You are on page 1of 18

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akad Ijriah Dalam arti luas, ijarah adalah suatu akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah tertentu. Dalam Fikih Islam, ijarah yaitu memberikan sesuatu untuk disewakan. Menurut fatwa DSN ijarah didefinisikan sebagai akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Ijarah (Leasing) berasal dari bahasa Inggris, yaitu Lease yang dalam pengertian umum mengandung arti menyewakan, namun pengertian tersebut sering membawa penafsiran yang kurang tepat dan dapat mengakibatkan kekeliruan dengan istilah lainnya yang mengendung pengertian yang sama, seperti halnya dengan rent/rental. Pada hakikatnya leasing bukanlah seperti apa yang dimaksudkan dengan rental walaupun artinya sama. Leasing bukanlah merupakan perjanjian sewa-menyewa biasa, misalnya sewa-menyewa rumah memiliki konstruksi yang sam Menurut Sayyiq Sabiq dalam fikih sunnah, al ijarah berasal dari kata al ajru yang berarti ganti atau kompensasi. Ijarah sendiri dimaksudkan untuk mengambil suatu manfaat atas suatu barang atau jasa dengan jalan penggantian sewa atau juga upah. Ijarah adalah pemindahan hak guna atas suatu barang dan atau jasa atas pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan kata lain ijarah adalah mengambil manfaat atas suatu barang dengan jalan penggantian sewa atau upah sejumlah tertentu. Aset yang disewakan (objek ijarah) dapat berupa mobil, rumah, peralatan, dan sebagainya. Karena yang ditransfer adalah manfaat dari suatu aset, maka segala sesuatu yang dapat ditransfer manfaatnya dapat menjadi obyek ijarah. Dengan demikian, barang yang dapat habis dikonsumsi tidak dapat menjadi obyek ijarah karena mengambil manfaatnya berarti memilikinya. Bentuk lain dari objek

ijarah adalah manfaat dari suatu jasa yang berasal dari suatu karya atau dari pekerjaan seseorang. Dengan demikian, Ijarah adalah penjualan manfaat atau salah satu bentuk aktivitas antara dua belah pihak yang berakad guna meringankan salah satu pihak atau saling meringankan, serta termasuk salah satu bentuk tolong-menolong yang dianjurkan agama. Pembiayaan ijarah terdapat risiko yang harus diantisipasi oleh bank syariah, walaupun mekanisme dalam pembiayaan ini sangat sederhana. Kelalaian yang disengaja oleh nasabah seperti kurang lancar, diragukan, dan macet, hal ini dapat menimbulkan masalah yang serius dalam hal pendanaan terhadap usaha nasabah. Hal ini yang dapat mengakibatkan bank mengalami kerugian karena dihadapkan kepada masalah angsuran yang macet. Selain risiko yang diakibatkan oleh nasabah dalam menjalankan pembiayaan ini, juga terdapat risiko yang dapat diakibatkan oleh intern dari bank syariah itu sendiri yaitu dari bagian yang menangani masalah pembiayaan. Disini mereka dalam menangani nasabah yang mengajukan pembiayaan bisa dengan sengaja tidak menjalankan prinsip kehati hatian dengan benar sehingga hal ini juga dapat merugikan bank syariah yang telah dipercaya oleh umat dalam menyimpan dananya. Oleh karena itu pihak bank syariah harus dengan tegas menerapkan prinsip kehati-hatian.

2.2 Jenis Akad Ijarah Jenis-jenis Akad Ijarah sebagai berikut : 1. Jenis Akad Ijarah Berdasarkan Objek yang Disewakan Berdasarkan objek yang disewakan, ijarah dapat dibagi 2, yaitu: 1. Manfaat atas aset yang tidak bergerak seperti rumah atau aset bergerak seperti mobil, motor, pakaian dan sebagainya. 2. Manfaat atas jasa berasal dari hasil karya atau dari pekerjaan seseorang.

