You are on page 1of 9

Jamur Bikin Panjang Umur

Dalam budaya kuliner Indonesia, jamur tidak menempati posisi penting. Tak banyak masakan khas Indonesia yang berbahan dasar jamur. Kalaupun ada, itu hanya satu-dua, sebutlah pepes jamur, oseng jamur, atau sekadar menjadi kondimen alias bahan pelengkap seperti pada masakan kimlo/timlo. Padahal dalam khazanah kuliner Asia seperti di China, Korea, atau Jepang, jamur sangat mendominasi pada banyak makanan, bahkan minuman. Mereka umumnya menyadari benar, jamur mengandung banyak zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Jamur bebas kolesterol serta kaya serat, vitamin, dan mineral. Karenanya, jamur dipercaya mampu mengobati berbagai penyakit. Literatur mencatat, jamur jenis shiitake atau yang juga dikenal dengan nama jamur hitam China sudah dibudidayakan sejak 1.000 tahun lalu. Sejarah tertulis pertama tentang budi daya shiitake ditulis Wu Sang Kuang di jaman Dinasti Song (960-1127), walaupun jamur ini sudah dimakan orang di daratan Tiongkok sejak tahun 199 Masehi. Dalam Wikipedia disebutkan, di jaman Dinasti Ming (1368-1644), dokter bernama Wu Juei menulis, jamur shiitake tak hanya bisa digunakan sebagai makanan, tetapi juga obat untuk penyakit saluran nafas, melancarkan sirkulasi darah, meredakan gangguan hati, memulihkan kelelahan, dan meningkatkan energi chi. Shiitake juga dipercaya dapat mencegah penuaan dini serta memperpanjang umur! Secara umum kandungan gizi per 100 gr yang terdapat pada jamur adalah sebagai berikut: Kandungan Segar Kering Kalori 15 kal 128 kal Protein 3,6 gr 16 gr Lemak 0,6 gr 0,9 gr Hidrat arang 0,9 gr 64,6 gr Kalsium 3 mg 51 mg Fosfor 94 mg 223 mg Besi 1,7 mg 6,7 mg Vitamin B1 0,10 mg 0,11 mg Air 93,7 gr 14,9 gr

Hati-hati racunnya Saat ini aneka makanan yang menggunakan bahan baku jamur mudah ditemui, terutama di restoran yang menyajikan masakan China, Jepang, dan Korea.Jamur segar pun banyak dijual di pasar dan toserba. Sebelum mengolahnya, rendam sebentar jamur yang kering dalam air panas. Sedangkan jamur segar bisa langsung dicuci dengan air bersih. Tidak disarankan untuk memetik sendiri jamur yang tumbuh liar jika kita tidak betul-betul mengenalnya. Ya, karena sebagian jenis jamur mengandung racun. Sebutlah jamur beracun spesies Omphalotus guepiniformis yang sepintas terlihat mirip jamur shiitake sehingga banyak orang yang tertipu dan keracunan. Berikut ciri-ciri jamur beracun: * Umumnya jamur beracun berwarna solid, seperti merah darah, hitam legam, biru tua, ataupun warna-warna keras lainnya, meski ada juga satu-dua yang warnanya kuning muda atau putih. * Baunya sangat menyengat, seperti telur busuk atau amoniak. * Biasanya mempunyai cincin atau cawan. Sebagai catatan, jamur merang mempunyai cawan dan jamur kompos mempunyai cincin, tetapi keduanya tidak termasuk jamur beracun. * Umumnya tumbuh di tempat yang kotor seperti pembuangan sampah atau kandang hewan. * Jenis jamur beracun cepat sekali berubah warna, misalnya dari warna putih ke warna gelap ketika dimasak atau dipanaskan. * Masyarakat Eropa mempunyai kebiasaan mengerat jamur yang baru ditemukan dengan pisau perak atau dikerat dengan pisau biasa, lalu didekatkan dengan benda yang terbuat dari perak. Jika pada pisau atau benda perak itu muncul warna hitam atau biru, berarti dapat dipastikan jamur tersebut beracun. * Masyarakat Indonesia pun punya cara tradisional untuk mengenal jamur beracun, yakni dengan membuat pepes jamur tersebut bersama nasi putih. Kalau warna nasi berubah menjadi gelap, berarti jamur itu termasuk jenis jamur beracun. Tanda-tanda seseorang keracunan jamur secara umum adalah muntah, mual, pusing, dan buang-buang air setelah makan atau minum jamur. Jika itu yang terjadi, segera bawa penderita ke dokter untuk mendapatkan pertolongan. Jangan tunggu sampai sesak nafas, apalagi kejang, karena hal itu dapat berakibat fatal.

