You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam sistem kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat. Ketenagaan membutuhkan masa persiapan yang terpanjang dibandingkan dengan sumber daya yang lain dan tergantung yang menyalurkan mobilisasi atau usaha-usaha untuk pemerataan pelayanan. Dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun modul dasar susunan personalia (DSP yang memuat tentang metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja. Dalam metode ini tiap-tiap pega!ai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas dan "ungsinya. #"ekti"itas dan e"isiensi ketenagakerjaan merupakan salah satu indicator keberhasilan rumah sakit bila didukung oleh ketersediaan jumlah sumberdaya manusia yang cukup dengan kualitas yang tinggi pro"essional sesuai dengan "ungsi dan tugas setiap pega!ai. Pelayanan kepera!atan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dirumah sakit, begitu pentingnya pelayanan dirumah sakit, bahkan $uber (cit. %urdjanah, &''' melaporkan bah!a ()* tenaga kesehatan dirumah sakit adalah pera!at.Sedang +illies (&'', memperkirakan bah!a sekitar (-* tenaga kepera!atan dirumah sakit adalah pera!at, dan .)-()* dari total anggaran digunakan untuk menggaji pera!at.Kualitas asuhan kepera!atan dapat dapat mencapai hasil ayng optimal apabila beban kerja dan sumber daya pera!at yang ada memiliki proporsi yang seimbang. /erdasarkan penelitian 0$1 (&''( ,beberapa %egara di 2sia 3enggara termasuk Indonesia ditemikan "akta bah!a pera!at yang bekerja dirumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan pera!at. $al ini disebabkan karena peran pera!at belum dide"inisikan dengan baik, dan pera!t yang lain masih banyak yang tidak mementingkan absensi. Dengan tanpa dipungkiri lagi bah!a pera!at merupakan kelompok terbesar di era rumah sakit sehingga baik buruknya pelayanan rumahsakit adlh merupakan citra dari kelompok pera!at sebagai jasa pemberian pelayanan kepera!atan.

#"ekti"itas dan e"isiensi ketenagaan dalam kepera!atan juga sangat ditunjang oleh pemberian asuhan kepera!atan yang tepat dan kompetensi pera!at yang memadai. 1leh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga kepera!atan. Dan perencanaan yang baik mempertimbangkan 4 klasi"ikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan kepera!atan, jumlah dan kategori tenaga kepera!atan serta perhitungan jumlah tenaga kepera!atan. 5ntuk itu diperlukan kontribusi dari manager kepera!atan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga kepera!atan di suatu unit rumah sakit. (Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep). B. RUMUSAN MASALAH Dari "akta di atas menunjukan bah!a ketenagakerjaan merupakan indicator penting untuk keberhasilan suatu rumah sakit melakukan pelayanan pada msyarakat. Dari "actor tersebut maka diambil rumusan masalah Perhitungan Ketenagakerjaan 6ang #"ekti" Dan #"isien untuk memecahlan kasus pemicu 7. C. TUJUAN &. 3ujuan 5mum 3ujuan umumnya adalah agar mengetahui perhitungan ketenagakerjaan yang e"ekti" dan e"isien. 7. 3ujuan Khusus a. 8engetahui tentang perhitungan tenaga pera!atan yang ada di rumah sakit khususnya di ruang bedah atau 1K. b. 8engetahui hakekat dan prinsip 9 prinsip dalam ketenagkerjaan c. 8engetahui metode perhitungan dalam keperea!atan d. Dengan adanya pre planning ini diharapkan agar menambah pengetahuan tentang pembagian tenaga pera!at di sebuah unit di rumah sakit secara e"ekti" dan e"isien.

