You are on page 1of 3

Tetanus ibu dan bayi baru lahir merupakan penyebab penting dari kematian ibu dan bayi, sekitar

180.000 kehidupan di seluruh dunia setiap tahun, hampir secara eksklusif di negara-negara berkembang. Meskipun mudah dicegah dengan maternal immunization, dengan vaksin, dan aseptis obstetri tetanus ibu dan bayi tetap sebagai masalah kesehatan masyarakat di 48 negara, terutama di Asia dan Africa . Tetanus di 28 hari pertama kehidupan (tetanus neonatorum) telah lama diakui sebagai penyebab utama kematian neonatal. Namun, karena bayi terkena penyakit ini biasanya lahir di rumah dan meninggal di rumah maka angka kematian dan penyebabnya tidak terlaporkan dan tidak diketahui. Survei berbasis masyarakat tentang tetanus neonatal dari lebih 40 negara menunjukkan bahwa lebih sedikit 10% dari yang terkait kasus kematian tetanus dan dilaporkan secara rutin di sebagian besar negara, di beberapa daerah fraksi pelaporan serendah 2-5%. Perkiraan didasarkan pada hasil survei ini, dan data tetanus dilaporkan secara rutin kepada WHO menyatakan bahwa, pada 1980-an, lebih dari 1 juta kematian setiap tahun adalah disebabkan tetanus, dengan estimasi 787.000 kematian pada tahun 1988 dari tetanus neonatal. Pada tahun 1989, komunitas kesehatan masyarakat di seluruh dunia membuat komitmen untuk penghapusan tetanus neonatal (Didefinisikan sebagai kurang dari satu kasus tetanus neonatal per 1000 livebirths di semua kabupaten) pada tahun 1995 . Di negara maju, kasus tetanus jarang ditemui. Karena penyakit ini terkait erat dengan masalah sanitasi dan kebersihan selama proses kelahiran. Kasus tetanus memang banyak dijumpai di sejumlah negara tropis dan negara yang masih memiliki kondisi kesehatan rendah. Lihat saja data organisasi kesehatan dunia (WHO) yang menunjukkan, kematian akibat tetanus di negara berkembang adalah 135 kali lebih tinggi dibandingkan negara (2) maju . Tetanus adalah salah satu penyakit yang paling beresiko menyebabkan kematian bayi baru lahir. Tetanus yang menyerang bayi usia di bawah satu bulan, dikenal dengan istilah tetanus neonatorum yang disebabkan oleh basil Clostridium Tetani. Penyakit ini menular dan menyebabkan resiko kematian sangat tinggi. Bisa dikatakan, seratus persen bayi yang lahir terkena tetanus akan mengalami kematian . Tetanus neonatorum menyebabkan 50% kematian perinatal dan menyumbangkan 20% kematian bayi. Angka kejadian 6-7/100 kelahiran hidup di perkotaan dan 11-23/100 kelahiran hidup di pedesaan. Sedangkan angka kejadian tetanus pada anak di rumah sakit 7-40 kasus/tahun, 50% terjadi pada kelompok 5-9 tahun, 30% kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok > 10 tahun, dan sisanya pada bayi < 12 bulan. Angka kematian keseluruhan antara 6,730% . Kasus tetanus neonatorum di Indonesia masih tinggi, data tahun 1997 sebesar 12,5 per 1000 kelahiran hidup;sedangkan target Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) yang ingin dicapai adalah 1 per 1000 kelahiran (4) hidup . Di jawa tengah, jumlah kasus tetanus neonatorum pada tahun 2008 sebanyak 10 kasus yang tersebar di 4 kabupaten atau kota yaitu Kabupaten Cilacap, Kabupaten Blora, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Brebes. Sedan 31 kabupaten atau kota lainnya tidak ada kasus. Kasus tertinggi adalah di Kabupaten Brebes sebanyak 7 (5) kasus, sedang 3 kabupaten lain masing-masing 1 kasus . Dari sejumlah kasus, tetanus pada bayi baru lahir memiliki angka yang sangat signifikan. Pada umumnya kasus itu, penggunaan gunting yang kotor dan berkarat oleh para bidan atau dukun bayi saat memotong tali pusar bayi adalah penyebabnya. Bayangkan, 60 persen persalinan di Indonesia masih dilakukan oleh dukun bayi yang tidak terlatih . Tetanus bisa dicegah dengan pemberian vaksin lewat imunisasi pada perempuan usia subur. Jika pemberian vaksin dilakukan saat luka tetanus sudah muncul, akan sia-sia. Penyakit lain yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah TBC, Diptheri, Pertusis, Polio, Campak dan Hepatitis B. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) untuk perempuan usia subur adalah bentuk dari upaya meminimalkan angka kematian bayi yang disebabkan tetanus itu . Sejak 1989, WHO memang mentargetkan eliminasi tetanus neonatorum. Sebanyak 104 dari 161 negara berkembang telah mencapai keberhasilan itu. Tapi, karena tetanus neonatorum masih merupakan persoalan signifikan di 57 negara berkembang lain, UNICEF, WHO dan UNFPA pada Desember 1999 setuju mengulur eliminasi hingga 2005. Target eliminasi tetanus neonatorum adalah satu kasus per seribu kelahiran di masing-masing wilayah dari setiap (2) negara .
(2) (2) (3) (2) (1) (1)

