You are on page 1of 12

EVALUASI PENGARUH DRIP OKSITOSIN TERHADAP PEMBUKAAN SERVIKS PADA PERSALINAN DENGAN INERSIA UTERI HIPOTONIK DI RUMAH SAKIT

HASAN SADIKIN - BANDUNG Wiryawan Permadi Bagian/ UPF RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ABSTRAK Tu uan ! Melakukan penilaian pembukaan serviks sebelum pemberian drip oksitosin labu I dan labu II pada inersia uteri hipotonik. Ran"an#an ! Pre post design Tem$a% ! Bagian/SMF !bsteri dan "inekologi F#UP/RSHS Bandung Ba&an dan "ara 'er a ! Dilakukan penilaian pembukaan serviks terhadap $$% kasus persalinan dengan inersia uteri hipotonik antara &anuari $''( Desember $''(. Penilaian pembukaan serviks dilakukan sebelum pemberian drip oksitosin labu I dan sebelum pemberian labu II. Ha(i) ! Dari $$% kasus )ang mengalami inersia uteri hipotonik kemudian dilakukan augmentasi drip oksitosin )ang berhasil seban)ak **' kasus dan )ang gagal **% kasus. Sebelum pemberian drip oksitosin labu I dengan pembukaan serviks + seban)ak +, kasus semuan)a gagal- seban)ak .' kasus dengan pembukaan serviks / , )ang berhasil +' kasus dan %' kasus gagal. Sebelum pemberian drip oksitosin labu II dengan pembukaan serviks , seban)ak %+ kasus semuan)a berhasil. Dengan analisa regresi linier didapat pembukaan serviks , sebelum pemberian drip oksitosin labu I keberhasilann)a sangat besar. Perbandingan pembukaan seviks antara primigravida dengan multigravida tidak menun0ukkan adan)a perbedaan )ang bermakna. Ke(im$u)an ! Dengan pembukaan serviks + sebelum pemberian drip oksitosin labu I atau pembukaan serviks / , sebelum pemberian drip oksitosin labu II kemungkinan ter0adin)a kegagalan pada persalinan dengan augmentasi sangat besar. Ka%a 'un"i! pembukaan serviks- drip oksitosin.

EVALUATION O* O+ITO,-N DRIP IN*LUEN,E TO ,ERVI,AL DILATATION IN H-POTONI, UTERINE


*

INERTIA AT THE HASAN SADIKIN HOSPITAL - BANDUNG Wiryawan Permadi Departement o1 !bstetri2s and ")ne2olog)- Hasan Sadikin Hospital A.(%ra"% O. e"%i/e! 3o evaluate 2ervi2al dilatation be1ore 1irst administration o1 o4)to2in drip and be1ore the se2ond administration o1 o4)to2in drip in 2ases 5ith h)potoni2 uterine inertia. De(i#n! Pre post design. Se%%in#! Department o1 !bstetri2s and ")ne2olog) Hasan Sadikin Hospital Bandung. Ma%eria) and me%&0d! 6ssessment o1 2ervi2al dilatation on one hundred and si4teen h)potoni2 uterine inertia 2ases during the period o1 7ovember *..% through Mar2h *..,. 3he assessment 5as per1ormed be1ore the 1irst and the se2ond administration o1 o4)to2in drip. Re(u)%! From **% 2ases 5ith h)potoni2 uterine inertia augmented b) o4)to2in drip- .* 2ases 8,9.: ;< gave good result and $( 2ases 8$*.% ;< 1ailed- +, 2ases o1 2ervi2al dilatation + be1ore the 1irst administration o1 o4)to2in drip 1ailed to progress. .' 2ases 5ith 2ervi2al dilatation / , be1ore se2ond administraton o1 o4)to2in drip - +' 5as su22ess1ul but %' 2ases 5as 1ailed. 6ll o1 the %+ 2ases 5hi2h 2ervi2al dilatation , be1ore se2ond administraton o1 o4)to2in drip su22eeded. =ith the linear regression anal)sis- the 2ervi2al dilatation , be1ore 1irst administraton o1 o4)to2in drip 1ull) su22eeded. ,0n")u(i0n! 3he 1ailure to progress is more likel) to o22ur i1 2ervi2al dilatation be1ore the 1irst administration o1 o4)to2in is + or / , be1ore the se2ond administration o1 o4)to2in drip. Keyw0rd > ?ervi2al dilatation- o4)to2in drip

