You are on page 1of 8

SAINS, SOSIAL DAN ALAM SEKITAR (SAK) SKOP Komponen Sains Sosial dan Alam Sekitar melibatkan komponen

hubungan manusia dengan manusia, perhubungan dan pengangkutan serta penggunaan perkhidmatan masyarakat. Komponen ini memberi pendedahan tentang pendidikan sosial dan alam sekitar kepada murid-murid Pendidikan Khas Bermasalah Pembelajaran sekolah rendah dan menengah untuk diaplikasikan dalam kehidupan seharian mereka. Murid-murid dididik mengamalkan nilai-nilai murni dan sikap positif dalam menjalinkan hubungan sosial dengan keluarga, rakan-rakan sebaya dan masyarakat. Komponen ini juga memperkenalkan elemen-elemen perhubungan dan pengangkutan serta kemudahan awam. Murid-murid dapat mengetahui dan menggunakan segala bentuk kemudahan perhubungan, pengangkutan dan pekhidmatan masyarakat. Mereka diharap akan dapat meningkatkan perkembangan sosial mereka selaras dengan perkembangan semasa yang berlaku di persekitaran mereka.

Students with Disabilities List of position statements Introduction Since the passage of the Individuals with Disabilities Education Act (IDEA) in 1997, schools have been committed to working toward inclusion of students with physical, mental, sensory, and emotional challenges in the classroom. Yet even with the best of intentions, barriers to learning science have emerged. These barriers include inadequate equipment, communication difficulties, insufficient numbers of instructional assistants and tools in the classroom, and lack of overall administrative support. In accordance with the National Science Education Standards, NSTA is strongly committed to developing strategies to overcome these barriers to ensure that all students have the benefit of a good science education and can achieve scientific

literacy. While NSTA is aware of the importance of these issues for practicing educators with disabilities, the declarations focus on the preK-12 classroom. Declarations To overcome educational and physical barriers, NSTA recommends science teachers and administrators

Have appropriate assistance, such as instructional aides or sign language interpreters, available to students with disabilities so that they can master the science material.

Ensure that the instructional aides and tutors are competent to help students with disabilities learn science content.

Ensure that educational aids, such as computers and assistive technologies, are available to help students with disabilities learn the science material.

Provide literacy and mathematical tools to help students with disabilities access the science resources.

Ensure that the classroom and work stations are accessible to students with different kinds of disabilities, including physical, visual, and auditory.

Ensure that the classroom and the work stations are safe for all students by making necessary accommodations, such as modifying counter height, adjusting lab groups as appropriate, and bringing in instructional assistants on an as-needed basis.

Ensure that high-stakes assessment tests are not used in a punitive way for students with disabilities and that positive decisions are made as a result of these tests.

In selecting science curriculum, NSTA recommends that science teachers, administrators, and community members

Make every effort to select quality curriculum print materials and multimedia products that promote inclusiveness of people with disabilities through their text, illustrations, and graphics.

Make every effort to select quality curriculum materials that present culturally diverse people with disabilities as role models working in all disciplines and at all levels of science.

Work with curriculum developers and publishers to ensure that multimedia science materials, such as videos, CD-ROMs, and software, are accessible to students with disabilities through the use of closed captioning and other devices.

Ensure that the science materials meet the educational needs of students with a range of learning styles so that the quality and depth of science investigations are equivalent for all students in the classroom.

To overcome barriers in the way assessment tools are developed and used with students with disabilities, NSTA recommends that science teachers, administrators, and evaluators

Design and implement varied kinds of assessment tools or models so that all students, regardless of their disability, can be tested fairly and can communicate fully what they know and are able to do in science.

Provide administrative support for the development and use of a range of assessment tools that evaluate students with disabilities fairly.

Work with individuals and agencies that administer high-stakes assessments to ensure that assessment scores are interpreted and used in ways that respect unique differences.

