksaan berkala terhadap kantin
sekolah dan rumah makan.
7.2.4. Kepada pihak rumah sakit agar menambahkan variabel pendidikan di kartu
status.


















Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bustan, M. N., 1997. Pengantar Epidemiologi. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
2. Beaglehole, R. dan Bonita, R., 1997. Dasar- Dasar Epidemiologi. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
3. Sudibjo, H.R., 1995. Penyebaran Penyakit Demam Tifoid di Surabaya. Jurnal
Kedokteran Yarsi. Volume 3, No. 2.
4. WHO, 2008. Tyhpoid Fever in Children in Africa. www.who.int.
5. WHO, 2004. Typhoid Fever. www.who.int.
6. Crump, J.A., dkk, 2004. The Global Burden of Typhoid Fever. Buletin
WHO.
7. WHO, 2006. Typhoid Fever. www.who.int.
8. Depkes RI, 2005. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2005.
9. Depkes RI, 2006. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2006.
10. Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, 2007. Profil Kesehatan
Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2007. Sulawesi Tengah.
11. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2008. Profil Kesehatan Propinsi
Sumatera Utara Tahun 2008. Sumatera Utara.
12. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2009. Surveilans Terpadu
Penyakit Berbasis Rumah Sakit di Sumatera Utara Tahun 2008.
Sumatera Utara.
13. Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi, 2009. Surveilans Terpadu Penyakit
Berbasis Rumah Sakit di Sumatera Utara Tahun 2008. Tebing
Tinggi.
14. Saragih, M.N., 2008. Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Herna Medan Tahun 2003-2005. Skripsi
FKM-USU Medan.
15. Pratiwi, R., 2007. Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di
RSU. Permata Bunda Medan Tahun 2004-2005. Skripsi FKM-USU
Medan.
16. Soegijanto, S., 2002. Demam Tifoid. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan
Edisi Penatalaksanaannya. Edisi Pertama. Salemba Medika. Jakarta.
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
17. Tumbelaka, A.R., 2003. Tata laksana Demam Tifoid Pada Anak.
Pediatrics Update. Balai Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
FKUI. Jakarta.
18. Handojo, I., 2004. Imunoasai Untuk Demam Tifoid. Imunoasai Terapan
pada Beberapa Penyakit Infeksi. Cetakan Pertama. Airlangga
Universitty Press. Surabaya.
19. Hassan, R., dkk, 2005. Tifus Abdominalis. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak 2. Cetakan kesebelas. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
Jakarta.
20. Prodia, 2006. Pemeriksaan Anti Salmonella Typhi IgM untuk Diagnosis
Demam Tifoid. Buletin Prodia. Jakarta.
21. Juwono, R., 1996. Demam Tifoid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I
Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
22. Simanjuntak, C.H., 1993. Demam Tifoid, Epidemiologi, dan Perkembangan
Penelitiannya. Cermin Dunia Kedokteran No.83.
23. Ariyanti, T . dan Supar, 2006. Problematika Salmonellosis Pada Manusia.
www.peternakan.litbang.deptan.go.id.
24. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2009. Surveilans Terpadu
Penyakit Berbasis Rumah Sakit Sentinel (STPRS. SEN) di
Sumatera Utara Tahun 2008. Sumatera Utara
25. Lubis, R., 2001. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid
Penderita yang Dirawat di RSUD DR. Soetomo Surabaya. Tesis
Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga. Surabaya.
26. Astuti, D.W., 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan Terhadap Kejadian
Demam Tifoid pada Anak Rawat Inap di Rumah Sakit Dr.Iskak
Tulungagung, Jawa Timur Tahun 2006. Tesis Program Pasca
Sarjana. Universitas Airlangga. Surabaya.
27. Noor, N.N., 2006. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. PT. Rineka
Cipta. Jakarta.
28. Depkes RI, 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Edisi 17.
www.depkes.go.id
29. Tim Mikrobiologi FK Unibraw, 2003. Bakteriologi Medik. Edisi pertama,
Cetakan pertama. Bayumedia Publishing. Malang.
30. Prasetyo R.V. dan Ismoedijanto, 2004. Metode Diagnostik Demam Tifoid
pada Anak. www.library.unair.ac.id
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
31. Mansjoer, A., dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Media
Aesculapius FKUI. Jakarta.
32. WHO, 2003. Background Document : The Diagnosis, Treatment and
Prevention Of Typhoid Fever. Communicable Disease Surveilans
and Respons Vaccines and Biologis.
33. Notoatmodjo, S., 2003. Metode Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
34. Sitohang, S.R., 2005. Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap
di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan Tahun 2001-2003. Skripsi
FKM-USU Medan.
35. Rumintan, E., 2007. Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di
Rumah Sakit Bhayangkara Medan Tahun 2004-2006. Skripsi
FKM-USU Medan.
36. Musnelina, L., dkk, 2004. Pola Pemberian Antibiotika Pengobatan Demam
Tifoid Anak Di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001-2002.
Jurnal Makalah Kesehatan. Volume 8, No. 1.
37. Aswita, R., 2005. Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di
Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan Tahun 2002-2003.
Skripsi FKM-USU Medan.
38. Koto, R., 2003. Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di
RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2000-2002. Skripsi FKM-
USU Medan.
39. Nasution, S.H., 2005. Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat
Inap di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2004. Skripsi
FKM-USU Medan.








Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.









Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Lampiran : Master Data

Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap
Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun 2004-2008

Gejala Klinis
No Umr Umrk Jk Ag Sk Pkjn Stkwn T.Tgl dmm s.kpl s.prt anrks ml mth kns diare ldhktr b.ls btk p.kmbg Kom
Jns
kom
Lm
rwt

Kwp
1 10 1 1 2 2 4 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
2 27 2 1 1 2 7 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
3 9 1 1 1 2 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
4 11 1 2 1 2 4 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
5 22 2 2 1 1 7 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
6 26 2 1 1 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 10 1
7 22 2 1 3 6 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
8 58 3 1 1 1 3 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 8 1
9 45 3 1 1 1 7 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 2
10 20 2 2 1 1 4 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
11 3 1 1 1 1 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 . 6 1
12 44 3 2 1 3 5 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 12 1
13 5 1 1 3 6 6 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
14 64 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
15 18 2 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
16 62 3 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 8 1
17 70 3 2 1 2 5 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 10 1
18 37 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
19 16 2 2 2 2 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 . 4 1
20 53 3 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
21 45 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 . 4 1
22 26 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
23 24 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
24 40 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 . 5 1
25 28 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1

Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Gejala Klinis jns Lm
No Umr Umrk Jk Ag Sk Pkjn Stkwn T.Tgl dmm s.kpl s.prt anrks ml mth kns diare ldhktr b.ls btk p.kmbg Kom komp rwt Kwp
26 10 1 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2

