You are on page 1of 49

Pelumasan dan Pendinginan Mesin

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Sistem Pelumasan

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Klasifikasi Oli Mesin


API (American
SAE adalah singkatan

Petroleum Institute) membagi pelumas berdasarkan kualitas yang disusun berdasarkan alphabet.

dari Society of Automotive Engineers atau Ikatan Ahli Teknik Otomotif yang menetapkan standar kekentalan pada suhu 100oC. Angka di belakang huruf SAE menunjukkan tingkat kekentalannya.

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Pelumas Mono & Multi Grade


Pelumas

monograde yaitu pelumas yang indeks kekentalannya dinyatakan hanya satu angka dimana makin rendah angkanya maka makin rendah pula viskositasnya dan oli tersebut makin encer (SAE 10, SAE 20).

Oli multigrade yaitu oli yang indeks

kekentalannya dinyatakan lebih dari satu angka.

dalam

Oli dengan range tertentu (SAE 10 W-

30 dan SAE 20W-40) menunjukkan terjadinya sedikit perubahan kekentalan terhadap suhu.

Bila pada kemasan oli tersebut tertera

angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin, pelumas bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.

Arti huruf "W" adalah winter/dingin

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

yang menunjukkan oli jenis ini dapat digunakan pada daerah beriklim dingin.

Pelumas Mineral & Sintetik


Pelumas mineral

dibuat dari bahan dasar (base oil) yang berasal dari minyak mentah (crude oil) dengan tambahan aditif sekitar 10-20%.

Pelumas sintetik dibuat dari

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

unsur-unsur kimia sintetik baik bahan dasarnya maupun aditifnya. Bahan kimia yang banyak diaplikasi sebagai pengganti minyak mentah adalah polyalphaolefins, ester berbasa dua, ester organofosfat, ester silikat, glikol polialkilena, silikon atau fluor hidrokarbon. Karena mengandalkan bahan sintetik dan proses pembuatannya pun cukup rumit maka harga pelumas sintetik menjadi jauh lebih mahal dari pelumas mineral

Pelumas Semi Sintetis


Diperoleh dengan cara

mencampur (blending) antara pelumas sintetis dengan pelumas mineral. Sehingga diperoleh kombinasi dari 2 sifat komponen penyusunnya. Dari sisi unjuk kerja memiliki kelebihan dari pelumas mineral.
6 Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Kelebihan Pelumas Mineral


Lebih murah
Untuk kondisi

Dalam kondisi normal

pemakaian normal keandalannya telah teruji.

mampu memenuhi semua unsur perlindungan yang diperlukan mesin sesuai dengan spesifikasi mesin tersebut

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Kelebihan Pelumas Sintetik


Mempunyai daya tahan Umumnya memiliki

lebih tinggi saat mesin dioperasikan dalam kondisi kerja yang berat. Diperlukan di daerah yang beriklim sangat dingin seperti di Amerika Utara. Memiliki kestabilan cair alami yang memberikan aliran pelumas yang lebih baik di dalam mesin meski temperatur sangat rendah.

rentang kekentalan yang sangat luas / besar sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap berbagai perubahan temperatur. Ada tingkat kekentalannya sangat ekstrim, misalnya SAE 10W-60 atau 5W-50 dimana kekentalan seperti ini memiliki sifat dingin tidak beku, panas tidak encer.

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Kategori Minyak Pelumas


Untuk melihat performa

Oli kualitas tinggi

dan penggunaan biasanya produsen mengacu pada standar API (American Petrolium Industry). Untuk mesin otto umumnya menggunakan kode SA, SB, SF, SG dan seterusnya.

dengan kode SF melindungi sistem kerja mesin dengan daya tahan lebih tinggi dibanding oli kategori SE. Sedangkan oli kategori SG dapat digunakan pada temperatur tinggi dengan anti oksidan yang dapat melindungi kerja mesin.

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Kategori Minyak Pelumas


Konstruksi sistem pelumasan Pelumas mesin diesel

mesin diesel berbeda dengan mesin otto. Mesin diesel lebih banyak menghasilkan sisa pembuangan karbon. Hal ini membuat mesin diesel memerlukan filter oli khusus dan pendingin oli (oil cooler). Piranti ini diperlukan untuk mendinginkan minyak pelumas, karena temperatur kerjanya tinggi.

