Professional Documents
Culture Documents
RM Tgl. Periksa : Tn. N : Laki-Laki : 62 tahun : Married : Pedagang : SMP : Islam : Jawa : JL. Kramat Sentiong 2/2 : 092/A/11 : 3 Oktober 2013
B.
Ananmnesis 1. Keluhan Utama : Kencing susah dan sedikit sejak 1 bulan 2. Keluhan Tambahan: Nyeri saat kencing dan terasa panas. 3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien laki-laki Tn. N datang dengan keluhan sulit kencing dan sedikit yang dirasa sudah 5 bulan terakhir dan mulai sangat mengganggu sejak 1 bulan terakhir. Pasien sudah berobat ke puskesmas sebelumnya namun belum ada perubahan. Pasien mengeluh mengedan dulu sebelum kencing sering dirasa. Pasien juga mengeluh pancaran kencingnya lemah dan cenderung hanya menetes. Pasien sering mengeluh terbangun untuk kencing saat malam hari. Pasien mengeluh kurang dari 2 jam setelah kencing sudah ingin kencing lagi. Pasien merasa kencing tidak lampias
dan seperti ada yang tersisa. Pasien mengeluh kencing putus-putus. Keluhan sulit menahan kencing disangkal. Satu minggu yang lalu pasien sempat kencing mengeluarkan darah di akhir kencing tidak nyeri dan riwayat kencing seperti berpasir disangkal. keluhan nyeri pinggang sudah sejak sebulan dan tidak menjalar. Riwayat trauma disangkal. Riwayat menggunakan alat-alat medis yang di pakai untuk penyakit kelamin sebelumnya disangkal. Riwayat demam disangkal.
4. Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 14 tahun dan meminum obat captopril dan nifedipin. Riwayat asma disangkal, riwayat penyakit jantung disangkal, riwayat alergi obat disangkal. Pasien memiliki riwayat maag. Riwayat Diabetes mellitus disangkal. Riwayat Stroke sebelumnya disangkal.
5. Riwayat Penyakit Keluarga : o o o o o Riwayat penyakit keluarga hipertensi Ibu Pasien (+) Riwayat penyakit keluarga asma disangkal. Riwayat penyakit keluarga jantung disangkal Riwayat keluarga alergi obat disangkal. Riwayat keluarga penyakit diabetes mellitus disangkal.
6. Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien adalah seorang pedagang air minum kemasan yang tinggal bersama satu rumah dengan satu istri, satu anak, satu menantu dan dua cucunya. Istrinya berusia 59 tahun yang juga merupakan pedagang yang membantu kerja suaminya. Pasien mendapatkan pendapatan berkisar Rp. 1.500.000,- setiap bulannya. Pendapatannya juga di dapat dari hasil kerja anaknya sebagai sales di suatu dealer mobil dengan pendapatan Rp. 3.000.000,-. Pendapatan tersebut dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan tambahan lainnya.
2
Pasien mengaku masih ada sisa dari pendapatannya setiap bulan dan masih bias digunakan untuk menabung dan untuk keperluan darurat seperti untuk berobat dan keperluan tak terduga lainnya. Menantu dari pasien juga membantu pekerjaan di kios yang pasien jalani. 7. Riwayat Kebiasaan : Pasien memiliki pola makan yang tidak teratur dikarenakan hanya makan saat sedang ingin makan. Tn. N memakan makanan yang dimasak oleh istrinya atau menantunya sendiri di rumah dengan alasan lebih praktis. Biasanya istri dan menantu Tn.N memasak makanan berupa nasi, ikan, telur, tahu, tempe, terkadang ayam, dan jarang sayur-mayur. Pasien menyangkal mengkonsumsi minum-minuman beralkohol dan juga tidak merokok. Untuk pekerjaan rumah sehari-hari, pasien mengerjakan urusan rumah bersama-sama dengan istri dan menantu pasien. Pasien memiliki waktu khusus untuk berolahraga jalan pagi dan senam jantung tiap minggu yang diadakan di dekat rumahnya tiap minggu. Pasien sudah tidak aktif berhubungan seksual dan pasien lebih sering menggunakan waktu kosongnya untuk bermain bersama cucunya dan bekerja menjaga kios air minum kemasan di rumahnya.
