You are on page 1of 133

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA TAHUN ANGGARAN 2007

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

Nomor Tanggal

: :

42A/LHP/XVIII.YOG/06/2008 25 Juni 2008

DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ................ LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA TAHUN ANGGARAN 2007...... LAPORAN KEUANGAN POKOK .................................................................. 1. 2. 3. 4. NERACA KOMPARATIF ........................................................................... LAPORAN REALISASI ANGGARAN ..................................................... LAPORAN ALIRAN KAS .......................................................................... CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ............................................

1 3 3 5 7 9 72 74 76

CATATAN ATAS INFORMASI INFORMASI NON KEUANGAN......... GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN .......................................................... PENUTUP.............................................................................................................

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA NERACA PER 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Rupiah) TAHUN 2006 Audited

No 01. ASET 02. ASET LANCAR 03. Kas di Kas Daerah 04. Kas di RSU

URAIAN

TAHUN 2007 Audited

41.881.529.851,00 2.631.879.970,00 204.651.442,00 0,00 0,00 62.205.927,00 340.679.970,00 1.012.633.246,00 63.645.833,33 6.522.231.655,00 Jumlah Aset Lancar 52.719.457.894,33

33.040.192.514,00 438.521.346,00 33.426.496,00 0,00 0,00 1.109.296.654,00 1.296.000,00 202.591.316,00 6.364.997.459,00 41.190.321.785,00

05. Kas di Bendahara Pengeluaran 06. Kas di Bendahara Penerimaan 07. Investasi Jangka Pendek 08. Piutang Pajak 09. Piutang Restribusi 10. Piutang Lainnya 11. Premi Asuransi 12. Persediaan 13. 14. INVESTASI JANGKA PANJANG 15. Investasi Nonpermanen 16. Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Jumlah Investasi Nonpermanen 17. 18. Investasi Permanen 19. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 20. Investasi Permanen Lainnya 21. 22. 23. ASET TETAP 24. Tanah 25. Peralatan dan Mesin 26. Gedung dan Bangunan 27. Jalan, Irigasi, dan Jaringan 28. Aset Tetap Lainnya 29. Konstruksi dalam Pengerjaan 30. 31. DANA CADANGAN 32. Dana Cadangan 33. 34. Tagihan Penjualan Angsuran 35. Kemitraan Pihak Ketiga 36. Aset Lain-lain 37. 38. 39. Jumlah Aset Lainnya Jumlah Dana Cadangan JUMLAH ASET (13 + 22 + 30 + 33) Jumlah Dana Cadangan Jumlah Aset Tetap Jumlah Investasi Permanen Jumlah Investasi Jangka Panjang

10.694.647.599,00 8.099.478.864,00 18.794.126.463,00 10.694.647.599,00 10.694.647.599,00

20.014.498.049,00 3.800.908.408,00 23.815.406.457,00 42.609.532.920,00

12.514.498.049,00 3.800.908.408,00 16.315.406.457,00 27.010.054.056,00

2.605.156.523.330,00 156.069.442.244,00 381.051.629.904,00 787.375.435.564,00 21.145.434.269,00 40.919.472.992,00 3.991.717.938.303,00

2.599.600.460.380,00 147.489.817.806,00 319.675.409.608,00 718.767.890.829,00 10.904.239.575,00 38.717.919.992,00 3.835.155.738.190,00

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4.087.046.929.117,33

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.903.356.114.031,00

40. KEWAJIBAN 41. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 42. Utang PFK 43. Utang Jangka Pendek Lainnya 44. Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 135.827.157,00 1.390.550.526,00 1.526.377.683,00 0,00 1.327.628.194,00 1.327.628.194,00

45. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 46. Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat 47. Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 48. Utang Jangka Panjang Lainnya 49. 50. Jumlah Hutang Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN (44 + 49) 0,00 0,00 0,00 0,00 1.526.377.683,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.327.628.194,00

51. EKUITAS DANA 52. EKUITAS DANA LANCAR 53. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 54. Cadangan Piutang 55. Cadangan Premi Asuransi 55. Cadangan Persediaan 56. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek 57. Jumlah Ekuitas Dana Lancar 51.193.080.211,33 39.862.693.591,00 44.582.234.106,00 1.415.519.143,00 63.645.833,33 6.522.231.655,00 (1.390.550.526,00) 33.512.140.356,00 1.313.183.970,00 6.364.997.459,00 (1.327.628.194,00)

58. EKUITAS DANA INVESTASI 59. 60. 61. 62. 63. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana Yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi 4.034.327.471.223,00 3.862.165.792.246,00 42.609.532.920,00 3.991.717.938.303,00 27.010.054.056,00 3.835.155.738.190,00 -

64. EKUITAS DANA CADANGAN 65. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 66. Jumlah Ekuitas Dana Cadangan 0,00 0,00 4.085.520.551.434,33 4.087.046.929.117,33 0,00 0,00 3.902.028.485.837,00 3.903.356.114.031,00

67. TOTAL EKUITAS DANA (57 + 63 + 66 ) 68. JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (50 + 67)

Jepara, Juni 2008 BUPATI JEPARA

HENDRO MARTOJO

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2007
(Dalam Rupiah)

Kode 1 4 4.1 4.1.1 4.1.2 4.1.3 4.1.4 4.2 4.2.1 4.2.2 4.2.3 4.3 4.3.1 4.3.3 4.3.4 4.3.5

URAIAN 2

Jumlah Anggaran Setelah Perubahan 3

REALISASI 2007 Audited 4

% 5

Lebih/Kurang 6=4-3

PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah DANA PERIMBANGAN Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Perndapatan Hibah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 57.610.457.000,00 12.200.750.000,00 33.757.359.000,00 1.892.575.000,00 9.759.773.000,00 543.842.468.000,00 34.202.468.000,00 461.230.000.000,00 48.410.000.000,00 80.502.072.000,00 5.000.000,00 33.394.392.000,00 25.000.000.000,00 17.107.680.000,00 64.342.554.250,00 13.084.436.301,00 37.388.298.079,00 1.958.333.660,00 11.911.486.210,00 550.746.666.539,00 41.110.691.539,00 461.230.000.000,00 48.405.975.000,00 74.567.769.868,00 0,00 31.412.201.240,00 25.000.000.000,00 18.155.568.628,00 111,69 107,24 110,76 103,47 122,05 101,27 120,20 100,00 99,99 92,63 0,00 94,06 100,00 106,13 6.732.097.250,00 883.686.301,00 3.630.939.079,00 65.758.660,00 2.151.713.210,00 6.904.198.539,00 6.908.223.539,00 (4.025.000,00) (5.934.302.132,00) (5.000.000,00) (1.982.190.760,00) 1.047.888.628,00

JUMLAH PENDAPATAN

681.954.997.000,00

689.656.990.657,00

101,13

7.701.993.657,00

5 5.1 5.1.1 5.1.2 5.1.5 5.1.7 5.1.8 5.2 5.2.1 5.2.2 5.2.3

BELANJA
BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga BELANJA LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja modal 372.862.029.000,00 276.077.022.000,00 0,00 69.888.347.000,00 24.896.660.000,00 2.000.000.000,00 340.366.085.000,00 54.977.457.000,00 105.087.425.000,00 180.301.203.000,00 352.665.681.153,00 268.814.608.635,00 0,00 57.929.624.518,00 24.896.060.000,00 1.025.388.000,00 317.159.220.904,00 50.866.005.352,00 93.911.867.400,00 172.381.348.152,00 94,58 97,37 82,89 100,00 51,27 93,18 92,52 89,37 95,61 20.196.347.847,00 7.262.413.365,00 11.958.722.482,00 600.000,00 974.612.000,00 23.206.864.096,00 4.111.451.648,00 11.175.557.600,00 7.919.854.848,00

JUMLAH BELANJA SURPLUS / (DEFISIT) 6 6.1 PEMBIAYAAN Penerimaan Daerah

713.228.114.000,00 (31.273.117.000,00)

669.824.902.057,00 19.832.088.600,00

93,91 (63,42)

43.403.211.943,00 (51.105.205.600,00)

34.262.230.000,00

33.512.140.356,00

97,81

(750.089.644,00)

6.1.1 6.2.2 6.2.3 6.2.4 6.2.5 6.2.6

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran DaerahTahun Sebelumnya Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah Penerimaan Kembali Penerimaan Piutang Daerah

33.512.230.000,00 0,00 0,00 0,00 750.000.000,00 0,00

33.512.140.356,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

100,00 -

(89.644,00) (750.000.000,00) -

Jumlah

34.262.230.000,00

33.512.140.356,00

97,81

(750.089.644,00)

6.2 6.2.1 6.2.2 6.2.3 6.2.4

Pengeluaran Daerah Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Hutang Pemberian Pinjaman Daerah

7.690.985.000,00 0,00 7.690.985.000,00 0,00 0,00

8.761.994.850,00 0,00 8.761.994.850,00 0,00 0,00

113,93 113,93 -

1.071.009.850,00 1.071.009.850,00 -

Jumlah Pembiayaan Neto Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan (SILPA)

7.690.985.000,00 26.571.245.000,00

8.761.994.850,00 24.750.145.506,00

113,93 93,15

1.071.009.850,00 (1.821.099.494,00)

(4.701.872.000,00)

44.582.234.106,00

(948,18)

(52.926.305.094,00)

Jepara, Juni 2008 BUPATI JEPARA

HENDRO MARTOJO

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA LAPORAN ALIRAN KAS Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 (Dalam Rupiah) URAIAN Aliran Kas dari Aktivitas Operasi Aliran Kas Masuk Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Dari Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Jumlah A Aliran Kas Keluar Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Jumlah B Jumlah Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Aliran Kas dari Aktivitas Investasi Aliran Kas Masuk Penjualan Investasi Jangka Panjang Penjualan Aktiva Tetap Jumlah C Aliran Kas Keluar Belanja Modal Pembelian Investasi Jangka Panjang Jumlah D Jumlah Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aliran Kas dari Aktivitas Pembiayaan Aliran Kas Masuk Penerimaan Pinjaman dan Obligasi Transfer dari dana cadangan Penjualan asset daerah yang dipisahkan Jumlah E 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 II : ( C -D ) 172.381.348.152,00 0,00 172.381.348.152,00 (172.381.348.152,00) 121.083.132.813,00 0,00 121.083.132.813,00 (121.083.132.813,00) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 I : ( A-B ) 50.866.005.352,00 93.911.867.400,00 497.443.553.905,00 192.213.436.752,00 0,00 81.507.370.217,00 418.637.081.499,00 143.865.365.547,00 268.814.608.635,00 0,00 57.929.624.518,00 24.896.060.000,00 1.025.388.000,00 269.913.971.300,00 0,00 0,00 65.571.813.182,00 1.643.926.800,00 64.342.554.250,00 550.746.666.539,00 74.567.769.868,00 689.656.990.657,00 54.110.689.680,00 508.391.757.366,00 0,00 562.502.447.046,00 TAHUN 2007 TAHUN 2006

Aliran Kas Keluar Pembayaran Hutang Pokok 0,00 0,00

Transfer ke dana cadangan Penyertaan Modal Jumlah F Jumlah Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan Aliran Kas dari Aktivitas Non Anggaran Aliran Kas Masuk Penerimaan PFK Pos-pos Luar Biasa Jumlah G Aliran Kas Keluar Pembayaran PFK Pos-pos Luar Biasa Jumlah H Jumlah Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran Kenaikan Bersih Kas selama Periode TA. 2007 Saldo Awal Kas Saldo Akhir Kas IV : ( G-H ) V : ( I + II + III + IV ) VI VII : ( V + VI ) III : ( E-F )

0,00 8.761.994.850,00 8.761.994.850,00 (8.761.994.850,00)

0,00 5.394.908.408,00 5.394.908.408,00 (5.394.908.408,00)

26.283.519.581,00 0,00 26.283.519.581,00

20.694.139.452,00 0,00 20.694.139.452,00

26.283.519.581,00 0,00 26.283.519.581,00 0,00 11.070.093.750,00 33.512.140.356,00 44.582.234.106,00

20.694.139.452,00 0,00 20.694.139.452,00 0,00 17.387.324.326,00 16.124.816.040,00 33.512.140.366,00

Jepara, Juni 2008 BUPATI JEPARA

HENDRO MARTOJO

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Kepada para pengguna laporan keuangan,

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Jepara. Tanggung jawab BPK RI adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan. BPK RI melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan BPK RI merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar BPK RI memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi penilaian, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas Standar Akuntansi Pemerintahan yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Jepara, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK RI yakin bahwa pemeriksaan BPK RI memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Dalam Laporan Keuangan Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Jepara mencatat aset tetap tanah pada Neraca sebesar Rp2.605.156.523.330,00. Saldo tersebut tidak dapat diyakini kewajarannya karena tidak didukung dengan daftar aset yang memadai dan mutasi aset tetap tanah Tahun 2007 sebesar Rp5.556.062.950,00 belum dibuat. Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan nomor 5.2 3) a) Menurut pendapat BPK RI, kecuali untuk dampak atas hal-hal yang diungkapkan pada paragraf sebelumnya, laporan keuangan yang disebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan sistem pengendalian intern kami sajikan dalam bagian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini.

Yogyakarta,

Juni 2008

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan BPK RI di Yogyakarta Penanggung Jawab Pemeriksaan,

Bernadetta Arum Dati. SE. MM. Ak Akuntan, Register Negara No. D-13.197

PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

1.1 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Dasar hukum : a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah Pernyataan Nomor 1 perihal Penyajian Laporan Keuangan. b. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaaan Keuangan Daerah. Daerah menyusun pelaporan keuangan sesuai format yang diilustrasikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Catatan atas Laporan Keuangan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kesatuan Laporan Keuangan lainnya yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, serta Laporan Arus Kas sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala Daerah.

1.2 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Bab Bab I. Pendahuluan II. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD Bab Bab Bab Bab III. Ikhtisar Capaian Target Kinerja Keuangan IV. Kebijakan Akuntansi V. Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan VI. Pengungkapan Lainnya, Informasi Non Keuangan

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1

Ekonomi Makro

Pada tahun 2007 jumlah penduduk Kabupaten Jepara mencapai 1.073.631 jiwa, mengalami peningkatan 1,47% bila dibanding tahun 2006 yang hanya berjumlah 1.058.064 jiwa. Dari jumlah penduduk tahun 2007, yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 540.293 jiwa, sedangkan yang perempuan sejumlah 533.338 jiwa. Ringkasan indikator ekonomi makro Kabupaten Jepara Tahun 2007 terinci sebagai berikut: a. Nilai PDRB pada tahun 2007 berdasarkan harga berlaku sebesar

Rp6.610.440.480.000,00, meningkat 16,44 % dibanding tahun 2006 yang sebesar Rp5.677.316.960.000,00. b. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 sebesar 4,78%, mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2006 yang sebesar 4,19 %. c. Laju inflasi pada tahun 2007 mencapai 6,33 % terdapat penurunan bila dibandingkan tahun 2006 yang sebesar 7,43 %. d. Pendapatan perkapita penduduk pada tahun 2007 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp6.157.088,00 lebih tinggi sebesar 14,74 % dibanding tahun 2006 sebesar Rp5.365.760,00.

2.2

Kebijakan Keuangan a. Pendapatan Daerah Hal sebagai berikut yang merupakan kebijakan khusus bidang pendapatan: 1) Pendapatan daerah dianggarkan secara bruto, yang berarti bahwa semua pendapatan daerah tidak boleh terlebih dulu dikurangi dengan belanja atau biaya yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut;

10

2) Penarikan pendapatan baik pajak maupun retribusi harus didasarkan pada peraturan perundangan dan dalam upaya peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah agar diupayakan tidak memberatkan dunia usaha dan masyarakat; 3) Upaya peningkatan pendapatan melalui kegiatan intensifikasi maupun ekstensifikasi mutlak perlu dilakukan oleh semua komponen pengelola pendapatan daerah; 4) Pendapatan asli daerah ditetapkan naik Perubahan tahun sebelumnya. b. Belanja Daerah Hal sebagai berikut yang merupakan kebijakan khusus untuk Belanja : 1) Setiap kelompok belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus bisa dirinci menurut jenis, obyek, dan rincian obyek; 2) Semua rencana belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah harus didukung dengan ketersediaan dana pada struktur pendapatan daerah; 3) Belanja yang dianggarkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan batas tertinggi dari pengeluaran dana. Demikian juga diharapkan bahwa angka yang dianggarkan pada sisi pendapatan merupakan angka batas terendah dari suatu penerimaan daerah; 4) Dalam pengelolaan belanja daerah perlu selalu diupayakan untuk terjadinya efisiensi dan efektivitas belanja dan upaya penghematan penggunaan dana perlu dilakukan oleh semua satuan kerja perangkat daerah; 5) Belanja daerah menampung semua pengeluaran untuk program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah, termasuk belanja tidak langsung; 6) Belanja daerah juga menampung kegiatan luncuran dari kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang tidak terselesaikan. dari pendapatan pada APBD

11

c. Strategi dan Prioritas 1) Menekan angka kemiskinan sehingga kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi; 2) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan pendidikan formal maupun non formal sehingga dapat bersaing dalam memperoleh lapangan kerja; 3) Meningkatnya daya saing daerah dan kualitas produk pertanian dan industri kecil/ rumah tangga dan produk jasa pariwisata; 4) Meningkatnya kualitas terkendali; 5) Pemerataan pembangunan antar wilayah dan infrastruktur wilayah; 6) Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat pedesaan terutama fasilitas pendidikan dasar, kesehatan, air bersih, transportasi, perumahan, jalan lingkungan, saluran limbah dan irigasi; 7) Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan perkotaan yang memadai seperti jalan-jalan perkotaan, saluran air bersih, persampahan, trotoar, taman kota, arena bermain dan lain-lain; 8) Meningkatkan kualitas pelayanan umum kepada masyarakat dengan peningkatan kinerja aparatur, peningkatan sumber daya aparatur, mengefektifkan sistem kelembagaan dan manajemen pemerintahan, serta merevisi peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan; 9) Meningkatkan peran serta masyarakat desa/ kelurahan dalam proses penyusunan kebijakan publik, penganggaran dan pengawasan. sumber daya alam dengan pengelolaan yang

2.3

Pencapaian Target Kinerja APBD Total rencana pendapatan daerah Kabupaten Jepara tahun anggaran 2007 sebesar Rp681.954.997.000,00 meningkat sebesar Rp134.555.877.000,00 atau 24,58% dibanding tahun anggaran 2006 yang hanya sebesar

Rp547.399.120.000,00. Dari rencana tahun 2007 tersebut dapat direalisasikan sebesar Rp689.656.990.657,00 atau melampaui target sebesar Rp7.342.554.250,00. 12

Adapun rincian pendapatan tahun 2007 Kabupaten Jepara diuraikan sebagai berikut:
Realisasi Pendapatan Tahun 2007

Rp74.567.769.868 ; 11%

Rp64.342.554.250 ; 9%

Rp550.746.666.539 ; 80%

Pendapatan Asli Daerah

Dana Perimbangan

Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Realisasi PAD Tahun 2007


Rp11.911.486.210 ; 19% Rp13.084.436.301 ; 20%

Rp1.958.333.660 ; 3%

Rp37.388.298.079 ; 58%

Hasil Pajak Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Hasil Retribusi Daerah Lain-lain PAD

1. Pendapatan Asli Daerah Tahun 2007 Pendapatan Asli Daerah direncanakan sebesar

Rp57.610.457.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp64.342.554.436,00 atau 111,7%. Adapun rinciannya sebagai berikut:

13

a) Pajak Daerah
Pajak Daerah - Rencana 2.200.750.000,00 - Realisasi sebesar 107,24% atau 13.084.436.301,00 883.686.301,00 Lebih/(kurang) dari rencana 1. Pajak Hotel - Rencana 183.750.000,00 - Realisasi 100,57% atau 184.803.750,00 Lebih/(kurang) dari rencana 1.053.750,00 2. Pajak Restoran - Rencana 140.000.000,00 - Realisasi 100,01% atau 140.020.500,00 Lebih/(kurang) dari rencana 20.500,00 3. Pajak Hiburan - Rencana 126.500.000,00 - Realisasi 100,13% atau 126.669.713,00 Lebih/(kurang) dari rencana 169.713,00 4. Pajak reklame - Rencana 230.000.000,00 - Realisasi 105,58% atau 242.842.033,00 Lebih/(kurang) dari rencana 12.842.033,00 5. Pajak Penerangan Jalan - Rencana 11.260.000.000,00 - Realisasi 107,67% atau 12.123.449.995,00 Lebih/(kurang) dari rencana 863.449.995,00 6. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C - Rencana 205.000.000,00 - Realisasi 102,22 atau 209.560.310,00 Lebih/(kurang) dari rencana 4.560.310,00 7. Pajak Parkir - Rencana 10.500.000,00 - Realisasi 112,29% atau 11.790.000,00 Lebih/(kurang) dari rencana 1.290.000,00 8. Pajak Sarang burung Walet - Rencana 45.000.000,00 - Realisasi 100,67% atau 45.300.000,00 Lebih/(kurang) dari rencana 300.000,00

Dari seluruh objek pendapatan pada kelompok Pajak Daerah, seluruhnya mampu melampaui target yang ditetapkan yaitu rata-rata 107,2%.

14

b) Retribusi Daerah
RETRIBUSI DAERAH - Rencana - Realisasi 110,76% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Pelayanan Kesehatan - Rencana - Realisasi 115,77% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Pelayanan Persampahan - Rencana - Realisasi 95,51% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Capil - Rencana - Realisasi 128,76% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat - Rencana - Realisasi 101,90% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Tempat Parkir di Jalan Umum - Rencana - Realisasi 90,00% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Pasar - Rencana - Realisasi 97,12% atau Lebih/(kurang) dari rencana Pengujian Kendaraan Bermotor - Rencana - Realisasi 100,00% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah - Rencana - Realisasi 105,76% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan - Rencana - Realisasi 100,31% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Tempat Pelelangan - Rencana - Realisasi 100,36% atau Lebih/(kurang) dari rencana 33.757.359.000,00 37.388.298.079,00 3.630.939.079,00 24.913.444.000,00 28.842.037.024,00 3.928.593.024,00 107.550.000,00 102.718.500,00 (4.831.500,00) 660.000.000,00 849.787.000,00 189.787.000,00 1.050.000,00 1.070.000,00 20.000,00 200.000.000,00 179.991.000,00 (20.009.000,00) 2.000.000.000,00 1.942.446.975,00 (57.553.025,00) 775.140.000,00 775.146.000,00 6.000,00 549.400.000,00 581.049.840,00 31.649.840,00 20.000.000,00 20.062.500,00 62.500,00 48.825.000,00 49.001.500,00 176.500,00

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

15

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

Retribusi Terminal - Rencana - Realisasi 95,35% Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Tempat Khusus Parkir - Rencana - Realisasi 103,96% Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Penyedotan Kakus - Rencana - Realisasi 100,35% Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Rumah Potong Hewan - Rencana - Realisasi 88,51% Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Pelayanan Kepelabuhan - Rencana - Realisasi 102,71% Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah raga - Rencana - Realisasi 99,57% Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan - Rencana - Realisasi 135,28% Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Ijin Gangguan - Rencana - Realisasi 76,67% Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Ijin Trayek - Rencana - Realisasi 100,00% Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Ijin Usaha Angkutan - Rencana - Realisasi 99,96% Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Ijin Usaha Perdagangan - Rencana - Realisasi 95,33% Lebih/(kurang) dari rencana

atau

250.000.000,00 238.387.100,00 (11.612.900,00) 40.000.000,00 41.583.000,00 1.583.000,00 11.400.000,00 11.440.000,00 40.000,00 100.550.000,00 89.001.500,00 (11.548.500,00) 30.000.000,00 30.812.500,00 812.500,00 450.000.000,00 448.048.600,00 (1.951.400,00) 520.000.000,00 703.448.990,00 183.448.990,00 2.700.000.000,00 2.070.000.530,00 (629.999.470,00) 20.000.000,00 20.000.000,00 7.500.000,00 7.497.000,00 (3.000,00) 52.500.000,00 50.050.050,00 (2.449.950,00)

atau

atau

atau

atau

atau

atau

atau

atau

atau

atau

16

22.

23.

24.

25.

26.

27.

Retribusi Wajib Daftar Perusahaan - Rencana - Realisasi 84,05% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Ijin Usaha Industri - Rencana - Realisasi 81,06% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Pemakaian Pesawat Tenaga dan Pesawat Produksi - Rencana - Realisasi 100,01% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Pelayanan Administrasi - Rencana - Realisasi 39,27% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Ijin Pertambangan Umum - Rencana - Realisasi 133,61% atau Lebih/(kurang) dari rencana Retribusi Ijin Lokasi - Rencana - Realisasi 265,71% atau Lebih/(kurang) dari rencana

100.000.000,00 84.046.250,00 (15.953.750,00) 20.000.000,00 16.212.500,00 (3.787.500,00) 15.000.000,00 15.002.200,00 2.200,00 60.000.000,00 23.560.000,00 (36.440.000,00) 90.000.000,00 120.250.000,00 30.250.000,00 35.000.000,00 93.000.000,00 58.000.000,00

Secara umum penerimaan dari Retribusi daerah melampaui target, dari rencana sebesar Rp33.757.359.000,00 dapat direalisasikan

Rp37.388.298.079,00 atau 110,8%. Terdapat beberapa objek retribusi yang tidak memenuhi target, yaitu: Retribusi Pelayanan Persampahan, Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi Pelayanan Pasar, Retribusi Terminal, Retribusi Rumah Potong Hewan, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga, Retribusi ijin gangguan, retribusi yang berkaitan dengan ijin usaha dan Retribusi pelayanan administrasi. Tidak tercapainya target penerimaan beberapa objek retribusi tersebut, secara umum disebabkan menurunnya kondisi perekonomian Jepara, terutama akibat melemahnya industri mebel selama tahun 2007. Kondisi yang demikian membawa dampak yang cukup signifikan pada melemahnya sektor-sektor

perekonomian lainnya. Sementara itu, terdapat 2 objek retribusi yang tidak dianggarkan tetapi terdapat realisasinya, yaitu: Retribusi Ijin Usaha Pariwisata Rp2.367.500,00 dan Retribusi Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian Rp2.967.520,00.

17

c) Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/ BUMD Total Bagian Laba Perusahaan milik Daerah direncanakan sebesar Rp1.892.575.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp 1.958.333.660,00 yang terdiri dari:
1. Bank Pembangunan Daerah (BPD) - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana Perusahaan Daerah Aneka Usaha - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana Badan Kredit Kecamatan (BKK) - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana Bank Artha Jepara - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana Perusahaan Daerah Air Minum - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana 775.361.000,00 775.361.940,00 940,00 153.400.000,00 153.400.000,00 688.814.000,00 749.571.720,00 60.757.720,00 275.000.000,00 280.000.000,00 5.000.000,00

100,00%

atau

2.

100,00%

atau

3.

0,00%

atau

4.

108,82%

atau

5.

101,82%

atau

d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah


1. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Tidak dipisahkan - Rencana - Realisasi 126,39% atau Lebih/(kurang) dari rencana Jasa Giro/Deposito - Rencana - Realisasi 148,85% atau Lebih/(kurang) dari rencana Penerimaan Sumbangan Pihak III - Rencana - Realisasi 180,19% atau Lebih/(kurang) dari rencana Penerimaan TPTGR - Rencana - Realisasi 402,00% atau Lebih/(kurang) dari rencana Denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan - Rencana - Realisasi 246,86% atau Lebih/(kurang) dari rencana 254.000.000,00 321.036.000,00 67.036.000,00 750.000.000,00 1.116.367.569,00 366.367.569,00 2.750.000.000,00 4.955.155.685,00 2.205.155.685,00 10.000.000,00 40.200.100,00 30.200.100,00 96.873.000,00 239.136.155,00 142.263.155,00

2.

3.

4.

5.

18

6.

7.

8.

7.

8.