BAB II LANDASAN TEORI A. HAKEKAT KETENAGAKERJAAN $akekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengeturan, mobilisasi potensi, proses moti:asi, dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya. $al ini berguna untuk tercapainya tujuan indi:idu, organisasi, ataupun komunitas dimana ia berkarya. Keputusan yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh "alsaah yang dianut oleh pimpinan kepera!atan tentang pendayagunaan tenaga kerja. 8isalnya, pandangan tentang moti:asi kerja dan konsep tentang tenaga kepera!atan. Dari pandangan tersebut akan terbentuk pola ketenagakerjaan yang disesuaikan dengan gambaran pimpinan. B. &. PRINSIP PRINSIP DALAM KETENAGAKERJAAN Pembagian Kerja Prinsip dasar untuk mencapai e"isiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang memilik tugas tertentu. 5ntuk ini kepala bidang kepera!atan perlu mengetahui tentang 4 &. pendidikan dan pengalaman setiap sta" 7. peran dan "ungsi pera!at yang diterapkan di RS tersebut ;. mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang kepera!atan dan kedudukan dalam organisasi ,. mengetahui batas !e!enang dalam melaksanakan tugas dan tanggung ja!abnya -. mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada sta" dan kepada tenaga non kepera!atan. $al-hal yang perlu diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja a. jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya b. tiap bangsal < bagian memiliki perincian akti:itas yang jelas dan tertulis c. tiap sta" memiliki perincian tugas yang jelas d. :ariasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau erat hubungannya e. mencegah terjadinya pengkotakkan antar sta"<kegiatan

".

penggolongan tugas berdsasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan !aktu. Disamping itu setiap sta" mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia menerima tugas.

2. Pendelegasian 3ugas Pendelegasian adalah pelimpahan !e!enang dan tanggung ja!ab kepada sta" untuk bertindak dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti manajemen. Selain itu dengan pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai !aktu lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan dan e:aluasi. Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan manajemen yang berman"aat. Sta" yang memiliki minat terhadap tantangan yang lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian akan menghambat inisiati" sta". Keuntungan bagi sta" dengan melakukan pendelegasian adalah mengambangkan rasa tanggung ja!ab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit dan puas pada pekerjaan.. Disamping itu mam"aat pendelegasian untuk kepala bidang kepera!atan sendiri adalah mempunyai !aktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal lain seperti perencanaan dan e:aluasi, meningkatkan kede!asaan dan rasa percaya diri, memberikan pengaruh dan po!er baik intern maupun ekstern, dapat mencapai pelayanan dan sasaran kepera!atan melalui usaha orang lain. 0alaupun pendelegasian merupakan alat manajemen yang e"ekti", banyak pimpinan yang gagal mengerjakan pendelegasian ini. /eberapa alasan yang menghambat dalam melakukan pendelegasian 4 &. meyakini pendapat yang salah =>ika kamu ingin hal itu dilaksanakan dengan tepat, kerjakanlah sendiri?. 7. kurang percaya diri ;. takut dianggap malas ,. takut persaingan -. takut kehilangan kendali

.. merasa tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian, mempunyai de"inisi kerja yang tidak jelas (. takut tidak disukai oleh sta", dianggap melemparkan tugas @. menolak untuk mengambil resiko tergantung pada orang lain '. kurang kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah, sehubungan dengan tugas yang didelegasika &). kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan &&. kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap sta", merasa sta" kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut. Dalam pendelegasian !e!enang, masalah yang terpenting adalah apa tugas dan seberapa besar !e!enang yang harus dan dapat dilimpahkan kepada sta". $al ini tergantung pada 4 a. Si"at kegiatan A untuk kegiatan rutin, delegasi !e!enang dapat diberikan lebih besar kepada sta". b. Kemampuan sta" A tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat. c. $asil yang diharapkan A 2pplebaum dan Rohrs menyarankan agar pimpinan jangan mendelegasikan tanggung ja!ab untuk perencanaan strategik atau menge:aluasi dan mendisiplin ba!ahan baru. 8ereka juga menyarankan agar mendelegasikan tugas yang utuh dari pada mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan. /eberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang e"ekti" 4 & 7 ; , jangan membaurkan dengan pelemparan tugas. 1leh karena itu jangan mendelegasikan tugas yang anda sendiri tidak mau melakukannya. jangan takut salah jangan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk sukses kembangkan tingkat keterampilan dan pengetahuan sta", sehingga mereka dapat melakukan tugas yang didelegasikan perlihatkan rasa percaya atas kemampuan sta" untuk berhasil