4 1
27 6 1 1 1 4 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 . 3 1
28 4 1 2 1 1 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 . 5 1
29 36 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 4 1
30 24 2 2 1 1 5 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 4 1
31 13 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 . 3 1
32 50 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
33 21 2 2 1 2 7 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
34 31 3 2 1 1 5 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
35 50 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 . 9 1
36 22 2 2 1 1 5 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 . 7 1
37 32 3 2 1 1 5 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
38 30 2 2 2 2 5 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 4 1
39 20 2 2 1 2 4 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
40 31 3 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
41 10 1 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
42 42 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 . 10 1
43 52 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 . 7 1
44 40 3 2 1 1 5 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
45 8 1 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 . 3 1
46 11 1 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 . 5 1
47 48 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
48 36 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 . 5 1
49 42 3 2 1 1 5 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
50 18 2 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 . 3 1
51 35 3 2 2 2 5 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
52 15 2 1 2 2 4 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
53 12 2 2 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 . 7 1
54 23 2 2 1 1 5 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
55 24 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 . 5 1
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Gejala Klinis jns Lm
No Umr Umrk Jk Ag Sk Pkjn Stkwn T.Tgl dmm s.kpl s.prt anrks ml mth kns diare ldhktr b.ls btk p.kmbg Kom komp rwt Kwp
56 50 3 2 1 1 5 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 . 4 1
57 15 2 1 1 1 4 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 11 1
58 14 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
59 34 3 1 1 1 7 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
60 49 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
61 41 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
62 16 2 1 1 1 4 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 8 1
63 24 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 . 6 1
64 20 2 1 1 1 6 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
65 8 1 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 . 4 1
66 10 1 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 . 5 1
67 7 1 1 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 . 5 1
68 11 1 2 1 2 4 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
69 14 2 2 1 2 4 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
70 17 2 1 1 4 4 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 . 3 2
71 5 1 2 1 4 6 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 . 4 2
72 16 2 2 1 2 4 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 . 6 1
73 20 2 1 2 2 6 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
74 60 3 2 1 1 5 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
75 18 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 . 6 1
76 6 1 1 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 4 1
77 13 2 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
78 43 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
79 12 2 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 . 4 1
80 11 1 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 . 5 1
81 15 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
82 17 2 1 1 2 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 . 5 1
83 13 2 1 1 1 4 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 . 5 1
84 7 1 2 1 1 4 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
85 20 2 2 1 1 4 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Gejala Klinis jns Lm
No Umr Umrk Jk Ag Sk Pkjn Stkwn T.Tgl dmm s.kpl s.prt anrks ml mth kns diare ldhktr b.ls btk p.kmbg Kom komp rwt Kwp
86 5 1 1 1 5 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 . 6 1
87 18 2 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
88 16 2 2 2 2 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 . 6 1
89 24 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 . 6 1
90 4 1 2 1 1 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 . 5 1
91 16 2 1 1 1 4 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 7 1
92 10 1 1 1 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 . 4 1
93 40 3 2 1 1 5 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 . 5 1
94 11 1 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 . 5 1
95 48 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
96 12 2 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 . 4 1
97 43 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 . 5 1
98 25 2 1 1 2 3 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
99 20 2 1 2 2 6 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
100 20 2 1 1 4 4 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
101 46 3 1 1 3 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
102 40 3 2 1 1 5 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 . 5 1
103 59 3 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
104 21 2 2 1 1 6 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
105 29 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 . 6 1
106 6 1 1 1 2 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 . 4 1
107 15 2 2 1 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 . 5 1
108 10 1 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
109 19 2 1 1 1 6 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 7 1
110 50 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 . 5 1
111 19 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 . 7 1
112 49 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 10 1
113 17 2 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 . 7 1
114 40 3 2 1 1 5 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 7 1
115 46 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Gejala Klinis jns Lm
No Umr Umrk Jk Ag Sk Pkjn Stkwn T.Tgl dmm s.kpl s.prt anrks ml mth kns diare ldhktr b.ls btk p.kmbg Kom komp rwt Kwp
116 26 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 . 10 1
117 16 2 1 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 8 1
118 19 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
119 39 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 . 10 1
120 17 2 1 2 2 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 . 13 1
121 16 2 2 2 2 4 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
122 18 2 2 1 4 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 8 1
123 24 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 8 1
124 20 2 1 1 1 6 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
125 43 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
126 46 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 . 10 1
127 22 2 2 1 4 5 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
128 53 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 10 1
129 40 3 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 . 4 1
130 40 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 7 1