Selain tetanus neonatorum, maternal tetanus juga ditambahkan sebagai tujuan eliminasi. Hal ini untuk menegaskan, tetanus bukan hanya mengancam nyawa bayi tapi juga ibu. Karena eliminasi maternal tetanus tidak didefinisikan, keberhasilan eliminasi tetanus neonatorum digunakan sebagai gambaran untuk eliminasi tetanus maternal. Jelas, diperlukan waktu lebih panjang dan strategi khusus bagi sejumlah negara yang belum bisa mengatasi masalah tetanus neonatorum. Sejak 1996, di Indonesia telah diberikan vaksin TT terhadap perempuan usia subur sebanyak (2) tiga kali dosis. Tiga dosis itu akan memberikan ketahanan selama sepuluh tahun . 1. 2. 3. 4. 5. 6. www.who.int/immunization/monitoring/resources/maternal.htm diakses pada tanggal 27 april 2010 www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/04/05/nrs.html diakses pada tanggal 27 april 2010 www.pediatrik.com/isi03.php/files diakses pada tanggal 27 april 2010 www.kalbe.co.id/files146/ diakses pada tanggal 27 april 2010 Profil kesehatan Jawa Tengah Tahun 2008. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/i-wayan-arditayasa-078114135 diakses pada tanggal 27 april 2010

7. Tetanus 8. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO, maka angka kematian akibat penyakit tetanus di negara berkembang adalah 134 kali lebih tinggi di negara berkembang dibandingkkan dengan negara maju. 9. Juga hingga saat ini masalah infeksi tetanus bagi bayi baru lahir tetap menjadi masalah kesehatan yang serius, di tahun 2005 angka kematian bayi akibat tetanus neonatorum adalah sebanyak 35 / 1000 kelahiran hidup dan sekitar 60% bayi itu meninggal dalam usia 0 7 hari pertama kehidupannya. (Data Universitas Sumatra Utara, Medan)

10. Menurut data dari DepKes Indonesia: Jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (CFR) 56% (Profil Kesehatan Indonesia 2003, Depkes) 11. Penyakit ini disebabkan oleh spora kuman tetanus Clostridium tetani yang terdapat ditanah atau alat yang tidak bersih, misalnya persalinan yang ditolong dengan alat yang tidak steril, sehingga terjadi infeksi tali pusat bayi atau luka jalan lahir ibu dengan spora kuman Clostridium tetani. Kemudian kuman ini akan mengeluarkan racun eksotoksin yang bersifat neurotoksin, menyebabkan sakit tetanus dan kematian bayi dan ibu bila tidak mendapatkan pertolongan yang tepat. Kejadian infeksi dan penyakit tetanus pada ibu yang segera habis melahirkan disebut tetanus post partum, sedangkan bayi yang baru lahir dan menderita penyakit tetanus disebut tetanus neonatorum

12.
13. Tetanus Neonatorum (Source: Google Image)

14. Dengan penerangan tentang bahaya penyakit tetanus dan pemberian vaksin anti tetanus bagi calon ibu, penyuluhan proses pertolongan kelahiran yang baik dan steril untuk para dukun paraji dan bidan, maka angka kejadian dan angka kematian bayi dan ibu akibat tetanus semakin hari semakin rendah.

You might also like