Pendapatan Denda Pajak - Rencana 15.000.000,00 - Realisasi 2,39% atau 358.321,00 Lebih/(kurang) dari rencana (14.641.679,00) Pendapatan dari Pengembalian - Rencana 1.042.800.000,00 - Realisasi 230,39% atau 2.402.522.116,00 Lebih/(kurang) dari rencana 1.359.722.116,00 Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan - Rencana 1.501.600.000,00 - Realisasi 72,29% atau 1.085.500.750,00 Lebih/(kurang) dari rencana (416.099.250,00) Penerimaan Sumbangan Pihak III - Rencana 3.327.500.000,00 - Realisasi 52,19% atau 1.736.534.514,00 Lebih/(kurang) dari rencana (1.590.965.486,00) Hasil Pemanfaatan Kekayaan Daerah yang Tidak Dipisahkan - Rencana 12.000.000,00 12.050.000,00 - Realisasi 100,42% atau Lebih/(kurang) dari rencana 50.000,00

Pada Tahun Anggaran 2007, Pos Penerimaan Lain-lain yang merupakan pos pendapatan inkonvensional yang direncanakan sebesar Rp9.759.773.000,00

realisasinya mencapai 122,02% atau sebesar Rp11.908.861.210,00. Terdapat beberapa objek Penerimaan Lain-lain PAD yang kurang dari antara lain: Pendapatan denda Pajak, Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan, dan Penerimaan Sumbangan Pihak III. Tidak tercapainya denda pajak

menunjukkan pembayaran wajib pajak daerah cukup tertib. Sementara itu, tidak tercapainya target Pendapatan dari Angsuran/Cicilan Penjualan disebabkan terutama oleh tidak tercapainya target cicilan kios pasar Jepara I, Kios Pasar Tanggulasi dan Kios Pasar Kalinyamatan. Sedangkan tidak tercapainya target Penerimaan Sumbangan Pihak III terutama disebabkan oleh tidak terealisasinya penerimaan dari Kawasan Industri Mulyoharjo dan Pemakaian air laut dibawa ke darat (PT.PLN).

2. Dana Perimbangan Dana Perimbangan yang direncanakan sebesar Rp543.842.468.000,00

realisasinya mencapai Rp550.746.666.539,00 atau 101,3%. Kelebihan penerimaan sebesar Rp6.904.198.539,00 merupakan kontribusi 19

pelampauan

target

dari

Bagi

Hasil

Pajak/Bukan

Pajak

sebesar

Rp6.908.223.539,00, sedangkan Dana Alokasi Khusus (DAK) kurang dari rencana sebesar Rp4.025.000,00. Adapun secara rini penerimaan dana perimbangan adalah sebagai berikut:
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana Dana Alokasi Umum - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana Dana Alokasi Khusus - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana

120,20% atau

34.202.468.000,00 41.110.691.539,00 6.908.223.539,00

100,00% atau

461.230.000.000,00 461.230.000.000,00 -

99,99% atau

48.410.000.000,00 48.405.975.000,00 (4.025.000,00)

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah Lain-lain Pendapatan yang Sah direncanakan sebesar Rp80.502.072.000,00 realisasinya mencapai Rp74.567.769.868,00 atau kurang dari rencana sebesar Rp5.934.302.132,00 . Tidak tercapainya target Lain-lain Pendapatan yang Sah terutama disebabkan oleh tidak tercapainya Pendapatan Hibah dan Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda Lainnya. Adapun rincian Lain-lain Pendapatan yang Sah, meliputi:
Pendapatan Hibah - Rencana - Realisasi 0,00% atau Lebih/(kurang) dari rencana Dana Bagi Hasil Pajak Propinsi dan Pemda Lainnya - Rencana - Realisasi 94,06% atau Lebih/(kurang) dari rencana Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - Rencana - Realisasi 100,00% atau Lebih/(kurang) dari rencana Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemda Lainnya - Rencana - Realisasi 106,13% atau Lebih/(kurang) dari rencana

5.000.000.000,00 (5.000.000.000,00) 33.394.392.000,00 31.412.201.240,00 (1.982.190.760,00) 25.000.000.000,00 25.000.000.000,00 17.107.680.000,00 18.155.568.628,00 1.047.888.628,00

20

B. Belanja Daerah Pada tahun anggaran 2007 total belanja direncanakan sebesar

Rp713.228.114.000,00 realisasinya mencapai Rp669.824.902.057,00 atau 93,91% dari anggaran. Total belanja tersebut terbagi atas belanja aparatur daerah dan pelayanan publik. Belanja Tidak Langsung direncanakan sebesar Rp372.862.029.000,00 realisasinya mencapai 94,58% atau Rp352.665.681.153,00 dengan rincian sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana 2. Belanja Bunga - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana 3. Belanja Bantuan Sosial - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana 4. Belanja Bantuan Keuangan - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana 5. Belanja Tak Terduga - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana

97,37%

atau

276.077.022.000,00 268.814.608.635,00 (7.262.413.365,00) 69.888.347.000,00 57.929.624.518,00 (11.958.722.482,00) 24.896.660.000,00 24.896.060.000,00 (600.000,00) 2.000.000.000,00 1.025.388.000,00 (974.612.000,00)

0,00%

atau

82,89%

atau

100,00%

atau

51,27%

atau

Sementara itu, belanja langsung dianggarkan sebesar Rp340.366.085.000,00 realisasi hanya sebesar Rp317.159.220.904,00 atau 93,18% dari anggaran. Adapun rinciannya sebagai berikut:
1. Belanja Pegawai - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana 2. Belanja Barang dan Jasa s- Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana 3. Belanja Modal - Rencana - Realisasi Lebih/(kurang) dari rencana 54.977.457.000,00 50.866.005.352,00 (4.111.451.648,00) 105.087.425.000,00 93.911.867.400,00 (11.175.557.600,00) 180.301.203.000,00 172.381.348.152,00 (7.919.854.848,00)

92,52%

atau

89,37%

atau

95,61%

atau

21

Adapun rincian Laporan Realisasi Anggaran SKPD sebagai berikut:


No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 SKPD DINAS P DAN K BAPPADE SKB BATEALIT SMPN 1 JEPARA SMPN 2 JEPARA SMPN 3 JEPARA SMPN 4 JEPARA SMPN 5 JEPARA SMPN 6 JEPARA SMPN 1 TAHUNAN SMPN 1 PECANGAAN SMPN 2 PECANGAAN SMPN 1 KALINYAMATAN SMPN 2 KALINYAMATAN SMPN 1 BANGSRI SMPN 2 BANGSRI SMPN 1 KEMBANG SMPN 2 KEMBANG SMPN 3 KEMBANG SMPN 1 KEDUNG SMPN 2 KEDUNG SMPN 1 MAYONG SMPN 2 MAYONG SMPN 1 NALUMSARI SMPN 2 NALUMSARI SMPN 1 WELAHAN SMPN 2 WELAHAN SMPN 1 WELAHAN SMPN 1 KELING SMPN 2 KELING SMPN 3 KELING SMPN 4 KELING SMPN 1 BATEALIT SMPN 1 MLONGGO SMPN 2 MLONGGO SMPN 3 MLONGGO SMPN KARIMUNJAWA SMKN 1 JEPARA SMKN 2 JEPARA SMKN 3 JEPARA SMKN 1 KARIMUNJAWA SMKN 1 KEDUNG SMAN 1 JEPARA SMAN 1 TAHUNAN SMAN 1 PECANGAAN SMAN 1 WELAHAN SMAN 1 BANGSRI SMAN 1 KELING SMAN 1 MAYONG SMAN 1 MLONGGO SMAN 1 NALUMSARI SMAN 1 KEMBANG DINAS KESEHATAN RSU RA. KARTINI ANGGARAN (Rp) 201.826.543.000 5.907.160.000 .1.156.120.000 1.340.303.000 1.741.412.000 1.100.109.000 1.111.101.000 1.308.159.000 1.054.925.000 1.241.669.000 1.333.980.000 1.175.476.000 452.638.000 817.390.000 1.474.789.000 448.952.000 1.034.415.000 653.377.000 493.866.000 923.164.000 431.572.000 1.618.507.000 912.578.000 496.635.000 961.121.000 1.198.753.000 1.138.230.000 450.798.000 1.042.868.000 765.677.000 448.144.000 291.758.000 677.834.000 1.293.719.000 809.347.000 388.911.000 407.531.000 1.944.848.000 2.868.365.000 1.717.955.000 371.999.000 56.201.000 1.941.748.000 1.558.582.000 1.649.475.000 1.018.819.000 1.442.417.000 913.657.000 1.131.274.000 426.215.000 386.891.000 306.493.000 20.339.744.000 31.866.899.000 REALISASI (Rp) 197.712.880.123 5.624.301.264 1.107.242.063 1.298.997.255 1.708.607.691 1.087.329.972 1.040.927.017 1.279.679.920 1.041.380.217 1.202.223.124 1.300.810.036 1.165.901.658 449.620.983 811.863.423 1.427.689.212 451.240.756 1.004.422.459 653.794.224 526.117.346 905.473.112 418.668.789 1.586.613.657 882.039.817 492.438.185 980.536.905 1.182.357.215 1.109.250.679 461.147.771 1.002.535.213 754.994.957 444.663.199 286.551.757 655.272.156 1.269.111.320 773.294.892 366.424.940 371.815.958 1.952.606.778 2.833.725.689 1.681.103.900 371.051.340 43.266.634 1.880.182.650 1.525.954.979 1.577.324.590 988.862.575 1.419.055.546 905.241.821 1.100.368.222 406.707.907 417.385.851 111.327.392 19.580.378.317 33.197.578.530 BERTAMBAH/ BERKURANG (4.113.662.877) (282.858.736) (48.877.937) (41.305.745) (32.804.309) (12.779.028) (70.173.983) (28.479.080) (13.544.783) (39.445.876) (33.169.964) (9.574.342) (3.017.017) (5.526.577) (47.099.788) 2.288.756 (29.992.541) 417.224 32.251.346 (17.690.888) (12.903.211) (31.893.343) (30.538.183) (4.196.815) 19.415.905 (16.395.785) (28.979.321) 10.349.771 (40.332.787) (10.682.043) (3.480.801) (5.206.243) (22.561.844) (24.607.680) (36.052.108) (22.486.060) (35.715.042) 7.758.778 (34.639.311) (36.851.100) (947.660) (12.934.366) (61.565.350) (32.627.021) (72.150.410) (29.956.425) (23.361.454) (8.415.179) (30.905.778) (19.507.093) 30.494.851 (195.165.608) (759.365.683) 1.330.679.530

22

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 96 97 98 99 100 101 102 103

PUSKESMAS KELING 1 PUSKESMAS KELING 2 PUSKESMAS BANGSRI 1 PUSKESMAS BANGSRI 2 PUSKESMAS KEMBANG PUSKESMAS MLONGGO 1 PUSKESMAS MLONGGO 2 PUSKESMAS JEPARA PUSKESMAS TAHUNAN PUSKESMAS BATEALIT PUSKESMAS KEDUNG 1 PUSKESMAS KEDUNG 2 PUSKESMAS PECANGAAN PUSKESMAS KALINYAMATAN PUSKESMAS WELAHAN 1 PUSKESMAS WELAHAN 2 PUSKESMAS MAYONG 1 PUSKESMAS MAYONG 2 PUSKESMAS NALUMSARI PUSKESMAS KARIMUNJAWA DINAS PEKERJAAN UMUM BAPPEDA DINAS PERHUBUNGAN DINAS LHPE DKPPK DISNAKERDUKCAPIL KANTOR KB BAKESBANGLINMAS DAN KESOS KANTOR SATPOL DPRD KEPALA DAERAH DAN WAKIL KDH SETDA SETWAN DIPENDA BANWASDA KECAMATAN JEPARA KECAMATAN TAHUNAN KECAMATAN BATEALIT KECAMATAN KEDUNG KECAMATAN KARIMUNJAWA KECAMATAN BANGSRI KECAMATAN MLONGGO KECAMATAN KELING KECAMATAN KEMBANG KECAMATAN PECANGAAN KECAMATAN MAYONG KECAMATAN WELAHAN KECAMATAN NALUMSARI KECAMATAN KALINYAMATAN

1.478.540.000 705.784.000 1.154.032.000 570.521.000 870.634.000 1.358.486.000 674.202.000 1.061.307.000 1.013.032.000 870.591.000 1.008.294.000 564.227.000 1.204.008.000 1.229.214.000 1.016.446.000 578.807.000 634.805.000 663.957.000 1.073.158.000 369.411.000 101.688.270.000 6.317.468.000 5.316.395.000 4.867.380.000 15.912.916.000 5.017.617.000 4.697.988.000 4.178.996.000 4.096.323.000 6.704.245.000 547.886.000 146.685.215.000 9.651.267.000 8.994.661.000 2.974.735.000 3.474.324.000 911.611.000 804.905.000 787.115.000 1.289.618.000 953.559.000 960.074.000 1.047.977.000 982.465.000 906.961.000 863.832.000 1.007.218.000 795.246.000 961.452.000

1.434.972.326 683.907.788 1.039.170.315 558.971.244 856.022.611 1.232.489.306 632.869.045 1.024.419.233 970.310.264 812.891.663 986.338.518 517.529.167 1.181.684.307 1.224.053.577 957.445.394 575.604.678 619.176.622 661.698.078 995.914.724 363.442.695 99.358.666.526 5.911.389.485 5.175.904.925 4.161.435.555 15.598.198.078 4.854.947.689 4.447.928.183 3.803.087.754 3.655.758.304 6.314.804.849 549.321.964 125.099.909.677 6.731.683.187 7.449.463.052 2.392.431.052 3.351.495.803 889.410.895 777.458.995 754.108.303 1.148.595.586 957.999.107 898.180.463 995.178.984 951.083.556 872.740.393 824.300.023 928.604.927 776.563.121 926.669.257

(43.567.674) (21.876.212) (114.861.685) (11.549.756) (14.611.389) (125.996.694) (41.332.955) (36.887.767) (42.721.736) (57.699.337) (21.955.482) (46.697.833) (22.323.693) (5.160.423) (59.000.606) (3.202.322) (15.628.378) (2.258.922) (77.243.276) (5.968.305) (2.329.603.474) (406.078.515) (140.490.075) (705.944.445) (314.717.922) (162.669.311) (250.059.817) (375.908.246) (440.564.696) (389.440.151) 1.435.964 (21.585.305.323) (2.919.583.813) (1.545.197.948) (582.303.948) (122.828.197) (22.200.105) (27.446.005) (33.006.697) (141.022.414) 4.440.107 (61.893.537) (52.798.016) (31.381.444) (34.220.607) (39.531.977) (78.613.073) (18.682.879) (34.782.743)

23

104 105 106 107 108 109 110

DINAS PELAYANAN PERIJINAN BKD DINAS PERTANIAN & PETERNAKAN DINAS KEHUTANAN &PERKEBUNAN DINAS PARIWISATA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DINAS PERINDAGKOP JUMLAH

1.082.533.000 7.621.050.000 9.860.530.000 4.708.053.000 7.465.690.000 7.729.078.000 3.392.892.000 713.228.114.000

1.151.645.584 6.130.576.312 9.439.065.464 4.404.371.312 6.500.518.759 7.467.087.358 3.150.723.884 670.960.561.907

69.112.584 (1.490.473.688) (421.464.536) (303.681.688) (965.171.241) (261.990.642) (242.168.116) (42.267.552.093)

C. Pembiayaan Dari Pos pembiayaan penerimaan daerah berupa Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun lalu sebesar Rp33.512.140.356,00. Sementara itu, surplus antara pendapatan dan belanja sebesar Rp19.832.088.600,00. Sedangkan untuk pengeluaran

pembiayaan berupa penyertaan modal sebesar Rp8.761.994.850,00. Sehingga sisa lebih tahun anggaran berjalan/berkenaan (SILPA) sebesar Rp44.582.234.106,00.
ANGGARAN (Rp) 34.262.230.000,00 33.512.230.000,00 750.000.000,00 7.690.985.000,00 7.690.985.000,00 REALISASI (Rp) 33.512.140.356,00 33.512.140.356,00 0,00 8.761.994.850,00 8.761.994.850,00 BERTAMBAH/ BERKURANG (750.089.644,00) (89.644,00) (750.000.000,00) 1.071.009.850,00 1.071.009.850,00

No. I. 1. 2. II. 1.

URAIAN PENERIMAAN DAERAH SILPA PENERIMAAN KEMBALI PENGELUARAN DAERAH PENYERTAAN MODAL PEMDA

24

BAB III IKHTISAR CAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN

Secara keseluruhan untuk target pendapatan tahun 2007 terealisasi sebesar Rp689.656.990.657,00 (mencapai 101,10%) bila dibandingkan dengan

anggarannya yaitu sebesar Rp681.954.997.000,00. Sedangkan bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp562.502.447.046,00 terdapat kenaikan sebesar Rp127.154.543.611,00 atau 22,60% . Untuk belanja selama tahun 2007 terealisasi sebesar Rp669.824.902.057,00 (mencapai 93,91%) bila dibandingkan dengan anggarannya yaitu sebesar Rp713.228.114.000,00. Sedangkan bila dibandingkan dengan realisasi belanja tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp539.720.214.322,00 terdapat kenaikan Rp130.104.687.735,00 atau 24,10%.

Tabel Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah berdasarkan Sumbernya Tahun 2006 2007
No 1 2 Sumber Pendapatan PAD Dana Perimbangan 3 Lain-Lain Pendapatan yang Sah Total APBD 2006 ( Rp. ) 54.110.689.680,00 508.391.757.366,00
(%)

2007 ( Rp. ) 64.342.554.250,00 550.746.666.539,00 (%) 9,32 79,87

9,46 90,54

0,00 562.502.447.046,00

0,00 100

74.567.769.868,00 689.656.990.657,00

10,81 100,00

25

Tabel Perkembangan Realisasi Belanja Daerah berdasarkan Kelompok, dan Jenis Tahun 2006 - 2007 *)
No 1 BAU PEGAWAI 2 BOP BARANG 3 4 BELANJA MODAL BAGI HASIL & BK BTL **) LAINNYA 5 BLJ TAK TERDUGA Jumlah 65.571.813.182,00 1.643.926.800,00 539.720.214.322,00 9,56 0,19 100 82.825.684.518,00 1.025.388.000,00 669.824.902.057,00 12,36 0,15 100 81.507.370.217,00 121.083.132.813,00 15,66 19,25 93.911.867.400,00 172.381.348.152,00 14,02 25,75 269.913.971.310,00 55,34 319.680.613.987,00 47,72 Kelompok Belanja 2006 ( Rp. ) % 2007 ( Rp. ) %

*)Format klasifikasi Tahun 2006 Berdasarkan Rekening Kepmendagri Nomor 29/2002, Sedangkan Tahun 2007 mengacu Permendagri 13/2006 belum termasuk Pembiayaan **) BTL , Belanja Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan

26

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi bertujuan perlakuan akuntansi atas transaksi-transaksi kegiatan operasional dalam rangka penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan daerah. Pelaporan keuangan daerah adalah laporan pertanggungjawaban atas kegiatan keuangan dan sumber daya ekonomi yang dipercayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemeintah. Ruang lingkup dan pelaporan keuangan meliputi : Laporan Realisasi Anggaran Neraca Laporan Aliran Kas Catatan Atas laporan Keuangan

Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara mengacu kepada Surat Keputusan Bupati Jepara Jepara Nomor 191 Tahun 2003 tanggal 4 Oktober 2003 tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan, Penyusunan, Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jepara. Kebijakan-kebijkaan akuntansi yang penting tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut : 1. Periode Akuntansi Periode akuntansi yang digunakan adalah jangka waktu satu tahun anggaran dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2007. Periode berkenaan adalah periode akuntansi selama tahun anggaran yang sedang berlangsung.

2. Pelaporan Keuangan Pelaporan Keuangan menyajikan secara wajar dan mengungkapkan secara penuh kegiatan penmerintah daerah dan sumber daya ekonomi yang dipercayakan serta menunjukkan ketaaatan terhadap peraturan perundangundangan

3. Asumsi Dasar Transaski dan kejadian diakui berdasar basis kas menuju akrual (cash toward acrual). Aset, kewajiban dan ekuitas diakui menurut basis akrual. Sedangkan 27

pendapatan, belanja dan pembiayaan diakui menurut basis kas. Setiap pengeluaran berupa belanja dan pengeluaran pembiayaan serta penerimaan berupa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan. 4. Laporan Realisasi APBD Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai kemampuan merealisasikan pendapatan dan target yang dianggarkan, melaksankan kegiatan berdasarkan anggaran belanja dan sumber-sumber pembiayaan yang digunakan untuk mengalokasikan surplus atau menutup defisit. Laporan realisasi anggaran mengungkapkan kegiatan keuangan Pemerintah daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap APBD. 5. Laporan Aliran Kas Laporan Aliran Kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran. 6. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Entitras pelaporan melaksanakan klasifikasi aset ke aset lancar dan aset non lancar serta klasifikasi kewajibannya kedalam kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos sebagai berikut : a. Kas dan setara kas b. investasi jangka pendek c. Piutang pajak dan non pajak d. Persediaan e. Investasi jangka panjang f. Aset tetap g. Kewajiban jangka pendek h. Kewajiban jangka panjang i. Ekuitas Dana 28

7. Kebijakan Akuntansi Pendapatan Pendapatan adalah penigkatan aset dan atau penurunan hutang yang berasal dari berbagai kegiatan periode berjalan akuntansi tertentu. Pendapatan

diklasifikasikan menurut sumber dan pusat pertanggungjawaban. a. Pengakuan 1) Pendapatan diakui dalam periode berjalan dan pada akhir periode akuntasi. 2) Pengakuan pendapatan dalam periode berjalan berdasarkan jumlah kas pada saat diterima pada rekening Kas Umum Daerah dalam tahun anggaran berkenaan. 3) Pada akhir periode akuntasi pendapatan diakui berdasarkan jumlah pendapatan yang telah menjadi hak daerah yang sampai dengan akhir periode akuntansi belum ada realisasi penerimaan kas. 4) Pencatatan pendapatan harus dilaksankan dengan asas bruto, yaitu mencatat penerimaan bruto dan tidak diperbolehkan mencatat jumlah netto (setelah dikompensasi dengan pengeluarannya) 5) Pengembalian/koreksi atas penerimaan pendapatan (pengembalian pendapatan) yang terjadi pada periode berjalan dicatat sebagai pengurangan pendapatan. Apabila pengembalian terjadi pada periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai pengurang ekuitas dana lancar. b. Pengukuran 1) Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima dan atau yang akan diterima. 2) Pendapatan yang diukur dengan mata uang asing yang dikonversi dengan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat terjadinya pendapatan.

8. Kebijakan Akuntansi Belanja Belanja adalah penurunan aktiva dan atau kenaikan hutang yang digunakan untuk berbagai kegiatan dalam satu periode akuntansi. Belanja diklasifikasikan menurut penggunaan dan pusat pertanggungjawaban. a. Pengakuan 1) Belanja diakui dalam periode berjalan dan pada akhir periode akuntansi

29

2) Pengakuan belanja non modal/investasi dalam periode berjalan berdasarkan pengeluaran dari rekening Kas Umum Daerah dalam tahun anggaran berkenaan. 3) Pengakuan pada akhir periode akuntansi, belanja non modal diakui berdasarkan jumlah belanja non modal yang sampai akhir periode akuntansi telah menjadi kewajiban daerah tetapi belum ada realisasi pengeluaran kas. 4) Belanja modal diakui dalam periode berjalan pada saat aktiva yang dibeli telah diterima dan hak kepemilikannya telah berpindah. 5) Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode berjalan dicatat sebagai pengurangan belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya dicatat dalam Lain-lain PAD yang sah. b. Pengukuran 1) Pengukuran belanja non modal menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan dan atau akan dikeluarkan. 2) Pengukuran belanja modal menggunakan dasar yang digunakan dalam pengukuran aset tetap. 3) Belanja yang diukur denngan mata uang asing dikonversi mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tenagh BI) pada saat pengakuan belanja

9. Kebijakan Akuntansi Pembiayaan Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan dan belanja dalam periode akuntansi. a. Pengakuan 1) Pembiayaan diakui selama periode berjalan dan akhir periode akuntansi. 2) Pengakuan pembiayaan dalam periode berjalan pada saat kas diterima dari sumber pembiayaan yang berupa penerimaan daerah atau pada saat kas dikeluarkan untuk sumber pembiayaan yanng berupa pengeluaran daerah. 3) Pengakuan pembiayaan pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah selisih pendapatan dan belanja yang dialokasikan atau ditutup 30

setelah diperhitungkan dengan elemen elemen pembiayaan yang telah diakui pada periode berjalan. b. Pengukuran 1) Pengukuran pembiayaan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima atau yang akan diterima dan nilai sekarang kas yang dikeluarkan atau yang akan dikeluarkan. 2) Pebiayaan yang diukur dengan mata uang asing yang dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal pengakuan pembiayaan.

10. Kebijakan Akuntansi Aset a. Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau dikuasai b. Penambahan adalah peningkatan nilai aktiva tetap karena diperluas atau diperbesar. Biaya Penambahan akan kapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan. c. Pengurangan adalah penurunan nilai aktiva tetap karena berkurangnya kuantitas. Pengurangan aktiva tetap dicatat sebagai pengurangan harga

perolehan aktiva tetap yang bersangkutan. d. Pengembangan adalah peningkatan nilai aktiva tetap karena meningkatnya manfaat aktiva tetap. Pengembangan aktiva tetap diharapkan akan (1)

memperpanjang usia manfaat, (2) meningkatkan efisiensi, dan/atau (3) menurunkan biaya pengoperasian sebuah aktiva tetap. Biaya pengembangan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan aktiva tetap. e. Penggantian utama adalah memperbaharui bagian utama aktiva tetap. Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan cara mengurangi nilai bagian yang diganti dari harga aktiva semula dan menambah biaya penggantian pada harga aktiva tetap dapat diukur dengan satuan uang. Tidak termasuk dalam pengertian sumber daya ekonomis tersebut adalah sumber daya seperti hutan, sungai danau/rawa, kekayaan di dasar laut, kandungan pertambangan dan harta peninggalan sejarah seperti candi.

Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya.

