You are on page 1of 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penegakan Diagnosis dan Rencana Perawatan Penegakan diagnosis dan rencana perawatan merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh dokter gigi karena hal tersebut akan mempengaruhi ketepatan dan keberhasilan perawatan yang dilakukan terhadap pasien. Dalam menegakkan diagnosis dan membuat rencana perawatan maka terdapat 4 tahap yang dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi, disingkat dengan "SOAP", yakni S (pemeriksaan Subyekti !, O (pemeriksaan Ob"ekti !, A (Assessment!, dan P (treatment Planning! (Abu, #$$#! . 2.1.1 Pemeriksaan Su !ekti" Pemeriksaan subyekti setidak%tidaknya berkaitan dengan & hal, yakni identitas pasien, keluhan utama, present illness, riwayat medik, riwayat dental, riwayat keluarga, dan riwayat social (Abu, #$$#!. a. Identitas Pasien#Data Demogra"is Data identitas pasien ini diperlukan bila sewaktu%waktu dokter gigi perlu menghubungi pasien pasca%tindakan, dapat pula sebagai data ante mortem (dental orensic!. Data identitas pasien ini meliputi' (. )ama (nama lengkap dan nama .. Peker"aan panggilan! #. *empat dan tanggal lahir +. Alamat tinggal 4. ,olongan darah -. Status pernikahan . Ke$u%an Utama &Chief Complaint/CC' 3erkaitan dengan apa yang dikeluhkan oleh pasien dan alasan pasien datang ke dokter gigi. 0eluhan utama dari pasien akan berpengaruh terhadap pertimbangan dokter gig dalam menentukan prioritas perawatan. + &. Pendidikan /. 0ewarganegaraan, serta 1. )omor telepon2handphone yang bisa dihubungi

9asa sakit ataupun ngilu, rasa tidak nyaman, pembengkakan. perdarahan, halitosis, rasa malu , alasan estetis ,ambar (.( 0eluhan 4tama dan Prioritas Perawatan c. Present illness (PI) 5engetahui keluhan utama sa"a tidak cukup, maka diperlukan pula pengembangan akar masalah yang ada dalam keluhan utama, yaitu dengan mengidenti ikasi keluhan utama. 5isalnya dengan mencari tahu kapan rasa sakit2rasa tidak nyaman itu pertama kali muncul, apakah keluhan itu bersi at intermittent (berselang! atau terus menerus, "ika intermittent seberapa sering, adakah aktor pemicunya, dan sebagainya. 6ika rasa sakit terdeskripsikan sebagai masalah utama, maka ada beberapa hal yang dapat dikembangkan, misalnya sebagai berikut ' Rasa sakit 7okasi 8aktor pemicu 0arakter 0eparahan Penyebaran29adiasi Deskri(si ,igi%gigi tertentu atau menyeluruh Panas2dingin, bertambah parah saat mengunyah *umpul, ta"am, berdenyut Apakah sampai minum obat (analgesic! atau membuat sulit tidur 5enyebar ke struktur yang dekat, sebagai referred pain *abel (.( 9asa Sakit dan Deskripsi

d. Riwa!at )edik &Medical History/MH'

9iwayat medik perlu ditanyakan karena hal itu akan berkaitan dengan diagnosis treatment, dan prognosis. 3eberapa hal yang penting ditanyakan adalah ' (. ,e"ala umum, seperti demam, penurunan berat badan, serta ge"ala umum yang lainnya. #. ,e"ala yang dikaitkan dengan sistem dalam tubuh, seperti batuk dengan respirasi, lesi oral dengan kelainan gastrointestinal dan lesi kulit, kecemasan depresi dengan kelainan ke"iwaan +. Perawatan bedah dan radioterapi yang pernah dilakukan 4. Alergi makanan dan obat -. Penyakit yang pernah diderita sebelumnya .. 9iwayat rawat inap &. Anastesi /. Prolem medis spesi ik seperti terapi kortikosteroid, diabetes, kecenderungan perdarahan, penyakit "antung, dan resiko endokarditis yang dapat mempengaruhi prosedur operasi. e. Riwa!at Denta$ (Dental History/DH) Selain riwayat medik, riwayat dental "uga perlu ditanyakan karena akan mempengaruhi seorang dokter gigi dalam menentukan rencana dan mana"emen perawatan yang akan dilakukan. 3eberapa riwayat dental yang dapat di ditanyakan yaitu ' (. Pasien rutin ke dokter gigi atau tidak #. Sikap pasien kepada dokter gigi saat dilakukan perawatan +. Problem gigi terakhir yang rele:an 4. Perawatan restorasi2 pencabutan gigi terakhir ". Riwa!at Ke$uarga (Family History/FH) ;ni berkaitan dengan problem herediter yang berkaitan dengan kondisi keluarga, seperti kasus amelogenesis imper ekta, hemo ili, angiodema herediter, recurrent aphtous stomatitis (9AS! dan diabetes. 3eberapa penyakit yang berkaitan dengan kelompok etnik tertentu, misal pemphigus pada orang <ahudi, dan behcet=s syndrome pada orang di area mediterania.

g. Riwa!at Sosia$ &Social History/SH' 9iwayat sosial yang dapat diungkap antara lain> (. Apakah pasien masih memiliki keluarga #. 0eadaan sosio%ekonomi pasien +. Pasien bepergian ke luar negeri (berkaitan dengan beberapa penyakit in eksi, misalnya penyakit di daerah tropis atau wabah di negara tertentu! 4. 9iwayat seksual pasien -. 0ebiasaan merokok, minum alkohol, pengguna obat%obatan, dan .. ;n ormasi tentang diet makan pasien. 2.1.2 Pemeriksaan * !ekti" Pemeriksaan obyekti yang dilakukan secara umum ada dua macam, yaitu pemeriksaan ekstra oral dan pemeriksaan intra oral. a. Pemeriksaan +kstra *ra$ Pemeriksaan ekstra oral ini bertu"uan untuk melihat penampakan secara umum dari pasien misalnya, pembengkakan di muka dan leher, pola skeletal, kompetensi bibir. ?al ini dapat dilakukan dengan cara palpasi lim onodi, otot%otot mastikasi dan pemeriksaan *56 (*emporo 5andibular 6oint!. 1. Pemeriksaan ,im"onodi Pemeriksaan lim onodi dengan palpasi dapat dilakukan pada bagian kepala leher dengan area seperti terlihat pada gambar (.#.