. ( @ '

antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan masalahnya hindari kritik bila terjadi kesalahan berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung ja!ab, !e!enang, tanggung gugat dan dukungan yang tersedia berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik

Bangkah yang harus ditempuh agar dapat melakukan pendelegasian yang e"ekti" 4 3. Koordinasi Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar pera!at dengan anggota tim kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain. 8an"aat Koordinasi4 menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal < bagian dan perasaan lebih penting dari yang lain menumbuhkan rasa saling membantu tetapkan tugas yang akan didelegasikan pilihlah orang yang akan diberi delegasi berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas uraikan hasil spesi"ik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil tersebut jelaskan batas !e!enang dan tanggung ja!ab yang dimiliki sta" tersebut minta sta" tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan sta" tersebut atas tugas yang didelegasikan. tetapkan !aktu untuk mengontrol perkembangan berikan dukungan e:aluasi hasilnya

menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar sta" Cara koordinasi4 Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan<rapat, pencatatan dan pelaporan, pembakuan "ormulir yang berlaku. 4. 8anajemen 0aktu Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang kepera!atan mengalami kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan !aktu. /anyak !aktu pengelola dihabiskan untuk orang lain. 1leh karena itu perlu pengontrolan !aktu sehingga dapat digunakan lebih e"ekti". 5ntuk mengendalikan !aktu agar lebih e"ekti" perlu 4 &. analisa !aktu yang dipakaiA membuat agenda harian untuk menentukan kategori kegiatan yang ada 7. memeriksa kembali masing-masing porsi dari tiap akti"itas ;. menentukan prioritas pekerjaan menurut kega!atan, dan perkembangannnya serta tujuan yang akan dicapai ,. mendelegasikan $ambatan yang sering terjadi pada pengaturan !aktu terperangkap dalam pekerjaan menunda karena takut salah tamu yang tidak terjad!al telpon rapat yang tidak produkti" peraturan =open door? tidak dapat mengatakan =tidak? pada hal-hal yang tidak perlu C.Perhitu !" Te "!" Per"#"t Didalam penerapan kebutuhan ketenagakerjaan harus diperhatikan adanya "aktor yang terkait beban kerja pera!at, diantaranya seperti berikut 4 a. >umlah klien yang dira!at<hari<bulan<tahun dalam suatu unit

b. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien c. Rata-rata hari pera!atan klien d. Pengukuran pera!atan langsung dan tidak langsung e. Drekuensi tindakan yang dibutuhkan ". Rata-rata !aktu kepera!atan langsung dan tidak langsung g. Pemberian cuti 8enurut Suyanto (7))@ , perhitungan tenaga kerja pera!at perlu diperhatikan hal-hal, sebagai berikut 4 &. Daktor-"aktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga kepera!atan. a. Daktor klien, meliputi 4 tingkat kompleksitas pera!at, kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit dan usianya, jumlah pasien dan "luktuasinya, keadaan sosial ekonomi dan harapan pasien dan keluarga. b. Daktor tenaga, meliputi 4 jumlah dan komposisi tenaga kepera!atan, kebijakan pengaturan dinas, uraian tugas pera!at, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, tenaga pera!at spesialis dan sikap ethis pro"essional. c. Daktor lingkungan, meliputi 4 tipe dan lokasi rumah sakit, lay out kepera!atan, "asilitas dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau diagnostik, pelayanan penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang dilaksanakan. d. Daktor organisasi, meliputi 4 mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan pembinaan dan pengembangan. 7. Rumusan perhitungan tenaga pera!at a. Peraturan 8en.Kes.R.I. %o.7.7<8en.Kes.<Per<EII<&'(' menetapkan bah!a perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dibanding dengan jumlah pera!at adalah sebagai berikut 4 Jumlah tempat tidur : Jumlah perawat = 3-4 tempat tidur : bah!a 4 Jumlah tena!a keperawatan : pa"ien = # : $ tiap "hi%t. perawat. b. $asil 0ork Shop Pera!atan oleh Dep.Kes RI di Ciloto 3ahun &'(& menyebutkan