31

1) Aset lancar adalah sumber daya ekonomis yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi. Aset lancar terdiri atas kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan. 2) Investasi jangka panjang adalahg investasi yang dimaksudkanuntuk dimiuliki selama 12 buan. Investasi jangka panjang terdiri atas investasi permanen dan non permanen. Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang tidak termasuk investasi permanen, dimaksudkan untuk tidak dimiliki secara berkelanjutan. Yaitu antara lain pinjaman kepada perusahaan negara, pinjaman kepada perusahaan daerah, pinjaman kepada pemerintah daerh lainnya. Investasi dalam surat utang negara, investasi dalam proyek pembangunan serta investasi non permanen lainnya. Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Antara lain meliputi penyertaan mpdal pemerintah daerah dan investasi permanen lainnya. 3) Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan digunakan untuik penyelenggaraan kegiatan pemerinta dan pelayanan publik. Aset tetap diuperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, donasi dan pertukaran dengan aset. Aset tetap antara lain terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan. 4) Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk membiayai kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu periode akuntansi 5) Aset lainnya meliputi tagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaaraan, tuntutan ganti rugi, kemitraan dengan pihak ketiga, aset tak berwujud dan aset lain-lain. Tagihan penjualan angsuran adalah jumlah yang dapat diterima dari penjualan rumah, kendaraan, aset tetap yang lain, atau hak lainnya kepada pegawai daerah. Kemitraan dengan pihak ketiga adalah yang akan diperoleh atas suatu bangunan atau aset tetap lainnya yang dibangun dengan cara kemitraan pemerintah dan swasta berdasarkan perjanjian.

a. Pengakuan aset lancar 32

1) Kas diakui saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai nominal uang. 2) Piutang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah kas yang akan diterima dan jumlah pembiayaan yang telah diaki dalam periode berjalan. 3) Persediaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah kas yang akan diterima dan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjalan. 4) Investasi jangka pendek diakui dalam priode berjalan berdasarkan jumlah kas yang dikeluarkan. b. Pengakuan investasi Investasi jangka panjang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan harga perolehan yaitu jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan dalam rangka memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. c. Pengakuan aset tetap 1) Aset tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah belanja modal yng telah diakui dalam periode berkenaan. 2) Aset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan yaitu pada saat aset telah diterima dan hak kepemilikannya berpindah. 3) Dalam pengakuan aset tetap harus dibuat ketentuan yang membedakan antara penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama. d. Pengakuan dana cadangan Dana cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan ynag berupa penerimaan yaitu pembentukan dana cadangan atau jumlah pembiayaan yang berupa pengeluaran yaitu penggunaan dana cadangan. e. Pengakuan aset lainnya 1) Tagihan penjualan angsuran diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjlaan dengan harga nominal dari kontrak penjualan aset. 2) Kemitraan dengan pihak ketiga diakui berdasarkan harga perolehan pada saat bangunan atau aset tersebut selesai dibangun. 3) Bangunan dalam pengerjaan diakui pada akhir periode akuntansi berdasrakan jumlah akumulasi biaya sampai dengna akhir periode akuntansi

33

f. Pengukuran 1) Investasi permanen yang diukur dengan valuta asing harus dikonversi ke mata uang rupiah dengan menggunkan nilai tukar ( kurs tengah BI) yang berlaku saat kepemilikan. 2) Aset tetap diperoleh dari donasi diukur dengan berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya. 3) Jalan, irigasi dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun jalan, irigasi dan jaringan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain (termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap digunakan. 4) Gedung dan bangunan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun gedung dan bangunan sampai dengan siap dipakai. Biaya ini meliputi harga beli, biaya pembebasan tanah, biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak. 5) Mesin dan peralatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin dan alat-alat sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya instalasi dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan. 6) Konstruksi dalam pengerjaan merupakan aset yang dimaksudkan digunakan untuk operasional pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang. Dengan syarat a) besar kemungkinan manfaat ekomomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh; b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal; dan c) aset tersebut masih dalam proses pengerjaan. g. Penilaian 1) Piutang dinilai sebesar nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasikan. 2) Persediaan dinilai berdasarkan a. Harga pembelian terakhir jika diperoleh dengan harga pembelian b. Harga standar jika diperoleh dengan produk sendiri c. Harga/nilai wajar atau estimasi lain penjualannya jika diperoleh dengan cara lain seperti donasi. 34

3) Investasi dalam saham BUMD yang dijual/ditukar dengan aset lain, nilai sahamnya ditetapkan dengan menggunakan metoda penilaian harga perolehan rata-rata. 4) Aktiva tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian aktiva tetap dengan menggunakan nilai historis tidak

memungkinkan, maka nilai aktiva tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan. h. Pengungkapan 1) Hal-hal yang perlu dilakukan pengungkapan dalam pelaporan aset tetap antara lain meliputi penilaian, pelepasan, penghapusan dan perubahan nilai aset tetap. 2) Pengungkapan nilai aset tetap menjelaskan dasar harga yang digunakan dalam penilaian aset tetap. 3) Pelepasan aset tetap dilakukan melalui penjualan atau pertukaran. 4) Hasil penjualan aset tetap akan diakui seluruhnya sebagai pendapatan. 5) Aset tetap diperoleh karena penukaran dinilai sebesar nilai wajar aset yang diserahkan. 6) Penghapusan aset tetap dilakukan jika aset tetap tersebut rusak berat, usang, hilang dan sebagainya. Penghapusan aset tetap ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku 7) Perubahan nilai aset tetap dapat disebabkan oleh penambahan,

pengurangna, pengembangan dan penggantian utama. a) Penambahan adalah peningkatan nilai aktiva tetap karena diperluas atau diperbesar. Biaya Penambahan akan kapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan. b) Pengurangan adalah penurunan nilai aktiva tetap karena berkurangnya kuantitas. Penguranganaktiva tetap dicatat sebagai pengurangan harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan. c) Pengembnagan adalah peningkatan nilai aktiva tetap karena

meningkatnya manfaat aktiva tetap. Pengembangan aktiva tetap diharapkan akan (1) memperpanjang usia manfaat, (2) meningkatkan efisiensi, dan/atau (3) menurunkan biaya pengoperasian sebuah aktiva tetap. Biaya pengem,bangan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan aktiva tetap. 35

d) Penggantian utama adalah memperbaharui bagian utama aktiva tetap. Biaya penggantian utama akan dikapitalisasi dengan cara mengurangi nilai bagian yang diganti dari harga aktiva semula dan menambah biaya penggantian pada harga aktiva tetap

11. Kebijakan Akuntansi Hutang Hutang adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu. Hutang dikelompokkan menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek merupakan hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. Hutang jangka pendek antara lain terdiri dari bagian lancar hutang jangka panjang dan hutang perhitungan pihak ketiga (PFK). Bagian lancar hutang jangka panjang adalah bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. Hutang PFK adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu yang harus dibayar kembali atau jatu tempo dalam satu periode akuntansi. Hutang jangka panjang adalah hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Hutang jangka panjang terdiri dari pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri. Hutang dalam negeri adalah hutang jangka panjang kepada pihak di dalam negeri. Hutang luar negeri adalah hutang jangka panjang kepada pihak diluar negeri. a. Pengakuan 1) Bagian lancar hutang jangka panjang diakui pada saat reklasifikasi dalam periode berjalan atau berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa pembayaran bagian lancar hutang jangka panjang yang telah diakui dalam periode berjalan. 2) Hutang PFK diakui pada akhir periode akuntansi berdasrakan nilai sekarang kas yang akan dibayarkan atau dalam jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan atau pembayaran hutang PFK yang telah diakui dalam periode berjalan 3) Hutang dalam negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan hutang dalam negeri yang telah diakui dalam periode berjalan.

36

4) Hutang luar negeri diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan hutang luar negeri yang telah diakui dalam periode berjalan. b. Pengukuran 1) Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang diukur dengan nilai nominal mata uang rupiah yang harus dibayar kembali. 2) Hutang jangka pendek dan jangka panjang yang diukur dalam mata uang asing dikonversikan ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI ) pada tanggal transaksi.

12. Kebijakan akuntansi Ekuitas Dana Ekuitas dana adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah aset dan jumlah hutang. Ekuitas danan terdiri atas ekuitas dana lancar, ekitas dana investasi dan ekuitas dana cadangan. a) ekuitas dana lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana lancar antara lain sisa lebih pembiayan anggaran, cadangan piutang, cadangan persediaan dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek. Ekuitas dana lancar diakui pada akhir periode berdasarkan jumlah aset lancar dikurangi kewajiban jangka pendek. b) Ekuitas dana investasi mencerminkan kekayan pemerintah daerah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas dana investasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah investasi permanen, aset tetap dan aset lainnya dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. c) Ekuitas dana cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundangundangan. Ekuitas dana cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah dana yang dicadangkan.

13. Kebijakan koreksi periode akuntansi sebelumnya a. Koreksi periode akuntansi sebelumnya terdiri atas kesalahan dan perubahan akuntansi. Kesalahan adalah kesalahan yang terjadi pada periode akuntansi sebelumnya yang signifikan sehingga mempengaruhi kewajaran penyajian 37

laporan keuangan. kesalahan dalam laporan keuangan dapat disebabkan oleh kesalahan matematis, kesalahan penerapan standar akuntansi dan kesalahan penggunaa fakta-fakta yang ada. b. Perubahan akuntansi adalah perubahan akuntansi yang terjadi pada periode sebelumnya yang signifikan sehingga mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Perubahan akuntansi dapat disebabkan adanya perubahan standar akuntansi dan perubahan estimasi akuntansi. Perubahan standar akuntansi adalah perubahan standar akuntansi yang secara signifikan mempengaruhi kewajran penyajian laporan keuangan. Perubahan estimasi akuntansi merupaka perubahan penerapan estimasi akuntansi sebagi akibat dari perubahan situasi ekonomi, peraturan dan lain-lain yang mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. c. Kesalaha periode sebeumnya harus dianalisa untuk menentukan

pengaruhnya teradap neraca awal periode akuntansi. Pengaruh dari kesalahan tersebut harus dikoreksi sebagai penyesuaian saldo awal ekuitas dana lancar. Kesalahan periode sebelumnya harus diungkapkan serta dijelaskan alasannya dalam penyajian pelaporan keuangan. Koreksi atas kesalahan yang terjadi dalam periode akuntansi sebelumnya tidak memerlukan penyajian kembali pelaporan keuangan periode akuntansi yang bersangkutan. d. Pengaruh perubahan standar akuntansi dinyatakan pada periode terjadinya perubahan tersebut. Pengaruh perubahan estimasi akuntansi dinyatakan pada periode terjadinya perubahan tersebut.

38

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1 PENJELASAN POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN a. Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah Kabupaten Jepara meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah, dengan anggaran dan realisasi dalam Tahun Anggaran 2007 serta selisih Lebih/kurang (Rp), sebagai berikut:
Pendapatan Daerah : 1. 2. 3. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Dana Perimbangan ................. Lain-lain Pendapatan yang Sah................................ 2007 Selisih Anggaran Realisasi Lebih/kurang (Rp) 57.610.457.000,00 64.342.554.250,00 6.732.097.250,00 543.842.468.000,00 80.502.072.000,00 681.954.997.000,00 550.746.666.539,00 74.567.769.868,00 689.656.990.657,00 6.904.198.539,00 (5.934.302.132,00) 7.701.993.657,00

Jumlah Pendapatan Daerah

Realisasi masing-masing akun pendapatan daerah, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pendapatan Asli Daerah Akun ini menggambarkan realisasi Pendapatan Asli Daerah untuk periode Tahun Anggaran 2007, dengan rincian sebagai berikut :
Pendapatan Asli Daerah : a. Pajak Daerah b. Retribusi Daerah . c. Bagian Laba Perusda ....... d. Lain-lain PAD yang Sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah............................... 2007 Anggaran 12.200.750.000,00 33.757.359.000,00 1.892.575.000,00 9.759.773.000,00 57.610.457.000,00 Realisasi 13.084.436.301,00 37.388.298.079,00 1.958.333.660,00 11.911.486.210,00 64.342.554.250,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 883.686.301,00 3.630.939.079,00 65.758.660,00 2.151.713.210,00 6.732.097.250,00

Realisasi masing-masing jenis pendapatan asli daerah Tahun Anggaran 2007, tersaji sebagai berikut : a) Pendapatan Pajak Daerah Pajak Daerah merupakan PAD yang tarifnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda). Pendapatan Pajak Daerah Kabupaten Jepara dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah, dengan anggaran dan realisasi selama Tahun Anggaran 2007 serta selisih Lebih/kurang (Rp) sebagai berikut:

39

Pendapatan Pajak Daerah : 1) Hotel dan Restoran ...... 2) Hiburan ....................... 3) Reklame ...................... 4) Penerangan Jalan ......... 5) Bahan Galian Gol.C .... 6) Parkir ......................... 7) Sarang Burung Walet... Jumlah Pendapatan Pajak

2007 Selisih Anggaran Realisasi Lebih/kurang (Rp) 323.750.000,00 324.824.250,00 1.074.250,00 126.500.000,00 126.669.713,00 169.713,00 230.000.000,00 242.842.033,00 12.842.033,00 11.260.000.000,00 12.123.449.995,00 863.449.995,00 205.000.000,00 209.560.310,00 4.560.310,00 10.500.000,00 11.790.000,00 1.290.000,00 45.000.000,00 45.300.000,00 300.000,00 12.200.750.000,00 13.084.436.301,00 883.686.301,00

(1) Realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran Tahun Anggaran 2007, dapat dirinci sebagai berikut :
Pajak Hotel dan Restoran : a) Hotel/Penginapan b) Restoran.. Jmlh Pajak Hotel & Restoran 2007 Anggaran Realisasi 183.700.000,00 184.803.750,00 140.000.000,00 140.020.500,00 323.750.000,00 324.824.250,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 1.103.750,00 20.500,00 1.124.250,00

(2) Realisasi penerimaan pajak hiburan Tahun Anggaran 2007 dapat dirinci sebagai berikut :
Pajak Hiburan : a) Bioskop b) Pagelaran Kesenian / Musik/Tari/Busana...... c) Pertandingan Olah Raga Jumlah Pajak Hiburan .. 2007 Anggaran 8.100.000,00 111.900.000,00 6.500.000,00 126.500.000,00 Selisih Realisasi Lebih/kurang (Rp) 8.100.000,00 0,00 111.951.213,00 6.618.500,00 126.669.713,00 51213 00 118.500,00 169.713,00

(3) Realisasi penerimaan reklame Tahun Anggaran 2007, dapat dirinci sebagai berikut :
Pajak Reklame : a) Papan Reklame............... b) Reklame Kain................ c) Reklame Melekat/Stiker Jumlah Pajak Reklame......... 2007 Anggaran (Rp) 160.000.000,00 65.000.000,00 5.000.000,00 230.000.000,00 Realisasi 167.016.223,00 70.739.120,00 5.086.690,00 242.842.033,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 7.016.223,00 5.739.120,00 86.690,00 12.842.033,00

(4) Realisasi penerimaan pajak penerangan jalan Tahun Anggaran 2007, dapat dirinci sebagai berikut:
Pajak Penerangan Jalan a) PLN Jepara...................... b) PLN Bangsari................. c) PLN Kudus..................... d) PLN Juwana.................... Jumlah Pajak Penerangan Jalan....................................... 2007 Anggaran (Rp) 7.099.000.000,00 3.282.000.000,00 807.800.000,00 71.200.000,00 11.260.000.000,00 Realisasi (Rp) 7.722.718.480,00 3.461.990.030,00 859.327.880,00 79.413.605,00 12.123.449.995,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 623.718.480,00 179.990.030,00 51.527.880,00 8.213.605,00 863.449.995,00

40

(5) Realisasi penerimaan pajak bahan galian golongan C Tahun Anggaran 2007 dapat dirinci sebagai berikut :
Pajak Bahan Galian Gol.C : a) Batu Kapur............. b) IMB............ Jml Pjk Bahan Galian Gol C 2007 Anggaran (Rp) 200.000.000,00 5.000.000,00 205.000.000,00 Realisasi (Rp) 202.079.260,00 7.481.050,00 209.560.310,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 2.079.260,00 2.481.050,00 4.560.310,00

(6) Realisasi pendapatan pajak parkir Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp11.790.000,00 atau berlebih sebesar Rp1.290.000,00 dari anggarannya sebesar Rp10.500.000,00. (7) Realisasi pendapatan pajak sarang burung walet Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp45.300.000,00 atau berlebih sebesar Rp300.000,00 dari anggarannya sebesar Rp45.000.000,00. b) Pendapatan Retribusi Daerah Retribusi Daerah merupakan Pendapatan Asli Daerah yang tarifnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah. Pendapatan Retribusi Daerah dikelola oleh masing-masing satuan kerja penghasil, dengan realisasi selama Tahun Anggaran 2007 sebagai berikut :
Pendapatan Retribusi : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 22) 23) Yankes di RSUD & Pusk.. Plynn Sampah/Kbrshn..... Pgntn By.Ctk KTP & Akte Capil Pmkmn & Pngbn Mayat....... Parkir di Tepi Jln Umum...... Pasar................................. Pengujian kend Bermotor.... Pmkn Kekayaan Daerah....... Pasar Grosir dan/ toko.......... Terminal........................ Tempat Khusus Parkir........... Penyedotan Kakus................ Rumah Pot.Hwan Bangsri... Retribusi Plynn Kepelabuhan Tmpt rek & Olahraga............ IMB...................................... Izin Gangguan Keramaian.... Izin Trayek.......................... Izin Usaha Angkutan........... Izin Usaha Perdagangan....... Wajib Daftar Perusahaan..... Izin Usaha Industri.............. Pemakaian Pesawat Tenaga & Pesawat Industri................. 2007 Anggaran (Rp) 24.913.444.000,00 107.550.000,00 660.000.000,00 1.050.000,00 200.000.000,00 2.000.000.000,00 775.140.000,00 549.400.000,00 48.825.000,00 250.000.000,00 40.000.000,00 11.400.000,00 100.550.000,00 30.000.000,00 450.000.000,00 520.000.000,00 2.700.000.000,00 20.000.000,00 7.500.000,00 52.500.000,00 100.000.000,00 20.000.000,00 15.000.000,00 Realisasi (Rp) 28.842.037.024,00
102.760.200,00

849.787.000,00 1.070.000,00 179.991.000,00 1.942.405.275,00 775.146.000,00 581.049.840,00 49.001.500,00 238.387.100,00 41.583.000,00 11.440.000,00 89.001.500,00 30.812.500,00 448.048.600,00 700.823.990,00 2.070.000.530,00 20.000.000,00 7.497.000,00 50.050.050,00 84.046.250,00 16.212.500,00 15.002.200,00

Selisih Lebih/kurang (Rp) 3.928.593.024,00 (4.789.800,00) 189.787.000,00 20.000,00 (20.009.000) (57.594.725,00) 6000,00 31.649.840,00 176.500,00 (11.612.900,00) 1.583.000,00 40.000,00 (11.548.500,00) 812.500,00 (1.951.400,00) 180.823.990,00 (629.999.470,00) 0,00 (3000,00) (2.449.950,00) (15.953.750,00) (3.787.500,00) 2.200,00

41

Pelayanan Administrasi....... Izin Pertambangan Umum... Izin Usaha Pariwisata Izin Perubahan Tanah Pertanian ke Non Pertanian.. 28) Retribusi Izin Lokal...... Jumlah Pendapatan Retribusi...

24) 25) 26) 27)

60.000.000,00 90.000.000,00 35.000.000,00 33.757.359.000,00

23.560.000,00 120.250.000,00 2.367.500,00 2.967.520,00 93.000.000,00 37.388.298.079,00

(36.440.000,00) 30.250.000,00 2.367.500,00 2.967.520,00 58.000.000,00 3.630.939.079,00

(1) Realisasi pendapatan retribusi pelayanan kesehatan di RSUD dan Puskesmas Tahun Anggarn 2007, dapat dirinci sebagai berikut :
Yankes di RSUD dan Puskesmas : a) Yankes di RSU & BP ..... b) Yankes di Puskesmas ..... Jml Yankes di RSUD & Puskesm 2007 Anggaran (Rp) 24.000.000.000,00 913.444.000,00 24.913.444.000,00 Realisasi (Rp) 27.566.758.624,00 1.275.278.400,00 28.842.037.024,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 3.566.758.624,00 361.834.400,00 3.928.593.024,00

(2) Realisasi pendapatan retribusi pelayanan persampahan Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp102.760.200,00 atau berkurang sebesar Rp4.789.800,00 dari anggaran sebesar Rp107.550.000,00. (3) Realisasi pendapatan retribusi penggantian biaya cetak KTP dan akte catatan sipil Tahun Anggaran 2007, dapat dirinci sebagai berikut :
Penggantian Biaya cetak KTP dan Akte Capil : a) KTP................................. b) Catatan Sipil.................... Jumlah Penggunaan Biaya cetak KTP dan Akte Capil............... 2007 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) 645.000.000,00 758.817.000,00 15.000.000,00 90.970.000,00 660.000.000,00 849.787.000,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 113.817.000,00 75.970.000,00 189.787.000,00

(4) Realisasi pendapatan retribusi pemakaman dan pengabuan mayat Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp1.070.000,00 atau berlebih sebesar Rp20.000,00 dari anggaran sebesar Rp1.050.000,00. (5) Realisasi pendapatan retribusi parkir di tepi jalan umum Tahun Anggaran 2007 dapat dirinci sebagai berikut :
Parkir di tepi jalan umum : a) Parkir roda 2.................... b) Parkir roda 4 ................... Jumlah parkir di tepi jl umum 2007 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) 90.000.000,00 80.881.500,00 110.000.000,00 99.109.500,00 200.000.000,00 179.991.000,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (9.118.500,00) (10.890.500,00) (20.009.000,00)

42

(6) Realisasi pendapatan retribusi pasar Tahun Anggaran 2007, dapat dirinci sebagai berikut :
Pasar : a) Pasar Jepara I.................. b) Pasar Jepara II................. c) Pasar Pecangan............... d) Pasar Mayong................. e) Pasar Bangsri.................. f) Pasar Kelet...................... g) Pasar welahan................. h) Pasar Mlonggo................ i) Pasar Kalinyamatan........ j) Pasar Tahunan................ k) Pasar Keling................... l) Pasar Pingkol................. m) Pasar Rahayu.................. n) Pasar Krasak................... o) Pasar Lebak.................... p) Pasar Ngabul/Buah.......... q) Pasar Mindahan.............. r) Pasar Bugel..................... s) Pasar Daren.................... t) Pasar TPI........................ u) Tanggulasi...................... Jumlah retribusi Pasar.......... 2007 Anggaran (Rp) 182.220.800,00 175.643.000,00 308.782.100,00 306.411.000,00 232.453.000,00 99.063.000,00 143.496.000,00 108.684.000,00 139.816.000,00 65.349.000,00 17.301.100,00 7.766.000,00 2.589.000,00 12.025.000,00 29.720.000,00 75.131.000,00 46.566.000,00 24.563.000,00 10.660.000,00 1.553.000,00 10.208.000,00 2.000.000.000,00 Realisasi (Rp) 118.844.075,00 175.953.825,00 309.281.175,00 306.628.750,00 232.578.250,00 99.090.700,00 143.534.300,00 109.107.550,00 140.016.000,00 65.425.000,00 17.326.250,00 7.771.000,00 2.589.100,00 12.038.950,00 31.335.100,00 75.643.600,00 46.644.800,00 25.895.800,00 10.873.300,00 1.569.000,00 10.258,750,00 1.942.405.275,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (63.376.725,00) 310.825,00 499.075,00 217.750,00 125.250,00 27.700,00 38.300,00 423.550,00 200.000,00 76.000,00 25.150,00 5.000,00 100,00 13.950,00 1.615.100,00 512.600,00 78.800,00 1.332.800,00 213.300,00 16.000,00 50.750,00 (57.594.725,00)

(7) Realisasi pendapatan retribusi pengujian kendaraan bermotor Tahun Anggaran 2007, dapat dirinci sebagai berikut :
Pengujian Kendaraan Bermotor a) Mobil Penumpang Umum.... b) Bus....................................... c) Mobil Barang....................... d) Kereta Gandeng/Tempel....... e) Buku Uji............................... f) Plat Uji................................. g) Denda................................... Jumlah Pengujian Kendaraan Bermotor...................................... 2007 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) 14.750.000,00 10.875.000,00 48.000.000,00 42.030.000,00 585.000.000,00 530.130.000,00 3.450.000,00 230.000,00 55.500.000,00 62.538.000,00 23.875.000,00 97.535.000,00 44.565.000,00 31.808.000,00 775.140.000,00 775.146.000,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (3.875.000,00) (5.970.000,00) (54.870.000,00) (3.220.000,00) 7.038.000,00 73.660.000,00 (12.757.000,00) 6.000,00

(8) Realisasi pendapatan retribusi pemakaian kekayaan daerah Tahun Anggaran 2007, dapat dirinci sebagai berikut :

43

Pemakaian Kekayaan Daerah: Pemakaian Kendaraan/Alat Berat............................... b) Gedung Pertemuan.......... c) Lain-lain (DPUK)............ d) Bus Pemda...................... e) Sewa Rumah Dinas......... f) Sewa Tanah.................... g) Sewa Warung dan Kios... h) Pemakaian Jalan Kabupaten i) Pemakaian Tanah........... j) Pemakaian Panggung Reklame......................... k) Timbangan Ternak......... l) Pesanggrahan Karimunjawa Jumlah Pemakaian Kekayaan Daerah................................... a)

2007 Anggaran 150.000.000,00 40.000.000,00 10.000.000,00 80.400.000,00 40.000.000,00 125.000.000,00 65.000.000,00 0,00 12.000.000,00 5.000.000,00 2.000.000,00 48.825.000,00 549.400.000,00 Realisasi 150.175.000,00 36.330.000,00 1.047.500,00 49.700.000,00 51.099.000,00 140.366.250,00 71.012.000,00 6.900.000,00 24.203.590,00 5.152.000,00 25.002.000,00 20.062.500,00 581.049.840,00

Selisih Lebih/kurang (Rp) 175.000,00 (3.670.000,00) (8.952.500,00) (30.700.000,00) 11.099.000,00 15.366.250,00 6.012.000,00 6.900.000,00 12.203.590,00 152.000,00 23.002.000,00 62.500,00 31.649.840,00

(9)

Pendapatan retribusi pasar grosir dan atau pertokoan berupa retribusi pasar hewan dengan realisasi Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp49.001.000,00 atau berlebih sebesar Rp176.500,00 dari anggaran sebesar Rp48.825.000,00

(10) Realisasi pendapatan retribusi terminal Tahun Anggaran 2007, dapat dirinci sebagai berikut :
Terminal :
a) Terminal Kelet.................. b) Terminal Bangsri............... c) Terminal Jepara................. d) Terminal Pecangan............ e) Terminal Welahan............. f) Lain-lain............................ Jumlah retribusi Terminal.......

2007
Anggaran 20.210.000,00 34.692.000,00 134.753.000,00 33.906.000,00 14.430.000,00 12.009.000,00 250.000.000,00 Realisasi 20.210.000,00 31.823.000,00 130.254.000,00 33.907.600,00 12.192.500,00 10.000.000,00 238.387.100,00

Selisih Lebih/kurang (Rp) 0,00 (2.869.000,00) (4.499.000,00) 1.600,00 (2.237.500,00) (2.009.000,00 ) (11.612.900,00)

(11) Realisasi pendapatan retribusi khusus parkir Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp41.583.000,00 atau berlebih sebesar Rp1.583.000,00 dari anggaran sebesar Rp40.000.000,00. (12) Realisasi pendapatan retribusi penyedotan kakus Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp11.440.000,00 atau berlebih sebesar Rp40.000,00 dari anggaran sebesar Rp11.400.000,00. (13) Realisasi pendapatan retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) Tahun 44

Anggaran 2007 sebesar Rp89.001.500,00 atau berkurang Rp11.548.500,00 dari anggaran sebesar Rp100.550.000,00. (14) Realisasi pendapatan retribusi pelayanan kepelabuhan

sebesar

Tahun

Anggaran 2007 sebesar Rp30.812.500,00 atau berlebih sebesar Rp812.500,00 dari anggaran sebesar Rp30.000.000,00. (15) Realisasi pendapatan retribusi tempat rekreasi dan olahraga Tahun Anggaran 2007 dapat dirinci sebagai berikut :
Tempat rekreasi dan Olahraga : a) Pantai Kartini..................... b) Pesta Lomban.................... c) Pulau Panjang..................... d) Pantai Tirto Samudra.......... e) Benteng Portugis................ f) Museum Kartini................. g) Songgo langit..................... h) Kapal Kaca........................ Jumlah Tempat Rekreasi dan Olahraga.................................. 2007 Anggaran 146.350.000,00 110.000.000,00 8.925.000,00 140.000.000,00 40.000.000,00 0,00 525.000,00 4.200.000,00 450.000.000,00 Realisasi 146.605.500,00 110.150.000,00 8.980.500,00 140.889.000,00 31.615.000,00 4.026.100,00 1.552.500,00 4.230.000,00 448.048.600,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 255.500,00 150.000,00 55.500,00 889.000,00 (8.385.000,00) 4.026.100,00 1.027.500,00 30.000,00 (1.951.400,00)

(16) Realisasi pendapatan retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp703.448.990,00 atau berlebih sebesar Rp183.448.990,00 dari anggaran sebesar Rp520.000.000,00. (17) Realisasi pendapatan retribusi Izin Gangguan/Keramaian Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp2.070.000.530,00 atau berkurang sebesar Rp629.999.470,00 dari anggaran sebesar Rp2.700.000.000,00. (18) Realisasi pendapatan retribusi izin trayek Tahun Anggaran 2007 nilainya sama dengan anggarannya sebesar Rp20.000.000,00. (19) Realisasi pendapatan retribusi izin usaha angkutan Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp7.497.000,00 atau berkurang sebesar Rp3.000,00 dari anggaran sebesar Rp7.500.000,00 (20) Realisasi pendapatan restribusi izin usaha perdagangan Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp50.050.050,00 atau berkurang sebesar Rp2.449.950,00 dari anggaran sebesar Rp52.500.000,00. (21) Realisasi pendapatan retribusi wajib daftar perusahaan Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp84.046.250,00 atau berkurang sebesar Rp15.953.750,00 dari anggaran sebesar Rp100.000.000,00. (22) Realisasi pendapatan retribusi ijin usaha industri Tahun Anggaran 45

2007

sebesar

Rp16.212.500,00

atau

berkurang

sebesar

Rp3.787.500,00 dari anggaran sebesar Rp20.000.000,00. (23) Realisasi pendapatan retribusi pemakaian pesawat tenaga dan pesawat industri Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp15.002.200,00 atau berlebih sebesar Rp2.200,00 dari anggaran sebesar Rp15.000.000,00. (24) Realisasi pendapatan retribusi pelayanan administrasi Tahun

Anggaran 2007 sebesar Rp23.560.000,00 atau berkurang sebesar Rp36.440.000,00 dari anggaran sebesar Rp60.000.000,00. (25) Realisasi retribusi izin pertambangan umum Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp120.250.000,00 atau berlebih sebesar Rp30.250.000,00 dari anggaran sebesar Rp90.000.000,00. (26) Realisasi retribusi izin usaha pariwisata Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp2.367.500,00. (27) Realisasi retribusi izin perubahan tanah pertanian ke non pertanian Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp2.967.520,00. (28) Realisasi retribusi izin lokasi Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp93.000.000,00 atau berlebih sebesar Rp58.000.000,00 dari

anggaran sebesar Rp35.000.000,00. c) Bagian Laba Perusahaan Daerah Realisasi Bagian Laba Perusahaan Daerah (PD/BUMD) merupakan Pendapatan Asli Daerah dari pembagian atas laba perusahaan milik daerah Tahun Anggaran 2007 dengan rincian sebagai berikut:
Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah : 1) Bank Pemb.Daerah (BPD) 2) PD Aneka Usaha................ 3) Bank Kredit Kec. (BKK).... 4) Bank Arta Jepara................ 5) PD Air Minum (PDAM)..... Jumlah Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah............................. 2007 Anggaran 775.361.000,00 153.400.000,00 0,00 688.814.000,00 275.000.000,00 1.892.575.000,00 Realisasi 775.361.940,00 153.400.000,00 0,00 749.571.720,00 280.000.000,00 1.958.333.660,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 940,00 0,00 0,00 60.757.720,00 5.000.000,00 65.758.660,00

Dalam Tahun Anggaran 2007 pembagian laba dari Bank Kredit kecamatan tidak dianggarkan. Hal tersebut karena sejak Tahun 2005 Bank Kredit kecamatan mengalami kerugian yang cukup besar, dimana sampai dengan Tahun 2007 kerugian tersebut belum dapat ditutup. 46

d) Lain-lain PAD yang Sah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah merupakan PAD dari berbagai sumber yang bersifat tidak tetap/rutin, dengan realisasi selama Tahun Anggaran 2007 dan sebagai berikut :
Lain-lain PAD yang Sah : 1) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Tdk Dipisahkan 2) Penerimaan Jasa Giro........... 3) Bunga Deposito................... 4) Tuntutan Ganti Kerugian Daerah................................. 5) Denda atas keterlambatan Pelaksanaan pekerjaan........ 6) Pendapatan Denda Pajak..... 7) Pendapatan dr Pengembalian 8) Pendapatan dari Angsuran/ Cicilan Penjualan............... 9) Sumbangan Pihak III.......... 10) Hasil Pemanfaatan/ Pendayagunaan Kekayaan Daerah yg Tdk Dipisahkan Jumlah lain-lain PAD yg sah.... 2007 Anggaran 254.000.000,00 750.000.000,00 2.750.000.000,00 10.000.000,00 96.873.000,00 15.000.000,00 792.000.000,00 1.501.600.000,00 3.578.300.000,00 Realisasi 321.036.000,00 1.116.367.569,00 4.955.155.685,00 40.200.100,00 239.136.155,00 358.321,00 2.405.147.116,00 1.085.500.750,00 1.736.534.514,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 67.036.000,00 366.367.569,00 2.205.155.685,00 30.200.100,00 142.263.155,00 (14.641.679,00) 1.613.147.116,00 (416.099.250,00) (1.841.765.486,00)

12.000.000,00 9.759.773.000,00

12.050.000,00 11.911.486.210,00

50.000,00 2.151.713.210,00

(1)

Realisasi Penerimaan dari Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Tidak Dipisahkan Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp321.036.000,00 atau berlebih sebesar Rp67.036.000,00 dari anggaran sebesar Rp254.000.000,00.

