You are on page 1of 17

1

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karenanyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa beberapa kesulitan yang berarti. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu dengan mata kuliah Tata Wacana yang saya sajikan berdasarkan pencarian dalam berbagai sumber-sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. aik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. !amun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. "emoga makalah ini dapat memberikan #a#asan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan karena penulis hanyalah seorang manusia biasa yang tidak sempurna maka oleh karena itu. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya demi kemajuan dari makalah saya. Terima kasih. "emoga makalah ini dapat memberikan #a#asan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Pandeglang$ %anuari &'1(

Penyusun

&

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................ BAB I PENDAHULUAN ). *atar elakang ................................................................... BAB II PEMBAHASAN ). Target M+,s Pendidikan -ntuk .emajuan Pendidikan Masa +atang...................................................................... . 0dealisme Pendidikan.......................................................... BAB III PENUTUP ). .esimpulan ......................................................................... DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 1/ 1( / 1 1 i ii

ii

MAKALAH MEWUJUDKAN TARGET MDGs PENDIDIKAN UNTUK KEMAJUAN PENDIDIKAN MASA DATANG
Diajukukan untuk memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Tata Wacana

Disusun Oleh : Nama : Ase Pe!i Pe!ma"i NIM : D#$%#&$#$$''

PRODI DIKSATRASIADA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNI(ERSITAS MATHLA)UL ANWAR


BANTEN *$&'

BAB I PENDAHULUAN A# La+a! Bela,an2arus jujur kita akui$ bah#a standar sumber daya manusia yang telah ditetapkan oleh 2uman +evelopment 0nde3 42+05 belum mampu kita capai. "ebab standar pendidikan dan pembelajaran yang sedang kita kelola masih banyak yang terkooptasi 6aman 7eodal dan terbelenggu pada cara-cara tradisional dan konvensional$ "ementara itu$ tuntutan jaman telah mengalami lompatan kompetensi pendidikan berskala global. +ampak dari hal ini adalah stimulus dan respon peserta didik terhadap pembentukan kompetensi peserta didik belum optimal$ karena kompetensi pendidikpun belum memenuhi standar pro7esional yang diharapkan. .eadaan yang tergambarkan ini bukan hal baru$ tetapi sudah terpola melalui kebijakan politik pemerintahan sejak jaman 8rde *ama$ 8rde aru bahkan di 8rde 9e7ormasi ini. Pendidikan kita 4baca: 0ndonesia5 masih mementingkan pendidikan yang bersi7at dan berideologi materialismekapitalisme. 0deologi pendidikan yang demikian ini memang secara teoritis tidak nampak$ akan tetapi secara praktis merupakan realitas yang tidak dapat dibantah lagi. Materialisasi atau proses menjadikan semua bernilai materi telah masuk di segala sendi sistem pendidikan 0ndonesia$ bahkan sendi-sendi yang dimasuki bukan hanya dalam materi pelajaran$ pendidik$ peserta didik$ manajemen$ lingkungan$ akan tetapi juga sudah masuk pada atmos7ir tujuan pendidikan itu sendiri. )pabila tujuan pendidikan sudah mengarah kepada halhal demikian$ yang bersi7at materi$ maka hasil besar dari proses pendidikan yang diharapkan dapat menghasilkan "umber +aya Manusia 4"+M5 yang cerdas$ kreati7$ berakhlak tinggi$ berdisiplin tinggi$ memiliki tanggungja#ab yang tinggi$ berji#a nasionalisme tinggi$ berinovasi untuk pengembangan bangsa dan lainnya akan sangat sulit diharapkan.

&

%ika kita mengikuti alur sejarah$ maka di penghujung abad lalu 0ndonesia mengalami perubahan besar berupa proses re7ormasi ekonomi dan demokratisasi dalam bidang politik dan tidak lama setelah itu. +i tahun &'''$ para pemimpin dunia bertemu di !e# York untuk menandatangani ;+eklarasi Milennium< yang berisi komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan 4povert eradication5. .omitmen tersebut diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal sebagai Millennium +evelopment ,oals 4M+,s5. Pencapaian sasaran M+,s menjadi salah satu prioritas utama bangsa 0ndonesia yang tidak saja menjadi tugas pemerintah semata tetapi juga merupakan tugas seluruh komponen bangsa. Target M+,s memuat = tujuan yang meliputi> 15 penanggulangan kemiskinan dan kelaparan$ &5 mencapai pendidikan dasar untuk semua$ /5 kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan$ (5 mengurangi kematian bayi$ angka ?5 meningkatkan kesehatan ibu$ @5 mela#an 20AB)0+"$

