You are on page 1of 57

Yosi Febrianti Laboratorium Farmakoterapi dan Keterampilan Klinik

What did you know about drug interaction ??

Introduction
Interaksi obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi respons tubuh terhadap pengobatan.

DEFINISI
Interaksi obat dapat didefinisikan sebagai modifikasi efek suatu obat akibat adanya obat lain yang diberikan secara terpisah atau diberikan bersamaan; atau bila dua atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga efektivitas atau toksisitas satu obat atau lebih berubah (Fradgley, 2003)

Perubahan efek obat karena adanya obat lain, herbal, makanan, minuman, maupun senyawa kimia lain (Stockley, 2008)
Contoh : Interaksi antara gol statin vs gol azole antifungal, dapat mengakibatkan kerusakan otot berat ; interaksi obat antidepresan vs makanan tinggi tiramin (mis.keju) dpt mengakibatkan krisis hipertensi

Insidensi
Penelitian di sebuah RS 7 % pada pasien yang mendapatkan obat 6-10 obat 40% pada pasien yang mendapatkan 16-20 obat Kelemahan : Penelitian tsb termasuk kajian teori Dilakukan penelitian hanya pada IO yang bermakna klinis, ditemukan kejadian IO 8.8%

Faktor Risiko
a. Usia (khususnya pediatrik (neonatus, infant, balita) dan geriatri (>60 tahun)).

b. Jumlah obat yang digunakan (orang yang minum lebih dari satu obat) c. pasien yang mempunyai gangguan fungsi hati dan ginjal d. pasien yang punya karakteristik penyakit genetik tertentu, dan e. pasien yang dirawat oleh lebih dari satu dokter

Banyak pasien yang sakit kronik memperoleh bermacammacam obat dan ini akan sulit membedakan antara toksisitas dan gejala atau tanda-tanda penyakit yang dideritanya (Fradgley, 2003).

Kemaknaan Klinis Interaksi Obat


Tidak semua interaksi obat bermakna secara klinis IO dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan/atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi Beberapa obat secara teoritik mungkin terjadi IO ; interaksi obat yang lain harus dihindari kombinasinya atau ; memerlukan pemantauan yang cermat.

Waktu timbulnya reaksi dapat bervariasi tergantung dosis, rute pemberian, adanya metabolit aktif dan waktu paruh obat yang bersangkutan Mekanisme interaksi juga dapat mempengaruhi waktu mulai munculnya reaksi/onset

Definisi IO bermakna Klinis


Bilamana kombinasi terapi mengakibatkan perubahan yang tidak diinginkan atau komplikasi terhadap kondisi pasien Kejadian interaksi obat yang bermakna klinis biasanya kecil, namun sejumlah pasien mempunyai risiko yang besar terhadap morbiditas dan mortalitas Interaksi obat dapat merugikan baik dengan meningkatkan toksisitas obat atau dengan mengurangi khasiatnya Namun interaksi beberapa obat juga dapat menguntungkan dengan meningkatkan sinergisitas efek obat (Fradgley, 2003)

INTERAKSI OBAT
Menguntungkan Merugikan

Interaksi yang menguntungkan : 1. Penisilin dengan Probenesid. Probenesid hambat sekresi Penisilin di tubuli ginjal kadar penisilin Efektivitas 2. Kombinasi obat Hipertensi Efektivitas ES

INTERAKSI OBAT

3. Kombinasi obat Antiasma 4. Kombinasi obat Antidiabet 5. Kombinasi Antibiotik antipseudomonas 6. Kombinasi obat Antikanker 7. Kombinasi obat Antituberkulosa 8. Kombinasi obat Antik HIV 9. Kombinasi obat Antihepatitis 10. Kombinasi obat untuk H pylori 11. Kombinasi obat Antibiotik b laktam dengan laktamase 12.Kombinasi Sulfametoksazol dengan Trimetoprim

Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas

Klasifikasi Interaksi Obat


Interaksi Farmasetik Interaksi Farmakokinetika Interaksi Farmakodinamika

INTERAKSI OBAT

1.Interaksi farmaseutik/inkompatabilitas terjadi diluar tubuh obat saling tidak tercampur interaksi secara fisika/kimia kadang dapat diamati [endapan, perubahan warna, timbul gas, lembab pada serbuk dll.] -------- in aktivasi obat Dokter : interaksi antar obat suntik [obat/vehicle] interaksi obat suntik dgn cairan infus [lebih 100 macam obat tidak dapat dicampur]

INTERAKSI OBAT

Obat A Gentamisin Penisilin G

Obat B Karbenisilin vitamin C Inaktif Inaktif

Efek

Amfoterisin B
Fenitoin

garam fisiologis/ringer
dekstrosa 5 %

Endapan
Endapan

INTERAKSI OBAT

2.Interaksi farmakokinetik

terjadi jika salah satu obat mempengaruhi ADME obat kedua, sehingga kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun toksisitas efektivitas Interaksi fk ini tidak dapat diekstrapolasikan dengan obat lain yang segolongan, karena terdapat variasi sifat sifat fisikokimia variasi sifat farmakokinetik
Contoh : Simetidin tdk = H2 Bloker lainnya

Nasib Obat dalam Tubuh

INTERAKSI OBAT

Interaksi Farmakokinetik dibagi dalam : a. b. c. d. Interaksi dalam Absorbsi Interaksi dalam Distribusi Interaksi dalam Metabolisme Interaksi dalam Eksresi

IO

PADA

TAHAP

Absorpsi - menurunkan kecepatan absorpsi - mempengaruhi jumlah obat yang terabsorpsi - Contoh : obat diberikan multiple dose regimen vs single dosis, mana yang lebih bermaknadalam IO? - Interaksi melalui merubah pH; mekanisme kelasi, atau pembentukan kompleks, perubahan motilitas sal malabsorbsi akibat obat

INTERAKSI OBAT

A. INTERAKSI DALAM ABSORBSI

1. Interaksi langsung Interaksi fisika atau kimia antar obat dlm lumen GI sebelum abs dpt mengganggu proses penyerapan obat (Umumnya abs obat akan menurun)
Ini dpt diatasi dgn mengatur jarak pemberian ke dua obat Contoh : Tetrasiklin dgn kation polivalen (Ca, Mg, Al, Fe) terbentuk kelat yang tidak diabsorpsi jumlah absorpsi tektrasiklin berkurang

INTERAKSI OBAT

2. Perubahan pH cairan GI Cairan GI yang alkalis (akibat antasida, H2 Bloker atau penghambat pompa Proton kelarutan obat brsft asam kelarutan obat brsft basa

Contoh : Obat A (dalam lambung)


Antasid, H2 Bloker Pnghmbt pompa proton Antasid Vitamin C

Obat B

Efek

Aspirin, Glibenklamid, Gliplizid, Tolbutamid Fe Fe

Kelarutan obat B Absorbsi obat B pH lambung pH lambung Abs obat B Abs obat B

INTERAKSI OBAT

3. Perubahan wkt pengosongan lambung dan transit usus

Semakin cepat obat sampai di usus (cpt pengosongan lambung) Semakin cepat pula obat di absorbsi kdr dlm drh cpt

Obat yang memperpendek waktu transit usus (WTU) akan mengurangi jumlah absorbsi obat (biovavailabilitas )

Contoh : Obat A
Metoklopramid, Mg(OH)2 dlm antasid laksan

Obat B

Efek

Parasetamol, Diazepam, Propanolol Digoksin, Prednison, Dikumarol

Obat A memperpendek PL Mempercpat absobsi obat B Obat A memperpendek WTU Bioavailabilitas obat B

INTERAKSI OBAT

4. Efek toksik pada saluran GI Terapi dengan Asam mefenamat, Neomisin dan Kolkisin sindrom malabsorbsi absorbsi obat lain trgnggu

Contoh : Obat A
Neomisin

Obat B

Efek

Vitamin B12, Penisilin V, Digoksin Cari contoh lainnya.!!!