c. 8enggunakan sistem klasi"ikasi pasien berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga. Klasi"ikasi Klien /erdasarkan 3ingkat Ketergantungan 8enurut Douglas (&'@,, dalam S!ansburg F S!ansburg, &''' membagi klasi"ikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan menggunakan standar sebagai berikut 4 a G G G G G G b jam<hari G G G G G G c G G G G G G G kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu obser:asi tanda-tanda :ital setiap , jam ambulasi dibantu pengobatan dengan injeksi klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat klien dengan in"us, dan klien dengan pleura pungsi. Kategori III 4 (otal &are)'nten"i% &are, memerlukan !aktu --. jam<hari semua kebutuhan klien dibantu perubahan posisi setiap 7 jam dengan bantuan obser:asi tanda-tanda :ital setiap 7 jam makan dan minum melalui selang lambung pengobatan intra:ena =perdrip? dilakukan suction gelisah < disorientasi Kategori I 4 "el% &are<pera!atan mandiri, memerlukan !aktu &-7 jam<hari kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri makanan dan minum dilakukan sendiri ambulasi dengan penga!asan obser:asi tanda-tanda :ital setiap pergantian shi"t minimal dengan status psikologi stabil pera!atan luka sederhana. Kategori II 4 'ntermediate &are<pera!atan partial, memerlukan !aktu ;-,

pera!atan luka kompleks

D. Met$%e &et$%e C"r" Perhitu !" Kete "!"'er("" 3ingkat ketergantungan perhitungan tenaga pera!at ada beberapa metode, antara lain yaitu4 a. 8etode Douglas b. 8etode +illies c. 8etode 8enkes d. 8etode Bokakarya PP%I Penjelasan dari metode-metode cara perhitungan ketenagakerjaan yang kami pakai adalah sebagai berikut 4 &. 8etode Douglas Douglas (&'@,, dalam S!ansburg F S!ansburg, &''' menetapkan jumlah pera!at yang dibutuhkan dalam suatu unit pera!atan berdasarkan klasi"ikasi klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar per shi"t nya, yaitu sebagai berikut 4 >umlah Klasi"ikasi KBien Pasien 8inimal Pagi Sore & ),&( ),&, 7 ),;, ),7@ ; ),-& ),,7 Dst 7. 8etode +illies +illies (&'', menjelaskan rumus kebutuhan tenaga kepera!atan di suatu unit pera!atan adalah sebagai berikut 4 >umlah jam kepera!atan >umlah hari<tahun rata rata - hari libur 8asing7 Pera!at jumlah H hari<tahun H jmlh jam kerja tiap pera!at Parsial Pagi ),7( ),-, ),@& 3otal Pagi ),;. ),(7 &,)@

8alam ),)( ),&, ),7&

Sore ),&),;) ),,-

8alam ),&) ),7) ),;)

Sore ),;) ),.) ),')

8alam ),7) ),,) ),.)

yang dibutuhkan klien<hari H klien<hari

jumlah kepera!atan yang dibutuhkan <tahun I I jumlah jam kepera!atan yang di berikan pera!at<tahun jumlah pera!at di satu unit