2. Jenis Akad Ijirah berdasarkan Eksposure Draft PSAK 107 Berdasarkan Eksposure Draft PSAK 107, dapat dibagi 3, namun yang telah dikenal secara luas adalah 2 jenis ijarah yang disebutkan pertama, yaitu: 1. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah atau sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas aset itu sendiri. 2. Ijarah muntahiya bit Tamlik (IMBT) merupakan ijarah dengan waad (janji) dari pemberi sewa berupa perpindahan kepemilikan objek ijarah pada saat tertentu (ED PSAK 107). Skema Ijarah Pemberi Sewa Jasa Penyewa Pengguna Jasa

Keterangan: (1) Penyewa dan pemberi sewa melakukan kesepakatan ijarah (2) Pemberi sewa menyerahkan objek sewa pada penyewa (3) Penyewa melakukan pembayaran Perpindahan kepemilikan suatu aset yang disewakan dari pemilik kepada penyewa, dalam ijarah muntahiya bit tamlik dapat dilakukan jika seluruh pembayaran sewa atas objek ijarah yang dialihkan telah diselesaikan dan objek ijarah telah diserahkan kembali kepada pemberi sewa. Kemudian untuk perpindahan kepemilikan akan dibuat akad baru, terpisah dari akad ijarah sebelumnya.Perpindahan kepemilikan dapat dilakukan melalui: a. Hibah b. Penjualan, dimana harga harus disepakati kedua belah pihak sebelum akad penjualan, namun pelaksanaan pejualan dapat dilakukan: 1) Sebelum akad berakhir, 2) Setelah akad berakhir,

3) Penjualan secara bertahap sesuai dengan waad (janji) pemberi sewa. 3. Jual dan sewa kembali (sale and leasback) atau transaksi jual dan ijarah: Jenis ijarah seperti ini terjadi di mana seseorang menjual aset kepada pihak lain dan menyewa kembali aset tersebut. Alasan dilakukannya transaksi tersebut bisa saja si pemilik aset membutuhkan uang sementara ia masih memerlkan manfaat dari aset tersebut. Transaksi jual dan ijarah harus merupakan transaksi yang terpisah dan tidak saling tergantung (taalluq) sehingga harga jual harus dilakukan pada nilai wajar dan penjual akan mengakui keuntungan atau kerugian pada periode terjadinya penjualan dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi jual tidak dapat diakui sebagai pengurangan atau penambahan beban ijarah yang muncul karena ia menjadi penyewa.

2.3 Dasar Syariah Dasar Syariah Terdiri Atas : 2.3.1 Sumber Hukum Akad Ijarah Sumber Hukum Akad Ijarah Terdiri dari : 1. Al-quran sebagaimana firman Allah SWT : Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhan-mu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan yang lain. Dan rahmat Tuhan-mu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS. AzZukhruf:32) Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 233) Salah seorang dari kedua wanita itu berkata wahai ayahku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (QS. Al-Qasas: 26) 2. As-Sunah Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda: berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu. (HR. Bukhari dan Muslim) Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah bersabda: berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering. (HR. Ibnu Majah) Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya (HR. Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said al-Khudri) Dari Saad bin Abi Waqqash r.a, bahwa Rasulullah bersabda: Dahulu kami menyewa tanah dengan (jalan membayar dari) tanaman yang tumbuh. Lalu

Rasulullah melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang emas atau perak. (HR. Nasai)

2.3.2 Rukun dan Ketentuan Ijarah Rukun Ijarah ada 3 macam yaitu : 1. Pelaku yang terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa/lesson/mujjir dan penyewa/pengguna jasa/lessee/mustajir. 2. Objek akad ijarah berupa: manfaat aset/majur dan pembayaran sewa; atau manfaat jasa dan pembayaran upah. 3. Ijab kabul/serah terima.