(2)

Penerimaan jasa giro adalah PAD atas penempatan dana milik Pemerintah Daerah pada rekening giro bank, dengan rincian realisasi jasa giro Tahun Anggaran 2007 sebagai berikut :

Jasa Giro :
a) b) Jasa Giro Kas Daerah..... Jasa Giro Pemegang Kas

2007
Anggaran 750.000.000,00 0,00 750.000.000,00 Realisasi 1.057.252.336,00 59.115.233,00 1.116.367.569,00

Selisih Lebih/kurang (Rp) 307.252.336,00 59.115.233,00 366.367.569,00

Jumlah Jasa Giro..................

(3)

Pendapatan bunga deposito adalah PAD atas penempatan dana milik Pemerintah Daerah pada rekening deposito bank, dengan realisasi bunga deposito Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp4.955.155.685,00 atau berlebih sebesar Rp2.205.155.685,00 dari anggaran sebesar Rp2.750.000.000,00.

(4)

Realisasi penerimaan dari Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Tahun

47

Anggaran 2007 adalah sebesar Rp40.200.100,00 atau berlebih sebesar Rp30.200.100,00 dari anggaran sebesar Rp10.000.000,00. (5) Realisasi pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan Tahun Anggaran 2007 dapat dirinci sebagai berikut :
Denda Atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan : a) b) c) d) Bidang Pendidikan........ Bidang Kesehatan......... Bidang Pekerjaan Umum Bidang Pariwisata..........

2007
Anggaran 0,00 0,00 42.245.000,00 54.628.000,00 96.873.000,00 Realisasi 1.250.000,00 42.758.000,00 140.499.705,00 54.628.450,00 239.136.155,00

Selisih Lebih/kurang (Rp) 1.250.000,00 42.758.000,00 98.254.705,00 450,00 142.263.155,00

Jmlh Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan.........

(6) (7)

Realisasi pendapatan denda pajak Tahun Anggaran 2007 berasal dari denda atas pajak reklame sebesar Rp358.321,00. Realisasi pendapatan dari pengembalian Tahun Anggaran 2007 dapat dirinci sebagai berikut :
2007 Anggaran 190.000.000,00 42.000.000,00 0,00 30.000.000,00 500.000.000,00 0,00 0,00 30.000.000,00 792.000.000,00 Realisasi 80.183.321,00 2.003.000,00 284.229.500,00 114.557.000,00 162.246.000,00 89.125.000,00 1.277.875.000,00 394.928.295,00 2.405.147.116,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (109.816.679,00) (39.997.000,00) 284.229.500,00 84.557.000,00 (337.754.000,00) 89.125.000,00 1.277.875.000,00 394.928.295,00 1.613.147.116,00

Pendapatan Dari Pengembalian : a) Pengembalian Pajak Penghasilan Psl 21...................... b) Pengembalian Kelebihan Pembyrn Asuransi Kesehatan.................... c) Pengembalian Sapi...................... d) Pengembalian Koperasi Siswa..... e) Pengembalian Subsidi BBM Kop f) Penerimaan DPUK Lainnya......... g) Pengembalian Dana LUEP........... h) Revolving Lainnya...................... Jmlh Pendapatan Dari Pengembalian..................................

(8)

Realisasi pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp1.085.500.750,00 atau berkurang Rp416.099.250,00 dari anggarannya sebesar Rp1.501.600.000,00.

(9)

Sumbangan pihak ketiga merupakan pemberian dari pihak ketiga yang bersifat tidak mengikat. Realisasi penerimaan sumbangan pihak ketiga Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar Rp1.736.534.514,00 atau berkurang sebesar Rp1.841.765.486,00 dari anggaran sebesar Rp3.578.300,00.

(10) Realisasi Hasil Pemanfaatan atau Pendayagunaan Kekayaan Daerah Yang Tidak Dipisahkan Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp12.050.000 berasal dari 48

pendapatan RSPD. Nilai tersebut berlebih Rp50.000 dari anggarannya sebesar Rp12.000.000,00. 2) Pendapatan Dana Perimbangan Pendapatan Dana Perimbangan berasal dari Pemerintah Pusat dan Propinsi, meliputi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus dan Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Provinsi, dengan realisasi dalam Tahun Anggaran 2007 sebagai berikut :
Dana Perimbangan : a. Bagi Hasil Pjk/Bkn Pajak... b. Dana Alokasi Umum......... c. Dana Alokasi Khusus........ Jumlah Dana Perimbangan..... 2007 Anggaran 34.202.468.000,00 461.230.000.000,00 48.410.000.000,00 543.842.468.000,00 Realisasi 41.110.691.539,00 461.230.000.000,00 48.405.975.000,00 550.746.666.539,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 6.908.223.539,00 0,00 (4.025.000,00) 6.904.198.539,00

Realisasi masing-masing jenis Penerimaan Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2007, dapat disajikan sebagai berikut : a) Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Bagi hasil pajak dan bukan pajak dari Pemerintah Pusat adalah sesuai dengan Surat Keputusan Otorisasi (SKO) Menteri Keuangan RI, dengan anggaran dan realisasi selama Tahun Anggaran 2007 serta selisih lebih/kurang sebagai berikut:
Bagi Hasil Pajak/ Bkn Pajak : 1) Bagi Hasil Pajak - Pusat 2) Bagi Hasil Bukan Pajak Pusat............................... Jumlah bagi hasil pajak / bukan pajak.......................... 2007 Anggaran 34.056.395.000,00 146.073.000,00 34.202.468.000,00 Realisasi 40.164.328.090,00 946.363.449,00 41.110.691.539,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 6.107.933.090,00 800.290.449,00 6.908.223.539,00

(1) Realisasi penerimaan bagi hasil pajak dari Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2007, dapat dirinci sebagai berikut :
Bagi Hasil Pajak : 1) Pajak Bumi dan Bangunan 2) BPHTB............................. 3) Pajak Penghasilan Perorangan & PPh Psl 21........................ Jumlah bagi hasil pajak........... 2007 Anggaran 26.769.832.000,00 1.841.651.000,00 5.444.912.000,00 34.056.395.000,00 Realisasi 31.206.581.789,00 3.323.226.584,00 5.634.519.717,00 40.164.328.090,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 4.436.749.789 ,00 1.481.575.584 ,00 189.607.717,00 6.107.933.090,00

49

(2) Realisasi penerimaan bagi hasil bukan pajak dari Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2007, dapat dirinci sebagai berikut :
Bagi Hasil Bukan Pajak : a) c) e) Pungutan Hasil Perikanan.. Iuran Bagi Hasil Hutan....... Perijinan Usaha Perkebunan 2007 Anggaran 118.805.000,00 5.890.000,00 21.378.000,00 0,00 0,00 146.073.000,00 Realisasi 187.437.131,00 101.411.511,00 484.473.308,00 163.257.440,00 9.784.059,00 946.363.449,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 68.632.131 ,00 95.521.511 ,00 463.095.308,00 163.257.440 ,00 9.784.059 ,00 800.290.449,00

b) Pertambangan Minyak Bumi d) Kapal (KMC Kartini)......... Jumlah bagi hasil bukan pajak

b) Dana Alokasi Umum Realisasi penerimaan Dana Alokasi Umum Anggaran 2007 besarnya sama dengan dari Pemerintah Pusat Tahun anggarannya yaitu sebesar

Rp461.230.000.000,00. Adapun rincian tanggal penerimaan dana alokasi umum ke kas daerah dapat diuraikan sebagai berikut :
Dana Alokasi Umum No 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) Tanggal Penerimaan 02 Januari 2007 24 Januari 2007 21 Februari 2007 23 Maret 2007 23 April 2007 24 Mei 2007 22 Juni 2007 24 Juli 2007 25 Agustus 2007 24 September2007 30 Oktober 2007 29 November 2007 Jumlah Keseluruhan Jumlah 38.435.833.000,00 38.435.833.000,00 38.435.833.000,00 38.435.833.000,00 38.435.833.000,00 38.435.833.000,00 38.435.833.000,00 38.435.833.000,00 38.435.833.000,00 38.435.833.000,00 38.435.833.000,00 38.435.837.000,00 461.230.000.000,00

c) Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Khusus bersumber dari Dana Alokasi Khusus Non Reboisasi. Realisasi Dana Alokasi Khusus Non Reboisasi selama Tahun Anggaran 2007 dapat dirinci sebagai berikut :

50

DAK Non Reboisasi : 1) DAK Bidang Irigasi......... 2) DAK Bidang Pendidikan 3) DAK Bidangg Kesehatan 4) DAK Bidang Infrastruktur 5) DAK Bidang Air Bersih... 6) DAK Bidang Perikanan.... 7) DAK Bidang Pertanian.... 8) DAK Bidang Lingk Hidup Jumlah DAK Non Reboisasi

2007 Anggaran Realisasi 4.360.000.000,00 4.356.000.000,00 17.171.000.000,00 17.171.000.000,00 9.119.000.000,00 9.118.987.500,00 7.520.000.000,00 7.519.987.500,00 2.540.000.000,00 2.540.000.000,00 3.215.000.000,00 3.215.000.000,00 3.665.000.000,00 3.665.000.000,00 820.000.000,00 820.000.000,00 48.410.000.000,00 48.405.975.000,00

Selisih Lebih/kurang (Rp) (4.000.000,00) 0,00 (12.500,00) (12.500,00) 0,00 0,00 0,00 0,00 (4.025.000,00)

3) Lain-lain Pendapatan yang Sah Lain-lain pendapatan yang sah adalah penerimaan daerah selain yang telah dikelompokkan di atas, dengan anggaran dan realisasi dalam Tahun Anggaran 2007 sebagai berikut :
Lain-lain Pendapatan Yg Sah : 1) Hibah.................................. 2) Bagi Hasil Pajak.................. 3) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus................ 4) Bantuan Keuangan.............. Jml Lain-lain Pendptan Yg Sah 2007 Anggaran 5.000.000.000,00 33.394.392.000,00 25.000.000.000,00 17.107.680.000,00 80.502.072.000,00 Realisasi 0,00 31.412.201.240,00 25.000.000.000,00 18.155.568.628,00 74.567.769.868,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (5.000.000.000,00) (1.982.190.760,00) 0,00 1.047.888.628,00 (5.934.302.132,00)

(1) Realisasi penerimaan hibah Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp0,00 atau berkurang sebesar Rp5.000.000.000,00 dari anggaran sebesar

Rp5.000.000.000,00. (2) Penerimaan bagi hasil pajak Propinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2007, dengan realisasi sebagai berikut: (3)
Bagi Hasil Pajak Propinsi : PBB-KB........................... 2007 Anggaran 14.040.212.000,00 9.305.665.000,00 9.734.390.000,00 103.469.000,00 0,00 104.404.000,00 14.133.000,00 15.826.000,00 76.293.000,00 33.394.392.000,00 Realisasi 13.521.474.974,00 10.098.408.561,00 7.350.202.347,00 226.010.910,00 23.669.470,00 107.356.316,00 15.560.974,00 11.770.699,00 57.746.989,00 31.412.201.240,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (518.737.026,00) 792.743.561,00 (2.384.187.653,00) 122.541.910,00 23.669.470,00 2.952.316,00 (1.427.974,00) (4.055.301,00) (18.546.011,00) 1.982.190.760,00

a)

b) PKB................................. c) BBNKB........................... d) Pemberian Ijin Dispensasi Kelebihan Muatan............ e) f) TPI................................... ABT.................................

g) APT................................. h) Tera dan Tera Ulang........ i) Sumbangan Kayu............ Jml bagi hsl pjk Prop...........

51

Penerimaan dana penyesuaian dan otonomi khusus pada Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp25.000.000.000,00 atau sesuai dengan anggarannya. (4) Penerimaan bantuan keuangan dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2007, dengan realisasi sebagai berikut :
2007 Anggaran 17.107.680.000,00 17.107.680.000,00 Realisasi 18.155.568.628,00 18.155.568.628,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 1.047.888.628,00 1.047.888.628,00

Bantuan Keuangan Provinsi a) Bant. Keuangan Provinsi....

Jumlah bantuan keuangan.....

b. Belanja Daerah Belanja Daerah Kabupaten Jepara meliputi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Masingmasing dari bagian belanja tersebut dirinci menjadi Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan serta Belanja Tidak Terduga. Pengelompokan belanja ke dalam Belanja Tidak Langsung dan Belanja langsung didasarkan pada satuan kerja pengguna anggaran. Sedangkan pengelompokan belanja ke dalam Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan serta Belanja Tak Tersangka didasarkan pada jenis dan tujuan penggunaan anggarannya, dan dilaksanakan baik oleh satuan kerja pengguna anggaran Belanja Aparatur Daerah maupun Belanja Pelayanan Publik. Anggaran dan realisasi belanja daerah Tahun Anggaran 2007 serta selisih lebih(kurang), dapat dijelaskan sebagai berikut :
Belanja Daerah : 1. 2. Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung.......... 2007 Anggaran 372.862.029.000,00 340.366.085.000,00 713.228.114.000,00 Realisasi 352.665.681.153,00 317.159.220.904,00 669.824.902.057,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (20.196.347.847,00) -23.206.864.096,00 -43.403.211.943,00

Jumlah Belanja Daerah

1) Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung Kabupaten Jepara meliputi Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan serta Belanja Tidak Terduga dengan anggaran dan realisasi Tahun Anggaran 2007 serta selisih lebih (kurang) sebagai berikut:

52

Belanja Tidak Langsung : a. b. c. d. e. Belanja Pegawai............... Belanja Bunga................. Belanja Bantuan Sosial.... Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga......

2007 Anggaran 276.077.022.000,00 0,00 69.888.347.000,00 24.896.660.000,00 2.000.000.000,00 372.862.029.000,00 Realisasi 268.814.608.635,00 0,00 57.929.624.518,00 24.896.060.000,00 1.025.388.000,00 352.665.681.153,00

Selisih Lebih/kurang (Rp) (7.262.413.365,00) 0,00 (11.958.722.482,00) (600.000,00) (974.612.000,00) (20.196.347.847.000)

Jml Belanja Tidak Langsung...

a) Belanja Pegawai Belanja Pegawai meliputi Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan PNS, Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan dan anggota DPRD serta KDH/WKDH, dan Biaya pemungutan Pajak Daerah dengan anggaran dan realisasi Tahun Anggaran 2007 serta selisih lebih(kurang) sebagai berikut :
Belanja Pegawai : 1) Gaji Dan Tunjangan........... 2) Tambahan Penghasilan PNS 3) Belanja Penerimaan lainnya Pimpinan & anggota DPRD serta KDH/WKDH............. 4) Biaya pemungutan Pajak Daerah............................... Jumlah Belanja Pegawai ........ 2007 Anggaran 263.758.658.000,00 7.454.100.000,00 2.869.600.000,00 1.994.664.000,00 276.077.022.000,00 Realisasi 258.321.858.679,00 6.215.751.000,00 2.684.062.074,00 1.592.936.882,00 268.814.608.635,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (5.436.799.321,00) (1.238.349.000,00) (185.537.926,00) (401.727.118,00) (7.262.413.365,00)

b) Belanja Bunga Belanja Bunga meliputi Belanja Utang Pinjaman dengan anggaran dan realisasi Tahun Anggaran 2007 serta selisih Lebih/kurang (Rp)adalah sebagai berikut :
Belanja Bunga : Belanja Utang Pinjaman......... Jumlah Belanja Operasi & Pemeliharaan...................... 2007 Anggaran 0,00 0,00 Realisasi 0,00 0,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 0,00 0,00

c) Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial meliputi Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan dan Belanja Bantuan Partai Politik dengan anggaran dan realisasi Tahun Anggaran 2007 serta selisih Lebih/kurang (Rp)adalah sebagai berikut:

53

Belanja Bantuan Sosial : 1) Belanja Bantuan Sosial....... Organisasi Kemasyarakatan 2) Belanja Bantuan Partai Politik................................ Jumlah Belanja Bantuan Sosial

2007 Anggaran 69.010.347.000,00 878.000.000,00 69.888.347.000,00 Realisasi 57.076.992.518,00 852.632.000,00 57.929.624.518,00

Selisih Lebih/kurang (Rp) (11.933.354.482,00) (25.368.000,00) (11.958.722.482,00)

d) Belanja Bantuan Keuangan Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar Rp24.896.060.000,00 atau berkurang sebesar Rp600.000,00 dari anggaran sebesar Rp24.896.660.000,00, yang masing-masing akunnya dapat dirinci sebagai berikut:
Belanja Bantuan Keuangan: 1) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Desa..................... 2) Belanja Bantuan Keuangan kpd Pemda/Pemerintah Desa Lainnya.............................. Jumlah Belanja Bantuan Keuangan................................. 2007 Anggaran 24.456.660.000,00 440.000.000,00 24.896.660.000,00 Realisasi 24.456.060.000,00 440.000.000,00 24.896.060.000,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 600.000,00 0,00 (600.000,00)

e) Belanja Tidak Terduga Realisasi Belanja Tidak terduga Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar Rp1.025.000.000,00 atau berkurang sebesar Rp974.612.000,00 dari anggaran sebesar Rp2.000.000.000,00. Adapun Rincian belanja Tak Terduga tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Belanja Tidak Terduga : 1) Bantuan beras bagi nelayan miskin di musim paceklik Tahun 2007............ 2) Bantuan kebakaran Pasar Jepara....... 3) Bantuan Biaya Pembangunan Talut Penahan Bangunan RSPD Kartini.................. 4) Bantuan bencana alam..................... 5) Pemugaran rumah di Karimunjawa 6) Kejar Paket B dan C........................ 7) Bantuan sosial untuk warga Jepara di Bengkulu......................................... 8) Penanggulangan DBD Tahun 200... 9) Pengembalian belanja Tidak Terduga Jumlah Belanja Bantuan Keuangan.... Realisasi 167.000.000,00 700.000.000,00 17.500.000,00 689.881.000,00 500.000.000,00 30.000.000,00 100.000.000,00 59.600.000,00 (1.238.593.000,00) 1.025.000.000,00

54

2) Belanja Langsung Belanja Langsung Kabupaten Jepara meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal dengan anggaran dan realisasi Tahun Anggaran 2007 serta selisih Lebih/kurang (Rp) sebagai berikut :
Belanja Langsung:
Anggaran a. b. c. Belanja Pegawai............. Belanja Barang & Jasa Belanja Modal ............... 54.977.457.000,00 105.087.425.000,00 180.301.203.000,00 340.366.085.000,00 2007 Realisasi 50.866.005.352,00 93.911.867.400,00 172.381.348.152,00 317.159.220.904,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (4.111.451.648,00) (11.175.557.600,00) (7.919.854.848,00) (23.206.864.096,00)

Jumlah Belanja Langsung...

a) Belanja Pegawai Belanja Pegawai meliputi Honorarium PNS, Honorarium Non PNS, Uang Lembur, Belanja Beasiswa Pendidikan PNS, Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS dengan anggaran dan realisasi Tahun Anggaran 2007 dan selisih Lebih/kurang (Rp), sebagai berikut:
Belanja Pegawai: 1) Honorarium PNS........... 2) Honorarium Non PNS.... 3) Uang Lembur................ 4) Blj. Beasiswa Pendidikan PNS............................... 5) Blj. Kursus, pelatihan, sosialisasi & bimbingan teknis PNS..................... Jumlah Belanja Pegawai..... 2007 Anggaran 24.720.973000,00 24.863.045.000,00 2.281.415.000,00 931.000.000,00 2.181.024.000,00 54.977.457.000,00 Realisasi 22.865.736.847,00 23.156.848.080,00 2.097.397.200,00 878.500.000,00 1.867.523.225,00 50.866.005.352,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (1.855.236.153,00) (1.706.196.920,00) (184.017.800,00) (52.500.000,00) (313.500.775,00) (4.111.451.648,00)

b) Belanja Barang dan Jasa Belanja Barang dan Jasa meliputi Belanja Bahan Pakai Habis, Belanja Bahan/Material, Belanja Jasa Kantor, Belanja Premi Asuransi, Belanja Perawatan kendaraan Bermotor, Belanja Cetak dan Penggandaan, Belanja Sewa Rumah/Gedung/Gudang/Parkir, Belanja Sewa Sarana Mobilitas, Belanja Sewa Alat Berat, Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor, Belanja makanan dan Minuman, Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya, Belanja Pakaian Kerja, Belanja Pakaian Khusus dan hari-hari tertentu, Belanja Perjalanan Dinas dengan anggaran dan realisasi Tahun Anggaran 2007 serta selisih Lebih/kurang (Rp) adalah sebagai berikut : 55

Belanja Barang dan Jasa 1) Belanja Bahan Pakai Habis...... 2) Belanja Bahan/Material........... 3) Belanja Jasa Kantor................. 4) Belanja Premi Asuransi.......... 5) Belanja Perawatan kendaraan Bermotor................................ 6) Belanja Cetak dan Penggandaan 7) Belanja Sewa.......................... Rumah/Gedung/Gudang/Parkir 8) Belanja Sewa Sarana Mobilitas 9) Belanja Sewa Alat Berat.......... 10) Belanja Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor..................... 11) Belanja makanan dan Minuman 12) Belanja Pakaian Dinas dan Atributnya.............................. 13) Belanja Pakaian Kerja............. 14) Belanja Pakaian Khusus dan hari-hari tertentu.................... 15) Belanja Perjalanan Dinas........ Jumlah Belanja Barang dan Jasa

2007 Anggaran 7.077.397.500,00 38.110.115.200,00 18.635.564.000,00 645.240.000,00 6.425.034.500,00 8.439.556.300,00 879.440.000,00 766.225.000,00 173.250.000,00 343.038.000,00 5.021.380.500,00 1.948.155.000,00 150.090.000,00 295.520.000,00 16.177.419.000,00 105.087.425.000,00 Realisasi 6.505.893.212,00 37.759.478.237,00 16.989.007.279,00 250.391.432,00 5.453.091.590,00 7.560.181.429,00 757.226.200,00 670.765.000,00 132.659.000,00 280.015.000,00 4.152.094.351 1.688.800.350,00 130.396.650,00 256.011.500,00 11.325.856.170,00 93.911.867.400,00

Selisih Lebih/kurang (Rp) (571.504.288,00) (350.636.963,00) (1.646.556.721,00) (394.848.568,00) (971.942.910,00) (879.374.871,00) (122.213.800,00) (95.460.000,00) (40591.000,00) (63.023.000,00) (869.286.149,00) (259.354.650,00) (19.693.350,00) (39.508.500,00) (4.851.562.830,00) (11.175.557.600,00)

c) Belanja Modal Realisasi Belanja Modal meliputi Belanja Modal Tanah, Belanja Modal Alatalat Berat, Belanja Modal Alat-alat Angkutan Darat Bermotor, Belanja Modal Alat-alat Angkutan Darat Tidak Bermotor, Belanja Modal Alat-alat Angkutan di atas Air Bermotor, Belanja Modal Alat-alat Angkutan di atas Air Tidak Bermotor, Belanja Modal Alat-alat Bengkel, Belanja Modal Alat-alat Pengolahan Pertanian dan Peternakan, Belanja Modal Peralatan Kantor, Belanja Modal Perlengkapan Kantor, Belanja Modal Komputer, Belanja Modal mebeulair, Belanja Modal Peralatan Dapur, Belanja Modal Penghias Ruangan Rumah Tangga, Belanja Modal Alat-alat Studio, Belanja Modal Alat-alat Komunikasi, Belanja Modal Alat-alat Ukur, Belanja Modal Alat-alat Kedokteran, Belanja Modal Alat-alat Laboratorium, Belanja Modal Konstruksi Jalan, Belanja Modal Jembatan, Belanja Modal Konstruksi Jaringan Air, Belanja Modal Instalasi Listrik dan Telepon, Belanja Modal

Konstruksi/Pembelian Bangunan, Belanja Modal Buku/Kepustakaan, Belanja Modal Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan, Belanja Modal Hewan/Ternak 56

dan Tanaman serta Belanja Modal Alat-alat Persenjataan/Keamanan dengan anggaran dan realisasi Tahun Anggaran 2007 serta selisih Lebih/kurang (Rp) adalah sebagai berikut :
Belanja Modal :
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Belanja Modal Tanah............. Belanja Modal Alat-alat Berat Belanja Modal Alat-alat Angkutan Darat Bermotor..................... Belanja Modal Alat-alat Angkutan Darat Tidak Bermotor........... Belanja Modal Alat-alat Angkutan di atas Air Bermotor.............. Belanja Modal Alat-alat Angkutan di atas Air Tidak Bermotor.... Belanja Modal Alat-alat Bengkel Belanja Modal Alat-alat Peng. Pertanian & Peternakan......... Belanja Modal Peralatan Kantor 2007 Anggaran 8.842.893.000,00 1.400.000,00 3.652.150.000,00 186.000.000,00 1.103.146.000,00 55.000.000,00 34.965.000,00 540.679.000,00 265.130.000,00 771.481.000,00 4.642.851.000,00 3.332.066.000,00 41.439.000,00 8.460.000,00 335.545.000,00 417.285.000,00 65.700.000,00 5.846.858.000,00 1.851.043.000,00 29.624.778.000,00 2.680.000.000,00 28.072.425.000,00 6.442.501.000,00 67.603.513.000,00 12.564.955.000,00 57.820.000,00 1.217.300.000,00 43.820.000,00 180.301.203.000,00 Realisasi 5.241.926.950,00 0,00 3.380.373.500,00 177.750.000,00 1.054.900.000,00 54.500.000,00 34.715.000,00 410.819.000,00 258.396.000,00 735.227.000,00 4.377.198.350,00 3.305.548.376,00 33.706.822,00 8.072.500,00 285.539.600,00 404.065.600,00 46.955.600,00 5.796.352.620,00 1.825.885.000,00 29.208.259.100,00 2.642.180.000,00 27.532.363.750,00 5.988.744.567,00 66.150.976.430,00 12.475.986.200,00 56.858.500,00 850.802.687,00 43.245.000,00 172.381.348.152,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (3.600.966.050,00) (1.400.000,00) (271.776.500,00) (8.250.000,00) (48.246.000,00) (500.000,00) (250.000) 00) (129.860.000,00) (6.734.000,00) (36.254.000,00) (265.652.650,00) (26.517.624,00) (7.732.178,00) (387.500,00) (50.005.400,00) (13.219.400,00) (18.744.400,00) (50.505.380,00) (25.158.000,00) (416.518.900,00) (37.820.000,00) (540.061.250,00) (453.756.433,00) (1.452.536.570,00) (88.968.800,00) (961.500,00) (366.497.313,00) (575.000,00) (7.919.854.848,00)

10) Belanja Modal Perlengk. Kantor 11) Belanja Modal Komputer ....... 12) Belanja Modal mebeulair........ 13) Belanja Modal Peralatan Dapur 14) Belanja Modal Penghias Ruangan Rumah Tangga....................... 15) Belanja Modal Alat-alat Studio 16) Belanja Modal Alat-alat Komunikasi........................... 17) Belanja Modal Alat-alat Ukur 18) Belanja Modal Alat-alat Kedokteran............................ 19) Belanja Modal Alat-alat Lab. 20) Belanja Modal Konstruksi Jalan 21) Belanja Modal Jembatan........ 22) Belanja Modal Konstruksi Jaringan Air........................... 23) Belanja Modal Inst. Listrik & Telepon................................. 24) Belanja Modal Konstruksi/ Pembelian Bangunan............. 25) Belanja Modal Buku/Kepustakaan 26) Belanja Modal Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan......... 27) Belanja Modal Hewan/Ternak & Tanaman............................... 28) Belanja Modal Alat-alat Persenjataan/Keamanan........ Jumlah Belanja Modal...............

