You are on page 1of 16

PENDAHULUAN Amenorea ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturutturut.

Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Kita berbicara tentang amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah dapat haid; sedang pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi.1 Pubertas mewakili sebagian periode dari kehidupan yang ditandai dengan perubahan hormonal, fisik dan psikologis. Selama periode ini, menarche mewakili peristiwa yang paling penting yang terjadi pada wanita. Usia saat menarche berbedabeda di tiap populasi. Selama dua tahun pertama setelah menarche, lamanya menstruasi sering tidak teratur atau abnormal dikarenakan belum matangnya hipotalamus-pituitary-ovarium. Amenore didefinisikan sebagai tidak adanya atau penghentian anomali siklus menstruasi pada wanita selama masa reproduksi. Hanya dalam tiga kondisi amenore dianggap fisiologis: selama kehamilan, menyusui dan menopause.2 Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain.1 Telah diperkirakan bahwa amenore yang bukan karena kondisi fisiologis memiliki prevalensi berkisar antara 3% sampai 4% (Bachmann & Kemmann, 1982; Pettersson et al, 1973.). Penyebab paling sering dari amenore empat: amenore yang disebabkan oleh hipotalamus, hiperprolaktinemia, kegagalan ovarium, dan sindrom ovarium polikistik.2 Istilah kriptomenorea menunjuk kepada keadaan di mana tidak tampak adanya haid karena darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi, misalnya pada ginatresia himenalis, penutupan kanalis servikalis, dan lain-lain.1 Selanjutnya ada pula amenorea fisiologis, yakni yang terdapat dalam masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi, dan sesudah menopause.1

FISIOLOGI MENSTRUASI DEFINISI Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.1 Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Panjang siklus yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulator). Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap.1 FISIOLOGI HAID Dalam proses ovulasi harus ada kerja sama antara korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula suprarenalis, dan kelenjar kelenjar endokrin yang lainnya. Yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadrotopin oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) karena dapat merangsang Luteneizing Hormon (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis.1 Siklus Haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas dua fase dan 1 saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi dan fase luteal. Perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormon steroid dan hormon gonadotropin. Estrogen Menyebabkan umpan balik negatif jika kadarnya rendah, dan umpan balik negatif terhadap FHS, sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik negatif bila kadarnya rendah, dan umpan balik posotif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormon gonadotropin ini mungkin pada hipotalamus.1 1. Fase Folikular Secara fisiologis, hari pertama menstruasi dianggap hari pertama siklus menstruasi. 13 hari berikut dari siklus ditujukan fase folikuler. Sebagai tingkat progesteron, estradiol, dan inhibin menurun 2-3 hari sebelum menstruasi, hipofisis mulai melepaskan tingkat yang lebih tinggi dari follicle-stimulating hormone (FSH), yang merekrut oosit untuk siklus menstruasi berikutnya. Hipotalamus adalah inisiator dari fase folikular.3