Ketentuan Ijarah sebagai berikut : 1. Pelaku, harus cakap hukum dan baligh 2. Objek akad ijarah a. Manfaat aset/jasa adalah sebagai berikut : 1) Harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak, misalnya sewa komputer, maka komputer itu harus dapat berfungsi sebagai mestinya dan tidak rusak. 2) Harus yang bersifat dibolehkan secara syariah (tidak diharamkan); maka ijarah atas objek sewa yang melanggar perintah Allah tidak sah. Misalnya mengupah seseorang untuk membunuh, menyewakan rumah untuk tempat main judi atau menjual kamar dal lain sebagainya. 3) Dapat dialihkan secara syariah, contoh manfaat yang tidak dapat dialihkan secara syariah sehingga tidak sah akadnya: a) Kewajiban shalat, puasa tidak dapat dialihkan karena ia merupakan kewajiban setiap individu. b) Mempekerjakan seseorang untuk membaca Al-Quran dan

pahalanya (manfaatnya) ditujukan untuk orang tertentu, karena pahala/nilai kebaikan akan kembali pada yang membacanya, sehingga tidak ada manfaat yang dapat dialihkan. c) Barang yang dapat habis dikonsumsi tidak dapat dijadikan objek ijarah karena mengambil manfaat darinya sama saja dengan memilikinya/menguasainya. Misalnya makanan/minuman/buahbuahan atau uang (kas), jika mengambil manfaat darinya berarti menggunakannya. 4) Harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan ketidaktahuan yang dapat menimbulkan sengketa, misalnya kondisi fisik mobil yang disewa. Untuk mengetahui kejelasan manfaat dari suatu aset dapat dilakukan identifikasi aset. 5) Jangka waktu penggunaan menfaat ditentukan dengan jelas, misalnya 2 tahun.

b. Sewa dan upah, yaitu sesuatu yang dijanjikan dan dibayar penyewa atau pengguna jasa kepada pemberi sewa atau pemberi jasa sebagai pembayaran atas manfaat aset atau jasa yang digunakan. 1) Harus jelas besarnya dan diketahui oleh para pihak yang berakad. Misalnya, Berkah Toserba merekrut karyawannya yang ditugaskan sebagai pramuniaga (hubungannya adalah pekerja dan pemberi kerja) dan gaji yang disepakati sebesar Rp2 juta per bulan. Tidak boleh menyatakan gajinya tergantung dari penjualan perusahaan karena besarnya menjadi tidak pasti. 2) Boleh dibayar dalam bentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang serupa dengan objek akad. 3) Bersifat felaksibel, dalam arti dapat berbeda untuk ukuran waktu, tempat dan jarak serta lainnya yang berbeda. Misanya, sewa atas mobil yang jenisnya sama misalnya Innova 2006, di Jakarta sewa per hari Rp500.000 sedangkan di Yogyakarta Rp400.000, atau

menyewakan toko kalau digunakan untuk menjual pakaian harga sewanya Rp20 juta per tahun tapi kalau digunakan untuk bengkel Rp25 juta per tahun atau sewa toko untuk 1 tahun Rp25 juta tapi kalo 2 tahun Rp45 juta. Begitu di sepakati maka harga sewa akan mengikat dan tidak boleh berubah selama masa akad. c. Ketentuan Syariah untuk Ijarah Muntahiya bit Tamlik. 1) Pihak yang melakukan Ijarah Muntahiya bit Malik harus

melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli ataupun pemberian, hanya dapat dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah. 2) Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad ijarah adalah waad, yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah. 3) Ijab kabul adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis,

10

melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern. 3. Ijab Kabul Ijab Kabul ialah Pernyataan dan Ekspresi salin rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.

2.3.3 Berakhirnya Akad Ijarah Berakhirnya Akad Ijarah Sebagai Berikut : 1. Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian, namun kontrak masih dapat berlaku walaupun dalam perjanjian sudah selesai dengan beberapa alasan, misalnya keterlambatan masa panen jika menyewakan lahan untuk pertanian, maka dimungkinkan berakhirnya akda setelah panen selesai. 2. Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat menghentikan akad ijarah. 3. Terjadi kerusakan aset. 4. Penyewa tidak dapat membayar sewa. 5. Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk meneruskan akad karena memberatkannya. Kalau ahli waris merasa tidak masalah maka akad tetap berlangsung. Kecuali akadnya adalah upah menyusui maka bila sang bayi atau yang menyusui meninggal maka akadnya menjadi batal.