malaria dan penyakit menular lain$ C5 memastikan kelestarian lingkungan hidup$ dan =5 kemitraan untuk pembangunan. +ari ke delapan tujuan tersebut salah satu prioritas yang harus diangkat bagi 0ndonesia adalah menuntaskan tercapainya target pendidikan dasar untuk semua masyarakat 0ndonesia. -ntuk itu$ harus menjadi agenda prioritas bagi presiden periode &''1-&'1( dalam meletakkan dasar-dasar dan sistem yang benar$ tepat$ proporsional dan menyeluruh 4universal5.

BAB II PEMBAHASAN A# Ta!-e+ MDGs Pen"i"i,an Un+u, Kema.uan Pen"i"i,an Masa Da+an&# P!/ /!si Kelulusan Ana, P!a Se,/lah Sema,in Menin-,a+ +alam hal pendidikan$ nampaknya 0ndonesia lebih berhasil$ karena tujuan kedua dari M+,s ini adalah memastikan bah#a semua anak menerima pendidikan$ khususnya pendidikan dasar. )ngka partisipasi anak masuk pendidikan dasar secara nasional menunjukkan angka 1($CD tetapi perbedaan antar daerah masih cukup tinggi$ misalnya yaitu untuk .alimantan Tengah 41@$'D5 dan Papua 4C=$1D5. +i sisi lain kemajuan anak 0ndonesia memperoleh pendidikan pra sekolah sekarang ini meningkat secara signi7ikan. 2al ini ditunjukan dari hampir separuh anak usia pra sekolah memperoleh Pendidikan )nak -sia +ini 4P)+-5 dan sekitar separuhnya di Tempat Pendidikan )l-EurFan 4TP)5$ sisanya di Taman .anak-kanak 4T.5$ .elompok ermain 4!la "roup5 atau pusat penitipan anak. "emua kegiatan tersebut jelas mendorong anak bersekolah dan mengembangkan otak mereka$ dan tentu saja hal ini akan mempermudah mereka saat memulai masuk sekolah dasar. erdasarkan realitas di atas dapat dipastikan bah#a motivasi$ sarana dan prasarna$ 7asilitas serta kebijakan yang pro rakyat menjadi harapan kita bersama. 0tu penting agar partisipasi masyarakat #ajib belajar di jenjang pra sekolah ini secara sungguh-sungguh merebut pendidikan selanjutnya di tingkat dasar. *# P!/0lem Ja!-/n Se,/lah G!a+is Pasal /1 4&5 --+ 11(? hasil amandemen menyatakan$ ;"etiap #arga negara #ajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah #ajib membiayainya<. "edangkan dalam Pasal /( 4&5 -- !omor &' Tahun &''/ tentang "istem Pendidikan !asional 4"isdiknas5 menyatakan: <Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya #ajib belajar minimal /

pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya<. !ampaknya pasal /1 4&5 --+ 11(? hasil amandemen dan Pasal /( 4&5 -- !omor &' Tahun &''/ ini lebih cepat diman7aatkan oleh para kandidat calon #ali kotaBbupatiBgubernur dalam Pilkada. ahkan calon presiden sekalipun untuk meraup suara pada saat Pilpres. *ihat saja$ jargon sekolah gratis. 0stilah sekolah gratis ini tidak pernah ada dalam ketentuan dan perundangundangan yang berlaku. %argon sekolah gratis seolah-olah menjadi senjata ampuh untuk dapat menembus respon masyarakat tingkat ba#ah dan menengah 4yang banyak mengalami persoalan dengan biaya sekolah5 untuk memilih calon kandidat yang mengusung sekolah gratis jika ;dirinya< terpilih. )da & 4dua5 penyikapan masyarakat terhadap istilah sekolah gratis. !ertama# kelompok masyarakat yang berpendapat dengan sekolah gratis berarti tidak ada biaya papun yang harus diberikan kepada sekolah. %ika ada sekolah yang memungut biaya dengan istilah apapun mereka menganggap bah#a itu pungutan itu liar. %ika demikian terjadi$ masyarakat berhak melaporkannya sebagai pungutan liar. Kedua# kelompok masyarakat praktisi pendidikan yang berpendapat bah#a sekolah gratis sudah ada dari tahun 11(? dan ada dalam --+ 11(? pada pasal /1 --+ 11(? 4<G.. pemerintah berke#ajiban menyelenggarkan pendidikan bagi #arga negaranya<5. 2al ini sudah berlangsung dari 6aman 8rde *ama 48rla5$ bah#a sekolah sekolah 4dasar5 memang gratis5. Pada tahun 111' 4di era 8rde aru5 muncul program Wajib elajar 4W)%)95 sembilan tahun meluncurkan program dengan menghilangkan sekolah bayar. Tetapi diganti dengan "umbangan Pembangunan dan Pendidikan 4"PP5 yang ditentukan oleh sekolah masing-masing yang jumlahnya berbeda-beda. "istem ini digunakan sampai re7ormasi terakhir pada 6aman pemerintahan presiden Mega#ati. Pada masa pemerintahan " Y-%. sekolah mulai dari tingkat "+-"MP-"M) hingga PT memang ratis. )kan tetapi perlu digaris ba#ahi bah#a ini bukanlah program Pemerintah Pusat tetapi kebijakan dari upati$ Wali .ota maupun

,ubernur dari suatu propinsi. Hontoh$ di .abupaten M- ) Propinsi "umatera "elatan sekolah gratis diperuntukkan dari "+-"MP-"M) hingga PT. %argon sekolah gratis tidak semuanya diterima dengan benar oleh masyarakat. "ehingga memunculkan berbagai masalah tentang "ekolah ,ratis itu di masyarakat. 0mplementasi sekolah gratis hanya dapat dilaksanakan pada sekolah negeri dan tidak berlaku pada sekolah s#asta. Tetapi masyarakat luas telanjur memahami bah#a sekarang ini sekolah gratis 4s#asta atau negeri5. 2al-hal yang muncul sebagai masalah dari slogan sekolah gratis antara lain adalah> a. agi "ekolah !egeri. "ekolah tidak berani memungut iuran apapun ke sis#a. +ana operasional sekolah sangat limit meskipun ada dana )kibatnya$ sekolah mengalami keterbatasan dana. sekolah. ,uru menjadi ImenurunF keativitasnya untuk mengembangkan sis#a. 0ni disebabkan karena untuk mengembangkan sis#a membutuhkan sarana dan 7asilitas serta dana dari sekolah sementara di sekolah tidak lagi tersedia alokasi dana untuk hal tersebut. Penggunaan )lat Tulis .antar 4)T.5 sangat dibatasi$ bahkan kadang guru sendiri yang membeli )T. untuk kepentingan sekolah. Misalnya$ sekolah tidak menyediakan spidol atau kertas bagi pembelajaran mata pelajaran tertentu oleh guru saat mengajar di kelas$ sehingga guru mengusahakan sendiri agar Proses Program Pembelajaran 49PP5nya. elajar Mengajar 4P M5 tetap terlaksanan dan tercapai sesuai 9encana 8". ahkan tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dan operasional

"ekolah tidak mampu membayar gaji guru honorer karena tidak tersedia dana tambahan yang mencukupi untuk membayar guru honorer yang selama ini berjalan.

b.

agi "ekolah "#asta. 8rang tua sis#a yang belum paham tentang sekolah gratis menganggap$ bah#a sekolah sekarang ini tidak lagi perlu mengeluarkan uang$ termasuk ke#ajiban iuran yang telah dibebankan pada anaknya oleh sekolah$ karena konsep gratis dimaksud telanjur diterima apa adanya tanpa memilah bah#a kebijakan gratis adalah untuk sekolah negeri dan tidak untuk sekolah s#asta. "ekolah s#asta tidak menjadi harapan bagi masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya$ karena di negeri tidak membayar sementara di s#asta harus membayar. 2al ini menyebabkan sekolah s#asta yang membebani pembayaran bagi sis#anya tidak dirujuk menjadi target pemilihan sekolah$ mereka cenderung ke sekolah negeri yang gratis. %ika orang tua sis#a tidak mau membayar biaya atau iuran-iuran$ maka guru-guru honorer IterancamF tidak mendapat gaji dan sekolah tidak dapat beroperasional dan IterancamF tutup. Pemerintah tidak campur tangan terhadap pengembangan dan kemunduran sekolah s#asta. Terhadap & 4dua5 7enomena masalah di atas 4dampak sekolah gratis