EVALUASI PENGARUH DRIP OKSITOSIN TERHADAP PEMBUKAAN SERVIKS PADA PERSALINAN DENGAN INERSIA UTERI HIPOTONIK DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN - BANDUNG

Wiryawan Permadi Ba#ian 1 UP*2 O.(%e%ri 3 Gine'0)0#i RSUP2 Dr2 Ha(an Sadi'in Bandun# PENDAHULUAN 424 La%ar .e)a'an# $ene)i%ian Dalam obstetri modern- pimpinan persalinan tidak lagi menunggu akan tetapi dilakukan se2ara akti1- sehingga setiap pen)impangan dalam proses persalinan segera dapat dikoreksi. 8*-$< Berbagai 2ara dikenal dalam induksi persalinan- misaln)a >@bougie@- laminariadilapan- kateter 1ole)- dan tahun *.+' baru dikenal drip oksitosin parenteral.89<
OKSITOSIN

!ksitosin bere1ek bila terdapat reseptor oksitosin pada membran sel otot polos sehingga merangsang pelepasan ion kalsium dari dalam sel )ang akan men)ebabkan kontraksi uterus. =aktu paruh hormon oksitosin adalah +' menit sampai :' menit- dan pengeluarannva dari plasma berlangsung 2epat melalui gin0al dan hati- oleh sebab itu dalam penggunaannva untuk induksi persalinan perlu diulang agar kadarnva dalam plasma dapat dipertahankan 8.<
Pen#aru& 0'(i%0(in da)am 'e&ami)an dan $er(a)inan

#adar oksitosin selama kehamilan tidak mengalami peningkatan. Selama hamil uterus dilindungi dari pengaruh oksitosin oleh enAim oksitosinase )ang beker0a sebagai penghan2ur oksitosin. Pada saat persalinan pun kadar ini tidak berubah- )aitu dalam plasma sekitar $ *' pg/ml dan sirkulasinva dalam darah sekitar ,ng/menit- kadarn)a meningkat pada saat kala $8*'<. #eadaan pe2ah ketuban- pemeriksaan dalam- turunn)a kepala 0anin- pembukaan lengkap menimbulkan lon0akan kadar oksitosin. Hal ini disebabkan karena adan)a rangsangan pada serviks dan vagina )ang diteruskan ke hipotalamoneurohipo1ise 8re1leks Fergusson<8**<. medula spinalis dan sistem

