You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR I DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL HARJUNA RSJ Prof dr.

SOEROYO MAGELANG Tugas ini dibuat guna memenuhi tugas stase keperawatan jiwa

Disusun oleh Nama : Imam Wahyudi NIM : A01101577

PRODI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESAHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN 2014

ASUHAN

KEPERAWATAN

PADA

SDR

DENGAN

RESIKO

PERILAKU

KEKERASAN DI BANGSAL HARJUNA RSJ Prof dr. SOEROYO MAGELANG

Ruang rawat

: harjuna

Tanggal rawat : 9 november 2013 jam 18:29:00 WIB

A. IDENTITAS KLIEN Nama Jenis Kelamin Tgl pengkajian Umur Agama No RM Informan Alamat Dx medis : Sdr. I : Laki Laki : 1 Januari 2014 : 31 th / 8 januari 1982 : Islam : 94243 : klien (auto anamnesa) : magelang : F.20.3 (skizofrenia tak terinci)

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB Nama Umur Alamat Pekerjaan : Tn. S : 43 th : magelang : buruh

Hubungan dengan klien : Ayah kandung

C. ALASAN MASUK Klien mengamuk membanting peralatan rumah tangga sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit , dan mengancam inging membunuh ayahnya. D. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Klien pernah mangalami gangguan jiwa pada tahun 2007 dan tahun 2011, 2. pengobatan sebelumnya pernah berhasil, 3. klien pernah mengalami penganiayaan saat klien masih kecil, dan seringkali orang tua klien memukul klien karena kesalahan kecil, klien mengatakan bahwa kelahiran

klien tidak diharapkan, sehingga penolakan terhadap klien sangat besar oleh orang tua klien. Klien tidak pernah mengalami penganiayaan seksual. 4. Klien tidak memiliki keluarga yang sama dengan prilaku klien ataupun memiliki gangguan jiwa 5. Klien tidak suka saat urusan keuangan klien dieksplorasi oleh orang lain. E. FAKTOR PRESIPITASI Klien putus obat saat dirumah, klien pernah dirawat di rumah sakit jiwa selama 3 kali.

F. FISIK a. TD : 120 / 80 mmHg b. RR : 20 X/ menit c. S d. N : 37,5 0 C : 80 X/ menit

e. BB : 55 kg f. TB : 165 cm

G. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Tn. I = 31 th

2. Konsep diri a. Gembaran diri : klien lebih suka tangan kanannya hal ini dibuktikan dengan klien suka mencangkul di sawah. b. Identitas diri : klien belum puas terhadap sekolahnya dulu karena itu merupakan keputusan ayahnya, klien puas dengan pekerjaanya dulu sebagai peternak dan petani, klien puas lahir sebagai laki-laki.

c. Peran : klien mampu melaksanakan tugasnya di kelompok ormas sebagai penarik dana guna korban bencana. Dalam keluarga klien berperan sebagai anak dan tugas klien adalah membantu orang tua mencari uang dan tugas tersebut dilaksanakan dengan baik oleh klien. d. Ideal diri : klien ingin cepat sembuh, dan membangun peternakannya besok e. Harga diri : klien mengaku pandangan orang lain terhadap klien kurang baik, hal ini dibuktikan saat orang lain mengucilkan klien saat klien dirumah. 3. Hubungan sosial. a. Orang yang berarti : teman sejawat pekerja peternakan, klien sering menceritakan semua hal yang terjadi pada hidupnya padanya. b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat: klien pernah mengikuti ormas dalam penyantunan penderita bencana. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien mengaku semua oranng tidak suka padanya, dan klien mencurigai semua orang akan mengeksplorasi keuangannya. 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan: klien berpandangan pada penyakitnya bahwa klien sedang diuji oleh Allah, dan tidak mungkin melebihi batas kemampuan klien. b. Kegiata ibadah: tidak pernah, klien mengaku saat dirumah tidak pernah melakukan ibadah sesuai dengan agamanya. Saat klien di RSJ klien rajin menjalankan sholat 5 waktu, rajin sholat Jumat dan sesekali sholat sunnah. 5. Status mental a. Penampilan : rapi, hal ini dibuktikan dengan baju dan clana klien tampak rapi, Cuma perlu diingatkan untuk merias diri. b. Pembicaraan : lambat, hal ini dibuktikan saat klien berbincang-bincang, klien selalu berkata dengan pelan. c. Aktivitas motorik : lesu, hal ini dibuktikan dengan klien tampak tenang, tidak banyak bergerak saat waktu senggang dan diam menyendiri dari temannya sambil merokok. d. Alam perasaan : klien tampak takut, hal ini dibuktikan klien dengan klien jarang kontak mata dengan pewawancara. Dan tanpak curiga. e. Afek : tumpul hal ini dibuktikan dengan klien dengan dipanggil namanya dulu baru mau menjawab pertanyaan. f. Interaksi selama wawancara : klien kooperatif, tetapi kontak mata kurang.