10

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

menggunakan kode C yang merupakan singkatan dari commerce atau compression. Huruf di belakang C menandakan tingkatan mutu sesuai dengan urutan alfabet. Semakin mendekati huruf Z maka semakin baik mutunya. Spesifikasi minyak pelumas mesin diesel yang beredar adalah CI-4 diesel 4 tak. Minyak pelumas ini diperkenalkan tahun 2002 untuk menggantikan CD, CE, CF-4. CG-4 dan CH- 4.

Fungsi Minyak Pelumas


Membentuk oil film

untuk mencegah kontak langsung permukaan logam dengan logam. Mengurangi gesekan, mencegah keausan dan panas. Mendinginkan bagian bagian mesin
11 Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Sebagai seal (perapat)

antara torak dengan dinding silinder. Mengeluarkan kotoran dari bagianbagian mesin Mencegah karat pada bagian-bagian mesin.

Syarat Minyak Pelumas


Harus mempunyai

kekentalan yang tepat Kekentalan harus stabil terhadap pengaruh suhu Oli mesin harus sesuai dengan penggunaan logam

Tidak merusak (anti

karat) terhadap komponen Tidak menimbulkan busa

12

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Karakteristik Minyak Pelumas


Viscosity Merupakan ukuran dari mengalirnya bahan cair dari minyak pelumas dihitung dalam ukuran standard dimana makin besar perlawanannya untuk mengalir berarti makin tinggi viscositynya dan begitu juga sebaliknya.
Viscosity Index Tinggi rendahnya indeks ini menunjukkan ketahanan kekentalan minyak pelumas terhadap perubahan suhu. Makin tinggi angka indeks minyak pelumas maka makin kecil perubahan viscosity-nya pada penurunan atau kenaikan suhu. Nilai viscosity index ini dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
HVI (High Viscosity Index) di

atas 80. MVI (Medium Viscosity Index) 40 80. LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40.

13

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Flash Point Flash point atau titik nyala merupakan suhu terendah pada waktu minyak pelumas menyala seketika. Pengukuran titik nyala ini menggunakan alatalat yang standard tetapi metodenya berlainan tergantung dari produk yang diukur titik nyalanya.
Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Pour Point Merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak bisa mengalir dan kemudian menjadi beku. Pour point perlu diketahui untuk minyak pelumas yang dalam pemakaiannya mencapai suhu yang dingin atau bekerja pada lingkungan udara yang dingin.

14

Carbon Residue

Total Base Number (TBN)


Menunjukkan tinggi rendahnya

Merupakan jenis persentasi

ketahanan minyak pelumas terhadap pengaruh pengasaman, biasanya pada minyak pelumas baru (fresh oil).

karbon yang mengendap apabila oli diuapkan pada suatu tes khusus.

Density
Menyatakan berat jenis oli

Setelah minyak pelumas tersebut

dipakai dalam jangka waktu tertentu maka nilai TBN ini akan menurun. penurunan TBN ini tidak boleh kurang dari satu dan lebih baik diganti dengan minyak pelumas baru karena ketahanan dari minyak pelumas tersebut sudah tidak ada.

pelumas pada kondisi dan temperatur tertentu.

Emulsification & Demulsibility


Sifat pemisahan oli dengan air

Untuk mesin bensin atau diesel,

dimana sifat ini perlu diperhatikan terhadap oli yang kemungkinan bersentuhan dengan air.

15

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Defenisi Pelumasan Mesin


Sistem pelumasan

mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponenkomponen yang bergesekan.
Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

16

Komponen Pelumasan Mesin


Pompa oli berfungsi

menghisap oli dari bak oli (oil pan) kemudian menyalurkan ke bagianbagian mesin yang bergerak. Ada 2 model pompa :
(a) Model roda gigi (tipe

internal gear dan tipe external gear) dan (b) Model trochoid yang dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan rotor yang digerakkan).
17

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Sistem pengaturan

tekanan berfungsi sebagai pengatur tekanan oli di dalam rumah pompa untuk menjaga tekanan oli agar tetap konstan

18

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Saringan oli (oil

filter) berfungsi membantu menjaga kebersihan oli dan menahan serbukserbuk dari dalam mesin yang dapat merusak bantalanbantalan (bearing) atau bagian mesin lainnya.