pada sekolah negeri dan s#asta5 adalah konsep sekolah gratis pun menjadi slogan yang berlebihan. .etika para artis$ selebritis$ dan dunia periklanan berlebihan mempromosikan sekolah gratis$ dan sama sekali tidak ada 7ragmen yang menjelaskan bah#a apa yang dimaksud sekolah gratis. .eadaan demikian ini menyebabkan masyarakat luas semakin ItermakanF promosi tersebut. %ika sekolah sekarang memang benar-benar gratis$ dan masyarakat banyak yang terlanjur menyikapi bah#a gratis yang dimaksud adalah benar-benar gratis alias tidak membayar sepeserpun. .alau sudah

seperti ini berarti konsep sekolah gratis merupakan kebijakan yang belum siap dan merupakan target M+,s yang harus diluruskan di masyarakat. 1# Penin-,a+an An-,a Pa!+isi asi "i SD "an SMP Belum Me!a+a "ebagaimana disebutkan di a#al$ bah#a partisipasi anak untuk sekolah di "+ menunjukkan menengah. +ata peningkatan yang diikuti pula oleh meningkatnya angka partisipasi anak untuk sekolah di pendidikan P"-"usenas 4 iro Pusat "tatistik- "urvei "osial Ekonomi !asional5 sejak tahun 111& hingga tahun &''C menunjukkan$ bah#a mulai tahun 111& terjadi peningkatan partisipasi anak usia sekolah untuk belajar di jenajang pendidikan dasar dan menengah. 2al ini semakin meyakinkan dalam memastikan$ bah#a semua anak menerima pendidikan dasar. )ngka nasional partisipasi sekolah dari P"-"usesenas tahun &''C juga menjelaskan bah#a 1($CD anak yang masuk di sekolah dasar belum menggambarkan pemerataan di berbagai #ilayah. )rtinya$ masih ada #ilayah di tanah air dengan angka partisipasi sekolah yang rendah$ sehingga menjadikan perbedaan partisipasi yang tinggi dengan daerah lain. "ekadar contoh adalah angka partisipasi di .alimantan Tengah 1@$'D sedangkan di Papua C=$1D. )ngka ini jelas masih menjadi agenda ke depan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengenyam pendidikan dasar. +i 0ndonesia$ hanya @CD anak yang menda7tar ke sekolah lanjutan pertama. 0ni merupakan tantangan yang besar mengingat pemerintah bertekad mencapai target yang lebih tinggi dari target global M+,s. Target 0ndonesia adalah <#ajib belajar 1 tahun<$ terdiri dari @ tahun "+ dan / tahun "MP$ sementara target global M+,s yaitu pendidikan setara @ tahun$ dan target pencapaiannya adalah tahun &''=-&''1. )pakah sudah berhasilJ Perlu evaluasi mendalam. '# An-,a Pu+us Se,/lah Ka!ena Kemis,inan 2asil "esenas yang dilakukan oleh P" pada tahun &''C terhadap sampel rumah tangga menemukan$ bah#a /C$& juta penduduk 0ndonesia berada di ba#ah garis kemiskinan. )ngka ini memberikan arti$ pencapaian

