You are on page 1of 7

DIATOMEA

Diatom termasuk Alga uniseluler yang merupakan penyusun fitoplankton baik di perairam tawar maupun di lautan. Bentuk Diatom sangat khas dengan dinding tubuhnya terdiri atas kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Antara tutup dan kotak tersebut terdapat celah yang disebut rafe. Ganggang ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik karena dinding sel tubuhnya mengandung zat kersik. Kersik merupakan komponen penting dalam plankton. Dinding sel diatom bagian dalam mengandung pectin dan bagian luarnya mengandung silikat.

Gambar 1. Tanah diatomea yang ditemukan di Sangiran.

Ada lebih dari 200 genus ganggang diatom, dengan sekitar 100.000 spesies diatom yang sudah diketahui. Diatom memainkan peran produsen dalam rantai makanan dasar. Organisme ini bisa ditemukan di mana-mana, mulai dari dasar samudera, air tawar, hingga permukaan tanah yang lembab. Diatom kebanyakan merupakan organisme pelagis yang ditemukan di perairan terbuka sementara beberapa spesies merupakan bentik yang ditemukan pada

1|Diatomea

permukaan dasar perairan. Apabila diatom mati, protoplasma dan pectin terdekomposisi dan terpisah dari lapisan silikat. Selanjutnya silikat mengendap di dasar air dan menjadi tanah diatom.

Pengertian Tanah Diatom (Diatom Earth) Tanah diatomae dikenal dengan berbagai istilah seperti diatomit, kieselguhr, tripolit atau tepung fosil (Johnstone & Johnstone, 1961) atau tanah serap (Hoeve, 1984). Diatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika, yang secara geologi terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka diatomea (fosil tumbuhan air atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal) dan terendapkan di danau atau non marin. Diatomea berasosiasi dengan elemen pengotor dan bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Elemen pengotor diatomea tersebut yaitu abu vulkanik, larutan garam, lempung, senyawa karbonat, pasir silika, dan unsur organik lainnya.

Gambar 2. Contoh endapan Hand specimen diatomea

Dalam bahasa Indonesia belum ada istilah yang tepat untuk tanah diatomea. Namun ada kesepakatan tak tertulis dengan sebutan tanah diatomea yang merupakan terjemahan dari bahasa asing diatomea earth. Nama lain untuk tanah adalah: Diatomea adalah salah satu jenis mineral opal (SiO2.nH2O), n berarti mengandung jumlah air yang berubah-ubah. Opal merupakan suatu mineral biasa dan jenisnya bermacam-macam. Jenis-jenis daripada opal ini adalah opal mulia, opal api,

2|Diatomea

opal susu, opal biasa atau semi opal, batu opal, hialite, geyseritw, diatomea dan lainlain (Manurung, M.S 1994). Diatom Earth atau lebih dikenal dengan sebutan tanah diatom merupakan peristiwa yang terjadi apabila adanya penumpukan cangkang diatom yang telah mati, protoplasma sel dan pectin dari dinding selnya terdekomposisi dan terpisah dari lapisan silika. Karena cangkang tersebut mengandung silika, cangkang ini akan tetap utuh walaupun tertimbun selama berabad-abad. Selanjutnya silika mengendap di dasar air dan menjadi tanah diatom. Diatome mempunyai berat jenis rendah (0,45), oleh sebab itu agar diatome yang mati dapat membentuk endapan maka pengaruh arus air harus kecil. Sifat diatome yang lain selain berat jenis yang rendah adalah kemampuan daya serap air 25-45%, warna putih hingga coklat tergantung kontaminasinya, kemampuan daya hantar listrik atau panas rendah, di lapangan memberikan kenampakan seperti lembaran tipis dan mudah dipisahkan. Diatomit mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah pecah, dan abrasif, densitas ruah 0,5 1 ton/m3, berat jenis, 2 2,3, porositas < 90%, dan kandungan cangkang 1,7 30 juta/cm3, dengan ukuran 0,001 0,4 mm. Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan tetapi ada juga yang berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang tergantung dari unsur pengotornya. Secara kimia, komposisi utama diatomit adalah silika, tetapi ada unsur lainnya seperti alumina, oksida besi, magnesium, sodium, potassium oksida, titanium oksida, fosfat, dan kalsium oksida.

Penyelidikan Penyelidikan yang dapat dilakukan terhadap deposit diatomea adalah penyelidikan secara geologi dengan melakukan pengeboran, pembuatan sumur eksplorasi, dan parit-parit uji. Kemudian contoh sampel diperiksa di laboratorium secara kimia dan mikroskopis bijih.

Teknik Penambangan

3|Diatomea

Diatomea merupakan bahan galian yang lunak, pada umumnya didapatkan dekat permukaan. Oleh karenanya, sistem penambangan dilaksanakan dengan sistem kuari, mempergunakan peralatan sederhana. Penambangan diatomea dilakukan secara open pit (tambang terbuka) yakni jika overburden pada deposit diatomea dapat dikupas dahulu dengan menggunakan shovel bulldozers atau dragline scrapers. Kemudian penambangan deposit diatomea juga dikerjakan dengan menggunakan shovel dan dragline, tidak dengan menggunakan pengeboran atau peledakan. Bila diperlukan penambangan secara underground, penambangan dilakukan dengan tipe room and pillar dan shrinkage stope. Penambangan Bog-type deposit diatomea diambil dengan mengkeruk, pompa atau dragline scraper.

