You are on page 1of 1

Aku tahu aku bisa mencahayakan wajahnya ketika aku membawa pulang piala besar karena menang lomba

proyek sains. Terburu-buru aku berlari pulang mendorong gerobak barang. Sejumlah orang dewasa meneriakiku untuk berhati-hati dengan salju yang licin. Kikikan girang keluar di tenggorokanku, tidak sabar menunjukkan pialaku pada ayah. Mobilnya dan mobil paman ada di halaman. Aku mencampakkan gerobakku hingga oleng jatuh ke tanah. Menunduk, aku memungut piala berwarna-emas-pura-pura ku dari kardus, lalu berloncat dan melompat menaiki tangga teras sambil meneriaki nama ayah. Ibuku membukakan pintu sebelum aku. Wajahnya berkerut dan basah, dia mengusap air mata dari matanya yang merah. Aku membeku di depannya, melihat wajahnya yang sendu. Di belakang ibu, paman mendekat dan juga matanya merah dan sembab. Gwenn, dia tidak ada lagi disini. ---

Gwenn ? ibuku mengetuk pintu kamar.

You might also like