You are on page 1of 7

LAPORAN STUDI KASUS

FADLI MUIZ OLAHRAGA PRESTASI PENDIDIKAN KEPELATIHAN 6315123162

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang: Saya bernama Fadli Muiz, mahasiswa Pendidikan Kepelatihan (FIK) UNJ. Saya diberikan tugas membuat studi kasus oleh Ibu Eti Hayati, S.Pd. karena saya izin untuk tidak mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia. Setelah itu, saya belajar membuat studi kasus untuk pertama kalinya. Ragam Bahasa Lisan Mahasiswa FIK UNJ adalah judul laporan studi kasus yang harus saya pelajari. Pada awalnya, Saya mulai mengamati bahasa lisan teman-teman di kampus FIK UNJ. Kemudian, saya menemukan berbagai fakta menarik tentang ragam bahasa lisan mahasiswa FIK UNJ. Samakin lama, semakin banyak fakta yang saya jumpai. Diawali dengan mengamati percakapan teman kelas Kepelatihan Reguler12, teman FIK12, teman sesama asal daerah, teman sesama jurusan, hingga seluruh mahasiwa di fakultas. Pada umumnya, bahasa lisan yang digunakan mahasiswa FIK adalah bahasa Indonesia, Betawi dan beberapa bahasa gaul. Tetapi sering saya jumpai, jika ada mahasiswa yang berasal dari daerah sama, mereka akan menggunakan bahasa daerah mereka. Dan hal yang menarik bagi saya adalah mahasiswa FIK yang berasal dari berbagai pelosok Indonesia. Karena, lingkungan mereka biasa menggunakan bahasa daerah, sehingga memiliki logat asal daerah mereka. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Medan, Bali, Jayapura, Tapanuli, dan lain-lain. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. 2. Tujuan : Sebagai mahasiswa FIK UNJ, sudah seharusnya kita semua mempelajari ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita gunakan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari 3. Lingkup Pembahasan : Ragam bahasa lisan pada mahasiswa FIK UNJ

BAB II DESKRIPSI MASALAH 1. Subyek Masalah : Mahasiswa FIK UNJ 2. Tempat Observasi : Kampus FIK UNJ 3. Prilaku-prilaku yang teramati sebagai indikator masalah : 3.1. Mahasiswa sering mengolok-olok logat orang daerah. 3.2. Mahasiswa sering menggunakan bahasa gaul. 3.3. Mahasiswa sering menggunakan bahasa betawi pada forum resmi di kelas. 4. Faktor penyebab masalah yang dihadapi : 4.1. Masing-masing memiliki ciri khas logat daerah yang berbeda-beda. 4.2. Banyaknya bahasa gaul atau bahasa baru yang lahir pada masa kini. 4.3. Terbiasa menggunakan bahasa Indo-betawi pada kesehariannya. 5. Dampak negative yang akan terjadi akibat adanya masalah : 5.1. Seperti terjadi penghinaan pada logat bahasa daerah. 5.2. Menyulitkan percakapan pada orang yang belum tahu bahasa gaul. 5.3. Sulit menyesuaikan bahasa pada kondisi forum resmi di kelas.

BAB III KAJIAN TEORI 1. Pengertian Ragam Bahasa Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. 2. Ragam bahasa lisan Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Ciri-ciri ragam lisan : Memerlukan orang kedua/teman bicara Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu Hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh Berlangsung cepat Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu Kesalahan dapat langsung dikoreksi Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi. Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato, ceramah, sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah. 3. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur 3.1. Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/diolek) Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan b pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dan lain-lain.

3.2. Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai. 3.3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan). Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur juga mempengaruhi sikap tersebut. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan, dan sebaliknya. 3.4. Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang Pemakaian Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.

BAB IV RANCANGAN SOLUSI Uraian solusi untuk mengatasi masalah : 1. Mengubah kebiasaan mengolok-olok menjadi memuji logat orang daerah karena mereka memiliki ciri khas logat yang unik. 2. Sebagai mahasiswa FIK UNJ, sudah seharusnya kita semua mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik dari ragam bahasa yang berkembang di masyarakat kemudian kita gunakan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari 3. Belajar memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan salah satu unsur yang terpenting dalam dunia tutur setiap hari. Kita harus mengetahui jarak antara penutur dan kawan bicara, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku

DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya. Sabariyanto, Dirgo.1999. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/ragam-bahasa-lisan-dan-bahasatulis-bahasa-indonesia-2/ http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Ragam%20Bahasa%20Indonesia.pdf http://hendrapgmi.blogspot.com/2012/10/makalah-ragam-bahasaindonesia.html

You might also like