You are on page 1of 14

Lab/SMF Farmasi-Farmakoterapi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

P-treatment

KONTRASEPSI HORMONAL

Disusun Oleh Harry Hamyasa Endang Yulia A 0808015017 0808015024

Pembimbing dr. Ika Fikriah, M.Kes

Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik pada Lab/SMF Ilmu Farmasi/Farmakoterapi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda 2012

BAB 1 PRESENTASI KASUS

SKENARIO

Seorang ibu hamil 5 bulan usia 38 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan perdarahan pervaginam. Pasien didiagnosa abortus spontan dan telah dilakukan kuretase. Setelah dilakukan anamnesa, pasien sudah memiliki 3 orang anak dan merupakan perokok berat yang bisa menghabiskan lebih dari 1 bungkus rokok/hari ( 20 batang). Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah dalam batas normal dan pemeriksaan kadar gula darah dalam batas normal. Pertanyaan: - Tentukan langkah-langkah p-treatment dalam pemilihan kontrasepsi pada kasus diatas.

1) Problem pasien - Ingin menggunakan kontrasepsi yang aman pasca keguguran trimester II.

2) Tujuan Terapi - Untuk mencegah kehamilan dan mengatur jarak kehamilan - Memilihkan kontrasepsi yang sesuai untuk pasien pasca keguguran, usia > 35 tahun dan perokok berat.

3) Pemilihan terapi - Pemilihan kontrasepsi harus disesuaikan dengan keadaan ekonomi dan psikologis dari pasien, serta memperhatikan keadaan pasien pasca keguguran, usia dan kebiasaan merokok.
Kontrasepsi Hormonal Efficacy +++ Menghambat ovulasi dengan cara menekan sekresi Safety ++ ES: haid, gangguan mual, Suitability ++ KI: kehamilan, Cost +++ Microlut 35 (Rp.19.600), Microdiol tab 28 (Rp.5.200), tab

wanita usia > 40 tahun, atau hipertensi, thrombosis emboli,

peningkatan berat gangguan badan,

hormone FSH dan LH. Menambah

kekentalan serviks,

mukus

toleransi glukosa diabetes. pada

gangguan hepar,

fungsi hiperplasi

Planak tab 28 (Rp.5.000), Planibu (MPA) (Rp.8.000) vial

menghambat nidasi dan gangguan

endometrium

pergerakan tuba IUD ++ Terjadi endomeriosis steril sehingga menimbulkan : proses nidasi sukar terjadi, meningkatkan lendir servik,adanya makrofag yang membuuh kuman Efektif 97-99% +++ Memotong saluran tubafalopi Perlu persyaratan khusus ++ ES: perdarahan dan nyeri, ekspulsi, perforasi,infeksi, hamil, kehamilan ektopik, ++ KI: Hamil/diduga hamil, infeksi panggul, lecet/erosi mulut rahim, dicurigai keganasan, perdarahan haid hebat

+ Nova 200 T Cu AG

Rp.170.000

Tubektomi

+++ ES: Nyeri post operasi

++ KI: Kehamilan, infeksi panggul, Peradangan panggul, Perdarahan uterus abnormal,Ca panggul,Malformasi rahim, Myoma uteri,Dismenorrea berat,Stenosis kanalis ser vicalis, Anemia berat + KI : Alergi trhadap bahan lateks

+ Rp. 2.000.000

Kondom

+ pemblokir / barrier sperma Kekurangan metode ini: Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain Membutuhkan waktu untuk pemasangan Mengurangi sensasi seksual Efektif 7580%

++ ES : reaksi alergi, hamil

+++ Rp. 3000

Kontrasepsi yang dipilih adalah kontrasepsi hormonal. Selain memiliki efikasi yang tinggi dan relatif aman juga harganya terjangkau.
Kontrasepsi Hormonal Progesteron Efficacy ++ Merubah lendir servik jadi kental sehingga menghambat penetrasi sperma, dan sebagai spermasid, supresi menstruasi Safety ++ ESO: Berat badan bertambah, gangguan siklus haid, mual, muntah, tromboemboli Suitability +++ Dapat digunakan pada usia > 35 tahun, perokok, pasca keguguran, menyusui KI: hamil, tromboembolik, riwayat penyakit hepar, tumor yang tergantung progestin + Dapat digunakan pasca keguguran KI: wanita hamil atau menyusui, wanita usia > 35 tahun yang perokok, gangguan hepar, riwayat thrombosis atau emboli, hipertensi, penyakit jantung Cost ++ Cerazette tab 75 mcg x 26 (Rp.70.000)