C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum : Sakit ringan 2. Kesadaran : Compos mentis 3. Vital Sign : Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu Berat Badan : 130/80 mmHg : 74x / menit : 18x / menit, : 36,8 oC : 58 kg (pada tanggal 3 Oktober 2013)
4. Status Generalis : KULIT 1. Warna 2. Jaringan parut 3. Pertumbuhan rambut 4. Suhu Raba 5. Keringat 6. Kelembaban 7. Turgor 8. Ikterus 9. Edema KEPALA 1. Bentuk 2. Posisi 3. Penonjolan MATA 1. Exophthalmus 2. Enoptashalmus 3. Edema kelopak 4. Konjungtiva anemis 5. Skelera ikterik
: Kuning langsat : Tidak ada : Normal : Hangat : Umum : Lembab : Cukup : Tidak ada : Tidak ada
TELINGA 1. Pendengaran : Normal ADS 2. Inspeksi : Daun telinga normal ADS, massa -/-, cairan pus/darah -/-. Serumen +/+ 3. Palpasi : Nyeri tekan tragus -/-, nyeri tarik auricular -/-, krepitasi -/ LEHER 1. Trakea 2. Kelenjer tiroid 3. Kelenjar Limfe 4. JVP
PARU-PARU 1. Inspeksi : Bentuk & ukuran dada normal, pergerakan nafas dalam keadaan statis & dinamis simetris kanan dan kiri 2. Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan dan kiri, fremitus vokal simetris kanan dan kiri
: Sonor (+/+) di seluruh lapang paru : Vesikuler (+/+); Ronki (-/-), Wheezing
: Iktus cordis tidak terlihat : Iktus cordis teraba : Batas atas : Sela iga II garis parasternal Batas kanan : Sela iga IV garis sternal dekstra Batas kiri : Sela iga IV garis midclavicula sinistra : Bunyi Jantung I - II Reguler. Gallop (-) Murmur (-)
4. Auskultasi
: Agak cembung, gerak peristaltik usus tidak terlihat : Bising usus (+) Normal : Timpani di seluruh kuadran abdomen : Nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba
Pemeriksaan Dalam : Rectal Toucher (colok dubur) : Tidak teraba massa, ampula recti tidak kolaps, Prostat lobus lateral kanan teraba membesar, ujung prostat teraba, permukaan licin, nyeri (-), hand scoon : Feses (-), Darah(-), Lendir (-).
D. Pemeriksaan Penunjang : a. Pemeriksaan laboratorium PSA b. Pemeriksaan BNO-IVP untuk melihat derajat obstruksi c. Foto Rontgen thorak PA d. Pemeriksaan Uroflowmetri untuk memeriksa pancaran urin e. USG abdomen untuk memeriksa ukuran prostat secara pasti f. Pemeriksaan laboratorium ureum dan kreatinin untuk evaluasi sitem urinaria bagian atas.
Berkas Keluarga A. Profil Keluarga 1. Karakteristik Keluarga a. b. Identitas Kepala keluarga Identitas Pasangan : Tn.N, usia 62 tahun : Married
c. Struktur Komposisi Keluarga : Extended Family Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah No. 1 2 3 4 5 6 Nama Tn.N Ny.T Tn. B Ny.W An. D An. D Status Keluarga Ayah Ibu Anak Menantu Cucu Cucu Jenis Kelamin Laki-laki 62 tahun SMP SMA SMA SMA TK TK Pedagang IRT Salesman IRT Pelajar Pelajar Usia Pendidikan Pekerjaan
2.
Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup a. Lingkungan tempat tinggal Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal Status kepemilikan rumah : Milik sendiri Daerah perumahan : Padat penduduk Karakteristik Rumah dan Lingkungan Luas rumah : 8 x 17 m2 Jumlah penghuni dalam satu rumah : 6 orang Kesimpulan Tn. N tinggal di rumah milik sendiri. Terdiri dari satu ruang
Luas halaman rumah : Tidak ada Tidak Bertingkat Lantai rumah dari : Keramik Dinding rumah dari : Tembok Jamban keluarga : Ada Tempat bermain : Tidak ada Penerangan listrik : 2000 watt Ketersediaan air bersih : Ada Tempat pembuangan sampah : Ada
tamu, satu ruang keluarga, dua kamar tidur dan dapur. Total penghuni di rumah tersebut sebanyak 6 orang. Ventilasi udara dan pencahayaan baik terdapat dua jendela di bagian depan rumah yang selalu dibuka setiap pagi. Terdapat jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan air bersih tersedia serta kondisi lingkungan yang padat.
b. Kepemilikan barang barang berharga Keluarga ini memiliki : Satu buah mobil Dua buah televisi Satu buah lemari es Satu buah kompor gas Dua buah kipas angin Dua buah air conditioner Tiga buah handphone
DAPUR
KAMAR MANDI
KAMAR 2
KAMAR 1
RUANG TAMU
RUANG KELUARGA
GARASI
KIOS TOKO
3.
Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga a. Jenis tempat berobat : Rumah Sakit dan Puskesmas b. Asuransi / Jaminan Kesehatan : KJS
4.
Kesimpulan Paisen biasa berobat ke Puskesmas dan meminta rujukan ke RSPAD Gatot Subroto. Jarak yang ditempuh 5 km dari rumah dengan menggunakan
Kualitas pelayanan
kesehatan
kendaraan roda empat atau dengan kendaraan umum. Pasien juga merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas.
5.
Pola Konsumsi Makanan Keluarga a. Kebiasan makan : Pasien memiliki kebiasaan pola makan yang tidak teratur. Pasien mengaku bahwa dia makan tidak sesuai jam makan tergantung nasfsu makannya. Menu makanannya sehari-hari bervariasi. Pasien lebih sering memakan makanan yang dimasak sendiri oleh istri dan menantunya di rumah karena dirasakan lebih praktis. Biasanya menu yang dibeli dan dimakan sehari-hari adalah nasi, ayam atau ikan, telur, tahu, tempe, sayur-mayur, buah dan susu. Keluarga Tn. N membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan setelah makan, dan setiap orang menggunakan gelas masing-masing sendiri. . b. Menerapkan pola gizi seimbang : Menu makanan 4 sehat 5 sempurna adalah makanan yang terdiri dari nasi, lauk dan pauk, sayur, buah, dan susu. Menu makan sehari-hari keluarga Tn. N yang biasa disajikan terdiri dari nasi, ikan dan terkadang ayam, tahu, tempe, serta mengkonsumsi sayur, buah, dan susu. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:
Tabel 4. Food Recall Pola Makan Tn. I Selama Tiga Hari Terakhir Tanggal 30 September 2013 Pagi Telur dadar 1 potong, Roti 1 potong, Susu Hangat 1 gelas 400ml Mie Instan 2 bungkus, Susu Hangat 1 gelas 400ml Roti tawar tanpa selai, Susu Hangat 1 gelas 400ml Siang Malam
Nasi Goreng 1 Sate Ayam 1 porsi, air putih 1 porsi, air putih 1 gelas 400ml gelas 400ml
1 Oktober 2013
Nasi 1 porsi, Ayam Bakar 1 Ikan lele 1 ekor, porsi, Air putih 1 Air Putih 1 gelas gelas 400ml 400ml Nasi 1 porsi, Capcay 1 porsi, Fuyung Hai setengah potong, Jus Jeruk 1 gelas 400ml Plecing Kangkung 1 porsi, air putih 1 gelas 400ml
2 Oktober 2013
c. Antropometri Pasien : a) Tinggi Badan b) Berat Badan c) Berat Badan Ideal = 168 cm = 59 Kg = (168-100) (168-100)10% = 61,2 Kg d) Indeks Massa Tubuh = 59/(1,682) = 20,90
Tabel 5. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik (WHO, 2010)
Kesan : Berat badan Tn. N berdasarkan IMT adalah berat badan kisaran normal
10
6.
