You are on page 1of 5

MANAJEMEN BENCANA Pendahuluan Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana yang sangat tinggi

i dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kondisi alam tersebut serta adanya keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia menyebabkan timbulnya risiko terjadinya bencana alam, bencana ulah manusia dan kedaruratan kompleks, meskipun disisi lain juga kaya akan sumberdaya alam. Pendahuluan Bencana Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Siklus penanggulangan bencana Manajemen bencana : 1. Pra bencana yang meliputi: situasi tidak terjadi bencana situasi terdapat potensi bencana 2. Saat Tanggap Darurat yang dilakukan dalam situasi terjadi bencana 3. Pascabencana yang dilakukan dalam saat setelah terjadi bencana

Manajemen pra bencana A. Situasi Tidak Terjadi BencanaSituasi tidak ada potensi bencana yaitu kondisi suatu wilayah yang berdasarkan analisis kerawanan bencana pada periode waktu tertentu tidak menghadapi ancaman bencana yang nyata. 1. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam terjadi bencana meliputi : perencanaan penanggulangan bencana; 2. pengurangan risiko bencana; 3. pencegahan; 4. pemaduan dalam perencanaan pembangunan; 5. persyaratan analisis risiko bencana; 6. pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang; 7. pendidikan dan pelatihan; dan 8. persyaratan standar teknis penanggulangan bencana. situasi tidak

1. Perencanaan Penanggulangan Bencana

2. Pengurangan risiko bencana Dilakukan untuk mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul, terutama dilakukan pada situasi tidak terjadi bencana Kegiatan meliputi : a. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana b. Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana c. Pengembangan budaya sadar bencana

3.

4. 5. 6. 7. 8.

d. Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana e. Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana Pencegahan Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana Kontrol terhadap penguasaan & pengelolaan SDA yang secara tiba2 dan atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya bencana Pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba2 dan atau berangsur berpotensi menjadi sumber atau bahaya bencana. Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup. Penguatan ketahanan sosial masyarakat Pemaduan dalam perencanaan pembangunan Mencantumkan unsur unsur rencana penanggulangan bencana ke dalam rencana pembangunan pusat dan daerah Persyaratan analisis risiko bencana Ditetapkan oleh BNPB BNPB melakukan pemantauan & evaluasi atas pelaksanaan analisis risiko

pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang Dilakukan untuk mengurangi risiko bencana Mencakup : Pemberlakuan peraturan tentang penataan ruang Standar keselamatan Penerapan sanksi terhadap pelanggar B. Situasi Terdapat Potensi Bencana 1. Kesiapsiagaan 2. Peringatan Dini 3. Mitigasi Bencana 1. Kesiapsiagaan 2. Kesiapsiagaan adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna Meliputi : Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana Pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini Penyediaan & penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan dan gladi tentang mekanisme tanggap darurat Penyiapan lokasi evakuasi

Penyusunan data akurat, informasi, & pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat bencana. Penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana. 3. Peringatan dini Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. Dilakukan melalui : a. Pengamatan gejala bencana b. Analisis hasil pengamatan gejala bencana c. Pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang d. Penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana e. Pengambilan tindakan oleh masyarakat 4. Mitigasi bencana Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana Untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana Dilakukan melalui ; 1. Pelaksanaan pentaan ruang 2. Pengaturan pembangunan, pembangunan ifrastruktur, tata bangunan 3. Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, & pelatihan baik secara konvensional maupun modern Pilihan tindakan penanggulangan bencana
Mitigasi pasif

1. Penyusunan peraturan perundang-undangan 2. Pembuatan peta rawan bencana dan pemetaan masalah. 3. Pembuatan pedoman/standar/prosedur 4. Pembuatan brosur/leaflet/poster 5. Penelitian / pengkajian karakteristik bencana 6. Pengkajian / analisis risiko bencana 7. Internalisasi PB dalam muatan lokal pendidikan 8. Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana 9. Perkuatan unit-unit sosial dalam masyarakat, seperti forum 10. Pengarus-utamaan PB dalam perencanaan pembangunan
Mitigasi aktif

1.Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahaya,larangan memasuki daerah rawan bencana dsb. 2. Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentang penataan ruang, ijin mendirikan bangunan (IMB), dan peraturan lain yang berkaitan dengan pencegahan bencana.

3. Pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat dan masyarakat. 4. Pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana ke daerah yang lebih aman. 5. Penyuluhan dan peningkatan kewaspadaan masyarakat. 6. Perencanaan daerah penampungan sementara dan jalur-jalur evakuasi jika terjadi bencana. 7. Pembuatan bangunan struktur yang berfungsi untuk mencegah, mengamankan dan mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana, seperti: tanggul, dam, penahan erosi pantai, bangunan tahan gempa dan sejenisnya.

You might also like