Estrogen Progesteron

+++ Menyebabkan hambatan pada GnRH (Gonadotropin releasing hormone) sehingga tidak terjadi ovulasi dan kemudian menstruasi tidak terjadi, Merubah lendir servik jadi kental sehingga menghambat penetrasi sperma,Perubahan endometrium menghalangi nidasi,Merubah kecepatan transportasi ovum melalui tuba

+ ESO: gangguan siklus haid, mual, muntah , tromboemboli, gangguan fungsi ginjal. Gangguan serebrovaskuler

++ Cyclogynon Tab salut gula 2x28 (Rp. 7.000)

Pilihan kontrasepsi yang baik untuk pasien ini adalah progesteron karena progesteron dapat digunakan pada pasien pasca keguguran, usia > 35 tahun yang merokok. Kontrasepsi progestin dapat berupa oral (pil), suntikan dan implant subkutan sehingga pemilihan pemberian kontrasepsi sangat tergantung daripada pasien.
Cara pemberian Oral Efficacy +++ Menekan ovulasi, mempengaruhi siklus haid, dan meningkatkan viskositas mucus serviks Safety Suitability Cost

Injeksi

++ Gangguan siklus haid, peningkatan berat badan, pusing, mual dan anoreksia +++ ++ Menghambat ovulasi Gangguan dengan menekan sekresi siklus haid, hormone FSH dan LH peningkatan

++ +++ I: wanita pasca keguguran, usia > 35 tahun, perokok berat

+++ I: wanita pasca keguguran, usia > 35 tahun, perokok

++ Lanibu (MPA) vial (Rp.8.000)

Implan subkutan

++ Menekan lonjakan LH dan ovulasi. Perlindungan kontrasepsi mulai 24 jam setelah insersi dimana obat dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding kapsul

berat badan, pusing, mual dan anoreksia + Gangguan siklus haid, peningkatan berat badan, pusing, mual dan anoreksia

berat

++ + I: wanita pasca keguguran, usia > 35 tahun, perokok berat

Cara pemberian kontrasepsi yang dipilih adalah suntikan karena pasien tidak perlu mengingat-ingat setiap hari karena penyuntikan dilakukan 3 bulan sekali, tidak mengganggu hubungan seksual serta cocok untuk wanita usia >35 tahun dan perokok berat sedangkan dengan pemberian oral kemungkinan untuk lupa karena harus diminum tiap hari dan efektif bila dilakukan secara benar (waktu yang tepat/jam yang sama setiap harinya dan tidak oleh ada tablet yang lupa diminum setiap hari). Coitus hendaknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil. Sedangkan untuk pemberian intradermal, selain harga yang lebih tinggi dibandingkan oral dan suntikan, juga mempertimbangkan keadaan psikologis pasien dengan tindakan bedah minor dan kesukaran dalam pengangkatan implant. 4) Pemberian terapi a. Terapi non farmakologis - Memberikan pengertian tentang kontrasepsi pilihan yang aman dan sesuai untuk pasien - Menghindari stress agar tidak takut dalam memilih kontrasepsi yang sesuai dan aman - Mengatur pola makan dan menu makanan yang sehat dan bergizi b. Terapi farmakologis Penulisan Resep Apabila setelah diberi penjelasan dan saran ternyata ibu memilih bentuk konrasepsi suntik, maka obat yang diberikan :

dr. Endang Yulia Angraini Jln. Dr. Soetomo No. 87 Kelurahan Sidodadi (081254234123) SIP : 272 / 50 / SIP / V / 2010 Samarinda, 7 November 2012