M+,s 0ndonesia belum mengalami kemajuan berarti. -ntuk mengatasi kemiskinan$ target M+,s yang ditetapkan adalah C$?D berdasarkan separuh angka kemiskinan tahun 111' yan gberjumlah 1?$1D. "ehingga jika dibandingkan dengan tahun 111'$ maka kondisi sekarang ini justri lebih parah. Menyusul krisis moneter tahun 111= kenaikan tajam angka kemiskinan menjadi &($&D$ namun sejak krisis moneter dapat diatasi secara signi7ikan. )ngka kemiskinan di 0ndonesia mengindikasikan menurun tetapi tahun &''@ menaik lagi akibat banyak 7aktor diantaranya akibat melonjaknya harga-harga kebutuhan bahan makanan dan bahan bakar minyak. Tingginya angka kemiskinan tahun &''C 41@$@D5 yang lebih tinggi dibanding angka kemiskinan tahun 111' 41?$1D5 ini bersi7at nasional. )rtinya tidak menggambarkan situasi yang sama antara satu daerah dengan daerah lainnya. 2idup di #ilayah perkotaan misalnya$ membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibanding di pedesaan. +emikian juga hidup di pedesaan yang mudah akses transportasinya lebih tinggi biaya yang dibutuhkan dibanding desa yang belum terakses baik transportasinya. )ngka kemiskinan di %akarta hanya sekitar ($@D$ sementara angka kemiskinan di Papua sekitar ('D. Mencermati berbagai kecenderungan akhir-akhir ini$ seharusnya masih mungkin untuk mengurangi kemiskinan menjadi C$?D pada &'1?. !amun dengan indikator <rasio kesenjangan kemiskinan 4povert gap ratio5< yang mengukur perbedaan antar penghasilan rata-rata penduduk miskin dengan garis kemiskinan$ maka pada tahun 111' rasio-nya adalah &$CD dan &$1D pada tahun &''C. 2al ini menunjukkan bah#a situasi penduduk miskin belum banyak mengalami perubahan. 0ndikator yang lebih sederhana adalah indikator penyebaran penghasilan. Total jumlah konsumsi penduduk termiskin secara nasional adalah &'D dan hal inipun belum banyak mengalami perubahan$ sebab antar tahun 111' dan &''@$ angkanya berada pada sekitar 1D.

-ntuk memberikan jalan keluar agar generasi muda memiliki penghasilan yang lebih baik di masa mendatang$ maka kunci utamanya adalah memberikan pendidikan yang lebih baik kepada mereka serta diiringi kebijakan pemerintah yang mempertimbangkan dan memastikan tumbunya ekonomi yang berman7aat pada daerah dan penduduk termiskin. Pemerintah harus memberikan perhatian lebih pada ka#asan pedesaan$ karena sekitar dua pertiga dari rumah tangga miskin bekerja di sektor pertanian. %ika penghasilan orang tuanya yang bekerja di sektor pertanian tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari$ maka dapat dibayangkan bah#a anak-anaknya pasti tidak memperoleh kesempatan untuk melanjutkan studinya kejenjang sekolah yang sesuai dengan usianya. "ebab tenaga anak diman7aatkan oleh orang tuanya untuk membantu orang tuanya bekerja mencari na7kah. B# I"ealisme Pen"i"i,an 0dealisme pendidikan pada prinsipnya memiliki sasaran dengan program yang jelas dan dapat direalisasi melalui jalur pendidikan 7ormal maupun in7ormal. 9ealisasi jalur 7ormal maupun in7ormal dalam konteks pendidikan jelas memba#a bangsa 0ndonesia pada arah pemenuhan "+M 0ndonesia yang mampu didayagunakan. 0tu semua dilakukan agar tercapai kompetensi tinggi meliputi global. 0dealisme pendidikan sangat diperlukan bagi bangsa 0ndonesia untuk mengejar segala ketertinggalan diberbagai sektor dengan negara maju lain$ termasuk dengan negara tetangga. 0dealisme pendidikan yang dimaksud adalah idealisme pendidikan yang harus mencerminkan tatanan kehidupan masyarakat yang beradap$ saling menjaga dan menghormati hak-hak asasi sesama manusia. Mutu "+M 0ndonesia dan juga mutu pendidikan di 0ndonesia sebagaimana terlihat dari indikator makro$ yaitu pencapaian 2uman kreati7$ inovati7$ terampil$ cerdas$ bertaK#a kepada Tuhan YME$ berakhlak mulia$ serta cerdas dan mampu berkompetisi

1'

