Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nama NIM Prodi Jurusan : : : : Sulistiyoningsih Widyasari 4114000026 S1/Pendidikan Matematika Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Trigonometri Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Slawi Tahun Pelajaran 2004/2005 Melalui Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah. Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada: Hari Tanggal Ketua, : Selasa : 30 Agustus 2005 Sekretaris,
ii
MOTTO Dan apa saja nikmat yang ada padamu, maka dari Allahlah datangnya (QS. Al Nahl: 53) Dan ia menyempurnakan untukmu nikmat-nikmat-Nya lahir dan batin (QS. Luqman: 20) Janganlah sekali-kali kamu sibukkan dirimu pada makhluk baik lahir maupun batin, akan tetapi mintalah agar bisa ridha dan selaras dengan takdirnya, sehingga akhirnya lebur dalam kehendaknya .
Ratna, Ita, adik kecilku serta seseorang yang akan menemani saat-saat hidupku. terakhir dalam
iii
ABSTRAK
Rendahnya hasil belajar siswa kelas 1 SMA Negeri 2 Slawi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor dari siswa dan faktor dari guru. Seperti yang diketahui dari hasil ulangan matematika pokok bahasan trigonometri selama 2 tahun terakhir diperoleh nilai sebagai berikut: yaitu pada tahun pelajaran 2002/2003 dengan rata-rata 5,1 dan tahun pelajaran 2003/2004 dengan rata-rata 5,3. Permasalahan yang diangkat adalah apakah implementasi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan trigonometri siswa kelas X SMA Negeri 2 Slawi ? Subyek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Slawi kelas X.9 tahun pelajaran 2005/2006, guru matematika, dan observer. Penelitian dilakukan dengan 3 siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, angket, dan tes. Pengamatan guru digunakan untuk mengetahui pengelolaan proses belajar mengajar, pengamatan siswa digunakan untuk mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas. Angket digunakan untuk mengetahui refleksi siswa terhadap pembelajaran dan kerjasama siswa dalam kelompok. Tes dilaksanakan pada akhir siklus. Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah rata-rata kelas yang semula 5,3 meningkat menjadi 65 atau 65% sedangkan ketuntasan belajar klasikal tercapai jika minimal 85% siswa atau lebih memperoleh skor 65 atau 65%. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa hasil belajar matematika pada pokok bahasan trigonometri siswa kelas X.9 meningkat seperti yang ditunjukkan pada hasil akhir siklus 3 yaitu ketuntasan belajar klasikal sebesar 87,5% dengan rata-rata kelas 8,53. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui implementasi pembelajaran berbasis masalah, hasil belajar matematika pokok bahasan trigonometri siswa kelas X SMA Negeri 2 Slawi dapat ditingkatkan. Saran yang diajukan yaitu bahwa di dalam mengajarkan materi pelajaran matematika pokok bahasan trigonometri guru perlu mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Skripsi ini sebagai syarat untuk memenuhi sebagian persyaratan sebagai sarjana pada Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. 2. 3. 4. Dr. A.T. Soegito, SH. MM., Rektor UNNES Drs. Kasmadi Imam. S., M.S., Dekan FMIPA UNNES Drs. Supriyono, M. Si., Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNNES Drs. Zaenuri Mastur, SE, M.Si, Akt sebagai Pembimbing Utama penulisan skripsi ini. 5. Dra. Kristina Wijayanti, M.Si, sebagai Pembimbing Pendamping penulisan skripsi ini. 6. 7. 8. 9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Drs. M. Z. Muttaqien sebagai Kepala UPTD SMA Negeri 2 Slawi. Murwati, S. Pd, sebagai guru kelas X.9 SMA Negeri 2 Slawi. Bapak, Ibu yang selalu memberikan doa restu.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini sederhana dan jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik. Semoga skripsi ini berguna memerlukan. bagi penulis maupun pihak yang
Semarang,
Agustus 2005
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI............................................................. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ABSTRAK .......................................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI....................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. A. Alasan Pemilihan Judul..................................................................... B. Permasalahan .................................................................................... C. Cara Pemecahan Masalah Yang Diajukan ........................................ D. Penegasan Istilah............................................................................... E. Tujuan Penelitian .............................................................................. F. Manfaat Penelitian ............................................................................ G. Sistematika Skripsi............................................................................ BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ....................... A. Landasan Teori.................................................................................. 1. Hasil Belajar.......................................................................... 2. Matematika Sekolah.............................................................. 3. Pembelajaran Berbasis Masalah............................................ B. Pokok Bahasan yang terkait dalam Penelitian .................................. 1. Aturan Sinus.......................................................................... 2. Aturan Cosinus...................................................................... 3. Luas Segitiga......................................................................... C. Implementasi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pengajaran Matematika........................................................................................ D. Kerangka Berpikir............................................................................. E. Hipotesis Tindakan ...........................................................................
i ii iii iv v vii ix 1 1 4 4 5 7 7 8 10 10 10 11 13 18 18 18 20
22 25 26
vii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... A. Lokasi Penelitian............................................................................... B. Subyek Penelitian.............................................................................. C. Prosedur Penelitian ........................................................................... D. Rincian Prosedur Penelitian ............................................................. E. Metode Pengumpulan Data ............................................................... F. Indikator Keberhasilan ...................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... A. Hasil Penelitian Siklus I .................................................................... B. Hasil Penelitian Siklus II................................................................... C. Hasil Penelitian Siklus III ................................................................. D. Pembahasan ...................................................................................... BAB V PENUTUP............................................................................................. A. Saran.................................................................................................. B. Kesimpulan ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
27 27 27 27 28 35 36 37 37 46 54 61 67 67 67 68
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran-1 Lampiran-2 Daftar Subyek Penelitian ............................................................ Lembar Pengamatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Guru ............................................................................................ Lampiran-3 Lampiran-4 Lampiran-5 Lampiran-6 Lampiran-7 Lampiran-8 Lampiran-9 Lembar Pengamatan Komunikasi Matematik untuk Siswa ........ Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ......................................... Angket Kerjasama Siswa dalam Kelompok................................ Angket Refleksi Siswa dalam Pembelajaran............................... Rencana Pengajaran Siklus I....................................................... Lembar Kerja Siswa Siklus I ...................................................... Soal Evaluasi Siklus I ................................................................. 70 71 72 73 74 75 78 80 81 82 84 85 87 88 89 90 94 96 97 98 69
Lampiran-10 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ................................................ Lampiran-11 Analisis Hasil Evaluasi Siklus I .................................................. Lampiran-12 Hasil Pengamatan Pembelajaran Berbasis Masalah Siklus I ...... Lampiran-13 Hasil Pengamatan Komunikasi Matematik Siklus I ................... Lampiran-14 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ................................ Lampiran-15 Hasil Angket Kerjasama Siswa Siklus I...................................... Lampiran-16 Hasil Angket Refleksi Siswa Siklus I ......................................... Lampiran-17 Rencana Pengajaran Siklus II.....................................................
Lampiran-18 Lembar Kerja Siswa Siklus II ..................................................... Lampiran-19 Soal Evaluasi Siklus II ................................................................ Lampiran-20 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II............................................... Lampiran-21 Analisis Hasil Evaluasi Siklus II.................................................
Lampiran-22 Hasil Pengamatan Pembelajaran Berbasis Masalah Siklus II ..... 100 Lampiran-23 Hasil Pengamatan Komunikasi Matematik Siklus II .................. 101 Lampiran-24 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II............................... 103 Lampiran-25 Hasil Angket Kerjasama Siswa Siklus II .................................... 104 Lampiran-26 Hasil Angket Refleksi Siswa Siklus II ........................................ 105 Lampiran-27 Rencana Pengajaran Siklus III ................................................... 106
Lampiran-28 Lembar Kerja Siswa Siklus III Kelompok A dan B.................... 109 Lampiran-29 Lembar Kerja Siswa Siklus III Kelompok C dan D.................... 111
ix
Lampiran-30 Lembar Kerja Siswa Siklus III Kelompok E dan F..................... 113 Lampiran-31 Lembar Kerja Siswa Siklus III Kelompok G dan H ................... 115 Lampiran-32 Lembar Kerja Siswa Siklus III Kelompok I dan J ...................... 117 Lampiran-33 Soal Evaluasi Siklus III............................................................... 119 Lampiran-34 Kunci Jawaban Soal Evaluasi siklus III ...................................... 120 Lampiran-35 Analisis Hasil Evaluasi Siklus III ............................................... 121 Lampiran-36 Hasil Pengamatan Pembelajaran Berbasis Masalah Siklus III.... 123 Lampiran-37 Hasil Pengamatan Komunikasi Matematik Siklus III................. 124 Lampiran-38 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III.............................. 126 Lampiran-39 Hasil Angket Kerjasama Siswa Siklus III................................... 127 Lampiran-40 Hasil Angket Refleksi Siswa Siklus III....................................... 128 Lampiran-41 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 129 Lampiran-42 Surat Usulan Pembimbing .......................................................... 131 Lampiran-43 Surat Ijin Penelitian..................................................................... 132 Lampiran-44 Surat Keterangan Penelitian........................................................ 133
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, di samping itu matematika juga merupakan faktor pendukung dalam laju perkembangan dan persaingan di berbagai bidang. Matematika lahir karena dorongan kebutuhan manusia, dengan bantuan matematika, banyak peristiwa atau kejadian alam semesta ini dapat dipelajari. Sebagai ilmu dasar, matematika dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya, sehingga dalam perkembangannya atau pembelajarannya di sekolah harus memperhatikan perkembanganperkembangannya, baik masa lalu, masa sekarang maupun kemungkinankemungkinan untuk masa depan. Namun hal itu kurang mendapat dukungan, baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa dan metode
belajar. Sehingga masih banyak sekolahsekolah masih rendah hasil belajarnya, terutama pada mata pelajaran matematika. Seperti halnya pada hasil belajar matematika siswa kelas I SMA Negeri 2 Slawi yang masih tergolong rendah, ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang diperolehnya. Dari 40 siswa yang nilainya lebih dari 6,5 hanya berkisar 10 15 siswa. Seperti halnya pada nilai matematika pokok bahasan trigonometri yang ditunjukkan dari hasil ulangan selama 2 tahun terakhir yang disajikan pada Tabel 1.
xi
Tabel 1. Hasil Ulangan Matematika Pokok Bahasan Trigonometri Siswa SMAN 2 Slawi Selama 2 Tahun Terakhir No. 1. 2. Tahun Pelajaran 2002/2003 2003/2004 Siswa 315 310 Rata-rata 5,1 5,3
Masih rendahnya hasil belajar matematika di SMA Negeri 2 Slawi diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain : 1. Faktor siswa, sebagai berikut a. Potensi siswa yang kurang (dilihat dari penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2004/2005 dengan rata-rata NEM 6,3). b. Siswa beranggapan bahwa matematika sulit. Hal ini karena matematika adalah suatu mata pelajaran yang mempunyai objek kajian yang
abstrak yaitu berupa fakta, konsep, ketrampilan dan prinsip, serta banyaknya rumus yang digunakan. c. Motivasi belajar siswa yang rendah, ini dapat dilihat dari cara siswa dalam mengikuti pelajaran, yaitu: 1) Siswa tidak begitu memperhatikan pada waktu guru menerangkan. 2) Siswa senantiasa pasrah bila diberi soal-soal latihan. 3) Siswa masih pasif atau tidak mau bertanya walaupun belum paham dengan apa yang disampaikan guru. d. Kesempatan belajar siswa yang relatif sedikit sebab mata pelajaran yang banyak dan waktu yang kurang.