g. Persepsi : klien mengaku tidak pernah melihat bayangan-bayangan, tidak pernah mendengar suara-suara aneh, tidak pernah merasa ada yang bergerak di tibuhnya, tidak pernah merasakan sesuatu pada lidahnya, dan tidak pernah pernah mencium bau yang mencurigakan yang orang lain tidak rasakan. h. Proses pikir : bloking, hal ini dibuktikan dengan klien berhenti sesaat saat bicara untuk mengingat-ingat sesuatu. i. Isi pikir : obsesi, hal ini dibuktikan dengan klien menjawab apapun pertanyaan pewawancara, klien menjawab dengan benar, tetapi selalu berhubungan dengan peternakan. Klien ingin membangun peternakannya sendiri setela sembuh. j. Waham : Klien memiliki waham curiga, hal ini dibuktikan pada klien dengan klien selalu tampak curiga pada pewawancara, dan mengaku merasa curiga pada semua orang akan mengeksplorasi keuangan hasil klien bekerja. k. Tingkat kesadaran : klien sempat bingung tapi hanya pada beberapa pertanyaan klien menampakan ekspresi bingung. l. Disorientasi : klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang, hal ini dibuktikan klien dengan klien mengenali tempat, jam, hari, dan klien tau temanteman yang sebangsalnya. m. Memori : klien tidan mengalami gangguan ingatan jangka pendek maupun jangka penjang. Klien mampu mengingat kejadian masa lalu dan apa yang baru saja terjadi. n. Tingkat konsentrasi dan berhitung: klien mampu berkonsentrasi dan berhitung dengan benar, o. Kemampuan penilaian : klien tidak mengalami gangguan ringan maupun bermakna, klien mampu mengambil 1 keputusan dari 2 alternatif yang ditawarkan. p. Daya tilik diri : klien mengakui sedang mengalami gangguan jiwa, yaitu mudah marah saat dirumah.

6. Kebutuhan persiapan pulang a. Makan: klien sudah bisa makan tanpa dibantu. hal ini dibuktikan klien dengan klien menyiapkan sendiri makanannya dan memakan makanannya sendiri. b. BAK dan BAB : klien sudah bisa bak dan bab tanpa dibantu orang, hal ini dibuktikan dengan klien bisa kencing dan bab di toilet bangsal. c. Mandi : klien bisa mandi secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

d. Berpakaian dan berhias : klien sudah bisa berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain, klien hanya butuh untuk diingatkan agar selalu menjaga kebersihan diri. e. Istirahat dan tidur : Tidur siang : klien tidak pernah tidur siang. Tidur malam : klien tidur malam selama 9 jam dari jam 20.00 05.00 WIB Penggunaan obat : klien bisa meminum obatnya sendiri tanpa dibantu (Trihexipenidyl, Chlorpromazine, Haloperidol ) tetapi perlu diingatkan akan meminum obatnya. f. Pemeliharaan kesehatan : Perawatan lanjutan : harus dilakukan, yaitu klien harus kontrol ke RSJ saat obat habis. Perawatan pendukung : ya. Klien harus di dukunng oleh keluarga salah satu tindakannya adalah dengan mengingatkan minum obat pada klien. g. Kegiatan dirumah : Menyiapkan makanan: Menjaga kerapihan rumah : Memcuci pakaian : Pengaturan keuangan :

h. Kegiatan diluar rumah : Belanja : Transportasi : Lain-lain:

7. Mekanisme koping Klien saat ada masalah dirumah sebelum klien masuk ke RSJ klien memiliki koping maladaptif, hal ini dibuktikan dengan klien lebih memilih mabuk-mabukan dan menghindar dari orang-orang saat tertimpa masalah pada klien. 8. Masalah psikososial dan lingkungan a. Masalah dengan dukungan kelompok: tidak ada masalah yang menonjol dalm klie berkelompok b. Masalah berhubungan dengan lingkungan: klien mengatakan kehadiran didunia ini belum diharapkan oleh orang tuanya, karena orang tuanya belum siap mempunyai anak.

c. Masalah dengan pendidikan: klien merasa tidak puas menenmpuh pendidikannya saat di SMK d. Masalah dengan pekerjaan: klien pernah bangkrut saat klien berwirausaha e. Masalah dengan perumahan: klien pernah merusak peralatan rumah tangga saat klien marah-marah f. Masalah dengan ekonomi: klien hidup dengan status ekonomi cukup. g. Masalah degan pelayanan kesehatan: tidak ada masalah yang menonjol h. Masalah lainnya: tidak ada 9. Pengetahuan kurang tentang: klien belum tahu cara mengontrol PK dengan baik. 10. Aspek medik: a. Dx medis: b. Terapi medis: Trihexipenidyl: Chlorpromazine: Haloperidol: ANALISA DATA Tanggal / Jam 1 Januari 2014 09.00 WIB DS : Klien mengatakan pernaha marah saat Resiko Perilaku dirumah , klien merasa takut saat dikaji DO : Klien mempunyai saat riwayat perilaku Kekerasan Data Fokus Diagnosis Paraf

kekerasan

dirumah,

mengamuk

membanting peralatan rumah tangga sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit , dan mengancam inging membunuh ayahnya. . klien tampak curiga pada lawan bicara, klien pernah masuk RSJ sebelumnya pada tahun 2007 dan 2011 dengan gejala yang sama. Kontak mata kurang

1 Januari 2014 09.10 DS : klien mengatakan kehadirannya didunia belum diharapkan, klien mengaku sering di

Harga Diri Rendah

WIB

pukuli saat masih kecil. Klien mengaku saat tertimpa masalah memiliki koping mal adaptif (mabuk, dan menarik diri dari lingkungan sosial) DO : kontak mata klien kurang, Aktivitas motorik : lesu, hal ini dibuktikan dengan klien tampak tenang, tidak banyak bergerak saat waktu senggang dan diam menyendiri dari temannya sambil merokok.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko Perilaku Kekerasan 2. Harga Diri Rendah

POHON MASALAH Defisit Perawatan Diri

Resiko Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

Waham Curiga

INTERVENSI Nama Klien Umur Dx kep 1 TUM : Klien dapat mengontrol PK SP I klien RPK Mengidentifikasi penyebab PK Mengidentifikasi tanda dan gejala PK Mengidentifikasi PK yang dilakukan Mengidentifikasi akibat PK Menyebutkan cara-cara mengontrol PK Membantu klien mempraktekan latihan mengontrol fisik I Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal harian : Sdr. I : 34 Tahun Tujuan Ruangan No . RM Intervensi : Wisma Harjuna : 94243 TTD

SP II klien RPK Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien Melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik II Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal harian SP III klien Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal harian Melatih klien mengontrol PK dengan cara verbal Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

SP IV klien Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal harian Melatih klien mengontrol PK dengan cara spiritual Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

SP V klien Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal harian Menjelaskan cara mengontrol PK dengan minum obat.

Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien

IMPLEMENTASI Nama Klien Umur Tanggal / Jam 1 Januari 2014 11.00 12.00 WIB Resiko Perilaku Kekerasan Melakukan anamnesa S: klien merasa senang ada teman bicara O: klien kooperatif dalam anamnesa A: RPK P: lanjutkan intervensi, latihan fisik I nafa dalam : Sdr. I : 34 Tahun Diagnosis Implementasi Ruangan No . RM : Wisma Harjuna : 94243 TTD

Evaluasi

2 Januari 2014 10.0010.20 WIB

RPK SP 1

1. Mengidentifikasi penyebab PK 2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK 3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan 4. Mengidentifikasi akibat PK 5. Menyebutkan cara-cara mengontrol PK 6. Membantu klien mempraktekan latihan mengontrol fisik I

S: - Klien mengatakan pernah marah dirumah mengamuk membanting peralatan rumah tangga sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit , dan mengancam ingin membunuh ayahnya. - klien mengatakan sudah mampu melakukan nafas dalam O: - klien dapat mengidentifikasi