7imphonodi kepala dan leher Submental Subma@ilary Parotid Preauriculer Subdigastric )odi lymphaticy cer:icales )odi lymphaticy supra cla:iculares )odi lymphatici post auriculares

&

,ambar (.#. 7im onodi kepala dan leher (Sumber ' buku Oral And Maxilofacial Medicine, The Basis Of Diagnosis And Treatment, Second Adition, Alse:ier Bhurchill 7i:ingstone,Scullly. B, #$$/ "! 2. Pemeriksaan *tot-*tot )astikasi 4ntuk melakukan palpasi pada otot2musculus, maka teknik palpasi yang dilakukan tergantung dengan otot mastikasi (pengunyahan! (tabel +!. *tot #)uscu$us 5asseter Pa$(asi Palpasi dilakukan secara bimanual, tangan yang satu (dengan satu "ari! dibagian intraoral Palpasi langsung pada regio temporal, dan meminta pasien untuk mengoklusikan gigi% geliginya Dengan menempatkan sedikit "ari di belakang tuberositas maksila Palpasi secara intra oral pada bagian lingual pada ramus mandibula

*emporalis

Pterygoid lateral Pterygoid 5edial

*abel (.#. Pemeriksaan Otot%Otot Pengunyahan .. Pemeriksaan Tem(oro )andi u$ar Joint &T)J' Dalam melakukan pemeriksaan *56, seorang dokter gigi dapat melakukan palpasi pada bagian pre aurikuler pasien dengan menggunakan "ari telun"uk atau menggunakan stetoskop untuk mendengarkan adanya kliking atau krepitasi.

,ambar (.+. Penggunaan Stetoskop dalam mendeteksi suara artikular (kliking,krepitasi!

,ambar (.4. Palpasi *56. 9espon pasien untuk palpasi, Skor $%tidak adanya nyeri pada palpasi, (%nyeri ringan, #% nyeri sedang, +% sakit parah, re elks palpebral

Sumber gambar (.+ dan (.4 A@amination o *emporomandibular Disorders ;n *he Orthodintic Patient ' A Blinical ,uide Bonti, Oltramari, )a:arro, Almeida 6 Appl Oral Sci. #$$&>(-((! ' &&%/#

. Pemeriksaan Intra *ra$ Pemeriksaan intra oral merupakan pemeriksaan yang dilakukan dalam rongga mulut. Pemeriksaan intra oral berkaitan dengan gigi dan "aringan sekitar ("aringan lunak maupun "aringan keras!. 3eberapa gambaran yang dapat ditemukan pada pemeriksaan intraoral ada dalam tabel berikut ' Bagian !ang di(eriksa 3ibir 5ukosa labial 5ukosa bukal /am aran !ang da(at ditemukan Sianosis (pada pasien dengan penyakit respirasi atau "antung!, angular cheilitis, ordyce spots, mucocele )ormalnya tampak lembab dan prominent. 0aca mulut dapat digunakan untuk melihat mukosa bukal dalam keadaan normal kaca mulut licin bila ditempelkan dan diangkat. 3ila menempel di mukosa, maka bisa disimpulkan adanya @erostomia 3ila terdapat adanya ben"olan, maka kemungkinan permulaan penyakit tumor *es indra pengecap dapat dilakukan dengan mengaplikasikan gula, garam, dilusi asam asetat asam dan -C asam sitrat pada lidah dengan menggunakan cotton bud atau cotton swab. Dengan menggunakan kaca mulut dapat dilihat keadaan posterior lidah, oro aring, tonsil 9ugae terletak pada papila incisi:us. 3isa dilihat pula adanya ben"olan atau tidak. Pada palatum dapat dilihat adanya tidaknya torus palatina. ,ingi:a sehat tampak datar, pink pucat, permukaan stipling. Dilihat adanya ekstra teeth (supernumary teeth!,

Dasar mulut dan bagian :entral lidah 3agian Dorsal 7idah

Palatum (palatum keras dan palatum lunak! ,ingi:a ,igi ,eligi

kurang gigi (hypodontia, oligodontia!, atau tidak ada gigi sama sekali (anodontia!, karies, penyakit periodontal, polip, impaksi, mal ormasi, hipoplasi, staining, kalkulus, dan kelainan gigi lainnya *abel (.+. ,ambaran *iap 3agian pada pemeriksaan intra oral yang diperiksa Pada kasus dengan adanya pembengkakan, sebaiknya diperiksa lebih teliti dengan memperhatikan hal%hal berikut' a. c. e. . 3atas%batas pembengkakan 8luktuasi 5obilitas 3entuk Permukaan ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 6elas atau tidak "elas 0eras, 0enyal, 7unak Positi atau )egati Sama atau beda dengan "aringan sekitar 3ergerak atau tidak bergerak 9ata atau tidak rata Positi atau negati Sessile atau pedinculated Sakit atau tidak sakit Positi atau negati b. 0onsistensi d. Darna

g. 5udah 3erdarah h. *angkai i. ". Palpasi Supurasi

Pemeriksaan obyekti pada gigi dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain berikut ' 1. Ins(eksi ' 5emeriksa dengan mengamati obyek (gigi! bagaimana dengan warna, ukuran, bentuk, hubungan anatomis, keutuhan, permukaan "aringan, permukaan, karies, abrasi, dan resesi 2. Sondasi ' Dengan menggunakan sonde atau eksplorer dapat diketahui kedalaman ka:itas dan reaksi pasien. 9asa sakit yang menetap atau sebentar dan adanya rasa ngilu.

