You are on page 1of 9

Pengelolahan air limbah Air limabah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yag berasal

dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah permukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukaan dan air hujan yang mungkin ada.( Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegitan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara gratis besar dapat dikelompokkan menjadi: 1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman peduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekstreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik. 2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masingmasing industri, antara lain: nitrogen, sulfida, amonia, lemak, garam-garm, zat pewara, mineral, logam berat, zat peralut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penglolahan jens air limbah ini agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit. 3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari daerah: perkantoran, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-at yang terandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tanga.

Waste disposal sanitation (entjang) Yang dimaksud deaste (sampah) adalah zat-zat/benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah-rumah maupun dari sisa proses industri. Waste ini dibagi dalam : 1. Human excreta (Faeces dan urina) 2. Sewage (air limbah) 3. Refuse (sampah) 4. industrial waste (bahan-bahan buangan dari sisa-sisa proses industri)

1. Pembuangan kotoran (Human excreta disposal) Pembuangan kotoran (faeces dan urina) yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran water borne diseases. Syarat pembuanagan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan menurut Ehlers dan steel adalah: a) Tidak boleh mengotori tanah ermkaan

b) Tidak boleh mengotori air permukaan c) Tidak boleh mengotori air dalam tanah

d) Kotoran todak boeh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau perkembang biakan bahkan vector penyakit lain. e) f) Kakus harus terlindungi dari penglihatan orang lain Pembuatannya mudah dan murah

2. Pembuangan air limbah (sewage disposal) Air limbah (swage) adalah excreta manusia, air kotor dari dapur, kamar mandi dari W.C dari perusahaan-perusahaan termasuk pula air kotor dari permukaan tanah dan air hujan. Sewage ini dibedakan : Domestik sewage : Sewage yang berasal dari rumah-rumah Industrial sewage : Sewage yang berasal dari sisa-sisa proses industry

Maksud pengaturan pembuangan air limbah adalah : - Untuk mencegah pengotoran sumber air rumah tangga. Menjaga makanan kita misalnya : sayuran yang dicuci dengan air permukaan Perlindungan terhadap ikan yang hidup dalam kolam ataupun kali. Menghindari pengotoran tanah permukaan. Perlindungan air untuk ternak Menghilangkan tempat berkembang biaknya bibit-bibit penyakit (cacing

dan sebagainya) dan vector penyebar penyakit (nyamuk lalat dan sebagainya) Menghilangkan adanya bau-bauan dan pemandangan yang tidak sedap.

Cara-cara pembuangan air limbah a) Dengan pengenceran (disposal by dilution) Air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut agar mendapat pengenceran. Cara ini hanya dapat dilaksanakan di tempat-tempat yang banyak air permukaannya. Denga cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alamin, karena kontaminasi air pemukiman oleh bakteri pathogen, larva dan telur cacing serta bibit penyakit lainnya yang berasal dari feses penderita maka disyaratkan: kali. bau. b) Cesspool Cesspool ini menyerupai sumur tapi gunanya untuk pembuangan iar limbah. Dibuat pada tanah yang poreus (berpasir) agar air buangan mudah meresap ke dalam tanah. Bagian atasnya ditembok agar tidak tembus air. Bila sudah penuh ( 6 bulan) lumpurnya diisap keluar atau sejak semula dibuat Airnya harus cukup mengandung O artinya harus mengalir sehingga tidak Sungai atau danau itu airnya tidak oleh digunakan untuk keperluaan lain. Airnya harus cukup banyak sehingga pengencerannya paling sedikit 30-40

cesspool secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, airnya akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak rumah dengan sumur 45 meter dan minimal 6 meter dari fondasi rumah. c) Seepage pit (sumur resapan)

Sepage pit merupakan sumur tempat menerima air limbah yang telah mengalami pengolahan dalam sistem lain, misalnya dari aqua-privy atau septitank. Di dalam seepage pit ini airnya hanya tinggal mengalami peresapan saja kedalam tanah. Seepage pit dibuat pada tanah yang poreus, diameternya 1-2,5 meter, dalamnya 2,5 meter, lama pemakaian 6-10 tahun. d) Septik-tank Merupakan cara yang terbaik yang dianjurkan W.H.O. tapi biayanya mahal, tehniknya sukar dan memerlukan tanah yang luas. Septic-tank terdiri dari 4 bagian : 1) Ruang pembusukan Dalam ruang ini sweage akan tertahan 1-3 hari dan akan mengalami perombakan oleh bakteri-bakteri pembusuk, hasil perombakan ini berupa gas, cairan dan lumpur. Gas dan cairan melalui sebuah pipa akan masuk ke dalam dosing chamber, lumpur akan masuk ke dalam ruang lumpur, pengaliran lumpur ini terjadi karena dasar ruang pembusukan dibuat miring. 2) Ruang lumpur Ruang ini merupakan tempat penampungan lumpur yang terjadi pada proses pembusukan. Bila lumprnya sudah penuh dapat dipompa keluar. 3) Dosing chamber Dalam dosing chamber terdapat siphon Mc. Donald, gunanya untuk mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan, supaya teratur merata. Bila dosing chamber ini terlalu mahal, dapat ditiadakan. 5) Bidang resapan Bidang resapan ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan menyaringnya dari bakteri-bakteri pathogen serta bibit-bibit penyakit lainnya. Bidang resapan ini menimal panjangnya 10 meter dan dibuat pada tanah yang poreus.