57

c. Pembiayaan Pembiayaan merupakan seluruh transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan meliputi

penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan, dengan anggaran dan realisasi Tahun Anggaran 2007 serta selisih Lebih/kurang (Rp), dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pembiayaan Daerah :
1. 2. Penerimaan Pembiayaan..... Pengeluaran Pembiayaan.... 2006 Anggaran 34.262.230.000 ,00 7.690.985.000,00 26.571.245.000,00 Realisasi 33.512.140.356,00 8.761.994.850,00 24.750.145.506,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) (750.089.644,00) 1.071.009.850,00 -1.821.099.494,00

Jumlah Pembiayaan Daerah...

Realisasi masing-masing jenis pembiayaan Tahun Anggaran 2007, dapat disajikan sebagai berikut : 1) Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan adalah seluruh transaksi penerimaan yang

dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran. Penerimaan pembiayaan meliputi Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, tranfer dari dana cadangan, penerimaan pinjaman dan obligasi serta hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan. Ralisasi penerimaan daerah Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar Rp33.512.140.356,00 yang berasal dari sisa lebih perhitungaan tahun lalu. 2) Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan adalah seluruh transaksi pengeluaran yang

dimaksudkan untuk memanfaatkan surplus anggaran antara lain untuk transfer ke dana cadangan, pembayaran kembali pokok pinjaman maupun penyertaan modal. Rincian realisasi pengeluaran daerah Tahun Anggaran 2007 adalah sebagai berikut :
Pengeluaran Daerah :
a. b. Penyertaan Modal .......... Silpa Tahun Berjalan 2006 Anggaran 5.395.000.000,00 0,00 5.395.000.000,00 Realisasi 8.761.994.850,00 44.582.234.106,00 53.344.228.956,00 Selisih Lebih/kurang (Rp) 3.366.994.850,00 44.582.234.106,00 47.949.228.956,00

Jml Pengeluaran Daerah ....

58

5.2 PENJELASAN NERACA DAERAH 1) Aset Lancar a) Kas di Kas Daerah Saldo kas di kas daerah per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebesar Rp41.881.529.851,00 dan Rp33.040.192.514,00. Adapun rincian masingmasing saldo per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut :
Kas di Kas Daerah : a). Rekening Giro......................... b). Deposito.................................. Jumlah Kas di Kas Daerah........... 2007 Rp 34.681.529.851,00 7.200.000.000,00 41.881.529.851,00 2006 Rp 12.740.192.514,00 20.300.000.000,00 33.040.192.514,00

b) Kas di RSUD Saldo kas pada RSU R.A. Kartini Jepara Per 31 Desember 2007 dan 2006, dengan rincian sebagai berikut :
URAIAN : Kas di RSUD................................. 2007 Rp 2.631.879.970,00 2006 Rp 438.521.346,00

c)

Kas Di bendahara Pengeluaran Saldo kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebesar Rp204.651.442,00 dan Rp33.426.496,00.

d) Piutang Pajak Piutang pajak adalah hak Pemerintah Daerah atas pendapatan pajak tahun berkenaan, yang sudah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) namun sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 belum dibayar oleh Wajib Pajak bersangkutan. Jumlah piutang pajak 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebesar Rp62.205.927,00 dan Rp1.109.296.654,00

dengan rincian sebagai berikut :


Piutang pajak : a). Hotel dan Restoran................... b). Hiburan.................................... c). Reklame................................... d). Penerangan Jalan...................... e). Bahan Galian Golongan C........ f). Parkir....................................... g). Sarang Burung......................... Jumlah Piutang Pajak..................... 2007 Rp 0,00 150.000,00 43.435.730,00 0,00 17.020.197,00 0,00 1.600.000,00 62.205.927,00 2006 Rp 21.516.215,00 75.000,00 27.087.094,00 1.039.378.250,00 18.020.095,00 970.000,00 2.250.000,00 1.109.296.654,00

59

e)

Piutang Retribusi Piutang retribusi adalah hak Pemerintah Daerah atas pendapatan retribusi tahun berkenaan, sudah diterbitkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) namun belum dibayar oleh wajib retribusi. Saldo piutang retribusi per 31 Desember 2007 dan 2006 masing-masing sebesar Rp340.679.970,00 dan Rp1.296.000,00 .

f)

Piutang Lainnya Saldo piutang lainnya per 31 Desember 2007 adalah sebesar

Rp1.012.633.246,00. Sedangkan saldo piutang lainnya per 31 Desember 2006 adalah Rp202.591.316,00. g) Premi Asuransi Saldo premi asuransi per 31 Desember 2007 sebesar Rp63.645.833,00 merupakan premi asuransi yang terdiri :
Premi Asuransi : a). Satpol PP................................ b). Kesbanglinsos........................ Jumlah........................................... 2007 Rp 480.000,00 63.165.833,00 63.645.833,00 2006 Rp 0,00 0,00 0,00

h) Persediaan Saldo akun ini menggambarkan jumlah persediaan barang yang mempunyai sifat habis pakai dan diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintah Daerah, serta barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat, dengan rincian saldo per 31 Desember 2007 dan 2006, sebagai berikut :
Persediaan : c). Obat-obatan..................................... d). Aspal............................................... e). Hewan Ternak ................................ f). Bibit Tanaman................................ g). Alat Tulis Kantor (ATK) ............... h). Barang Cetakan............................... i). Pakaian Dinas................................. 2007 Rp 4.154.927.472,00 149.240.000,00 0,00 120.000.000,00 1.556.128.771,00 523.639.612,00 0,00 2006 Rp 5.229.113.610,00 8.028.900,00 684.055.000,00 695.000,00 272.922.400,00 115.819.174,00 54.363.375,00

60

j). Lain-lain.......................................... Jumlah Persediaan................................

18.295.800,00 6.522.231.655,00

0,00 6.364.997.459,00

2) Investasi Jangka Panjang Akun ini menggambarkan jumlah Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara pada Badan Usaha Milik Daerah. Investasi jangka panjang menurut sifat penanamam investasinya dibagi menjadi investasi permanen dan investasi non permanen. Adapun rincian investasi jangka panjang per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut ;
Investasi Jangka Panjang : 1) Investasi Non Permanen................. 2) Investasi Permanen ........................ Jumlah Investasi Jangka Panjang....... 2007 Rp 18.794.126.463,00 23.815.406.457,00 42.609.532.920,00 2006 Rp 10.694.647.599,00 16.315.406.457,00 27.010.054.056,00

a) Investasi Non Permanen Investasi non permanen merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non Permanen Pemerintah Kabupaten Jepara berupa pinjaman kepada Perusahaan daerah dengan rincian saldo per 31 Desember 2007 dan 2006, sebagai berikut:
Investasi Non Permanen : a). PDAM............................................. b). Perusahaan Daerah ......................... c). Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Jumlah Investasi Non Permanen......... 2007 Rp 8.984.647.599,00 1.710.000.000,00 8.099.478.864,00 18.794.126.463,00 2006 Rp 8.984.647.599,00 1.710.000.000,00 0,00 10.694.647.599,00

b) Investasi Permanen Investasi permanen merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi Permanen Pemerintah Kabupaten Jepara berupa penyertaan modal pemerintah daerah dan investasi permanen lainnya dengan rincian saldo per 31 Desember 2007 dan 2006 sebagai berikut:
Investasi Permanen : a). Penyertaan Modal Pemda............... b). Investasi Permanen lainnya............ 2007 Rp 20.014.498.049,00 3.800.908.408,00 2006 Rp 12.514.498.049,00 3.800.908.408,00

61

Jumlah Investasi Permanen.................

23.815.406.457,00

16.315.406.457,00

Adapun rincian saldo penyertaan modal Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 sebagai berikut :
Penyertaan Modal Pemda : (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) PRPP............................................ Yarnati......................................... BPR Bank Pasar Jepara............... BPR BKK Bangsri....................... BPR BKK Mlonggo.................... BPR BKK Pecangaan.................. BPR BKK Batealit....................... BPR BKK Mayong...................... BPR BKK Jepara......................... BPR BKK Kedung....................... BPR BKK Keling........................ BPR BKK Welahan................... BPR BKK Karimunjawa............. PDAM Kab. Jepara...................... Perusda......................................... KMC Kartini I 2007 Rp 380.800.000,00 275.003.000,00 8.255.695.049,00 175.000.000,00 175.000.000,00 175.000.000,00 275.000.000,00 175.000.000,00 2.408.000.000,00 225.000.000,00 87.500.000,00 425.000.000,00 137.500.000,00 2.795.000.000,00 1.550.000.000,00 2.500.000.000,00 20.014.498.049,00 2006 Rp 380.800.000,00 275.003.000,00 6.005.695.049,00 175.000.000,00 175.000.000,00 175.000.000,00 275.000.000,00 175.000.000,00 1.908.000.000,00 225.000.000,00 87.500.000,00 425.000.000,00 137.500.000,00 1.545.000.000,00 550.000.000,00 0,00 12.514.498.049,00

Jumlah Penyertaan Modal Pemda....

Sedangkan investasi permanen lainnya berupa penyertaan modal pada BPD Jawa Tengah dengan rincian saldo per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut :
Investasi Permanen Lainnya : Penyertaan Modal BPD Jawa Tengah... 2007 Rp 3.800.908.408,00 2006 Rp 3.800.908.408,00

3) Aktiva Tetap Komposisi dan nilai saldo Aktiva Tetap per 31 Desember 2007 dan 2006, tersaji sebagai berikut :
Aktiva tetap : 1) Tanah.................................... 2) Peralatan dan Mesin............. 3) Gedung dan Bangunan......... 4) Jalan, Irigasi, dan Jaringan.... 5) Aset Tetap Lainnya............... 6) Konstruksi dalam Pengerjaan Jumlah Aktiva Tetap.................. 2007 Rp 2.605.156.523.330,00 156.069.442.244,00 381.051.629.904,00 787.375.435.564,00 21.145.434.269,00 40.919.472.992,00 3.991.717.938.303,00 2006 Rp 2.599.600.460.380,00 147.489.817.806,00 319.675.409.608,00 718.767.890.829,00 10.904.239.575,00 38.717.919.992,00 3.835.155.738.190,00

62

Adapun rincian saldo aktiva Tetap Pemerintah Kabupaten Jepara dengan tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut :

sampai

a) Tanah Rincian saldo Tanah Per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut:
Tanah : (a). (b). (c). (d). (e). (f). (g). Tanah Pertanian........................ Tanah Perkebunan.................... Tanah Pertambakan.................. Tanah Alang2 & Pdang Rmpt.. Tanah Bangunan....................... Tanah Badan Jalan................... Tanah kuburan.......................... 2007 Rp 125.467.824.250,00 78.756.504.000,00 20.363.500.000,00 9.302.812.000,00 1.211.631.007.430,00 1.033.669.851.150,00 38.058.533.000,00 87.906.491.500,00 2.605.156.523.330,00 2006 Rp 125.467.824.250,00 78.756.504.000,00 20.363.500.000,00 9.302.812.000,00 1.207.842.450.330,00 1.033.247.155.350,00 38.058.533.000,00 86.561.681.450,00 2.599.600.460.380,00

(h). Tanah Penggunaan Lainnya..... Jumlah Tanah...............................

Tanah penggunaan lainnya terdiri dari pekarangan, lapangan olahraga, halaman taman, kebun, penghijauan, dan jalan masuk. Nilai tanah sebesar Rp2.605.156.523.330,00 tidak didukung dengan daftar aset dan mutasi aset. b) Peralatan dan Mesin Peralatan dan mesin pada Pemerintah Kabupaten Jepara terdiri atas meubeleir dan perlengkapan, mesin dan peralatan dan kendaraan. Rincian masing-masing peralatan dan mesin per 31 Desember 2007 dan 2006 dapat diuraikan sebagai berikut :
Peralatan dan mesin : (a). Meubeleir dan Perlengkapan. (b). Mesin dan Peralatan.............. (c). Kendaraan............................. Jumlah Peralatan dan Mesin....... 2007 Rp 63.068.762.275,00 58.208.404.385,00 34.792.275.584,00 156.069.442.244,00 2006 Rp 58.001.709.340,00 43.397.219.457,00 46.090.889.009,00 147.489.817.806,00

1) Rincian saldo Meubeleir dan perlengkapannya per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut :
Meubeleir & Perlengkapan : (1) Perlengkapan Kantor............. (2) Perlengkapan rumah.Tangga. (3) Barang Bercorak Kesenian.... Jmlh Meubeleir & Perlengkapan 2007 Rp 60.874.553.374,00 1.672.961.501,00 521.247.400,00 63.068.762.275,00 2006 Rp 56.258.445.690,00 1.257.921.250,00 485.342.400,00 58.001.709.340,00

63

2) Rincian saldo Mesin dan Peralatan per 31 Desember 2007 dan 2006 terdiri atas :
Mesin dan Peralatan : (1) Mesin & Peralatan Besar.......... (2) Mesin & Peralatan Kantor........ (3) Mesin & Peralatan Bengkel...... (4) Mesin & Peralatan Studio........ (5) Mesin & Peralatan Pertanian.... (6) Mesin & Peralatan Kedokteran (7) Mesin & Peralatan Lab............. (8) Mesin & Peralatan Kesenian.... (9) Mesin & Peralatan Olah Raga.. (10) Mesin & Peralatan Lainnya.... Jumlah Mesin dan Peralatan........ 2007 Rp 4.759.468.194,00 32.040.307.303,00 275.367.500,00 842.778.914,00 900.258.400,00 11.957.342.550,00 6.019.629.243,00 815.654.900,00 200.425.900,00 397.171.481,00 58.208.404.385,00 2006 Rp 4.759.468.194 24.393.449.837,00 235.307.500,00 555.435.521,00 645.404.500 7.553.414.505 3.988.895.400 733.117.900 188.304.400 344.421.700 43.397.219.457,00

3) Rincian saldo Kendaraan per 31 Desember 2007 dan 2006 sebagai berikut:
Kendaraan : (1) Kendaraan Darat Bermotor...... (2) Kendaraan darat tdk Bermotor. (3) Kendaraan Apung Bermotor.... Jumlah Kendaraan...................... 2007 Rp 33.254.900.078,00 259.475.506,00 1.277.900.000,00 34.792.275.584,00

adalah

2006 Rp 30.278.443.503,00 259.475.506,00 15.552.970.000,00 46.090.889.009,00

c) Gedung dan Bangunan Rincian nilai Gedung dan Bangunan 31 Desember 2007 dan 2006, adalah sebagai berikut :
Gedung dan Bangunan : (a). Tempat Kerja......................... (b). Tempat Ibadah....................... (c). Tempat Tinggal..................... (d). Instalasi................................. (e). Tugu Peringatan.................... (f). Penggunaan Lainnya............. Jumlah Gedung dan Bangunan... 2007 Rp 315.281.549.546,00 1.410.556.350,00 17.813.714.006,00 2.609.300.000,00 476.375.000,00 43.460.135.002,00 381.051.629..904,00 2006 Rp 282.519.257.708,00 1.446.556.350,00 15.948.163.750,00 2.609.300.000,00 279.731.000,00 16.872.400.800,00 319.675.409.608,00

d) Jalan, Irigasi dan Jaringan Rincian nilai instalasi dan jaringan per 31 Desember 2007 dan 2006, 64

menurut pengelolanya sebagai berikut :


Jalan, irigasi dan jaringan : (a). Jalan dan jembatan................ (b). Bangunan Air........................ (c). Instalasi dan Jaringan ........... Jumlah Jln, irigasi & jaringan.... 2007 Rp 454.703.117.100,00 308.803.560.812,00 23.868.757.652,00 787.375.435.564,00 2006 Rp 423.031.361.025,00 280.835.473.725,00 14.901.056.079,00 718.767.890.829,00

1) Rincian saldo Jalan dan Jembatan per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut :
Jalan dan Jembatan : (1) Jalan....................................... (2) Jembatan................................ Jumlah Jalan dan Jembatan......... 2007 Rp 245.507.974.219,00 209.195.142.881,00 454.703.117.100,00 2006 Rp 216.549.078.025,00 206.482.283.000,00 423.031.361.025,00

2) Rincian saldo Bangunan air per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut :
Bangunan Air : (1) Irigasi.................................... (2) Waduk................................... (3) Sungai.................................... (4) Tanggul................................. (5) Lambiran............................... (6) Air Sumur.............................. (7) Dermaga................................ (8) Lainnya.................................. Jumlah Bangunan Air................ 2007 Rp 141.076.821.604,00 12.371.175.413,00 33.032.976.332,00 8.288.310.355,00 104.645.959.000,00 526.006.000,00 6.406.124.100,00 2.456.188.008,00 308.803.560.812,00 2006 Rp 136.900.619.425,00 9.074.725.000,00 17.970.330.000,00 5.331.564.700,00 104.645.959.000,00 526.006.000,00 5.352.374.100,00 1.033.895.500,00 280.835.473.725,00

3) Rincian saldo Instalasi dan Jaringan per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut :
Instalasi dan Jaringan : (1) Air Minum............................ (2) Olah Sampah........................ (3) Olah Air Minum.................... (4) Gardu Listrik......................... (5) Jaringan Air Minum.............. Jumlah Instalasi dan Jaringan.... 2007 Rp 6.092.936.156,00 1.500.000,00 772.090.877,00 12.858.900.300,00 4.143.330.319,00 23.868.757.652,00 2006 Rp 3.258.243.383,00 1.500.000,00 772.090.877,00 6.725.891.500,00 4.143.330.319,00 14.901.056.079,00

65

e) Aset Tetap Lainnya Rincian saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2007 dan 2006, adalah sebagai berikut :
Aset Tetap Lainnya : (a). Buku...................................... (b). Tanaman................................ (c). Software................................ (d). Hewan.................................... (e). Barang bercorak kesenian..... (f). Taman.................................... Jumlah Aset Tetap Lainnya......... 2007 Rp 18.585.659.207,00 414.766.875,00 1.198.316.500,00 770.306.687,00 120.590.500,00 55.794.500,00 21.145.434.269,00 2006 Rp 9.513.949.850,00 234.698.225,00 1.021.241.500,00 82.850.000,00 41.500.000,00 10.000.000,00 10.904.239.575,00

f) Konstruksi dalam pengerjaan Rincian saldo Konstruksi dalam Pengerjaan per 31 Desember 2007 dan 2006, adalah sebagai berikut :
Konstruksi dalam Pengerjaan : 1) Stadion Ujung Batu............... 2) Hurugan KIM........................ 3) SMP, SMA, SMK.................. Jumlah Konst. Dlm Pengerjaan... 2007 Rp 29.769.632.792,00 8.948.287.200,00 2.201.553.000,00 40.919.472.992,00 2006 Rp 29.769.632.792,00 8.948.287.200,00 0,00 38.717.919.992,00

4) Kewajiban Saldo akun kewajiban Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2007 dan 2006 hanya terdiri atas utang jangka pendek. Akun ini merupakan kewajiban daerah yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun sejak tanggal 31 Desember 2007 dan 2006. Rincian Utang jangka pendek per 31 Desember 2007 dan 2006, adalah sebagai berikut :
Kewajiban : 1) Utang PFK............................. 2) Utang di RSUD Kartini.......... Jumlah Konst. Dlm Pengerjaan... 2007 Rp 135.827.157,00 1.390.550.526,00 1.526.377.683,00 2006 Rp 0,00 1.327.628.194,00 1.327.628.194,00

5) Ekuitas Dana Akun ini menggambarkan jumlah kekayaan bersih Pemerintah Kabupaten 66

Jepara, yang meliputi Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi dan Ekuitas Dana Cadangan. Adapun rincian saldo ekuitas dana per 31 Desember 2007 dan 2006 sebagai berikut :
Ekuitas Dana : a. b. c. Ekuitas Dana Lancar .................. Ekuitas Dana Investasi ................ Ekuitas Dana Cadangan............... 2007 Rp 51.193.080.211,00 4.034.327.471.223,00 0,00 4.085.520.551.434,00 2006 Rp 39.862.693.591,00 3.862.165.792.246,00 0,00 3.902.028.485.837,00

Jumlah Ekuitas Dana........................

Saldo-saldo akun ekuitas dana per 31 Desember 2007 dan 2006 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Ekuitas Dana Lancar Saldo akun ini merupakan selisih antara aset lancar dikurangi dengan kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar ini mencakup SILPA, Cadangan piutang, cadangan persediaan dikurangi dengan dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. Adapun rincian Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2007 dan 2006 sebagai berikut :
Ekuitas Dana Lancar : 1) SILPA ................................. 2) Cadangan Piutang .............. 3) Cadangan Premi Asuransi 4) Cadangan Persediaan......... 5) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek..................................... Jumlah Ekuitas Dana Lancar........ 2007 Rp 44.582.234.106,00 1.415.519.143,00 63.645.833,00 6.522.231.655,00 (1.390.550.526,00) 51.193.080.211,00 2006 Rp 33.512.140.356,00 1.313.183.970,00 0,00 6.364.997.459,00 (1.327.628.194,00) 39.862.693.591,00

b) Ekuitas Dana Investasi Saldo akun ini mencerminkan kekayaan bersih pemerintah Kabupaten Jepara yang tertanam dalam kekayaan berjangka panjang. Ekuitas Dana Investasi mencakup penjumlahan investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya dikurangi dengan jumlah dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang. Adapun rincian ekuitas dana investasi per 31 Desember 2007 dan 2006 sebagai berikut :

67

Ekuitas Dana Investasi : 1) Investasi Jangka Panjang......... 2) Aset Tetap............................... 3) Aset Lainnya........................... 4) Jumlah dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi.....

2007 Rp 42.609.532.920,00 3.991.717.938.303,00 0,00 0,00 4.034.327.471.223,00

2006 Rp 270.100.054.056,00 3.835.155.738.190,00 0,00 (0,00) 4.105.255.792.246,00

c) Ekuitas Dana Cadangan Saldo akun ini mencerminkan kekayaan bersih Pemerintah Kabupaten Jepara yang tertanam dalam dana cadangan. Jumlah Ekuitas Dana cadangan per 31 Desember 2007 dan 2006 adalah nihil.

68

5.3 PENJELASAN ALIRAN KAS Laporan aliran kas menyajikan informasi aliran penerimaan dan pengeluaran kas selama Tahun 2006 meliputi aliran kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi aset nonkeuangan, aktivitas pembiayaan dan aktivitas non anggaran. Aliran kas bersih selama tahun anggaran berkenaan, ditambah saldo awal kas daerah, merupakan saldo akhir kas daerah yang dikuasai Bendahara Umum Daerah. Aliran kas daerah Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2007 dan 2006, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Aliran Kas Bersih dari Aktivitas : 1. 2. 3. Operasi .................................. Investasi ................................. Pembiayaan ........................... 2007 Rp 192.213.436.752,00 (172.381.348.152,00) (8.761.994.850,00) 0,00 11.070.093.750,00 2006 Rp 143.865.365.537,00 (121.083.132.813,00) (5.394.908.408,00) 0,00 17.387.324.316,00

4). Non Anggaran......................... Aliran Kas Bersih .........................

Realisasi aliran kas bersih dari masing-masing aktivitas dalam Tahun Anggaran 2007 dan 2006 dapat disajikan sebagai berikut : a. Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Aliran kas bersih dari aktivitas operasi Tahun Anggaran 2007 dan 2006 surplus sebesar Rp192.213.436.752,00 dan Rp143.865.365.537,00 merupakan indikator yang menunjukan kemampuan Pemerintah Kabupaten Jepara dalam

menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya. Aliran kas bersih dari aktivitas operasi meliputi aliran kas masuk dan aliran kas keluar, sebagai berikut :
Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Operasi : a. b. Aliran Kas Masuk .......... Aliran Kas Keluar .......... 2007 Rp 689.656.990.657,00 (497.443.553.905,00) 192.213.436.752,00 2006 Rp 562.502.447.046,00 (418.637.081.509,00) 143.865.365.537,00

Aliran Kas Bersih ................

Adapun rincian dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama Tahun Anggaran 2007 dan 2006 dapat dijelaskan sebagai berikut:

69

1) Aliran Kas Masuk dari Aktivitas Operasi


Aliran Kas Masuk dari Aktivitas Operasi : 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2) Pendapatan Dana Perimbangan 3) Lain-lain Pendapatan yang Sah Aliran Kas Masuk.......................... 2007 Rp 64.342.554.250,00 550.746.666.539,00 74.567.769.868 ,00 689.656.990.657 ,00 2006 Rp 54.110.689.680,00 508.391.757.366,00 562.502.447.046,00

2) Aliran Kas Keluar dari Aktivitas Operasi


Aliran Kas Keluar dari Aktivitas Operasi : Belanja Tidak Langsung : 1) Belanja Pegawai................. 2) Belanja Bunga.................... 3) Belanja Bantuan Sosial....... 4) Belanja Bagi Hsl Bant Keu 5) Belanja Tak Tersangka....... Belanja Langsung : 1) Belanja Pegawai................ 2) Belanja Barang dan jasa.... Aliran Kas Keluar................... 50.866.005.352,00 93.911.867.400,00 497.443.553.905,00 0,00 81.507.370.217,00 418.637.081.509,00 268.814.608.635,00 0,00 57.929.624.518,00 24.896.060.000,00 1.025.388.000,00 269.913.971.300,00 0,00 0,00 65.571.813.182,00 1.643.926.800,00 2007 Rp 2006 Rp

b. Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aliran kas bersih dari aktivitas investasi Tahun Anggaran 2007 dan 2006 adalah defisit sebesar Rp172.381.348.152,00 dan Rp121.083.132.813,00, mencerminkan adanya pengadaan sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah di masa yang akan datang. Aliran kas bersih dari aktivitas investasi meliputi aliran kas masuk dan aliran kas keluar, sebagai berikut :
Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Investasi : a. b. Aliran Kas Masuk .......... Aliran Kas Keluar .......... 2007 Rp 0,00 (172.381.348.152,00) (172.381.348.152,00) 2006 Rp 0,00 (121.083.132.813,00) (121.083.132.813,00)

Aliran Kas Bersih ................

Dalam tahun 2007 tidak terdapat aliran kas masuk dari aktivitas investasi. Seluruh nilai pengeluaran Tahun Anggaran 2007 dan 2006 sebesar

Rp172.381.348.152,00 dan Rp121.083.132.813,00 merupakan realisasi belanja modal guna pengadaan aset tetap atau pembangunan di daerah. 70

c. Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan Aliran kas bersih dari aktivitas pembiayaan Tahun Anggaran 2007 dan 2006 defisit sebesar Rp8.761.994.850,00 dan Rp5.394.908.408,00, mencerminkan adanya pengeluaran pemerintah yang terkait dengan aliran kas di masa yang akan datang. Aliran kas bersih dari aktivitas pembiayaan meliputi aliran kas masuk dan aliran kas keluar, sebagai berikut :
Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan : a. b. Aliran Kas Masuk .......... Aliran Kas Keluar .......... 2007 Rp 0,00 (8.761.994.850,00) (8.761.994.850,00) 2006 Rp 0,00 (5.394.908.408,00) (5.394.908.408,00)

Aliran Kas Bersih ................