2.3.4 Perbedaan Ijarah dan Leasing Ada orang berpendapat ijarah sama dengan leasing, padahal pendapat ini tidak sepenuhnya benar, Karim (2003) mencoba membandingkan ijarah dengan leasing sebagai berikut: No Keterangan 1 Objek 2 Metode Pembayaran Ijarah Leasing Manfaat barang dan jasa Manfaat barang saja Tergantun atau tidak Tidak tergantung pada

11

Perpindahan Kepemilikan

Jenis Leasing Lainnya

tergantung pada kondisi kondisi barang/jasa barang/jasa yang yang disewakan disewakan a. Ijarah a. Sewa guna Tidak ada operasi perpindahan Tidak ada kepemilikan transfer b. IMBT kepemilikan Janji untuk menjual/ b. Sewa guna menghibahkan di dengan opsi: awal alad Memiliki opsi membeli atau tidak membeli di akhir masa sewa. a. Lease Purchase a. Lease Purchase Tidak diperbolehkan Dibolehkan karena akadnya b. Sale and Lease gharar, yakni antara back sewa dan beli. Dibolehkan b. Sale and Lease back Dibolehkan

Tabel diatas memberikan ikhtiar perbedaan dan kesamaan antara ijarah dan Leasing. Sedikitnya ada empat aspek yang dapat dicermati, yakni: objek, metode pembayaran, perpindahak mepemilikannya, dan jenis leasing. 1. Objek Dalam Ijarah, objek yang disewakan dapat berupa aset maupun jasa/tenaga kerja. Ijarah bila diterapkan untuk mendapatkan manfaat dari aset disebut sewa-menyewa, sedangkan bila diterapkan untuk mendapatkan manfaat tenaga kerja/jasa disebut upah-mengupah (ujrah). Dalam leasing hanya berlaku untuk sewa-menyewa aset saja, dengan kata lain terbatas pada pemanfaatan aset. Dengan demikian, ijarah memiiki cakupan yang lebih luas dari pada leasing. 2. Metode pembayaran Dalam ijarah, metode pembayaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ijarah yang pembayarannya tergantung pada kinerja objek yang disewa (contingent to performance) dan ijarah yang pembayarannya tidak tergantung pada kinerja yang disewa (not contingen to performance). Contoh akad ijarah yang

12

pembayarannya tidak tergantung pada kinerja objek yang disewakan adalah gaji atau sewa. Sedangkan contoh akad ijarah yang pembayarannya tergantung pada kinerja objek yang disebut jualah atau success fee (misalnya bagi siapa yang menemukan handphone yang hilang akan diberikan uang sebesar Rp500 ribu). 3. Perpindahan kepemilikan Pada dasarnya akad ijarah sama seperti operating lease, yakni dipindahkan adalah manfaat dari aset yang disewakan. Untuk jenis akad ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT), kepemilikan aset tetap pada pemberi sewa dan si penyewa mengambil manfaat/menggunakan aset tersebut. Namun, pemberi sewa di awal akad berjanji (waad) kepada pihak penyewa. Pengalihan hak milik atas aset yang bersangkutan dapat dilakukan dengan menjual atau dengan menghibahkannya. Atas pemindahan kepemilikan tersebut akan dibuatkan akad secara terpisah. Dalam financial lease (sisi lessor) atau capital lease (sisi lessee) adalah merupakan bentuk transfer sebagian besar risiko dan keuntungan kepemilikan yang menikat pada lessee, periode jangka panjang, dan lessee akan menanggung semua biaya perbaikan dan pada akhir periode memiliki hak untuk membeli karena risiko barang ditanggung olehnya. Dalam operating lease, hak kepemilikan berada pada pemilik aset, yang dialihkan hanya manfaat dari aset tersebut, dengan demikian akad ijarah atau IMBT merupakan operating lease karena yang ditransfer hanya manfaat dari objek ijarah sedang kepemilikannya tetap pada pemberi sewa. Dari definisi tersebut maka syariah tidak menhalalkan capital/financial lease karena memiliki akad yang tidak jelas (gharar) antara pembeli atau sewa, sedangkan operating lease dibolehkan karena bentuknya seperti sewamenyewa. 4. Jenis leasing lainnya a. Purechase Lease adalah suatu bentuk lease yang menggabungkan antara hak beli dan leasing sekaligus. Ciri dalam purchase lease: pembeli membayar sejumlah uang untuk hak beli yang tidak dapat ditarik kembali

