You are on page 1of 15

EE-458 LAB REPORT

EXPERIMENT #5

DIGITAL DATA TRANSMISSION - I

Kelompok 5 :
Syafareza Yoga
(071910201037)
Muhammad Nur F (071910201038)
Dian Ardhana N
(071910201060)
Arif Setiawan
(071910201061)
Rendra Agung
(071910201062)
Reza Zulfikar
(071910201063)
Rezky Pratama Budi (071910201064)
Leliana
(071910201065)
Novan Adi
(071910201066)

1/17/2014

Purpose:
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengimplementasikan baseband, amplitude shift keying, and phase reversal keying untuk
system komunikasi biner.
2. Untuk mengetahui cara kerja system.
3. Untuk mengukur efek dari noise dalam kemungkinan eror penerimaan data.
Equipment List
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Philips PM5193 Function Generator


Philips PM3365 Oscilloscope
Philips PM6666 Timer/Counter
Fluke 8840A Digital Multimeter
Hewlett Packard 3561A Dynamic Signal Analyzer
Hewlett Packard 6218C Variable Power Supply
CMD Mainframe

Parts List
1. Proto board
2. 50 Termination
3. IN 4148 Diode

Teknik Modulasi Digital


Ada 3 cara untuk merubah luas dari gelombang pembawa. Sangat dibenarkan apabila
menggunakan metode ini karena terbukti pada praktiknya, bukan hanya secara teori.
Berikut adalah cara mengubah Amplitudo, frekuensi dan phasa dari gelombang pembawa(carrier)
sinus. Teknik ini berfungsi untuk memperbesar Amplitudo (Amplitudo-Shift-keying(ASK)), pada
frekuensi (Frekuensi-shift-keying(FSK)) dan Phasa (Phasa-shift-keying(PSK)) secara berturut-turut.
ASK menjelaskan teknik meningkatkan gelombang pembawa dengan sinyal digital f(t). secara
matematika, modulasi sinyal pembawa adalah s(t):

Gambar : Amplitude shift keying

Gambar : Amplitude shift keying -- frequency domain


Sinyal pulsa menunjukkan bahwa bentuk gelombang PCM dapat digambarkan dengan RF
awal/pembawa dengan menggunaka Amplitud, phasa ataupun modulasi frekuensi. Untuk modulasi
digital, biasa disebut dengan Amplitudo-shift-keying. Amplitudo asal menentukan bit data untuk interval
tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa pemancar dari sistim tersebut terdiri dari sebuah osilator yang
memiliki gerbang on-off; maka ASKsering digunakan sebagai penunjuk on-off. Osilator sering digunakan
sebagai penunjuk on-off.osilator bekerja secara terus-menerus sebagai gerbang pembawa on-off.
Rangkaian tersambung seperti skema diatas. Sebuah diode silicon dan hambatan 50 ohm. VCO
menghasilkan 20 khz sinyal carrier dan penerima.
Suhu dan keragaman power supply juga menentukan lintasan dari rangkaian tersebut.

Keluaran integrator mempunyai nilai diantara 0 dan A volts. Tegangan awal di set + A/2 volt. Dengan
kata lain, keluaran harus bernilai A/2 (0) dan +A/2 (1). Dapat diselesaikan jika keluaran dari
summer dengan sumber DC yang ditampilkan bidang. Level disesuaikan hingga gelombang berbentuk
persegi terpusat di 0 volt. Konversi batasan adalah 2.5 v.
PSK mendeskripsikan teknik modulasi yang mengubah fase sinyal carrier. Secara matematis :

Phase Shift Keying


Pulsa yang mewakili contoh nilai PCM ketika ditransmisikan melalui modulasi fase, Phase Shift Keying
terjadi. Disini, data bit membentuk fase sinyal carrier. Melepas diode dari modulator ASK menghasilkan
modulasi PSK. Tegangan awal dikembalikan pada 0 V. Sinyal PSK dapat dilihat menggunakan osiloskop
ketika sinyal ini dibangkitkan dan terdeteksi.
Langkah Kerja
A) Basis dan Transmission:
Sirkuitini disusun sesuai skema seperti yang diperlihatkan pada gambar 5A. Nilai data diatur 5 kHz.
Pencacah frekuensi diatur DC coupling dan auto level di set OFF. Modul di amati menggunakan
osiloskop.

Figure 5 A (a) Base Band transmission


Fungsi dari modul modul yang berbeda dijelaskan di bawah ini :

Sumber Sinyal Digital :


Sumber sinyal menghasilkan rentetan 0 (sekitar -2.5 V) dan 1(+2.5V) pada nilai data yang diatur
Master Clock. Periode waktu tiap bit T= 1/fs. Sinyal ini berguna untuk memvisualisasikan proses
deteksi. Sinyal ini berguna dalam menghitung error pada data yang di deteksidi dala saluran
komunikasi.

