Professional Documents
Culture Documents
Desy Hardyanti Kalsum Fajriah Rahmadiah Linda Novita sari Kasnawati Ummi Purwanti Erlinda Iin Meutia Gayatri
Sejarah Etika
1. Etika Periode Yunani Penyelidikan para ahli filsafat tidak banyak memperhatikan masalah Etika. Kebanyakan dari mereka melakukan penyidikan mengenai alam. misalnya : bagimana alam ini terjadi ? apa yang menjadi unsur utama alam ini ? dan lain lain. 2. Etika Abad Pertengahan Berkeyakinan bahwa kenyataan hakikat telah diterima dari wahyu. dan apa yang terkandung dan diajarkan oleh wahyu adlah benar. jadi manusia tidak perlu lagi bersusah - bersusah menyeliiki tentang kebenaran hakikat, karena semuanya telah diatur oleh Tuhan. 3. Etika Periode Bangsa Arab Bangsa Arab pada masa ini, telah puas mengambil etika dari agama dan tidak merasa butuh untuk menyelidiki mengenai dasar baik dan buruk. oleh karena itu, agama banyak menjadi dasar buku - buku yang dilukiskan di dalam etika. 4. Etika Periode Abad Modern Pada masa ini, segala sesuatu dikecam dan diselidki, sehingga tegaklah kemerdekaan berfikir. Dan mulai melihat segala sesuatu dengan pandangan baru, dan mempertimbangkanya dengan ukuran yang baru.
Pengertian Etika
Etika secara etimologi, berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom), norma-norma, nilai-nilai, kaidah - kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz - azaz akhlak (moral). Berbagai pengertian tentang etika pun banyak bermunculan, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini: Drs. O.P. SIMORANGKIR : Bahwa etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Drs. Sidi Gajalba : Bahwa dalam sistematika filsafat, etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Drs. H. Burhanudin Salam : Bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusiadalamhidupnya.
Pengertian Moral
Secara etimologi, istilah Moral berasal dari bahasa Latin.
buruk.
Pembagian Etika
Dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut :
Etika Deskriptif
Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Etika Normatif Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai norma norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari hari.
menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat
Kegunaan Etika
Pertama,
masyarakat sekarang ini semakin pluralistik atau majemuk, baik dari suku, daerah, agama yang berbeda-beda; demikian pula dalam bidang moralitas. Kedua, masa transformasi (perubahan) masyarakat yang tanpa tanding. Perubahan yang diakibatkan gelombang modernisasi merupakan kekuatan yang menghantam semua segi kehidupan manusia. Kehidupan di kota sudah jauh berbeda dibanding tahuntahun sebelumnya. Ketiga, perubahan sosial budaya yang terjadi itu dapat dipergunakan oleh berbagai pihak untuk memancing di air keruh. Mereka menawarkan ideologi-ideologi mereka sebagai obat penyelamat. Etika dapat membuat kita sanggup untuk menghadapi ideologi tersebut secara kritis dan objektif, dan untuk membentuk penilaian kita sendiri, agar tidak terlalu mudah terpancing. Etika juga membantu kita jangan naif atau ekstrem, yaitu jangan cepatcepat memeluk segala pandangan yang baru, tetapi juga jangan menolak nilai-nilai hanya karena baru dan belum biasa. Keempat, etika juga diperlukan oleh kaum agama yang di satu fihak menemukan dasar kemantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka, dan di lain pihak sekaligus mau berpartisipasi tanpa takut-takut dengan tidak menutup diri dari
TERIMA KASIH