"ambar * #adar oksitosin dan prostaglandin dalam 2airan amnion pada persalinan8*'< #epekaan uterus terhadap oksitosin ini pun baru meningkat se2ara ta0am beberapa saat sebelum persalinan. Salah satu 1aktor )ang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan induksi oksitosin adalah perubahan kepekaan uterus tersebut dan 0uga sangat ditentukan oleh kematangan serviks karena pemberian oksitosin pada saat induksi tidak mempun)ai pengaruh terhadap serviks 8*$<. #epekaan uterus tiap individu sulit diduga dan kadar plasma oksitosin )ang dapat menimbulkan kontraksi )ang e1ekti1 sangat bervariasi antara satu individu dengan individu lainn)a 8*+<. Penggunaan oksitosin untuk induksi persalinan memiliki ban)ak variasi dalam dosis a5al- peningkatan dosis- interval peningkatan dosis dan dosis maksimaln)a. S.?hua 8*..*< memperoleh keberhasilan induksi 9%-$; dengan menggunakan dosis a5al $-( mU/menit dan setiap +' menit dinaikkan $-( mU/menit 8*:<- Ra) 8*..$< memakai dosis + mU/menit dan dinaikkan * mU/menit setiap $' menit- keberhasilan induksi 9(-(; $' menit- dinaikkan *-( Mu/menit.8*%< Dari beberapa penelitian pemberian oksitosin dengan interval )ang pendek mengakibatkan terangsangn)a enAim oksitosinase dan men)ebabkan stimulasi )ang berlebihan oleh kadar oksitosin )ang terakumulasi. Hal ini tidak dapat diterapi dengan pemberian oksitosinase inhibitor- sehingga dapat mengakibatkan hiperstimulasi dan ga5at 0anin. 3erakumulasin)a oksitosin dapat merusak reseptor oksitosin sehingga otot rahim 0ustru men0adi tidak peka terhadap oksitosin 8*'<. Pada penggunaan drip oksitosin untuk induksi sudah dian0urkan untuk mengganakan dosis rendah )ang sesuai dengan dosis oksitosin endogen agar ter0adin)a e1ek samping berkurang- 0uga karena keberhasilann)a tidak 0auh berbeda 89;<.
8*(<

- sedangkan 6tad

mendapatkan keberhasilan 9$-,;- memulain)a dengan dosis *-( mU/menit dan intervaln)a

Brodsk) mengatakan bah5a sebaikn)a untuk induksi digunakan oksitosin dengan dosis )ang rasional- )aitu sesuai dengan kadar oksitosin )ang terdapat pada persalinan spontan. Pemberian * ( mU/menit sebagai dosis a5al sudah 2ukup dan untuk mempertahankan kadar tersebut diberikan ( , mU/menit.8*,< B1ek samping pemberian oksitosin sintetis terhadap kardiovaskuler minimalterutama bila diberikan dengan 2ara drip per in1us atau pemberian bolus intramuskuler. Dari berbagai 2ara induksi ini han)a penggunaan oksitosin dengan dosis a5al '-( $ mU/menit dan intervaln)a :' %' menit sa0a )ang direkomendasikan oleh 6?!" karena terbukti paling aman- serta hasiln)a tidak berbeda dengan dosis tinggi.8*< Inertia uteri hipotonik adalah salah satu pen)ebab persalinan lama- terdapat beberapa 2ara untuk mengatasi inertia uteri hipotonik diantaran)a dengan pemberian drip oksitosin. 8+< Di RSHS dari *.,$ persalinan pada tahun $''( seban)ak %+ kasus memerlukan induksi persalinan dan seban)ak $$% kasus memerlukan augmentasi persalinan. 8:< Sampai saat ini 2ara )ang dipakai di RSHS Bandung untuk keperluan induksi dan augmentasi adalah dengan drip oksitosin. Pada tahun $''( dari *.,$ persalinan di RSHS ditemukan $9. kasus )ang dilakukan induksi dan augmentasi. #e0adian seksio sesarea karena kegagalan drip oksitosin sebesar *(: kasus. Penulis ingin melakukan penelitian se2ara pre post design terhadap pembukaan serviks pada kasus inertia uteri hipotonik setelah pemberlian drip oksitosin satu labu dengan menilai kembali pembukaan serviks- sehingga dapat diramalkan apakah pemberian drip oksitosin akan berhasil atau tidak. 4252 Iden%i6i'a(i Ma(a)a& Bagaimana nilai prognostik pembukaan serviks dalam meramalkan keberhasilan drip oksitosin setelah pemberian satu labu. 4272 Tu uan Pene)i%ian Melakukan penilaian pembukaan serviks sebelum dip oksitosin labu I dan sebelum pemberian drip oksitosin labu II.