+evelopment 0nde3 42+05 dan indikator mikro 4kemampuan dalam hal membaca dan menulis5 kita masih berada pada peringkat 11' dari 1CC negara di dunia. ahkan peringkat tersebut semakin menurun dari tahun-ketahun. "ebagaimana dinyatakan oleh Wika Y. 0lham 4&''C:15 bah#a berdasarlkana laporan 2uman +evelopmen 9eport tahun &''? oleh -!+P$ 2+0 0ndonesia kian merosot sejak tahun 111C 4urutan ke 115$ tahun &''& 4urutan ke-1'&5$ dan ditahun &''( 4urutan 1115. +an berdasarkan The World Economic Lorum "#edia tahun &''' daya saing 0ndonesia menempati urutan ke /C dari ?C negara di dunia. "ementara itu$ berdasarkan "urvei Political and Economic 9isk Honsultant$ kualitas pendidikan di 0ndonesia berada pada urutan ke 1& dari 1& negara di )sia. 9anking ini mengindikasikan bah#a bidang pendidikan di 0ndonesia masih berpredikat sebagai $ollower bukan sebagai leader. Proses pendidikan adalah suatu proses mendidik dan dididik. )da proses belajar dan pembelajaran$ sehingga dalam pendidikan jelas terjadi proses pembentukan manusia yang lebih manusia atau sering disebut proses pemanusiaan. 2al inilah yang menegaskan bah#a pendidikan mempunyai si7at mendasar yang disebut humanism intelectual. Proses mendidik dan dididik merupakan perbuatan yang bersi7at mendasar 47undamental5$ karena di dalamnya terjadi proses dan perbuatan yang mengubah serta menentukan jalan hidup manusia$ baik dari sisi pebelajar 4peserta didik5 dan pembelajar 4pendidik5. +alam proses ini seorang pembelajar 4pendidik5 berarti orang yang membentuk sikap$ kecerdasan dan kepribadian$ dan pebelajar 4terdidik5 adalah seorang yang dibentuk sikap$ kecerdasan dan kepribadiannya serta menerima pendidikan untuk tumbuh menjadi manusia seutuhnya. anyak idealisme pendidikan yang menjadi pekerjaan rumah kita semua$ terutama bagi presiden sebagai pemangku kebijakan nasional untuk me#ujudkan target M+,s pendidikan dasar untuk semua sehingga dapat di#ujudkan pada tahun &'1?$ antara lain: )genda penting itu diantaranya> 415 pendidikan dan kompetensi pendidik$ 4&5 pro7esionalisme pendidik$ 4/5 manajemen 7inansial pendidikan dan manajemen sumber daya manusia$ 4(5

11

politik pendidikan$ 4?5 paradigma pendidikan$ 4@5 pengembangan organisasi pendidikan$ 4C5 penjaminan kualitas pendidikan$ dan 4=5 pendidikan dan kesetaraan gender. -saha yang nampak serius dilakukan pemerintah saat ini adalah meningkatkan kompetensi pendidik. +alam Pasal 1 ayat @ -- "0"+0.!)" menjabarkan kuali7ikasi pendidik adalah guru$ dosen$ konselor$ pamong belajar$ #idyais#ara$ tutor$ instruktur$ 7asilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarkan pendidikan. "ebagai usaha meningkatkan kualitas pendidikan sebagai instrumen mengukur kompetensi guru dan dosen$ misalnya$ dikeluarkanlah undang-undang guru dan dosen yang implementasinya adalah pelaksanaan serti7ikasi guru dan serti7ikasi dosen$ +alam konteks pro7esionalisme pendidik yang terus dibutuhkan$ aedo#i 4&''=5 menyebutkan$ bah#a pendidik pro7esional adalah pendidik yang memiliki banyak kemampuan dalam> 15 merencanakan$ melaksanakan$ dan mengevaluasi hasil pembelajaran> &5 meningkatkan kuali7ikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan> /5 bertindak objekti7 dan tidak diskriminati7 atas dasar pertimbangan jenis kelamin$ agama$ suku$ ras$ dan kondisi 7isik tertentu$ atau latar belakang keluarga$ dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran> (5 menjunjung tinggi peraturan perundangundangan$ dan kode etik guru$ serta nilai-nilai agama dan etika> dan ?5 memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. .uali7ikasi kemampuan guru sebagaimana disebutkan aedo#i 4&''=5 di atas akan menjadi sinergi dan mendukung peran guru sebagai pendidik apabila syarat-syarat sebagai guru pro7esional yang baik dapat dipenuhi. ebeberapa syarat pro7esionalisme diantaranya> 15 berija6ah> &5 sehat jasmani dan rohani> /5 taK#a kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik> (5 bertanggungja#ab> ?5 berji#a nasional 4!galim Pur#anto 4&''@:1/1-1(&5. +alam hal manajemen 7inansial pendidikan$ program yang harus terus ditingkatkan dan dijaga kestabilitasiannya adalah bagaiamana mengusahakan segala aktivitas organisasi pendidikan yang dapat terus terpenuhi kebutuhan