Pola Dukungan Keluarga a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga : Pasien tahu dan peduli terhadap kesehatannya sehingga pasien memiliki kemauan untuk menjalani pengobatan secara teratur. Istri dan anak pasien mendukung pasien untuk rutin kontrol berobat ke dokter. Istri pasien juga turut mengawasi pola makan pasien dan memberi pasien makanan yang bergizi agar pasien mau lebih banyak makan terutama sayuran dan buah-buahan. Keluarga pasien sangat berharap penyakit pasien bisa sembuh secara sempurna dan tidak kambuh lagi. Biaya pelayanan kesehatan diperoleh pasien dari Jaminan Kesehatan Daerah (KJS) yang baru diperolehnya setahun terakhir karena sebelumnya pasien membayar secara mandiri.
b.
Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga : Istri pasien yang tinggal serumah sudah cukup berumur sehingga kurang bisa memenuhi apa yang dibutuhkan pasien. Komunikasi antara anggota keluarga kurang baik karena jika keluhan sakit sudah sangat mengganggu baru anggota keluarga akan bercerita sehingga cenderung lebih lambat untuk berobat. Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk membiasakan membersihkan lingkungan rumah karena keadaan disekitar rumah sangat padat sehingga jika dibersihkan akan mudah kotor lagi yang menyebabkan anggota keluarga malas untuk membersihkan
11
B. Genogram 1. Bentuk keluarga : Bentuk keluarga ini adalah extended family yang terdiri dari Tn.N sebagai kepala keluarga Istrinya Ny. T dan satu orang anaknya Tn. B dan menantu Ny.W serta dua orang cucu, An. D dan An.D. 2. Tahapan siklus keluarga : Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap keluarga dalam usia pensiun dan lansia.
3. Family map
Tn. N 62 tahun
Ny. T 59 tahun
Ny. W 33 tahun
An D 8 tahun
An D 8 tahun
12
Keterangan : : Laki - laki : Pasien Laki-laki : Hubungan pernikahan : Tinggal serumah : Perempuan : Garis keturunan
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga Pasien sudah berkeluarga (married). Pasien tinggal bersama istrinya dengan anak, menantu dan dua orang cucu pasien. Rumah dibersihkan setiap hari oleh menantu atau istri pasien. Saat ada di rumah pasien bekerja menjaga kios air mineral bersama istri dan menantunya dan jarang keluar rumah jika tidak ada keperluan Pasien saat ini sedang dalam pengobatan untuk mengontrol hipertensi yang sudah dialaminya selama 11 tahun terakhir. Penyakit serupa juga dialami oleh ibu pasien. Pasien sudah tidak aktif berhubungan seksual dengan istri dikarenakan beralasan sudah sangat berusia dan tidak dilakukan sejak 4 tahun terakhir. Pasien tinggal di rumah milik sendiri di lingkungan sangat padat penduduk. Penduduk sekitar rumah adalah pensiunan yang rata-rata tidak memiliki kebiasaan merokok. Pencahayaan dan ventilasi rumah pasien sendiri cukup dan jendela selalu dibuka setiap pagi. Namun ventilasi rumah kerap berdebu karena lebih jarang dibersihkan. Pasien selalu makan di rumah dan memasak makanan yang dikerjakan oleh istri atau menantunya yang tinggal serumah dengannya. Pasien terbiasa
13
mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun dan air mengalir serta mengeringkan dengan lap bersih, baik sebelum atau sesudah makan. Pasien menggunakan gelas sendiri-sendiri sebagai peralatan minum. Pasien memiliki kegiatan olahraga yang terjadwal sendiri.