7. Menganjurkan klien memasukan ke dalam jadwal harian

penyebab,tanda gejala, PK yang dilakukan, akibat PK, cara mengontrol PK - klien dapat mempraktekan cara mengontrol nafas dalam - klien dapat memasukan latihan nafas dalam ke jadwal kegiatan harian A : klien memiliki 1 kompetensi kontrol marah dengan nafas dalam P: evaluasi kegiatan sebelumnya latih klien mengontrol marah dengan fisik II ( memukul bantal )

3 Januari 2014 11.0011.20 WIB

RPK SP 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2. Melatih klien cara mengontrol PK dengan cara fisik II(penyaluran energi, pukul bantal) 3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

S: - klien mengatakan menjadi lega ketika setelah berbincang bincang - klien mengatakan sudah mampu melakukan kontrol marah dengan pukul bantal O: - klien dapat mempraktekan kontrol marah dengan nafas dalam - klien dapat mempraktekan kontrol marah dengan memukul bantal - klien dapat memasukan latihan

pukul bantal ke jadwal kegiatan harian A : klien memiliki 2 kompetensi kontrol marah dengan fisik I ( nafas dalam ) dan fisik II ( memukul bantal ) P: evaluasi kegiatan sebelumnya latih klien mengontrol marah dengan cara verbal

4 Januari 2014 10.00 10.20 WIB

RPK SP 3

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara verbal 3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

S: - klien mengatakan perasaan menjadi senang ketika setelah berbincang - bincang - klien mengatakan sudah mampu melakukan kontrol marah dengan cara verbal O: - klien dapat mempraktekan kontrol marah dengan nafas dalam dan memukul bantal - klien dapat mempraktekan kontrol marah dengan cara verbal - klien dapat memasukan latihan cara control marah dengan verbal ke jadwal kegiatan harian A : klien memiliki 3 kompetensi kontrol marah dengan fisik I ( nafas dalam ), fisik II (

memukul bantal ) dan verbal P: evaluasi kegiatan sebelumnya latih klien mengontrol marah dengan cara spiritual

6 Januari 2014 10.00 10.20 WIB

RPK SP 4

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara spiritual 3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

S: - klien mengatakan perasaan menjadi senang setelah mempraktekan cara mengontrol marah dengan spiritual - klien mengatakan sudah mampu melakukan kontrol marah dengan cara spiritual O: - klien dapat mempraktekan kontrol marah dengan nafas dalam , memukul bantal, verbal - klien dapat mempraktekan kontrol marah dengan cara spiritual - klien dapat memasukan latihan cara kontrol marah dengan spiritual ke jadwal kegiatan harian A : klien memiliki 4 kompetensi kontrol marah dengan fisik I ( nafas dalam ), fisik II ( memukul bantal ) , verbal dan spiritual

P: evaluasi kegiatan sebelumnya latih klien mengontrol marah dengan cara obat

7 Januari 2014 11.00 11.20 WIB

RPK SP 5

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2. Menjelaskan cara mengontrol PK dengan minum obat 3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

S: - klien mengatakan perasaan menjadi senang setelah mempraktekan cara mengontrol marah dengan minum obat - klien mengatakan sudah mampu melakukan kontrol marah dengan cara minum obat O: - klien dapat mempraktekan kontrol marah dengan nafas dalam , memukul bantal, verbal, spiritual - klien dapat mempraktekan kontrol marah dengan cara minum obat - klien dapat memasukan latihan cara kontrol marah dengan minom obat ke jadwal kegiatan harian A : klien memiliki 5 kompetensi kontrol marah dengan fisik I ( nafas dalam ), fisik II ( memukul bantal ) , verbal, spiritual dan minum obat

P : Evaluasi SP 1 5

8 Januari 2014 10.00 10.15 WIB

RPK

Mengulang SP 1 SP 5 S : klien mengatakan sudah klien dengan RPK mampu melakukan 5 cara kontrol marah O : klien mampu melakukan nafas dalam, pukul bantal, verbal, spiritual, dan minum obat.. A : klien memiliki 5 kompetensi kontrol marah. P : anjurkan klien untuk melakukan 5 cara mengontrol marah apabila sedang marah.

You might also like