You are on page 1of 4

C.

Sistematika sumber ajaran agama Agama Islam mempunyai sistematika ajaran yang terdiri atas : 1) Al-Quran Al-qur'an adalah sumber ajaran islam yang pertama memuat kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-qur'an memuat ajaran islam diantaranya: a. Prinsip-prinsip keimanan pada Allah, malaikat, kitab, rasul, har akhir, qadha dan qadhar, dan sebagainya. b. Prinsip-prinsip Syariah mengenai ibadah khas (shalat, puasa, zakat, haji) dan ibadah umum (perekonomian, pemerintahan, pernikahan, hukum perdat, hukum pidana, dsb) c. Janji kepada orang yang berbuat baik dan ancaman kepada orang yang berbuat jahat (dosa). d. Sejarah nabi yang terdahulu, masyarakat, dan bangsa terdahulu. e. Ilmu pengetahuan mengenai ilmu ketauhidan, agama, dan hal-hal yang menyangkut manusia, masyarakat dan yang berhubungan dengan alam. Al-qur'an menjadi pedoman hidup yang tidak ada keraguan didalamnya. Selain itu Al-qur'an menjadi petunjuk yang dapat menciptakan manusia untuk menjadi bertaqwa kepada Allah SWT. Menurut Ahmad Sadali seperti yang dikutip oleh penulis bahwa semua perbuatan manusia adalah ibadah kepada Allah sehingga tidak boleh bertentangan dengan hukum Allah SWT dan ditujukan untuk mencapai keridhaan-Nya. Al-qur'an sebagai kitab suci berisi petunjuk memuat 6666 ayat. Jumlah itu hanya 5.8% dari seluruh ayat Al-qur'an yang mempunyai perincian. Karakteristik ayat-ayat adalah sebagai berikut : 1) Ibadah shalat, puasa, haji, zakat, dan lain-lain 140 ayat. 2) Hidup kekeluargaan, perkawinan, perceraian, hak waris. Dsb 70 ayat. 3) Perekonomian sebanyak 70 ayat. 4) Persoalaan kriminologi sebanyak 70 ayat 5) Persoalan kehakiman / pengadilan 13 ayat

6) Hubungan islam dengan non islam 25 ayat. 7) Hubungan si kaya dan si miskin 10 ayat. 8) Persoalan kenegaraan 10 ayat Jumlah ayat A-qur'an yang mempunyai perincian secara keseluruhan diungkapkan diatas adalah 368 ayat. Dari jumlah 368 ayat tersebut, hanya 228 ayat yang merupakan soal urusan hidup kemasyrakatan umat

2) Sunnah Nabi Muhammad SAW Sunnah Nabi Muhammad Saw merupakan sumber ajaran islam yang kedua. Hal-hal yang diungkapkan oleh Al-qur'an yang bersifat umum atau memerlukan penjelasan Nabi Muhammad SAW dijelaskan melalui sunnah. Sunnah dimaksud adalah perbuatan, perkataan, dan perizinan Nabi Muhammad SAW (Af'alu, Azwalu, dan Taqriru). Pengertian sunnah yang demikian mempunyai kesamaan dengan hadist. 3) Al-Ra'yu Al-Ra'yu dalam bahasa Arab berasal dari akar kata ra'a yang berarti melihat. Al-Ra'yu berarti penglihatan. Penglihatan disin adalah penglihatan akal bukan penglihatan mata meskipun penglihatan mata seringkali sebagai alat bantu terbentuknya penglihatan akal sebagaimana halnya pendengaran, perabaan, perasaan dan sebagainya. Al-Ra'yu terbentuk sebagai hasil suatu proses yang terjadi pada otak manusia setelah terlebih dahulu memperoleh masukan. Proses pemikiran ini amat tergantung pada masukan atau proses asosiasi dalam menganalisis, dan membuat sintesis yang akan melahirkan suatu kesimpulan. Proses itu disebut ijtihad. Orang yang melakukan ijtihad itu disebut mujtahid Ijtihad pada saat ini lebih penting bila dibandingkan pada masa Nabi Muhammad SAW meskipun pada maa Nabi Muhammad SAW, Ijtihad itu sudah dilakukan oleh Mu'az bin Jabal, yaitu ketika diangkat menjadi gubernur di Yaman.. Selain ijtihad tersebut qiyas (analogi) merupakan salah stau teknik berpikir. Oleh karena itu bila seseorang membenarkan adanya ijtihad maka benar pula adanya qiyas. Ijtihad dapat dilakukan bila tidak ada ayat Al-qur'an dan Al-hadist yang jelas mengenai sesuatu masalah sosial kemasyrakatan atau masalah lainnya. Apabila ijtihad dilihat dari pelaksanaannya dalam mengantisipasi permasalahn yang muncul

