You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang
Setiap orang yang menjalani kehidupan didunia ini, saling berinteraksi dengan segala sesuatu disekitarnya, interaksi tersebut membentuk suatu pengalaman, baik pengalaman yang menyenangkan, mengancam, menyakitkan, maupun pengalaman yang tak dapat dilupakan. Setiap orang dapat belajar dari pengalaman dan pengalaman dijadikan pelajaran yang baik apabila pengalaman tersebut memiliki sebuah karakteristik. Dalam setiap pengalaman selalu tercipta suatu persepsi dan motivasi yang berbeda-beda pada setiap orang. Dewasa ini telah banyak berkembang tempat pelayanan kesehatan yang memnberikan layanan pemeriksaan bagi setiap orang, khususnya pemeriksaan kehamilan pada ibu. Pemeriksaan kehamilan memang dianggap sebagai upaya yang berpotensi membuat perbedaan yang signifikan, bukan saja dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya namun juga menurunkan terjadinya kehamilan risiko tinggi. Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting bagi ibu hamil dan pasangannya, dan hal ini juga merupakan suatu kondisi krisis maturitas. Selain kehamilan akan menyebabkan suatu peristiwa perubahan dalam keidupan ibu hamil juga pasangannya, hal ini juga memiliki kondisi adanya dua kemungkinan yang akan
1

dihadapi ibu hamil. Keadaan tersebut berupa ibu hamil dapat mengalami kehamilan normal maupun kehamilan risiko tinggi. Pada saat ibu hamil dikategorikan pada kehamilan risiko tinggi, maka hal ini merupakan masalah paling kritis dalam asuhan keperawatan maupun asuhan medis. Saat ibu dinyatakan hamil, tentunya harapan ibu dan pasangannya adalah kehamilan tersebut normal, janin yang dikandung sehat dan pada akhirnya janin dapat lahir dalam keadaan ibu dan bayi selamat. !ndriyani, "#$$ % $&. Periode prenatal merupakan periode persiapan baik fisik yaitu pertumbuhan janin dan adaptasi maternal& juga adaptasi psikologis dimana hal ini merupakan antisipasi menjadi orang tua. Periode ini merupakan salah satu krisis maturitas dalam kehidupan sekaligus merupakan masa perkembangan tanggung jawab dan perhatian terhadap orang lain. 'asa prenatal merupakan masa yang panjang sehingga hal ini bisa menjadi masa belajar yang intensif bagi ibu dan pasangan dan juga anggota keluarga yang lain. !ndriyani, "#$$ % (#& Kunjungan prenatal seyogyanya dimulai sejak pertama kali ibu terlambat haid, karena hal ini untuk memastikan keadaan kesehatan ibu juga janin. Kunjungan pertama ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan berguna untuk menentukan kehamilan selanjutnya. Dimana kehamilan sendiri berlangsung selama ) bulan atau sekitar *# minggu. Kehamilan dibagi menjadi + trimester yaitu trimester pertama dimulai pada minggu pertama sampai minggu ke-$+ gestasi. ,rimester kedua adalah periode minggu
2

ke-$* sampai ke-"-, sedangkan trimester ketiga adalah periode minggu ke "( sampai kehamilan cukup bulan +. sampai *# minggu&. !ndriyani, "#$$ % (#& Perlindungan terhadap kurangan /at besi, asam folat, dan kekurangan energi dan protein kronis. bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi masalah- masalah anemi gi/i besi dan ibu hamil kurus karena kurang energi dan protein kronis. 0nemia besi merupakan faktor penting $+,.1& penyebab kematian ibu 2oss "##+&. Disamping itu terdapat "+ persen ibu yang kurus. Selain kekurangan gi/i ternyata ibu hamil di !ndonesia juga ada yang menderita kegemukan sebesar ") persen yang berdampak negatif pada pertumbuhan janin 3S0!D 4utrition 2eport "#$#&. 'asalahnya kegiatan ini cakupannya sangat rendah. Diharapkan ibu hamil minum minimal )# tablet besi-folat selama kunjungan antenatal pertama K$&, terutama pada semester ke-$, sampai kunjungan ke-* K*& kehamilan. 4amun data riskesdas tahun "#$# kunjungan antenal * kali hanya -$,* persen, dan yang mengomsumsi )# tablet besi hanya $. persen, keduanya jauh dari sasaran 'D5s masing-masing )6 persen dan .6 persen 204P5 "#$$- "#$6&. $### 7PK, "#$"&. Kekurangan 8nergi Kronis K8K& pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran premature dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Satriyani, "#$#&.