xii
e. Siswa kurang percaya diri sehingga takut salah untuk mencoba menyelesaikan soal-soal matematika. 2. Faktor guru, sebagai berikut a. Guru tidak membuat satuan palajaran maupun rencana pengajaran. b. Guru kurang mempersiapkan pengajaran secara matang. c. Guru tidak menggunakan alat peraga. d. Guru belum menemukan metode pengajaran yang tepat (guru cenderung menggunakan metode ceramah dan latihan soal-soal saja). Untuk itu peneliti akan menggunakan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah dengan pendayagunaan media (alat bantu ajar). Dalam hal ini pembelajaran berbasis masalah bukanlah sekedar pembelajaran yang dipenuhi dengan latihan-latihan saja, tetapi dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dihadapkan dengan permasalahan yang membangkitkan rasa keingintahuan untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya, dan mengemukakan hasilnya pada orang lain. Dalam melakukan penyelidikan sering dilakukan kerja sama dengan temannya. Selain itu pembelajaran berbasis masalah ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan dan konsep penting.
xiii
Guru dalam pembelajaran berbasis masalah berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah dan memberikan fasilitas penelitian. Selain itu, guru menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Dan dalam hal ini guru berperan sebagai pemberi rangsangan, pembimbing kegiatan siswa dan penentu arah belajar siswa. Dari uraian di atas peneliti mengambil judul MENINGKATKAN HASIL BELAJAR METEMATIKA PADA POKOK BAHASAN
TRIGONOMETRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SLAWI TAHUN PELAJARAN 2004/2005 MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.
B. Permasalahan Dalam penelitian ini penulis akan membatasi masalah yang akan diteliti yaitu Apakah pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan trigonometri siswa kelas X SMA Negeri 2 Slawi?
C. Cara Pemecahan Masalah yang Diajukan Pemecahan masalah yang diajukan dilaksanakan dalam 5 tahap, yaitu : 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi, siswa terlibat pada aktivitas yang dipilihnya.
xiv
2. Guru membantu siswa menetapkan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut, dengan mendayagunakan media/alat bantu ajar. 3. Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. 5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
D. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam memahami istilah dalam judul, maka perlu adanya penegasan istilah dan pembatasan ruang lingkup penelitian. Adapun yang perlu ditegaskan sebagai berikut. 1. Meningkatkan Meningkatkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu proses, cara, perbuatan untuk meninggikan usaha atau kegiatan tertentu. 2. Hasil Belajar. Hasil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengandung pengertian apa yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dalam hal tersebut hasil merupakan apa yang telah
xv
dicapai dari suatu penilaian kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian kualitatif dinyatakan dengan huruf, sedangkan penilaian kuantitatif dinyatakan dengan angka yang
mencerminkan hasil dari suatu pencapaian nilai pada periode tertentu. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku baik dalam bentuk sikap maupun nilai yang positif. Maksud hasil belajar di atas adalah taraf pencapaian suatu penilaian dalam kegiatan yang telah dicapai oleh siswa setelah proses belajar mengajar. 3. Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran dengan ciri utama meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerja sama, dan menghasilkan karya atau hasil peragaan (Ismail, 2002:2). Sedangkan pembelajaran berbasis masalah yang dimaksud di sini adalah suatu pembelajaran di mana guru menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dengan tahapan: orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual atau kelompok, mengembangkan atau menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 4. Pokok bahasan Trigonometri
xvi
Pokok bahasan trigonometri adalah salah satu pokok bahasan yang harus dipelajari oleh siswa kelas X semester II yang sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi 2004. Pada penelitian ini yang dibahas adalah sub pokok bahasan trigonometri adalah rumus-rumus segitiga dalam trigonometri.
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada pokok bahasan Trigonometri kelas X SMAN 2 Slawi melalui implementasi pembelajaran berbasis masalah.
F.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang luas pada banyak pihak antara lain sebagai berikut. 1. Manfaat yang diperoleh siswa, antara lain: a. Siswa merasa senang karena ikut terlibat langsung (aktif) dalam proses pembelajaran. b. Siswa makin berani dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan soalsoal matematika. c. Hasil belajar siswa dapat meningkat.
xvii
a. Dapat dijadikan masukan untuk mengadakan evaluasi terhadap pengajaran. b. Pengalaman dan ilmu pengetahuan guru semakin bertambah.
keseluruhan isi skripsi, maka susunannya diatur sebagai berikut: Bagian awal skripsi berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, datfar isi dan daftar lampiran. Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab antara lain sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang mengemukakan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, cara pemecahan masalah yang diajukan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematikan skripsi. Bab II Landasan teori dan hipotesis tindakan, berisi teori yang mendasari skripsi permasalahan dalam skripsi ini meliputi hasil belajar, matematika sekolah, pembelajaran berbasis masalah, pokok bahasan rumus-rumus segitiga dalam trigonometri (aturan sinus, aturan cosinus, dan luas segitiga), implementasi pembelajaran berbasis masalah dalam pengajaran matematika, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Bab III Metode penelitian, menjelaskan tentang setting penelitian dan kelas yang diteliti serta subjek penelitian, prosedur kerja dalam penelitian yang ditempuh, metode pengumpulan data dan indikator keberhasilan.
xviii
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi semua hasil penelitian siklus I, siklus II, dan siklus III yang telah dilakukan serta pembahasannya. Bab V Penutup, mengemukakan simpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan.
xix
A. Landasan Teori 1. Hasil Belajar Membahas pengertian hasil belajar tidak lepas dari belajar. Para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainnan tentang belajar sesuai dengan keahlian bidang masing-masing. James O Whittaker (dalam Djamarah, 2002: 12), misalnya, merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Cronbach (dalam Djamarah, 2002: 13) berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Slameto (dalam Djamarah, 2002: 13) juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
xx
sebagai
hasil
dari
pengalaman
individu
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Perlu diingat bahwa belajar merupakan peristwa yang terjadi secara sadar dan sengaja. Pengertian hasil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah apa yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dalam hal tersebut hasil merupakan apa yang telah dicapai dari suatu penilaian kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian kualitatif dinyatakan dengan huruf, sedangkan penilaian kuantitatif dinyatakan dengan angka yang mencerminkan hasil dari suatu pencapaian nilai pada periode tertentu. Maksud hasil belajar di atas adalah taraf pencapaian suatu penilaian dalam kegiatan yang telah dicapai oleh siswa setelah proses belajar mengajar. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar seperti kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, serta cara belajar sedangkan yang berasal dari luar dirinya seperti lingkungan dan instrumental. (Dalyono, 1996: 55) 2. Matematika Sekolah Matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunanya, sehingga dalam perkembanganya atau pembelajarannya di sekolah harus memperhatikan perkembangan-
xxi
perkembangannya, baik masa lalu, masa sekarang maupun kemungkinankemungkinan untuk masa depan. Matematika yang dimaksud dalam Kurikulum Pendidikan Dasar maupun Pendidikan Menengah adalah matematika sekolah. Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Hal ini berarti bahwa matematika sekolah tersebut terdiri atas bagianbagian matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan kemampuankemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu pada IPTEK (Suherman, 2003: 56) Dalam GBPP Matematika SMU diungkapkan bahwa tujuan khusus pengajaran matematika di sekolah adalah : a. Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. b. Siswa memiliki ketrampilan matematika sebagai peningkatan
matematika Pendidikan Dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan yang lebih luas (di dunia kerja) maupun dalam kehidupan sehari-hari. c. Siswa memiliki pandangan yang lebih luas serta memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika, sikap kritis, logis, objektif, terbuka, kreatif, serta inovatif. d. Siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan (transferable) melalui kegiatan matematika di SMU. (Suherman, 2003: 59)
xxii
Dari uraian di atas, jelas bahwa matematika sekolah mempunyai peranan sangat penting baik bagi siswa supaya punya bekal pengetahuan dan untuk pembentukan sikap serta pola pikirnya, bagi warga negara pada umumnya supaya dapat hidup layak, dan untuk kemajuan negaranya, serta matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan dan mengembangkannya. 3. Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran dengan ciri utama meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerja sama, dan menghasilkan karya atau hasil peragaan. (Ismail, 2002: 2) Pembelajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi pelajar yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pernyataan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri. Guru dalam model pembelajaran berbasis masalah berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan penyelesaian masalah, dan pemberi fasilitas. Selain itu, guru menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Pembelajaran berbasis maslah juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan aktivitas belajar siswa, baik secara individual maupun secara kelompok (Asikin, 2002: 9)
xxiii
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran perbasis masalah adalah memberikan masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk proses inkuiri dan penemuan. Pembelajaran berbasis masalah (Muslimin Ibrahim, 2000: 13) memiliki 5 tahapan utama, kelima tahapan tersebut adalah Tahap Tahap 1 Orientasi siswa kepada masalah Tingkah Laku Guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat dalam aktvitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa untuk melaksanakan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Tahap 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Tugas-tugas perencanaan Pembelajaran berbasis masalah membutuhkan banyak perencanaan, seperti halnya model-model pembelajaran berpusat pada siswa lainnya.
xxiv
1) Penetapan tujuan Pertama kali deskripsikan bagaimana pembelajaran berbasis masalah direncanakan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti ketrampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa dan membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri. Dalam
pelaksanaannya pembelajaran berbasis masalah bisa saja diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah disebutkan tadi. 2) Merancang situasi masalah Beberapa guru dalam pembelajaran berbasis masalah lebih suka memberikan siswa suatu keleluasaan dalam memilih masalah untuk diselidiki, karena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki dan tidak terdefinisi secara ketat, memungkinkan bekerjasama, bermakna bagi siswa dan konsisten dengan tujuan kurikulum. 3) Organisasi sumberdaya dan rencana logistik Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam material dan peralatan, dan pelaksanaannya bisa dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan atau laboratorium bahkan dapat juga dilakukan di luar sekolah. Oleh karena itu tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa merupakan tugas perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah.
xxv
b. Tugas interaktif 1) Orientasi siswa kepada masalah Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pembelajar mandiri. Cara yang baik untuk menyajikan masalah untuk pembelajaran berbasis masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan keinginan untuk memecahkan masalah. 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar Pada model ini dibutuhkan pengembangan ketrampilan kerjasama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal itu siswa dan suatu
membutuhkan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Kelompok belajar kooperatif juga berlaku pada model pembelajaran ini. 3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, meliputi: a) Guru membantu siswa dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siawa diajarkan menjadi penyelidik aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapi. Juga diajarkan etika penyelidikan yang benar.
