You are on page 1of 20

Nama : Muhammad Rifan

NIM : A1B110227

Adat Perkawinan di Desa Warukin Kabupaten Tabalong

Asal usul Warukin sendiri berasal dari kata Weruken,yang dulunya adalah tempat yang banyak terdapat pohon durian/papaken (maanyan, yang disukai oleh binatang sejenis kera yang di sebutnya weruk (maanyan).

Desa Warukin adalah salah satu desa yang terdapat di kabupaten Tabalong,ter letak sekitar 13 KM dari kota Tanjung, dengan berkecamatan Tanta. Jumlah penduduk di desa ini 1858 orang,dengan mata pencaharian rata-rata sebagai petani Karet.

Dayak Warukin di Desa Warukin di Kecamatan Tanta, Tabalong merupakan bagian dari Maanyan Banua Lima. Maanyan Benua Lima merupakan subetnis Maanyan yang terdapat di Kecamatan Benua Lima, Barito Timur, nama asalnya adalah Maanyan Paju Lima istilah Benua berasal dari bahasa Melayu Banjar

Dayak Warukin di Desa Warukin di Kecamatan Tanta, Tabalong merupakan bagian dari Maanyan Banua Lima. Maanyan Benua Lima merupakan subetnis Maanyan yang terdapat di Kecamatan Benua Lima, Barito Timur, nama asalnya adalah Maanyan Paju Lima istilah Benua berasal dari bahasa Melayu Banjar.

Dan seperti ritual adat lainnya, dilakukan musyawarah saat pembicaraan lamaran yang disebut ngusul pakat atau mufakat. Tahapan ini dilakukan setelah acara dibuka oleh tetua adat dengan minum bersama tuak air tapai ketan yang dicampur sedikit merica dan pewarna daun pandan.

Dengan bersandingnya kedua mempelai, prosesi hampir selesai. Sebab setelah dilakukan ritual pilah saki atau pemalasan pengantin agar direstui Shang Hiyang Bihatara, kedua mempelai resmi diserahkan oleh keluarga masingmasing. Ritual Pilah Saki Menyembelih hewan ternak dan menguburkan kepalanya dilokasi tempat kegiatan dan tentunya dengan bacaan mantra-mantra yang disematkan kepada roh-roh penunggu lokasi tersebut.

Selain kendala biaya dan karena mayoritas warga dayak setempat yang telah memeluk agama, tidak sembarang orang bisa menggelar ritual itu. Perkawinan adat atau iwurung juee bagunung perak hanya dapat dilakukan keturunan raja, bangsawan atau orang kaya. Bila dalam garis keturunan tidak pernah ada yang melaksanakan, maka anak cucunya juga tidak boleh atau akan terkena bala

Prosesi tradisi pernikahan Dayak di Desa Warukin dilangsungkan dengan berbagai tahap. Perkawinan adat ini disebut Penganten Mandai. Dalam iring-iringan, seorang ibu yang dituakan dalam keluarga calon mempelai pria, membawa bokor berisi barang hantaran. Sedangkan pihak keluarga calon mempelai wanita menyambutnya di balik pagar. Sebelum memasuki kediaman mempelai wanita

Upacara perkawinan suku Dayak sepenuhnya ditanggung oleh keluarga pihak wanita. Untuk pelaksanaan upacara perkawinan dipotong beberapa ekor babi, sedangkan memotong ayam untuk hidangan dianggap hina. Pada upacara perkawinan pengantin pria biasanya menghadiahkan berbagai tanda kenangan berupa barang antik kepada abang mempelai wanita. Sebagai pernyataan terima kasih karena selama ini abang telah mengasuh calon istrinya

Selain hukum adat tradisi yang masih lestari adalah turus tajak atau pembacaan sumbangan para tamu undangan. Pada kesempatan ini jumlah sumbangan dan pesan si penyumbang dibacakan secara langsung oleh penghulu adat atau yang bersangkutan sebagai kenangkenangan dan ucapan selamat.

Setelah saling jatuh cinta dan yakin bahwa pilihannya tidak keliru jalan yag ditempuh menuju jenjang perkawinan dapat berupa:

1.

Ijari 2. Peminangan

Berikut beberapa upacara Dayak Warukin


Ijambe, (baca : Ijamme) Ngadatun Miya Bontang Nuang Panuk Siwah

Macam-macam Tata Cara Perkawinan Adat


1.

2.
3. 4.

Singkup Paurung Hang Dapur Adu Bakal Adu Jari (adu biasa) Adu hante

Suku ini terbagi menjadi 7 subetnis, di antaranya :


Maanyan Patai Maanyan Paku Maanyan Paju Epat (murni) Maanyan Dayu Maanyan Paju Sapuluh (ada pengaruh Banjar) Maanyan Jangkung (ada pengaruh Banjar) Maanyan Benua Lima/Paju Lima (ada pengaruh Banjar) Maanyan Warukin (ada pengaruh Banjar) dan lain-lain.

Perkawinan yang diatur menurut hukum adat ditata secara bijaksana sebagai jaminan bagi masyarakat untuk menghindari semua jenis pelanggaran hukum adat. Berkaitan dengan perkawinan, para remaja Dayak Manyaan umumnya memilih sendiri pasangan hidup mereka.

Begunung perak adalah prosesi perkawinan adat dayak kalsel yang hampir punah. Perkawinan adat dayak ini menurut ketua adat setempat diadakan terakhir pada tahun 1983. Ada juga adat pernikahan anak daro mandi keair. Sebelum melaksanakan perkawinan biasanya mereka mencari kayu terlebih dahulu sebelum pesta perkawinannya. Kayu tersebut di gunakan untuk memasak.

Selama pelaksanaan ritual pemakaman tersebut, ada proses yang unik, kerbau yang dikorbankan harus terlebih dahulu ditombak sebelum akhirnya disembelih. Menombak kerbau ini diyakini sebagai bentuk ekspresi bahwa seseorang harus berusaha atau bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu.

Ritual ini pun dilakukan berhari- hari, bahkan ada yang sampai tujuh hingga sembilan hari, seperti pada aruh ganal (upacara menyambut panen), maupun aruh buntang (ritual menaikkan arwah orang yang sudah meninggal dari alam kubur ke alam roh).

You might also like