,ambar alat diagnostik' 0aca mulut untuk melakukan inspeksi Sonde2eksplorer untuk melakukan sondasi Akska:ator, untuk membersihkan "aringan karies Pinset

($

,ambar (.-. Alat Diagnostik (dokumentasi pribadi! .. Perkusi ' Dilakukan dengan cara mengetukkan "ari atau instrumen ke arah "aringan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan pada "aringan periodontal atau tidak. 0. Pa$(asi ' Dilakukan dengan cara menekan "aringan ke arah tulang atau "aringan sekitarnya. 4ntuk mengetahui adanya peradangan pada "aringan periosteal tulang rahang, adanya pembengkakan dengan luktuasi atau tanpa luktuasi. 1. Tes mo i$itas ' ,igi dimobilisasi untuk memeriksa ada tidaknya luksasi 2. Tes Su%u ' *es yang dilakukan dengan iritan dingin ataupun panas, untuk mengetahui :italitas gigi. 7aEim digunakan chlor ethyl, disemprotkan pada kapas kemudian ditempelkan pada bagian ser:ikal gigi. 3. Tes +$ekrik ' Pemakaian alat pulp tester untuk mengetahui :italitas gigi. 4. Transi$uminasi ' 5enggunakan iluminator dari arah palatal atau lingual. 4ntuk mengetahui adanya karies di lingual palatal, membedakan gigi nekrosis dan gigi :ital, serta membantu mendetekasi raktur yang tidak terlihat. 2.1.. Pemeriksaan Penun5ang a. Radiogra"i Dental radiogra i memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis, merencanakan perawatan, dan menge:aluasi hasil perawatan untuk melihat keadaan gigi secara utuh. Dalam mempela"ari radiologi oral ada # hal yang perlu diperhatikan, yakni '

((

(. *eknik atau cara untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan #. ;nterpretasi atau mena sirkan radiogram yang telah dibuat. Ada dua macam radiogra i yang digunakan dalam kedokteran gigi, yaitu' (. 9adiogra i intraoral > teknik periapikal, teknik bite wing atau sayap gigit, teknik oklusal. #. 9adiogra i ekstra oral > panoramic, obliFue lateral, posteroanterior (PA! "aw, reverse towns pro ection! Radiogra"i Intra *ra$ 9adiogra i intra oral dibagi ke dalam + kategori, yaitu ' 1. Pro!eksi Peria(ika$ Proyeksi ini akan memperlihatkan gambaran suatu gigi berikut tulang sekitarnya.

,ambar (.. 9onsen Periapikal (memperlihatkan lesi di periapikal ! Radiogra"i Peria(ika$ Ada dua teknik dalam radiogra i periapikal, yaitu ' (. *eknik kese"a"aran (Paralleling *echniFue! #. *eknik 3idang 3agi (3isecting Angle *echniFue!

(#

,ambar (.&. *eknik Parallel dan 3idang 3agi 2. Pro!eksi Sa!a( /igit &Bitewing' Proyeksi ini akan memperlihatkan beberapa mahkota gigi dan mahkota gigi%gigi antagonis krista al:eolarnya. Selain itu, teknik ini "uga berguna untuk mendeteksi karies interproksimal dini sebelum terlihat secara klinis,mendeteksi karies sekunder di bawah tumpatan, untuk e:aluasi "aringan periodontal, perubahan tulang krista al:eolaris dibandingkan gigi sebelahnya, dan dapat mendeteksi kalkulus interproksimal. .. Pro!eksi *k$usa$ *eknik ini menun"ukkan bagian lengkung gigi relati luas, di antaranya adalah palatum, dasar mulut dan sebagian struktur lateral. 3erguna pula untuk pasien yang tidak dapat membuka mulut cukup lebar. Digunakan ilm ukuran besar (&,& @ -,/ cm G + @ #,+ inci! Indikasi 6 (. 5encari dengan tepat letak akar, gigi supernumerary, gigi tidak tumbuh dan impaksi, #. 5encari benda asing dalam rahang, batu dalam duktus glandula sublingualis dan submandibularis, +. 5emperlihatkan dan menge:aluasi keutuhan sinus maksilaris bagian anterior, medial dan lateral, 4. 5embantu pemeriksaan pasien dengan kasus trismus, -. 5enyediakan in ormasi tentang lokasi, si at, perluasan dan perpindahan mandibula atau maksila yang raktur, dan .. 5enentukan perluasan penyakit kearah media dan lateral (misalnya osteomyelitis, kista dan keganasan! dan untuk mendeteksi penyakit pada palatum dan dasar mulut.

(+

Radiogra"i +ktra *ra$ Salah satunya adalah ronsen panoramik secara yang lebih dapat luas. memperlihatkan mandibula dan maksila

Diindikasikan pada pasien dengan trismus dan keterbatasan membuka mulut, perkembangan dan pola erupsi gigi desidui dan permanen. Prosedur ronsen, panoramik lebih mudah dan cepat serta radiasi yang ditimbulkan kecil.