Melihat Budidaya Jamur Tiram di Desa Sooko 25 Mei 2010 Melihat Budidaya Jamur Tiram di Desa Sooko, Mojokerto. Diminati Karena Non-Kolesterol meski Terkendala Cuaca Budidaya jamur tiram rupanya tak hanya bisa dilakukan di kawasan pegunungan. Dataran rendah seperti kawasan Desa/Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto pun bisa dimanfaatkan. Seperti yang kini dilakoni pasangan suami istri Heri Prayitno dan Siti Maisaroh. MOCH. CHARIRIS, Mojokerto TANAH kawasan Desa/Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto kemarin siang terlihat basah. Genangan air, becekan jalan dan halaman rumah warga terlihat di sana-sini. Itu setelah hujan yang turun selama satu jam seakan mendinginkan suasana di kawasan tersebut. Beberapa warga yang mulai menghentikan aktivitas kerjanya dan memilih untuk membersihkan rumah dan pelataran. Maklum, belakangan di desa tersebut mayoritas warga mempunyai usaha dan kerajinan sendiri-sendiri. Diantaranya tekstil, konveksi, alas kaki hingga sablon dan bordir. Namun, tidak semua warga mendirikan usaha dalam bidang aksesoris. Di Lingkungan Mangelo Tengah, pasangan Heri Prayitno, 40 dan Siti Maisaroh justru memilih usaha berbeda. Yakni budidaya jamur tiram jenis salju. ''Ini tadi jam satu (siang) barusan panen,'' ungkap Maisaroh yang ditemui ditempat budidaya jamur. Karena membutuhkan tempat dan lahan khusus, budidaya jamur yang sudah berjalan selama tiga bulan ini terpisah dengan rumah miliknya. Di tanah kosong seluas 6 meter x 12 meter, bahan bangunan 100 persen terbuat anyaman bambu didirikan. Atap bangunan itu menggunakan genting biasa. ''Sengaja mendirikan tempat seperti ini karena jamur tidak boleh terkena panas matahari dan air hujan langsung," terang Maisaroh sembari memetik jamur yang sudah layak panen. Meski berdinding anyaman bambu (gedhek), untuk mengatur suhu dan cuaca pasangan Heri Prayitno dan Siti Maisaroh ini tetap membutuhkan penutup berbahan terpal. ''Kalau terlalu lembab juga tidak bagus. Pertumbuhan jamur tiram sendiri tetap membutuhkan cahaya matahari,'' papar ibu satu anak ini. Siti menceritakan, untuk mengawali budidaya jamur, dibutuhkan 3.500 log (bungkus) berisi ampas kayu (serpihan potongan kayu) dan spora atau biasa disebut bibit jamur. Satu log berat ampas kayu dan spora masing-masing diperkirakan mencapai 1 kilogram. Sebagai jalan pertumbuhan jamur, di salah satu sudut log, dipasang kunci jamur mirip lubang botol. ''Itu untuk membantu proses produksi jamur yang keluar dari masing-masing log," papar perempuan berjilbab ini. Proses peletakan log sendiri kata Siti, tidak boleh sembarangan. Menggunakan tempat khusus terbuat dari bambu yang ditata menyerupai tangga, ribuan log lantas ditata rapi sejajar. Sedangkan untuk memudahkan perawatan dan panen, di sela-sela barisan log itu sengaja disediakan jarak selebar 50 sentimeter. ''Jika cuaca sedang panas, sela-

