Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data dan perhitungan
ANALISA GAYA GAYA YANG BEKERJA PADA COUNTERSHAFT LSC
II PT. SEMEN PADANG
Diketahui : N = 104 Kw
n 1 = 1780 rpm
= 186.3
i
rad s
n1
= 1500/83
n2
(1780) x(83)
(1500)
=
= 98,5 rpm
= 10,31 rad/s
T1 =
N
104.000 w
= 186,3 rad / s
n1
= 558,2 Nm
REDUKSI TORSI PADA GEAR BOX
T1 x n1 = T 2 x n 2
T2 =
n1
x T1
n2
186,3
= 10,31 x 558,2 Nm
= 10.086,58
F=
=
T2
r
10.086,58
0.11
= 91696,18 N
PERHITUNGAN MOMEN INERSIA dan INERSIA POLAR
laporan kerja praktek
43
1
r4
4
1. Pada poros 1
Diketahui : r = 0,0425 m = 42,5 x 10 3 m
Jadi momen inersia =
I=
4
1
(42,5 x 10 3 m )
4
= 2,56 x 10 6 m 4
2. Pada poros 2
Diketahui : r = 5 cm = 5 x 10 2 m
Jadi momen inersia =
I =
4
1
(5 x 10 2 m )
4
= 4,91 x 10 6 m 4
3. Pada poros 3
Diketahui : r = 6cm =6x 10 2 m
Jadi momen inersia =
I =
4
1
(6 x 10 2 m )
4
= 10,18 x 10 6 m 4
b. Perhitungan momen inersia polar masing masing poros.
Momen inersia polar yang bekerja pada poros dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
J0 =
1
r4
2
Pada poros 1
44
4
1
(42,5 x 10 3 m )
2
= 5,12 x 10 6 m 4
4. Pada poros 2
Diketahui : r = 5 cm = 5 x 10 2 m
Jadi momen inersia =
I =
4
1
(5 x 10 2 m )
2
= 9,82 x 10 6 m 4
5. Pada poros 3
Diketahui : r = 6cm =6x 10 2 m
Jadi momen inersia =
I =
1
6 x 10 2 m
2
= 20,36 x 10 6 m 4
45
T = 10.086,58 Nm
P2
4,06 m
3,335 m
0,36
Mp
0,365
=0
Mp 2 = 0
P1 ( 3,335 ) + ( 91.696,18 ) ( 0,365 ) = 0
P1 ( 3,395 ) = - 33.469,106 N
P1 = 10.035,714 N ( arah kebawah )
46
Pot 1
F=91.696,18 N
T= 10.086,58 Nm
Pot 2
P2 = 10.035,714 N
0,21 m
0,3 m
P2= 101.731,89 N
0,37 m
0,18 m
Potongan 1 ( 0 x 3,335 )
Mx =0
M = - P1 x
X=0,M=0
X = 3,335 , M = 33.469,106 Nm
Fy =0
V = - 10.035,714 N
Potongan 2 ( 3,335 x 3,7 )
Mx =0
M = P2 ( x 3,335 ) P1 ( x )
= ( 101.731,89 N x ) 339.275,85 ( 10.035,714 N x )
= 91.696,18 N x 339.275,85 N
47
X = 3,335 , M = - 33.469,09 Nm
X = 3,7, M = 0
Fy =0
V = P 2 P1
= 101.731,89 N - 10.035,714 N
= 91.696,18
Diagram momen dan diagram tegangan geser
F
PERHITUNGAN
P1 TEGANGAN
a. Perhitungan tegangan normal akibat momen lentur.
M (Nm)
=
P2
M c
I
33.469,09 Nm
( 33.469,09 )(5 x 10 2 )
4,91 x 10 6
V (N)
91.696,18 N
= 340,8 Mpa
positif
[V ] Q
=
It
91.696,18 x 2
(5 x 10
3
4,91 x 10 6 x 10 1
= 15,56 Mpa
c. Tegangan geser akibat torsi
T r
J
48
10.086,58 x 5 x10 2
9,82 x 10 6
= 51,36 Mpa
Lingkaran Morh
49
35,8 Mpa
35,8 Mpa
35,8 Mpa
min
max
35,8 Mpa
340,8 Mpa
50
= 152,5 Mpa
4.2 Analisa dan Pembahasan
Berdasarkan perhitungan yang telah kita lakukan dapat kita ketahui bahwa
tegangan geser maksimum sebersar 91.696,18 N. Sedangkan momen terbesar
terjadi pada poros yang berada pada sumbu penempatan dari roda gigi dimana
nilainya sebesar 33.469,09 Nm. Sehingga dapat kita ketahui resiko kegagalan
yang tertinggi dapat terjadi pada poros tersebut.
Pembahasan lainnya bisa saja terjadi kesalahan dalam pemilihan bahan untuk
countershaft crusher yang dapat membuat umur poros menjadi pendek.
Kesalahannya dapat berupa pemilihan bahan yang memiliki mutu yang tidak
bagus, yaitu bahan yang kekuatan fatignya rendah. Karena penggunaan bahan
seperti ini berdampak besar nantinya pada kinerja poros. Dimana poros yang di
gunakan sebagai countershaft sering mengalami beban dinamik dan beban
impaksehingga menyebabkan resiko kegagalan dari poros jadi lebih besar.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan fatig bahan,
diantaranya [ASM Handbook, vol.11 hal 113-121]:
Porositas kecil
Heat treatment (umumnya makin keras kekuatan fatig makin baik) dll
51
52