Prinsip perhitungan rumus +illies 4 >umlah >am kepera!atan yang dibutuhkan klien perhari adalah 4 &. !aktu kepera!atan langsung (rata rata ,-- jam<klien<hari dengan spesi"ikasi pembagian adalah 4 kepera!atan mandiri ("el% &are) = * + 4 = , -am , keperawatan partial (partial &are ) = . + 4 = 3 -am , keperawatan total /total &are) = ,-,.# + 4 = 4-0 jam dan kepera!atan intensi" (inten"i1e &are) = 7. 0aktu kepera!atan tidak langsung a. menurut RS Detroit (+illies, &'', I ;@ menit<klien<hari 3. menurut Wol%e 4 5oun! / 6illie", ,$$4) = 07 menit)klien)hari = , -am)klien)hari ;. 0aktu penyuluhan kesehatan lebih kurang &- menit<hari<klien I ),7- jam<hari<klien ,. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dira!at di suatu unit berdasarkan rata rata biaya atau menurut 8ed 9&&upan&y Rate /89R) den!an rumu" : >umlah hari pera!atan RS dalam !aktu tertentu H &)) * >umlah tempat tidur H ;.- hari -. >umlah hari pertahun yaitu 4 ;.- hari. .. $ari libur masing-masing pera!at per tahun, yaitu 4 (; hari ( hari minggu<libur I -7 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya , hari libur nasional I &; hari, dan cuti tahunan I @ hari . (. >umlah jam kerja tiap pera!at adalah ,) jam per minggu (kalau hari kerja e"ekti" . hari maka ,)<. I ... I ( jam per hari, kalau hari kerja e"ekti" - hari maka ,)<- I @ jam per hari @. >umlah tenaga kepera!atan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 7)* (untuk antisipasi kekurangan <cadangan . '. Perbandingan pro"esional berbanding dengan :ocasional I --* 4 ,- * + 4 -am = 2 -am.

BAB III KASUS Tu!") Pe&i*u 2 Saudara adalah seorang kepala ruangan bedah berpendidikan S& kepera!atan, jumlah pera!at yang ada termasuk saudara &- orang terdiri dari pera!at S&kepera!atan, ; pera!ata berpendidikan D; kepera!atan dan &) tamatan SPK. 3erdiri dari 7, 33 terisi penuh, ada &7 pasien yang membutuhkan pera!atan total, - pasien membutuhkan pera!atan partial dan ( membutuhkan pera!atan minimal. /1R @-*. Selain pera!at ada , P1S dan & tenaga administrasi dan 7 cleaning ser:ice. $asil sur:ey direktur kepera!atan diruang saudara menunjukkan adanya ketidakpuasan dari pelanggan saudara ((-* pelanggan menyatakan tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan . Pera!at mengeluh tingginya beban kerja setiap hari, rendahnya penghargaan terhadap jasa kepera!atan. Saudara sebagai kepala ruangan dituntut mampu menyelesaikan kasus diatas.

". C$+" i%e ti,i'")i &")"-"h.&")"-"h /" ! ter("%i %i "t") >a!aban 4 &. Kurangnya jumlah pera!at yang ada di ruang /edah 7. Ketidakpuasan dari pelanggan atas pelayanan ;. 3ingginya beban kerja setiap hari

+. Ber"0" 'e+utuh" te "!" 0er"#"t )eh"ru) /" /" ! %i0er-u'" %iru" ! )"u%"r" >a!aban 4 1. D$u!-") Douglas (&'@,, dalam S!ansburg F S!ansburg, &''' menetapkan jumlah pera!at yang dibutuhkan dalam suatu unit pera!atan berdasarkan klasi"ikasi klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar per shi"t nya, yaitu sebagai berikut 4 >umlah Klasi"ikasi KBien Pasien 8inimal Pagi Sore & ),&( ),&, 7 ),;, ),7@ ; ),-& ),,7 Dst

8alam ),)( ),&, ),7&

Parsial Pagi ),7( ),-, ),@&

Sore ),&),;) ),,-

8alam ),&) ),7) ),;)

3otal Pagi ),;. ),(7 &,)@

Sore ),;) ),.) ),')

8alam ),7) ),,) ),.)

Ruang ra!at dengan 7, orang klien, dimana ( orang dengan ketergantungan minimal, - orang dengan ketergantungan partial dan &7 orang dengan ketergantungan total. 8aka jumlah pera!at yang dibutuhkan 4 8inimal Parsial Pagi ),&( H ( I &,&' ).7( H - I &,;Sore ).&, H ( I ),'@ ).&- H - I ),(8alam ).)( H ( I ),,' ).&) H - I ),>umlah secara keseluruhan pera!at perhari 3otal ).;. H &7 I ,,;7 ).; H &7 I ;,. ).7 H &7 I 7,, >umlah .,@. (( orang -,;; (- orang ;,;' (; orang &- 1rang

