You are on page 1of 3

Etika dan Filsafat Komunikasi

Juli 23, 2011 Aprilia Kusnaedi Etika dan Filsafat Komunikasi Tinggalkan Komentar ETIKA FILSAFAT KOMUNIKASI Menurut I.R.Poedjewijatna, filsafat adalah ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Sedangkan menurut Jujun. S. suriasumantri, filsafat ilmu merupakan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Contohnya, apa yang dikaji ilmu itu? (Ontologi), bagaimana caranya mendapatkan pengetahuan tersebut? (Epistemologi), untuk apa pengetahuan tersebut? (Aksiologi) Filsafat komunikasi merupakan suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analisis, kritis, dan holistic teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, dan teknik serta metodenya. Nilai logika, etika, estetika komunikasi. Logika adalah ilmu pengetahuan tentang karya-karya akal budi untuk melakukan pembimbingan kebenaran (sifat), kebenaran kekal (Allah SWT). Etika, etik, moral, akhlak merupakan studi tentang nilai-nilai dan landasan yang berkaitan dengan apa itu kebaikan, keburukan dan bagaimana seharusnya. Dr. franz Von Magnis mengemukakan bahwa etika tidakmempersoalkan manusia melainkan bagaimana manusia harus bertindak (perilaku dan perisikap) Etika juga dinyatakan sebagai kajian umum secara sistematik tentang apa seharusnya menjadi benar dan salah dari prilaku manusia. Sedangkan moral (moralitas) merupakan standar benar dan salah yang bersifat praktis (tindakan) spesifik disepakati bersama dan cenderung lebih mendekati pada kebudayaan (cultural). Menurut Dean Barnlund, standar moral terbukti melindungi dan mengembangkan prilaku komunikasi yang sehat. Sedangkan menurut Gerald Miller, ia mengembangkannya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti, apa tanggung jawab etis seorang komunukator terhadap khalayaknya? Apa nilai dasar komunikasi demokratis? Dan apakah sensor dapat dibenarkan secara etis? Pada prakteknya, tidak ada etika yang mutlak. Contohnya, prilaku tidak etis Machiavelli yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Atau prilaku etis para Nabi, yang berdasarkan cerita dan penghormatan terhadap orang lain. Estetika disefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola-pola yang mempersatukan bagian-bagian tersebut yang mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya, sehingga menimbulkan keindahan. Immanuel Kant mengemukakan bahwa estetika tidak berkaitan dengan bendanya, melainkan dengan kesenangan yang dirasakan ketika melihat benda itu.

Etika dan Filsafat Komunikasi Ada 2 penilaian mengenai etika dan filsafat komunikasi, pertama, filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang mengkaji teoro pengetahuan karenanya menjadi bagian epistemology. Etika terkait dengan penggunaan ilmu sehingga disebut etika dan filsafat ilmu komunikasi. Kedua, penilaian bahwa hakikat filsafat ilmu komunikasi sebagai epistimologi ilmu komunikasi. Penjelasan sistematis untuk memahami filsafat ilmu komunikasi , perlu diketahui hal-hal dibawah ini: 1. Ilmu komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataan kepada manusia lain. 2. Filsafat adalah suatu ilmu yang mencari sebab sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Filsafat ilmu mencari jawaban dari hakikat ilmu. 3. Filsafat ilmu komunikasi mencari jawaban mengenai hakikat dari ilmu komunikasi mengapa manusia itu menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain. Pengetahuan. Ada empat tipe manusia, antara lain: 1. Manusia yang tahu bahwa ia tahu. Manusia ini berpengetahuan, berkemampuan, untuk member pernyataan atas suatu objek, bisa mengingat-ingat apa yang terjadi dimasa lampau. 2. Manusia yang tahu bahwa ia tidak tahu. Ia sadar akan dirinya dan oleh karena itu bertanya, menyelidiki sampai terpuas keingintahuannya. 3. Manusia yang tidak tahu bahwa ia tahu, belum berkemampuan untuk member pernyataan atau putusan berlawan dengannya. 4. Manusia yang tidak tahu bahwa ia tidak tahu, manusia ini lazim disebut sok tahu Pengetahuan adalah hasil persentuhan alam dengan pancaindra, ini desubut sebagai pengetahuan khusus. Namun pengetahuan umum lebih bersifat unik, manusia tidak pernah bersentuhan dengan objek yang umum yang bersentuhan langsung dengan pancaindra. Manusia mengambil kesimpulan umum dari hal-hal khusus dengan akal melalui logikanya. Baik khusus atau umum pengetahuan itu tetap ada. Logika berfikir untuk menyimpulkan hal umum dari hal-hal khusus disebut induktif. Kebalikannya apabila menyimpulkan hal khusus dari hal umum disebut deduktif. Kebenaran dan kekeliruan Manusia memiliki naluri ingin tahu dan disini dapat terlihat tahu yang benar dan yang keliru. Objek tahu adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Sepanjang hidup, manusia dirangsang alam sekitarnya untuk tahu. Jadi hal tahu bersentuhan dengan objeknya. Pengetahuan tidak sesuai dengan objek sama dengan keliru, sedangkan jika sesuai dengan objek dikatakan sama dengan benar. Persesuaian antara pengetahuan dengan objeknya dinamai

kebenaran. Yang penting pengetahuan yang dimiliki seseorang sesuai dengan aspek yang yang diketahui. Bila seseorang tidak tahu tentang salah satu aspek dari sesuatu objek, ia bukan keliru melainkan pengetahuannya tidak lengkap. Kekeliruan baru terjadi jika manusia mengira tahu tentang suatu aspek, tapi aspek itu tidak ada pada objeknya.

Sikap Mental Dari pengetahuan diatas tersimak beberapa sikap mental, antara lain: 1. Keyakinan menghadapi kebenaran, manusia harus bersikap kritis, tidak cepat-cepat mengambil kesimpulan. Nanti pada saatnya dia merasa cukup alas an pengetahuannya benar, berarti dia telah memiliki keyakinan. 2. Kepastian adalah keyakinan yang telah mendapatpembuktian kebenaran berdasarkan pengalaman sendiri. 3. Sangsi, manusia ada yang belum 100% yakin akan kebenaran. Ada sebagian fakta sudah menunjukan kebenaran tetapi ada fakta lain tidak diketahui atau belum diyakini kebenarannya. Ia masih sangsi. Sangsi berbeda dengan ragu, orang yang ragu tidak berani member pernyataan atau putusan/tidak berani bertindak. Sangsi mendorong manusia mengadakan penelitian lebih lanjut guna mendapat kebenaran. Keraguan melemahkan Karen membuat manusia tidak berani bertindak. 4. Kepercayaan, telah diutarakan bahwa kepastian adalah sikap mental dari mencari kebenaran berdasar pengalaman sendiri, seseorang meyakini kebenaran sebagai suatu kepastian. Apabila kebenaran pengetahuan didapat dari pengalaman orang lain yang dipercaya, maka disebut kepercayaan. Jadi percaya adalah menerima kebenaran dari orang yang kredibel. Filsafat Ilmu Komunikasi 1. Ilmu komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manujsia lain. 2. Filsafat adalah suatu ilmu yang mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. 3. Filsafat ilmu mencari jawaban dan hakikat ilmu 4. Filsafat ilmu komunikasi mencari jawaban mengenai hakikat dari ilmu komunikasi 5. Filsafat hidup adalah kesatuan nilai-nilai yang menurut manusia pemiliknya mempunyai derajat yang paling agung dan kalau diwujudkan ia yakin akan memperoleh kebahagiaan.

You might also like