Pasien memiliki penghasilan sendiri yang dihasilkan dari kios yang dijaga di rumahnya dan dari anaknya yang juga bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari diperoleh dari hasil kerja atau dari anaknya. Dengan pendapatan per bulannya kira-kira Rp. 1.500.000,00. Pasien merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
D. Diagnosis Holistik a. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu mengenai penyakitnya) Pasien datang berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen karena pasien merasa sangat terganggu dengan gejala dari penyakit yang dideritanya, seperti sulit kencing, kencing tidak lampias, sering terbangun malam hari untuk kencing dan kencing yang terputus-putus serta harus mengedan dulu sebelum harus kencing yang terutama di rasakannya sejak 5 bulan terakhir. Dengan datang berobat, pasien berharap penyakitnya akan segera sembuh sehingga tidak lagi merasakan gejala tersebut yang telah mengganggu aktifitasnya selama ini, sebab pasien khawatir jika tidak berobat, penyakit yang dideritanya ini akan menjadi lebih parah sehingga gejala yang di rasakan akan semakin memberatkannya dan pasien tidak dapat melakukan aktivitas yang biasa ia lakukan. Menurut pasien, Hipertrofi prostat adalah penyakit yang disebabkan karena usia yang sudah tua yang dapat disembuhkan dengan meminum obat secara teratur. Pasien yakin bahwa penyakitnya dapat disembuhkan sehingga aktifitasnya tidak terganggu lagi dan dapat hidup seperti orang normal.
14
b. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding) Diagnosis kerja Dasar diagnosis : Hipertrofi Prostat : Dari anamnesis riwayat penyakit sekarang, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaaan penunjang Diagnosis banding : Carcinoma Prostat, Neurogenic Bladder.
c. Aspek risiko internal (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien): Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan Tn. N adalah pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 11 tahun yang lalu dan sudah berusia lebih dari 50 tahun. Selain itu, pasien juga memiliki kebiasaan makan yang kurang sehat, seperti pasien malas untuk makan sayur dan buah, sering berada di ruangan dalam rumah dan hanya beraktivitas jika ada jadwal senam jantung sehat tiap minggu. Pasien masih rajin solat dan bahkan selalu ke masjid setiap sholat subuh. Bagi pasien, sakit bukanlah penghalang untuk tetap beribabadah kepada Allah SWT.
d. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah) : Anggota keluarga sangat membantu dalam proses pengobatan. Walaupun kedua anaknya sudah berkeluarga. Tn.N sangat yakin dan optimis bahwa penyakitnya dapat sembuh. Seluruh anggota keluarganya pun sangat mendukung dalam penyembuhan pasien. Istri dan anak serta menantu yang tinggal satu rumah dengan Tn.N sering mengingatkan Tn.I untuk meminum obat jika pasien lupa minum obat. Tn. N awalnya berobat dengan biaya pribadi namun setelah ada kartu Jakarta Sehat, pasien merasa sangat terbantu untuk menjalani pengobatan. Perjalanan menuju Puskesmas yang ditempuh pasien selama kurang lebih 15
15
menit dengan menggunakan angkutan umum atau diantar dengan mobil oleh anaknya. Lingkungan disekitar terlalu padat penduduk dan perilaku warga di sekitar tempat tinggal pasien selama ini baik, sehingga tidak terlalu mempengaruhi kesehatan pasien saat ini. Pencahayaan dan ventilasi rumah pasien pun sudak cukup baik karena Tn.N dan keluarga mengetahui betapa pentingnya ventilasi. Status ekonomi keluarga yang termasuk ekonomi menengah ke atas, tidak menyulitkan Tn.N dan keluarga dalam pemenuhan kehidupan seharihari termasuk makanan gizi seimbang, sehingga keseimbangan nutrisi pasien terpenuhi.