sela itu kami siram (dibasahi, Red) 2-3 kali dalam sehari," tuturnya. Selama ini proses budidaya yang dilakukan memang cenderung sederhana. Meski membutuhkan tempat khusus, tapi tidak diperlukan pupuk atau zat kimia yang mengeluarkan banyak kocek. ''Hanya dibutuhkan sirkulasi saja. Kalau dataran rendah seperti di Desa Sooko ini suhu harus berada dibawah 25-28 derajat celsius. Tidak boleh dari itu. Sebab akan berpengaruh pada hasil pertumbuhan jamur," paparnya. Senada juga disampaikan, Heri Prayitno. Suami Siti Maisaroh ini mengaku, hasil budidaya tanaman jenis sayur yang dijalani itu sudah memberikan kontribusi positif bagi keluarganya. Setiap hari dia berhasil memanen jamur tiram yang rasanya lunak dan kenyal sampai 10-13 kilogram. ''Satu kilonya dijual dengan harga Rp 8 ribu,'' katanya. Karena sudah mempunyai pelanggan, selama ini Heri cukup memasarkan jamur budidaya miliknya di Pasar Tradisional Tanjung Anyar Kota Mojokerto. ''Biasa kemampuan satu lognya dapat menghasilkan 8 ons per empat bulan. Artinya, kalau 1.000 log kami bisa menjual 5 kuintal per empat bulan," paparnya. Sama halnya usaha atau kerajinan yang lain, bisnis budidaya jamur Heri Prayitno juga mempunyai kendala. Salah satunya pertumbuhan spora dalam log tidak berproduksi maksimal. ''Ciri-ciri log yang tidak produktif, biasa ampas kayu berwarna hitam. Kalau ditotal dari 3.500 log ada sekitar 100 log yang tak produktif karena terserang hama," imbuhnya. Disamping itu, sebagai budidaya jamur tiram, dia dituntut jeli mengatur suhu yang tidak menentu seperti saat ini. Jika sedang turun hujan, suhu dalam ruang budidaya tidak boleh terlalu basah. Sedangkan, pada saat panas, dalam lokasi budidaya harus aktif dibasahi. ''Sebenarnya jamur seperti ini juga rentan dengan hama. Tapi alhamdulillah sampai sekarang belum ada," tukasnya. Agar menghasilkan jamur yang sehat dan berkualitas, selama empat bulan sekali dia harus mengganti ribuan log yang dibelinya dari salah satu pembibitan jamur di Pacet. Sebab, usia log produktif jamur itu maksimal 4 bulan. ''Jika lewat empat bulan volume produksi akan menurun. Makanya harus diganti pada waktunya," tegasnya. Namun, dari beberapa kendala itu, Heri mengaku prospek pasar dan permintaan jamur dipasaran cukup baik. Alasannya, selain untuk sajian menu rumah tangga, depot dan rumah makan, jamur tiram berjenis salju itu banyak dimanfaatkan sebagai menu alternatif. Terutama konsumen yang mengalami kolesterol tinggi akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak. ''Jamur tiram ini bisa sebagai menu alternatif bagi mereka yang kolesterolnya tinggi. Sehingga, dapat mencegah konsumen terkena penyakit jantung," ujarnya. (yr) (jawapos.co.id)

Pemanenan Jamur Tiram


2010-01-15 15:47

Usia jamur Tiram bisa di bilang sangat pendek dibanding jamur yang lain. Dari saat mulai tumbuh bakal jamur sampai jamur tumbuh besar hanya membutuhkan waktu 5 - 7 hari. Pada waktu itu jamur sudah tumbuh dengan sempurna dan harus segera di panen. Karena jika jamur yang sudah siap dipanen namun terlambat 1 hari saja memanennya maka jamur akan berubah menjadi kuning dan kualitas jamur serta harganya pun pasti menurun.

Usia jamur 3 hari 2 Hari kemudian sudah siap panen Cara Memanen : Petik jamur mulai dari pangkal batang (akar). Bersihkan pangkal batang jamur yang masih dipenuhi dengan grajen dari media tanam. Setelah itu bersihkan semua sisa-sisa jamur yang baru saja dipanen dari media taman (baglog). Ingat membersihkannya harus sampai bersih sebab kalau sampai masih ada sisa jamur yang tertinggal akan membusuk dan menghambat tumbuhnya jamur selanjutnya. Pembuskan ini juga bisa mengakibatkan datangnya hama ulat. Jamur yang sudah di bersihkan tadi sudah siap dibungkus dan dipasarkan.