1&

dananya serta ada kejelasan proses bagaimana memperoleh dana dan mengelola aset sesuai dengan tingkat organisasi pendidikan secara menyeluruh. 8leh karena itu$ harus ada manajemen yang dilakukan sekolah melakukan proses kegiatan dan penyelenggaraan pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan secara sungguh-sunggu serta melakukan pembinaan menyeluruh secara kontinyu terhadap biaya operasional sekolah. "ehingga kegiatan pendidikan lebih e7ekti7 dan e7esien serta membantu pencapaian tujuan pendidikan melalui prosedur manajemen sekolah yang baik$ meliputi> pengelolaan dana masukan$ perencanaan anggaran 4budgetting5$ pelaksanaan proses 4throw put5$ dan hasil usaha 4out put5. Terkait dengan manajemen 7inansial pendidikan adalah manajemen "+M harus menjadi 7aktor penting dalam suatu organisasi. Menurut "chuler dan "mart 411=15 dalam urhanuddin 4&''/5 menyatakan$ bah#a manajemen sumber daya manusia yang harus diperhatikan adalah> 15 perencanaan kebutuhan sumber daya manusia$ &5 pengadaan sumber daya manusia dan sta7$ /5 penilaian dan kompensasi$ (5 penilaian dan pengembangan$ dan ?5 penciptaan dan pembinaan hubungan kerja yang e7ekti7. .elima 7ungsi manajemen "+M ini menjadi usaha sungguh-sungguh bidang personalia yang harus dijalankan secara serius dan dikelola secara e7ekti7 dan baik serta prosedural agar mencapai tujuan yang diharapkan.

1/

BAB III PENUTUP A# Kesim ulan Melalui pendidikan masa depan bangsa$ dapat dirancang sebaik mungkin dengan cara mempersiapkan "+M yang berkualitas. +engan dasar ini kita harus berusaha untuk> pertama$ me#ujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu$ guna memperteguh akhlak mulia$ kreati7$ inovati7$ ber#a#asan kebangsaan$ cerdas$ sehat$ berdisiplin$ bertanggungja#ab$ berketerampilan serta menguasai 0PTE. dalam rangka mengembangkan kualitas manusia 0ndonesia. Kedua# meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh berbagai pihak secara e7ekti7 dan e7isien terutama dalam pengembangan 0PTE.$ seni dan budaya$ sehingga membangkitkan semangat pro-akti7$ kreati7$ dan selalu kreati7 dalam seluruh komponen bangsa. Ketiga# mengembangkan pendidikan yang memanusiakan manusia$ pendidikan yang dapat mengembangkan harkat dan martabat manusia$ dan mempersiapkan manusia menjadi khali7ah. Keempat# dalam menyongsong berbagai kecenderungan yang aktual tidak ada alternati7 lain selain perlu penataan kembali terhadap dunia pendidikan sejak pendidikan tingkat dasar. Pendidikan sebagai suatu proses pembentukan pribadi peserta didik dilaksanakan secara sistematis dan sistemik$ dan sistematis. "ebab$ sebuah proses pendidikan berlangsung secara bertahap serta berkesinambungan 4prosedural5 dan sistemik karena berlangsung dalam situasi dankondisi di semua lingkungan baik keluarga$ sekolah dan masyarakat. 8leh karena itu$ tantangan yang harus dikerjakan dalam bidang pendidikan harus diupayakan terutama meningkatkan rendahnya mutu pendidikan di 0ndonesia pada setiap jenjang dan satuan pendidikan$ khususnya pendidikan dasar dan menengah serta mendorong masyarakat untuk menyadari sepenuhnya bah#a pendidikan adalah kebutuhan mendasar bagi setiap hidup insani. 1/

1(

DAFTAR PUSTAKA urhanuddin. Manajemen %umber Da a Manusia&Manejemen !endidikan. Malang: -niversitas !egeri Malang. &''/. aedo#i. %trategi !eningkatan Kualitas dan Kompetensi "uru. +irektorat %enderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan. %akarta: +epdiknas. &''=. Pur#anto$ M. !galim. Ilmu !endidikan Teoritis dan !raktis . andung: Penerbit. 9osdakarya. &''@. "taker$ Peter. <Kita %uarakan Millennium Development "oals 'MD"s( Demi !encapaian n a di Indonesia<. &''C.

1(

You might also like