13

serta bukan bagian dari uang muka pembeli, harga jual ditetapkan di awal dan biasanya lebih tinggi dari harga pasar, selama belum terjadi pembelian, pembeli membayar sejumlah uang sewa, perjanjian tidak dapat dibatalkan kecuali gagal bayar yang biasanya objek sewa akan disita oleh lessor, dan tidak ada orang yang dapat membeli aset tersebut setelah perjanjian pembeli dan pemilik. b. Sale and Lease Back (al bai tsumma iadatul ijarah atau jual dan ijarah) adalah suatu bentuk lease di mana penjual barang kepada pembeli kemudian pembeli menyewakan kembali kepada penjual. Alasan dilakukannya transaksi tersebut bisa saja si pemilik aset membutuhkan uang sementara ia masih memerlukan manfaat dari aset tersebut. Akad jenis ini dibolehkan secara syariah, asalkan akad jual dan akad ijarah harus terpisah dan tidak boleh dipersyaratkan.

2.4 PERLAKUAN AKUNTANSI (PSAK 107) 2.4.1 Akuntansi Untuk Pemberi Sewa 1 Biaya perolehan, untuk objek ijarah baik aset berwujud maupun tidak berwujud, diakui saat objek ijarah di peroleh sebesar biaya perolehan. Aset tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut, dan 2. Biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Jurnal: Dr. Aset Ijarah Kr. Kas/Utang XXX XXX

2. Penyusutan, jika aset ijarah tersebut dapat disusutkan/diamortisasi maka penyusutan atau amortisasinya diperlakukan sama untuk aset sejeis seama umur manfaatnya (umur ekonomisnya). Jika aset ijarah untuk akad jenis IMBT maka masa manfaat yang digunakan untuk menghitung penyusutan adalah periode akad IMBT. Jurnal :

14

Dr. Biaya Penyusutan Kr. Akumulasi Penyusutan

XXX XXX

3. Pendapatan Sewa, diakui pada saat menfaat atas aset telah diserahkan kepada penyewa pada akhir periode pelapor. Jika manfaat telah diserahkan tapi perusahaan belum menerima uang, maka akan diakui sebagai piutang pendapatan sewa dan diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan. Jurnal: Dr. Kas/ Piutang Sewa Kr. Pendapatan Sewa 4. Biaya perbaikan Objek Ijarah, adalah tanggungan XXX XXX pemilik, tetapi

pengeluarannya dapat dilakukan oleh pemilik secara langsung atau dilakukan oleh penyewa atas persetujuan pemilik. a. Jika perbaikan rutin yang dilakukan oleh penyewa dengan persetujuan pemilik maka diakui sebagai beban pemilik pada saat terjadinya. Jurnal : Dr. Biaya Perbaikan Kr. Utang XXX XXX

b. Jika perbaikan tidak rutin atas objek ijarah yang dilakukan oleh penyewa diakui pada saat terjadinya. Jurnal : Dr. Biaya Perbaikan Kr. Kas/Utang/Perlengkapan XXX XXX

c. Dalam ijarah muntahiyah bit tamlik melalui penjualan secara bertahap, biaya perbaikan objek ijarah yang dimaksud dalam huruf (a) dan (b) ditanggung pemilik maupun penyewa sebanding dengan bagian

kepemilikan masing-masing atas objek ijarah. Jurnal: Dr. Biaya Perbaikan Kr. Kas/Utang/perlengkapan XXX XXX