Dalam tahun 2007 dan 2006

tidak terdapat aliran kas masuk dari aktivitas

pembiayaan. Aliran kas keluar dari aktivitas pembiayaan tersebut, merupakan realisasi penyertaan modal. d. Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran Aliran kas bersih dari aktivitas non anggaran Tahun Anggaran 2007 nihil, yang mencerminkan saldo penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran. Aliran kas bersih dari aktivitas non anggaran meliputi aliran kas masuk dan aliran kas keluar, sebagai berikut
Aliran Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran : a. Aliran Kas Masuk .......... b. Aliran Kas Keluar .......... Saldo akhir Kas Daerah ........ 2007 Rp 26.283.519.581,00 (26.283.519.581,00) 0,00 2006 Rp 20.694.139.452,00 (20.694.139.452,00) 0,00

Saldo dana Kas Daerah yang dikuasai Bendahara Umum Daerah pada akhir Tahun Anggaran 2007 adalah sebesar 44.582.234.106,00, dengan rincian sebagai berikut:
Saldo akhir Kas Daerah : 1. 2. Saldo Awal Kas Daerah .... Aliran Kas Bersih ............. 2007 Rp 33.512.140.356,00 11.070.093.750,00 44.582.234.106,00 2006 Rp 16.124.816.040,00 17.387.324.316,00 33.512.140.356,00

Saldo akhir Kas Daerah ........

71

5.4 PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN A. ENTITAS AKUNTANSI Dalam penyelenggaran sistem akuntansi Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun anggaran 2007, entitas akuntansi dilaksanakan oleh seluruh SKPD yang dibentuk berdasarkan Perda Kabupaten Jepara Nomor 11 Tahun 2003 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan sekretariat DPRD Kabupaten Jepara, Perda Kabupaten Jepara Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jepara, Perda Kabupaten Jepara Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Jepara, Perda Kabupaten Jepara Nomor 14 Tahun 2003 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Kabupaten Jepara. B. ENTITAS PELAPORAN Entitas Pelaporan dalam penyelenggaraan sistem akuntansi Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2007, dilaksanakan oleh Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Jepara yang dibentuk berdasarkan Perda Kabupaten Jepara Nomor 11 Tahun 2003 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan sekretariat DPRD Kabupaten Jepara. Entitas Pelaporan berdomisili di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Jepara, Jalan Kartini Nomor 1 Jepara. C. KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENJADI KEGIATAN OPERASIONAL. Dalam pelaksanaan kegiatan operasional keuangan Pemerintah Kabupaten Jepara mengacu pada : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara; 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 72

6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun Pengelolan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. 2006 tentang Pedoman

73

BAB VI PENUTUP

Penyelenggaraan

pemerintahan,

pembangunan,

serta

pelayanan

kepada

masyarakat harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance), sehingga dapat mendukung terwujudnya pelayanan prima Pemerintah Daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Prinsip-prinsip dimaksud meliputi: partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan

efektivitas, pengawasan serta profesionalisme. Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang dilaksanakan selama Tahun Anggaran 2007 tidak lepas dari profesionalisme, ketaatan, sikap mental dan kedisiplinan para aparatur pemerintah serta adanya partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat (stakeholder). Namun demikian perlu disadari bersama bahwa seluruh rangkaian penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat masih terdapat beberapa kekurangan baik dari keterbatasan kemampuan aparatur pemerintah maupun keterbatasan sarana prasarana teknis operasional pemerintahan.

Jepara, 27 Juni 2008 BUPATI JEPARA,

HENDRO MARTOJO

74

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

1.

Dasar Hukum Pemeriksaan a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara. c. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara. d. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

2. Tujuan Pemeriksaan Tujuan pemeriksaan LKPD TA 2007 adalah untuk memberikan opini atas tingkat kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria: a. b. c. d. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures). Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Efektivitas sistem pengendalian intern.

3. Sasaran Pemeriksaan Pemeriksaan LKPD TA 2007 meliputi pengujian atas : a. Efektivitas desain dan inplementasi sistem pengendalian intern termasuk pertimbangan hasil pemeriksaan sebelumnya; b. c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; Penyajian saldo akun-akun dan transaksi-transaksi pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Arus Kas TA 2007 sesuai dengan SAP; d. e. Penyajian saldo akun-akun dalam neraca per 31 Desember 2007; Pengungkapan informasi keuangan pada Catatan Atas Laporan Keuangan.

4. Standar Pemeriksaan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)

75

5. Metodologi Pemeriksaan Metodologi pemeriksaan atas LKPD Tahun 2007 meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu sebagai berikut : a. Perencanaan Pemeriksaan 1) Pemahaman Entitas dan Sistem Pengendalian Intern 2) Pertimbangan Hasil Pemeriksaan Sebelumnya 3) Penentuan Tingkat Materialitas 4) Penentuan Metode Uji Petik b. Pelaksanaan Pemeriksaan 1) Pengujian Analitis 2) Pengujian Pengendalian 3) Pengujian Substantif atas transaksi dan saldo 4) Penyelesaian Penugasan c. Pelaporan Setelah melakukan pengujian terinci di atas, pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaan dan dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan. 6. Waktu Pemeriksaan Jangka waktu pemeriksaan selama 30 hari (dari Tanggal 1 April s.d. Tanggal 30 April 2008). 7. Obyek Pemeriksaan Obyek pemeriksaan atas LKPD yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara, selaku entitas pelaporan, dan 108 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada pada 14 Bidang Pemerintahan, dimana sebanyak 106 SKPD merupakan entitas akuntansi dan dua lainnya bukan merupakan entitas akuntansi yaitu DPRD, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. 8. Batasan dan Kendala Pemeriksaan Dalam rangka melaksanakan pemeriksaan atas LKPD Kabupaten Jepara, BPK-RI masih menghadapi kendala yaitu terbatasnya pegawai berlatar belakang pendidikan akuntansi di unit-unit kerja Pemerintah Kabupaten Jepara, sehingga komunikasi terkait dengan transaksi Laporan Keuangan khususnya di unit-unit kerja selalu bermuara di Bagian Keuangan Setda.

76

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA TAHUN ANGGARAN 2007

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

Nomor Tanggal

: :

42B/LHP/XVIII.YOG/06/2008 25 Juni 2008

DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ........................... RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TAHUN ANGGARAN 2007 GAMBARAN UMUM SISTEM PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA PENGENDALIAN INTERN 4 27

HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ..... 1. Pengelolaan Rekening Bendahara Pengeluaran SKPD tidak sesuai ketentuan........................................................................................................... Realisasi Bantuan Olah Raga sebesar Rp1.600.000.000 mendahului penetapan APBD ............................................................................................. Pemberian Bantuan pada Dinas Pendidikan sebesar Rp2.072.088.000,00 tidak sesuai ketentuan....................................................................................... Sistem Pengendalian Intern Pekerjaan Pengadaan Buku pada Dinas Pendidikan tidak sesuai ketentuan....................................................................

27

2.

29

3.

31

4.

33

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TAHUN ANGGARAN 2007 Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas sistem pengendalian intern Pemerintah Kabupaten Jepara. Sistem pengendalian intern merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Jepara. Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan sistem pengendalian intern tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu. Sistem pengendalian intern Pemerintah Kabupaten Jepara terkait dengan laporan keuangan merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai atas keandalan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Pengendalian intern tersebut meliputi berbagai kebijakan dan prosedur yang: (1) terkait dengan catatan keuangan; (2) memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan serta penerimaan dan pengeluaran telah sesuai dengan otorisasi yang diberikan;

(3) memberikan keyakinan yang memadai atas keamanan aset yang berdampak material pada laporan keuangan. Pemerintah Kabupaten Jepara bertanggung jawab untuk mengatur dan

menyelenggarakan pengendalian tersebut. SPKN mengharuskan BPK RI untuk mengungkapkan kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jepara yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut: 1. 2. Pengelolaan Rekening Bendahara Pengeluaran SKPD tidak sesuai ketentuan; Realisasi Bantuan Olah Raga sebesar Rp1.600.000.000,00 mendahului penetapan APBD; 3. Pemberian Bantuan pada Dinas Pendidikan sebesar Rp2.072.088.000,00 tidak sesuai ketentuan; 4. Sistem Pengendalian Intern Pekerjaan Pengadaan Buku pada Dinas Pendidikan tidak sesuai ketentuan. Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, BPK RI merekomendasikan Bupati Jepara agar : 1. Menegur Bendahara SKPD dalam pengelolaan rekening untuk mematuhi peraturan perundangan yang berlaku; 2. 3. Mematuhi ketentuan yang berlaku dalam mencairkan anggaran; Menegur Bagian Anggaran untuk menganggarkan Dana Bantuan sesuai ketentuan yang berlaku; 4. Menegur Panitia Pengadaan Barang supaya membuat HPS dalam setiap proyek pengadaan barang;

Secara lebih rinci dijelaskan pada bagian Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern.

Yogyakarta,

Juni 2008

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan BPK RI di Yogyakarta Penanggung Jawab Pemeriksaan,

Bernadetta Arum Dati, SE, MM, Ak Akuntan, Register Negara Nomor D-13.197

GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA Pemerintah Kabupaten Jepara dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah. Kerangka pembangunan Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2007 mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jepara Tahun 2007-2012 yang ditetapkan dengan Perda Nomor 18 Tahun 2007, menetapkan Visi: Terwujudnya Kabupaten Jepara sebagai daerah yang religius, aman, maju, demokratis dan sejahtera dengan bertumpu pada potensi budaya lokal, melalui peningkatan kualitas sumber daya yang terlayani oleh pemerintahan yang bersih, dengan Misi : 1. Mewujudkan masyarakat yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, beretika, berbudaya serta mempunyai rasa toleransi antar dan intern umat beragama; 2. Mewujudkan masyarakat yang rukun dalam melaksanakan hak dan kewajibannya dengan nyaman; 3. Membangun ekonomi kerakyatan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya; 4. Menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya demokratisasi dalam kehidupan masyarakat; 5. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui pemerataan pelayanan, pendidikan, derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; 6. Meningkatnya kualitas sumber daya.

Perwujudan visi daerah tersebut dilaksanakan oleh Pemerintahan Kabupaten Jepara dan DPRD Kabupaten Jepara pada Tahun Anggaran 2007 dipimpin oleh satu kepala daerah dengan satu wakil kepala daerah periode 2007-2012. Dalam pengelolaan Keuangan TA 2007, Pemerintah Kabupaten Jepara berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Disamping itu Pemerintah Kabupaten Jepara menyusun Peraturan Bupati No. 18 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Penatausahaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2007.

Berdasarkan hal-hal yang BPK-RI telaah, dapat diungkapkan sebagai berikut: 1. Organisasi Organisasi Perangkat Daerah pada Pemerintah Kabupaten Jepara dituangkan dalam Perda Kabupaten Jepara Nomor 11 Tahun 2003 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Jepara, Perda Kabupaten Jepara Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Jepara, Perda Kabupaten Jepara Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Jepara, serta Perda Kabupaten Jepara Nomor 14 Tahun 2003 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Kabupaten Jepara.Dalam Peraturan Daerah tersebut telah berisi uraian tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Jepara Dalam pelaksanaan kegiatan dan tata usaha keuangan TA 2007, Pemerintah Kabupaten Jepara dibagi ke dalam 3 bidang pembangunan yang terdiri 108 SKPD merupakan entitas akuntansi yaitu satu Sekretariat Daerah, satu Sekretariat DPRD, 14 Dinas, 5 Badan, 2 Kantor dan 71 UPTD serta 14 Kecamatan. Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2007, menetapkan pembagian Tugas Pokok dan Fungsi pengelolaan keuangan daerah sebagai berikut: 1. Sebagai Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah adalah Sekretaris Daerah; 2. Sebagai pelaksana tugas dan fungsi Inventarisasi Aset Daerah adalah Kepala Bagian Pengelolaan Aset Daerah; 3. Sebagai pelaksana tugas dan fungsi Bendahara Umum Daerah adalah Kepala Bagian Keuangan Setda Jepara; 4. Sebagai Pengguna Anggaran dan Pengelola Kegiatan adalah Seluruh Kepala SKPD; 5. Sebagai pelaksana tugas dan fungsi Koordinator Pendapatan Daerah adalah Kepala Dipenda; 6. Sebagai pelaksana tugas dan fungsi Monitoring serta Evaluasi Pembangunan adalah Kepala Bagian Pengendalian; 7. Sebagai pelaksana tugas dan fungsi Pengawasan Daerah adalah Kepala Badan Pengawasan Daerah.

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) disamping sebagai Pengguna Anggaran juga sebagai Pengguna Barang/Jasa.

2. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Jepara dalam menerapkan kebijakan akuntansi

berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam pelaksanaan penatausahaan keuangan, Pemerintah Kabupaten Jepara menyusun Aplikasi Penatausahaan Keuangan secara bertahap dibantu oleh Konsultan IT lokal.

3. Personalia Penempatan pegawai pada masing-masing tugasnya telah dilaksanakan berdasarkan latar belakang pendidikan dan keahlian/ketrampilan. Kendala-kendala yang yang dihadapi berkaitan manajemen personalia/kepegwaian adalah: a. Masih terbatasnya jumlah pegawai yang memiliki keahlian khusus (misalnya: bidang akuntansi dan teknologi informasi) untuk mendukung pengembangan kegiatan pemerintahan dan pembangunan; b. Seringnya perubahan Struktur Organisasi SKPD dan mutasi pegawai menyebabkan pengembangan karier dan keahlian (capacity building) kurang optimal.

4.

Perencanaan Perencanaan pembangunan dan penganggaran dalam rangka

penyusunan APBD Tahun Anggaran 2007 meliputi perencanaan program dan kegiatan yang prosesnya dimulai dengan penyusunan rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Kebijakan Umum APBD diarahkan pada peningkatan kapasitas dan kemandirian kemampuan keuangan daerah disertai dengan efisiensi anggaran yang ditujukan bagi pembiayaan pembangunan. Dalam penyusunan rancangan KUA, Kepala Daerah dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah.

Rancangan KUA disampaikan kepada DPRD paling lambat pertengahan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. Pembahasan tersebut dilakukan oleh TAPD bersama Panitia Anggaran DPRD. Berdasarkan KUA yang telah disepakati pemerintah daerah menyusun rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Rancangan PPAS yang telah dibahas dan selanjutnya disepakati kemudian menjadi PPA. KUA dan PPA yang telah disepakati masing-masing dituangkan ke dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama antara Kepala Daerah dengan pimpinan DPRD. Apabila Kepala Daerah berhalangan yang bersangkutan dapat menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk menandatangani nota kesepakatan KUA dan PPA. Berdasarkan nota kesepakatan TAPD menyiapkan rancangan surat edaran Kepala Daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD. Rancangan surat edaran Kepala Daerah tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD mencakup: a. PPA yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan; b. Sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan seseai dengan stabdar pelayanan minimal yang ditetapkan; c. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD; d. Hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja; e. Dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja dan standar satuan harga. RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka

pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja, kemudian Kepala SKPD mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan dua tahun anggaran sebelumnya sampai dengan semester pertama tahun anggaran berjalan. RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk masing-masing program dan kegiatan, serta rencana pembiayaan untuk tahun yang direncanakan dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk

tahun berikutnya. RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD. Dalam hal hasil pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian, maka kepala SKPD melakukan penyempurnaan yang kemudian disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Rancangan peraturan daerah tentang APBD dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari : a. Ringkasan APBD; b. Ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi; c. Rincian APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi,

pendapatan, belanja dan pembiayaan; d. Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program dan kegiatan; e. Rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan urusan pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan negara; f. Daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan; g. Daftar piutang daerah; h. Daftar penyertaan modal (investasi) daerah; i. Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lain-lain; j. Daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum

diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini; k. Daftar dana cadangan daerah; l. Daftar pinjaman daerah. Sedangkan rancangan peraturan kepala daerah dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari: a. Ringkasan penjabaran APBD; b. Penjabaran APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek rincian obyek pendapatan belanja dan pembiayaan. Penyampaian rancangan peraturan daerah disertai dengan nota keuangan. Rancangan peraturan daerah tentang APBD yang telah disetujui bersama DPRD

dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh kepala daerah disampaikan kepada Gubernur untuk dievaluasi. Rancangan peraturan daerah dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Kepala daerah menyampaikan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD kepada Gubernur paling lama 7 hari kerja setelah ditetapkan. Penyusunan dan pelaksanaan APBD Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2007 dilakukan dengan berpedoman pada Standar Biaya yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Jepara Nomor 12 Tahun 2006 tanggal 19 Oktober 2006 tentang Standarisasi Biaya Kegiatan, Honorarium, Harga Pengadaan Barang dan Biaya Pemeliharaan Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2007. Hasil Pemeriksaan masih menunjukkan kelemahan, karena terdapat realisasi Bantuan Olah Raga sebesar Rp1.600.000.000,00 dilaksanakan

mendahului penetapan APBD.

5. a.

Prosedur Sistem Pengelolaan Pendapatan Daerah Pengelolaan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2007

dikoordinasikan oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda). Pelaksanaan teknis atas prosedur pendapatan tersebut dilakukan oleh masing-masing unit penghasil dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah unit penghasil tersebut. Prosedur pendapatan dan penerimaan kas dari Pajak Daerah yang dilaksanakan oleh Bidang Pendapatan DPKD adalah sebagai berikut: 1) Sub Sistem Pendaftaran dan Penetapan Pendaftaran dan Penetapan pajak dilakukan oleh Seksi Pendaftaran dan Penetapan yang bertugas mendistribusikan, menerima, mencatat dan menetapkan NPWP Daerah dan NPWR Daerah serta

melaksanakan

perhitungan,

penetapan,

penetapan

angsuran,

penundaan pembayaran serta mendistribusikan SKPD dan SKRD.

2) Sub Sistem Penagihan Penagihan dilakukan oleh Seksi Penagihan dan Keberatan yang bertugas melaksanakan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah, melayani keberatan dan permohonan banding pajak daerah dan retribusi daerah. 3) Sub Sistem Penerimaan dan Penyetoran SKPD menerima anggaran pendapatan dari Bagian Keuangan dan Wajib Pungut/Wajib Bayar membayar pajak/retribusi kepada Bendahara Penerima. Bendahara penerima membuat Surat Tanda

Setoran (STS) rangkap empat dan menyetorkan ke Bank Jateng Cabang Jepara. Bank menerima uang dan mengesahkan STS serta membuat nota kredit kemudian dikirimkan ke Bagian Keuangan sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD), kemudian BUD mencocokkan STS dengan nota kredit dan mencatatnya dalam buku penerimaan dan pengeluaran kas B.IX pada lembar ke 1, lembar ke 2 kembali ke SKPD, lembar ke 3 diserahkan ke fungsi verifikasi, dan lembar ke 4 ke fungsi pembukuan. 4) Sub Sistem Pelaporan Pajak Daerah a) Dinas Pendapatan Daerah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah untuk Wajib Pajak; b) Wajib Pajak menyetorkan pajak ke Kas Daerah/ Bendahara Penerima setelah menerima Surat Ketetapan Pajak Daerah; c) Bendahara Penerima menyetorkan pajak yang diterima dari Wajib Pajak ke Kas Daerah; d) Bendahara Penerima membukukan hasil penerimaan pajak daerah dalam Buku Kas Umum; e) Bendahara Penerimaan membuat laporan yang disampaikan kepada Bupati Jepara setiap satu bulan satu kali. Prosedur pendapatan dan penerimaan kas dana perimbangan adalah sebagai berikut: 1) Dana Alokasi dari Pemerintah Pusat Pejabat yang berwenang membuat dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM) berdasarkan surat ketetapan mengenai penerimaan

10

dana perimbangan atau Lain-lain Pendapatan yang Sah membuat SPM yang selanjutnya dikirimkan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Berdasarkan SPM dan data pendukungnya, KPPN

menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan mengirimkan SPM dan SP2D tersebut ke Bank dan tembusan ke Bagian Keuangan sebagai bukti telah disetujuinya SPM. Setelah Bank menerima SPM dan SP2D dan merealisasikan pengeluaran maka Bank menerbitkan Nota Kredit dan mengirimkannya ke BUD. BUD berdasar nota kredit yang diterima, mencatat ke dalam B.IX. Selanjutnya nota kredit dilampiri lembar ke 2 SP2D dikirimkan ke fungsi pembukuan untuk dicatat ke buku penerimaan kas. 2) Dana Bagi Hasil Berdasarkan surat ketetapan dari Gubernur Jawa Tengah, DPKD melalui fungsi perbendaharaan membuat SPJ termasuk di dalamnya nomor rekening Kas Daerah beserta kuitansi tanda terima. SPJ dikirim ke Biro Keuangan Setda Provinsi Jateng melalui Bagian Anggaran. Setelah Bank mentransfer ke rekening Kas Daerah, selanjutnya Bank tersebut membuat Surat Tanda Setoran untuk diserahkan ke BUD untuk dibukukan ke B.IX dan fungsi pembukuan untuk dibukukan ke buku penerimaan kas. 3) Dana bantuan dari Provinsi Berdasarkan surat ketetapan dari Gubernur Jateng, masing-masing SKPD membuat proposal untuk diajukan ke Bagian Keuangan. Bagian Keuangan melalui fungsi perbendaharaan membuat SPJ termasuk kuitansi tanda terima dan nomor rekening Kas Daerah dilampiri proposal dari masing-masing SKPD yang selanjutnya dikirim ke Biro Keuangan Setda Provinsi. Setelah Biro Keuangan Setda Provinsi mentransfer ke rekening Kas Daerah, Bank membuat Nota Kredit. Nota Kredit yang diterima BUD dicatat dalam B.IX dan fungsi pembukuan untuk dicatat dalam buku penerimaan kas. Hasil penelaahan atas Sistem Pengelolaan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2007, masih terdapat kelemahan yaitu :

11

1) Realisasi Belanja Tak Terduga sebesar Rp159.600.000,00 tidak sesuai ketentuan; 2) Pemberian bantuan pada Dinas Pendidikan dilaksanakan tidak sesuai ketentuan.

b. Sistem Pengelolaan Belanja Daerah dan Pengeluaran Kas 1) Prosedur pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan penerbitan SPM-Beban Tetap Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan Surat Penyediaan Dana (SPD) atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD. Bendahara pengeluaran mengajukan SPP kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD. SPP

sebagaimana dimaksud terdiri dari SPP Uang Persediaan (SPP-UP), SPP Ganti Uang (SPP-GU), SPP Tambahan Uang (SPP TU) dan SPP Langsung (SPP-LS). Adapun pengajuan SPP dapat diuraikan sebagai berikut: (a) Pengajuan SPP-UP Setiap SKPD dapat diberikan UP yang besarannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pengajuan SPP-UP adalah sebagai berikut Bendahara Pengeluaran berdasarkan SPD yang telah diterbitkan oleh DPKD, mengajukan SPP-UP kepada Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PPKSKPD, kemudian SPP-UP diajukan untuk pengisian uang persediaan (revolving) yang ditujukan bukan pembayaran langsung dengan dilengkapi surat pengantar SPP-UP, ringkasan SPP-UP, rincian SPP-UP, salinan SPD, draf surat pernyataan penggunaan anggaran/kuasa pengguna anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain uang persediaan, dan lampiran lain yang diperlukan. SPP-UP yang diajukan dibuat rangkap 4 (empat) (lembar pertama untuk Pengguna Anggaran, lembar kedua untuk Kuasa BUD, lembar ketiga untuk Bendahara Pengeluaran/PPTK sedang lembar keempat

12

untuk arsip bendahara pengeluaran). Bendahara pengeluaran mencatat SPP-UP yang diajukan kedalam Register SPP-UP/SPPGU/SPP-TU. (b) Pengajuan SPP-GU Bendahara Pengeluaran berdasarkan SPD yang telah diterbitkan oleh Bagian Keuangan, mengajukan SPP-GU kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna melalui PPK-SKPD. Pengajuan SPPGU hanya dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran apabila pertanggungjawaban SPP-UP telah dilaksanakan (sudah terserap) minimal SPJ sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen). SPP-GU diajukan untuk mengganti uang persediaan (revolving) yang telah digunakan. Sedangkan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan dalam pengajuan SPP-GU terdiri dari surat pengantar SPP-GU, ringkasan SPP-GU, Rincian SPP-GU, Surat pengesahan laporan pertanggungjawaban (SPJ) atas penggunaan dana SPP-UP/GU periode sebelumnya, salinan SPD, draf surat pernyataan Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain ganti uang persediaan, dan lampiran lain yang diperlukan.SPP-GU yang diajukan dibuat rangkap 4 (empat) dan kemudian Bendahara pengeluaran mencatat SPP-GU yang diajukan kedalam Register SPP-UP/ SPP-GU/ SPP-TU. (c) Pengajuan SPP-TU Bendahara pengeluaran berdasarkan SPD, mengajukan SPP-TU kepada Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran melalaui PPK-SKPD. SPP-TU diajukan untuk menambah uang persediaan yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak. SPP-TU memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Digunakan untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat mendesak; (2) Besaran nilai rupiah Tambahan Uang berdasarkan persetujuan Bagian Keuangan;

13

(3) Tambahan

Uang

harus

habis

digunakan

dan

dipertanggungjawabkan pada periode yang sama dengan permintaan tambahan uang; (4) Jika tambahan uang persediaan tidak habis digunakan dalam 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya SP2D, maka sisa uang harus disetor kembali pada akhir periode permintaan uang persediaan; (5) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf d tidak ditaati oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran, maka SKPD tidak dapat diberikan TU sepanjang tahun anggaran berkenaan. Selain itu diperlukan kelengkapan dokumen dalm pengajuan SPPTU yaitu surat pengantar SPP-TU, ringkasan SPP-TU, rincian SPPTU, salinan SPD, surat pengesahan SPJ yang sudah

direkomendasikan oleh DPKD, draf surat pernyataan Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan selain tambahan uang persediaan, surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian tambahan uang persediaan dan lampiran SPP-TU. SPP-TU dibuat rangkap 4 (empat) yang selanjutnya Bendahara pengeluaran mencatat SPP-TU yang diajukan kedalam register SPP-UP/ SPP-GU/ SPP-TU. (d) Pengajuan SPP-LS SPP-LS terdiri atas dua jenis yaitu: (1) SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP-LS Pemabayaran Gaji dan Tunjangan kepada PPK-SKPD dengan dilengkapi dokumen surat pengantar SPP-LS, ringkasan SPP-LS, rincian SPP-LS, lampiran SPP-LS yang mencakup: Pembayaran gaji induk; Gaji Susulan; Kekurangan gaji;

14

Gaji terusan; Uang duka wafat/ tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji induk/ gaji susulan/ kekurangan gaji/ uang duka wafat;

SK CPNS SK PNS; SK Kenaikan pangkat; Sk Jabatan; Kenaikan Gaji Berkala; Surat pernyataan pelantikan; Surat pernyataan masih menduduki jabatan; Surat pernyataan melaksanakan tugas; Daftar Keluarga (KP 4); Fotocopy nikah; Fotocopy Akta Kelahiran; Surat Keterangan Pemberhentian Pembayaran (SKPP); Daftar potongan sewa rumah dinas; Surat Keterangan masih sekolah/ kuliah; Surat Pindah; Surat Kematian; SSP PPh Pasal 21, dan Kelengkapan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan

(2) SPP-LS Pengadaan Barang/ Jasa. Berdasarkan SPD atau yang dipersamakan dengan SPD, Bendahara pengeluaran dengan persetujuan PPK-SKPD mengajukan SPP-LS Pengadaan Barang/ Jasa kepada

Pengguna Anggaran/ Kuasa Penggunaan Anggaran melalui PPK-SKPD. Kelengkapan dokumen SPP-LS untuk

Pengadaan Barang/ Jasa mencakup surat pengantar SPP-LS, ringkasan SPP-LS, rincian SPP-LS dan lampiran SPP-LS Pengadaan Barang dan Jasa ( dulu dikenal dengan istilah Beban Tetap atau BT) mencakup:

15

Salinan SPD; Salinan surat rekomendasi dari SKPD terkait; SSP disertai faktur pajak (PPN atau PPh) yang telah ditandatangani wajib pajak;

Surat Pernyataan pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran mengenai penetapan rekanan;

Surat perjanjian kerjasama/kontrak anatar pihak ketiga dengan pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran yang mencatumkan nomor rekening pihak ketiga;

Surat pernyataan dari PPTK bahwa pekerjaan telah dilaksanakan, khusus untuk kegiatan studi banding, kunjungan kerja, pelatihan dan sejenisnya;

Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; Berita Acara Serah Terima Barang dan Jasa; Berita Acara Pembayaran yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran dengan Penyedia Barang/ Jasa;

Kwitansi bermeterai, nota faktur yang ditandatangani penyedia barang/ jasa dan PPTK serta disetujui oleh pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran;

Surat Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh Bank atau Lembaga keuangan non bank yang mempunyai surety bond;

Dokumen lain yang dipersyaratkan dalam kontrakkontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya

bersumber dari penerusan pinjaman/ hibah luar negeri; Berita Acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga/ rekanan serta untusr penitia pemeriksaan berikut lampiran daftar barang yang diperiksa atau surat pernyataan pemeriksaan pekerjaan dari Pejabat Pembuat Komitmen; Surat angkutan atau Konsemen apabila pengadaan barang dilaksanakan diluar wilayah kerja;

16

Surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila pekerjaan mengalami keterlambatan;

Foto/ buku/ dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian pekerjaan;

Potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang berlaku/ surat pemberitahuan jamsostek);

Khusus

untuk

pekerjaan

konsultan

yang

perhitunganharganya menggunakan perhitungan biaya personil (billing rate), berita acara prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/pembelian alat penunjang serta bukti

pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam surat penawaran; Kelengkapan tersebuut sesuai dengan peruntukkannya.