,ambar (./ ?asil 9onsen Panoramik Posisi Pasien 4ntuk pengambilan radiogra lengkung maksila, kepala pasien ditegakkan dengan bidang sagital arah :ertikal dan bidang oklusal horisontal. 4ntuk mandibula, kepala pasien sedikit menengadah untuk mengimbangi perubahan bidang oklusal pada saat mulut dibuka. Radiogram !ang ter$i%at di ra%ang atas dan ra%ang awa% Ada beberapa gambaran radiogram anatomis yang dapat terlihat, baik pada rahang atas dan bawah. 9adiogram tersebut akan membantu seorang dokter gigi dalam menentukan diagnosis penyakita dan kelainan dental yang telah menyebar atau melibatkan tulang rahang.

1. Radiogram ra%ang atas gigi e$akang

(4

(. *rabekula> dapat horiEontal maupun :ertikal, bentuknya seperti renda #. *ulang Eygomatikus> "ika terlihat merupakan gambaran radiopak yang berbentuk huru 4, +. 0eadaan sinus maksilaris 4. 3entuk anatomi> terutama bentuk anatomi molar pertama, akarnya adalah + -. *erlihat prosesus koronoideus> apabila radiogra i dilakukan pada region molar ke tiga. .. *erlihat tuber maksilaris apabila radiogra i dilakukan pada region molar ke dua atau ke tiga. 2. Radiogram ra%ang awa% gigi e$akang6 (. *rabekula > "alannya horiEontal, #. 8oramen mentalis> apabila terlihat, maka berada di antara pre molar kedua dan pertama, atau premolar pertama dan premolar kedua, +. *erlihat adanya kanalis mandibularis, 4. 3entuk anatomi, terutama molar pertama akarnya adalah dua, -. 7inea obliFue interna dan eksterna kadang akan terlihat. Kesa$a%an da$am Pengam i$an Radiogra"i Seorang dokter gigi terkadang menemukan hasil ronsen oto yang tidak dapat dibaca atau menimbulkan intepretasi yang salah dalam membaca hasil ronsen. ?al tersebut dapat berakibat atal karena akan mempengaruhi diagnosis dari suatu perawatan. Oleh karena itu, penting bagi seorang dokter gigi untuk memahami beberapa kesalahan yang ter"adi dalam pengambilan radiogra i yang menyebabkan hasil ronsen bisa terlihat sangat gelap maupun sangat terang. Sebuah oto ronsen dapat terlihat sangat gelap karena tiga alasan, dengan beberapa pen"elasan kemungkinan dapat dilihat pada tabel (... A$asan O:er A@posure Kemungkinan (en!e a 3iasanya waktu e@pose terlalu lama, karena waktu yang disetting oleh operator tidak tepat atau mungkin ter"adi

(-

O:er De:elopment

kesalahan pada @%ray set timer Bairan de:eloper terlalu panas atau konsentrasi terlalu tinggi, karena ota ronsen terlalu lama ditinggal didalam cairan de:elopper 0ebocoran cahaya di ruang gelap, kegagalan sa e lighting atau buruknya penyimpanan oto ronsen

8ogged 8ilm

*abel (... Alasan dan 0emungkinan Penyebab 9onsen 8oto *erlihat Sangat ,elap

Sebaliknya, sebuah ronsen oto dapat terlihat sangat terang karena dua alasan. 5asing%masing alasan memiliki beberapa pen"elasan kemungkinan (lihat tabel &!. A$asan 4nder A@posure Kemungkinan Pen!e a 3iasanya waktu ekspose lebih singkat karena kesalahan operator dalam memilih exposure setting atau mungkin ter"adi kesalahan pada x"ray 4nder De:elopment set timer 7arutan de:eloper mungkin terlalu dingin atau terlalu encer. Atau oto ronsen ditinggal terlalu cepat di letakkan di dalam larutan de:eloper.
*abel (.&. Alasan dan 0emungkinan Penyebab 9onsen 8oto *erlihat Sangat *erang

Inte(retasi Radiogra" Dalam melakukan intepretasi lesi pada radiogra ada & hal yang perlu diperhatikan yaitu ' (. 6umlah #. Densitas +. *empat ' ' ' Single atau 5ultiple 9adiopak atau 9adiolusen Posisi Anatomis

(.

4. 4kuran -. 7obus .. 3atas Sepi

' ' '

Diameter 3esar, Sedang 0ecil Satu 7obus (4nilokuler! atau berlobus%lobus (multilokuler! 6elas atau *idak 6elas

Proses melakukan intepretasi gambaran diagnostik ronsen oto baik dengan ekstra oral maupun intra oral, maka secara umum ada # gambaran yang didapatkan, yaitu gambaran radiolusen dan radiopak. . Pemeriksaan ,a oratorium Pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk e:aluasi pasien dengan sakit atau tanda dan ge"ala pada oro asial yang men"urus ke arah penyakit otorinologik, kelen"ar sali:a atau penyakit "aringan adneksa lainnya. Prosedur laboratorium biasanya dikelompokkan menurut di:isi dari pelayanan laboratorium yang melakukan satu kelompok tes tertentu, yaitu hematologi, kimia darah, urinalisis, histopatologi dan sitologi, mikrobiologi dan imunologi. 1. Pengam i$an s(ecimen dara% Specimen darah kapiler, :ena, dan arteri semuanya segera digunakan untuk melakukan pemeriksaan hematologi dan kimia darah. Pemilihannya tergantung pada nilai apa yang dibutuhkan. 3erikut ini adalah tabel yang menun"ukkan nilai normal dari pemeriksaan yang dilakukan'

Tes 6umlah total sel darah merah 6umlah total sel darah putih 0adar hemoglobin 6umlah trombosit ?ematoktit Daktu perdarahan 0adar gula darah Asam urat serum 0olesterol serum

