You are on page 1of 7

Bencana Banjir Saat awan tak kuasa menahan beban air Berubah kelabu ditemani gemuruh dan kilatan

cahaya Kemudian angin pun berhembus menggiring awan Hujan pun turun ke bumi Luapan kasih dari Sang Maha Pencipta yang begitu indah Entah kenapa hujan yang indah itu berubah kelabu Banjir menghanyutkan segalanya Harta, harapan bahkan nyawa Kudengar berita ini membanjiri media Kota pun berubah menjadi kota mati ku bertanya mengapa ini terjadi! Haruskah kusalahkan hujan yang turun tiada henti Haruskah kusalahkan hutan yang sudah lama mati Haruskah kusalahan llah yang Maha Pemberi Haruskah kusalahkan mereka yang tak tahu diri Kemudian aku berpikir bukan hujan karena ini rahmat"ya Lalu kumelihat sampah#sampah menggunung menggenangi sungai Hutan#hutan gundul sehingga air enggan singgah Bendungan tak kuasa menahan air yang engan singgah di hutan ir itu menjadi bencana Bukan salah hujan kawan Bukan salah awan yang menurunkan hujan Salahkan diri kita yang abai dengan kebersihan Salahkan diri kita yang abai dengan perintah $uhan Salahkan diri kita yang menebang hutan Sehingga air bukan menjadi kawan tetapi menjadi lawan

Banjir

Air tercurah deras dari langit Gemuruh awan, bercahaya kilat Ranting palem terhempas angin barat Sampahpun ikut terhanyut Muara sungai tertutup sampah Rawa hilang teronggok sampah Seluruh tempat penuh sampah Menyengatkan bau dan sumpah serapah Air deras tak tertahankan Daratan telah penuh hutan beton Tak ada lagi akar yang menahan Air memenuhi darat dengan perlahan Rumah telah penuh dengan air Rumah tenggelam oleh banjir Adakah ingatan untuk sadar Sampah sumber banjir Banjir setiap tahun kau datang menghampiri kami kau hanyutkan sanak saudara kami kau hanyutkan harta benda kami kau buat kami menjadi sebatang kara.. begitu murkah kau kepada kami maa!kan kami" kami sadar semua ini terjadi karena perbuatan kami kami yang telah merusak alam karena ke serakahan kami kami membabat habis hutanmu maa!kan kami" adakah kesempatan untuk kami memperbaiki kesalahan kami oh banjir.. maa!kan kami"

Banjir: Contoh Puisi untuk Siswa SD


Sabtu, April #$, #%$# catatan puisi % comments &A'()R

Sungai kecil di belakang rumah ramai dengan riak*riak aliran makin kencang suara gelombang makin nyaring Air membawa semua dari hulu sampah*sampah.. ranting.. balok kayu.. Air mengantar semua ke hilir Semakin merebak Air merambah darat suara nyaring jadi deburan orang*orang berteriak &anjir.. &anjir.. Air mulai menyentuh dinding rumah +ami tengadah memohon selamat

Oh hujan.oh hujan. Derai hujan tak pernah berhenti Suara gemericik mengundang harap Air bah itu tak datang lagi Menyelinap masuk ke kota ini Aku diam mengenakan jas hitam Memandang arah hujan itu ,h hujan.oh hujan. +enapa hadirmu membuatku resah Ada yang salahkah denganku Apakah aku tidak mensyukuri nikmat itu -ujan kutahu bukanlah petaka -ujan kutahu adalah anugerah ,h hujan.oh hujan. .ang kutahu airmu suci .ang kutahu hadirmu berarti

'ikmat dan anugerah Tapi kadang ku pikir bukan begitu Sejak serbuanmu akhir tahun lalu .ang membuat remuk gubuk naunganku Aku tak ingin terulang momen itu Makanya aku resah akan hadirmu ,h hujan.oh hujan. &erhentilah mengguyur tanah naungan hidupku Aku tak mau banjir lagi

Puisi Banjir
&anjir -ujan turun dengan deras Sungai*sungai meluap ke permukaan -utan tak dapat lagi menahan air /ohon*pohon ditebang secara liar Gunung*gunung penuh dengan bangunan Air turun ke jalanan dan rumah*rumah Meluluh lantakkan semuanya &anyak harta benda yang hanyut Semua ini salah siapa Manusia membuang sampah di sungai /ohon*pohon ditebangi secara brutal Gunung*gunung menjadi perumahan mewah &anjir melanda negeri ini Mungkin Tuhan telah murka Akankan manusia sadar Semua ini karena ulah mereka 0intai alam ini dengan sepenuh hati Tanamlah pohon kehidupan (agalah sungai jangan dicemari Memperbanyak berbuat kebaikan

NDAHNYA ALAM NEGERI INI Kicauan burung terdengar merdu

Menandakan adanya hari baru %ndahnya alam ini membuatku terpaku Seperti dunia hanya untuk diriku Kupejamkan mataku sejenak Kurentangkan tanganku sejenak Sejuk , tenang , senang kurasakan Membuatku seperti melayang kegirangan &ahai pencipta alam Kekagumanku sulit untuk kupendam 'ari siang hingga malam Pesonanya tak pernah padam 'esiran angin yang berirama di pegunungan $umbuhan yang menari#nari di pegunungan Begitu indah rasanya Bak indahnya taman di surga Keindahan alam terasa sempurna Membuat semua orang terpana Membuat semua orang terkesima $etapi, kita harus menjaganya gar keindahannya takkan pernah sirna

ALAM DI LEMBAH SEMESTA Angin dingin kelam berderik +abut putih menghapus mentari Tegak cahyanya menusuk citra /ahatan Gunung memecah langit &erselimut awan beralas 1amrud Tinggi . . . Tajam . . . Sejak waktu tidak beranjak Di sanalah sanubari berdetak Sunyi sepi tak beriak 0ermin ilusi di atas danau Menikung pohon yang melambai warna Di celah kaki*kaki menjejak karya*karya'ya Di manakah aku berada Di mana jiwa tak mengingat rumah Di saat hidup serasa sempurna Sungguh jelita permadani ini

Terbarkan pesona di atas cakrawala Tak berujung di pandang lamanya Serasa bertualang di negeri tak bertuan

PERMAINYA DESAKU Sawah mulai menguning mentari menyambut datangnya pagi ayam berkokok bersahutan petani bersiap hendak ke sawah( Padi yang hijau siap untuk dipanen petani bersuka ria beramai ) ramai memotong padi *emercik air sungai begitu beningnya bagaikan +amrud khatulistiwa itulah alam desaku yang permai

Berjuta karang di kotaku


di kota ini kutatap wajah*wajah dekil korban globalisasi kulihat mata*mata anak kecil menerawang di tengah gemerlap kota menyaksikan kegersangan tanpa apa*apa mereka berkabung lantaran kata tak didengar dan suara kaumku tak digubris kotaku...

kota kasih yang menyimpan berjuta dendam yang menyimpan luka tak pernah ada yang terpikirkan hanyalah kesenangan di atas derita aku ingin bebas ingin bahagia tapi nyatanya sia*sia......... berjuta karang terhampar di sini bagaikan gerimis yang menyegarkan tapi sebaliknya membuat kematian membuat malapetaka.... ahk aku juga tak bisa menepis semuanya...

You might also like