SPP-LS yang diajukan dibuat dalam rangkap 4 (empat) yang kemudian bendahara pengeluaran mencatat SPP-GU yang diajukan ke dalam Register SPP-LS.

2) Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) Berdasarkan dokumen SPP yang dinyatakan lengkap dan sah, kemudian pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran menerbitkan SPM. Penerbitan SPM dapat dirinci sebagai berikut: (a) Penerbitan SPM-UP/ SPM-GU/ SPM-TU Prosedur penerbitan SPM-UP/ SPM-GU/ SPM-TU sebagai berikut: PPK-SKPD mewakili Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran menerima SPP-UP/ SPP-GU/ SPP-TU yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran; PPK-SKPD atas nama Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP/ SPP-GU/ SPP-TU;

17

PPK-SKPD mencatat dokumen SPP-UP/ SPP-GU/ SPP-TU yang diterima ke dalam register SPP-UP/ SPP-GU/ SPP-TU;

Jika

kelengkapan

dokumen

SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU

dinyatakan tidak lengkap dan sah, PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU dan selanjutnya mengembalikan SPP-UP/ SPP-GU/ SPP-TU keapada

bendahara pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki; Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran menerbitkan SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU paling lambat 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-UP/SPP-GU/SPPTU yang dinyatakan lengkap dan sah; Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD mengembalikan SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU yang bersangkutan; PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU yang diterima kedalam Register Penerbitan SPM; Penerbitan SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU terdiri atas 4 lembar yang terdiri atas lembar 1,2,3 dikirim ke Kuasa BUD (lembar 1 untuk Bidang Perbendaharaan, lembar 3 untuk Seksi Verifikasi), lembar 2 akan kembali ke PPK-SKPD setelah dibubuhi cap telah terima oleh Kuasa BUD dengan tertera tanggal dan Nomor, lembar 4 sebagai arsip PPK-SKPD.

(b) Penerbitan SPM-LS Prosedur penerbitan SPM-LS sebagai berikut: PPK-SKPD atas nama Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran menerima SPP-LS baik SPP-LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan dan SPP-LS Pengadaan Barang/ Jasa yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran; PPK-SKPD mencatat SPP-LS yang diterima ke dalam Register SPP-LS;

18

PPK-SKPD atas nama Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran meneliti kelengkapan dokumen SPP-LS;

Jika kelengkapan dokumen LS dinyatakan lengkap dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-LS untuk ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran;

Jika kelengkapan dokumen LS dinyatakan tidak lengkap dan sah PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-LS dan selanjutnya mengembalikan SPP-LS kepada bendahara

pengeluaran untuk dilengkapi dan diperbaiki; Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran menerbitkan SPM-LS paling lambat 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-LS yang dinyatakan lengkap dan sah; Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran melalui PPK-SKPD mengembalikan SPP-LS paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP-LS yang bersangkutan; PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-LS yang diterima kedalam Register Penerbitan SPM; PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-Up/SPMGU/SPM-TU yang diterima kedalam Register Penolakan SPP; Penerbitan SPM-LS terdiri atas 4 (empat) lembar yang terdiri atas lembar 1, 2 dan 3 dikirim ke Kuasa BUD, Lembar 2 akan kembali ke PPK-SKPD setelah dibubuhi cap telah terima oleh Kuasa BUD yang tertera tanggal dan Nomor, lembar 4 sebagai arsip PPK-SKPD.

3)

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Dalam hal dokumen SPM dinyatakan lengkap, kuasa BUD menerbitkan SP2D dengan tahapan sebagai berikut:

19

a) Kuasa BUD setelah menerima SPM-UP/ SPM-GU/ SPM-TU/ SPM-LS dari PA/ KPA akan mencatatnya terlebih dahulu kedalam Register SPM-UP/ SPM-GU/ SPM-TU/ SPM-LS; b) Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP/ SPM-GU/ SPM-TU/ SPM-LS. c) Setelah dokumen SPM-UP/ SPM-GU/ SPM-TU/ SPM-LS dinyatakan lengkap dan sah, Kuasa BUD menyiapkan SP2D untuk diterbitkan SP2D; d) Jika kelengkapan dokumen SPM-UP/ SPM-GU/ SPM-TU/ SPMLS dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka Kuasa BUD menolak untuk menerbitkan SP2D dan selanjutnya mengembalikan SPMUP/ SPM-GU/ SPM-TU/ SPM-LS kepada Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran untuk dilengkapi dan diperbaiki; e) Kuasa BUD menerbitkan SP2D paling lambat 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-UP/ SPM-GU/ SPMTU/ SPM-LS yang dinyatakan lengkap dan sah; f) Kuasa BUD mengembalikan SPP-SPM-UP/ SPM-GU/ SPM-TU/ SPM- LS paling lambat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM-UP/ SPM-GU/ SPM-TU/ SPM-LS yang bersangkutan; g) Kuasa BUD mencatat penerbitan SP2D ke dalam Register Penerbitan SP2D; h) Kuasa BUD mencatat penolakan penerbitan SP2D kedalam Register Penolakan SP2D; i) Penerbitan SP2D terdiri atas 4 (empat) lembar yaitu lembar 1 diterima/ dikirim ke Bank, lembar 2 diterima/ dikirim ke SKPD setelah dibubuhi cap telah diterbitkan SP2D yang tertera tanggal dan Nomor, lembar 3 dan 4 sebagai arsip BUD/ Kuasa BUD dilengkapi lembaran ke 1 SPM dan bukti pengeluaran asli; j) BUD menerbitkan cek untuk dikirim ke Bank.

20

Adapun batas waktu penyampaian SPM dari SKPD untuk penerbitan SP2D adalah: a. Penyampaian SPM untuk penerbitan SP2D Gaji paling lambat tanggal 10 sebelum bulan berkenaan; b. Pada akhir tahun anggaran, penyampaian SPM-GU/ TU untuk penerbitan SP2D paling lambat tanggal 10 Desember dan SPMLS paling lambat tanggal 20 Desember tahun anggaran berkenaan.

c.

Sistem Pengelolaan Kas 1) Sistem Pengurusan Kas Sistem pengurusan kas Pemerintah Daerah diatur dalam ketentuan Pasal 10 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Pasal 9 serta Pasal 10 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Ketentuan tersebut telah menegaskan bahwa Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah antara lain melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD) yaitu menyiapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD, mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran, pengendalian pelaksanaan APBD, pemungutan pajak daerah, menyimpan uang daerah, melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban Rekening Kas Umum Daerah, melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah dan melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah. Dalam rangka pelaksanaan tugas kebendaharaan pada SKPD, telah diatur bahwa Bupati mengangkat Bendahara Penerimaan/Pengeluaran bertanggungjawab atas sebagai pejabat uang fungsional yang yang menjadi

pengelolaan

tanggungjawabnya kepada BUD. Kepala Bagian Keuangan yang berfungsi sebagai BUD, dalam pelaksanaan tugasnya membawahi satu bagian tata usaha, empat bidang, lima UPTD dan kelompok jabatan fungsional. Empat bidang tersebut yaitu Bidang Anggaran, Bidang Pendapatan, Bidang

21

Perbendaharaan, dan Bidang Pengendalian. Selanjutnya masing-masing bidang tersebut membawahi dua Seksi, dengan jumlah Seksi secara keseluruhan sebanyak delapan seksi, diantaranya adalah Seksi

Pembayaran pada Bidang Perbendaharaan yang bertugas mengendalikan, menyimpan, mengeluarkan uang atau surat berharga milik Daerah serta melaksanakan pembayaran dan atau penolakan pengeluaran keuangan daerah. 2) Sistem Pembukuan Kas Sistem Pembukuan Kas yang diselenggarakan mempedomani Manual Administrasi Keuangan Daerah dengan Buku Kas Umum yang diselenggarakan oleh Seksi Pembayaran pada Bidang

Perbendaharaan adalah Buku Kas Umum model BIX dan Buku Kas Umum yang diselenggarakan oleh Pemegang Kas pada Satuan

Kerja Perangkat Daerah adalah Buku Kas Umum model Bend 10. Adapun pencatatan dalam Buku Jurnal Penerimaan Kas dan

Pengeluaran Kas dilakukan dengan berpedoman pada Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002. 3) Penyimpanan Kas Sistem Penyimpanan Kas diatur dalam ketentuan Pasal 27, Pasal 30 dan Pasal 32 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, yang antara lain menetapkan bahwa Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, membuka Rekening Kas Umum Daerah pada bank yang ditentukan oleh Bupati. Selain itu, untuk mendekatkan pelayanan pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran kas kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau masyarakat, BUD dapat membuka rekening penerimaan dan rekening pengeluaran dilakukan pada bank yang ditetapkan Bupati. Pengisian rekening pengeluaran dilakukan dari dana yang ada pada Rekening Kas Umum Daerah dengan menggunakan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan oleh Kuasa BUD, berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM), dan cek yang ditandatangani oleh BUD dan Kuasa BUD. Sedangkan kas yang diterima Bendahara Penerimaan langsung

22

disetor ke Rekening Kas Umum Daerah setiap hari. d. Sistem Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa Prosedur pengadaan barang dan jasa pada Pemerintah Kabupaten Jepara mengacu pada Perda Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Barang Milik Daerah. Perda tersebut disusun berdasar Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah beserta perubahan-perubahannya. Hasil pengujian terhadap pelaksanaan sistem dan posedur pelaksanaan kegiatan pengadaan barang dan jasa masih mengandung kelemahan yaitu: a). Pengelolaan Aset Kabupaten Jepara belum optimal, karena : (1) Daftar aset dan mutasi aset belum dibuat; (2) Pengelolaan barang milik daerah yang tidak sesuai ketentuan yang ditunjukkan dengan adanya aset Pemda yang digunakan oleh organisasi di luar Pemda; b). Pekerjaan pengadaan buku pada Dinas Pendidikan tidak sesuai ketentuan yang ditunjukkan dari pengadministrasian proyek yang belum tertib dan data yang ada di Dinas Pendidikan, Kantor Cabang Dinas serta sekolah berbeda; c). Pekerjaan pengembangan jaringan LAN dan peralatan komputer Kabupaten Jepara diserahkan terlambat dan belum dikenakan denda masing-masing sebesar Rp13.090.000,00 dan Rp43.741.500,00.

6. Pembukuan dan Pencatatan a. Dasar Pencatatan Pencatatan transaksi APBD diselenggarakan dengan Basis Kas, sedangkan untuk transaksi Neraca didasarkan pada basis Akrual dengan konsep nilai historis (historical cost). Laporan Arus Kas disusun berdasarkan metode langsung (direct method), yang menyajikan perubahan kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan aktivitas nonanggaran. Deposito berjangka yang jatuh tempo kurang dari tiga bulan dilaporkan sebagai setara kas, sedangkan

23

deposito berjangka yang lebih dari satu tahun, disajikan tersendiri dalam kelompok aset lainnya. b. Sistem Pencatatan dan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Jepara menerapkan sistem pencatatan dan pelaporan keuangan dengan memakai perangkat komputer, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras, masih dalam batas sebagai alat bantu pemrosesan data dan pelaporan keuangan, dan belum menerapkan information technology (IT) yang terintegrasi. Pemerintah Kabupaten Jepara menerapkan aplikasi komputer. Aplikasi sistem masih berupa penerapan perangkat lunak dalam penyusunan penatausahaan keuangan (pengajuan SPP, SPM dan SP2D beserta register-registernya) dan pembuatan laporan keuangan SKPD, belum menerapkan jaringan online SKPD dengan BUD. Sehingga dalam membuat Laporan Keuangan Konsolidasi, SKPD-SKPD mengirimkan file (softcopy) ke BUD sebagai kompilator laporan keuangan daerah.

7.

Pelaporan Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran

pendapatan dan belanja SKPD sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan tersebut disertai dengan prognosis untuk enam bulan berikutnya dan disampaikan kepada Kepala BPKD sebagai dasar penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD paling lama lima hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir. Setelah tahun anggaran berakhir, Kepala SKPD menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD kepada Bupati melalui Kepala BPKD. Kemudian BPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dengan cara menggabungkan laporan-laporan keuangan SKPD disampaikan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Catatan atas Laporan Keuangan, Laporan Arus Kas dan Neraca Daerah. Laporan pertanggungjawaban keuangan daerah mengungkapkan: secara wajar dan menyeluruh dari kegiatan pemerintah daerah, pencapaian kinerja keuangan daerah dan pemanfaatan sumber daya ekonomis serta ketaatan terhadap

24

peraturan perundang-undangan; perbandingan antara realisasi dan anggaran serta penyebab terjadinya selisih antara realisasi dan anggarannya; konsistensi penyusunan laporan keuangan antara satu periode akuntansi dengan periode akuntansi sebelumnya; perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan; transaksi dan kejadian penting yang terjadi setelah tanggal tutup buku yang mempengaruhi kondisi keuangan dan catatan-catatan terhadap isi laporan keuangan dan informasi lainnya yang diperlukan, yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaporan keuangan. Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kabupaten Jepara Tahun

Anggaran 2007 berupa Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 terdiri dari: a. Neraca per 31 Desember 2007 b. Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2007 c. Laporan Arus Kas Tahun Anggaran 2007 d. Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2007

8.

Pengawasan Pengawasan terhadap pelaksanaan APBD Kabupaten Jepara dilakukan oleh

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yang dalam hal ini adalah Badan Pengawasan Daerah dan Badan Pengawasaan Daerah Provinsi (Bawasprov). Pelaksanaan pengawasan oleh Bawaskab Jepara dibiayai dengan dana APBD Kabupaten Jepara, berdasarkan Program Kegiatan Pemeriksaan Tahunan (PKPT) yang disetujui dan disahkan oleh Kepala Daerah. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Bawaskab Jepara sebagai pertanggung-jawaban pelaksanaan PKPT, berikut rekomendasi atas permasalahan yang diungkapkan, disampaikan kepada Kepala Daerah dan ditembuskan kepada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), yang dalam hal ini adalah Perwakilan BPK RI di Yogyakarta.

9.

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan atas Pemantauan tindak lanjut diketahui masih terdapat

beberapa rekomendasi yang belum seluruhnya selesai ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Jepara. Adapun catatan pemeriksaan yang belum seluruhnya

25

selesai ditindaklanjuti sesuai rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut : No
1.

Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan atas LKD Tahun Anggaran 2004 Pemeriksaan atas Belanja Tahun Anggaran 2005 dan 2006 Pemeriksaan atas LKD Tahun Anggaran 2005 Pemeriksaan atas LKPD Tahun Anggaran 2006

Tindak Lanjut Terdapat 1 catatan ditindaklanjuti Terdapat 1 catatan ditindaklanjuti Terdapat 1 catatan ditindaklanjuti Terdapat 3 catatan ditindaklanjuti belum belum belum belum selesai selesai selesai selesai

2.

3.

4.

26

HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

1. Pengelolaan Rekening Bendahara Pengeluaran SKPD Tidak Sesuai Ketentuan

Pada Tahun Anggaran 2007, bendahara pengeluaran SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara telah memiliki rekening di Bank Jateng. Pembukaan rekening bendahara pengeluaran SKPD bertujuan untuk menyimpan uang dari SP2D gaji dan pengisian kas. Rekening bendahara pengeluaran SKPD sudah berdasarkan SK Penetapan Rekening yaitu Keputusan Bupati Jepara Nomor 174 Tahun 2007 tentang Perubahan kedua atas Keputusan Bupati Jepara Nomor 309 Tahun 2006 mengenai penunjukan bendahara pengeluaran dan bendahara pengeluaran pembantu pada satuan kerja perangkat daerah Kabupaten Jepara Tahun Anggaran 2007 dan sudah dilengkapi dengan Surat Perjanjian Kerja Sama dengan bank yang ditunjuk Pemeriksaan atas pengelolaan rekening di bank menunjukkan bahwa pada mutasi debet dan kredit terdapat transaksi biaya yang langsung dipungut oleh bank yaitu biaya administrasi, padahal biaya tersebut selama ini belum dianggarkan pada APBD. Biaya administrasi tersebut dipotong langsung dari penerimaan jasa giro yang diperoleh sehingga penerimaan jasa giro dicatat secara netto, dan konfirmasi dengan Bagian Keuangan, diperoleh informasi bahwa jasa giro yang tercatat pada Laporan Realisasi Anggaran hanya jasa giro dari rekening Kas Daerah setelah dikurangi dengan biaya administrasi Berdasarkan bank statement, jasa giro rekening seluruh SKPD sebesar Rp43.858.614,00 dan biaya administrasinya sejumlah Rp10.748.950,00. Sehingga penerimaan jasa giro netto-nya sebesar Rp33.109.664,00.

Kondisi tersebut tidak sesuai : a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada pasal 25 : 1) Ayat 1 : Bunga dan/atau jasa giro yang diperoleh pemerintah merupakan pendapatan negara/daerah. 2) Ayat 2 : biaya sehubungan dengan pelayanan yang diberikan oleh bank umum dibebankan pada belanja negara/daerah.

27

b. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Pernyataan Nomor 02 paragraf 25 yang menyatakan akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasi dengan pengeluaran)

Pengelolaan mengakibatkan :

rekening

bank

yang

tidak

sesuai

ketentuan

tersebut

a. Lemahnya pengendalian intern terhadap rekening-rekening yang dikelola oleh bendahara SKPD; b. Penerimaan jasa giro dalam Laporan Realisasi Anggaran dicatat lebih rendah sebesar Rp10.748.950,00 karena sudah dicatat secara netto; c. Belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran dicatat lebih rendah sebesar Rp10.748.950,00.

Permasalahan tersebut disebabkan: a. Bendahara SKPD belum memahami pelaksanaan pengelolaan rekening bank sesuai peraturan perundangan yang berlaku; b. APBD Belem mempersiapkan beban anggaran untuk biaya pengelolaan rekening.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jepara menyatakan bahwa Tahun 2009 akan menganggarkan pos Belanja Jasa Transaksi Keuangan pada setiap SKPD untuk mewadahi pengeluaran daerah berupa biaya administrasi bank, serta akan melakukan pembinaan kepada seluruh Bendahara Pengeluaran SKPD untuk menyetorkan jasa giro rekening secara bruto ke Kas Daerah.

Rekomendasi BPK-RI : Bupati Jepara agar: a. Menegur Bendahara SKPD dalam pengelolaan rekening untuk mematuhi peraturan perundangan yang berlaku; b. SKPD mempersiapkan beban anggaran untuk biaya pengelolaan rekening milik pemerintah daerah.

28

2. Realisasi

Bantuan

Olah

Raga

Sebesar

Rp1.600.000.000,00

Mendahului

Penetapan APBD

Pemerintah Kabupaten Jepara mempunyai anggaran untuk bantuan yang digunakan untuk membantu masyarakat Kabupaten Jepara diluar anggaran yang ada. Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Jepara menganggarkan Bantuan untuk Pembinaan Olah Raga sebesar Rp11.750.000.000,00 menjadi Rp15.750.000.000,00 atau naik menjadi 34.04%. Dari anggaran tersebut telah direalisasikan sebesar

Rp15.399.612.632,00 atau 97,77%. Hasil Pemeriksaan Surat Pertanggungjawaban diketahui sebesar

Rp13.225.000.000,00 digunakan untuk membiayai kegiatan Persatuan Sepak Bola Jepara (Persijap) yang telah melakukan kegiatan sejak bulan September 2006 dalam rangka persiapan mengikuti turnamen. Kegiatan tersebut antara lain perekrutan pemain sampai dengan operasional organisasi. Dari pemeriksaan lebih lanjut pada dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), Surat Perintah Membayar (SPM) dan Peraturan Bupati Jepara tentang APBD Jepara Tahun 2007 diketahui, terdapat pencairan dana untuk kegiatan Persijap sebesar Rp1.600.000.000,00 dicairkan melalui SP2D tanggal 15 Pebruari 2007 dengan nomor SP2D 00561/LS. Sedangkan APBD Kabupaten Jepara ditetapkan pada tanggal 25 Pebruari 2007. Sehingga Belanja Bantuan Pembinaan Olah Raga untuk kegiatan Persijab mendahului penetapan anggaran Pemerintah Kabupaten Jepara. Sesuai dengan kriteria pengeluaran kas sebelum penetapan hanya diperbolehkan untuk belanja yang bersifat wajib dan mengikat.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan; a. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Bagian Keempat tentang Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah Pasal 61, 1) Ayat (2) Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan ditempatkan dalam lembaran daerah; 2) Ayat (3) Pengeluaran kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak termasuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib;

29

b. Peraturan Bupati Jepara Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Penyediaan Dana Untuk Membiayai Belanja Yang Bersifat Mengikat dan belanja Yang Bersifat Wajib Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun Anggaran 2007 Pasal 1; 1) Ayat (1) yang menyatakan bahwa Belanja yang bersifat mengikat adalah Belanja yang dibutuhkan secara terus menerus yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk membiayai keperluan setiap bulan dalam tahun anggaran yang bersangkutan seperti : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa 2) Ayat (2) yang menyatakan bahwa Belanja yang bersifat Wajib adalah Belanja untuk terjaminnya kelangsungan Pemerintahan Pelayanan Dasar Masyarakat seperti pendidikan, Kesehatan atau melaksanakan kewajiban kepada pihak ke tiga.

Permasalahan

tersebut

mengakibatkan

pengeluaran

sebesar

Rp1.600.000.000,00 tidak sesuai ketentuan yang berlaku.

Hal tersebut disebabkan kebijakan Bupati yang tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam mencairkan anggaran.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jepara menyatakan pencairan dana bantuan olah raga untuk kegiatan Persijab mendahului penetapan, didasarkan pada Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2006 tentang penyediaan dana untuk membiayai Belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib bagi SKPD Tahun Anggaran 2007. Kedepannya kami akan melaksanakan penatausahaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rekomendasi BPK-RI : Bupati Jepara agar mematuhi ketentuan yang berlaku dalam mencairkan anggaran.

30

3. Pemberian Bantuan Pada Dinas Pendidikan sebesar Rp2.072.088.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan

Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Jepara menganggarkan Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan sebesar Rp69.010.347.000,00 dan telah

direalisasikan sebesar Rp57.698.465.718,00 atau 83,6% dari anggaran. Pos Bantuan digunakan untuk membiayai bantuan kepada masyarakat di luar instansi Pemerintah Kabupaten Jepara. Hasil Pemeriksaan dokumen diketahui Bantuan tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan Dinas Pendidikan Kabupaten Jepara senilai Rp2.072.088.000,00 dengan rincian : No 1. 2. Uraian Penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah SD/MI Operasional dan Pemeliharaan Sekolah Jumlah Anggaran (Rp) 1.218.000.000,00 1.482.000.000,00 2.700.000.000,00 Realisasi (Rp) 1.172.006.000,00 1.479.075.000,00 2.651.081.000,00

Pemberian bantuan penyelenggaraan ujian sekolah dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Nomor 421.5/00067 tentang Penetapan Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah Negeri/Swasta dan cabang Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kecamatan (Rayon) Penerima Bantuan Penyelenggaraan Ujian Sekolah Tahun Pelajaran 2006/2007 yang menetapkan Sekolah penerima bantuan adalah SD/MI Negeri maupun swasta. Bantuan operasional dan pemeliharaan untuk SD/MI baik negeri maupun swasta dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara Nomor 421/00076 Tahun 2007 tentang Penetapan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Penerima Bantuan Dana Operasional dan Pemeliharaan Tahun 2007 Kabupaten Jepara. Rincian jumlah bantuan adalah sebagai berikut: Uraian Bantuan Penyelenggaraan Ujian Bantuan Operasional & Pemeliharaan Sekolah Negeri
917.688.000,00 1.154.400.000,00 2.072.088.000,00

Dalam Rupiah Sekolah Swasta Total


254.318.000,00 324.675.000,00 578.993.000,00 1.172.006.000,00 1.479.075.000,00 2.651.081.000,00

31

Dari tabel diatas, diketahui bantuan sebesar Rp2.072.088.000,00 adalah bantuan untuk sekolah negeri dan Rp578.993.000,00 merupakan bantuan untuk sekolah swasta.

Kondisi ini tidak sesuai dengan : a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 Lampiran II tentang Prinsip Dan Kebijakan Penyusunan APBD Dan Perubahan APBD Pasal 14 huruf a yang menyatakan bahwa Bantuan sosial untuk organisasi kemasyarakatan harus selektif dan memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya. Pemberian bantuan tidak secara terus menerus/tidak berulang setiap tahun anggaran pada organisasi kemasyarakatan yang sama; b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Pasal 45 menyatakan Belanja Bantuan Sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada kelompok/anggota masyarakat, dan partai politik.

Permasalahan tersebut mengakibatkan bantuan sebesar Rp2.072.088.000,00 (Rp917.688.000,00 + Rp1.154.400.000,00) tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Hal tersebut disebabkan Bagian Anggaran yang dalam menganggarkan Dana Bantuan bagi unit kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jepara menyatakan bantuan penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah dimaksudkan untuk para siswa di SD/I baik negeri maupun swasta, sehingga perencanaannya dianggarkan pada pos Bantuan Sosial Kemasyarakatan. Kedepannya akan menganggarkan bantuan untuk SD/MI Negeri pada pos program/kegiatan Dinas P & K, sedang bantuan SD/MI Swasta pada pos Bantuan Sosial Kemasayarakan pada SKPKD.

Rekomendasi BPK-RI : Bupati Jepara agar menegur Bagian Anggaran untuk menganggarkan Dana Bantuan sesuai ketentuan yang berlaku.

32

4. Sistem Pengendalian Intern Pekerjaan Pengadaan Buku Pada Dinas Pendidikan Tidak Sesuai Ketentuan

Dalam rangka meningkatkan giat belajar, pada Tahun 2007 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menganggarkan Belanja Modal buku SD/MI, SMP, MTs dan SMA/SMK Negeri/Swasta sebesar Rp7.600.000.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp7.469.138.000,00 atau 98%. Pengadaan buku tersebut dilaksanakan melalui proses lelang yang

dimenangkan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Jepara dan dituangkan dalam Kontrak Perjanjian Pemborongan Nomor 050/01/KONTRAK/BK/2007 tanggal 11 Juli 2007 senilai Rp7.469.138.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dalam waktu 60 (enam puluh) hari kalender sejak tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yaitu mulai tanggal 12 Juli sampai dengan 9 September 2007. Pengepakaan dan pengiriman buku dilakukan oleh pemborong melalui Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan se-Kabupaten Jepara. Faktur penerimaan buku dibuat per sekolah masing-masing dan faktur rekapitulasi Kecamatan. Rincian buku adalah sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jenis Buku Bahasa Jawa Klas I s.d VI PKn Pendidikan Kewarganegaraan Agama Islam Klas I s.d VI IPA Terpadu Klas VII s.d IX Bahasa Jawa Klas VIII s.d. IX Agama Islam Klas VII s.d IX Matematika Klas X Total Jumlah Buku 139.405 135.405 106.000 45.000 60.000 35.000 5.644 526.454 Jumlah (Rp) 1.791.617.500,00 1.647.700.500,00 1.352.000.000,00 1.170.000.000,00 780.000.000,00 581.000.000,00 146.820.000,00 7.469.138.000,00

Hasil pemeriksaan atas kontrak pengadaan buku dan hasil wawancara dengan Panitia Pengadaan Barang tidak diperoleh Harga Perkiraan Sendiri (HPS). Harga buku hanya berdasar pada pagu DPA Dinas P & K Kabupaten Jepara. Hasil pemeriksaan lebih lanjut, menunjukkan adanya perbedaan data antara Kantor Dinas Pdan K, Kantor Cabang Dinas P dan K, serta Penyedia Barang. Faktur penerimaan barang dari masing-masing sekolah berbeda dengan faktur Penerimaan

33

Kantor Cabang Dinas P dan K. Perbedaan tersebut disebabkan kurangnya koordinasi antar bagian tersebut.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 13 ayat (1) menyatakan Pengguna barang/jasa wajib memiliki harga perkiraan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan; ayat (2) HPS disusun oleh/pejabat pengadaan dan ditetapkan oleh pengguna barang/jasa.