xxvi
b) Guru mendorong pertukaran ide secara bebas. Selama tahap penyelidikan guru memberikan bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa. c) Puncak proyek-proyek pembelajaran berbasis masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, modelmodel fisik dan video tape. 4) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran ini adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan. c. Lingkungan belajar dan tugas-tugas manajemen Salah satu masalah dalam pengelolaan pembelajaran berbasis masalah adalah bagaimana menangani siswa baik secara individu maupun secara kelompok untuk menyelesaikan tugas lebih awal atau terlambat. Jadi kecepatan dalam penyelesaian yang dimiliki siswa jelas berbeda. Sehingga dimungkinkan siswa mengerjakan tugas multi (rangkap), waktunya pun berbeda-beda sehingga diperlukan pemantauan dan pengelolaan kerja siswa yang rumit. Guru penyimpanan yang dan efektif harus memiliki prosedur Juga pengelolaan, guru harus
pendistribusian
bahan-bahan.
menyampaikan aturan dan sopan-santun untuk mengendalikan tingkah laku siswa ketika melakukan penyelidikan.
xxvii
B. Pokok Bahasan yang terkait dengan pelaksanaan Penelitian 1. Aturan Sinus Aturan ini berkaitan dengan perbandingan antara panjang sisi segitiga dengan sudut didepannya, yaitu bahwa pada setiap ABC dengan sisi a, b, c dan sudut , , , berlaku a b c = = , untuk membuktikan ini, sin sin sin
t dan sin = b
buatlah garis tinggi yang tegak lurus AC dan BC. Dengan cara yang sama diperoleh
(Martono, 2004: 66). 2. Aturan Cosinus Aturan ini berkaitan dengan perhitungan sudut dalam suatu segitiga jika ketiga sisinya diketahui, yaitu bahwa pada setiap ABC dengan sisi a, b, c dan sudut , , , berlaku,
xxviii
Jika ABC lancip, buatlah garis tinggi t = CD yang tegak lurus AB sehingga membagi dua segitiga siku-siku yang kongruen yaitu segitiga siku-siku ADC dan segitiga siku-siku BCD. Dengan menggunakan Teorema Phytagoras dan sifat dalam segitiga siku-siku ADC, AD = b cos diperoleh a2 = CD2 + BD2 = b2 AD2 + (c AD)2 = b2 AD2 + c2 2.c.AD + AD2 = b2 + c2 2.bc.cos . Dan dengan menggunakan Teorema Phytagoras dan sifat dalam segitiga siku-siku BDC, BD = a cos, diperoleh b2 = CD2 + AD2 = a2 BD2 + (c BD)2 = a2 BD2 + c2 2.c.BD + BD2 = a2 + c2 2.a.c.cos Kemudian buatlah garis tinggi yang tegak lurus AC dan BC, dengan cara yang sama akan diperoleh
xxix
1 .alas. tinggi. 2
Masalahnya, dapatkah luas sebuah segitiga dihitung tanpa menetukan tingginya lebih dahulu. Jawabanya ya, karena jika ABC dengan sisi a, b, c dan sudut , , , maka luas segitiga ABC adalah L=
1 1 1 bc sin = ac sin = ab sin 2 2 2 Rumus tersebut dapat dibuktikan sebagai berikut, perhatikan
Jika segitiga ABC lancip, tingginya t = b sin = a sin . Luasnya adalah L= 1 1 1 ct = bc sin = ac sin . Dengan menggambar garis tinggi dari 2 2 2
1 A ke BC diperoleh L = ab sin . 2
xxx
Sedangkan jika segitiga ABC tersebut mempunyai panjang sisi a, b, c dan s = 1 2 (a + b + c), maka luas segitga ABC adalah
perhatikan segitiga di atas, jika = ACB, maka luas segitiga ABC adalah 1 L = ab sin . Dari rumus kosinus c 2 = b 2 + a 2 2ba. cos diperoleh cos 2 =
a2 + b2 + c2 . Jadi 2ab
L2 =
1 2 2 1 a b sin 2 = a 2 b 2 (1 cos 2 ) 4 4
1 2 2 (a 2 + b 2 c 2 ) 2 = a b 1 4 4a 2 b 2
1 4a 2 b 2 ( a 2 + b 2 c 2 ) 2 16
) )
1 1 1 1 = (a + b + c) (b + c a) (a + c b) (a + b c) 2 2 2 2 = s ( s a)( s b)( s c) Karena itu, luas segitiga ABC adalah L = s ( s a )( s b)( s c) . (Martono, 2004: 70)
xxxi
Pelaksanaan pengajaran matematika melalui pembelajaran berbasis masalah dilakukan sebagai berikut: 1. Tahap 1: Mengorientasi siswa pada masalah Pada tahap ini guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu aturan sinus, aturan cosinus, dan luas segitiga melalui pemberian Lembar Kerja Siswa. Untuk materi aturan sinus dan aturan cosinus tiap kelompok mengerjakan permasalahan yang sama sedangkan untuk luas segitiga tiap dua kelompok mengerjakan permasalahan yang sama. Selain itu guru juga meminta siswa untuk mempelajari masalah tersebut dan menyelesaikannya secara berkelompok
Contoh permasalahan pada aturan sinus:
Diketahui A dan B merupakan 2 titik yang terletak pada tepian sebuah sungai dengan jarak AB 40 cm. Titik C terletak pada tepian lain sehingga CAB = 65 dan CBA = 50. Carilah jarak C dari A dan dari B, kemudian hitunglah lebar sungai itu. Penyelesaian: Diket: Jarak AB = 40 cm
xxxii
CAB = 65, CBA= 50. Ditanya: Jarak CA, CB dan lebar sungai.
Perhatikan garis tegak lurus AB dengan C yaitu CD: CP = CA sin A = CB sin B diperoleh
CA CB = sin B sin A
Perhatikan garis tegak lurus CA dengan B yaitu BR: BR = AB sin A = CB sin C diperoleh
CB AB = sin A sin C
Jarak CB =
Jarak CA =
CB sin B sin A
40 sin 65 sin 65
40 sin 50 sin 65
= 40 cm.
= 33,81 cm.
Jadi jarak CB adalah 40 cm dan jarak CA adalah 33,81 cm. Lebar sungai adalah CP = CA sin A atau CP = CB sin B CP = CA sin A = 33,81 sin 65 = 33,81 . 0,9063 = 30,64 cm.
xxxiii
2. Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar Dalam tahap ini, pertama guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang telah dibagi sebelumnya yang dibentuk dengan memperhatikan penyebaran kemampuan siswa kemudian di beri nama kelompok A sampai dengan kelompok B, yang kedua guru menginformasikan model pembelajaran yang dilakukan seperti membagi bahan dan alat yang digunakan, meminta setiap kelompok ada pembagian tugas, meminta siswa menyajikan hasil diskusi di kertas karton, dan meminta wakil dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. 3. Tahap 3: Membantu siswa memecahkan masalah Pada tahap ini selama diskusi berlangsung guru memantau kerja masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan serta mendorong siswa untuk berdiskusi antar teman dalam satu kelompok. 4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah Pada tahap ini guru memilih secara acak kelompok yang mendapat tugas untuk mempresentasikan hasil diskusinya, serta memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi. Selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa berupa pemberian bonus bagi
xxxiv
5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Pada tahap ini guru membantu siswa mengkaji ulang proses atau hasil pemecahan masalah serta memberikan penguatan terhadap hasil pemecahan masalah.
D. Kerangka Berpikir
Proses belajar mengajar yang kurang optimal akan menyebabkan rendahnya hasil belajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: faktor dari guru dan faktor dari siswa. Salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam setiap pelajaran pada umumnya dan pada pelajaran matematika pada khususnya, diperlukan berbagai macam model pembelajaran. Di mana dalam memilih model pembelajaran tersebut harus tepat dan perlu pemikiran dan persiapan yang matang. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan trigonometri kelas X di sekolah adalah melalui implementasi pembelajaran berbasis masalah. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa di bantu untuk menjadi pelajar yang mandiri dan otonom dengan mengajukan pertanyaan atau masalah. Melalui bimbingan guru secara berulang yang mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas
xxxv
itu secara mandiri. Pembelajaran berbasis masalah yang bercirikan pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerja sama, dan menghasilkan karya atau hasil peragaan bertujuan membantu siswa mengatasi masalah-masalah matematika sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat meningkat.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis dalan penelitian ini adalah sebagai berikut. Dengan implementasi pembelajaran berbasis masalah, hasil belajar matematika pada pokok bahasan trigonometri siswa kelas X.9 SMA Negeri 2 Slawi dapat ditingkatkan.
xxxvi
A. Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Slawi kelas X.9 tahun pelajaran 2004/2005 yang berjumlah 40 orang dengan komposisi 17 siswa putra dan 23 siswa putri, guru matematika kelas X.9, dan observer.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus dengan tahapan: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian ini secara garis besar dapat dijelaskan dengan skema berikut ini:
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Keterangan:
= Perlakuan siklus 1
xxxvii
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi, dan dilaksanakan secara kolaborasi antara guru bidang studi matematika SMA Negeri 2 Slawi kelas X.9 dan mahasiswa peneliti.
Siklus 1
1. Perencanaan a. b. Permasalahan diidentifikasikan dan dirumuskan. Guru merencanakan pembelajaran berbasis masalah dengan
pendayagunaan media (alat bantu ajar) pada materi yang akan diajarkan, yaitu Rumus-rumus Segitiga dalam Trigonometri (aturan sinus) dengan membuat rencana pembelajaran. c. Menyusun media atau alat bantu ajar berupa lembar kerja siswa (LKS) dan menyusun soal evaluasi 1. d. Menyusun angket dan lembar observasi. Angket yang akan diberikan kepada siswa meliputi angket kerjasama siswa dan angket refleksi siswa terhadap pembelajaran. Lembar observasi yang akan digunakan observer adalah lembar pengamatan aktivitas komunikasi matematika siswa dan lembar pembelajaran matematika berbasis masalah oleh guru.
xxxviii
e.
Membagi siswa
terdiri dari 4 5 orang siswa. f. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang diperlukan. Sarana
pembelajaran yang dipersiapkan peneliti adalah papan nama kelompok, kertas karton, spidol, jangka, dan busur. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Guru menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran dan mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. Permasalahan tersebut adalah: Dari puncak sebuah gedung yang tingginya 50 meter dari permukaan tanah datar terlihat dua buah bendera. Jika bendera di tiang pertama dan di tiang kedua terlihat dengan sudut elevasi 25 dan 50, hitunglah jarak antara kedua tiang bendera tersebut. b. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan penyebaran kemampuan. Setiap kelompok terdiri dari 4 - 5 orang sehingga terbentuk 8 atau 10 kelompok. c. Guru membagi seperangkat pembelajaran atau sarana prasarana pembelajaran yang diperlukan seperti kertas manila, papan nama kelompok, spidol , jangka, dan busur. d. Guru memberikan permasalahan yang ada di LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. e. Guru membimbing siswa dalam menyajikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
xxxix
f.
Guru menunjuk 8 orang siswa secara acak sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya.
g. h.