e. Aspek fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari ): Tn.N adalah seorang pedagang yang kerjaan utama sehari harinya adalah menjaga kiosnya dan membantu melakukan pekerjaan rumah. Sebelum sakit, Tn.N semangat sekali dalam melakukan berbagai aktivitas rutinnya. Namun, setelah Tn.N menderita penyakit ini, Tn.N merasa terganggu namun masih dapat melakukan aktifitasnya sehari-hari. Menurut skor ECOG aktivitas menjalankan fungsi sosial pasien memiliki nilai 4, yaitu sepenuhnya aktif dapat mengerjakan aktivitas namun dengan intensitas yang berkurang dari sebelumnya karena keluhan yang dialaminya. E. Rencana Penatalaksanaan (sesuai dengan kelima aspek diatas)
16
Kegiatan Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluaraga bahwa : Penyakit Hipertrofi Prostat merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan yang teratur. Memberikan harapan dan semangat berobat bahwa gejala yang dialami bias diperbaiki Menjelaskan kepada pasien bahwa hipertrofi prostat merupakan penyakit yang sering dialami oleh pasien yang memasuki lanjut usia yang sudah tidak aktif dalam kehidupan seksual. Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluarga tentang penyakit pasien dan terapi yang diberikan kepada pasien. Menjelaskan bahwa hipertrofi prostat merupakan penyakit yang butuh tindakan operatif untuk mengembalikan fungsi kencing seperti semula. Memberikan anjuran untuk dilakukan TURP yang merupakan pengobatan operatif yang paling dianjurkan saat ini
Sasaran
Waktu
Hasil yang Diharapkan Pasien dan anggota keluarga mengetahui dan memahami penyakit pasien sehingga kecemasan pasien bisa berkurang. Pasien mau terus berobat Mengurangi kontak dengan berbagai faktor pencetus yang dapat menimbulkan gejala penyakit Sinusitis.
Pasien Saat pasien dan istri berobat ke pasien Puskesmas dan saat kunjungan ke rumah pasien.
Aspek klinik
Pasien dan anggota keluarga pasien mengetahui dan memahami penyakit pasien dan memahami tujuan dari terapi yang diberikan Keluhan sulit berkemih dapat diminimalisir sehingga pasien dapat beraktifitas seperti biasanya.
17
untuk penyakitnya. Memberikan -blocker yaitu tamsulosin 0,4 mg untuk mengembalikan dan mengurangi gejala fungsi berkemih dan 5 reducatase inhibitor yaitu finasteride untuk mengurangi ukuran prostat sehingga sumbatan bias diminimalisir Menganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan memakan makanan bergizi seimbang dan makan 3x/hari. Menganjurkan pasien untuk lebih sering berolahraga untuk menghindari faktor risiko yang dimilikinya yaitu hipertensi
Pasien mengkonsumsi makanan dengan menu yang lebih bervariatif, sehat, dan bergizi Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat
Aspek Memberi dukungan dan psikososial saran kepada pasien agar keluarga selalu sabar, tidak mudah putus asa dalam menjalani pengobatan Membantu mengingatkan pasien agar pasien rutin meminum obat. Menyarankan pasien untuk mau berobat lebih lanjut ke dokter spesialis untuk menyembuhkan penyakit yang dialaminya Aspek .menganjurkan kepada fungsional pasien untuk rutin menjalani aktivitas olahraga yang dijalani
Pasien tidak putus asa dalam proses pengobatan yang dijalani. Pasien menjadi teratur meminum obat. Terciptanya lingkungan rumah yang bersih dan sehat.
tiap minggu pasien Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk bersama-sama ikut beraktivitas untuk memberi motivasi kepada pasien F. Prognosis 1. 2. 3. Ad vitam Ad sanationam Ad functionam : Ad bonam : Dubia Ad bonam : Dubia Ad bonam
19