4282 Ke#unaan Pene)i%ian Dapat meramalkan keberhasilan pemberian oksitosin drip pada persalinan dengan inertia uteri hipotonik.
(

4292 Me%0da dan L0'a(i Pene)i%ian Penelitian dilakukan sebelum dan sesudah drip oksitosin labu I dengan menilai pembukaan serviks pada persalinan )ang mengalami inertia uteri hipotonik dengan augmentasi drip oksitosin di Bagian !bstetri dan "inekologi RS dr. Hasan Sadikin / Fakultas #edokteran Universitas Pad0ad0aran Bandung se0ak * &anuari $''( s/d +* Desember $''(. 42: Ta%a Ker a 6ugmentasi drip oksitosin diberikan pada kasus inertia uteri hipotonik dengan dosis ( IU oksitosin dalam 2airan glukosa (; ('' 22 dimulai dengan $' tetesan/menit dinaikkan ( tetesan setiap +' menit sampai dengan maksimum %' tetesan/menit. Penilaian dengan pembukaan serviks dilakukan sebelum pemberian drip oksitosin labu I dan sebelum pemberian labu ke II. Kri%eria In')u(i *. #ehamilan tunggal- aterm- presentasi belakang kepala $. &arak kehamilan sebelumn)a kurang dari ( tahan +. Semua kehamilan )ang mengalami inertia uteri hipotonik :. Selama pemberian drip oksitosin tidak mengalami ga5at 0anin. Kri%eria E'('u(i *. #ehamilan "emelli $. 3erdapat kelainan > hipertensi dalam kehamilan dan in1eksi intra uterine. +. Partus per2obaan :. Penilaian diakhiri bila ter0adi an2aman robekan rahim.

HASIL PENELITIAN Selama periode penelitian se0ak * &anuari $'' C +* Desember $''( telah terkumpul seban)ak $$% persalinan )ang mengalami inertia uteri hipotonik kemudian dilakukan augmentasi drip oksitosin di Bagian !bstetri dan "inekologi F#UP/RSHSD **' kasus

berhasil dan **% kasus gagal sehingga diperlukan penanganan dengan seksio sesarea. Persalinan menurut paritas- **. kasus primigravida dan *', kasus multigaravida. Pada kasus primigravida (: kasus berhasil 8:(-:;< dan %( kasus gagal 8(:-%;<sedangkan pada kasus multigravida (% kasus berhasil 8($-+;< dan (* kasus gagal 8:,-,;<. Pembukaan serviks kelompok berhasil dan gagal- antara primigravida dan multigravida disa0ikan pada tabel *. 36BBE *. Data pembukaan serviks sebelum dan sesudah drip oksitosin labu I menurut keberhasilan dan paritas Pembukaan serviks #elompok Berhasil Se.e)um F SD Rentang Seduda& F SD Rentang "agal Pengamatan Primigravida 8nG(:< +-%9 '-%: +( ,-($ '-(, %9 Multigravida 8nG(%< +-%9 '-%: +( ,-:( '-%9 %9 8nG(*< +-:+ '-,' +( (-(* '-%, (, tG*-+% PG'-*,, 83B< t G'-$$ PG'-9$% 83B< t G'-'( PG'-.(, 83B< tG'-%' PG'-(($ 83B< Perbandingan pembukaan serviks primigravida dengan multigravida

8nG%(< Se.e)um F +-%$ SD '-,: Rentang +( Seduda& F (-(: SD '-,* Rentang (, #eterangan t G U0i t- 3B G tidak bermakna

Dari tabel * tampak bah5a pembukaan serviks antara primigravida dengan multigravida se2ara statistik tidak bermakna- baik pengamatan sebelum pemberian oksitosin drip labu I maupun sebelum pemberian oksitosin drip labu II. Untuk analisis lebih lan0ut )aitu perbandingan pembukaan serviks sebelum pemberian oksitosin drip I maupun sebelum pemberian oksitosin drip labu II antara primigravida dengan multi gravida digabungkan. "ambaran pembukaan serviks pada kedua kelompok 8berhasil dan gagal< sebelum pemberian oksitosin drip labu I dan sebelum pemberian oksitosin drip labu II seperti terlihat pada tabel $.