Ni$ai Norma$ 4%-,- "uta2mm+ darah 4%($.$$$2mm+ darah (4%(/ g2dl untuk pria (#%(. g2dl untuk wanita (-$.$$$%4-$.$$$2mm+ darah 4$%-$C H -%. menit Puasa &$%($$ mg2dl # "am postprandikal H (#$ mg2dl #%/ mg2dl H +$$ mg2dl

(&

2. Pemeriksaan Bio(si Dalam rongga mulut, pemeriksaan biopsi digunakan untuk mengukuhkan suatu diagnosis dari keganasan kelainan klinis yang dicurigai dan sebagai penun"ang diagnosa dalam menge:aluasi kelainan non%neoplastik, seperti misalnya nodul mukosa dan papiloma, lichen planus erosi:e, eritema multi ormis, lupus eritematosus, pem igus, serta gingi:itis deskuamatika. 5acam%macam pemeriksaan biopsi dalam rongga mulut yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut ' (. Aksisi2Aksisional 3iopsi Aksisi dilakukan dengan mengambil seluruh lesi yang dicurigai. Dilakukan untuk lesi%lesi yang kecil (diameter H( cm! dan mudah dilakukan, serta harus melibatkan "aringan sehat di sekitarnya, baik lesi super icial ata pro unda, lunak atau keras. #. ;nsisi ;nsisi dilakukan dengan mengambil sebagian kecil "aringan lesi, biasanya untuk lesi%lesi yang luas atau melibatkan "aringan lain atau pada kasus potensial ganas atau untuk menghindari struktur penting di sekitarnya (arteri atau sara !. +. Aspirasi 6arum ?alus Aspirasi "arum halus dilakukan untuk mengambil "aringan di daerah yang tertutup dimaksud untuk melihat sel%sel "aringan lesi yang dicurigai. 4. 4sapan 4sapan dilakukan untuk mengambil sel%sel "aringan lesi terutama yang diduga adanya keganasan. 2.1.0 Diagnosis Diagnosis adalah cara%cara menentukan "enis penyakit berdasarkan ge"ala (simptom! dan tanda (sign! yang ada. 5acam%macam diagnosis '

(/

a.

Diagnosis medis, yaitu proses penentuan "enis penyakit berdasarkan tanda dan ge"ala menggunakan cara dan alat penun"ang seperti laboratorium, oto dan klinik.

b.

Diagnosis banding2differential diagnosis (DD!, yaitu diagnosis yang dilakukan dengan membandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis penyakit lain.

2.1.1 Prognosis Prognosis adalah prakiraan2ramalan tentang "alannya penyakit (termasuk sesudah diberikan pengobatan2perawatan tertentu!. 6enis prognosis ' (. Prognosis 3ona(m! ' ramalan baik #. Prognosis dubia ad bona (m! ' ramalan ragu%ragu tapi condong ke baik +. Prognosis dubia ad mala (m! ' ramalan ragu%ragu tapi condong ke buruk 4. Prognosis mala (m! 2.1.2 Assessment Assessment (penilaian! terhadap status yang diperlukan pasien, baik itu dalam hal status gigi dan "aringan mulut apakah masih bisa dirawat atau tidak, ataupun status pasien yang berhubungan dengan kondisi sistemik sehingga memengaruhi rencana perawatan yang akan dilakukan. 0lasi ikasi assessment yang telah ditentukan oleh ASA (American #ociety of Anesthesiology! dapat dilihat pada *abel (.1 di bawah ini. K$asi"ikasi 0elas ( 0elas # Tekanan Dara% H (4$21$ (4$%(.$21$%1Kondisi 7isik Pasien Pasien dengan kesehatan baik Pasien dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang, masih dapat melakukan 0elas + (.$%#$$21-%((akti:itas rutin Pasien dengan penyakit sistemik yang berat, dan terbatas melakukan akti:itas, masih dapat diramalkan untuk anestesi dan 0elas 4 I#$$2I((operasi (predictable ris$! Pasien dengan penyakit sistemik yang mengancam perawatan kehidupannya, intensi sebelum dan tidak mampu melakukan akti:itas isik, perlu dilakukan ' ramalan buruk

(1

0elas 0elas A

operasi (unpredictable risk! Pasien yang hampir meninggal yang harapan hidupnya tidak lebih dari #4 "am Pasien dengan keadaan gawat darurat *abel (.1 Status 8isik yang diklasi ikasikan ASA

2.1.3 Rencana Perawatan Perencanaan perawatan (treatment planning! diperlukan oleh seorang dokter gigi untuk membuat "adwal ker"a dan prioritas perawatan. Prinsip rencana perawatan yang dapat diaplikasikan sebagai berikut ' (. 5enghilangkan rasa sakit2keluhan #. 5encabut gigi yang sudah tidak dapat dirawat +. 5emberikan edukasi 4. 5eningkatkan kondisi periodontal -. 9estorasi gigi yang mengalami karies .. Prosedur perawatan yang lebih lan"ut ' endodontic, prostodontik, ortodontik, dan &. 8ase pemeliharaan (recall!. Ada beberapa aktor yang mempengaruhi treatment planning, yakni ' (. Pasien ' riwayat kesehatan yang dapat mengalami komplikasi, kecemasan, kooperati , #. Dokter gigi ' kemampuan dokter gigi untuk melakukan perawatan, +. 3iaya ' kemampuan pasien untuk mengeluarkan uang untuk biaya perawatan, 4. 8aktor% aktor lain seperti kesediaan alat dan bahan, ataupun gigi yang terlibat dalam satu segmen2kuadran. Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat treatment planning, antara lain ' (. 4rgensi perawatan, dilakukan untuk mempertimbangkan seberapa penting dan mendesak (darurat! perawatan tersebut dilakukan. #. 4rutan perawatan, dilakukan untuk menentukan prioritas dan perawatan lan"utan.