Guru menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru menutup pelajaran dengan membimbing siswa untuk
merangkum materi. i. Pada akhir siklus diadakan evaluasi dan dibagikan angket.
dilakukan oleh observer, aspek yang diamati antara lain sebagai berikut: a. Pengamatan terhadap siswa 1) Mengamati komunikasi antar siswa. 2) Mengamati aktivitas siswa. 3) Mengamati kerjasama siswa dalam kelompoknya b. Pengamatan terhadap guru (mahasiswa peneliti) Mengamati jalannya pengelolaan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan media (alat bantu ajar) yang berupa LKS yang dilakukan oleh guru (mahasiswa peneliti). 4. Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan evaluasi tahapantahapan pada siklus 1 dan refleksi dilaksanakan setelah pelaksanaan siklus 1 selesai. Refleksi juga dilakukan secara kolaboratif partisipatif antara guru, peneliti, dan mahasiswa peneliti.
xl
Siklus 2
1. Perencanaan Pada siklus 2 direncanakan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus 1, dengan materi yang akan diajarkan adalah Rumus-rumus Segitiga dalam Trigonometri (aturan cosinus). a. Menyusun rencana pengajaran dengan materi aturan cosinus, RP disusun dengan memperhatikan refleksi siklus I. b. Guru menyusun lembar kerja siswa siklus II. c. Guru menyusun kembali soal tes evaluasi II. d. Mempersiapkan kembali sarana prasarana yang diperlukan. e. Mempersiapkan kembali lembar pengamatan untuk mengamati situasi dan kondisi selama pembelajaran dan angket yang akan diberikan pada siswa. f. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan taman 2 meja. Setiap kelompok terdiri dari 4 - 5 orang sehingga terbentuk 8 atau 10 kelompok. 2. Pelaksanaan Tindakan a. Guru menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran dan mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan seharihari. Permasalahan tersebut adalah: Bus Cahaya dan Bus Sinar berangkat bersamaan dari terminal yang terletak di persimpangan jalan. Bus Cahaya berkecepatan rata-rata 60 km/jam, sedangkan bus Sinar
xli
berkecepatan rata-rata 50 km/jam. Jika arah yang ditempuh kedua bus membentuk sudut 68, hitung jarak kedua bus itu setelah 15 menit. b. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan teman 2 meja. Setiap kelompok terdiri dari 4 - 5 orang sehingga terbentuk 8 atau 10 kelompok. c. Guru membagi seperangkat pembelajaran atau sarana prasarana pembelajaran yang diperlukan seperti kertas manila, papan nama kelompok, spidol , jangka, dan busur. d. Guru memberikan permasalahan yang ada di LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. e. Guru membimbing siswa dalam menyajikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. f. Guru menunjuk 8 orang siswa secara undian sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya. g. h. Guru menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru menutup pelajaran dengan membimbing siswa untuk
merangkum materi. i. Pada akhir siklus diadakan evaluasi dan dibagikan angket.
3. Pengamatan Seperti pada siklus 1, observasi dilakukan saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung dan observer melakukan semua langkah sebagaimana siklus pertama.
xlii
4. Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir siklus 2 dengan melihat cacatan hasil observer yang berupa lembar pengamatan untuk siswa dan lembar pengamatan untuk guru, kemudian menganalisis hasil pengamatan dan evaluasi dari tahapan-tahapan dalam siklus dua.
Siklus 3
1. Perencanaan a. Siklus 3 direncanakan berdasarkan refleksi pada siklus 2 dengan materi Rumus-rumus Segitiga dalam Trigonometri (Luas Segitiga) serta membuat rencana pembelajaran berdasarkan refleksi pada siklus 2. b. Guru menyusun lembar kerja siswa siklus III dengan permasalahan yang berbeda-beda. c. Guru menyusun kembali soal tes evaluasi III. d. Mempersiapkan kembali sarana prasarana yang diperlukan. e. Mempersiapkan kembali lembar pengamatan untuk mengamati situasi dan kondisi selama pembelajaran dan angket yang akan diberikan pada siswa. f. Membentuk kelompok-kelompok berdasarkan teman 2 meja sehingga terbentuk 10 kelompok dengan anggota 4 orang siswa. g. Guru menunjuk 8 orang siswa secara undian sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya. h. Guru menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
xliii
j.
Guru
menutup
pelajaran
dengan
membimbing
siswa
untuk
merangkum materi. k. Pada akhir siklus diadakan evaluasi dan dibagikan angket.
2. Pelaksanaan Tindakan a. Guru menyampaikan materi pelajaran secara klasikal sesuai dengan rencana pengajaran dan mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Permasalahan tersebut adalah: Di kompleks perumahan akan di bangun beberapa taman yang berbentuk segi lima beraturan yang panjang sisinya 10 cm. Berapakah luas taman yang berbentuk segi lima tersebut . b. Guru memberikan permasalahan yang ada di LKS secara kelompok, di mana tiap dua kelompok memperoleh permasalahan yang sama. c. Guru menunjuk 4 orang siswa secara undian sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya. d. e. Guru menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru menutup pelajaran dengan membimbing siswa untuk
merangkum materi. f. g. Guru memberikan tes evaluasi II, untuk melihat kemampuan siswa. Guru membagi angket dan menyuruh siswa mengisinya pada saat itu juga. 3. Pengamatan Seperti pada siklus 2, observasi dilakukan saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung dan observer mencatat semua temuan dan perubahan yang terjadi pada siswa.
xliv
4. Refleksi Refleksi dilakukan pada akhir siklus 3 dengan melihat cacatan hasil observer, angket dan hasil evaluasi siswa, refleksi dilakukan meliputi refleksi siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Refleksi ini dilakukan dengan mendiskusikan hasil pengamatan, data angket dan hasil evaluasi untuk mendapatkan kesimpulan. Diharapkan setelah akhir siklus 3 ini, implementasi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dan diharapkan pula ditemukan cara terbaik mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah di sekolah.
Dalam penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendayagunaan media (alat bantu ajar) ini dibutuhkan data-data yang dapat dianalisis dan direfleksikan sehingga terbentuk sebuah perencanaan tindakan untuk memperbaiki kondisi awal. Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode. 1. Angket Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui sikap siswa setelah diberikan tindakan, hal ini berkaitan dengan pendapat mereka tentang model pembelajaran berbasis masalah dengan pendayagunaan media (alat bantu ajar) yang peneliti berikan.
xlv
2. Tes Tes diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus yang berguna untuk mengetahui hasil belajar siswa. Perlu diketahui bahwa tes tidak semata-mata tergantung pada kemampuan siswa saja, akan tetapi hal tersebut perlu dilakukan penyusunan naskah tes seteliti mungkin. Materi tes disesuaikan dengan materi substansial yang telah dituliskan dalam indikator pembelajaran. 3. Lembar observasi (pengamatan) Lembar pengamatan digunakan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan pengelolaan pembelajaran berbasis masalah oleh guru dan partisipasi siswa, di kelompoknya dan juga kerja kelompok secara keseluruhan. Lembar pengamatan ini mengukur secara individual maupun kelas bagi keaktifan mereka dalam belajar.
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: 1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata kelas 5,3 menjadi 6,5 atau 65%. 2. Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika 85% siswa atau lebih memperoleh skor 6,5 atau 65%.
xlvi
Apabila kedua hal tersebut di atas terpenuhi maka dikatakan hasil belajar matematika siswa kelas X.9 SMA Negeri 2 Slawi melalui implementasi pembelajaran berbasis masalah telah meningkat.
xlvii
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 April 2005 dengan pokok bahasan trigonometri, subpokok bahasan rumus-rumus segitiga dalam trigonometri (aturan sinus). Uraian tiap siklus sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan a. Permasalahan diidentifikasikan dan masalah dirumuskan. Dalam hal ini guru menentukan materi pelajaran yang akan disajikan kepada siswa yaitu pokok bahasan trigonometri dengan subpokok bahasan rumusrumus segitiga dalam trigonometri (aturan sinus). b. Guru merencanakan pembelajaran berbasis masalah dengan membuat rencana pengajaran untuk pokok bahasan yang akan dilaksanakan. c. Guru menyusun lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan pokok bahasan trigonometri. d. Guru menyiapkan soal-soal untuk tes evaluasi I. e. Guru menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam menyampaikan materi pelajaran. Prasarana tersebut antara lain spidol, kertas manila, isolasi, dan sebagainya. f. Mempersiapkan lembar pengamatan untuk mengamati situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran serta mempersiapkan angket yang akan
xlviii
diberikan kepada siswa. Lembar pengamatan yang akan dibuat adalah sebagai berikut: 1) Lembar pengamatan untuk siswa, berupa: aktivitas siswa, komunikasi matematik, dan kerja sama siswa dalam kelompok. 2) Lembar pengamatan untuk guru, yaitu pengelolaan pembelajaran berbasis masalah. 2. Tahap Pelaksanaan a. Guru menyuruh siswa mempersiapkan segala perlengkapan yang akan digunakan. b. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan mengingatkan kembali rumus perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku dan menjelaskan tujuan pembelajaran. c. Guru melaksanakan kegiatan pengembangan materi dalam bentuk klasikal. d. Guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Permasalahan tersebut adalah: Dari puncak sebuah gedung yang tingginya 50 meter dari permukaan tanah datar terlihat dua buah bendera. Jika bendera di tiang pertama dan di tiang kedua terlihat dengan sudut elevasi 25 dan 50, hitunglah jarak antara kedua tiang bendera tersebut. e. Guru membagi siswa dalam kelompok berdasarkan penyebaran kemampuan di mana setiap kelompok terdiri 5 orang sehingga terbentuk 8 kelompok dengan nama kelompok A, sampai dengan kelompok H.