dan orang-orang yang ikut mengistinbatkan hukum dalam menyelesaikan persoalan disebut ijtihadfardi dan ijtihad jama'i.

Ijtihad Fardi adalah setiap ijtihad yang dilaksanakan dan mendapat persetujuan dari beberapa orang mujtahid. Hal ini bersifat regional . Ijtihad Jama'i adalah setiap Ijtihad yang dilaksanakan dan mendapat persetujuan dari seluruh otang yang memenuhi syarat untuk berijtihad. Hal ini bersiat nasional. AL-ra'yu mengandung beberapa pengertian diantaranya, sbb : Ijma' Ijtihad Qiyas Istishan Maslahat Mursalah Zadduz zari'ah atau Shad Al-Dzara'i 'Urf

D. Arti dan Fungsi Al-Hadist Yang Memuat Sunnah Rasulullah a) Pengertian Sunnah Sunnah dalam bahasa Arab berarti tradisi, kebiasaan, adat istiadat. Dalam terminologi islam sunnah berarti perbuatan, perkaaan, dan keizinan Nabi Muhammad SAW. (af'alu, aqwalu, dan taqriru). Pengertian sunnah tersebut sama dengan pengertian hadist. Al-hadist dalam bahasa Arab berarti berita atau khabar. Yang membedaka pengetian sunnah dengan Al-hadist ialah As-Sunnah adalah perbuatan, perkataan, dan keizinan Nabi Muhamma SAW yang asli sedang hadist adalah catatan tentang perbuatan, perkataan, dan keizinan Nabi Muhammad SAW yang sampai pada saat ini. Tetapi, tidak semua hadist mesti menjadi sumber hukum dan pedoman hidup. Sebab ada hadist yang maqbul (diterima) dan hadist yang mardud (tidak dapat diterima), b) Macam-macam sunnah

Ditinjau dari segi bentuk : a. Fi'li perbuatan nabi b. Qou'li perkataan nabi c. Taqriri perizinan nabi Ditinjau dari segi jumlah orang yang menyampaikannya : Mutawatir, Masyhur, Ahad. Ditinjau dari segi kualitas hadist :Shahih, Hasan, Dha'if, Maudhu. Ditinjau dari segi diterima atau tidaknya : Maqbul, Mardud. Ditinjau dari segi rang yang berbuat atau berkata : Marfu'. Mauquf, Maqtu'. Pembagian lain yang disesuaikan jenis, sifat, teknis penyampaian, dll.

Fungsi Sunnah Sumber Hukum Islam yang Kedua Sunnah adalah sumber hukum islam yang kedua sesudah Al-qur'an. Hal ini dasar hukumnya adalah diantaranya Surah Al-Anfal ayat 20: Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).

Menafsirkan Ayat Al-qur'an Sunnah berfungsi untuk menafsirkan, menjelaskan ayat Al-qur'an. Ayat-ayat Al-qur'an yang hanya menjelaskan dasar-dasar permasalahan suatu maka hadist berfungsi untuk menjelaskan. Sebagai contoh mengenai perintah shalat. Hadist menjelaskan, yaitu shalatlah kamu sebagaimana Nabi Muhammad SAW.

You might also like