You are on page 1of 4

III.

PRINSIP BIOREAKTOR

Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menyusun prinsip kerja bioreaktor berdasar aktivitas makhluk hidup

A. Pemilihan bioreaktor Ada dua komponen penting dalam bioproses, yaitu biokatalis (berupa enzim atau sel makhluk hidup) dan kondisi lingkungan. Untuk berlangsungnya setiap reaksi metabolisme sel dibutuhkan enzim spesifik yang bertindak sebagai biokatalis. Bahan penyusun utama biokatalis berupa protein, yang dapat berfungsi pada lingkungan yang sesuai. Lingkungan optimal dapat dicapai dengan menempatkan biokatalis dalam wahana yang disebut bioreaktor. Bioreaktor memberikan lingkungan fisik sehingga sel/biokatalis dapat melakukan interaksi dengan lingkungan dan nutrisi yang dimasukkan ke dalamnya. Bioreaktor sebagai wahana bioproses memegang peranan penting untuk mendayagunakan reaksi-reaksi biokimiawi yang dilakukan oleh enzim atau sel (mikroba, tanaman, dan hewan). Pemilihan bioreaktor sangat ditentukan oleh jenis makhluk hidup yang digunakan, sifat media tumbuh makhluk hidup tersebut, parameter bioproses yang akan dicapai, dan faktor-faktor produksi. Optimasi bioproses dalam bioreaktor dapat dicapai dengan memasok: Sumber energi Nutrisi Inokulum sel atau makhluk hidup yang unggul Kondisi fisikokimiawi yang optimal Fungsi utama bioreaktor adalah dapat memberi kondisi lingkungan optimal dan terkendali dengan baik bagi biokatalis. Dengan demikian ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam perancangan bioreaktor, yaitu: Bentuk bioreaktor mudah untuk dioperasikan dan mudah pula dalam pemeliharaan. Aerasi dan agitasi harus dapat diatur sesuai dengan kebutuhan biokatalis untuk melakukan metabolisme secara optimal.

13

14 Konsumsi energi untuk pengoperasian dibuat seminimal mungkin. Pengendalian suhu, pH, dan faktor fisikokimia lain merupakan bagian perlengkapan bioreaktor. Fasilitas pengambilan contoh sangat diperlukan untuk pengukuran parameter yang berguna dalam pemantauan kinerja bioreaktor. Proses evaporasi diupayakan tidak berlebihan. Bentuk geometri serupa pada penggandaan skala, karena umumnya bioreaktor diuji terlebih dahulu dalam skala kecil.

B. Jenis makhluk hidup yang digunakan Berdasarkan kebutuhan oksigen, maka terdapat sel yang membutuhkan O2 untuk hidupnya (bersifat aerobik) dan ada sel yang tidak membutuhkan O2 (bersifat anaerobik). Bioreaktor yang menggunakan sel aerobik, oleh karena kelarutan oksigen dalam media rendah, maka O2 harus selalu dipasok terus menerus. Oksigen dapat diberikan dengan cara mendispersikan udara ke dalam media. Hal ini terkait dengan berbagai perlengkapan bioreaktor yang berfungsi untuk memasok udara. Jenis dan ukuran sel sangat berpengaruh terhadap bioreaktor dan

pengoperasiannya. Sel tunggal seperti mikroba tidak tahan terhadap gaya geser dan perlu pendispersian udara lebih tinggi. Bentuk dan ukuran tanaman atau hewan yang bervariasi juga menentukan pengoperasian bioreaktor. Tanaman menghasilkan akar-akar yang tumbuh dengan sifat tertentu, umumnya memerlukan pengaturan aliran agar kontak antara akar dengan nutrisi dan bahan yang akan diabsorbsi berlangsung optimal. Mikroba atau tanaman tertentu tumbuhnya hanya di permukaan, oleh karenanya digunakan bioreaktor permukaan, misal bioreaktor bed atau tray (baki).