xlix
f. Guru membagi seperangkat pembelajaran atau sarana prasarana pembelajaran yang diperlukan. g. Guru memberikan permasalahan yang ada di LKS untuk dikerjakan secara berkelompok. Dalam hal ini setiap kelompok memperoleh permasalahan yang sama. h. Guru berkeliling untuk mengetahui kemungkinan siswa atau kelompok yang kesulitan dalam pemecahan masalah yang ada di LKS. i. Guru membimbing siswa dalam menuliskan hasil diskusinya pada kertas manila untuk disajikan di depan kelas. j. Guru menunjuk 8 orang siswa secara acak sebagai perwakilan untuk menyajikan hasil diskusinya. k. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan tanggapan atau sanggahan. l. Guru mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah yang diajukan. m. Siswa merangkum materi dengan bimbingan guru. n. Guru memberikan tes evaluasi I setiap akhir siklus secara individual tentang pokok bahasan yang sedang dibahas di kelas. o. Guru membagi angket kerjasama dalam kelompok dan refleksi terhadap pembelajaran yang baru dilaksanakan. 3. Tahap Pengamatan a. Observer mengamati jalannya pembelajaran berbasis masalah. Dalam pengamatan ini digunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. b. Observer secara umum memiliki empat tugas, yaitu:
1) Mengamati komunikasi antar siswa. 2) Mengamati aktivitas siswa. 3) Mengamati kerjasama siswa dalam kelompoknya 4) Mengamati jalannya kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran berbasis masalah. c. Dari pengamatan guru diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Pada pelaksanaan siklus pertama penyampaian materi oleh guru sesuai dengan rencana pengajaran yang telah dibuat. Hal ini karena guru telah menguasai materi pelajaran. Akan tetapi guru masih raguragu dalam menerapkan pembelajaran berbasis masalah karena guru belum pernah menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran. 2) Guru belum memberikan motivasi secara maksimal kepada siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3) Guru masih kurang dalam memberikan bimbingan kepada siswa untuk membuat artefak dan menyajikan hasil karya. d. Dari pengamatan siswa diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Sebagian besar siswa (kelompok) belum paham terhadap tugas yang diberikan, sehingga siswa kesulitan dalam mengerjakannya. 2) Ada beberapa kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang ada di LKS, tetapi ada pula kelompok yang dapat memecahkan masalah dengan baik dan benar. Berikut contoh penyelesaian masalah dari salah satu kelompok: Jawaban permasalahan:
li
Diket : AB = 40 cm, CAB = 65, CBA = 50 Ditanya: Panjang AC, BC, dan lebar sungai. Jawab: C
A ACB = 180 ( 65 + 50 ) = 65 b c = sin B sin C b 40 = sin 50 sin 65 b sin 65= 40 sin 50 0,906 b = 40 . 0,766
30 ,64 = 33,81 cm. 0 ,906
b=
s( s a )( s b )( s c )
Luas = = =
lii
=
Tinggi =
Dari jawaban tersebut dapat diketahui bahwa siswa sudah mampu mencari unsur-unsur yang belum diketahui pada sebuah segitiga, akan tetapi dalam mencari lebar sungai (dalam gambar adalah tinggi segitiga) siswa masih kesulitan. Kebanyakan dari mereka
tersebut hanya dapat digunakan pada segitiga siku-siku. Sedangkan untuk mencari luas segitiga, mereka menggunakan rumus luas segitiga jika ketiga sisinya diketahui, padahal rumus tersebut belum diberikan. 3) Ada beberapa kelompok yang anggotanya kurang kompak, sehingga diskusi tidak dapat dilaksanakan secara maksimal dan hasil yang diperoleh kurang memuaskan. 4) Sebagian besar kelompok dalam menuliskan penyelesaian masalah di kertas manila kurang besar, jelas, dan rapi. Sehingga tidak terlihat dari belakang. 5) Masih banyak siswa dalam menyelesaikan soal evaluasi tidak teliti, sehingga perhitungannya salah. 6) Siswa yang ditunjuk untuk menyajikan hasil karya masih terlihat ragu-ragu dan suaranya kurang keras dan pada saat
liii
mempresentasikan hasil diskusi masih banyak siswa lain yang tidak memperhatikan sehingga membuat suasana agak gaduh. 7) Selama siswa (sebagai wakil dari kelompok) menyajian hasil diskusi kelompoknya, tidak ada satupun siswa dari kelompok lain yang mau memberikan tanggapan atau komentar, ini karena kurang percaya diri pada kelompok tersebut untuk mengemukakan pendapat. e. Dari pengamatan sarana prasarana diperoleh temuan sebagai berikut : 1) Pembentukan kelompok berdasarkan penyebaran kemampuan kurang menguntungkan dilakukan, karena hanya beberapa siswa saja yang berpartisipasi dalam diskusi. 2) Pemberian satu LKS untuk satu kelompok kurang efektif dilakukan, karena siswa yang lain tidak bisa ikut berdiskusi. 4. Tahap Refleksi Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya diadakan rerleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada kegiatan siklus pertama didapatkan hasil refleksi sebagai berikut: a. Pada siklus pertama ini, dari 40 siswa terdapat 60% yang memperoleh nilai 6,5 dengan rata-rata kelas 6,66 sehingga ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai (Lampiran 11). b. Dari pengamatan kinerja guru dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis masalah pada siklus pertama,
liv
kemampuan guru dalm mengelola pembelajaran hanya sebesar 60% dengan rata-rata untuk kesepuluh aspek 2,4 (Lampiran 12). c. Komunikasi matematik pada aspek berdiskusi tentang materi matematik hanya menunjukan 87,5% pada menit ke-60 (Lampiran 13). d. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berbasis masalah di kelas sebesar 50% dengan rata-rata untuk keenam aspek adalah 2 (Lampiran 14). e. Dari hasil angket kerjasama siswa dalam kelompok diperoleh rata-rata siswa yang menjawab A pada tiap-tiap soalnya adalah 18,17 dengan persentase 45,4% (Lampiran 15). f. Dari hasil frekuensi jawaban siswa mengenai refleksi siswa terhadap pembelajaran 87,5% siswa merasa senang dengan penampilan guru dalam mengajar matematika, 55% siswa merasa biasa saja dengan pembelajaran saat itu, 72,5% siswa merasa senang dengan suasana pembelajaran saat itu, 70% siswa mudah mengikuti materi pembelajaran matematika, 55% siswa senang dengan pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok, 62,5% siswa merasa senang dengan penyajian hasil kerja kelompok, dan 52,5% siswa termotivasi untuk terus belajar dengan masalah yang diselesaikan dalam evaluasi (Lampiran 16). g. Pembentukan kelompok berdasarkan penyebaran kemampuan kurang menguntungkan karena ada beberapa siswa yang tidak ikut
lv
h. Ada beberapa kelompok siswa yang belum dapat memecahkan permasalahan dengan benar, sehingga masih terdapat kekeliruan dalam menghitung. i. Dalam menentukan kelompok mana yang akan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas masih kurang efektif, karena ada beberapa kelompok yang saling menunjuk satu sama lain. j. Penyaji sebagai wakil kelompok, masih belum terampil dalam menyajikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Hal ini terlihat dari penampilan mereka pada saat menjelaskan hasil diskusi tampak ragu-ragu, malu, dan suaranya kurang keras sehingga tidak terdengar dari belakang. k. Selama penyaji menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas tidak ada satupun siswa (kelompok) yang mau memberikan tanggapan. Dalam hal ini guru perlu memberikan motivasi kepada siswa agar aktif dalam diskusi. l. Dalam menuliskan hasil pemecahan masalah di kertas manila, siswa juga belum terampil. Tulisan siswa terlalu kecil dan naik turun, sehingga tidak telihat dari belakang. Untuk memeperbaiki kelemahan-kelemahan dan
meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus 1, maka pada pelaksanaan siklus 2 direncanakan sebagai berikut : a) Guru harus mampu mempertahankan atau meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran.
lvi
b) Guru harus mampu memotivasi siswa agar memecahkan masalah secara bersama dengan kelompoknya ataupun dalam diskusi. c) Guru harus mendorong diskusi atau dialog antar teman dalam kelompoknya. d) Guru harus mengamati siswa dalam menuliskan hasil penyelidikannya ke dalam kertas manila dan memberikan bimbingan bila siswa mengalami kesulitan. e) Pembentukan kelompok berdasarkan teman 2 meja, sehingga terbentuk 10 kelompok dengan anggota 4 orang siswa. f) Penentuan kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi didasarkan atas undian. g) Tiap kelompok mendapatkan dua LKS.
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 April 2005 dengan pokok bahasan trigonometri, subpokok bahasan rumus-rumus segitiga dalam trigonometri (aturan cosinus). Uraian tiap siklus sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan a. Menyusun rencana pengajaran dengan materi aturan cosinus, RP disusun dengan memeperhatikan refleksi siklus I. b. Guru menyusun lembar kerja siswa siklus II. c. Guru menyusun kembali soal tes evaluasi II.
lvii
d. Mempersiapkan kembali sarana prasarana yang diperlukan. e. Mempersiapkan kembali lembar pengamatan untuk mengamati situasi dan kondisi selama pembelajaran dan angket yang akan diberikan pada siswa. f. Membentuk kelompok-kelompok berdasarkan teman 2 meja sehingga terbentuk 10 kelompok dengan anggota 4 orang siswa. g. Kelompok yang akan menyajikan hasil diskusi ditunjuk berdasarkan undian. h. Guru diharapkan mampu mempertahankan dan atau meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran. i. Guru lebih memotivasi siswa agar kompak dengan anggota
kelompoknya dalam menjalankan tugas kelompok. 2. Tahap Pelaksanaan a. Guru menyuruh siswa mempersiapkan segala perlengkapan yang akan digunakan. b. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu aturan sinus dan menjelaskan tujuan pembelajaran. c. Guru menyampaikan materi pelajaran matematika sesuai dengan rencana pengajaran secara klasikal d. Guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Permasalahan tersebut adalah : Bus Cahaya dan Bus Sinar berangkat bersamaan dari terminal yang terletak di persimpangan jalan.
lviii
Bus Cahaya berkecepatan rata-rata 60 km/jam, sedangkan bus Sinar berkecepatan rata-rata 50 km/jam. Jika arah yang ditempuh kedua bus membentuk sudut 68, hitung jarak kedua bus itu setelah 15 menit. e. Guru menjelaskan peraturan dan tata tertib dalam berdiskusi f. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan teman 2 meja. Setiap kelompok terdiri dari 4 - 5 orang sehingga terbentuk 8 atau 10 kelompok dengan nama kelompok A sampai dengan kelompok J. g. Guru membagi seperangkat pembelajaran atau sarana prasarana pembelajaran yang diperlukan seperti kertas manila, papan nama kelompok, spidol , jangka, dan busur. h. Guru memberikan dua buah LKS yang sama pada tiap-tiap kelompok untuk dikerjakan secara berkelompok dalam hal ini setiap kelompok memperoleh permasalahan yang sama. i. Guru lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran berbasis masalah dengan memberikan penghargaan/hadiah. j. Guru memberikan arahan secukupnya agar siswa dapat melakukan penyelidikan sesuai petunjuk yang ada di LKS. k. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompok. l. Guru mengamati siswa dalam menuliskan hasil penyelidikannya dalam kertas manila dan memberikan bimbingan bila siswa menemui kesulitan.
lix
m. Guru menunjuk beberapa siswa (sebagai wakil dari kelompok) untuk menjelaskan atau menyajikan hasil kerja kelompoknya secara undian. n. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menyampaikan tanggapan maupun sanggahan. o. Setelah siswa memberikan tanggapan, barulah guru memberikan kesempatan penjelasan yang mendetail tentang pemecahan masalah yang dibahas. p. Guru memberikan tes evaluasi II, untuk melihat kemampuan siswa. q. Guru membagi angket dan menyuruh siswa mengisinya pada saat itu juga. 3. Tahap Pengamatan a. Observer mengamati jalannya pembelajaran berbasis masalah. Dalam pengamatan ini digunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. b. Observer secara umum memiliki empat tugas, yaitu: 1) Mengamati komunikasi antar siswa. 2) Mengamati aktivitas siswa. 3) Mengamati kerjasama siswa dalam kelompoknya 4) Mengamati jalannya kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran berbasis masalah. c. Dari pengamatan guru diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Penyampaian materi pelajaran sudah jelas dan sistematis sesuai dengan rencana pengajaran.
lx
2) Guru telah memberikan bimbingan disela-sela aktivitas siswa yang kesulitan dalam memecahkan masalah yang ada di LKS. 3) Guru memberikan motivasi berupa pemberian hadiah kepada siswa (kelompok) yang aktif, bekerja sama dan berdiskusi dengan kelompoknya dengan baik. 4) Guru kurang memperhatikan alokasi waktu sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan rencana pengajaran yang di buat. d. Dari pengamatan siswa diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Beberapa kelompok terlihat sudah kompak hal ini terlihat dengan adanya pembagian tugas dalam menyelesaikan masalah. 2) Siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam melakukan penyelidikan sehingga ada beberapa kelompok yang dapat
menyelesaikan tugas dengan baik 3) Masih ada beberapa kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan pada LKS, seperti ketika menentukan besar sudut pada jurusan tiga angka.