#$

+. 0emungkinan hasil perawatan, berkaitan dengan prognosis perawatan penyakit. 2.2 Karies /igi 0aries merupakan suatu penyakit "aringan keras, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh akti:itas suatu "asad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat di ermentasikan. *andanya adalah adanya demineralisasi "aringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya (Abu, #$$#!. 3eberapa etiologi karies adalah' (. 0arbohidrat ' sukrosa dan glukosa, dapat di ermentasikan oleh bakteri #. 3akteri ' membentuk asam +. Daktu ' penurunan ph dalam waktu tertentu mengakibatkan demineralisasi 4. ,igi ' kedalaman pit dan isur dari gigi. 0lasi ikasi karies' 1. 3erdasarkan #tadium %aries (dalamnya karies! a. 0aries Super isialis 0aries Super isialis yaitu kedalaman karies baru mengenai email sa"a (sampai dentino enamel "unction!, sedangkan dentin belum terkena&Mans oer, '((()!

,br. 0aries Super icialis b. 0aries 5edia 0aries 5edia yaitu karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin &Mans oer, '((()!

,br. 0aries 5edia c. 0aries Pro unda

#(

Di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang%kadang sudah mengenai pulpa (5ans"oer, #$$$!.

,br. 0aries Pro unda

2. 3erdasarkan 7etaknya ( 0lasi ikasi ,. J 3lack! 0lasi ikasi karies menurut Pro ,J. 3lack. Dibagi dalam lima kelas. (!. 0aries 0elas ; a!. Semua karies pada Pit dan issure yang ter"adi pada ' (. Permukaan oklusal posterior (permukaan pengunyahan gigi geraham! #. #2+ bagian oklusal, permukaan bukal dan lingual2palatal gigi posterior ( bagian pengunyahan, permukaan dekat pipi dan dekat lidah2langit%langit gigi geraham! +. Permukaan palatal incisal insisi:us rahang atas &%idd, *++')! b!. 0aries pada permukaan halus yang ter"adi pada #2+ oklusal atau incisal semua gigi &%idd, *++')!

##

gambar' (.( #!. 0aries kelas ;; 0aries pada permukaan proksimal gigi posterior (sela antar gigi geraham! &%idd, *++')!

gambar ' (.# +!. 0aries kelas ;;;. 0aries pada permukaan proksimal incici:us dan caninus (sela antar gigi depan!, belum melibatkan sudut atau tepi incisal &%idd, *++')!

,ambar (.+

#+

permukaan pro@imal gigi anterior dengan kemungkinan perluasan ke arah labial atau lingual. 4!. 0aries 0elas ;J. 0aries pada permukanan proksiamal incici:us dan caninus (sela antar gigi depan!, sudah melibatkan sudut incisal &%idd, *++')!

,ambar (.4 -!. 0aries kelas J 0aries pada (2+ gusi (gingi:al third! permukaan labial (dekat bibir!, lingual (dekat lidah! atau permukaan bukal (dekat pipi! semua gigi &%idd, *++')!

,ambar (... 3erdasarkan permukaan yang terkena

#4

(. Simple Baries 0aries yang mengenai satu permukaan gigi, misal karies mengenai bagian lingual sa"a (bagian gigi dekat lidah! &Manson, *++,) #. Bompound Baries 0aries yang mengenai 2 melibatkan dua permukaan gigi, misalnya karies mesio oklusal, karies disto oklusal &Manson, *++,) +. Bomple@ Baries 0aries yang mengenai 2 melibatkan tiga permukaan atau lebih, misalnya karies mesio oklusal distal atau karies distal oklusal bukal &Manson, *++,) 0. 3erdasarkan permukaan yang terkena (! Pit dan 8issure karies 0aries yang mengenai permukaan kasar gigi yaitu pada bagian pit dan issure &Mans oer, '((()! #! Smooth Sur ace Ba:ity 0aries yang mengenai bagian halus gigi yaitu bagian lingual (dekat lidah!, palatal (dekat langit%langit!, bukal (dekat pipi!, dan labial (dekat bibir! &Mans oer, '((()!

1. 3erdasarkan waktu ter"adinya a! 0aries Primer 0aries yang ter"adi saat serangan pertama pada gigi &Mans oer, '((()! b! 0aries Sekunder 2 9ecurrent Baries 0aries yang ter"adi pada tepi restorasi gigi yang dikarenakan permukaan yang kasar, tepi menggantung (o:erhanging margin!, pecahnya bagian%bagian gigi posterior yang mempunyai kecenderungan karies karena sulit di bersihkan &Mans oer, '((()!

#-

2.. A rasi Dide inisikan sebagai pelepasan suatu bahan atau struktur melalui suatu proses mekanik seperti grinding, penggosokan, atau pengikisan.(Annusa:ice, #$$+!. 5enurut kamus kedokteran gigi (?arty,(11(! Abrasi adalah keausan yang ditimbulkan akibat gesekan antar gigi atau mengunyah makanan yang kasar atau sikat gigi yang salah. 8aktor% aktor yang menyebabkan abrasi ' (. Penggunaan bahan abrasi yang berlebihan pada pada pasta gigi. 3ahan abrasi yang terdapat pada pasta gigi umumnya berbentuk bubuk pembersih yang dapat memolis dan menghilangkan stain dan plak. 3entuk dan "umlah bahan abrasi dalam pasta gigi membantu untuk menambah kekentalan pasta gigi. Bontoh bahan abrasi kalsium karbonat.( ?erdiyati dan sasmita, #$($! #. 0ekerasan partikel abrasi +. 3entuk partikel bahan abrasi 4. 3esar partikel bahan abrasi -. Si at%si at mekanis bahan abrasi .. 0ecepatan gerakan menggosok &.*ekanan yang diberikan sewaktu menggosok /. Si at%si at bahan yang akan digosok 2.0 Restorasi +stetik 2.0.1 S!arat Ba%an Restorasi +stetik (. 3iokompatibilitas #. 3erikatan secara permanen pada struktur gigi dan tulang +. 5emiliki estetik seperti struktur gigi dan "aringan lainnya yang tampak. 4. 5emiliki si at yang sama dengan email, dentin, dan "aringan lainnya -. Dapat memicu ter"adinya proses regenerasi pada "aringan yang rusak (Annusa:ice, #$$+! antara lain silica atau hydrated silica, sodium bi$arbonat, aluminium oxide, dikalsium os at dan

