You are on page 1of 107

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR ......

TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

MODUL
PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

ABSTRAK Modul Penyusutan Barang Milik Negara (BMN) Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat merupakan pedoman atau acuan bagi entitas Pemerintah Pusat dalam melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan Aset Tetap sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. Tujuan modul ini adalah menetapkan serangkaian hal mengenai apa yang harus dilakukan oleh entitas Pemerintah Pusat dalam melakukan penyusutan BMN berupa Aset Tetap, sehingga penyusutan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, optimal, dan terintegrasi. I. LATAR BELAKANG Sesuai ketentuan Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, penetapan nilai BMN dalam rangka penyusunan neraca pemerintah pusat dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Selanjutnya berdasarkan Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, khususnya Paragraf 52 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) Berbasis Akrual Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap, Aset Tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Sebagai tindak lanjut dari dua ketentuan di atas, saat ini telah diterbitkan peraturan turunan dari kedua Peraturan Pemerintah terkait, yaitu PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. II. MAKSUD DAN TUJUAN Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat ini dimaksudkan sebagai pedoman atau acuan bagi entitas Pemerintah Pusat dalam melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan Aset Tetap 2

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat, sehingga penyusutan tersebut dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, optimal, dan terintegrasi. Modul Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat menetapkan serangkaian hal mengenai apa yang harus dilakukan oleh entitas Pemerintah Pusat, terutama dalam melakukan penghitungan, penyajian dan pengungkapan penyusutan Aset Tetap. Modul ini berisi ilustrasi kasus-kasus dalam penerapan penyusutan, mulai dari pemilihan masa manfaat, cara menghitung penyusutan sampai dengan pengungkapannya dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). III. KETENTUAN UMUM 1. Penyusutan dilakukan atas aset tetap yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang dan Pengguna Barang, termasuk yang sedang dimanfaatkan dalam rangka pengelolaan BMN. 2. Penyusutan dilakukan oleh satker atas aset tetap berupa gedung dan bangunan; peralatan dan mesin; jalan, irigasi dan jaringan; serta aset tetap lainnya berupa aset tetap renovasi dan alat musik modern. 3. Aset tetap sebagaimana angka 2 (dua) di atas yang direklasifikasi menjadi Aset Lainnya dalam neraca disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap. 4. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus. 5. Penyusutan dilakukan tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. 6. Penghitungan dan pencatatan penyusutan Aset Tetap dilakukan dalam satuan mata uang Rupiah dengan pembulatan hingga satuan Rupiah terkecil. 7. Aset Tetap berupa Aset Tetap Renovasi merupakan renovasi atas Aset Tetap bukan milik suatu satuan kerja atau satuan kerja pemerintah daerah yang memenuhi persyaratan kapitalisasi Aset layaknya Aset Tetap. 8. Aset Tetap yang direklasifikasi menjadi Aset Lainnya dalam neraca, yaitu berupa Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan Aset Idle, disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap. 9. Penyusutan Aset Tetap setiap semester disajikan sebagai akumulasi penyusutan di Neraca periode berjalan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual. Tetap, disusutkan sebagaimana

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

10. Penyusutan Aset Tetap diakumulasikan setiap semester dan disajikan dalam akun Akumulasi Penyusutan sebagai pengurang nilai Aset Tetap dan Diinvestasikan dalam Aset Tetap di Neraca. 11. Pelaksanaan penyusutan dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: a. Penyusutan pertama kali Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pertama kali atas objek penyusutan yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013. Nilai buku yang digunakan adalah nilai buku per 31 Desember 2012. b. Penyusutan pada saat terjadinya transaksi BMN Merupakan proses penyusutan yang dilakukan pada saat terjadinya transaksi BMN. Transaksi dimaksud merupakan transaksi BMN yang mempengaruhi/mengkoreksi ekuitas. c. Penyusutan yang dilakukan secara periodik Merupakan proses penyusutan yang dilakukan secara periodik setiap semester dan dilakukan atas seluruh objek penyusutan. IV. ASUMSI Penyusutan BMN berupa Aset Tetap (selanjutnya disebut Aset Tetap) memerlukan beberapa asumsi dasar dalam penerapannya. Asumsi tersebut selanjutnya menjadi dasar dalam mengembangkan aplikasi penyusutan yang akan digunakan oleh seluruh satuan kerja (satker) pada Kementerian/Lembaga (K/L). Asumsi dasar dalam penerapan penyusutan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu asumsi pada saat pertama kali diberlakukannya penyusutan dan asumsi pada periode berjalan (periode setelah pertama kali dilakukannya penyusutan dan seterusnya). Berikut adalah asumsi yang digunakan dalam pengembangan aplikasi penyusutan, sebagai berikut: Asumsi Penyusutan Pertama Kali 1. Aset Tetap yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2013, menggunakan nilai buku per 31 Desember 2012 sebagai nilai yang dapat disusutkan. Catatan: Asumsi ini tidak berlaku untuk Aset Tetap Renovasi. Lihat asumsi ATR pada Bab VII.4. 2. Nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan. Dikecualikan untuk penyusutan pertama kali, nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku akhir tahun sebelum diberlakukannya penyusutan. (Pada penyusutan pertama kali, nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku per 31 Desember 2012 walaupun implementasi penyusutan pertama kali dilakukan di tengah periode semesteran).