Gonadotropin Releasing hormone (GnRH) adalah pompa yang terletak di hipotalamus, melepaskan GnRH secara pulsatil ke dalam sistem pembuluh portal yang mengelilingi kelenjar hipofisis anterior. GnRH berinteraksi dengan kelenjar hipofisis anterior untuk melepaskan FSH dalam fase folikuler. FSH disekresi ke dalam sirkulasi akan berinteraksi dengan sel-sel granulosa yang mengelilingi oosit yang sedang berkembang.3 Sebagai FSH meningkat selama bagian awal dari fase folikuler , berinteraksi dengan sel-sel granulosa untuk merangsang perubahan hormon androgen menjadi estradiol . Peningkatan estradiol dan FSH menyebabkan peningkatan kadar FSH - reseptor di banyak folikel yang sedang berkembang. Selama beberapa hari berikutnya, peningkatan yang stabil dari estradiol ( E2 ) tingkat memberikan pengaruh penekan semakin besar pada hipofisis rilis FSH . Hanya satu yang dipilih memimpin folikel , dengan reservoir terbesar dari estrogen , dapat menahan lingkungan FSH menurun . Oosit yang tersisa yang awalnya direkrut dengan folikel memimpin mengalami atresia . Segera sebelum ovulasi, kombinasi E2 dan FSH menyebabkan produksi luteinizing hormon ( LH ) reseptor pada sel-sel granulosa yang mengelilingi folikel memimpin .3 Selama akhir fase folikuler, estrogen memiliki pengaruh positif pada sekresi LH, bukannya menekan sekresi LH hipofisis seperti halnya di awal fase folikuler. Untuk memiliki efek positif ini, tingkat E2 harus mencapai ketinggian berkelanjutan selama beberapa hari. Lonjakan LH meningkatkan pematangan oosit dominan, pelepasan oosit dan kemudian luteinisasi dari sel granulosa dan sel teka sekitarnya folikel dominan sehingga produksi progesteron. Tingkat yang tepat dari progesteron yang timbul dari folikel dominan jatuh tempo berkontribusi pada waktu yang tepat lonjakan pertengahan siklus LH. E2 mendorong pertumbuhan kelenjar endometrium rahim, yang memungkinkan untuk implantasi.3 2. Fase Ovulasi Adanya lonjakan LH merupakan indikator yang paling penting terjadinya ovulasi. Ovulasi terjadi kira-kira 34-36 jam setelah terjadinya lonjakan LH atau 10-12 jam setelah puncak LH dan 24-36 jam setelah tingkat puncak E2. Kenaikan progesteron meningkatkan distensibility dinding folikel dan meningkatkan aktivitas enzimatik proteolitik, yang akhirnya memecah dinding folikel kolagen.3,4 Setelah sel telur dilepaskan, sel-sel granulosa bertambah besar dan lutein menjadi bentuk yang memiliki karakteristik yaitu dengan pigmen yang berwarna kekuningan yang disebut dengan korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan estrogen, progesteron, dan androgen dan menjadi semakin banyak.3 3. Fase luteal Umur dan kapasitas steroidogenik korpus luteum tergantung pada sekresi LH lanjutan dari kelenjar pituitari. Corpus luteum mengeluarkan progesteron yang berinteraksi dengan endometrium rahim untuk mempersiapkan untuk implantasi. Proses ini disebut desidualisasi endometrium. Pada siklus

menstruasi ovulasi normal, korpus luteum menurun dalam fungsi 9-11 hari setelah ovulasi . Jika korpus luteum tidak diselamatkan oleh human chorionic gonadotropin (hCG) hormon dari plasenta berkembang, menstruasi andal terjadi 14 hari setelah ovulasi. Jika pembuahan terjadi, hCG plasenta berinteraksi dengan reseptor LH untuk mempertahankan fungsi luteal sampai produksi progesteron plasenta mapan.3 Siklus menstruasi adalah sistem yang kompleks tetapi terkoordinasi dalam mengatur perubahan hormonal serta respon dari organ. tujuan utama dari siklus menstruasi adalah untuk merangsang pertumbuhan folikel untuk melepaskan telur dan mempersiapkan sebuah situs untuk implantasi jika pembuahan harus terjadi. Apabila dalam suatu siklus tidak terjadi proses pembuahan, akan terjadi proses pelepasan oleh endometrium, yang disebut menstruasi.3 Saat lahir, bayi perempuan memiliki jumlah folikel primordial yang telah ditetapkan yang ditangkap selama meiosis 1 pada tahap diplotene dari profase sampai stimulasi pada pubertas. Sampai pubertas, hipotalamus dalam keadaan diam. Pada sekitar usia 8 tahun, GnRH disintesis di hipotalamus dan dilepaskan. Korteks adrenal mulai menghasilkan dehydroepiandrostenedione untuk memulai awal adrenarche (yaitu pertumbuhan rambut seksual). Awal dari pubertas dimulai dengan tumbuhnya payudara (thelarche), percepatan pertumbuhan, dan menstruasi (menarche). Pubarche, hasil dari fungsi GnRH, biasanya terjadi antara mulai tumbuhnya payudara dan percepatan pertumbuhan yang dapat terjadi di mana saja sepanjang waktu pubertas. Di Amerika Serikat, usia rata-rata anak perempuan di menarche adalah 12,8 tahun, dengan kisaran 9-16 tahun.3