Pemanfaatan Diatomea yang diperoleh dari penambangan dilakukan sortasi khususnya dipisahkan dari batuan yang lain dan dari bahan organik. Sesudahnya lalu digiling dan dihisap untuk mendapatkan ukuran butir yang halus atau diayak dengan ukuran yang dikehendaki. Sesudah pengolahan dilakukan, baru dapat dimanfaatkan sesuai dengan kepentingannya antara lain: Bahan Bangunan Diatomea dicampur dengan bahan perekat, kemudian dicetak tekan dapat dimanfaatkan sebagai bata ringan ataupun wallboard. Bata cetak tekan dengan diberi pori-pori dapat dimanfaatkan sebagai dinding peredam. Bahan Isolator/peredam panas Karena sifatnya yang ringan, tidak terbakar, maka diatomea dengan bahan perekat tertentu dapat dicetak sesuai dengan bentuk dan ukuran. Salah satu penggunaannya untuk isolator pipa gas/cairan yang menghasilkan panas. Bahan Penyaring/ Filter Adanya SiO2 yang tak larut dalam air atau minyak, diatomea dimanfaatkan sebagai penyaring air/minyak kelapa. Bahan Pemutih

4|Diatomea

Dicampur dengan bahan perekat, diatomea dimanfaatkan sebagai bahan pemutih pada industri kertas, cat tembok ataupun plamer/filler. Bahan Keramik Diatomea sebagai salah satu sumber silika sebagai pencampur bahan keramik disamping itu dimanfaatkan juga sebgai isolator pada industri elektronik, katalisator dalam laboratorium kimia. Bahan Penggosok logam Kandungan SiO2 yang tinggi, menyebabkan diatomea dapat dipergunakan sebagai bahan penggosok logam.

Pencucian dan Pengolahan Tanah diatomea dikeringkan di bawah panas matahari. Bagian yang kasar dipisah dengan saringan sebelum penggilingan pertama dilakukan. Pasir dan pengotor lain dipisah dari hasil galian secara mekanis sebelum masuk ke tingkat penggilingan kedua yang biasanya menggunakan gilingan sejenis palu ajun dan penjenis udara. Hasil penggilingan dapat berupa serbuk alam atau dikalsinir dengan atau tanpa mengalami proses kimia ataupun penjenisan kembali dengan gilingan atau pengembus chusus sebelum dikemas dengan menggunakan karung. Diatomea dipergunakan sebagai filter terutama dalam pabrik gula dan perusahaan minyak, bahan isolasi, bahan bangunan, industri keramik (sebagai bahan dasar untuk glasur) dan email, bahan poles untuk logam, pencampuran sabun gosok dan sejenisnya, pemoles kuku, bahan-bahan asah, bahan pokok penghasil silika dalam industri pembuatan water glass (industri kimia). Selain itu diatomea juga dipakai sebagai bahan absorbsi, bahan tahan api, pabrik karet, bedak kaki, penggosok mobil dan sebagai bahan pengesat untuk korek api.

Tempat Diketemukan

5|Diatomea

Sumatera Utara : P.Samosir, Tapanuli (dengan kandungan SiO2 : 84,0-92,5%, Al2O3 : 5,7-13,8%, Cao : 0,2-0,6% ; K2O : 0,7-1,2%; Na2O : 0,4-0,8%; H2O : 1,1%; Fe2O3: 1,03%); Balige, Siborong-borong.

Jawa Barat : Cicurug, Bogor, Darma, Kuningan (dengan kandungan SiO 2 : 45,70-85,23%, Al2O3 : 34,20-4,86%, Fe2O3 : 6,20-1,4%, TiO : 1,20-0,21%, P2O5 : 0,07-0,01%, H2O : 12,18-4,86%, bahan organik : 6,67-11,30%); Cianjur Selatan; Cineam; Tasikmalaya; Nanggung, Bogor; Kec.Pagelaran, Cianjur.

Jawa Tengah : Mendawa, Kec. Bumiayu; Brebes; Desa Pingit, Temanggung; Sangiran. Solo; Sumberlawang, Solo; Wadaslintang, Wonosobo;

Wonosegoro, Boyolali. Daerah Istimewa Yogyakarta : Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta (dalam bentuk tuf kaca yang dapat sebagai pengganti diatomea dengan komposisi SiO2 : 55,20%; Na2O: 1,73%; Al2O3 :16,80%; K2O: 1,10%; Fe2O3: 3,30%; CaO : 4,55%; H2O : 5,27%; MgO 1,38%). Jawa Timur : Kabuh, Jombang (dengan komposisi : SiO2 : 35,0-52,0%; Al2O3: 11,0-19,0%; Fe2O3: 4,0-6,0%); Karangasem, Kriyan, Mojokerto.

6|Diatomea

DAFTAR PUSTAKA

Sukandarrumidi. 2004. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Sumber lain : http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Diatomea/ulasan.asp?xdir=Diatomea&commId= 9&comm=Diatomea http://hernandhyhidayat.blogspot.com/2009/04/bacillariophyceae-diatom.html http://pustakatambang.blogspot.com/2011/10/diatomea.html

7|Diatomea

You might also like