36BBE $.

Deskripsi pembukaan serviks sebelum pemberian drip labu I dan sebelum pemberian oksitosin drip labu II Se.e)um )a.u I +-%9 '-%+ +( +-(+ '-,* +( Se.e)um )a.u II ,-:9 '-%+ (9 (-($ '-%. (% Ke%eran#an tG+(-:+ P/ '-''* 8SB< t G$,-%. P/ '-''* 8SB<

Ke)0m$0' Berhasil F SD Rentang "agal> F SD Rentang #eterangan

t G U0i t- t paired untuk data berpasangan SB G sangat bermakna

3erdapat perbedaan pembukaan antara sebelum pemberian oksitosin drip labu I dan sebelum pemberian oksitosin drip labu II bah5a pada kelompok berhasil dan kelompok gagal ter0adi peningkatan pembukaanD + men0adi 9 pada kelompok berhasil dan men0adi % pada kelompok gagal. Berdasarkan komposisi pembukaan- datan)a terlihat pada tabel +.

36BBE +.

#omposisi pembukaan serviks sebelum pemberian drip labu I dan sebelum pemberian oksitosin drip labu II Sebelum labu II % , + $ ( $(
9

Pembukaan serviks I. Berhasil Sebelum labu I &umlah II. "agal Sebelum labu I + : ( +

( * * (*

9 $: $, . %'

&umlah :( (( *' **' 9%

*, $% * :: *'

: (

*,

*'

+'

&umlah %9 +( *+ **% Dari tabel + tampak bah5a sebelum pemberian drip oksitosin labu I dengan pembukaan serviks + seban)ak *+* kasus 9% gagal 8%(-%;< dan :( berhasil 8+:-:;<dengan pembukaan serviks : seban)ak 9( kasus ada (( kasus )ang berhasil 8%:-,;<dan +' kasus gagal 8+(-+;<- sedangkan dengan pembukaan serviks ( seban)ak *' kasus semuan)a berhasil. Sebelum pemberian drip oksitosin labu II dengan pembukaan serviks ( seban)ak %. kasus han)a * kasus )ang berhasil 8*-(;< dan %9 kasus gagal 8.9-(;<- dengan pembukaan serviks % seban)ak :' kasus ada ( kasus )ang berhasil 8*$-(;< dan +( kasus gagal 89,-(;< sedangkan dengan pembukaan serviks , seban)ak :, kasus :: kasus berhasil 8.+-%;< dan *+ kasus gagal 8%-:;<. Sedangkan dengan pembukaan serviks 9 ada %' kasus dan semuan)a berhasil 8*'';<. Ke(im$u)an *. Pembukaan serviks + 2m sebelum pemberian drip oksitosin labu I atau pembukaan serviks / , sebelum pemberian drip oksitosin labu II- kemungkinan ter0adin)a kegagalan pada persalinan dengan augmentasi sangat besar $. Dengan pembukaan serviks , setelah pemberian drip oksitosin labu I- kemungkinan ter0adin)a keberhasilan pada persalinan dengan augmentasi sangat besar. Saran Dari data data diatas- disarankan> Pada pembukaan serviks kurang dari , sebelum pemberian drip oksitosin labu II perlu dipertimbangkan untuk melahirkan anak dengan seksio sesarea. DA*TAR PUSTAKA *. Ma2kenAee IH. Eabour indu2tion in2luding pregnan2) termination. In> &ames D#- Steer P&- ?arl P. High risk pregnan2). $nd edition. Eondon> =B Saunders- $''+> *',. *'* $. Heno &6.Pea2men 6M- 6dashek &6- So2ol ME. ?ontrolled o1 a program 1or the a2tive management o1 labor. 7 Bng & Med *..$ D +$% > :(' :. +. ?unningham F.".- Eeveno #.&- "ant 7.F- "ilstrap E.?- Houth &.?- =enstrom #.D. =illiamIs !bstetri2. 7e5 Jork> M2"ra5 Hill- $''(> (+( :( :. Eaporan tahunan $''(. Bagian !bstetri dan "inekologi Fakultas #edokteran Universitas Pad0ad0aran. Bandung $''(> :. (. #risnadi SR- Mose &?- B11endi &S. Pedoman Diagnosis dan terapi obstetri dan