R/ Depo Prevora vial fl No. I S i.m.m

R/ Spuit 3 cc No. I S i.m.m

Pro Usia Alamat

: Ny. A : 38 tahun : Jln. Suwandi 5 No. 7

5) Komunikasi terapi Informasi obat - Bentuk sediaan adalah suntik - Cara pemakaian: suntikan secara intramuskulus di pantat , diberikan setiap 12 minggu sekali Informasi terapi - Bagi ibu yang mungkin ingin mempunyai anak lagi dan kondisi ibu masih menyusui maka pilihan kontrasepsi dilakukan dengan mempertimbangkan kontrasepsi yang tidak mempengaruhi laktasi. - Dengan memakai kontrasepsi ini dapat timbul efek samping berupa terjadinya perubahan pola haid. Efek samping lainnya, mual, muntah dan sakit kepala. - Memberi informasi pada pasien mengenai adanya kemungkinan untuk terjadinya kehamilan, walaupun telah menggunakan kontrasepsi.

6) Monitoring dan evaluasi - Jika efek samping sangat menganggu, segera kembali ke dokter - Kembali ke dokter, apabila ingin mengganti kontrasepsi untuk kemudian diganti dengan kontrasepsi bentuk lain (tergantung pasien).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I.

Kontrasepsi Hormonal Golongan Progestin Progestin Oral (Minipil) Progestin oral disebut juga minipil merupakan pil yang mengandung progestin 350 g dan diminum setiap hari (Cunningham dkk, 2006). Minipil tersedia dalam dua kemasan yaitu isi 35 pil (mengandung 300 g levonorgestrel atau 350 g noretindron) dan isi 28 pil (mengandung 75 g desogestrel) A. Efektivitas Penggunaan minipil sangat efektif dalam mencegah kehamilan (sekitar 98,5%). Minipil harus diminum setiap hari (sebaiknya pada malam hari di jam yang sama) dan jangan sampai ada tablet yang lupa diminum. Gangguan gastrointestinal seperti muntah dan diare sebaiknya dihindari karena dapat menurunkan efektivitas dari minipil sehingga angka kejadian kehamilan akan meningkat. Penggunaan obat obatan mukolitik juga perlu dihindari karena dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif minipil akan terganggu. Senggama sebaiknya dilakukan 3 20 jam setelah penggunaan minipil. B. Keuntungan Minipil Manfaat minipil setara dengan kontrasepsi kombinasi. Minipil juga tidak mengganggu hubungan seksual. Apabila digunakan pada wanita menyusui, pil ini hampir 100 persen efektif sampai 6 bulan postpartum dan tidak mempengaruhi ASI. Selain itu wanita perokok dengan usia diatas 35 tahun yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral kombinasi dapat menggunakan minipil. C. Kerugian Kerugian utama adalah kegagalan kontrasepsi dan meningkatnya insiden kehamilan ektopik apabila kontrasepsi gagal. Selain itu hampir 30 60% pasien mengalami gangguan haid (amenorea, spotting dan breakthrough bleeding). Pasien harus minum pil setiap hari dan pada waktu yang sama memungkinkan ketidakteraturan konsumsi minipil sehingga efek yang diharapkan tidak dapat dicapai maksimal. Bila lupa satu minum satu pil saja maka tingkat kegagalan kontrasepsi akan menjadi lebih besar. Penggunaan minipil bersamaan obat antituberkulosis (rifampisin) dan anti epilepsi akan menurunkan efektivitas minipil.

