You are on page 1of 10

Laporan Praktikum

Fenomena Dasar Mesin

PENGUKURAN REGANGAN & TEGANGAN


PADA BEJANA TEKAN

Oleh:
Kelompok 11
Insan Ridho

13109022

Gennady Pati

13109080

F. Alverina Zagita

13109140

Ignatius Johanes R.
Oleh
Kengputra E.

13110005

Budi Herwanto

13110008

Putranegara R.

13110013

Angga Septia M.

13110017

13110006

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013

I.

Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk mengukur tegangan dan regangan pada bejana
tekan

dengan

menggunakan

strain

gage.

Hasil

pengukuran

kemudian

dibandingkan dengan perhitungan teoretis.

II.

Teori Dasar

Dari mekanika kekuatan material, telah dipelajari bahwa struktur akan mengalami
perubahan bentuk bila dibebani. Sebagai contoh, ambil kasus batang yang ditarik
seperti tersaji di Gambar 1.

Perubahan panjang yang terjadi dapat diturunkan dari Hukum Hooke (Popov,
1986):
= E (1)
Dimana:
= F/A menyatakan tegangan yang terjadi [MPa],
F= gaya aksial [N],
A= luas penampang [m2],
= L/L menyatakan regangan yang terjadi,
L: perubahan panjang [m],
L:panjang mula-mula [m].
Dengan demikian yang ingin diketahui dari pengukuran adalah besarnya tegangan
(stress level).

Manfaat pengukuran tegangan antara lain adalah:

Memperoleh konfirmasi perhitungan teoritis

Memperoleh besar tegangan di tempat yang sulit dihitung secara teoretis

Masalahnya, tegangan tak bisa diukur secara langsung, karena merupakan efek
yang dialami bagian dalam benda, yang bisa diukur (diindera) adalah perubahan
bentuk.

Dengan

demikian,

prinsip

dasar

pengukuran

tegangan

adalah

memanfaatkan hasil pengukuran perubahan bentuk dan mengubahnya menjadi


tegangan (atau gaya) melalui relasi atau hukum dasar mekanika.

Sensor Regangan: Strain Gage


Sensor atau alat ukur regangan lazim disebut strain gage (Doebelin, 1990; Dally
& Riley, 1991). Di antara sekian banyak jenis, yang paling populer adalah strain
gage jenis tahanan listrik. Sketsa strain gage jenis ini disajikan di Gambar 2.

Pada saat digunakan, strain gage jenis ini dilekatkan (dengan lem khusus) ke
permukaan bagian struktur yang akan diukur regangan/tegangannya. Dengan
andaian bahwa perlekatannya baik, perubahan bentuk permukaan struktur dapat
diikuti oleh strain gage. Dengan demikian perubahan tersebut dapat membuat
strain gageterdefleksi (bertambah panjang). Perubahan panjang ini yang
menyebabkan perubahan tahanan pada strain gage, yang dapat dijelaskan pada
rumus berikut:

Di mana:
R = Tahanan [ohm]
= Tahanan spesifik material [ohm-m]
L = Panjang [m]
A = Luas penampang [m2]
Akibat perubahan panjang dan luas penampang karena pembebanan, nilai tahanan
strain gage akan berubah proporsional dengan regangan yang terjadi.

III. Data dan Pengolahan Data


Data yang didapat dari pengukuran sebagai berikut:
Pengukuran 1:
Tekanan (kPa) Micro-strain tangensial Micro-strain longitudinal
0
6.396934066
0.781901
196.133
75.79542
47.655505
392.266
165.221014
89.771456
588.399
252.056775
128.957692
784.532
344.970426
164.814887
588.399
256.456053
133.375057
392.266
161.319626
92.309275
196.133
76.47496
47.701645
0
6.448042842
2.787388903

Data P terhadap t dan t :


Tekanan (kPa) Tegangan tangensial (kPa) Tegangan tangensial teoritik (kPa)
0
1508.485059
0
196.133
20493.47121
15368.6306
392.266
43709.40364
30737.26119
588.399
66136.29132
46105.89179
784.532
89718.55238
61474.52239
588.399
67438.45496
46105.89179
392.266
42995.13029
30737.26119
196.133
20651.19657
15368.6306
0
1656.968922
0

Plot kurva:
1000

Tekanan

800
600
400
200
0
0

20000

40000

60000

80000

100000

Tegangan
tegangan tangensial

tegangan tangensial teoritik

Data P terhadap L dan L :


Tekanan (kPa) Tegangan longitudinal (kPa) Tegangan longitudinal teoritik (kPa)
0
614.3990247
0
196.133
16012.7309
7684.315299
392.266
31695.51249
15368.6306
588.399
46535.12964
23052.9459
784.532
61032.24732
30737.26119
588.399
47840.17329
23052.9459
392.266
32006.55901
15368.6306
196.133
16069.59948
7684.315299
0
1074.08018
0

Tekanan

Plot kurva:
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

Tegangan
tegangan longitudinal

tegangan longitudinal teoritik

70000

Perhitungan r dengan rumus:

Dimana E = 207 x 106 Kpa, dan v = 0.3


Maka perhitungan yang didapat yaitu:
Tekanan (kPa)
0
196.133
392.266
588.399
784.532
588.399
392.266
196.133
0

t (kPa)
1508.485059
20493.47121
43709.40364
66136.29132
89718.55238
67438.45496
42995.13029
20651.19657
1656.968922

l (kPa)
614.3990247
16012.7309
31695.51249
46535.12964
61032.24732
47840.17329
32006.55901
16069.59948
1074.08018

r
-3.07664E-06
-5.29075E-05
-0.000109282
-0.000163292
-0.000218479
-0.00016707
-0.000108698
-5.32185E-05
-3.95804E-06