5. Perpindahan Kepemilikan Objek Ijarah dalam Ijarah Muntahiyah bit Tamlik dapat dilakukan dengan cara:

15

a. Hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai beban. Jurnal: Dr. Beban Ijarah Dr. Akumulasi Penyusutan Kr. Aset Ijarah XXX XXX XXX

b. Penjualan sebelumnya berakhirnya masa, sebesar sisa cicilan sewa atau jumlaah yang disepakati, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Jurnal : Dr. Kas/Piutang Dr. Akumulasi Penyusutan Dr. Kerugian Kr. Keuntungan Kr. Aset Ijarah XXX XXX XXX XXX XXX

c. Penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Jurnal : Dr. Kas Dr. Kerugian Dr. Akumulasi Penyusutan Kr. Keuntungan Kr. Aset Ijarah d. Penjualan objek ijarah secara bertahap, maka: 1) Selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek ijarah yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Jurnal : Dr. Kas Dr. Kerugian Dr. Akumulasi Penyusutan Kr. Keuntungan Kr. Aset Ijarah XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX

16

2) Bagian objek ijarah yang tidak diberi penyewa di akui sebagai aset tidak lanacar atau aset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan aset tersebut. Jurnal : Dr. Aset Lancar/tidak lancar Dr. Akumulasi Penyusutan Kr. Aset Ijarah XXX XXX XXX

Seluruh beban maupun keuntungan/kerugian yang timbul akibat penjualan ijarah tersebut diakui sebagai beban/keuntungan/kerugian pada periode berjalan. Keuntungan/kerugian yang timbul tidak dapat diakui sebagai pengurangan atau penambahan dari beban ijarah. 6. Penyajian, pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi bebanbeban yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya. 7. Pengungkapan, pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik, tetapi tidak terbatas pada: a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada: 1) Keberadaan waad pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika ada waad pengalihan kepemilikan); 2) Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut; 3) Agunan yang digunakan (jika ada); b. Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap kelompok aset ijarah. c. Keberadaan transaksi jual dan ijarah (jika ada). 2.4.2 Akuntansi Untuk Penyewa (Mustajir) 1 Beban Sewa, diakui selama masa akad pada saat manfaat atas aset telah diterima. Jurnal pencatatannya: Dr. Beban Sewa XXX

17

Kr. Kas/Itang

XXX

Untuk pengakuan sewa diukur sejumlah yang harus dibayar aas manfaat yang telah diterima. 2 Biaya pemeliharaan objek ijarah, yang disepakati dalam akad menjadi tanggungan penyewa diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Sedangkan dalam ijarah muntahiya bit tamlik melalui penjualan objek ijarah secara bertahap, biaya pemeliharaan objek ijarah yang menjadi beban penyewa akan meningkat sejalan dengan peningkatan kepemilikan objek ijarah. Jurnal : Dr. Beban Pemeliharaan Ijarah Kr. Kas/Utang/Perlengkapan XXX XXX

Jurnal pencatatan atas biaya pemeliharaan yang menjadi tanggungan pemberi sewa tapi bayarannya terlebih dahulu oleh penyewa. Dr. Piutang Kr. Kas/Utang/Perlengkapan 3 XXX XXX

Pemindahan kepemilikan, dalam ijarah muntahiya bit tamlik dapat dilakukan dengan cara : a. Hibah, maka penyewa mengakui aset dan keuntungan sebesar nilai wajar objek ijarah yang diterima. Jurnal : Dr. Aset Nonkas (Eks Ijarah) Kr. Keuntungan XXX XXX

b. Pembelian sebelum masa akad berakhir, maka penyewa mengakui aset sebesar pembayaran sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati. Jurnal : Dr. Aset Nonkas (Eks Ijarah) Kr. Kas XXX XXX

c. Pembelian setelah masa kad berakhir, maka penyewa mengakui aset sebesar pembayaran yang disepakati. Jurnal : Dr. Aset Nonkas (Eks Ijarah) XXX

18

Kr. Kas

XXX

d. Pembelian objek ijarah secara bertahap, maka penyewa mengakui aset sebesar biaya perolehan objek ijarah yang diterima. Jurnal : Dr. Aset Nonkas (Eks Ijarah) Kr. Kas Kr. Utang 4 XXX XXX XXX

Jika suatu entitas/penyewa menyewakan kembali aset ijarah lebih lanjut pada pihak lain atas aset yang sebelumnya disewa, ia perlakuan akuntansi untuk pemilik dan akuntansi penyewa dalam PSAK ini.