2. Gi--ie) +illies (&'', menjelaskan rumus kebutuhan tenaga kepera!atan di suatu unit pera!atan adalah sebagai berikut 4 >umlah jam kepera!atan rata rata jumlah

yang dibutuhkan klien<hari H klien<hari >umlah hari<tahun - hari libur 8asing7 Pera!at

H hari<tahun H jmlh jam kerja tiap pera!at

jumlah kepera!atan yang dibutuhkan <tahun I I jumlah jam kepera!atan yang di berikan pera!at<tahun jumlah pera!at di satu unit

Prinsip perhitungan rumus +illies 4 >umlah >am kepera!atan yang dibutuhkan klien perhari adalah 4 &. !aktu kepera!atan langsung (rata rata ,-- jam<klien<hari dengan spesi"ikasi pembagian adalah 4 kepera!atan mandiri ("el% &are) = * + 4 = , -am , keperawatan partial (partial &are ) = . + 4 = 3 -am , keperawatan total /total &are) = ,-,.# + 4 = 4-0 jam dan kepera!atan intensi" (inten"i1e &are) = 7. 0aktu kepera!atan tidak langsung c. menurut RS Detroit (+illies, &'', I ;@ menit<klien<hari d. menurut Wol%e 4 5oun! / 6illie", ,$$4) = 07 menit)klien)hari = , -am)klien)hari ;. 0aktu penyuluhan kesehatan lebih kurang &- menit<hari<klien I ),7- jam<hari<klien ,. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dira!at di suatu unit berdasarkan rata rata biaya atau menurut 8ed 9&&upan&y Rate /89R) den!an rumu" : >umlah hari pera!atan RS dalam !aktu tertentu H &)) * >umlah tempat tidur H ;.- hari -. >umlah hari pertahun yaitu 4 ;.- hari. .. $ari libur masing-masing pera!at per tahun, yaitu 4 (; hari ( hari minggu<libur I -7 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya , hari libur nasional I &; hari, dan cuti tahunan I @ hari . (. >umlah jam kerja tiap pera!at adalah ,) jam per minggu (kalau hari kerja e"ekti" . hari maka ,)<. I ... I ( jam per hari, kalau hari kerja e"ekti" - hari maka ,)<- I @ jam per hari @. >umlah tenaga kepera!atan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 7)* (untuk antisipasi kekurangan <cadangan . + 4 -am = 2 -am.

'. Perbandingan pro"esional berbanding dengan :ocasional I --* 4 ,- * Perhitungan kasus 4 &. Rata rata jam pera!atan klien per hari I - jam<hari 7. Rata rata I 7, klien < hari (( orang dengan ketergantungan minimal, - orang dengan ketergantungan partial dan &7 orang dengan ketergantungan total ;. >umlah jam kerja tiap pera!at I ,) jam<minggu ( . hari<minggu jadi jumlah jam kerja perhari ,) jam dibagi . I ( jam <hari ,. >umlah hari libur 4 (; hari ( -7 J@ (cuti J &; (libur nasional >umlah jam kepera!atan langsung I ( orang H & jam I ( jam I - orang H ; jam I &- jam I &7 orang H . jam I (7 jam >umlah jam >umlah kepera!atan tidak langsung 7, orang klien H & jam I 7, jam Pendidikan Kesehatan I 7, orang klien H ),7- I . jam Sehingga >umlah total jam kepera!atan <klien<hari 4 ', jam J 7, jam J . jam I -,&. >am<klien<hari 7, orang >adi,, &. >umlah tenaga yang dibutuhkan 4 -,&. H 7, H ;.(;.- 9 (; H ( I ,-7)&,. I 77,&& orang ( 77 orang 7),, I ', jam

- Ketergantungan minimal - Ketergantungan partial - Ketergantungan total

7. 5ntuk cadangan 7)* menjadi 77 H 7)* I ,,, orang (, orang ;. >adi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 77 J , I 7. orang <hari Perbandingan pro"esional berbanding dengan :ocasional I --* 4 ,- * I &, 4 &7 orang. 3. Met$%e R")i$