B Gambar 1 Gambar 2
lxi
A Gambar 3 Dari gambar 3, terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menentukan besar BAC (yang ada di pelabuhan). Sehingga ada kelompok yang mempunyai jawaban sebagai berikut: C A a2 = b 2 + c 2 2bc cos = 7 2 + 10 2 2 7 10 cos 30 = 49 + 100 140 1 3 2 B = 149 70 3 = 27 ,76 = 5,27 km.
Dari kesalahan-kesalahan di atas dapat diketahui bahwa beberapa siswa (kelompok) belum mengetahui besar sudut BAC (yang ada di pelabuhan). 4) Ada beberapa kelompok yang mengubah pendapat mereka, ketika kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi. e. Dari pengamatan sarana prasarana diperoleh temuan sebagai berikut : Pemberian permasalahan yang sama pada semua kelompok kurang menguntungkan, karena ada beberapa siswa yang melakukan
lxii
a. Dari hasil tes yang dilakukan pada siklus kedua, siswa yang tuntas belajar 32 siswa (80%), sedangkan yang tidak tuntas belajar 8 siswa (20%) dengan rata-rata kelas 7,16 sehingga ketuntasan belajar klasikal belum tercapai. Hal ini belum sesuai dengan yang diharapkan tetapi dibandingkan pada siklus pertama sudah ada kenaikan (lampiran 21). b. Guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan pembelajaran matematika berbasis masalah secara kelompok. Hal ini berdasarkan data hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran berbasis masalah mengalami peningkatan dari 60% pada siklus pertama menjadi 72,5% dengan rata-rata untuk kesepuluh aspek 2,9 (lampiran 22). c. Hasil pengamatan komunikasi siswa pada siklus dua ini mengalami peningkatan dalam aspek diskusi pada menit ke-60 menjadi 90% yang semula pada siklus satu 87,5% (lampiran 23). d. Selama pembelajaran berlangsung keaktifan siswa mengalami
peningkatan Hal ini terlihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dari 50% pada siklus pertama menjadi 66,67% dengan rata-rata unutk keenam aspek adalah 2,67 (lampiran 24). e. Dari hasil angket kerjasama siswa dalam kelompok diperoleh rata-rata siswa yang menjawab A adalah 19,33 dengan persentase 48,3%. Hasil ini meningkat dari siklus sebelumnya yang semula rata-ratanya 18,17 (lampiran 25).
lxiii
f. Dari hasil frekuensi jawaban siswa mengenai refleksi siswa terhadap pembelajaran 77,5% siswa merasa senang dengan penampilan guru dalam mengajar matematika, 57,5% siswa berani bertanya saat pembelajaran berlangsung, 62,5% siswa merasa senang dengan suasana pembelajaran pembelajaran saat itu, 62,5% siswa mudah sangat mengikuti senang materi dengan
matematika,
47,5%
siswa
pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok, 62,5% siswa merasa senang dengan penyajian hasil kerja kelompok, dan 55% siswa tertarik dengan masalah yang diselesaikan dalam evaluasi (lampiran 26). g. Pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan rencana pengajaran yang di buat karena melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan. h. Dalam pelaksanaan penyajian hasil diskusi ada beberapa kelompok yang mengubah pendapat mereka, ketika kelompok lain
mempresentasikan hasil diskusi. i. Dalam menyelesaikan permasalahan, terlihat ada beberapa siswa yang melakukan kecurangan dengan bekerjasama dengan kelompok lain. j. Pelaksanaan pada siklus kedua ini, secara garis besar berlangsung dengan baik dan kondusif. Akan tetapi kegiatan pada siklus kedua perlu diulang agar kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berkomunikasi, dan bekerjasama melalui pembelajaran berbasis masalah dapat ditingkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan siklus 2 maka pada pelaksanaan siklus 3 direncanakan sebagai berikut:
lxiv
a) Guru harus lebih memotivasi siswa dengan memberikan penghargaan atau hadiah kepada siswa atau kelompok yang dapat menyelesaikan tugas dan mempresentasikan hasil karya dengan baik dan benar. b) Guru harus membuat permasalahan yang berbeda agar siswa tidak melakukan kecurangan dalam menyelesaikan masalah dengan bekerja sama dengan kelompok lain c) Guru harus mengumpulkan terlebih dahulu hasil diskusi kelompok siswa, agar mereka tidak mengubah pendapat mereka. d) Perlu adanya kontrol waktu sehingga pelaksanaan pembelajaran benarbenar sesuai dengan rencana pembelajaran.
Siklus III
tanggal 20 April 2005 dengan pokok bahasan trigonometri, subpokok bahasan rumus-rumus segitiga dalam trigonometri (luas segitiga). Uraian tiap siklusnya sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan a. Perencanaan pada siklus III didasarkan atas refleksi pada siklus II. b. Guru menyusun lembar kerja siswa siklus III dengan permasalahan yang berbeda-beda. c. Guru menyusun kembali soal tes evaluasi III. d. Mempersiapkan kembali sarana prasarana yang diperlukan.
lxv
e. Mempersiapkan kembali lembar pengamatan untuk mengamati situasi dan kondisi selama pembelajaran dan angket yang akan diberikan pada siswa. f. Membentuk kelompok-kelompok berdasarkan teman 2 meja sehingga terbentuk 10 kelompok dengan anggota 4 orang siswa. g. Kelompok yang akan menyajikan hasil diskusi ditunjuk berdasarkan undian. h. Guru diharapkan mampu mempertahankan dan atau meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran. i. Guru lebih memotivasi siswa agar kompak dengan anggota
kelompoknya dalam menjalankan tugas kelompok. j. Guru mengumpulkan hasil diskusi kelompok siswa, sebelum mereka menyajikannya di depan kelas. k. Guru diharapkan mampu mengontrol waktu sehingga pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan
. 2. Tahap Pelaksanaan a. Guru menyampaikan materi pelajaran matematika sesuai dengan rencana pengajaran. b. Kemudian guru memberikan permasalahan yang ada di LKS secara kelompok, di mana tiap dua kelompok memperoleh permasalahan yang sama.
lxvi
c. Guru menjelaskan peraturan dan tata tertib dalam berdiskusi seperti menginformasikan bahwa hasil diskusi kelompok harus dikumpulkan dalam waktu 20 menit dan siswa di beri waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil diskusi. d. Guru lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran berbasis masalah dengan memberikan penghargaan/hadiah. e. Guru memberikan arahan secukupnya agar siswa dapat melakukan penyelidikan sesuai petunjuk yang ada di LKS. f. Guru mendorong dialog/diskusi antar teman dalam kelompok. g. Guru mengamati siswa dalam menuliskan hasil penyelidikannya dalam kertas manila dan memberikan bimbingan bila siswa menemui kesulitan. h. Guru mengumpulkan hasil diskusi kelompok siswa, sebelum mereka mempresentasikannya di depan kelas. i. Guru menunjuk 4 orang siswa secara undian sebagai perwakilan kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya di depan kelas. j. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menyampaikan tanggapan maupun sanggahan. k. Setelah siswa memberikan tanggapan, barulah guru memberikan kesempatan penjelasan yang mendetail tentang pemecahan masalah yang dibahas. l. Guru memberikan tes evaluasi II, untuk melihat kemampuan siswa. m. Guru membagi angket dan menyuruh siswa mengisinya pada saat itu juga.
lxvii
3. Tahap Pengamatan a. Observer mengamati jalannya pembelajaran berbasis masalah. Dalam pengamatan ini digunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. b. Dari pengamatan terhadap guru diperoleh temuan sebagai berikut: 1) Guru telah lebih jelas dalam menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan rencana pengajaran. 2) Guru telah memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya maupun aktivitas belajar yang lain. 3) Guru telah memberikan motivasi kepada siswa yang aktif ataupun siswa yang telah menyajikan hasil diskusi kelompoknya dengan benar dan bagus dengan memberikan hadiah. c. Dari pengamatan terhadap siswa pada siklus ketiga ini ditemukan halhal sebagai berikut: 1) Suasana kelas dalam kegiatan belajar mengajar (pengembangan
materi) tertib, terkendali dan kondusif, sehingga pembahasan hasil diskusi kelompok siswa dapat berlangsung dengan baik. 2) Siswa mulai berani menyampaikan pendapat, berani bertanya, dan berani memberikan sanggahan atau tanggapan kepada kelompok lain. 3) Sebagian besar siswa kelihatan bersemangat dan antusias dalam memecahkan masalah. 4) Masih ada kelompok yang perhitungannya salah dan kurang teliti. d. Dari sarana dan prasarana diperoleh temuan sebagai berikut :
lxviii
1) Pembentukan kelompok berdasarkan teman 2 meja ternyata menguntungkan siswa, karena mereka lebih menikmati dan lebih mudah dalam berdiskusi. 2) Pemberikan permasalahan yang berbeda pada tiap dua kelompok telah menguntungkan siswa, karena mereka menjadi tahu bagaimana menyelesaikan permasalahan. 4. Tahap Refleksi Hasil refleksi atas penelitian siklus ketiga, dihasilkan hal-hal sebagai berikut: a. Hasil tes evaluasi pada siklus ketiga ini, ternyata ketuntasan belajar klasikal telah tercapai yaitu bahwa 87,5% siswa telah mendapatkan nilai
pengamatan terhadap kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran berbasis mengalami peningkatan dari 72,5% pada siklus kedua menjadi 87,5% dengan rata-rata untuk kesepuluh aspeknya 3,5 (lampiran 35). c. Komunikasi siswa dalam pembelajaran berbasis masalah pada siklus ketiga ini dalam aspek diskusi tentang materi matematik meningkat 95% pada menit ke-60 dari siklus kedua yang hanya 90% (lampiran 36). d. Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus tiga ini mencapai 79,17% meningkat dari siklus dua yaitu 66,67% (lampiran 37).