To help overcome attitudinal barriers and educate science teachers about what is involved in teaching students with disabilities, NSTA recommends that administrators

Help students understand the importance of using a variety of teaching aids and assistive technologies so that they can be integrated into the classroom.

Make professional development programs available to teachers and instructional assistants so they can learn about the unique needs of students with disabilities and how to meet those needs in the science classroom.

Work with the school staff to ensure that everyone has an open mind toward students with disabilities and is prepared to help them master the science content.

Ensure that adequate funding is available to meet the unique needs of students with disabilities in the science classroom.

In helping students prepare for careers, NSTA recommends that guidance counselors and science teachers

Encourage students with disabilities to consider science and science-related careers by exposing them to a range of school and community activities.

Provide students with disabilities with the most recent information about the kinds of opportunities available in the sciences. Adopted by the NSTA Board of Directors, May 2004

References Individuals with Disabilities Education Act Amendments, Public Law 105-17. (June 4, 1997). National Research Council. (1996). National science education standards. Washington, DC: National Academy

Pentingnya Science Dalam Pendidikan POSTED ON FEBRUARY 13, 2012 BY WISNU OPS| 5 COMMENTS

Gue yakin hampir semua orang di dunia setuju bahwa pendidikan itu penting. Tetapi apa sebenarnya tujuan pendidikan itu? Pendidikan yang bagaimana yang seharusnya diberikan kepada para pelajar? Dan mengapa science itu menjadi salah satu bagian penting dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut? Artikel singkat ini gue tulis sebagai usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Tujuan Pendidikan Sebagian besar orang masih beranggapan bahwa tujuan pendidikan itu adalah untuk mencari kerja. Nasehat-nasehat seperti "belajar yang rajin, supaya nanti bisa cari kerja, punya banyak uang, dan bahagia" masih sering terdengar dimana-mana. Tetapi benarkah pendidikan itu hanya bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan dan bisa memiliki penghasilan? Kalau kita teliti lebih jauh, pendidikan memiliki benefit jauh lebih banyak dari itu. Pendidikan menciptakan manusia yang lebih berarti baik itu sebagai pekerja, sebagai pemilih dalam masyarakat yang demokratis, sebagai pemikir, sebagai penerima informasi, sebagai penduduk yang bertanggung jawab, sebagai pribadi yang sehat dan bahagia, sebagai manusia dewasa yang berada dalam masyarakat yang terbuka dan progresif. Secara singkat, pendidikan itu menjadikan kita a better person. Semua benefit itu tidak diperoleh dengan membatasi pendidikan hanya untuk survival di dunia kerja. Tetapi diperoleh dengan membangun kebiasaan belajar yang berkelanjutan kepada peserta didik. Salah satu kebiasaan belajar yang paling penting untuk ditanamkan sejak dini adalah kebiasaan untuk berpikir kritis.

Logika Sebagai Perangkat Berpikir kritis Kritis dalam berpikir adalah salah satu karakter yang diharapkan dari orang yang terdidik dengan baik. Kritis bukan berarti terus-terusan skeptis terhadap informasi. Tetapi kritis berarti mengerti bagaimana suatu informasi itu dapat dievaluasi kebenarannya. Hal ini sangat penting karena sebagian besar keputusan yang kita lakukan dalam hidup kita sangat bergantung dengan informasi yang kita terima dan bagaimana kita mengolah informasi tersebut. Perangkat untuk berpikir kritis tidak lain adalah logika. Logika adalah kumpulan aturan yang harus diikuti ketika kita mengevaluasi suatu informasi apakah informasi tersebut benar atau salah. Secara general, logika terbagi menjadi dua jenis, yaitu logika induksi dan logika deduksi, yang nggak akan gue bahas di artikel, bakal gue jelasin lebih lanjut.