Gambar 1. Siklus Menstruasi5

Gambar 2. Perkembangan Normal pubertas. 6

AMENOREA DEFINISI Amenore ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturutturut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Kita berbicara tentang amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah dapat haid; sedang pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi.1 Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan congenital dan kelainan-kelainan genetic. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain.1 Istilah kriptomenorea menunjuk kepada keadaan di mana tidak tampak adanya haid karena darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi, misalnya pada ginatresia himenalis, penutupan kanalis servikalis, dan lain-lain.1 Selanjutnya ada pula amenorea fisiologis, yakni yang terdapat dalam masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa laktasi, dan sesudah menopause.1 KLASIFIKASI Amenorea primer dan sekunder masing masing mempunyai sebab-sebab sendiri; pada amenorea primer kelainan gonad memegang peranan penting. Akan tetapi banyak sebab ditemukan pada kedua jenis amenorea; oleh karena itu, klasifikasi dibawah ini mencakup sebab-sebab pada amenorea primer dan amenorea sekunder.1 o Gangguan Organik Pusat1 Sebab organik: tumor, radang, destruksi o Gangguan kejiwaan a. Syok emosional b. Psikosis c. Anoreksia nervosa d. Pseudosiesis o Gangguan poros hipotalamus-hipofisis a. Sindrom amenore-galaktorea b. Sindrom Syein-Leventhal c. Amenore hipotalamik o Gangguan Hipofisis a. Sindrom Sheehan dan penyakit Simmonds b. Tumor; 1) Adenoma basofil (penyakit Cushing) 2) Adenoma asidofil 3) Adenoma kromofob (sindrom Forbes-Albright) o Gangguan gonad a. kelainan congenital b. menopause premature c. the insensitive ovary

o o o

d. penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang dan sebagainya e. tumor sel-granulosa, sel-teka, sel-hilus, adrenal, arenoblastoma. Gangguan glandula suprarenalis a. sindrom adrenogenital b. sindrom Cushing c. oenyakit Addison Gangguan glandula tiroidea Hipotireoidi, hipertireoidi, kretinisme Gangguan pancreas Diabetes mellitus Gangguan uterus, vagina a. aplasia dan hipoplasia uteri b. sindrom Asherman c. endometritis tuberkulosa d. histerektomi e. aplasia vaginae Penyakit penyakit umum a. penyakit umum b. gangguan gizi c. obesitas

ETIOLOGI Amenore bisa terjadi karena berbagai alasan. Sebagian kasus merupakan hal yang normal, sedangkan kasus lain muncul akibat efek samping dari suatu obat atau tanda masalah medis.7 Berikut adalah beberapa penyebab utama amenore. 1. Amenore alami7 Selama masa hidupnya, seorang wanita mungkin mengalami amenore karena alasan alami, seperti: 1. Kehamilan 2. Menyusui 3. Menopause 2. Kontrasepsi7 Sebagian wanita yang minum pil KB mungkin tidak mengalami menstruasi. Ketika kontrasepsi dihentikan, akan memakan waktu tiga sampai enam bulan agar ovulasi dan menstruasi kembali berjalan normal. Kontrasepsi yang disuntikkan atau ditanamkan juga dapat menyebabkan amenore. 3. Obat-obatan7 Obat-obat tertentu bisa memicu berhentinya periode menstruasi, termasuk obat dari jenis: 1. Antipsikotik 2. Kemoterapi kanker 3. Antidepresan 4. Obat tekanan darah

