You are on page 1of 3

TNT sesi 1 Malnutrisi dan Akibat yang Ditimbulkan Nutrisi adalah bagian penting dalam kehidupan.

Manusia makan setiap hari untuk mempertahankan kapasitas fungsional. Bila kita tidak makan satu hari, kita merasakan lemas di malam hari; kita tidak hanya merasa lapar namun kapasitas fungsional kita juga berkurang. Kita beradaptasi terhadap kondisi kelaparan dengan mengurangi kecepatan metabolisme serta mengaktifkan jalur metabolik yang berbeda untuk mempertahankan massa otot. Sebagai dokter, kita sering mengharuskan pasien berpuasa, namun karena penyakit yang dideritanya, tingkat metabolik pasien tidak menurun, dan tidak terjadi adaptasi untuk mempertahankan protein dan menggunakan sumber kalori lainnya. Menunda terapi gizi dapat menimbulkan malnutrisi serta komplikasi yang terkait, seperti meningkatnya infeksi luka, masa rawat yang semakin lama, serta mortalitas pasien semakin tinggi. TUJUAN Menjelaskan macam dan prevalensi malnutrisi Menjelaskan akibat malnutrisi Menjelaskan pengaruh terapi gizi terhadap malnutrisi Menjelaskan manfaat terapi gizi terhadap kondisi klinis pasien

Tujuan dari sesi ini adalah : Idem atas Macam-macam malnutrisi Marasmus Kwashiorkor Campuran

Penyakit ini memiliki etiologi multipel, sehingga definisi yang paling tepat mungkin polidefisiensi malnutrisi. Ada 3 macam malnutrisi :

1. Malnutrisi kronik, yaitu akibat asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Tubuh melakukan adaptasi progresif sehingga terjadi penurunan metabolisme dengan tujuan menjaga simpanan energi dan protein. Kondisi ini disebut marasmus. 2. Malnutrisi akut, biasanya akibat trauma atau penyakit akut. Sebagai contoh adalah operasi. Kebutuhan energi dan protein meningkat dengan cepat serta tidak tergantung pada status gizi. Hormon stres meningkat, yang selanjutnya menyebabkan kondisi hipermetabolik. Kondisi ini disebut kwashiorkor. 3. Malnutrisi campuran (gabungan), yaitu pasien memiliki gejala malnutrisi kronik yang diperparah oleh penyakit akut yang diderita. Karena malnutrisi disebabkan oleh berbagai etiologi, maka terminologi terbaik mungkin adalah polidefisiensi malnutrisi. Green CJ. Existence, causes and consequences of disease-related malnutrition in the hospital and the community, and clinical and financial benefits of nutritional intervention. Clin Nutr 1999; 18(s): 3-28. MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT : BUKTI KRITIS The skeleton in the Hospital Closet Tinggi badan tidak pernah diukur pada 56% kasus Berat tidak ditimbang pada 23% kasus 61% pasien yang berat badannya ditimbang mengalami penurunan berat badan >6kg 37% memiliki kadar albumin <3.0g/dL

saya yakin bahwa malnutrisi iatrogenik merupakan faktor penting yang menentukan keluaran klinis pada banyak pasien Buttleworth CE. Nutr Today 1974 Malnutrisi adalah masalah serius pada masa kelaparan, bencana alam dan peperangan. Malnutrisi juga sering terjadi di negara belum berkembang yang langka pangan. Sebelum publikasi artikel Dr. Charles Butterworth tahun 1974, tidak diketahui bahwa malnutrisi dapat terjadi di rumah sakit moderen negara-negara maju yang suplai pangannya tidak terbatas.

Pada artikelnya yang berjudul The Skeleton in the Hospital Closet, Dr. Butterworth mmenyatakan bahwa parameter penting seperti tinggi badan dan berat badan belum dicatat di banyak kasus; selain itu penurunan berat badan, rendahnya kadar albumin serum, serta pengabaian suplementasi gizi biasa terjadi. Butterworth CE. Nutr Today 1974; Mar/Apr: 4-8. Slide 5 Malnutrisi di Rumah Sakit : Prevalensi Banyak studi tentang malnutrisi di rumah sakit dipublikasikan (>150 studi sejak tahun 1974) Prevalensi malnutrisi di RS di AS saat ini berkisar antara 30-50% Status gizi pasien menurun bila lama rawat makin panjang

Coats KG et al. J Am Diet Assoc 1993 Sejak hasil studi Dr. Butterworth dipublikasikan, banyak studi diselenggarakan, beberapa menggunakan parameter studi yang sama dan lainnya menggunakan pengukuran yang lebih rumit dan sensitif untuk menilai derajat, prevalensi dan risiko malnutrisi.

You might also like