Kondisi tersebut mengakibatkan harga penawaran tidak dapat dinilai kewajarannya.

Hal ini disebabkan Panitia pengadaan barang tidak membuat HPS. Rekomendasi BPK-RI : Bupati Jepara agar : a. Menegur Panitia Pengadaan Barang agar membuat HPS dalam setiap proyek pengadaan barang; b. Memerintahkan Bawasda untuk melakukan pengecekan atas proses pengadaan buku dan penerimaan buku.

34

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA TAHUN ANGGARAN 2007

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

Nomor Tanggal

: :

42C/LHP/XVIII.YOG/06/2008 25 Juni 2008

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ........................... RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN .............................................. 1. Realisasi Belanja Tak Terduga sebesar Rp159.600.000,00 tidak sesuai ketentuan .......................................................................................................... Pekerjaan Pengembangan Jaringan LAN dan Peralatan Jaringan Komputer Kabupaten Jepara diserahkan terlambat dan belum dikenakan denda............. Pengelolaan Aset Kabupaten Jepara belum optimal ........................................

1 3

2.

7 11

3.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RESUME HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Jepara per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas kepatuhan Pemerintah Kabupaten Jepara terhadap peraturan perundang-undangan. Kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Jepara, namun tujuan pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu. Pokok-pokok temuan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam pelaporan keuangan yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut: 1. 2. Realisasi Belanja Tak Terduga sebesar Rp159.600.000,00 tidak sesuai ketentuan; Pekerjaan Pengembangan Jaringan LAN dan Peralatan Jaringan Komputer

Kabupaten Jepara diserahkan terlambat dan belum dikenakan denda; 3. Pengelolaan aset Kabupaten Jepara belum optimal.

Berdasarkan temuan tersebut, BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Jepara agar :

1.

a. Memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam mencairkan Belanja Tak Terduga; b. Menegur Kepala Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan untuk menganggarkan kegiatan penanggulangan penyakit demam berdarah dengan

mempertimbangkan kejadian tahun sebelumnya. 2. a. Menegur Panitia Pengadaan Barang untuk mematuhi ketentuan yang berlaku; b. Menarik denda keterlambatan sebesar Rp13.090.000,00 dan menyetorkan ke Kas Daerah; c. Menarik denda keterlambatan sebesar Rp43.741.500,00 dan menyetorkan ke Kas Daerah. 3. a. Menegur Kepala SKPD untuk mengirimkan Laporan Pengadaan setiap enam bulan sekali; b. Menegur Kepala Bagian Pengelola Aset Daerah untuk lebih optimal dalam pencatatan aset tanah secara tertib; c. Menegur Kepala Bagian Pemerintahan untuk lebih optimal dalam mengurus sertifikasi tanah; d. Menegur Bendahara Barang SKPD untuk lebih cermat dalam

menginventarisasi aset tanah; e. Memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam pengelolaan barang daerah.

Secara lebih rinci dijelaskan pada bagian Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan.

Yogyakarta, Juni 2008 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Perwakilan BPK RI di Yogyakarta Penanggung Jawab Pemeriksaan,

Bernadetta Arum Dati. SE. MM. Ak Akuntan, Register Negara No. D-13.197

HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN


1. Realisasi Belanja Tak Terduga Sebesar Rp159.600.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan

Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Jepara menganggarkan Belanja Bantuan Tak Terduga sebesar Rp2.000.000.000,00 dengan realisasi sebesar Rp2.263.981.000,00 atau 113,19% dari anggaran. Hasil pemeriksaan Surat Pertanggungjawaban diketahui Belanja tersebut digunakan untuk membiayai tujuh kegiatan, seperti tersebut dalam tabel: No.
1

No. SP2D
SP2D 00560/LS

Tanggal
14 -02-2007

Uraian
Bantuan beras bagi nelayan miskin di musim paceklik Tahun 2007

Jumlah (Rp)
167.000.000,00

SP2D 00572/LS

21-02-2007

Bantuan

kebakaran

Pasar

Jepara

700.000.000,00

(Pembangunan kios darurat) 3 SP2D 01130/LS 26-03-2007 Bantuan biaya pembangunan Talut 17.500.000,00

Penahan Bangunan RSPD Kartini 4 SP2D 01879/LS 19-04-2007 Bantuan bencana alam (Pembangunan Irigasi daerah banjir) 5 SP2D 0689/LS 01-09-2007 Pemugaran rumah di Karimunjawa dan pelaksanaan Kejar Paket B dan C 6 SP2D 09310/LS 01-11-2007 Bantuan sosial untuk warga Jepara di Bengkulu 7 SP2D 10974/LS 06-12-2007 Penanggulangan DBD Tahun 2007 59.600.000,00 2.263.981.000,00 100.000.000,00 530.000.000,00 689.881.000,00

Dari realisasi tersebut sebesar Rp1.238.593.000,00 dikembalikan ke Kas Daerah, yaitu: a. Bantuan Kebakaran Pasar Jepara sebesar Rp700.000.000,00 dikembalikan ke Kas Daerah dengan bukti STS Nomor 5105 tanggal 30 April 2007; b. Bantuan Bencana Alam sebesar Rp8.593.000,00 dikembalikan ke Kas Daerah dengan bukti STS tanggal 10 Oktober 2007; c. Bantuan Pemugaran Rumah di Karimunjawa sebesar Rp500.000.000,00 dikembalikan ke Kas Daerah dengan bukti STS Nomor 257 tanggal 27 Desember 2007;

d.

Bantuan pelaksanaan ujian Kejar Paket B dan C sebesar Rp30.000.000,00 dikembalikan ke Kas Daerah dengan bukti STS Nomor 483 tanggal 31 Desember 2007.

Sehingga realisasi Belanja Tak Terduga menjadi sebesar Rp1.025.000.000,00 (Rp2.263.981.000,00 Rp1.238.593.000,00). Dari sisa kegiatan yang dilaksanakan, diketahui dua kegiatan dengan dana sebesar Rp159.600.000,00 tidak sesuai ketentuan, yaitu : a. Bantuan sosial untuk warga Jepara di Bengkulu sebesar Rp100.000.000,00. Bantuan tersebut diberikan kepada warga Jepara yang menjadi korban gempa Bengkulu. Bantuan tersebut telah diberitahukan oleh Bupati kepada DPRD dengan Suratnya pada bulan Oktober 2007 dan disetujui DPRD dengan surat Nomor 466.1/1536 tanggal 9 Nopember 2007. Bantuan tersebut dikeluarkan dari Pos Bantuan Tak Terduga karena Pemerintah Kabupaten Jepara tidak mempunyai anggaran untuk Bantuan Sosial warga Jepara di Bengkulu. Sesuai dengan peraturan perundangan, bantuan bencana alam untuk daerah lain seharusnya dianggarkan dan direalisasikan dari Pos Bantuan, bukan pada Pos Belanja Tak Terduga. b. Penanggulangan DBD Tahun 2007 sebesar Rp59.600.000,00. Selain pengeluaran Bantuan tersebut, Belanja Tak Terduga juga digunakan untuk membiayai penanggulangan Demam Berdarah Tahun 2007 sebesar

Rp59.600.000,00. Hasil pemeriksaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) diketahui Tahun 2007 Dinas Kesehatan telah menganggarkan penanggulangan wabah penyakit menular pada Program pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular sebesar Rp500.000.000,00. Namun anggaran tersebut telah habis terserap di awal Tahun Anggaran 2007, sehingga untuk kegiatan selanjutnya dalam pencegahan dan penanggulangan wabah Demam Berdarah diambilkan dari Belanja Tak Terduga atas perintah Bupati Jepara.

Hal tersebut tidak sesuai dengan: a. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 48;

1) Ayat (1) yang menyatakan bahwa Belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf h merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun tahun sebelumnya yang telah ditutup. 2) Ayat (2) yang menyatakan bahwa Kegiatan yang bersifat tidak biasa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu untuk tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah. b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 Lampiran Romawi II tentang Prinsip dan Kebijakan Penyusunan APBD Dan Perubahan APBD Angka 11 yang menyatakan bahwa penyediaan dana untuk penanggulangan bencana alam/bencana sosial dan/atau memberikan bantuan kepada daerah lain dalam penanggulangan bencana alam/bencana sosial dapat memanfaatkan saldo anggaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Anggaran sebelumnya dan/atau dengan melakukan penggeseran Belanja Tidak Terduga atau dengan melakukan penjadwalan ulang atas program dan kegiatan yang tidak mendesak, dengan ketentuan sebagai berikut Penyediaan kredit anggaran untuk bantuan keuangan yang akan disalurkan kepada

provinsi/kabupaten/kota yang dilanda bencana alam/bencana sosial dianggarkan pada Belanja Bantuan Keuangan. Permasalahan tersebut mengakibatkan realisasi Belanja Tak Terduga tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Kondisi tersebut disebabkan; a. Bupati tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam mencairkan Belanja Tak Terduga. b. Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan dalam menganggarkan Kegiatan

Penanggulangan penyakit Demam Berdarah tidak mempertimbangkan kejadian tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Jepara menyatakan kedepannya kami akan menganggarkan dan melaksanakan pos-pos pengeluaran khususnya Belanja Tak Terduga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rekomendasi BPK-RI : Bupati Jepara agar : a. b. Memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam mencairkan Belanja Tak Terduga; Menegur Dinas Kesehatan untuk menganggarkan kegiatan penanggulangan penyakit demam berdarah dengan mempertimbangkan kejadian tahun

sebelumnya.

2. Pekerjaan Pengembangan Jaringan LAN dan Peralatan Jaringan Komputer Kabupaten Jepara diserahkan terlambat dan belum dikenakan denda

Dalam rangka program pengembangan komunikasi, informasi dan media masa Badan Perpustakaan, Arsip Daerah dan Data Elektronik Kabupaten Jepara (BAPADE) pada Tahun Anggaran 2007 menganggarkan Belanja Modal Jaringan LAN di Dinas/Instansi sebesar Rp300.000.000,00 yang direalisasikan sebesar

Rp261.800.000,00 atau 87,26%, dan Belanja Modal Peralatan Jaringan Komputer sebesar Rp956.000.000,00 yang direalisasikan sebesar Rp874.830.000,00 atau 91,50%. Hasil Pemeriksaan atas Dokumen Pelaksanaan Kegiatan tersebut menunjukkan hal-hal berikut : a. Pengadaan jaringan LAN Kabupaten Jepara melaui proses lelang yang dimenangkan oleh CV. Jaya Makmur Semarang, yang selanjutnya dituangkan dalam Kontrak Perjanjinan Pemborongan Nomor 027/430/2007 tanggal 23 Agustus 2007 senilai Rp261.800.000,00. Jangka waktu pelaksaan pekerjaan dalam waktu 30 (hari) sejak tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yaitu mulai tanggal 23 Agustus sampai dengan 21 September 2007 dan selambatlambatnya diserahkan untuk pertama kalinya kepada Pihak Kesatu pada tanggal 21 September 2007. Hasil pemeriksaan atas dokumen pelaksanaan kegiatan tersebut dan wawancara dengan pihak terkait, diketahui CV. Jaya Makmur Semarang berdasarkan suratnya Nomor 04-07018 tanggal 3 September 2007 meminta

perpanjangan waktu karena khusus untuk produk dari PT. Ampnet Mega Pacific (Pendukung CV. Jaya Makmur) harus dipesan lebih dahulu selama sembilan minggu setelah penawaran diterima oleh pihak distributor PT. Ampnet Mega Pacific. Namun berdasarkan penjelasan dari Kepala BAPADE yang dituangkan dalam surat pernyataan tanggal 2 Mei 2007 diketahui bahwa pelaksaan pekerjaan pembangunan jaringan LAN Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2007 tidak ada tambahan waktu atau Addendum. Berdasarkan Berita Acara Penerimaan Barang tanggal 10 Desember 2007 pekerjaan baru diserahkan pada tanggal tersebut. Atas dasar hal ini rekanan dalam menyelesaikan pekerjaan mengalami keterlambatan selama 78 hari yaitu dari

tanggal 21 September 2007 sampai dengan tanggal 10 Desember 2007, sehingga rekanan harus dikenakan denda maksimum sebesar Rp13.090.000,00

(Rp261.800.000,00 x 5%). b. Pengadaan instalasi jaringan komputer di Kecamatan se Kabupaten Jepara melaui proses lelang yang dimenangkan oleh CV. Nusa Indah Perkasa Semarang, yang selanjutnya dituangkan dalam Kontrak Perjanjinan Pemborongan Nomor 027.1/420/2007 tanggal 3 Agustus 2007 senilai Rp874.830.000,00. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dalam waktu 60 hari sejak tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yaitu mulai tanggal 3 Agustus sampai dengan 1 Nopember 2007. Pihak penyedia barang dan jasa harus melakukan penyerahan pertama selambat-lambatnya tanggal 1 Nopember 2007. Berdasarkan Surat Pernyataan yang dibuat BAPADE Nomor 027/145 tanggal 29 April 2008 menyatakan bahwa terdapat kesalahan dalam Surat Perjanjian Pemborongan CV. Nusa Indah Perkasa Nomor 027.1/377 pasal 3 ayat 3.1, yaitu tertulis 1 Nopember 2007 yang seharusnya 1 Oktober 2007. Hasil pemeriksaan selanjutnya diketahui CV. Nusa Indah Perkasa Semarang telah mengajukan permohonan perpanjangan waktu berdasarkan suratnya Nomor 034/NIP/2007 tanggal 16 Oktober 2007 dengan alasan OFDM yang dipesan ke distributor belum bisa dikirim karena ijin frekuensi masih dalam proses. Karena barang yang digunakan untuk keperluan kegiatan lanjutan penyelesaian

E-Government tersebut merupakan barang dengan spesifikasi khusus sehingga memerlukan ijin lisensi pemakaian frekuensi dari Ditjen Postel. Hasil wawancara dengan Kepala BAPADE yang selanjutnya dituangkan dalam surat pernyataan tanggal 2 Mei 2007 menyatakan bahwa pelaksanaan pekerjaan instalasi jaringan Komputer di Kecamatan se Kabupaten Jepara Tahun 2007 tidak ada Addendum. Berdasarkan Berita Acara Penerimaan Barang diketahui pekerjaan baru diserahkan pada tanggal 8 Desember 2007, sehingga mengalami keterlambatan selama 68 hari (dari tanggal 1 Oktober 2007 menjadi tanggal 8 Desember 2007) dan rekanan harus dikenakan denda keterlambatan maksimum sebesar Rp43.741.500,00 (Rp874.830.000,00 x 5%).

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan: a. Lampiran I Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 (BAB II huruf D angka 2, huruf d angka 4) menyatakan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di dalam addendum kontrak; a. Kontrak Perjanjian Pemborongan antara BAPADE Kabupaten Jepara dengan CV. Jaya Makmur Nomor 027.1/429 tanggal 23 Agustus 2007 pada Pasal 4 yang menyatakan bahwa bilamana pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan, maka Pihak Kedua dikenakan denda sebesar 1 o/ooo (satu permil) dari harga borongan untuk setiap hari kelambatan, jumlah denda tersebut maksimal 5% (lima persen) dari harga borongan; b. Kontrak Perjanjian Pemborongan antara BAPADE Kabupaten Jepara dengan CV. Nusa Indah Perkasa Nomor 02701/420/2007 tanggal 3 Agustus 2007 pada Pasal 4 yang menyatakan bahwa bilamana pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan, maka Pihak Kedua dikenakan denda sebesar 1 o/ooo (satu permil) dari harga borongan untuk setiap hari kelambatan, jumlah denda tersebut maksimal 5% (lima persen) dari harga borongan.

Permasalahan tersebut mengakibatkan tertundanya penggunaan jaringan LAN dan instalasi jaringan komputer sesuai dengan yang direncanakan;

Hal tersebut disebabkan rekanan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diperjanjikan.

Kepala Badan Perpustakaan, Arsip Daerah dan Data Elektronik Kabupaten Jepara menyatakan telah melakukan kelalaian secara administratif dimana kami melakukan kelalaian karena keterbatasan pengetahuan, sehingga tidak membuat Addendum perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan pengembangan jaringan LAN Kabupaten Jepara Tahun 2007 serta Addendum perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan lanjutan e-GOV Kabupaten Jepara Tahun 2007.

Rekomendasi BPK-RI : Bupati Jepara agar memerintahkan kepada Panitia Pengadaan Barang untuk menarik denda keterlambatan kepada CV. Jaya Makmur Semarang sebesar Rp13.090.000,00 dan CV. Nusa Indah Perkasa Semarang sebesar

Rp43.741.500,00 yang hasilnya disetorkan ke Kas Daerah.

10

3. Pengelolaan Aset Kabupaten Jepara belum optimal Hasil pemeriksaan atas dokumen terkait dengan pengelolaan aset Kabupaten Jepara di ketahui terdapat beberapa kelemahan dengan penjelasan sebagai berikut : a. Daftar aset dan mutasi aset Tahun 2007 belum dibuat Pengelolaan aset daerah Kabupaten Jepara merupakan tanggung jawab Bagian Pengelolaan Aset Daerah Setda. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Bagian Pengelolaan Aset Daerah Setda Kabupaten Jepara belum membuat Daftar Aset dan Laporan mutasi aset Tahun 2007 yang seharusnya dilampirkan dalam Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Tahun Anggaran 2007. Hasil konfirmasi dengan Bagian Pengelolaan Aset Daerah, diperoleh informasi bahwa Bagian Pengelolaan Aset belum menyusun Daftar Aset dan Laporan Mutasi Aset Tahun 2007 karena SKPD terlambat mengirimkan Laporan Kegiatan kepada Bupati. Sampai dengan pemeriksaan berakhir, SKPD yang terlambat mengirimkan Laporan Kegiatan kepada Bupati adalah RSU, Kantor Keluarga Berencana Daerah (KKBD), Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial (Kesbanglinsos), Badan Pengawas Daerah (Bawasda), Bagian Hukum dan Organisasi Setda, SKB Batealit, 31

SMP/SMK/SMA, 16 puskesmas, dan 11 Kecamatan. Daftar Aset dan Laporan Mutasi Aset Tahun 2007 baru akan dibuat Tahun 2008. Bagian Keuangan menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan penyusunan neraca SKPD Tahun 2007 khususnya pada akun aset tetap, SKPD meminta data aset per 31 Desember 2006 dari Bagian Keuangan kemudian menambahkan dengan mutasi Tahun 2007, sedangkan Bagian Keuangan hanya melakukan kompilasi neraca SKPD, namun tidak melakukan koordinasi dengan Bagian Pengelolaan Aset. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara hanya mengakui aset di Neraca Daerah berdasarkan Belanja Modal dan Belanja Langsung yang menghasilkan aset tetapi belum mengakomodasi pengadaan aset yang dibiayai dari APBN (Bantuan dari Pemerintah Pusat), Laporan Keuangan belum menunjukkan nilai yang sebenarnya.

11

b. Sebanyak 36 bidang tanah belum bersertifikat Jumlah aset tanah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Jepara dalam Neraca per 31 Desember 2007 adalah sebesar Rp2.604.433.129.880,00. Hasil pemeriksaan secara uji petik atas dokumen pengadaan tanah TA 2007 dan tanah-tanah yang telah diperoleh tahun sebelumnya diketahui bahwa aset berupa tanah tersebut belum seluruhnya bersertifikat sehingga Pemerintah Kabupaten Jepara belum mempunyai bukti kepemilikan atas tanah yang sudah dibelinya. Tanah yang belum bersertifikat tersebut sebanyak 36 bidang seluas 376.141,85m2 dengan nilai sebesar Rp76.763.907.200,00. Selama Tahun 2007, Bagian Pengelolaan Aset telah memproses pengurusan sertifikat atas 49 bidang tanah dengan biaya sebesar Rp68.706.900,00. Dari 49 bidang tanah tersebut, 24 bidang tidak dapat diajukan karena masih menjadi sengketa, karena bukti pelepasan hak atas tanah dari pemilik lama sebagai syarat pengajuan pensertifikatan tanah tidak dimiliki Pemerintah Daerah. c. Kendaraan Daerah dipinjampakaikan kepada organisasi diluar Satuan Kerja Perangkat Daerah Untuk menunjang operasional satuan kerja, Tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Jepara mengadakan kegiatan pengadaan kendaraan bermotor roda empat. Anggaran untuk pengadaan tersebut sebesar Rp1.652.000.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp1.588.932.500,00 atau 96,2 % dari anggaran. Hasil pemeriksaan Kontrak Nomor 050/012/KONTRAK/R.4/XI/2007

diketahui nilai kontrak adalah sebesar Rp1.050.361.500,00 untuk tujuh kendaraan yang dilaksanakan selama 30 hari kalender yaitu mulai tanggal 16 Nopember 2007 sampai dengan 15 Desember 2007. Berdasarkan Berita Acara penyerahan Barang Nomor 027/042/PAD/2007 diketahui barang sudah diterima pada tanggal 15 Desember 2007 oleh Pengelola Barang Daerah/Pemegang Barang dalam keadaan baik. Selanjutnya berdasarkan Nota Dinas Kepala Bagian Pengelolaan Aset Daerah Nomor 356/PAD/VII/2007 tanggal 10 Desember 2007 kendaraan dinas roda dua dan roda empat tersebut didistribusikan, seperti pada tabel berikut:

12

No 1 2 3 4 5 6 7

Type Avanza E M/T Avanza E M/T Avanza E M/T Innova E STD Innova E STD Corolla Altis G Isuzu Panther Jumlah

Penerima Kendaraan Dewan Pendidikan Daerah PBNU Jepara PD Muhammadiyah Jepara TPPKK Pool SETDA Wakil Bupati RSI Sultan Hadlirin

Nilai (Rp) 105.700.000,00 105.700.000,00 105.700.000,00 148.500.000,00 148.500.000,00 262.300.000,00 173.961.500,00 1.050.361.500,00

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa dari tujuh kendaraan yang disediakan, sebanyak 5 kendaraan diberikan di luar instansi Pemda, yaitu Dewan Pendidikan Daerah, PBNU Jepara, PD Muhammadiyah Jepara, TPPKK dan RSI Sultan Hadlirin. Dalam penyerahan kendaraan diluar Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara tidak ditemukan dokumen perjanjian Pinjam Pakai antara Pemda dengan organisasi terkait.

Kondisi tersebut tidak sesuai : a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tanggal 14 Januari 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada: 1) pasal 44 yang menyatakan pengguna barang dan atau kuasa pengguna barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya; 2) pasal 49 yang menyatakan barang milik negara/daerah yang berupa tanah yang dikuasai Pemerintah Pusat/Daerah harus disertifikatkan atas nama pemerintah RI/pemerintah daerah yang bersangkutan. b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah pada: 1) Pasal 23 - Ayat (1) : yang menyatakan Pinjam pakai barang milik negara/daerah dilaksanakan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah; - Ayat (3) : yang menyatakan pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan

13

jangka waktu, tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman, persyaratan lain yang dianggap perlu. 2) Pasal 33 ayat (1) yang menyatakan Barang milik negara/daerah berupa tanah harus disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan. 3) Pasal 71 - Ayat (1) : yang menyatakan pengguna barang harus menyusun Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) untuk disampaikan kepada pengelola barang; - Ayat (4) : yang menyatakan pengelola barang harus menghimpun Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan. c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah pada: 1) Pasal 35 ayat (5) yang menyatakan pelaksanaan pinjam pakai dilakukan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat: a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian; b. jenis, luas dan jumlah barang yang dipinjamkan; c. jangka waktu peminjaman; d. tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman; dan persyaratan lain yang dianggap perlu. 2) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 (Bab VIII huruf b angka 1, huruf a) yang menyatakan pinjam pakai merupakan penyerahan penggunaan barang milik daerah kepada instansi pemerintah, antar pemerintah daerah, yang ditetapkan dengan Surat Perjanjian untuk jangka waktu tertentu, tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir, barang milik daerah tersebut diserahkan kembali kepada Pemerintah Daerah. d. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tanggal 6 Mei 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah pada Pasal 9: Pedoman

14

1) Ayat (1) : yang menyatakan Kepala Unit membuat laporan hasil pengadaan barang dan menyampaikan kepada Kepala Daerah melalui Bagian Perlengkapan setiap enam bulan; 2) Ayat (2) : yang menyatakan Kepala Bagian Perlengkapan mengkompilasi hasil pengadaan barang daerah untuk dijadikan lampiran perhitungan APBD tahun bersangkutan.

Kondisi tersebut mengakibatkan : a. Belum terjaminnya pengamanan administrasi yang ditunjang oleh pengamanan fisik dan pengamanan hukum atas barang milik daerah; b. Nilai aset pada Laporan Keuangan Tahun 2007 belum menunjukkan nilai yang sebenarnya; c. Pemerintah Daerah berada pada posisi yang lemah dalam upaya legalilasi kepemilikan barang daerah; d. Pengadaan barang dalam rangka menunjang kelancaran tugas tidak tercapai.

Hal ini disebabkan: a. Kelalaian masing-masing Kepala SKPD yang tidak melaksanakan kewajibannya untuk mengirimkan Laporan Pengadaan kepada Bagian Pengelolaan Aset setiap enam bulan sekali; b. Bagian Pengelolaan Aset Daerah belum optimal melakukan pencatatan aset tanah secara tertib; c. Bendahara Barang SKPD tidak cermat dalam menginventarisasi aset tanah;
d. Kepala Bagian Pengelola Aset Daerah dalam mengelola kendaraan dinas tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Kepala Bagian Keuangan dan Aset Setda Kabupaten Jepara menyatakan penyusunan daftar aset dan mutasi Tahun 2007 belum selesai, disebabkan sebagian besar SKPD belum mengirimkan Berita Acara Penyerahan Kegiatan (Laporan pengadaan barang/jasa). Untuk menindaklanjuti temuan tersebut akan segera

15

mengkoordinir kembali seluruh bendahara barang SKPD supaya melakukan inventarisasi serta kompilasi daftar aset dan mutasi aset Pemerintah Kabupaten Jepara Tahun 2007. Kepala Bagian Keuangan dan Aset Setda dan Kepala Bagian Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Jepara menyatakan akan diprogramkan pendataan dan pencatatan kembali aset Pemda khusunya aset tanah dan bangunan untuk mengupayakan akuntabilitas dan tertib aset daerah, serta akan mengoptimalkan lagi pengurusan sertifikat aset tanah secara bertahap dan meningkatkan koordinasi dengan BPN untuk mempercepat penyelesaian sertifikat tanah-tanah Pemda. Kepala Bagian Keuangan dan Aset Setda Kabupaten Jepara menyatakan pinjam pakai barang milik daerah berupa kendaraan bermotor bertujuan untuk mendukung kegiatan organisasi/lembaga dalam rangka menunjang terselenggaranya sebagian fungsi pemerintahan di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keagamaan.

Rekomendasi BPK-RI : Bupati Jepara agar: a. Menegur Kepala SKPD untuk mengirimkan Laporan Pengadaan setiap enam bulan sekali; b. Menegur Kepala Bagian Pengelola Aset Daerah untuk lebih pencatatan aset tanah secara tertib; c. Menegur Kepala Bagian Pemerintahan untuk lebih optimal dalam mengurus sertifikasi tanah; d. Menegur Bendahara Barang SKPD untuk lebih cermat dalam menginventarisasi aset tanah; e. Memerintahkan Kepala Bagian Pengelolaan Aset Daerah untuk meninjau kembali atas kendaraan dinas yang dipinjam pakaikan diluar instansi Pemda. optimal dalam

16

17

You might also like