Pengungkapan, penyewa menungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik, tetapi idak terbatas pada a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada : 1) Total Pembayaran 2) Keberadaan Awad pemilik 3) Pembatas-pembatas 4) Agunan yang digunakan (jika ada). b. Keberadaan transaksi jual dan ijarah dan keuntungan atau kerugian yang diikuti (jika ada transasksi jual dan ijarah).

2.5 Ilustrasi Akad Ijarah 2.5.1 Kasus Ijarah Transaksi (dalam ribuan rupiah) Pemberi Sewa Penyewa

Tgl. 2 Januari 2007 Saat Pembelian Aset dari PT. B : Pemberi sewa dan penyewa Aset Ijarah 150.000 menandatangani akad ijarah atas mobil Kas 150.000 sewa 3 tahun. Disepakati bahwa pembayaran dilakukan setiap bulan sebesar Rp12.500. Pemberi sewa memberi mobil yang disewakan sebesar Rp150.000 dari PT B.
19

Saat menerima pendapatan dari penyewa : Kas 12.500 Pendapatan Sewa 1.500 Setiap penerimaan pendapatan sewa pada awal bulan Pada akhir periode dilakukan alokasi untuk beban depresiasi selama 5 tahun sesuai masa manfaat mobil dengan metode garis lurus. Penyajian pada akhir tahun pertama untuk aset ijarah Kas 12.500 Pendapatan Sewa 1.500 Beban Penyusutan 30.000 Akm. Penyusutan 30.000

Beban Sewa 12.500 Kas 12.500 Beban Sewa 12.500 Kas 12.500

Aset Ijarah 150.000 Akumulasi Penyusutan 30.000 120.000 Pada saat akhir kontrak aset ijarah Aset Nonkas dikembalikan kepada pembero sewa, (Eks Ijarah) 150.000 sehingga dibuatkan ayat jurnal Aset ijarah 150.000 reklasikasi

2.5.2 Kasus IMBT Transaksi (dalam ribuan rupiah) Pemberi Sewa Penyewa

Tgl. 2 Januari 2007 Saat Pembelian Aset dari PT. B : Pemberi sewa dan penyewa Aset Ijarah 150.000 menandatangani akad ijarah atas mobil Kas 150.000 sewa 3 tahun. Disepakati bahwa pembayaran dilakukan setiap bulan sebesar Rp12.500. Pemberi sewa memberi mobil yang disewakan sebesar Rp150.000 dari PT B, dan disepakati bahwa pada akhir masa sewa akn dibeli oleh penyewa Setiap penerimaan pendapatan sewa pada awal bulan Pada akhir periode dilakukan alokasi untuk beban depresiasi selama 5 tahun sesuai masa manfaat mobil dengan metode garis lurus. Saat menerima pendapatan dari penyewa : Kas 12.500 Pendapatan Sewa 12.500 Kas 12.500 Pendapatan Sewa 1.500 Beban Penyusutan 30.000 Akm. Penyusutan 30.000 Beban Sewa 12.500 Kas 12.500 Beban Sewa 12.500 Kas 12.500

20

Penyajian pada akhir tahun untuk aset ijarah, jurnal untuk tahun ke-2 dan ke-3 sama dengan pencatatan di atas. Pada saat akhir kontrak aset ijarah dijual kepada pemberi sewa secara tunai Rp65.000, di lakukan dengan akad jual beli Apabila pada saat akhir kontrak aset ijarah dihibahkan dari pemberi sewa kepada penyewa dan nilai wajar Rp40.000.

Aset Ijarah 150.000 Akumulasi Penyusutan 30.000 120.000 Kas 65.000 Akm. Penyusutan 90.000 Aset Ijarah 150.000 Keuntungan Penjualan 5.000 Beban Ijarah 60.000 Akm. Penyusutan 90.000 Aset Ijarah 150.000

Aset Nonkas Kas Aset Nonkas Keuntungan

65.000 65.000 40.000 40.000

21

You might also like