#.

2.0.2

)acam Ba%an Restorasi +stetik (. 0omposit 0omposit adalah suatu campuran dari dua material atau lebih, masing% masing materialnya memberikan kontribusi pada si at resin komposit. Ada + komponen utama pada resin komposit, yaitu' a. 5atriks resin organic b. 3ahan pengisi anorganik (filler! c. 3ahan pengikat (coupling agent! Si at resin komposit' a. Adaptasi tepi baik b. 9esistensi terhadap abrasi baik c. Akspansi termal rendah d. Pengkerutan selama polimerisasi e. Perlekatan secara mikromekanis . *idak mengandung luor g. ?idro obik 5ekanisme Perlekatan *erhadap gigi Adhesi ter"adi apabila dua substansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya *arik menarik yang timbul antara kedua benda tersebut. 9esin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan isik antara resin dengna "aringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. 0edua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding agent! (Anusa:ice, #$$+!. 5acam 9esin 0omposit a. 0omposit 8lowable

#&

0omposit dengan :iskositas rendah yang diakti:asi dengan sinar. 0omposit ini diindikasikan terutama unutk lesi ser:ikal, restorasi untuk gigi desidui, restorasi kecil dan bebas dari tekanan pengunyahan (Abu, #$$#!. b. 0omposit Packable 0omposit ini diindikasikan untuk ka:itas kelas ;, ;; K ;J (mesial, oklusal distal! dan perlu akti:asi sinar (Abu, #$$#!. 0euntungan 9esin 0omposit ' a. 7ebih estetis b. 5empertahankan struktur gigi (conservative approach! c. 3erikatan pada struktur gigi dengan bahan bonding, menutup margin restorasi dan memperkuat sisa struktur gigi, dan d. 9adiopak, (Abu, #$$#!. 0erugian 9esin 0omposit' a. *er"adi pengkerutan saat polimerisasi b. *er"adinya lesi karies sekunder c. Dapat mengabsorbsi air (hydrolytic brea$down! (Abu, #$$#!. #. ,lass ;onomer Bement 0omposisi glass ionomer cement adalah serbuk (calcium fluoroalumino glass! dan cairan (poly al$enoic acid! (Abu, #$$#!. ;ndikasi ,lass ;onomer Bement' a. 9estorasi pada lesi erosi 2 abrasi tanpa preparasi ka:itas b. Penutupan 2 penumpatan pit dan isura oklusal c. 9estorasi gigi desidui d. 9estorasi lesi karies kelas J e. 9estorasi lesi karies kelas ;;;, diutamakan yang pembukaanya dari lingual atas palatinal belum melibatkan bagian labial (Abu, #$$#!. *ipe ,lass ;onomer Bement' a. *ipe (' -uting b. *ipe #' 9estorasi e. *ipe .' .ore build up . *ipe &' /luoride release menge:aluasi kontur, marginal adapatasi dan membedakan antara restorasi, lesi karies dan struktur gigi sehat

#/

c. *ipe +' -ining0base d. *ipe 4' /issure sealant e. *ipe -' Orthodontic cement

g. *ipe /' A9* h. *ipe 1' Decidui restoration

5ekanisme Perlekatan ,;B terhadap gigi Semen ;onomer 0aca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari "aringan gigi dan ion BOO? dari semen ionomer kaca. ;katan dengan enamel dua kali lebih besar daripada ikatannya dengan dentin. Dengan si at ini maka kebocoran tepi tambalan dapat dikurangi. Semen ionomer kaca tahan terhadap suasana asam, oleh karena adanya ikatan silang diantara rantai%rantai semen ionomer kaca. ;katan ini ter"adi karena adanya polyanion dengan berat molekul yang tinggi. (Anusa:ice, #$$+!. Secara isik, ikatan bahan ini dengan "aringan gigi dapat ditambah dengan membersihkan ka:itas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan ka:itas yang bersih dan halus dapat menambah ikatan semen ionomer kaca &Baum, *++1).

,ambar proses kimiawi perlekatan ,;B 0euntungan ,;B'

#1

a. Dapat berikatan secara kimiawi dengan gigi, dapat berikatan pula dengan email dan dentin. b. Dapat melepaskan luoride c. 5emiliki stabilitas dimensi tinggi d. 5empunyai si at biokompatibilitas (Abu, #$$#!. 0ekurangan ,;B' a. 0ekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham! b. Darna tambalan ini lebih opaFue, sehingga dapat dibedakan secara "elas antara tambalan dan permukaan gigi asli c. *ambalan glass ionomer cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain (Anusa:ice, #$$+!. 2.1 Prinsi( Pre(arasi 3lack ((1#4! menentukan beberapa aturan preparasi yang perlu diikuti untuk restorasi gigi permanen yang karies. 9estorasi gigi sulung masih mengikuti prinsip preparasi 3lack dengan beberapa modi ikasi. Prinsip L prinsip 3lack untuk preparasi ka:itas ada tu"uh, yaitu ' *! #. +. 4. 3! .. &. Outline form! 2emoval of caries (5embuang "aringan karies!. 2esistance form (5embuat bentuk resistensi!. 2etention form (5embuat bentuk retensi!. .onvenience form! /inishing the enamel margin (5enghaluskan dinding 2 tepi ka:itas!. Toilet of the cavity (5embersihkan ka:itas dari debris!. 1. Outline Form Outline form yaitu pola menentukan bentuk luar suatu preparasi ka:itas 3eberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan outline form antara lain'*empat atau permukaan yang mudah diserang karies harus dimasukkan dalam outline form