131 39 3 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 . 3 2
132 5 1 1 2 2 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 5 1
133 39 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
134 35 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 10 1
135 37 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 . 4 1
136 8 1 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 . 3 1
137 17 2 1 1 2 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 . 5 1
138 52 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 . 8 1
139 35 3 2 1 1 5 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 7 1
140 39 3 1 1 2 7 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 . 4 1
141 36 3 2 1 1 5 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
142 10 1 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 . 4 1
143 10 1 1 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 6 1
144 20 2 2 1 2 6 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 . 7 1
145 29 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 10 1
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Gejala Klinis jns Lm
No Umr Umrk Jk Ag Sk Pkjn Stkwn T.Tgl dmm s.kpl s.prt anrks ml mth kns diare ldhktr b.ls btk p.kmbg Kom komp rwt Kwp
146 10 1 2 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 7 1
147 46 3 2 1 1 5 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 . 3 1
148 15 2 2 1 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 . 6 1
149 37 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
150 5 1 2 1 2 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 . 4 1
151 12 2 1 2 2 4 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
152 8 1 1 2 2 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
153 11 1 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
154 7 1 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 7 1
155 29 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 . 9 1
156 19 2 1 1 1 6 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 . 9 1
157 12 2 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 . 4 1
158 20 2 1 1 1 4 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
159 4 1 1 1 2 6 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 3 1
160 28 2 1 1 1 7 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 . 7 1
161 30 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 10 1
162 27 2 2 1 5 5 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
163 12 2 1 1 1 4 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
164 9 1 1 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 8 1
165 11 1 2 1 2 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
166 14 2 2 1 1 4 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 6 1
167 15 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
168 11 1 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
169 10 1 1 2 2 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 . 5 1
170 42 3 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 . 7 1
171 30 2 2 1 1 5 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 . 3 1
172 44 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 7 1
173 27 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 . 7 1
174 35 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
175 17 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Gejala Klinis jns Lm
No Umr Umrk Jk Ag Sk Pkjn Stkwn T.Tgl dmm s.kpl s.prt anrks ml mth kns diare ldhktr b.ls btk p.kmbg Kom komp rwt Kwp
176 30 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 7 1
177 8 1 2 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 3 1
178 13 2 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 . 5 1
179 28 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 . 6 1
180 35 3 1 1 2 7 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
181 7 1 2 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
182 7 1 1 2 2 4 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
183 10 1 1 2 2 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
184 54 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
185 39 3 2 1 1 5 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 8 1
186 7 1 1 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
187 11 1 1 1 1 4 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
188 48 3 2 1 1 5 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
189 12 2 1 1 1 4 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
190 14 2 2 1 2 4 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
191 17 2 1 1 1 4 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 10 1
192 27 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 . 3 1
193 20 2 2 1 1 4 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
194 14 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 11 1
195 5 1 2 1 4 6 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 . 3 1
196 25 2 1 1 2 3 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
197 25 2 2 1 1 5 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 . 4 1
198 43 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 . 7 1
199 16 2 2 1 2 4 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 . 5 1
200 25 2 2 2 2 5 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 7 1
201 28 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 . 10 1
202 31 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
203 28 2 1 1 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 . 5 1
204 25 2 2 1 1 5 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
205 45 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 . 6 1
Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Gejala Klinis jns Lm
No Umr Umrk Jk Ag Sk Pkjn Stkwn T.Tgl dmm s.kpl s.prt anrks ml mth kns diare ldhktr b.ls btk p.kmbg Kom komp rwt Kwp
206 34 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 . 5 1
207 20 2 1 1 1 6 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
208 17 2 1 1 2 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 10 1
209 21 2 2 1 1 6 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 10 1
210 30 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 . 6 1
211 17 2 1 2 2 4 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 5 1
212 60 3 2 1 1 5 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 11 1
213 20 2 1 1 2 6 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 . 4 1
214 17 2 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 . 6 1
215 18 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
216 6 1 1 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 . 6 1
217 30 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
218 18 2 2 1 1 4 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
219 31 3 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 . 3 1
220 58 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
221 17 2 2 2 2 4 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 . 4 1
222 27 2 1 1 1 3 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 1
223 8 1 2 1 1 4 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 3 2
224 13 2 1 1 1 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 . 5 1
225 59 3 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
226 43 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1
227 14 2 2 1 1 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 9 1
228 42 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 7 1
229 60 3 2 1 1 5 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 . 4 1
230 21 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 . 8 1
231 48 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 . 6 1





Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Lampiran

Analisis Univariat

Frequency Table Sosiodemografi
Umurk penderita DT
48 20.8 20.8 20.8
109 47.2 47.2 68.0
74 32.0 32.0 100.0
231 100.0 100.0
<12
12-30
>30
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Jenis kelamin penderita DT
141 61.0 61.0 61.0
90 39.0 39.0 100.0
231 100.0 100.0
Laki-laki
Perempuan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Suku penderita DT
156 67.5 67.5 67.5
61 26.4 26.4 93.9
3 1.3 1.3 95.2
7 3.0 3.0 98.3
2 .9 .9 99.1
2 .9 .9 100.0
231 100.0 100.0
J awa
Batak
Melayu
Minang
Aceh
Tionghoa
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent




Agama penderita DT
202 87.4 87.4 87.4
27 11.7 11.7 99.1
2 .9 .9 100.0
231 100.0 100.0
Islam
Kristen (Protestan
dan katolik)
Budha
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
pekerjaan penderita DT
4 1.7 1.7 1.7
68 29.4 29.4 31.2
6 2.6 2.6 33.8
95 41.1 41.1 74.9
29 12.6 12.6 87.4
21 9.1 9.1 96.5
8 3.5 3.5 100.0
231 100.0 100.0
Pegawai Swasta
Karyawan/Pensiunan
Perkebunan
Wiraswasta
Pelajar/Mahasiswa
Ibu Rumah Tangga
Tidak bekerja
Tidak tercatat
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Status perkawinan penderita DT
89 38.5 38.5 38.5
142 61.5 61.5 100.0
231 100.0 100.0
Kawin
Belum kawin
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Tempat tinggal penderita DT
26 11.3 11.3 11.3
205 88.7 88.7 100.0
231 100.0 100.0
Kota Tebing Tinggi
Luar kota Tebing Tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
















Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Frequency Table Gejala klinis

Gejala demam
231 100.0 100.0 100.0 Ya Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Gejala sakit kepala
50 21.6 21.6 21.6
181 78.4 78.4 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Gejala sakit perut
62 26.8 26.8 26.8
169 73.2 73.2 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Gejala anoreksia
6 2.6 2.6 2.6
225 97.4 97.4 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Gejala mual
102 44.2 44.2 44.2
129 55.8 55.8 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Gejala muntah
94 40.7 40.7 40.7
137 59.3 59.3 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Gejala konstipasi
19 8.2 8.2 8.2
212 91.8 91.8 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Gejala diare
25 10.8 10.8 10.8
206 89.2 89.2 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Gejala lidah kotor
5 2.2 2.2 2.2
226 97.8 97.8 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Gejala badan lesu
42 18.2 18.2 18.2
189 81.8 81.8 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Gejala batuk
47 20.3 20.3 20.3
184 79.7 79.7 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Gejala perut kembung
12 5.2 5.2 5.2
219 94.8 94.8 100.0
231 100.0 100.0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Frequency Table Komplikasi
Komplikasi penderita DT
12 5.2 5.2 5.2
219 94.8 94.8 100.0
231 100.0 100.0
Dengan komplikasi
Tanpa komplikasi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent


Jenis komplikasi penderita DT
3 1.3 25.0 25.0
9 3.9 75.0 100.0
12 5.2 100.0
219 94.8
231 100.0
Anemia hemolitik
Pneumonia
Total
Valid
System Missing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent











Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.