4. Faktor gaya hidup7 Faktor gaya hidup yang bisa memicu amenore antara lain: - Stres Stres mental dapat mengubah sementara fungsi hipotalamus atau area otak yang mengontrol hormon yang mengatur siklus menstruasi. Akibatnya, ovulasi dan menstruasi dapat berhenti. Periode menstruasi umumnya kembali normal setelah tingkat stres mereda.7 - Berat badan rendah Berat badan yang terlalu rendah akan menghambat banyak fungsi hormonal dalam tubuh sehingga berpotensi menghentikan ovulasi. Wanita yang memiliki gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia, sering mengalami berhenti menstruasi akibat terjadinya perubahan hormonal.7 - Olahraga berlebihan Wanita yang berpartisipasi dalam olahraga yang membutuhkan aktivitas fisik keras, seperti balet, lari jarak jauh, atau senam, mungkin mengalami gangguan siklus menstruasi.7 5. Ketidakseimbangan hormon Banyak masalah kesehatan menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang memicu amenore, termasuk.7 o Sindrom ovarium polikistik ( polycystic ovary syndrome) Sindrom ini menyebabkan tingkat hormon yang tetap tinggi, dibandingkan dengan tingkat berfluktuasi yang terlihat dalam siklus menstruasi normal. o Kerusakan tiroid Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) atau kurang aktif (hipotiroidisme) dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, termasuk amenore. o Tumor pituitary Tumor jinak pada kelenjar pituitary dapat mengganggu keseimbangan hormon menstruasi. o Menopause dini Menopause biasanya terjadi antara usia 45 hingga 55 tahun. Pada beberapa wanita, produksi sel telur mulai berkurang sebelum usia 40 tahun sehingga memicu berhentinya menstruasi. 6. Masalah struktural7 Masalah dengan organ seksual itu juga bisa menyebabkan amenore, diantaranya: o Jaringan parut di uterus Sindrom Asherman, suatu kondisi di mana jaringan parut menumpuk di lapisan rahim bisa memicu amenore. o Organ reproduksi yang tidak lengkap Seorang wanita mungkin mengalami masalah yang muncul selama perkembangan janin yang menyebabkannya lahir tanpa beberapa bagian utama sistem reproduksi, seperti rahim atau leher rahim. Karena terdapat ketidaklengkapan sistem reproduksi, orang tersebut tidak akan memiliki siklus menstruasi.

Gambar 3. Etiologi Amenorea 6

Gambar 4. Etiologi Amenorea8 PATOFISIOLOGI Siklus menstruasi adalah perkembangan berturut-turut peristiwa hormonal dalam tubuh wanita yang menghasilkan pelepasan telur. Menstruasi terjadi ketika telur dilepaskan oleh ovarium tetap belum dibuahi, kemudian, desidua basah endometrium (yang prima untuk menerima sel telur yang dibuahi) sloughed dalam aliran menstruasi dalam persiapan untuk siklus lain.3

10

Siklus menstruasi dapat dibagi menjadi 3 fase fisiologis: folikular, ovulasi, dan luteal. Setiap fase memiliki lingkungan yang berbeda sekresi hormonal. Ketika salah satu diagnosa proses penyakit yang bertanggung jawab untuk amenore, pertimbangan organ target ini hormon reproduksi (hypothalamus, pituitary, ovarium, rahim) sangat membantu.3 RENCANA PEMERIKSAAN Anamnesis yang baik dan lengkap sangat penting. Pertama, harus diketahui apakah amenorea itu primer atau sekunder. Selanjutnya perlu diketahui apakah ada hubungan antara amenorea dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan emosional; apakah ada kemungkinan kehamilan; apakah penderita menderita penyakit akut atau menahun; apakah ada gejala-gejala penyakit metabolic, dan lain-lain.1 Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, termasuk tinggi dan berat badan, dan dengan penilaian kematangan seksual . Temuan pemeriksaan fisik meliputi:3 Umum o Anorexia - Cachexia, bradikardia, hipotensi, hipotermia, kulit kuning ( carotenemia ), indeks massa tubuh ( BMI ) kurang dari 18. o Tumor hipofisis - perubahan pada funduskopi, gangguan lapang pandang , tanda-tanda saraf kranial o Ovarium polikistik ( PCO ) sindrom - Jerawat, acanthosis nigricans, hirsutisme, BMI lebih dari 30 ( umum) o Radang usus - Fissure, tag kulit , darah yang tersembunyi ditemukan pada pemeriksaan rektal o Disgenesis gonad ( misalnya, Turner syndrome ) - leher Webbed, meningkat membawa sudut, kurangnya perkembangan payudara. Payudara o Galaktorea - palpasi payudara o Terlambatnya pubertas - Tertinggal dengan rambut kemaluan jarang o Disgenesis gonad ( misalnya, sindrom Turner ) - tidak berkembangnya payudara dengan pertumbuhan normal rambut kemaluan Rambut kemaluan dan genitalia eksternal o Hiperandrogenisme - distribusi rambut kemaluan, kelebihan rambut wajah. o Androgen sindrom ketidakpekaan - aksila Absen atau jarang dan rambut kemaluan dengan perkembangan payudara o Terlambatnya pubertas - Tanpa perkembangan payudara o Tumor adrenal atau ovarium - klitoromegali, virilisasi. o Pelvic kepenuhan - Kehamilan, massa ovarium, anomali genital. Vagina o Selaput dara imperforata - menggembung atau vagina eksternal o Agenesis ( Rokitansky - Hauser syndrome ) - menyempitnya vagina dengan rahim yang belum sempurna atau tidak ada, rambut kemaluan yang normal