Obat A mengurangi absorbsi obat B

INTERAKSI OBAT

5. Mekanisme tidak diketahui Beberapa obat mengurangi absorbsi obat lain dengan mekanisme kerja yang tidak diketahui

Contoh : Obat A
Al(OH)3 Antasid Furosemid

Obat B

Efek

Propanolol, Indometazin, INH Fenitoin, simetidin, Ranitidin dan Klorpromazin Fenitoin

Obat A mengurangi jmlh absorbsi obat B sda sda

B. INTERAKSI DALAM DISTRIBUSI


1. 2. 3. Obat terikat pada protein plasma Obat yang bersifat asam terikat terutama pada albumin, dan yang bersifat basa terikat terutama pada asam 1-glikoprotein Jumlah protein plasma terbatas, maka akan terjadi kompetisi antara obat yang bersifat asam /basa untuk berikatan dengan protein yang sama Tergantung kadar dan afinitas obat terhadap protein, maka ikatan obat A dg protein dapat digeser oleh obat B peningkatan obat bebas meningkatkan efek farmakologinyas sehingga efek/toksisitas obat A dpt meningkat. Keadaan ini hanya berlangsung sementara kerena peningkatan obat bebas akan diikuti peningkatan eleminasinya sehingga kadar obat bebas kembali seperti sebelumnya (mekanisme kompensasi).

4.

5.

Cont.
Sifat-sifat obat yang berpotensi mengalami Interaksi dalam fase Absorpsi : 1. Mempunyai ikatan dengan protein > 85% dan VD kecil 2. Obat dengan index terapi sempit 3. Obat dengan klirens rendah Interaksi ini lebih nyata pada penderita dengan hipoalbuminemia, gagal ginjal, atau penyakit hati berat/sirosis hati.

1. Interaksi Dalam Ikatan Protein Plasma - Ikatan obat dengan protein plasma amat tergantung dari sifat keasaman atau kebasaan obat tersebut. - Terjadi kompetisi obat untuk berikatan dengan protein yang sama karena jumlah protein darah terbatas

Contoh :
Warfarin

Obat A

Obat B
Fenilbutazon, Salisilat, Fenitoin, as. Mefenamat, Sulfinpirazol dll Fenilbutazon, Salisilat Fenilbutazon, Salisilat, valproat Pendarahan Hipoglikemik

Efek

Tolbutamid, Klorpropamid Fenitoin

Toksisitas Fenitoin

Metabolisme - induksi enzim mikrosom hati CYP450 , stimulasi enzim pemetabolisme metabolisme obat dipercepat - Contoh obat-obat yang termasuk dalam induktor/inducer enzim CYP450: fenobarbital, fenilbutazon, rifampisin - Setiap reaksi metabolime dikatalisis oleh jenis enzim yang berbeda dalam spesifitas substratnya dan kemampuannya untuk diinduksi suatu obat induktor dapat mempercepat metabolisme beberapa obat tetapi tidak mempengaruhi metabolisme obat-obat yang lain.

Lanjutan induksi enzim

Do you know???
Apabila metabolit dari suatu obat itu lebih aktif daripada bentuk awalnya adanya obatobat yg bersifat induktor/inducer dapat mengakibatkan??? Akan mengakibatkan ketoksikan karena karena yang aktif adalah metabolit yaitu hasil dari obat

Inhibitor enzim - terjadi penurunan metabolisme obat, dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi kadar obat (efek yg dihasilkan umumnya hampir sama dengan ketika dosis obat ditingkatkan) - Contoh obat2 yg bersifat inhibitor cimetidin, eritromisin, ketokonazol.

Variasi Faktor Genetik dalam metabolisme obat

Contoh waktu timbul efek akibat IO pada mekanisme metabolisme


Tergantung dosis dan obatnya, penginduksi enzim/inducer menstimulasi produksi enzim metabolisme dan ini memerlukan waktu antara 2 sampai 3 minggu sebelum efek interaksinya maksimum Sebaliknya penghambat enzim biasanya mempengaruhi metabolisme hepatik dalam 24 jam

Ekskresi
Perubahan pH urin Kompetisi sekresi aktif di tubulus ginjal Eksresi melalui empedu dan sirkulasi enterohepatik