!stilah K8K atau kurang energi kronik merupakan istilah lain dari Kurang 8nergi Protein K8P& yang diperuntukkan untuk wanita yang kurus dan lemak akibat kurang energi yang kronis. Definisi ini diperkenalkan oleh 9orld 7ealth :rgani/ation 97:&. 'enurut Depkes 2! "##"& dalam Program Perbaikan 5i/i 'akro menyatakan bahwa Kurang 8nergi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun kronis& yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. K8K dapat terjadi pada wanita usia subur 93S& dan pada ibu hamil bumil&. 2ini, "#$"&. 'elahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin;anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu <aliwati, "##*% +&. Karena pada ibu yang terlalu muda kurang dari "# tahun& dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan Soetjiningsih, $))6% )-&. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari "# tahun dan kurang dari +6 tahun, sehingga diharapkan status gi/i ibu hamil akan lebih baik. 2ini, "#$"&. Kondisi K8K pada ibu hamil harus segera di tindak lanjuti sebelum usia kehamilan mencapai $- minggu. Pemberian makanan tambahan yang ,inggi Kalori dan ,inggi Protein dan dipadukan dengan penerapan Porsi Kecil tapi Sering, pada faktanya memang berhasil menekan angka kejadian <<=2 di !ndonesia. Penambahan "## > *6#

Kalori dan $" > "# gram protein dari kebutuhan ibu adalah angka yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gi/i janin. 2ini, "#$"&. 'alnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu, tetapi juga mengancam keselamatan janin. !bu yang bersikeras hamil dengan status gi/i buruk, berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah "-+ kali lebih besar dibandingkan ibu dengan status gi/i baik, disamping kemungkinan bayi mati sebesar $.6 kali. Satriyani, "#$#&. Salah satu cara untuk mengetahui status gi/i 9anita 3sia Subur 93S& umur $6-*) tahun adalah dengan melakukan pengukuran =ingkar =engan 0tas =!=0&. 7asil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi <<=2. !ndikator Kurang 8nergi Kronik K8K& menggunakan standar =!=0 ?"+,6cm. Dari hasil survei <PS tahun "###-"##6 gambaran risiko K8K yang diukur berdasarkan =!=0 menurut kelompok umur menunjukkan bahwa persentase wanita usia subur dengan =!=0 ? "+.6 cm berisiko K8K& umur $6-*) tahun rata-rata adalah $6.*). Satriyani, "#$#&. Keberhasilan pemerintah dalam peningkatan produksi pangan dalam

pembangunan jangka panjang ,ahap $ P@P $& disertai dengan perbaikan distribusi pangan, pebaikan ekonomi, dan peningkatan daya beli masyarakat telah banyak memperbaiki keadaan gi/i masyarakat. 4amun empat masalah gi/i yang dikenal sejak pelita $, hingga sekarang masih ada walaupun dalam taraf jauh berkurang. 8mpat
5

masalah gi/i tesebut ialah Kurang 8nergi Kronis ; Kurang 8nergi Protein, 0nemia 5i/i <esi, 5angguan akibat Kekurangan !odium, Kurang Aitamin 0. 0lmatsier, "##) % +#(&. ,otal untuk seluruh !ndonesia sebanyak .$.( ibu hamil. Prevalensi ibu hamil risiko K8K di !ndonesia sebesar "$,- persen dengan prevalensi terendah terdapat di provinsi 2iau $$,.1& dan tertinggi di 4usa ,enggara ,imur +",*1& dan Papua barat +#,*1&. <ila dilihat menurut wilayah, prevalensi ibu hamil risiko K8K umumnya lebih rendah di !ndonesia bagian barat dibanding di !ndonesia bagian ,imur. Di wilayah Sumatra, prevalensi risiko K8K tertinggi di provinsi <engkulu "6,-1&, sedangkan di wilayah @awa <ali tertinggi di provinsi <anten "(,.1&. Depkes 2!, "##)&. lingkar lengan atas seorang ibu merupakan indikator potensi status gi/i ibu. 7al ini dapat berfungsi sebagai prediktor berat badan lahir rendah dan indikator kesehatan lainnya yang terkait. 7al ini digunakan di !ndonesia untuk memilih wanita usia reproduksi dan wanita hamil untuk intervensi gi/i. 4amun, ada beberapa studi di !ndonesia untuk meneliti faktor-faktor risiko yang terkait dengan =ila rendah. ,ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik daerah, keluarga, ibu hamil, dan morbiditas terkait dengan '30B rendah ?"+,6 Bm&, sebagai prediktor K8K. Data yang digunakan untuk analisis adalah 2iskesdas 2iset Kesehatan Dasar& "##(.