e) Sistim riool (Sewerage) sistim riool merupakan cara pembuangan sewage di kota-kota dan selalu harus termasuk dalam rencana pembangunan kota. Semua sewage baik dari rumah-rumah maupun dari perusahaan-perusahaan dialirkan ke sistim riool,

kadang-kadang menampung pula kotoran dari lingkungan yang dialirkan air hujan. Bila sistim riool ini dipakai [ula untuk menampung air hujan disebut combined system; bila untuk menampung air hujan dipisahkan disebut separated system. Di ujung kota agar tidak merugikan keperluaan lain di bawah alirannya, misalnya: daerah peternakan, pertaniaan ataupun darat makan sewage yang dibuang ini masih perlu pengolahan. Proses pengolahan yang dilakukan adalah: 1) Penyaringan (Screening) Untuk penyaringan ini dipergunakan jalinan kawat atau lempeng logam yang berlubang-lubang untuk menangkap benda-benda yang teramoung di atas permukaan air misalnya : kayu-kayu, kertas, ataupun kain-kain rombeng 2) Pengendapan (Sedimentation) Air limbah dialirkan ke dalam bak yang besar (sandtrap) sehingga alirannya menjadi lambat menyebabkan lumpur ataupun pasir yang mengendap. 3) Proses biologis Dalam hal ini dipergunakan mikroba-mikroba untuk memusnahkan zat-zat organik yang terdapat di dalam air limbah baik secara aerob maupun an-aerob. 4) Disaring dengan saringan pasir (sand filter) Kemudian swage ini dalam alirannya dialirkan ke dalam saringan pasir (sand filter) 5) Desinfeksi Untuk membunuh mikroba-mikroba pathogen yang terdapat dalam air limbah, dilakukan desinfeksi dengan kaporit (10 kg/1 juta liter sewage)

6) Pengenceran Akhirnya sewage ini dibuang ke sungai, danau, atau laut sehingga mengalami pengenceran. Semua proses pengolahan sewage ini dilakukan dalam suatu instalasi khusus yang dibangun di ujung kota. 3. Pembuangan sampah (Refuse disposal) Sampah adalah semua zat/benda yang sudah tidak terpakai lagi baik berasal dari rumah-rumah maupun sisa-sisa proses indrustri.

Sampah ini dibagi dalam: a) Garbage : sisa-sisa pengolahan ataupun sisa makanan yang sudah membusuk b) Rubbish : bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk. Rubbish ini ada yang mudah terbakar misalnya : kayu kertas , ada yang tidak terbakar misalnya kaleng , kawat Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara : (a) Land fiil Sampah dibuang pada tanah rendah. Pembuangan sampah secara ini hanya baik untuk sampah-sampah jenis rubbish, sedangkan bila jenis garbage atau tercampur dengan garbage, tempat pembuangan sampah ini kana menjadi tempat perkembang biakan serangga dan tikus, juga menimbulkan bau-bauan yang tidak sedap (b) Sanitary land fiil Sampah dibuang pada tanah yang rendah, kemudian ditutup lagi dengan tanah paling sedikit 60 cm, untuk mencegah ppengorekan oleh anjing, tikus dan binatang-binatang lainnya , cara ini memenuhi syarat kesehatan (c) Individual incineration Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri, kemudian dibakar sendiri. Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan baik sebab bila tidak : - asapnya mengotori udara - bila tak terbakar sempurna sisanya berceceran kemana-mana (d) Incineration dengan incinerator khusus Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Sampah-sampah yang telah dikumlkan dari tru-truk/grobak-gerobak sampah dibakar dalam incinerator khusus (alat pembakar sampah). Incinerator ini mempunyai bagian-bagian : - tempat pengupulan sampah - ruang pengeringan - ruang pembakaran - cerobong asap Cara pembuangan sampah ini baik sekali tapi perlu biaya yang cukup mahal

