You are on page 1of 2

Menanam Pohon di Surga Kami meriwayatkan dalam kitab at-Tirmidzi dan kitab Ibnu Majah dari Abu Darda'

Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, . . : : "Maukah kalian aku beritahu amalan kalian yang paling baik, yang paling suci di sisi Raja kalian, yang paling tinggi dalam derajat kalian, lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, lebih baik bagi kalian daripada kalian bertemu musuh kalian lalu kalian menebas leher mereka dan mereka menebas leher kalian?" Mereka menjawab, "Ya." Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Dzikir kepada Allah Taala." Takhrij Hadits: Shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad 5/195; Ibnu Majah, Kitab al-Adab, Bab Fadhl adz-Dzikr, 2/1245, no. 3790; at-Tirmidzi: Kitab adDu'a', Bab, 5/459, no. 3377; ath-Thabrani di dalam ad-Du'a' no. 1872; alHakim 1/496; Abu Nu'aim di dalam al-Hilyah 2/12, al-Baihaqi di dalam asySyu'ab no. 519; dan al-Baghawi no. 1544; dari beberapa jalan, dari Abdullah bin Sa'id bin Abi Hind, dari Ziyad bin Abi Ziyad, dari Abu Bahriyah, dari Abu Darda', dengan hadits tersebut. Ini adalah sanad yang kuat, rawi-rawinya dijadikan hujjah di ash-Shahih kecuali Abu Bahriyah, dia adalah rawi tsiqah, hanya saja atas Ziyad, Ahmad 6/447 meriwayatkannya dari jalan Musa bin Uqbah, darinya, dari Abu adDarda' dengan hadits tersebut tanpa Abu Bahriyah. Malik 1/211 meriwayatkannya, darinya, dari Abu ad-Darda' dengan hadits tersebut secara mauquf. Ahmad 5/240 meriwayatkannya dari jalan Abdul Aziz bin Abu Salamah, darinya, bahwa hadits tersebut sampai kepadanya dari Mu'adz dengan hadits tersebut secara marfu'. Al-Asqalani dalam Amali al-Adzkar 1/264-Futuhat, berkata, "Hadits ini diperselisihkan tentang apakah ia marfu' atau mauquf, mursal atau maushul." Aku berkata, "Kalau ia mauquf dan shahih maka hukumnya marfu' karena ia adalah tambahan dari rawi tsiqah yang mesti diterima, lalu bagaimana kalau yang mauquf itu adalah dhaif karena ia munqathi? Dan demikianlah maka hukumnya mashul bukan mursal dengan alasan yang sama. Adapun perselisihan pada sahabat, maka ia tidak berpengaruh apa pun dan yang zahir adalah bahwa ia berasal dari musnad keduanya, sekaligus. Hal itu karena di akhir hadits Abu ad-Darda' terdapat tambahan dari ucapan Mu'adz. Kemudian ia memiliki jalan-jalan periwayatan yang lain dari Mu'adz dalam

Ath-Thabrani dan al-Bazzar dengan riwayat senada. Dan hadits ini memiliki Syahid dari Mu'adz bin Anas di Ahmad 3/438 dengan sanad dhaif, juga syahid lain dari hadits Jabir di ath-Thabrani dalam al-Mu'jam ash-Shaghir 209 dengan sanad dhaif juga. Hadits ini dihasankan oleh al-Baghawi, alMundziri, dishahihkan oleh al-Hakim, disetujui oleh an-Nawawi, Ibnu Hibban dan al-Albani. Al-Hakim Abu Abdullah di kitabnya al-Mustadrak ala ash-Sha-hihain berkata, "Ini adalah hadits dengan sanad yang shahih."

You might also like