lxix
e. Berdasarkan hasil angket kerjasama siswa diperoleh rata-rata 22,17 siswa yang menjawab A dengan persentase 55,4% (lampiran 38). f. Frekuensi jawaban siswa menyatakan bahwa 67,5% siswa senang
dengan penampilan guru dalam mengajar matematika, 40% siswa sudah berani bertanya sedangkan 25% berani mengemukakan pendapat dalam pembelajaran saat itu, 50% materi pelajaran matematika mudah diikuti dan 42,5% sangat jelas, 47,5% pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok sangat menyenangkan siswa, 55% siswa senang dengan penyajian hasil kerja kelompok, dan 50% siswa merasa tertarik dengan masalah yang harus diselesaikan dalam evaluasi sedang 45% siswa termotivasi untuk belajar (lampiran 39). g. Pembentukan kelompok berdasarkan teman 2 meja ternyata
menguntungkan siswa, karena mereka lebih menikmati dan lebih mudah dalam berdiskusi. h. Pemberikan permasalahan yang berbeda pada tiap dua kelompok telah menguntungkan siswa, karena mereka menjadi tahu bagaimana menyelesaikan permasalahan. i. Siswa sudah terampil dalam menulis hasil kerja kelompok dalam kertas manila, dan juga sudah terampil ketika menjelaskan hasil kerja kelompoknya di depan kawan-kawannya. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus ketiga ternyata model pembelajaran matematika berbasis masalah yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah denganlangkah-langkag sebagai berikut, yaitu : pengajuan masalah dalam LKS, pembentukan kelompok berdasarkan teman 2 meja, tiap
lxx
dua kelompok mendapatkan satu permasalahan yang sama, setiap kelompok memperoleh satu sarana pembelajaran dan 2 LKS serta perwakilan kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi ditunjuk berdasarkan undian di mana sebelumnya hasil diskusi kelompok dikumpulkan terlebih dahulu. Selain itu juga model tersebut dapat membuat siswa lebih beraktivitas dalam proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya model pembelajaran tersebut dapat dilihat dalam rencana pengajaran siklus tiga. Dengan demikian diperoleh bahwa dengan diberikannya model pembelajaran berbasis masalah seperti pada RP siklus III, maka hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dan juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini tampak dari analisis hasil tes yang dilakukan setelah akhir pelaksanaan siklus tiga. Ketuntasan belajar klasikal dari 80% pada siklus kedua menjadi 87,5% pada siklus tiga dengan rata-rata kelas 8,53 (Lampiran 34).
D. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan atas hasil pengamatan yang dilanjutkan dengan refleksi pengamatan pada setiap siklus tindakan. Dari refleksi pengamatan pada siklus pertama diperoleh temuan sebagai berikut: Pengelolaan pembelajaran matematika berbasis masalah belum dilaksanakan dengan baik karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang baru bagi guru sehingga pada siklus pertama diperoleh prosentase sebesar 60% (Lampiran 12). Sebagian besar siswa (kelompok) belum paham terhadap tugas yang diberikan, sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang
lxxi
ada di LKS. Akan tetapi ada pula kelompok yang dapat memecahkan masalah dengan baik dan benar. Dalam berdiskusi memecahkan permasalahan ada beberapa
kelompok yang anggotanya kurang kompak, sehingga diskusi tidak dapat dilaksanakan secara maksimal dan hasil yang diperoleh kurang memuaskan. Dalam menyajikan hasil diskusi kelompok, perwakilan siswa yang ditunjuk belum terampil dalam menyajikan hasil diskusinya, sebagian besar kelompok dalam menuliskan penyelesaian masalah di kertas manila kurang besar, jelas, dan rapi sehingga tidak terlihat dari belakang. Penampilan siswa pun masih tampak ragu-ragu, malu, dan tampak tegang. Akibatnya suara kurang keras dan cenderung menerangkan diri sendiri. Hal ini disebabkan karena siswa tidak terbiasa tampil di depan kelas. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus pertama ini hanya 50%. Sehingga hal ini perlu dipacu dengan memberikan motivasi berupa pemberian penghargaan/hadiah dalam setiap aktivitas siswa (Lampiran 14). Ketika menyelesaikan soal evaluasi masih banyak siswa yang salah dalam perhitungan. Sehingga dari hasil tes evaluasi I yang telah dilakukan, siswa yang tuntas belajar ada 24 siswa (60%) dan yang tidak tuntas ada 16 siswa (40%) dengan rata-rata kelas 6,66 (Lampiran 11). Seperti pada contoh di bawah ini:
lxxii
Dari refleksi pelaksanaan siklus pertama ternyata masih belum mencapai hipotesis tindakan dan indikator kinerja. Dengan demikian siklus pertama perlu di ulang agar kemamapuan siswa dalam memecahkan masalah, bekerjasama, dan berkomunikasi dapat ditumbuhkembangkan da hasil belajar siswa semakin meningkat. Selanjutnya dari hasil refleksi pada pengamatan selama
berlangsungnya siklus kedua didapatkan kinerja guru dalam pengelolaaan pembelajaran berbasis masalah sudah ada peningkatan. Hal ini dilihat dari hasil pengamatan menunjukan prosentase sebesar 72,5% dengan rata-rata untuk kesepuluh aspek 2,9 (Lampiran 22). Beberapa kelompok terlihat sudah kompak hal ini terlihat dengan adanya pembagian tugas dalam menyelesaikan masalah dan juga terlihat lebih termotivasi serta bersemangat dalam melakukan penyelidikan sehingga ada
lxxiii
beberapa kelompok yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik Akan tetapi masih ada beberapa kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan pada LKS, seperti ketika menentukan besar sudut pada jurusan tiga angka. Oleh karena itu pada siklus kedua ini terjadi peningkatan aktivitas siswa dari 50% pada siklus pertama menjadi 66,67% dengan rata-rata keenam aspeknya 2,67 pada siklus kedua (Lampiran 24). Dari hasil tes evaluasi siklus kedua yang dilakukan ternyata ketuntasan belajar klasikal mengalami peningkatan dari 60% ada siklus pertama menjadi 80% pada siklus kedua dengan rata-rata kelas 7,16, walaupun masih ada siswa yang mengalami perhitungan (Lampiran 21). Seterti halnya pada contoh di bawah ini:
lxxiv
Dalam jawaban siswa di atas diketahui bahwa soal no.1 pada umumnya benar hanya perhitungannya saja yang salah. Sedangkan pada soal no.2 siswa salah dalam memasukan angka karena yang ditanyakan adalah jarak kedua kapal setelah berlayar selama 5 jam. Dari pembahasan hasil pelaksanaan siklus kedua di atas, secara garis besar berlangsung dengan baik dan kondusif. Akan tetapi hipotesis tindakan dan indikator kinerja yang diharapkan belum tercapai sehingga kegiatan pada siklus kedua perlu diulang agar kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, berkomunikasi, dan bekerjasama melalui
pembelajaran berbasis masalah dapat ditingkatkan. Di akhir siklus ketiga refleksi atau evaluasi sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil refleksi atas pelaksanaan siklus ketiga dihasilkan hal-hal sebagai berikut: Guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan pemberian permasalahan dalam pembelajaran matematika berbasis masalah secara kelompok. Hal ini berdasarkan data hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran berbasis masalah mengalami peningkatan dari 72,5% pada siklus kedua menjadi 87,5% (lampiran 35). Selain itu guru telah lebih jelas dalam menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan rencana pengajaran dan juga telah memberikan motivasi kepada siswa yang aktif ataupun siswa yang telah menyajikan hasil diskusi kelompoknya dengan benar dan bagus dengan memberikan penghargaan/hadiah.
lxxv
klasikal telah tercapai yaitu sebesar 87,5% dengan rata-rata kelas 8,53 (lampiran 34). Suasana kelas dalam materi) kegiatan belajar mengajar (pengembangan
kelompok siswa dapat berlangsung dengan baik dan sebagian besar siswa kelihatan bersemangat dan antusias dalam memecahkan masalah. Siswa juga sudah terampil dalam menulis hasil kerja kelompok dalam kertas manila, dan juga sudah terampil ketika menjelaskan hasil kerja kelompoknya di depan kawan-kawannya. Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung mencapai 79,17% (lampiran 37). Dari hasil refleksi pada siklus ketiga ternyata model pembelajaran matematika berbasis masalah yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah denganlangkah-langkag sebagai berikut, yaitu : pengajuan masalah dalam LKS, pembentukan kelompok berdasarkan teman 2 meja, tiap dua kelompok mendapatkan satu permasalahan yang sama, setiap kelompok memperoleh satu sarana pembelajaran dan 2 LKS serta perwakilan kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi ditunjuk berdasarkan undian di mana sebelumnya hasil diskusi kelompok dikumpulkan terlebih dahulu. Selain itu juga model tersebut dapat membuat siswa lebih beraktivitas dalam proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya model pembelajaran tersebut dapat dilihat dalam rencana pengajaran siklus tiga. Dengan demikian diperoleh bahwa dengan diberikannya model pembelajaran berbasis masalah seperti pada RP siklus III, maka hasil belajar
lxxvi
siswa dapat ditingkatkan dan juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini tampak dari analisis hasil tes yang dilakukan setelah akhir pelaksanaan siklus tiga. Ketuntasan belajar klasikal dari 80% pada siklus kedua menjadi 87,5% pada siklus tiga dengan rata-rata kelas 8,53 (Lampiran 34). Dengan demikian hipotesis tindakan dan indikator kinerja dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus selanjutnya.
lxxvii
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan di dalam bab IV kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut. Dengan mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalah hasil belajar matematika pokok bahasan trigonometri siswa kelas X.9 SMA Negeri 2 Slawi dapat ditingkatkan. Seperti pada akhir siklus 3 rata-rata kelas 8,53 dan ketuntasan belajar secara klasikal 87,5%. Pembelajaran berbasis masalah yang baik adalah dengan pengajuan masalah oleh guru dalam LKS, pembentukan kelompok berdasarkan teman 2 meja, tiap 2 kelompok memperoleh permasalahan yang sama, dan penyajian hasil diskusi kelompok oleh siswa di depan kelas yang sebelumnya dikumpulkan terlebih dahulu pada guru.