(e) Pulverisation Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling (dihaluskan) dengan alat khusus, kemudian dibuang ke laut. Dalam bentuk yang sudah digiling ini, sampah menjadi tidak disukai lagi bai oleh serangga maupun tikus-tikus. (f) Composting (dibuat pupuk) Dari sampah yang terbuang masih dapat dibuat pupuk sebagai penyeubur tanah pertanian. Cara ini telah banyak dikerjakan di Negara-negara maju misalna di amerika serikat. Pada prinsipnya : - mula-mula sampah-sampah dari gelas, logam dan bahan-bahan lainnya yang tak dapat dijadikan kompos dipisahkan terlebih dahulu. - Setelah dipisah-pisahkan, sampah yang akan dijadikan kompos digiling menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pembusuk berlangsung dengan baik. Kemudian sampah diletakan pad suatu tempat dimana proses pembusukan akan terjadi. Tempat ini dilengkapi dengan alat pengatur suhu, pengatur kelembaban dan pengaliran udara agar proses pembusukan terjadi secara optimum. Kadang-kadang ditambahkan strain mikro-organisme yang dapat

mempercepat prose pembusukanya, tapi sering kali hal ini tidak perlu, karena pada sampah sendiri telah cukup mengandung mikro-organisme tersebut. Bila pada sampah yang sedang dibusukkan ini ditambah dari air limbah akan dihasilkan kompos yang baik sekali. Lama proses pembusukannya bervariasi antara2 hari sampai 6 minggu, untuk dijual ke pasaran, kompos ini dikeringkan, digiling kembali dan dibungkus. (g) Hogfeeding (sebagai makanan ternak) Yang dapat digunakan yaitu jenis garbage misalnya sisa sayuran, ampas pembuatan tapioca, ampas pembuatan tahu dan sebagainya. Diberikan kepada ternak sebagai makananya. (h) Recycling Dengan cara ini dimaksudkan : untuk mengurangi jumlah sampah, maka bagian-bagian sampah yang masih dapai dipakai/digunakan, diambil lagi:

misalnya kertas-kertas, gelas-gelas, logam-logam dan sebagainya. Dari bendabenda ini dapat dihasilkan benda-benda baru yang berguna misalnya: karton, lastik alat-alat dari gelas dan sebagainya. Sangat berbahaya untuk kesehatan bila kertas-kertas dari tempat sampah dikumpulkan kaum tuna wisma, dipergunakan sebagai kantong kembungkus makanan. Karena itu sebaiknya sampah-sampah dari kertas segera dibakar setelah dibuang.

Cara-cara penularan penyakit Bibit penyakit dapat menular (berpindah) dengan cara-cara : a. melalui kontak jasmaniah (personal contact) 1) Kontak langsung (Direct contact) Bibit penyakit menular karena kontak badan dengan badan, antara penderita dengan orang yang ditulari. Misalnya cara penularan penyakit kelamin, penyakit kulit, rabies san sebagainya. 2) Kontak tak langsung (Indirect contact) Bibit penyakit menular dengan perantaraan benda-benda terkontaminasi karena telah berhubungan dengan penderita. Misalnya melalui handuk, pakaian, sapu tangan dan sebaginya. b. melalui makanan dan minuman (Food borne contact) Bibit penyakit menular dengan perantaraan makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang menular dengan cara ini terutama penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan seperti ; Cholera, Typus abdominalis, Poliiomylitis, Dysentri, Hepatitis infectiosa, penyakit-penyakit cacing. c. Melalui serangga (Arthropod borne infections) Bibit penyakit menular dengan perantaraan serangga (arthropoda insect). Dalam hal ini, serangganya pun dapat merupakan hospes dari parasitnya ataupun hanya sebagai transmitter saja , misalnya: - Malaria disebabkan oleh Plasmodisum sp., ditularkan nyamuk Anopheles sp. - Demam berdarah (Dengue haemorrhagic fever) disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

- yellor fever (demam kuning) disebabkan leh virus ditularan oleh nyamuk Aedes aegypti. - Elephantiasis (Filariasis) yang disebabkan oleh cacing filarial bancrofti atau filarial malayi, ditularkan leh nyamuk culex fatigans. d. melalui udara (Air borne infections) penyakit-penyakit yang menular secara ini terutama penyakit saluran ernapasan. 1) Melalui debu-debu di udara yang mengandung bibit penyakitnya. Misalnya penularan penyakit Tuberculosa. 2) Melalui tetes ludah halus (Droplet infections) Bibit penyakit menular dengan perantaran percikan ludah pada waktu penderita batuk atau bercakap-cakap. Misalnya cara penularan penyakit Diphtheri, Pertusis. e. Melalui media air penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang ditularkan melalui air diesebut sebagai water borne disease atau water related disease. Agen penyakit : Virus : hepatitis virus, poliomyelitis Bakterin: kolera, tifoid, diare Protozoa : amubiasis, giardiasis Helmintik ; askariasis, penyakit cacing cambuk, penyakit hidatid Leptospira : penyakit weil pejamu akuatik : bermultiplikasi diair

askistosomiasis (vector keong) , tidak bermultiplikasi : guineas worm dan fish tape worm (vector cylop)

You might also like