Explore Lama Rawatan Rata-rata
Case Processing Summary
231 100.0% 0 .0% 231 100.0%
Lama rawatan
penderita DT (hari)
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases

Descriptives
5.44 .140
5.17
5.72
5.29
5.00
4.509
2.123
3
13
10
2.00
1.080 .160
.748 .319
Mean
Lower Bound
Upper Bound
95% Confidence
Interval for Mean
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
Lama rawatan
penderita DT (hari)
Statistic Std. Error


Frequency Table keadaan sewaktu pulang
Keadaan sewaktu pulang penderita DT
226 97.8 97.8 97.8
5 2.2 2.2 100.0
231 100.0 100.0
Pulang berobat jalan
Pulang atas
permintaan sendiri
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent









Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Analisis Bivariat

Crosstabs
Case Processing Summary
231 100.0% 0 .0% 231 100.0%
Komplikasi penderita DT
* Umurk penderita DT
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases

Komplikasi penderita DT * Umurk penderita DT Crosstabulation
0 8 4 12
2.5 5.7 3.8 12.0
.0% 66.7% 33.3% 100.0%
.0% 7.3% 5.4% 5.2%
.0% 3.5% 1.7% 5.2%
48 101 70 219
45.5 103.3 70.2 219.0
21.9% 46.1% 32.0% 100.0%
100.0% 92.7% 94.6% 94.8%
20.8% 43.7% 30.3% 94.8%
48 109 74 231
48.0 109.0 74.0 231.0
20.8% 47.2% 32.0% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
20.8% 47.2% 32.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Komplika
penderita DT
% within Umurk
penderita DT
% of Total
Count
Expected Count
% within Komplika
penderita DT
% within Umurk
penderita DT
% of Total
Count
Expected Count
% within Komplika
penderita DT
% within Umurk
penderita DT
% of Total
Dengan komplika
Tanpa komplikas
Komplikasi penderi
DT
Total
<12 12-30 >30
Umurk penderita DT
Total

Chi-Square Tests
3.655
a
2 .161
6.035 2 .049
1.192 1 .275
231
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.49.
a.


Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
T-Test
Group Statistics
12 10.33 .778 .225
219 5.17 1.827 .123
Komplikasi penderita
Dengan komplikasi
Tanpa komplikasi
Lama rawatan
penderita DT (har
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean

Independent Samples Test
6.250 .013 9.721 229 .000 5.16 .531 4.114 6.206
20.124 18.553 .000 5.16 .256 4.622 5.697
Equal varia
assumed
Equal varia
not assume
Lama rawata
penderita DT
F Sig.
Levene's Test for
uality of Varianc
t df g. (2-tailed
Mean
Difference
Std. Error
DifferenceLower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means

























Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.
Crosstabs
Case Processing Summary
231 100.0% 0 .0% 231 100.0%
Keadaan sewaktu
pulang penderita DT *
Komplikasi penderita DT
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases

Keadaan sewaktu pulang penderita DT * Komplikasi penderita DT Crosstabulation
12 214 226
11.7 214.3 226.0
5.3% 94.7% 100.0%
100.0% 97.7% 97.8%
5.2% 92.6% 97.8%
0 5 5
.3 4.7 5.0
.0% 100.0% 100.0%
.0% 2.3% 2.2%
.0% 2.2% 2.2%
12 219 231
12.0 219.0 231.0
5.2% 94.8% 100.0%
100.0% 100.0% 100.0%
5.2% 94.8% 100.0%
Count
Expected Count
% within Keadaan
sewaktu pulang
penderita DT
% within Komplikasi
penderita DT
% of Total
Count
Expected Count
% within Keadaan
sewaktu pulang
penderita DT
% within Komplikasi
penderita DT
% of Total
Count
Expected Count
% within Keadaan
sewaktu pulang
penderita DT
% within Komplikasi
penderita DT
% of Total
Pulang berobat jalan
Pulang atas
permintaan sendiri
Keadaan sewaktu
pulang penderita
DT
Total
Dengan
komplikasi
Tanpa
komplikasi
Komplikasi penderita DT
Total

Chi-Square Tests
.280
b
1 .597
.000 1 1.000
.539 1 .463
1.000 .764
.279 1 .597
231
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
a
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Computed only for a 2x2 table
a.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
.26.
b.



Siska Ishaliani Hasibuan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN 3 Tebing Tinggi Tahun
2004-2008, 2010.

You might also like