11

o Androgen sindrom ketidakpekaan - foreshortened vaginanya tanpa rahim , rambut kemaluan absen. Uterine: Jika rahim diperbesar, kehamilan harus disingkirkan. Serviks o Menilai saluran vagina, efek estrogen pada mukosa vagina, dan sekresi lendir. o Kehadiran lendir menunjukkan bahwa indung telur memproduksi E2 (dihambat oleh progesteron). o Jelas, lendir yang berlebihan setelah siklus hari 20 menunjukkan anovulasi. o Kurangnya lendir dan kering, vagina pucat menunjukkan bahwa E2 tidak di produksi. 3

Gambar 4. Evaluasi Amenorea Primer 6

12

Gambar 5. Evaluasi Amenorea Sekunder6 Pemeriksaan Laboratorium3 Riwayat dan temuan fisik membantu dalam memilih tes pada pasien wanita dengan amenore . Tes mungkin termasuk tes endocrinologic dan kimia untuk mendeteksi proses penyakit kronis .3 Jika riwayat dan temuan fisik menunjukkan masalah ovarium - axis dengan yang normal pubertas , thyroid- stimulating hormone (TSH), pengukuran prolaktin, FSH, LH dan adalah baris pertama dari pengujian. Jika hirsutisme dominan setelah pemeriksaan, termasuk pengujian androgen testosteron, dehydroepiandrosterone sulfate (DHEAS), androstenedion, dan 17-OH progesteron untuk menentukan organ penyebab (misalnya, kelenjar adrenal vs ovarium).3 Jika riwayat atau temuan fisik menunjukkan proses penyakit kronis, berikut ini dapat diindikasikan termasuk pengukuran laju endap darah (LED), tes fungsi hati, penentuan BUN, kreatinin tekad, dan urinalisis.3 Jika riwayat dan temuan fisik menunjukkan keterlambatan dalam masa pubertas, menilai FSH dan LH dan menentukan usia tulang yang penting dalam membedakan penundaan pubertas sebagai penyebab.3

13

Untuk mengevaluasi SSP, pandangan coned sela tursika atau MRI hipofisis ditunjukkan. Banyak ahli lebih memilih MRI.3