8etode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan. 8etode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. 8etode ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produkti:itas SD8 rumah sakit, dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan. /isa digunakan bila 4 kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan :olume pelayanan kesehatan relati" stabil. 3ujuan dari metode ini adalah merencanakan kebutuhan tenga kesehatan dengan membandingkan ketersediaan tempat tidur di unit-unit pera!atan sesuai dengan tipe institusi layanan kesehatan yang tersedia. Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan 8enkes R.I. %omor 7.7 tahun &'(' tentang ketenagaan rumah sakit, dengan standar sebagai berikut 4 Peraturan 8enkes RI %o. 7.7<8enkes<Per<EII<&'(' 3ipe 38<33 3PP<33 (; 9 , < 7 3P%P<33 &<; 3%8<33 &<& RS 2 dan & < (, 9 (

/ C &<' &<& &<;<, D & < &&<7 &<. 7<; Khusus Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan Keteran!an : 38 I 3enaga 8edis (dokter gigi dan dokter umum 33 I 3empat 3idur (pasien 3PP I 3enaga Para 8edis Pera!atan (S& dan D; kepera!atan, SPR<SPK, D; pera!at gigi, SPR+<SB32 pera!at gigi, bidan D; dan S&, 2K%#S<2kademi anastesi 3P%P I 3enaga Para 8edis %on Pera!atan (%utrisionis, penyuluh kesehatan, 2R8<catatan medic analis, ak"ar, "isioterapi, akademi radiologi, akademi kesehatan lingkungan 3%P I 3enaga %on 8edis (administrasi Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternati" perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan pro"esional.

4. Met$%e L$'"'"r/" PPNI Penentuan kebutuhan tenaga pera!at menurut Bokakarya PP%I dengan mengubah satuan hari dengan minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja e"ekti" dihitung dalam minggu sebanyak ,& minggu dan jumlah kerja perhari selama ,) jam per minggu. PP%I berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia4 3enaga Pera!at I ( 2 H -7 mg H ( $r ( 33 H /1R H &7-* ,& mg H ,) jam Keterangan 4 3P I 3enaga pera!at 2 I>umlah jam pera!atan < 7, jam ,&mg I ;.- - -7 ($r 8ing. - &7 hr libur - &7 hr cuti I 7@' < ( a. Komponen 2, adalah jumlah !aktu pera!atan yang dibutuhkan oleh pasien selama 7, jam b. K/1R, adalah prosentase rata-rata jumlah tempat tidur yang digunakan selama periode tertentu(satu semester<satu tahun c. $ari kerja e"ekti" selama ,& minggu yang dihitung sebagai berikut 4 I (;.- 9(-7 hr mingguJ&7 hari libur nasionalJ &7 cuti tahunan I 7@' hari 4 ( hari<mg I ,& minggu d. Komponen &7- *, yaitu tingkat produkti:itas diasumsikan hanya (- * sehingga dikali &7- *. 3abel &.7 rata-rata pera!atn selama 7, jam
%1 K23#+1RI<>#%IS R232-R232 P2SI#% < $2RI R232-R232 >28 P#R20232% P2SI#% <2$2RI >58B2$ >28 P#R20232% < $2RI

&

R52%+ /#D2$

7,

, H &7-*

',

3enaga pera!at I ( 2 H -7 mg H ( $r ( 33 H /1R

,& mg H ,) jam 3enaga pera!at I (', H -7 mg H ( $r (7, H ),@- H &7-* ,& mg H ,) jam I ,@@@ H ( H 7),, H &7-* &.,) I .'@)).,, H &7-* &.,) I -;7,)&7- (-;7 orang

*. B"!"i&" " >a!aban 4 &.

"-ter "ti2e

0e&e*"h"

0er&")"-"h"

%i"t")

)e)u"i

%e !"