Cont.
Perubahan PH akan menghasilkan perubahan bersihan ginjal (melalui perubahan jumlah reabsorpsi pasif di tubuli ginjal
Obat A Obat B Efek

Amfetamin, efedrin (basa)

Amonium Klorida

Obat B mengasamkan urin bersihan ginjal obat A me efek obat A menurun Obat B membasakan urin bersihan ginjal obat A efek obat A meningkat

Salisilat, fenobarbital (asam)

Natrium bicarbonat

Contt
Penghambatan sekresi di tubulus ginjal terjadi akibat kompetisi antara obat dengan metabolit obat untuk sistem transport yang sama
Obat A Probenesid Obat B Penisilin, metotreksat Efek Obat A menghambat sekresi obat B kedalam tubuli ginjal - Bersihan ginjal obat B efek/toksisitas obat B

Cont..
Banyak metabolit obat yang terbentuk di hati diekskresi ke dalam usus melalui empedu, kemudian dibuang melalui feses, tetapi lebih sering diserap kembali di saluran cerna dan akhirnya dieksresi melalui ginjal. 1. Gangguan dalam ekskresi melalui empedu terjadi akibat kompetisi antara obat dan metabolit obat untuk sistem transport yang sama (sekresi aktif ke dalam empedu) 2. Sirkulasi enterohepatik dapat diputuskan dengan mengsupresi bakteri usus yang menghidrolisis konyugat obat tidak dapat di reabsorpsi

Cont
Obat A Probenesid Obat B Rifampisin, indometasin Efek Obat A mengurangi eksresi obat B melalui empedu efek obat B meningkat Obat A mengsupresi bakteri usus menghambat sirkulasi enterohepatik obat B efek obat B menurun

Neomisin

Kontrasepsi oral

BREAK 5 Menit

Interaksi Farmakodinamika

DEFINISI
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi dimana efek suatu obat diubah oleh obat lain pada tempat aksi Terjadi kompetisi pada reseptor yang sama atau interaksi obat pada sistem fisiologi yang sama. Jenis interaksi yang tidak mudah dikelompokkan seperti interaksi-interaksi yang mempengaruhi konsentrasi obat dalam tubuh (interaksi farmakokinetika), tetapi terjadinya interaksi tersebut lebih mudah diperkirakan

Mekanisme Interaksi Farmakodinamika


A. Sinergisme/aditive: Yang paling umum terjadi adalah sinergisme antara dua obat yang bekerja pada sistem, organ, sel atau enzim yang sama dengan efek farmakologi yang sama B. Antagonisme : Terjadi bila obat yang berinteraksi memiliki efek farmakologi yang berlawanan. Hal ini mengakibatkan pengurangan efek yang diinginkan dari satu atau lebih obat

Interaksi farmakodinamik
1. Interaksi pada reseptor Interaksi pada sistem reseptor yang sama baisanya merupakan antagonisme yaitu antara agonis dan antagonis/bloker dari reseptor yang bersangkutan 2. Interaksi fisiologi Interaksi pada sistem fisiologi/organ yang sama dapat menghasilkan peningkatan atau penurunan respons (reseptor mungkin berbeda)

Contoh 1.
Reseptor Adrenergik beta 2 Agonis Epinefrin, salbutamol, terbutalin Antagonis Beta-bloker non selektiv (propanolol, nadolol, pindolol dll).

Reseptor Histamin H2 Dopaminergik

Agonis Histamin Dopamin

Antagonis Simetidin, ranitidin, nizatidine Haloperidol, Fenotiazin

Contoh 2
OBAT A
Hipnotik/sedatif

OBAT B
Analgesik narkotik Cisplatin, amfoterisin B

EFEK
Depresi SSP meningkat Nefrotoksisitas meningkat

Aminoglikosid

Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit


Terutama berpengaruh pada obat jantung, transmisi neuromuskular dan ginjal
OBAT A Digitalis Antihipertensi OBAT B EFEK

Diuretik, amfoteresin B Hipokalemi oleh obat B toksisitas obat A AINS Retensi air dan garam oleh B Efek obat A

C.