'r (kPa)
-636.865
-10951.9
-22621.5
-33801.4
-45225.2
-34583.6
-22500.5
-11016.2
-819.315

'r bertanda negatif artinya tekan


Plot kurva:

'r (kPa)

Grafik 'r terhadap Tekanan


0
-5000 0
-10000
-15000
-20000
-25000
-30000
-35000
-40000
-45000
-50000

200

400

600

800

1000

forward
backward

Tekanan (kPa)

Pengukuran 2:
Tekanan (kPa) Micro-strain tangensial Micro-strain longitudinal
0
4.823016453
3.292333826
196.133
71.713057
46.53969
392.266
160.188602
92.906493
588.399
247.125378
131.397271
784.532
342.732761
168.08158
588.399
251.794986
133.14183
392.266
162.725595
95.39003
196.133
69.335232
47.849023
0
5.270901003
4.93870588

Data P terhadap t dan t :


Tekanan (kPa) Tegangan tangensial (kPa) Tegangan tangensial teoritik (kPa)
0
1321.778392
0
196.133
19488.7006
15368.6306
392.266
42778.6086
30737.26119
588.399
65181.01514
46105.89179
784.532
89432.46994
61474.52239
588.399
66362.27445
46105.89179
392.266
43525.18575
30737.26119
196.133
19037.16193
15368.6306
0
1536.011146
0

Plot kurva:
900
800

Tekanan

700
600
500
400
300
200
100
0
0

20000

40000

60000

80000

Tegangan
tegangan tangensial

tegangan tangensial teoritik

100000

Data P terhadap L dan L :


Tekanan (kPa) Tegangan longitudinal (kPa) Tegangan longitudinal teoritik (kPa)
0
1078.04662
0
196.133
15480.32601
7684.315299
392.266
32065.22663
15368.6306
588.399
46753.53964
23052.9459
784.532
61622.62804
30737.26119
588.399
47469.04114
23052.9459
392.266
32803.29193
15368.6306
196.133
15615.89634
7684.315299
0
1483.115461
0

Tekanan

Plot kurva:
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

Tegangan
tegangan longitudinal

Perhitungan r dengan rumus:

Dimana E = 207 x 106 Kpa, dan v = 0.3


Maka perhitungan yang didapat yaitu:

tegangan longitudinal teoritik

70000

Tekanan (kPa)
0
196.133
392.266
588.399
784.532
588.399
392.266
196.133
0

t (kPa)
1321.778392
19488.7006
42778.6086
65181.01514
89432.46994
66362.27445
43525.18575
19037.16193
1536.011146

l (kPa)
1078.04662
15480.32601
32065.22663
46753.53964
61622.62804
47469.04114
32803.29193
15615.89634
1483.115461

r
-3.47801E-06
-5.06797E-05
-0.000108469
-0.000162224
-0.00021892
-0.000164973
-0.000110621
-5.02218E-05
-4.37555E-06

'r (kPa)
-719.948
-10490.7
-22453.2
-33580.4
-45316.5
-34149.4
-22898.5
-10395.9
-905.738

'r bertanda negatif artinya tekan


Plot kurva:

'r (kPa)

Grafik 'r terhadap Tekanan


0
-5000 0
-10000
-15000
-20000
-25000
-30000
-35000
-40000
-45000
-50000

200

400

600

800

1000

forward
backward

tekanan (kPa)

IV. Analisis
Perbedaan hasil antara tegangan secara eksperimental dan teoretik cukup berbeda,
perbedaan hasil ini dapat disebabkan antara lain oleh :
1. Kesalahan ketika melakukan pengambilan data terutama ketika melakukan
proses kalibrasi dan adanya kesalahan paralaks pada pengukuran.
2. Sensor yang tidak cukup cermat dalam melakukan pembacaan mengingat
adanya regangan pada posisi 0.
3. Proses kompresi dan ekspansi yang dilaksanakan secara manual sehingga
mengurangi kecermatan ketika pembacaan dan ketepatan pengukuran.
Selain itu, ketika kita melakukan kelebihan dalam penambahan /

pengurangan tekanan, memungkinkan terjadinya histerisis lokal yang


menyebabkan ketidakcermatan pengukuran.
Faktor yang menyebabkan tekanan yang diberikan sama tetapi kenyataannya pada
tegangan berbeda adalah terutama disebabkan oleh adanya kompresi yang
dilakukan secara manual, sehingga kita sangat sulit untuk yakin bahwa tekanan
yang kita berikan sudah tepat sama dengan yang ditunjukkan oleh jarum sensor.
Karena ketika jarum menunjukkan tekanan yang diinginkan, katup langsung
ditutup sehingga terdapat kemungkinan sistem bejana tekan belum mengalami
kondisi tunak, sehingga mempengaruhi kecermatan dari proses pengukuran.

V.

Kesimpulan

Kesimupulan dari percobaan ini yaitu:


1. Untuk dapat mengukur tegangan dan regangan pada praktikum ini
digunakan strain gage. Strain gage ini memanfaatkan perubahan deformasi
untuk merubah besarnya hambatan listrik yang mempengaruhi besar
tegangan yang akan diteruskan oleh strain gage tersebut menuju penerima
signal. Pengukuran dengan strain gage ini dapat ditunjukkan dengan
pelaksanaan praktikum.
2. Terdapat fenomena perbedaan hasil tegangan secara teoretik dengan
eksperimental, ini bisa disebabkan terutama dengan adanya kompresi yang
dijalankan secara manual sehingga memungkinkan sistem berada di
kondisi tidak tunak.

You might also like