Sebanyak .$.( wanita hamil yang digunakan untuk analisis. Depkes 2!, "##)&. 7asil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi =ila rendah di !ndonesia adalah "$,-1, bervariasi dari $$,.1 di 2iau menjadi +",*1 di 4usa ,enggara ,imur.
6

Prevalensinya tinggi di pedesaan daripada di perkotaan. 7asil penelitian juga menunjukkan bahwa prevalensi tinggi =ila rendah dikaitkan dengan karakteristik keluarga ibu hamil yang tergantung dalam keluarga, anggota rumah tangga yang lebih kecil dan lebih besar, dan kuintil miskin pengeluaran per kapita&. 0da hubungan negatif antara prevalensi =ila rendah dengan usia, tingkat pendidikan, dan tinggi ibu. Prevalensi tinggi =ila rendah ditemukan untuk ibu tunggal, pengangguran, petani, tenaga kerja tidak terampil. ,idak ada perbedaan yang jelas antara =ila rendah dan morbiditas atau rawat kehadiran dalam berbagai jenis fasilitas kesehatan. Depkes 2!, "##)&. Data Dinas Kesehatan Kabupaten @ember tahun "#$" terdapat $# wilayah kerja puskesmas kecamatan yang dari tahun ke tahun memiliki angka tertinggi untuk kejadian !bu hami kekurangan energi kronis yang pertama Puskesmas @elbuk sebanyak 6$,6"1 dengan jumlah "6*, kedua Puskesmas =edokombo sebanyak *",.)1 dengan jumlah *$#, ketiga Puskesmas 0rjasa sebanyak "),..1 dengan jumlah $(-, keempat Puskesmas 'angli sebanyak ".,-61 dengan jumlah $#", kelima Puskesmas Sukowono sebanyak "(,($1 dengan jumlah "6+, keenam Puskesmas Sumberjambe sebanyak "-,.# 1 dengan jumlah "*-, ketujuh Puskesmas Kalisat sebanyak "*,-" 1 dengan jumlah "(+, kedelapan Puskesmas 'umbulsari sebanyak "$,)+1 dengan jumlah "#), kesembilan Puskesmas 0ndongsari sebanyak "#,)(1 dengan jumlah $"6, dan Kesepuluh Puskesmas Bakru sebanyak "#,.$1 dengan jumlah )+.

Cakta di lapangan menunjukkan bahwa !bu hamil kekrangan energi kronis semakin meningkat dan jumlahnya pun cukup banyak. 7al itu tentunya menjadi

perhatian untuk layanan kesehatan berupa pemeriksaan kehamilan secara intensif dan menyeluruh. Dan salah satu penyebab meningkatnya minat melakukan pemeriksaan kehamilan adalah persepsi ibu yang memunculkan motivasi ibu. 7al itulah yang membuat peneliti tertarik untuk menyingkap hubungan persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis dengan motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas @elbuk. B. Rumusan Masalah 1. Pernyataan Masalah Cenomena ibu hamil Kekurangan 8nergi Kronis dalam tiap wilayah di!ndonesia semakin meningkat. <erbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam usaha mencegah terjadinya kejadian tersebut, selain itu persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis yang telah terbentuk di lingkungan rumah atau pelayanan kesehatan selama masa kehamilan belum cukup untuk memotivasi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Sebagian besar ibu belum megetahui manfaat pemeriksaan kehamilan dan ibu kurang memiliki motivasi untuk melakukan tindakan tersebut. 7al itu tentu dapat memperparah kondisi kehamilannya karena ibu hamil dengan kondisi kekurangan energi kronis juga akan berisiko pada kondisi perkembangan kesehatan janinnya. Dengan demikian,
8

kondisi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis sangat rentan memburuk dikarenakan motivasi ibu yang kurang dalam melakukan pemeriksaan kehamilan atau ante natal care. 2. Pertanyaan Masalah a. <agaimanakah persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis di wilayah kerja Puskesmas @elbukD b. <agaimanakah motivasi ibu hamil kekurangan energi kronis dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas @elbukD c. 0dakah hubungan persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis dengan motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas @elbukD

C. Tu uan Penel!t!an 1. Tu uan Umum


9

'engidentifikasi hubungan persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis dengan motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas @elbuk. 2. Tu uan "husus a. 'engidentifikasi persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis di wilayah kerja Puskesmas @elbuk. b. 'engidentifikasi motivasi ibu hamil kekurangan energi kronis dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas @elbuk. c. 'enganalisa hubungan persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis dengan motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas @elbuk. D. Man#aat Penel!t!an 'enurut peneliti, penelitian ini akan bermanfaat bagi% $. !bu. !bu dapat mengetahui hubungan persepsi dengan motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga ibu akan lebih termotivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya.

10

". Keluarga;orang tua. Keluarga yang mengetahui hubungan persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis dengan motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan akan lebih mendukung persepsi ibu sehingga ibu dapat lebih termotivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. +. 2umah sakit Petugas rumah sakit diharapkan bisa memberikan penyuluhan terkait dengan hubungan persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis dengan motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan kepada keluarga sehingga keluarga lebih mendukung upaya ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. *. Dinas Kesehatan Pihak dinas kesehatan yang mengetahui hubungan persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis dengan motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan dapat selalu memantau persepsi ibu dengan motivasinya terhadap pelaksanaan pemeriksaan kehamilan. 6. Peneliti

11

Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti dalam penyusunan riset dan masalah yang berhubungan dengan persepsi ibu hamil kekurangan energi kronis dengan motivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.

12

You might also like