D. Kategori Pasien a. Pasien yang menginginkan metode kontrasepsi yang efektif selama periode menyusui b. Pascapersalinan dan tidak menyusui c. Pascakeguguran d. Perokok segala usia e. Riwayat tekanan darah tinggi (<180/110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan darah E. Kontraindikasi Minipil a. Hamil atau diduga hamil b. Perdarahan pervaginam tanpa sebab yang jelas c. Sedang terapi tuberkulosis (rifampisin) atau terapi epilepsi (fenitoin dan barbiturat) d. Riwayat kanker payudara, mioma uteri dan stroke e. Sering lupa menggunakan pil F. Waktu Penggunaan Minipil a. Mulai pemakaian pada hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid baik baru memulai penggunaan kontrasepsi maupun kontrasepsi alih (sebelumnya menggunakan kontrasepsi nonhormonal atau AKDR). b. Apabila minum minipil setelah hari ke-5 jangan melakukan hubungan selama 2 hari sejak minum minipil. c. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan dapat dimulai saat itu juga. d. Minipil dapat diberikan segera pasca abortus. e. Bila pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti minipil, minipil dapat segera diberikan. apabila sebelumnya menggunakan kontrasepsi suntikan, minipil diberikan saat jadwal suntikan berikutnya. G. Edukasi Pasien a. Cara Minum Minipil i. Minum pil setiap hari pada jam yang sama ii. Bila pasien muntah setelah 2 jam menggunakan pil, minumlah pil yang lain atau gunakan kontrasepsi lain jika ingin melakukan hubungan

seksual dalam 48 jam berikutnya. Begitu pula bila pasien lupa minum lebih dari 3 jam iii. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil segera minum saat pasien ingat dan gunakan metode perlindungan hingga akhir bulan. b. Efek Samping Minipil i. Terjadi perubahan pola haid dalam 2-3 bulan pertama. Perubahan pola haid ini sifatnya sementara dan tidak mengganggu kesehatan. ii. Kadang kadang muncul efek samping peningkatan berat badan, sakit kepala ringan dan nyeri payudara namun tidak berbahaya dan dapat hilang sendiri.

Kontrasepsi Progestin Suntik Keunggulan dari kontrasepsi progestin suntik adalah efektivitas kontrasepsi yang setara atau lebih baik daripada kontrasepsi oral kombinasi (0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun dengan syarat penyuntikan dilakukan teratur sesuai jadwal) serta gangguan laktasi yang minimal (Cunningham dkk, 2006; BKKBN, 2011). Tersedia dua jenis kontrasepsi suntik progestin yaitu Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera) mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan disuntikkan intramuskular di daerah bokong. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat) mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntikkan intramuskular. A. Mekanisme Kerja Progestin mencegah ovulasi dengan menekan gonadotropin-releasing factors dari hipotalamus. Hal ini menghambat sekresi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari hipofisis. Progestin juga menyebabkan terbentuknya mukus serviks yang kental sehingga memperulit perjalanan sperma. Kapasitasi sperma juga mungkin dihambat. Selain itu, progestin juga menghambat transportasi ovum di dalam tuba. B. Keuntungan a. Mencegah kehamilan jangka panjang. b. Tidak mempengaruhi ASI

c. Dapat digunakan wanita usia > 35 tahun sampai perimenopause C. Kerugian

a. Sering ditemukan gangguan haid (siklus memanjang atau memendek, perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak, amenorea) b. Tidak dapat dihentikan sewaktu waktu. c. Berat badan pasien bertambah. D. Kategori Pasien a. Ibu menyusui b. Pasca abortus c. Sedang terapi tuberkulosis atau terapi epilepsi d. Sering lupa minum pil kontrasepsi e. Perokok f. Tekanan darah <180/110 mmHg dengan masalah pembekuan darah. E. Kontraindikasi a. Hamil atau dicurigai hamil. b. Perdarahan pervaginam tanpa sebab yang jelas. c. Menderita kanker payudara atau riawayat kanker payudara d. Diabetes mellitus disertai komplikasi. F. Waktu Memulai Suntikan Progestin a. Hari pertama sampai hari ketujuh siklus haid. b. Pada ibu yang tidak sedang haid, suntikan dapat diberikan kapan saja. Setelah dilakukan suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari. G. Cara Pemberian Suntikan a. Injeksi noretisteron enantat. Pada 4 injeksi pertama berjarak 8 minggu, sedangkan pada injeksi ke-5 dilakukan 12 minggu setelah injeksi ke-4 begitu juga seterusnya. Injeski intramuskular di bagian bokong. b. Injeksi depo medroksiprogesteron asetat diberikan setiap 3 bulan dengan disuntikkan intramuskular di bagian bokong. H. Edukasi Pasien a. Dapat menimbulkan gangguan haid yang bersifat sementara. b. Efek samping yang sering terjadi yaitu peningkatan berat badan, sakit kepala, nyeri kepala. Efek samping ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. c. Setelah suntikan dihentikan, haid biasanya dating setelah 6 bulan.