TATALAKSANA Selain kehamilan, keterlambatan konstitusional, anovulasi, dan penyakit kronis, kebanyakan gangguan lain yang menyebabkan amenore mungkin memerlukan rujukan ke subspecialist untuk pengobatan. Banyak metode pengobatan memerlukan operasi atau terapi tertentu. Untuk remaja dengan keterlambatan konstitusional dan anovulasi, tujuannya harus pemulihan siklus ovulasi. Jika siklus ovulasi tidak spontan dipulihkan, terapi estrogen-progestin diindikasikan. Yakinkan pasien karena diagnosis amenore dapat menyebabkan kecemasan yang luar biasa. 3 Dalam pengelolaan keseluruhan perempuan dengan amenore, mengingat kemungkinan penyebab yang mungkin hadir dalam pengaturan rawat jalan sangat membantu. Informasi berikut adalah panduan untuk mengelola penyebab paling umum. Meskipun, diagnosis banding untuk amenore bervariasi, sebagian besar pasien yang hadir dalam pengaturan rawat jalan dengan amenore primer atau sekunder memiliki 1 dari 5 umum masalah medis: sindrom PCO, amenore hipotalamus, hiperprolaktinemia, kegagalan ovarium, atau disfungsi tiroid. 3 Untuk wanita dengan amenore primer ketat, kelainan Mllerian untuk kedua kegagalan ovarium prematur sebagai diagnosis yang paling mungkin. Pilihan manajemen proses penyebab yang paling umum adalah di bawah ini. Faktor penyebab yang tidak biasa dan jarang amenore, seperti sarkoidosis, memerlukan rujukan dan evaluasi oleh dokter spesialis. 3 KOMPLIKASI Infertilitas adalah komplikasi signifikan amenore bagi wanita yang ingin hamil. Osteopenia (penurunan kepadatan tulang) atau osteoporosis adalah komplikasi tingkat estrogen rendah, yang mungkin terjadi dengan amenore berkepanjangan. Komplikasi lain amenore tergantung pada penyebab amenore tersebut.9 PENCEGAHAN Amenore adalah gejala dan bukan penyakit itu sendiri. Oleh karena itu, amenorrhea dapat dicegah hanya sejauh bahwa penyebab yang mendasari dapat dicegah. Misalnya, amenore yang dihasilkan dari kondisi genetik atau bawaan tidak dapat dicegah. Di sisi lain, amenore yang dihasilkan dari diri dikenakan diet ketat atau olahraga intensif biasanya dicegah.9 1. Hypomenorrhea atau periode menstruasi kemudian dapat menyebabkan amenore, aktif sembuh hypomenorrhea, dapat mengurangi kejadian amenore.10 2. Membuat jelas penyebab dan lokasi amenore , dapat membantu untuk pengobatan dan prognosis amenore . Jika hipotalamus amenore , atau amenore yang disebabkan oleh semangat faktor, perubahan lingkungan, kekurangan gizi, obat-obatan akan memiliki prognosis yang lebih baik. Jika amenore yang

14

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan endometrium rahim telah dihancurkan, sehingga kemungkinan kurang dari kembalinya menstruasi. Jika amenore dengan uji progesteron positif , akan memiliki prognosis yang lebih baik .10 3. Amenore dan infertilitas karena keluarga , lingkungan menyebabkan semangat depresi, pemeriksaan klinis dan tes laboratorium tidak normal yang signifikan, untuk pasien menggunakan obat-obatan, dan pada saat yang sama memberikan semangat dan dorongan kenyamanan, sekali meringankan penghambatan korteks serebral , dapat melanjutkan periode menstruasi dan kehamilan.10 4. Beberapa wanita menggunakan pil penurun berat badan. dan menyebabkan amenore, atau karena obesitas untuk melakukan diet , menyebabkan anoreksia dan amenore. Selain itu banyak kali aliran pejalan kaki dapat menyebabkan amenore, yang amenore di atas dapat dicegah.10

15

DAFTAR PUSTAKA 1. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2. Chiavaroli, V., DAdamo, E., Diesse, L., and friends. Primary And Secondary Amenorrhea. 3. Bielak, Kenneth M. MD, Harris, Gayla S. MD, March 2008, Amenorrhea 4. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Obstetri Fisiologi. Bandung: FK Unpad. 5. repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf 6. Master-Hunter, T., & Heiman, D. L. (2006). Amenorrhea: Evaluation and treatment. American Family Physician. 73, 13741382. Volume 73, No. 8 7. http://www.nichd.nih.gov/health/topics/amenorrhea/conditioninfo/Pages/causes.a spx 8. http://www.unmc.edu/obgyn/docs/Evaluation_and_Management_of_Primary_A menorrhea_Delaney_8.11.pdf 9. http://www.medicinenet.com/amenorrhea/page5.htm 10. http://www.ahealthstudy.com/diseases/amenorrhea-prevention

16

You might also like