Permasalahan Dalam Mengajarkan Logika Meskipun kita sudah mengetahui bahwa logika adalah perangkat yang penting dalam berpikir kritis, membangun kebiasaan siswa untuk berpikir kritis dengan logika bukanlah hal yang mudah. Hal ini terjadi karena "mengajarkan logika" tidak menjamin siswa bisa "menerapkan ilmu logika". Begitu juga "mengajarkan kesalahan-kesalahan dalam berlogika" tidak menjamin siswa bisa "terhindar dari kesalahan berlogika".

Logika adalah sekumpulan aturan yang digunakan untuk mengevaluasi informasi. Tetapi aturan-aturan ini tidak dengan mudah dipelajari begitu saja. Para peneliti dari Evolutionary Psychologymenunjukkan bahwa manusia lebih mudah menggunakan logika jika itu diterapkan pada konteks yang sudah dia kuasai.

Pentingnya Konteks Seorang anak SD pun sering kali membutuhkan konteks untuk memahami sesuatu. Gue sendiri pernah memberikan tes kepada seorang anak SD. Gue tanya "Berapa 3000 dikali 2?" dan dia nggak bisa jawab. Tetapi ketika gue berikan konteks: Kalau mau beli 2 apel yang masing-masing harganya adalah Rp 3000,-, berapa uang yang harus dibayar? Anak ini jawab dengan sangat cepat: Rp 6000,-.

Begitu juga ketika kita mengajari logika. Untuk kasus yang abstrak, orang dewasa pun masih sulit memahami aturan logika. Tetapi untuk konteks yang sudah familiar, hampir semua orang bisa menggunakan aturan-aturan logika tersebut. Salah satu contoh terkenal dalam disiplin ilmuPsychology of Reasoning adalah kasus "Wason Selection Task" yang selengkapnya bisa dilihat di wikipedia (gue sendiri pernah bikin contoh mirip ini di facebook). Science Sebagai Konteks dari Berpikir Kritis Menggunakan Logika Science bisa tidak ada gunanya bagi seseorang jika dipelajari dengan cara yang salah; Menghafal rumus tanpa mengerti konsep, menghafal berbagai metode untuk mengerjakan soal, dan sebagainya adalah salah satu contoh bentuk kesalahan dalam mempelajari science. Tetapi science juga bisa sangat sangat dekat dengan kehidupan seseorang jika kita bisa menerapkan metode berpikir saintifik dalam mengevaluasi informasi yang kita terima. Suatu teori pada science harus didukung dengan bukti (evidence) yang kuat. Antara teori yang satu dengan yang lainnya harus kompatibel, tidak boleh ada pertentangan. Begitu juga ketika mengajukan hipotesis baru. Suatu kejadian bisa diprediksi dengan mendeduksi dari teori yang

sudah diketahui. Korelasi antara dua kejadian atau lebih bisa terlihat dari data statistik. Dan sebagainya. Proses mempelajari science dengan benar akan melatih kita menggunakan prinsip-prinsip logika dalam mengevaluasi apakah informasi yang kita peroleh itu benar atau salah. Proses pelatihan ini akan mengasah ketajaman kita dalam berpikir kritis dan menggunakan logika.

Jadi ketika seorang bertanya kepada gue, "Apa pentingnya gue belajar science?" Jawaban gue: tergantung cara belajarnya. Kalau cuma menghafal rumus sih sebenernya jadi nggak penting. Tapi belajar science dengan benar bisa melatih kita berpikir dengan menggunakan prinsipprinsip logika. Ini adalah pondasi yang sangat penting ketika kita ingin mempelajari disiplin ilmu apapun. Kemampuan kita mengevaluasi informasi juga akan mempengaruhi keputusankeputusan kita mengenai "makanan apa yang sehat untuk gue", "olahraga apa yang harus gue lakukan", "pekerjaan apa yang baik untuk gue", "bagaimana gue bisa secara efektif berkontribusi untuk masyarakat", dan sebagainya. Well... Intinya gue cuma mau bilang kalau pondasi science yang kuat akan mempermudah lo untuk menjadi a better person. Itu sebabnya science penting dalam pendidikan. Itu aja sih..

You might also like