C. Sifat media Jenis makhluk hidup sangat menentukan susunan media yang digunakan dalam bioreaktor. Sifat-sifat media menentukan jenis bioreaktor yang akan digunakan. Sifat fisik substrat yang akan direaksikan sangat beragam, misalnya gas, cair atau padat. Gas, misalnya CO2, SOx, NOx yang dapat diabsorpsi oleh daun-daun tanaman. Cairan ada berbagai sifat, misalnya cairan dan senyawa larut air (metanol, etanol), bahan padat

15 terlarut dalam air (glukosa, laktosa), bahan cair tidak larut air (minyak bumi, parafin). Padatan ada beberapa sifat, padatan larut sebagian atau padatan tidak larut (pati, selulosa). Efek biokinetik substrat juga berpengaruh terhadap pemilihan bioreaktor. Substrat tertentu dapat menyebabkan reaksi penghambatan atau represi pertumbuhan. Untuk substrat seperti ini lebih tepat apabila menggunakan operasi semi sinambung atau biakan sinambung. Apabila produk hasil bioproses pada konsentrasi tinggi yang menyebabkan penghambatan, diperlukan pengaturan tahap banyak/multistage. Perilaku reologi aliran zat/bahan sangat menentukan bioreaktor yang dipilih. Media/substrat yang mempunyai viskositas rendah tidak menimbulkan masalah waktu pencampuran dan laju perpindahan oksigen. Akan tetapi pada substrat dan produk yang mempunyai viskositas tinggi, maka menimbulkan masalah pada perpindahan oksigen.

D. Parameter bioproses O2 merupakan faktor dasar yang menentukan pertumbuhan dan aktivitas proses pada sel aerobik. Biasanya diukur menggunakan parameter laju perpindahan oksigen (OTR: Oxygen Transfer Rate). Apabila senyawa dalam substrat tidak mengandung oksigen (misal parafin), maka kebutuhan oksigen akan menjadi lebih besar. Suhu lingkungan mempengaruhi reaksi biokatalisis. Biokatalis mempunyai suhu optimal yang spesifik. Dengan demikian laju pertumbuhan sel dan pembentukan produk hasil reaksi biokatalisis umumnya tergantung pada suhu. Pada bioreaktor, suhu dikendalikan dengan mekanisme tertentu agar bioproses berlangsung optimal. Panas yang terbentuk biasanya dikendalikan menggunakan air pendingin atau sel tahan panas (termofilik). Aktivitas biokatalis dipengaruhi pH. Kecepatan reaksi enzimatis (biokatalisis) dan laju pertumbuhan terbaik pada pH optimal. Tingkat konsentrasi ion H+ atau pH yang sesuai menjamin berlangsungnya bioproses secara optimal. Walaupun kadang-kadang pH media serendah mungkin digunakan untuk mengurangi gangguan karena adanya kontaminasi oleh makhluk hidup yang lain (kontaminan).

16

E. Faktor produksi Faktor produksi ada berbagai macam. Faktor-faktor yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan bioreaktor adalah sebagai berikut: Biaya Biaya meliputi biaya tetap terutama untuk membangun bioreaktor dan biaya tidak tetap atau biaya operasional. Biaya operasional terutama untuk menyediakan bahan-bahan yang diperlukan selama bioreaktor dioperasikan. Selain itu biaya untuk tenaga dan energi serta kelengkapan lain perlu diperhitungkan seekonomis mungkin. Kemudahan mendapatkan bahan Penggunaan bahan-bahan yang mudah didapat merupakan jaminan

berlangsungnya operasional bioreaktor dalam jangka waktu yang panjang. Ketersediaan dan mutu tenaga kerja Ketersediaan dan mutu tenaga kerja sangat mempengaruhi pemilihan bioreaktor. Bioreaktor sederhana dapat dioperasionalkan oleh tenaga menengah yang tidak perlu pendidikan tinggi. Akan tetapi untuk bioreaktor modern yang sistemnya dirancang secara otomatik atau dengan pengendalian komputer memerlukan tenaga dengan pendidikan dan keterampilan tinggi, terutama apabila timbul permasalahan operasional. Keadaan pasar Seperti halnya industri lain, maka industri yang menggunakan bioproses tergantung pada keadaan pasar. Misalnya kondisi penjualan apakah stabil atau berubah-ubah. Nilai ekonomis hasil samping produk juga sering dipertimbangkan untuk memilih bioreaktor. Hasil samping dapat digunakan untuk membantu membiayai operasional bioreaktor. Ketersediaan energi Dalam merancang bioreaktor dibuat sedemikian sehingga energi yang digunakan untuk operasional bioreaktor seefisien mungkin. Walaupun demikian tetap memperhatikan ketersedian energi yang ada. Aturan kerja dan keselamatan dan Undang-Undang tentang pembatasan polusi lingkungan, merupakan acuan yang digunakan untuk merancang bioreaktor.

You might also like