B. Saran
Saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya guru kelas X.9 SMA Negeri 2 Slawi mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah dalam memberikan materi pelajaran matematika di sekolah. 2. Pembelajaran berbasis masalah yang didahului dengan penjelasan oleh guru, pengajuan masalah oleh guru, pembentukan kelompok berdasarkan teman 2 meja, dan tiap dua kelompok memperoleh permasalahan yang sama, serta penyajian hasil diskusi kelompok di depan kelas merupakan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga perlu diterapkan di sekolah menengah umum.
lxxviii
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, Mohammad. 2002. Pembelajaran Matematika Berdasarkan Pendekatan Konstruktivisme dan Contextual Teaching Learning (CTL). Makalah disajikan pada diklat TOT guru-guru matematika SLTP dari 24 provinsi di Indonesia. Dalyono.1996. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful. 1996 . Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful. 2002. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya: UNESA Ismail. 2002. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction). Apa, Bagaimana, dan Contoh pada subpokok bahasan Statistika. Makalah disajikan pada pelatihan TOT pembelajaran kontekstual (CTL) untuk instruktur/guru dan dosen dari 24 provinsi. Martono, Koko. 2004. Matematika dan Kecakapan Hidup Jilid 1B SMA, Bandung: Ganeca Exact. Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Suherman, Erman; dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: UPI.
lxxix
Lampiran 1
DAFTAR SUBYEK PENELITIAN
Sekolah : SMU Negeri 2 Slawi Kelas : X.9 No. Absen Nama 1. Adi Purbo 2. Aenurizanah 3. Alfian Nur 4. Arfan Jazuli 5. Arif Hermawan 6. Athiq Mardika 7. Cahaya Ratih 8. Deky Kusumo 9. Didah Andini 10. Dini Sulistina 11. Dwi Wahyu 12. Edi Purwadi 13. Edy Purwanto 14. Eka Amaliyah 15. Fatin Hamamah 16. Feni Maryani 17. Harry Wijaya 18. Helmi P 19. Himatul A 20. Jauharudin 21. Juniya 22. Lyna Fitria 23. M. Santoso 24. M. Zamroni 25. M. Imam S 26. M. Faik 27. Mutnaeni 28. Nutfah 29. Prima Wahyu 30. Ratna April 31. Regina L 32. Riza N 33. Rizky R 34. Septi M 35. Setyo H 36. Sri Harneni 37. Sri Rahayu 38. Wahyu Dwi 39 Wely Tea 40. Wiji Astuti
L/P L P L L L L P L P P L L L P P P L P P L P P L L L L P P L P P P P P P P P L P P
lxxx
Tahap -1
Tahap-2
Tahap- 3
Tahap-4
Tahap-5
: : : : Berilah penilaian anada dengan memberi tanda cek () pada kolom yang sesuai Dilakukan Skor Aspek yang Diamati ya Tidak 1 2 3 4 Mengorientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran Memunculkan masalah Memotivasi siswa untuk memecahkan masalah Mengorganisasi siswa untuk belajar Membimbing siswa dalam mengorganisasi tugas-tugas dan berbagi tugas dengan teman sekelompoknya. Membimbing penyelidikan individual/ kelompok Melakukan pengamatan / eksperimen Merekam dan mengorganisasi data Menganalisis dan menyimpulkan hasil Membimbing siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membimbing siswa membuat artefak Membimbing siswa menyajikan hasil karya Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Membantu siswa mengkaji cara-cara yang ditempuh selama proses penyelidikannya
lxxxi
Lampiran 3
Lembar Pengamatan Komunikasi untuk Siswa
Nama Guru: Sekolah: Pokok Bahasan: Sub Pokok Bahasan: Hari/tanggal: Pertemuan:
No Komunikasi Matematika Jumlah siswa dalam menit ke20 30 40 50 60 70 80
10 1. 2. 3. 4. Mendengarkan (memperhatikan) tentang matematika. Berdiskusi tentang materi matematik Menulis (mencatat penjelasan) tentang materi matematik. Membuat konjektur, menyusun, argumen, merumuskan definisi dan generalisasi. Membaca dan menjelaskan suatu presentasi hasil diskusi kelompok. Membuat/mengajukan pertanyaan tentang materi matematika yang telah dipelajari
90
5. 6.
lxxxii
Lampiran 4
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
Nama Guru: Hari/tanggal: Sekolah: Petunjuk: Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek() pada kolom yang sesuai.
No. Aktivitas Ya Tidak Penilaian 1 2 3 4
Siswa dapat melakukan kegiatan matematis (kegiatan yang terkait dengan pembelajaran matematika). Mengukur, menghitung, mencatat, menggambar, melakukan percobaan, membuat kesimpulan, dst. 2. Siswa berinteraksi satu sama lain, saling bertanya, saling menjelaskan, saling bekerja sama, saling berdiskusi, dst. 3. Siswa mengembangkan komunikasi Memformulasikan gagasan (tertulis). Menyampaikan gagasan lesan /mempresentasikan hasil karya. Memberikan tanggapan(lesan). 4. Siswa mendapat kesempatan untuk melakukan merangkum tentang materi yang telah dipelajari. Penilaian: 1:banyak siswa yang melakukan aktivitas < 25% 2:banyak siswa yang melakukan aktivitas 25% - 50% 3:banyaksiswa yang melakukan aktivitas lebih dari 50% dan kurang dari 75% 4:banyak siswa yang melakukan aktivitas lebih dari atau sama dengan 75%. 1.
lxxxiii
Lampiran 5
Angket Refleksi Siswa Dalam Pembelajaran
Petunjuk : Berilah tanda sialng (x) pada jawaban yang anda pilih. 1. Penampilan guru dalam mengajar matematika, menurut saya: a. Tidak Menyenangkan. b. Menyenangkan c. Sangat Menyenangkan 2. Pembelajaran matematika hari ini membuat saya : a. Berani bertanya b. Berani mengemukakan pendapat c. Biasa saja 3. Suasana pembelajaran hari ini yang dilaksanakan dengan Pembelajaran Berbasis Masalah, menurut saya: a. Tidak Menyenangkan b. Menyenangkan c. Sangat Menyenangkan 4. Materi pelajaran matematika yang dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah ini menurut saya : a. Membuat Bingung b. Mudah diikuti c. Sangat Jelas 5. Pembelajaran yang dilakukan dengan kerja kelompok, menurut saya: a. Tidak Menyenangkan b. Menyenangkan c. Sangat Menyenangkan 6. Penyajian hasil kerja kelompok, menurut saya : a. Tidak Menyenangkan b. Menyenangkan c. Sangat Menyenangkan 7. Masalah yang harus diselesaikan dalam evaluasi pembelajaran menurut saya: a. Sulit b. Menarik c. Memotivasi saya untuk terus belajar
lxxxiv
Lampiran 6
Angket Kerjasama Siswa Dalam Kelompok
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang menurut anda paling tepat dengan menyilang (x) pada huruf pilihan anda. 1. Apakah setiap anggota kelompok berpartisipasi dalam diskusi? A.Ya B.Kadang-kadang C.Tidak 2. Apakah anda dan rekan anda sudah berusaha membantu yang lain mengutarakan pendapat dalam diskusi? A.Ya B.Kadang-kadang C.Tidak Pernah 3. Apakah anda menunjukan tanda (seperti mengangguk-angguk kepala dll) bahwa anda mendengarkan rekan berbicara ketika diskusi berlangsung? A.Ya B.Kadang-kadang C.Tidak Pernah 4. Apakah anda memuji rekan yang telah bekerja baik untuk kelompok (misalnya mengungkapkan pendapatnya yang bagus)? A.Ya B.Kadang-kadang C.Tidak Pernah 5. Apakah dalam kelompok anda dilakukan pembagian tugas? A.Ya B. Kadang-kadang C.Tidak 6. Apakah anda saling bertanya tentang materi yang disajikan? A.Ya B.Kadang-kadang C.Tidak Pernah
lxxxv
Lampiran 7
Rencana Pembelajaran I
Satuan Pelajaran Mata Pelajaran Kelas /Semester Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Alokasi Waktu Pertemuan
: SMU : Matematika : X/II : Trigonometri :Rumus-rumus Segitiga Trigonometri (Aturan Sinus) : 2 x 45 menit : Ke-1 (Satu)
dalam
A. Kompetensi Dasar 1. Siswa memahami dan mampu menggunakan sifat dan aturan tentang fungsi trigonometri, rumus sinus, dan rumus cosinus dalam pemecahan masalah. 2. Siswa mampu melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan fungsi trigonometri. B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar 1. Siswa dapat menggunakan rumus sinus dalam penyelesaian soal. 2. Dapat bekerjasama dengan orang lain. 3. Mendengarkan dengan aktif 4. Berani bertanya 5. Dapat menjawab pertanyaan atau menyampaikan pendapat C. Sumber dan Bahan Pembelajaran 1. Buku siswa (Matematika dan Kecakapan Hidup untuk SMU kelas I tengah tahun kedua, Koko Martono, Ganeca Exact). 2. Lembar Kerja Siswa / LKS 3. 8 lembar kertas karton manila untuk mempresentasikan hasil 4. 8 spidol warna 5. Isolasi/ lakban D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Model Pembelajaran 2. Metode
:Pembelajaran Berdasarkan Masalah. :Ceramah, Diskusi, penemuan terbimbing, dan pemberian tugas. :
3. Pelaksanaan Pembelajaran
lxxxvi
a. Pendahuluan (1) Penyiapan kondisi fisik. Mengabsen siswa Menyiapkan buku pelajaran Membentuk kelompok. Pembentukan kelompok yaitu dengan membagi siswa dalam satu kelas menjadi 8 kelompok. (2) Guru menyampaikan tujuan proses dan tujuan afektif serta menginformasikan pembelajaran yang akan dilakukan. (3) Apersepsi Guru mengingatkan kembali mengenai rumus perbandingan trigonometri untuk segitiga siku-siku. b. Kegiatan Inti (1) Pengembangan Materi Menyampaikan materi pelajaran Memberikan contoh permasalahan yaitu: Dari puncak sebuah gedung yang tingginya 50 meter dari permukaan tanah datar terlihat dua buah bendera. Jika bendera di tiang pertama dan di tiang kedua terlihat dengan sudut elevasi 25 dan 50, hitunglah jarak antara kedua tiang bendera tersebut. (2) Penerapan pembelajaran berbasis masalah Tahap 1: Mengorientasikan siswa pada masalah Guru mengajukan masalah yang ada di LKS, tiap kelompok mengerjakan permasalahan yang sama dan guru meminta siswa mempelajari masalah tersebut. Tahap 2: Mengorganisir siswa untuk belajar Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Guru menginformasikan model pembelajaran yang dilakukan. Guru meminta setiap kelompok ada pembagian tugas antar anggotanya. Guru meminta siswa menyajikan hasil diskusinya di kertas karton. Guru meminta satu wakil dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru membagikan bahan dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran. Tahap 3: Membantu siswa memecahkan masalah Guru menjelaskan secara singkat bagaimana cara menggunakan aturan sinus dalam menyelesaikan soal. Guru mendorong siswa untuk berdiskusi antar teman dalam satu kelompok.
lxxxvii
Selama diskusi berlangsung guru memantau kerja masingmasing kelompok dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah Guru memilih secara acak kelompok yang ditugasi untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru membimbing atau mengamati siswa dalam menyimpulkan hasil diskusinya. Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa mengkaji ulang proses/hasil pemecahan masalah. Guru memberikan penguatan terhadap hasil pemecahan masalah. c. Penutup (1) Membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran (2) Memberikan evaluasi individu dan angket. (3) Meminta siswa untuk berlatih di rumah menyelesaikan soal-soal latihan. Kesimpulan: Dalam setiap segitiga ABC, perbandingan panjang sisi dengan sinus sudut yang berhadapan dengan sisi itu mempunyai nilai yang sama. Ditulis: a b c = = sin A sin B sin C
Secara umum aturan sinus dapat dipakai untuk menentukan unsur-unsur dalam suatu segitiga apabila unsur-unsur yang lain telah diketahui. Kemungkinan unsur yang lain telah diketahui itu adalah: a) sisi, sudut, sudut b) sudut, sisi, sudut c) sisi, sisi, sudut.
lxxxviii
Lampiran 8
Lembar Kerja Siswa - 1