You are on page 1of 2

Penerapan sirkumsisi atau sunat bukan hanya menyangkut masalah agama, kepercayaan, atau tradisi semata.

Lebih jauh lagi, sirkumsisi juga memberikan perlindungan kepada pria terlepas dari serangkaian komplikasi yang mungkin menyertai tindakan tersebut. sirkumsisi merupakan salah satu operasi minor, dilakukan dengan anestesi (pembiusan) lokal, guna membuang kulit paling ujung yang melapisi glans penis, yang disebut sebagai preputium. Keberadaan preputium memungkinkan berkumpulnya smegma yang merupakan kotoran yang mengendap, terdiri dari sekresi kelenjar, sisa semen (cairan sperma), dan substansi debris lain. Dengan dibuangnya preputium, maka kebersihan area genitalia akan lebih terjaga. Sirkumsisi pada pria mengurangi risiko infeksi saluran kemih. Hal ini dikarenakan muara uretra yang terletak di ujung glans penis akan lebih terjaga kebersihannya. Sirkumsisi yang dipadu dengan aktivitas seksual yang sehat juga menghindarkan pria dari infeksi menular seksual, semisal herpes, sifilis, gonorrhea, dan HIV. Penelitian juga menunjukkan bahwa sirkumsisi menurunkan risiko kanker penis. Demikian pula halnya dengan risiko kanker mulut rahim pada pasangan seksual pria tersebut yang akan turut menurun. Sirkumsisi juga melindungi pria dari balanitis atau infeksi pada preputium. Peradangan, infeksi pada preputium berisiko menimbulkan fimosis atau parafimosis yang merupakan keadaan di mana preputium tidak bisa ditarik ke belakang karena terbentuk jaringan parut yang menghubungkan preputium ke jaringan di bawahnya. Fimosis dan parafimosis berpotensi menyebabkan retensi urin (tidak bisa buang air kecil) yang merupakan salah satu kegawatdaruratan urologis. Komplikasi yang timbul dari sirkumsisi sangat minimal. Contohnya, nyeri, perdarahan, infeksi sekunder pada luka sirkumsisi, terkumpulnya darah di bawah kulit (hematom), pembengkakan, peningkatan sensitivitas glans penis. Namun, dengan teknik operasi dan perawatan luka yang baik, komplikasi tersebut selalu dapat diminimalisasi. Dalam waktu 4-6 minggu biasanya luka sirkumsisi telah menutup dan dalam waktu 3-4 bulan akan sembuh sempurna. Pernah ada mitos yang menghubungkan sirkumsisi dengan keadaan impotensi atau disfungsi ereksi. Sejauh ini, tidak ada penilitian yang mendukung mitos tersebut. Sirkumsisi boleh dilakukan pada pria di semua tingkat usia. Namun, ada sebagian orang yang tidak boleh (dikontraindikasikan) untuk sirkumsisi. Salah satunya apabila dijumpai abnormalitas anatomis di mana muara uretra tidak terletak di bawah (hipospadia) atau di atas (epispadia) glans penis. Pada keadaan tersebut, sirkumsisi tidak boleh dilakukan karena kulit preputium berguna dalam operasi untuk memperbaiki kelainan itu sendiri. Keadaan lain misalnya parafimosis kronis di mana preputium mengalami penebalan dan retraksi permanen, gangguan perdarahan, kelainan penis. Keadaan infeksi genitalia juga

merupakan kontraindikasi hingga pasien mendapat penanganan dan dinyatakan sembuh.(dr Roveny)

You might also like