0er&")"-"h" /" ! "%"3 Kurangnya jumlah pera!at yang ada di ruang /edah 2lternati" 4 8embuka lo!ongan penda"taran untuk pera!at berpendidikan S& kepera!atan dan D; kepera!atan, lakukan pemilahan atau pembagian kerja dengan prinsip dasar untuk mencapai e"isiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang memilik tugas tertentu, kelompokkan sesuai dengan kemampuannya dan jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas ,kemudian tiap bangsal < bagian memiliki perincian akti:itas yang jelas dan tertulis, lalu pantau tiap sta" memiliki perincian tugas yang jelas dan :ariasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau erat hubungannya. 7. Ketidakpuasan dari pelanggan atas pelayanan 2lternati"4 8enciptakan suasana yang nyaman, seperti berbicara yang sopan dan lemah lembut kepada klien dan keluarga. Kemudian berkoordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar pera!at dengan anggota tim kesehatan lain maupun dengan tenaga dari bagian lain, dengan begitu akan meningkatkan suasana yang baik pula.

;. 3ingginya beban kerja setiap hari 2lternati"4 $arus adanya pendelegasian kerja agar masing-masing pera!at memjalankan tugasnya sendiri sebaik mungkin, dimana sorang KaRu atau pera!at mengikuti beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang e"ekti",antara lainA a. >angan membaurkan dengan pelemparan tugas. 1leh karena itu jangan mendelegasikan tugas yang anda sendiri tidak mau melakukannya. b. jangan takut salah c. angan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk sukses d. kembangkan tingkat keterampilan dan pengetahuan sta", sehingga mereka dapat melakukan tugas yang didelegasikan e. perlihatkan rasa percaya atas kemampuan sta" untuk berhasil ". antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan masalahnya g. hindari kritik bila terjadi kesalahan h. berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung ja!ab, !e!enang, tanggung gugat dan dukungan yang tersedia i. berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik Bangkah yang harus ditempuh agar dapat melakukan pendelegasian yang e"ekti" 4 tetapkan tugas yang akan didelegasikan, pilihlah orang yang akan diberi delegasi, berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas, uraikan hasil spesi"ik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil tersebut, jelaskan batas !e!enang dan tanggung ja!ab yang dimiliki sta" tersebut, minta sta" tersebut menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan sta" tersebut atas tugas yang didelegasikan, tetapkan !aktu untuk mengontrol perkembangan, berikan dukungan dan e:aluasi hasilnya.

BAB I4 PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam suatu unit pekerjaan yang ideal harus mempelajari konsep perhitungan tenaga kerja. $al tersebut berjalan bilamana pera!at mau belajar dan menggunakan ilmu yang ditunjukkan oleh pengalaman dan penelitian yang dikembangkan agar "ungsi dari

perhitungan tenaga kerja dalam manajemen kepera!atan semakin berkembang untuk memuaskan klien dan meningkatkan RS B. SARAN 8aka untuk melengkapi manajemen kepera!atan diperlukan pera!at dengan sikap yang selalu dilandasi oleh kaidah etik pro"esi dalam menyusun struktur tenaga kerja yang benar-benar sesuai kebutuhan dan organisasi manajemen kepera!atan. Diharapkan kepada pera!at untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik lagi untuk melayani masyarakat melalui pelayanan kesehatan dll yang si"atnya menyeluruh guna menciptakan perubahan perilaku dan lingkungannya dan dapat menerapkan kode etik manajemen kepera!atan.

DA5TAR PUSTAKA DepKesRI (7)); , 'ndone"ia "ehat 7,7. >akarta 4 Departemen Kesehatan R.I Douglas, Baura 8ae. (&''7 (he e%%e&ti1e :ur"e : ;eader and Mana!er ., , 3h. #d,. 8osby year book, Inc.

+illies, D.2. (&'', . :ur"in! mana!ement, a "y"tem approa&h. 3hird #dition. Philadelphia 4 0/ Saunders. 8arLuis, /.B. dan $uston, C.>. (&''@ . Mana!ement <e&i"ion Makin! %or :ur"e" (;rd ed Philadelphia4 Bippincot 9 Ra:en Publisher 8arLuis, /.B. dan $uston, C.>. (7))) . ;eader"hip" Role" and Mana!ement =un&tion" in :ur"in! (;rd ed Philadelphia4 Bippincot 9 Ra:en Publisher S!ansburg, R.C. F S!ansburg, R.>. (&''' . 'ntrodu&tory mana!ement and leader"hip %or nur"e". Canada 4 >ones and /arlett Publishers

You might also like