+$

M Semua pit, isur dan developmental groove yang terkena karies harus dimasukkan dalam outline form M *on"ol L ton"ol gigi sebaiknya tidak dimasukkan dalam outline form. M ?arus diusahakan "angan samapi ada dinding enamel yang tipis. Pedodonsia *erapan / M 4xtention for prevention dari 3lack menyatakan bahwa tepi L tepi ka:itas harus ditempatkan pada daerah L daerah gigi yang imun terhadap karies, yaitu pada tempat L tempat di mana kemungkinan ter"adinya karies kecil. Perluasan preparasi dapat dilakukan ke arah ' a. Oklusal. b. 5esial, distal c. 3ukal, lingual, palatinal d. Ser:ikal, gingi:al. Pelebaran ke arah oklusal dalam prinsipnya harus dimasukkan pit dan isur. M 6angan membiarkan overhanging enamel yang tidak didukung oleh dentin yang sehat karena enamel yang demikian sangat rapuh. M 3ila ada dua ka:itas pada isur dipisahkan oleh lapisan enamel yang tipis, maka lapisan enamel itu sebaiknya dipreparasi "uga. 0.2 Remo al of Caries &)em uang 5aringan karies' 5embuang "aringan karies atau yang diduga akan karies digunakan ekska:ator atau bur bulat kecepatan rendah. Pada k:itas yang dangkal dilakukan serentak karena "aringan karies sudah terambil ketika membentuk resistance dan retention form. 0aries tidak boleh ditinggalkan dalam ka:itas karena bila ter"adi kebocoran tumpatan, bakteri yang tinggal di ka:itas akan men"adi akti . 0.. Resistance &)em uat entuk resistensi' 2esistance form bertu"uan membentuk preparasi ka:itas sedemikian rupa sehingga gigi dan tumpatan cukup kuat menerima tekanan serta menahan daya kunyah. 3erikut adalah hal L hal yang perlu diperhatikan '

+(

M Anamel yang tidak disokong dentin yang sehat dibuang. 3ila pada ka:itas 0las ;; overhanging enamel sedemikian besar, enamel yang tidak disonkong dentin sehat perlu dihilangkan. Dengan demikian akan menyebabkan sisa "aringan gigi men"adi tipis. Dalam hal ini perlu diisi terlebih dahulu bagian undermine (dasarnya! dengan semen Nn os at. 0.0 Retention Form 2etention form bertu"uan membentuk ka:itas sedemikian rupa sehingga tumpatan tersebut memperoleh pegangan yang kuat dan tidak mudah bergeser terhadap daya kunyah. *umpatan tidak lepas ketika gigi ber ungsi. 0.1 Con enience Form .onvenience form adalah upaya membentuk ka:itas sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk beker"a dengan alat L alat, baik dalam hal preparasi maupun memasukkan bahan tumpatan ke dalam ka:itas. Pembuatan conviniece form untuk preparasi tumpatan amalgam diperlukan "uga sehingga meluaskan lapangan penglihatan pada waktu preparasi. 5isalnya ' M Pada ka:itas pit dan isur, di permukaan luar hanya terdapat ka:itas yang kecil dan sempit. *etapi bagian dalam ka:itas sudah meluas. Sehubungan dengan ini maka ka:itas perlu dilebarkan pada permukaan luar sebelum ka:itas sebelah dalam dipreparasi. M Pada ka:itas aproksimal, di mana masih ada kontak dengan gigi tetangga yang letaknya tersembunyi dan tidak terlihat dari luarnya. 4ntuk preparasi ka:itas tersebut sebelumnya harus dipreparasi dahulu "aringan gigi sebelah oklusal, bukal, lingual 2 palatal sekitar aproksimal ka:itas yang baik. M 5emilih alat L alat yang kecil ukurannya. Pedodonsia *erapan (( 0.2 Finishin! the "namel Mar!in &)eng%a$uskan dinding # te(i ka8itas'

+#

/inishing the enamel margin adlah tindakan untuk membuat dinding yang halus dan rata dengan tu"uan mendapatkan kontak marginal yang baik. 0.3 #oilet of Ca ity &)em ersi%kan ka8itas de ris # sisa 9 sisa (re(arasi' Toilet of cavity yaitu bertu"uan membersihkan ka:itas dari debris 2 sisa L sisa preparasi. *ingkatan peker"aan preparasi ka:itas yang terakhir ini ialah ' M 0a:itas dibersihkan dari debris dengan air. M 0a:itas diperiksa lagi pada ka:itas, mungkin masih terdapat "aringan karies yang harus segera dikeluarkan. M 0emudian dinding L dinding ka:itas, diulas dengan alkohol atau steliri5ing agent lain, dan dikeringkan dengan semprotan udara. M 0a:itas yang telah memenuhi syarat tersebut di atas harus tetap di"aga terhadap semua kotoran L kotoran, kuman L kuman dan sali:a dengan memblokir kelen"ar ludah dengan cotton roll sebelum pemberian basis dan mengisi tumpatan.

You might also like