Interaksi

obat

atau

uptake

neurotransmiter

Sinergisme

Antagonisme

Interaksi lain-lain
Interaksi obat dan makanan 1. interaksi obat antidepresan (inhibitor MAO, monoamin oksidase) vs makanan tinggi tiramin (mis.keju) dpt mengakibatkan krisis hipertensi Tiramin dalam makanan akan mengalami inaktivasi first pass yang ekstensif oleh MAO yang ada di dinding usus dan hati. Tiramin yang tidak termetabolisir akan masuk kedala sirkulasi sistemik, sebagian akan dimetabolisir oleh MAO yang ada di sel endotelial vaskuler. Jika asupan tiramin cukup tinggi, maka tiramin akan di up-take oleh saraf adrenergik dan memicu pelepasan noradrenalin yang menyebabkan efek vaskuler spt hipertensi.

Klasifikasi Interaksi Obat


Tatro, 2001

Klasifikasi
1. Berdasarkan level kejadiannya, interaksi obat terdiri dari established (sangat mantap terjadi), probable (interaksi obat bisa terjadi), suspected (interaksi obat diduga terjadi), possible (interaksi obat mungkin terjadi/belum pasti terjadi), serta unlikely (interaksi obat tidak terjadi).

2. Berdasarkan onsetnya, interaksi obat dapat dibedakan menjadi dua yaitu interaksi obat dengan onset cepat (efek terlihat dalam 24 jam), dan interaksi obat dengan onset lambat (efek terlihat setelah beberapa hari bahkan beberapa minggu

3. Berdasarkan keparahannya, interaksi obat dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu : mayor (dapat menyebabkan kematian), moderat (efek sedang), dan minor (tidak begitu bermasalah dan dapat diatasi dengan baik

Berdasarkan signifikansinya, interaksi obat dapat dibagi menjadi lima, yaitu a. Signifikansi Tingkat 1, Interaksi dengan signifikansi ini memiliki keparahan mayor dan terdokumentasi suspected, probable, established b. Signifikansi Tingkat 2, Interaksi dengan signifikansi kedua ini memiliki tingkat keparahan moderat dan terdokumentasi suspected, probable, established

c. Signifikansi tingkat 3, Interaksi ini memiliki tingkat keparahan minor dan terdokumentasi suspected d. Signifikansi tingkat 4, Interaksi ini memiliki keparahan mayor/ moderat dan terdokumentasi possible e.Signifikansi tingkat 5, Interaksi dalam signifikansi ini dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu tingkat keparahan minor yang terdokumentasi possible dan yang terdokumentasi unlikely

Penatalaksanaan Interaksi Obat


1. 2. Waspada terhadap pasien yang memperoleh obat-obat yang mungkin dapat berinteraksi dengan obat lain Perlu dinilai apakah terjadi kondisi yang bermakana secara klinis dan ditemukan kelompok-kelompok pasien yang berisiko mengalami interaksi obat, ( bila ya , pertimbangkan langkah 3 - 5)

3. Menghindari kombinasi obat yang berinteraksi 4. Melakukan penyesuaian dosis 5. Melakukan pemantauan pasien a. Pemantauan klinis untuk menemukan berbagai efek yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan oleh seorang dokter dan informasi ditulis pada catatan medik pasien b. Pengukuran kadar obat dalam darah. c. Pengukuran indikator interaksi. Sebagai contoh, pemantauan international normalized ratio (INR) untuk pasien yang memperoleh pengobatan dengan warfarin

Peran Farmasis
Seorang farmasis lebih memperhatikan kemungkinan terjadinya interaksi obat bila pasien tersebut memperoleh obat yang berpotensi munculnya IO. Banyak zat yang berinteraksi tidak dianggap sebagai obat oleh pasien dan meliputi obat-obat yang dibeli untuk pengobatan sendiri, obat tradisonal dan sediaan homeopati (Peran Farmasis perlu penggalian informasi pada tahap building px database secara detail) Semuanya memiliki kemungkinan berinteraksi dengan obat yang telah diresepkan untuk pasien. Beberapa jenis makanan tertentu dapat menyebabkan interaksi (Fradgley, 2003)

Games

You might also like