19

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Cara Kerja Pelumasan Mesin

Pompa oli bekerja berdasarkan putaran poros engkol.

Pompa oli melakukan hisapan oli dari oil pan dan saringan kasar pada bak oli.

melalui filter oli kemudian oli melumasi komponen-komponen mesin dan kembali ke bak oli oleh gaya gravitasinya sendiri. Begitu seterusnya sirkulasi pelumasan terjadi terus-menerus. 20
Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Oli yang terhisap kemudian ditekan melalui sistem pengatur tekanan dan

Penampang Pelumasan di Mesin

21

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Sistem Pendinginan

22

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Kehilangan Energi Panas di Motor Bakar


Distribusi Kehilangan Panas
Energi panas yang diubah

menjadi energi mekanik 25 % Kerugian pendinginan 32 % Ke gas buang 34 % Gesekan 6% Penggerak pompa atau alternator sebesar 3 %.

Distribusi Energi Panas


gesekan pompa 3% 6% Kerja 25%

pendingin 32% gasbuang 34%

23

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Kehilangan Energi Panas di Motor Bakar

24

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Fungsi Sistem Pendinginan


Sistem pendinginan

mesin berfungsi untuk mengurangi keausan komponenkomponen mesin melalui penyerapan panas agar tidak terjadi over heating (panas berlebihan)

Over heating dapat

mengakibatkan pemuaian serta tingkat gesekan yang lebih besar.

25

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Jenis Sistem Pendingin


Sistem Pendingin Udara Sistem Pendingin Air

26

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Sistem Pendingin Udara

27

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Perbedaan Sistem Pendingin Udara & Air


Pendingin Air Fluida kerja air/coolant Digunakan untuk mesin dengan diameter silinder > 150 mm Kapasitas mesin besar Memerlukan pompa sirkulasi & radiator Banyak digunakan pada mesin dinamis/bergerak misalnya mobil, dll. Pendingin Udara Fluida kerja udara Untuk mesin kapasitas kecil Tidak memerlukan pompa sirkulasi & radiator Untuk daya yang sama beratnya lebih ringan Temperatur udara atm tidak melampaui 70- 80oC Terdapat perbedaan temperatur yang lebih besar antara udara atm dengan dinding silinder sehingga proses pendinginan lebih efektif terutama pada hari panas Memiliki katup, lubang dan saluran pembuangan Memiliki busi yang lebih panas Banyak digunakan pada mesin stasioner, portabel, sepeda motor & mesin konstruksi silinder berhadapan.

28

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Jenis Sistem Pendingin Udara


Sistem pendinginan

udara yaitu sistem pendinginan yang menggunakan udara sebagai fluida pendingin.

Sistem pendinginan

udara dapat dikelompokkan menjadi :


sistem pendinginan

udara secara alami (natural air cooling system) sistem pendinginan udara secara paksa (Forced air cooling system).

29

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Komponen Utama Pendingin Udara


Komponen utama adalah

sirip pendingin Bila semakin luas sirip pendingin maka semakin efektif pembuangan panas Tetapi semakin luas sistem pendingin, suara mesin semakin kasar akibat resonansi suara yang dihasilkan sirip pendingin. Untuk mengatasi hal tersebut maka dipasang karet peredam suara pada sirip pendingin .
30 Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Upaya lain yang dilakukan

untuk meningkatkan efektifitas pendinginan adalah menggunakan sistem pendingin paksa. Pada sistem pendinginan udara paksa digunakan kipas pendingin untuk membantu meningkatkan sirkulasi udara pendingin.

Sistem Pendingin Udara

sistem pendinginan udara secara alami

sistem pendinginan udara secara paksa

31

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Sistem Pendingin Udara


Dalam sistem ini, panas

mesin langsung dilepaskan ke udara. Mesin dengan sistem pendinginan udara mempunyai desain pada silinder mesin terdapat sirip pendingin untuk memperluas bidang perpindahan panas antara mesin dengan udara sehingga pelepasan panas berlangsung lebih cepat.
32

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Sistem Pendinginan Air

33

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Sistem

pendinginan air merupakan suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk menyerap panas yang dihasilkan panas pembakaran di ruang bakar dengan media air/coolant yang disirkulasikan oleh pompa.
Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