TAHAPAN BUDIDAYA
Tahapan budidaya jamur tiram berupa persiapan media (substrat), pencampuran media, pengantongan (logging), sterilisasi, inokulasi bibit, inkubasi, pemeliharaan tubuh buah, dan panen. Bagi pemula atau pengusaha skala kecil ada baiknya untuk sementara waktu bibit ataupun media tanam dapat membeli dari pembibit ataupun dari perusahaan yang telah memiliki skala usaha yang besar Persiapan Media (Substrat) Formula media tanam untuk jamur tiram adalah sbb : Serbuk gergajian kayu = 100 kg Dedak = 10 kg Kapur = 0,5 kg Tepung jagung = 0,5 kg Gula merah = 0,25 kg Gypsum (tambahan) = 0,5 kg TSP (tambahan) = 0,25 kg Kadar air = 65% Pencampuran Media Bahan bahan media yang telah disiapkan diaduk sedemikian rupa sehomogen mungkin agar pertumbuhan miselium dapat merata ke seluruh media. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara mekanis ataupun manual. Apabila dilakukan secara manual upayakan pengadukan lebih lama sehingga diperoleh pencampuran yang merata terutama untuk bahan bahan yang konsentrasinya rendah. Media yang telah tercampur dengan baik biasanya menggumpal pada saat dikepal. Setelah proses pencampuran selesai lakukan pengomposan (fermentasi) selama 3-5 hari. Proses pengomposan dapat membantu mengurangi kontaminasi oleh mikroba liar dan juga membantu penguraian beberapa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap oleh jamur tiram. Lakukan pengadukan setiap hari agar proses pengomposan merata. Pengantongan (logging) Pengantongan atau pembuatan baglog dilakukan dengan memasukkan media yang telah dikompos ke dalam plastik tahan panas (polypropylene). Upayakan pengisian tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu padat. Untuk memadatkan media dapat dilakukan dengan bantuan botol yang diisi dengan pasir. Setelah diisi media pada bagian atas lalu diberi ring bambu/pipa dan di tutup dengan kapas sebagai tempat memasukkan bibit atau tempat keluarnya jamur. setelah itu diikat dengan karet. Sterilisasi Baglog yang telah siap selanjutnya disterilisasi melalui proses pasteurisasi dengan cara dikukus. Pasteurisasi yaitu proses pemanasan dengan suhu tidak lebih dari 100C dengan waktu tidak kurang dari 5 jam. Pada umumnya para produsen melakukan pemanasan selama 8-12 jam. Pemanasan ini tergantung pada bahan dasar yang digunakan dan banyaknya log yang dipasteurisasi. Setelah selesai baglog didinginkan selama setengah sampai satu hari.

Inokulasi bibit Inokulasi merupakan proses penanaman bibit ke dalam media tanam. Proses inokulasi dilakukan secara aseptis /steril. Usahakan ruangan sebersih mungkin. Bila memungkinkan peralatan maupun ruangan disemprot alkohol terlebih dahulu. Selama proses ini usahakan menutup mulut dengan masker atau minimal tidak berbicara berlebihan untuk menghindari kontaminasi yang berasal dari uap mulut. Inokulasi dilakukan dengan memasukkan bibit (F2) sebanyak 2-5 sendok makan ke dalam lubang yang telah diberi cincin bambu / pipa atau bisa juga dengan menebarkannya di atas permukaan media hingga merata kemudian menutup kembali lubang ring bambu dengan kapas. Inkubasi Inkubasi merupakan masa pertumbuhan miselium hingga memenuhi media secara merata. Suhu yang dibutuhkan pada proses ini yaitu antara 22C 28C. upayakan suhu di ruangan inkubasi dijaga agar tetap stabil untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Masa inkubasi akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari.

gambar inkubasi log jamur Pemeliharaan tubuh buah Tahap ini merupakan masa setelah inkubasi hingga panen. Pada masa pemeliharaan penutup baglog dibuka hingga seperempat bagian log. Tahapan ini memerlukan suhu yang lebih rendah dibandingkan pada saat pertumbuhan miselium (tahap inkubasi) dan juga kelembapan yang optimal/berlimpah. Suhu yang diperlukan sekitar 20C -26C dengan kelembapan 80% 90%. Pengaturan kelembapan dapat dilakukan dengan penyiraman sebanyak 2-3 kali setiap hari terutama ketika kelembapan di luar rendah biasanya pada saat siang hari. Selain kelembapan, kadar oksigen juga perlu diatur dengan membuka ventilasi ketika kelembapan di luar tinggi. Kelembapan perlu dikurangi hingga 70% 80% apabila tubuh buah telah mencapai ukuran dewasa. Hal ini dilakukan agar tekstur tubuh buah tidak lembek yang bisa menyebabkan tidak tahan lama /cepat busuk. Panen Setelah 7-10 hari penutup dibuka, tubuh buah biasanya sudah mulai tumbuh. Selang 3-4 hari setelah tunas tubuh buah tumbuh, jamur telah siap dipanen.

Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati dengan cara mencabut seluruh rumpun tubuh buah jamur yang ada beserta akarnya. Akar yang tertinggal bisa menyebabkan pertumbuhan tubuh buah selanjutnya terganggu karena terjadi pembusukan media. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat jamur masih dalam kondisi segar. Panen kedua biasanya berlangsung dalam rentang waktu 1-2 minggu setelah panen pertama. Usia produktif berlangsung 3-4 bulan dengan produksi satu baglog sekitar 0,6 kg. Setelah dilakukan pemanenan, log dipelihara seperti awal penanaman yaitu dengan melakukan penyiraman, pengaturan suhu, kelembapan serta aerasi.

Gbr. Jamur siap panen dan siap dikemas

You might also like