ginekologi rumah sakit Dr. Hasan Sadikin. Bagian obstetri dan ginekologi 1akultas kedokteran universitas pad0ad0aran rumah sakit Dr Hasan sadikin Bandung $''(> $% , %. Hutabarat R. Penilaian penggunaan Bishop s2ore pada induksi persalinan dengan o4)to2in drip di RS dr Hasan Sadikin periode *.,+ *.,9- skripsi akhir bagian !bsteri dan "inekologi RSHS/F#UP Bandung. ,. ?ro5le) P. Prolonged pregnan2). In> ?hamberlain ".- Steer P.- editors. 3urnbullIs !bstetri2s. +rd ed. Eondon > ?hur2hill Eivingstone- $''$> (%+ ,.. 9. &agani 7- S2hulman H- Fleis2her 6- Mit2hell &- Randolph ". Role o1 the 2ervi4 in the indu2tion o1 labor. Obstet Gynecol1982; 59: $* (. .. Brindle) B6- Sokol R&. Indu2tion and augmentation o1 labor> Basis and methods 1or 2urrent pra2ti2e. Obstet Gynecol Srv *.99D :+> ,+' ..
*'. ?unningham F"- Ma2Donald P?- "ant 7F- Eeveno #&- "ilstrap E?. Williams Obstetrics. *.th ed. ?onne2ti2ut> Prenti2e Hall International In2. *..+> +$+- 9%$ ,*

**. "old)ne MB. Prostaglandins K other ei2osanoids. In> #atAung B" ed. Basic and clinical pharmacolo y. +rd ed. 7or5alk> Prenti2e Hall. *.9:> $**$*. *$. Seit2hi2k&- 6mi2o &- Robinson 6"- ?astillo M. !4)to2in augmentation o1 d)s1un2tional labor. IL.!4)to2in pharma2okineti2s. !m " Obstet Gynecol *.$'D *('> $$( 9. *+. ?hua S- 6rulkumaran S- #urup 6- 6nandakumar ?- 3a) D- Ratnam S. Does prostaglandin advantage over o4)to2in in1usion 1or nulliparas 5ith pre labor rupture o1 membranes at term M Obstet Gynecol1991; ##: %%: %. *:. Ra) 6D- "arite 3&. Prostaglandin B$ 1or indu2tion o1 labor in patient 5ith premature rupture o1 the membranes at term. !m " Obstet Gynecol 1992; *%%>9+% :+. *(. 6tad &- Hallak M. 6 randomiAed 2omparison o1 prostaglandin B$- o4)to2in- and the double ballon devi2e in indu2ing labor. Obstet Gynecol *..%D 9,> $$+ , *%. Brodsk) PE- PelAar BM. Rationale 1or the revision o1 o4)t22in administration proto2ols. "O G$$ *..*D $'> ::' :.

*'

PIT MANADO

EVALUASI PENILAIAN PEMBUKAAN SERVIKS TERHADAP KEBERHASILAN DRIP OKSITOSIN PADA PERSALINAN DENGAN INERSIA UTERI HIPOTONIK DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN - BANDUNG

Danie) R2H2; Wiryawan P

**

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI *AKULTAS KEDOKTERAN UNIVAERSITAS PAD<AD<ARAN RUMAH SAKIT DR2 HASAN SADIKIN BANDUNG 5==:

*$

You might also like