Figure 5 A (b) Block parameters digital signal source

Summer:
Summer ini mewakili saluran komunikasi yang terdapat noise dari analusa sinyal sumber keluaran. Level
spektrum ini dapat diukur dengan menghubungkan sumber keluaran ke sumber inputan untuk
menganalisa sinyal tersebut, dan mengeset sumber dengan noise acak sebesar 0 dB. Spektrumnya rata
rata di set sekitar 50. Dengan memilih RMS dan menekan tombol Start, spektrumnya akan sama dengan
50 seperti spektrumnya. Rata ratanya mendekati level sekitar 150 mV. Kekuatan spektral relatif dalam
W/Hz, ditentukan dengan membagi kekuatan noise dengan bandwidth.
No = 1.24exp(-4). Watts/Hz
Integrator :
Adalah sebuah integrasi dan sirkuit pembuangan dengan pembuangan dari kapasitor dan terjadi di akhir
periode data. Di dalamnya terdapat juga sebuah filter pendeteksi yang bekerja baik untuk menangkap
sinyal. Konektor keluaran dilengkapi dengan integrasi sudut pandang langsung. Ketika integrasi terjadi,
integrasi sebelumnya dikeluarkan dan disediakan dengan contoh dan konektor penahan. Integrasi ini
dasarnya terdiri dari filter pass kecil dalam domain frekuensi.

Figure 5 A (c) Block parameters Contoh and Penahan


Limiter:
Dalam bagian ini adalah bagian pembuat keputusan. Jika keluaran dari integrator lebih besar dari 0,
keluaran pembatas sekitar +2.5 V. Pilihannya adalah 0 sebagai tegangan pelengkap yang valid ketika
sumber sinyal diproduksi dengan 0 dan 1.

Figure 5 A (d) Block parameters limiter


Error Detector:
Sinyal proses adalah gabungan dari beberapa contoh sumber sinyal. Untuk tiap data yang tidak sama,
getaran 10 muncul saat konektornya ERROR. Satuan dari rata rata getaran per detik menghasilkan
Bit Error Rate (BER). Data yang diterima dilambat selama proses berlangsung, jadi pelambatan ini

membutuhkan sebuah kompensasi dari detector error. Untuk pelambatan prosesnya <1 bit, Bit Delay
Switch di set 0. Untuk pelambatannya >1 bit dan <2 bit, the Bit Delay Switch di set 1.
Selanjutnya, efek dari perubahan level diamati. Dengan perubahan level pelemahan ini adalah dalam
analisa spectrum, perubahan level dari noise yang dibangkitkan. Kita amati bagaimana sebuah bit
menjadi lebih terlindungi dari penambahan noise.

Figure 5 A (e) Block parameters Error rate calculations


Keluaran seperti tergambar ketika digabungkan dengan sinyal masukan.

Figure 5 A (f) Scope output

B) Efek dari Perubahan BER yang diamati :


1) Perubahan Level Noise
Jika kita mengubah level noise sebagai penurunan yang terjadi ketika kekuatan noise naik dari bits
yang mengcoveri dan noise yang lainnya. Meskipun begitu level noise meningkat sehingga
errornya juga semakin besar.
Untuk 10 dB
BER for bit delay (1) = 0.0 KHz
BER for bit delay (0) = 5.0 KHz
2) Perubahan Data Rate
Data Rate of 8KHz attenuation 0 dB
BER for bit delay (1) = 0 Hz
BER for bit delay (0) = 8 KHz
3) Membypass Integrator
BER bit delay of (1) = 5 KHz
BER bit delay of (0) = 0 KHz
C) Kemungkinan error (PR) dapat diperkirakan dengan rata rata BER dan pembagian data dengan data
rate. Dengan PE = BER / fs; Eb = 7.27 x 10-5

Figure 5 B (a) ASK BER measurement

Figure 5 B (a) ASK Ouptut of the summer

Figure 5 B (c) ASK reference signal

Keluaran batasan seperti dibawah

Figure 5 B (a) Limiter output


Generator noise adalah noiseputih pada sistem lenjutan, batasan band yang digunakan dibawah nol.

Figure 5 B (a) ASK block parameters Noise generator

II.

ASK Transmission (on-off Keying)


Sirkuit ini dibuat seperti gambar dibawah. Gelombang masukan dikalikan dengan generator pulsa
yang digunakan sebagai data digital.

Figure 5 B II (a) ASK On-off keying implementation


Dapat kita lihat modulasi carrier data bits dan gelombang output yang terlihat.

Figure 5 B II (b) Scope properties

Figure 5 B II (c) block properties of the signal generator

Figure 5 B II (d) Output of the scope the ASK on-off signal

Prelab

Pada bidang PE terhadap SNR mengalami pembengkokkan untuk ikatan Basis Sinyal ASK yang
ditampilkan seperti gambar dibawah ini.

PE v/s SNR curves for Base band and ASK signals


0
- For Base band
. for ASK
-50

PE

-100

-150

-200

-250

-300
0

10

clear all;
close all;
% x = Eb/No
x = 0:1:30
PEbb = 0.5*erfc(sqrt(power(10,0.2*x)))

15
SNR in db

20

25

30

PEask = 0.5*erfc(sqrt(power(10,0.1*x)));

plot(x,log10(PEbb));
hold on
plot(x,log10(PEask),'r.');

grid on
zoom on
%axis([0 16 0 inf]);
title('PE v/s SNR curves for Base band and ASK signals');
xlabel('SNR in db');
ylabel('PE');
legend('- For Base band','. for ASK');

You might also like