34

Skema Sistem Pendingin Air


Keterangan

1. Water Jacket (Kantong air) 2. Upper hose radiator 3. Lower hose radiator 4. Radiator 5. Thermostat
6. Pompa Air 7. Kipas Pendingin 8. Tutup Radiator 9. Reservoir

35

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Contoh Sistem Pendinginan Air Honda NSR 150R

36

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Fungsi Tiap Komponen Pendingin Air

37

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Air Pendingin
Merupakan media

Guna meningkatkan

pendingin yang mengambil panas dari mesin. Air yang telah panas dialirkan ke radiator untuk didinginkan setelah dingin dihisap oleh pompa untuk disirkulasikan ke blok mesin.
38

efektifitas pendingin maka air pendingin dicampur dengan water treatment anti beku (coolant). Komposisi campuran adalah 50 % air dan 50 % coolant, dengan tambahan bahan tersebut titik beku air dapat mencapai - 35 C.
Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Berfungsi

Radiator

mendinginkan cairan pendingin yang telah menjadi panas setelah melalui saluran water jacket.

39

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Tutup Radiator
Berfungsi untuk

menaikkan dan menstabilkan tekanan air dalam sistem pendinginan (mengatur tekanan air)

40

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Reservoir
Berfungsi sebagai

persediaan air (tangki cadangan bila air pada radiator berlebihan) dan untuk menyeimbangkan perbedaan volume air pendingin akibat panas.

41

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Slang Karet
Slang Karet (upper

hose dan lower hose ) berfungsi memindahkan air pendingin dari/ke water jacket melalui radiator

42

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Thermostat seperti katup

otomatis yang mengatur masuk atau tidaknya air pendingin masuk ke radiator. Prinsip kerjanya yaitu bila air pendingin yang berada di water jacket masih dingin maka thermostat tidak akan membuka saluran ke radiator karena uap yang dari panasnya tidak mampu untuk membuka katup thermostat maka air pendingin itu akan kembali untuk bersirkulasi di dalam mesin melalui saluran by pass.
43
Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Thermostat
Thermostat akan

membuka saat temperatur air pendingin berkisar 80oC 90oC.

Kipas Pendingin
Berfungsi menambah

pendinginan pada radiator untuk membantu mempercepat penyerapan radiasi panas ke udara luar. Kipas radiator ada yang digerakkan secara mekanik oleh poros engkol dan ada pula yang digerakkan oleh motor listrik yang menempel di kipas radiator itu.
44 Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Pompa Air
Berfungsi

memompakan cairan pendingin agar bersirkulasi di dalam sistem pendingin.

45

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Jika mesin dibelah maka

Water Jacket

akan terlihat ada ruangruangan seperti saluran air yang menyelimuti ruang bakar dan komponen di sekitarnya. Saluran tersebut dinamakan Water Jacket. Water Jacket atau kantong air tersebut berfungsi sebagai tempat bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin untuk menyerap panas pembakaran secara langsung.
Penampang Water Jacket (berwarna biru)
46 Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Komponen Sistem Pendingin Air


8 2 10

Keterangan 7
1.Radiator 2. Slang Karet (upper hose) 3. Slang Karet (lower hose) 4. Thermostat 5. Kipas (fan) 6. Pompa Air (water pump) 7. Kantong air (Water Jacket) 8. Tutup Radiator 9 9. Crankcase 1 10.Cylinder Head

47

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Prinsip Kerja Sistem Pendingin Air


Mesin Keadaan Dingin
Air pendingin dipompakan

oleh pompa air dan bersirkulasi. Saat mesin masih dalam keadaan dingin, air pendingin masih dalam keadaan dingin dan thermostat masih tertutup sehingga cairan bersirkulasi melalui selang bypass dan kembali ke pompa air. Proses ini juga bertujuan untuk mempercepat mesin mencapai suhu kerja normal yaitu sekitar 80-90oC.

48

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

49

Tulus B. S. - Teknik Mesin USU

Mesin Keadaan Panas Setelah mesin menjadi panas, thermostat terbuka dan katup bypass tertutup dalam bypass sirkuit. Cairan pendingin yang telah menjadi panas di dalam water jacket (yang menyerap panas dari mesin) kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan putaran udara dengan adanya gerakan maju kendaraan itu sendiri. Cairan dingin yang sudah dingin dipompa kembali oleh pompa air ke water jacket. Begitu seterusnya hingga proses ini berulang.

You might also like