Implan Progestin Implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima tahun. Metode ini dikembangkan oleh The Population Council, yaitu suatu organisasi international yang didirikan pada tahun 1952 untuk mengembangkan teknik kontrasepsi. A. Mekanisme Kerja Implan mencegah kehamilan melalui beberapa cara. Seperti kontrasepsi progestin pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan mucus serviks sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. walaupun dalam konsentrasi rendah, progestin dapat mengentalkan mukus serviks. Levonogestrel (LNG) menyebabkan terjadi perubahan komposisi mukus serviks. Perubahan terjadi segera setelah pemasangan implan. Levonogestrel dilepaskan secara terus menerus dari kapsul utnuk menekan pengeluaran FSH dan LH dari hipotalamus dan hipofise. Lonjakan LH direndahkan sehingga ovulasi ditekan oleh levonorgestrel. Level LH ditekan lebih kuat oleh etonogestrel sehingga tidak terjadi ovulasi dalam 3 tahun pertama setelah penggunaan implan. Penggunaan progestin jangka panjang dapat menyebabkan hipotropisme endometrium sehingga dapat mengganggu proses implantasi. Levonogestrel dan progestin sintetik lainnya menghambat reseptor progesterone sehingga sel endometrium menjadi tipis dan sekresi kelenjar menurun. Perubahan pertumbuhan dan maturasi endometrium juga menjadi sebab terjadinya perdarahan irregular. B. Efektivitas Implan Implan sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Angka kehamilan dalam tahun pertama adalah 0,2 per 100 perempuan dan angka kumulatif pada tahun kelima hanya 1,6. C. Efek Samping Implan Efek samping yang sering terjadi adalah perubahan pola haid. Dapat terjadi perdarahan terus menerus atau spotting dalam 6-9 bulan pertama pemakaian. Pada tahun pertama pemakaian, 66% mengalami siklus haid tidak teratur, 27% teratur dan 7% amenorea. Setelah 3-5 tahun pemakaian hanya 38% yang tetap mengalami haid yang tidak teratur sedangkan 62% normal dan tidak mengalami amenorea. Efek samping lain yang sering timbul antara lain sakit kepala (1,9%), peningkatan berat badan (1,7%), gugup atau cemas (1,1%), depresi (0,9%) da D. Kondisi Pasien a. Cocok menggunakan implan i. Pasien menyukai metode jangka panjang sehingga tidak repot.

ii. Tidak mau menambah anak tetapi belum siap unk melakukan kontrasepsi mantap (MOP/MOW) iii. Sedang menyusui bayi yang berusia > 6 minggu yang membutuhan kontrasepsi iv. Pasien merokok. b. Perlu pertimbangan. i. WHO Kelas 1. Hipertensi moderat (TD < 180/105 mmHg) ii. WHO Kelas 2. Pasien diabetes mellitus, hipertensi berat (TD > 180/105 mmHg), sefalgia, perubahan pola haid. c. Aman. Pasien penyakit kantung empedu, riwayat pre-eklamsia, merokok, operasi, penyakit tromboembolik dan penyakit katup jantung. E. Jenis Implan a. Norplant I b. Norplant II c. Implanon F. Waktu Pemasangan a. Selama haid (hari 1-7) b. Pascapersalinan (3-4 minggu) apabila tidak sedang menyusui bayinya. c. Pascakeguguran (segera atau dalam 7 hari) d. Sedang menyusui bayi secara ekslusif (6 minggu 6 bulan pascapersalinan)

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiohardjo Cunningham, F. Gary. Gant, Norman F. Leveno, Kenneth J. Gilstrap, Larry C. Hauth, John C. Wenstrom, Katharine D. (2006). Obstertri Williams (21th Edition). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Suherman, Suharti K. (2008). Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

You might also like