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

3.

Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap sebagai akibat penambahan atau pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset Tetap, maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan. Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan untuk setiap Aset Tetap. Aset Tetap yang hanya dapat dipergunakan bersamaan dengan Aset Tetap lain sehingga dicatat dan dibukukan secara berkelompok, penghitungan dan pencatatan penyusutan Aset Tetap juga dilakukan secara berkelompok. Aset Tetap yang sebelumnya dicatat secara berkelompok dan akan dicatat secara tersendiri, nilai akumulasi penyusutan Aset Tetap-nya dialokasikan secara proporsional berdasarkan nilai masing-masing Aset Tetap. Aset Tetap yang diperoleh sebelum diberlakukannya penyusutan Aset Tetap, dikenakan koreksi penyusutan Aset Tetap sebagai berikut: a. Aset Tetap yang dilakukan Inventarisasi dan Penilaian dalam rangka penyusunan neraca awal pemerintah pusat, dikenakan koreksi penyusutan terhitung mulai perolehan Aset Tetap. b. Aset Tetap yang diperoleh setelah penyusunan neraca awal pemerintah pusat, dikenakan koreksi penyusutan terhitung mulai perolehan Aset Tetap. c. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sampai dengan satu semester sebelum diberlakukannya penyusutan. d. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai penambah nilai akun Akumulasi Penyusutan dan pengurang nilai ekuitas pada neraca. e. Koreksi penyusutan Aset Tetap diperhitungkan sebagai koreksi saldo awal periode berjalan. f. Koreksi penyusutan Aset Tetap, dikecualikan untuk Aset Tetap yang sudah dihapuskan pada akhir semester diberlakukannya penyusutan Aset Tetap. Seluruh Aset Tetap telah diinput dalam Aplikasi SIMAK BMN. Seluruh Aset Tetap yang diperoleh sebelum 2004 telah dilakukan Inventarisasi dan Penilaian.

4. 5.

6.

7.

8. 9.

10. Pada tahun pertama penyusutan, terdapat kemungkinan bahwa masa manfaat aset sudah habis. 11. Masa manfaat Aset Tetap dihitung sejak tahun perolehan. 12. Pengembangan nilai aset yang dikapitalisasi tidak berdampak pada perubahan masa manfaat. 13. Dalam hal masa penyusutan habis, maka nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai yang tersisa. Asumsi Penyusutan Periode Berjalan 1. 2. Nilai dasar penyusutan didasarkan pada nilai buku semesteran dan tahunan. Dalam hal terjadi perubahan nilai aset tetap sebagai akibat penambahan atau pengurangan kuantitas dan/atau nilai Aset Tetap, maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat disusutkan. Pengembangan nilai aset yang dikapitalisasi dapat berdampak sebagai berikut: Menambah masa manfaat aset tetap sebagaimana Tabel Masa Manfaat II. Tidak menambah masa manfaat. 5

3. 4. 5.

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

6.

Persentase penambahan masa manfaat berdasarkan Tabel Masa Manfaat II didapat dari perbandingan antara realisasi belanja atas pengembangan nilai aset dibandingkan dengan nilai buku aset sampai dengan dilakukannya pengembangan nilai aset (nilai buku tersebut tidak termasuk nilai akumulasi penyusutan). Akumulasi sisa masa manfaat dan penambahan masa manfaat sebagaimana dampak atas pengembangan nilai aset yang menambah umur ekonomis, tidak dapat melebihi Tabel Masa Manfaat I. Penambahan masa manfaat sebagai dampak dari pengembangan nilai aset atas Aset Tetap yang sudah habis masa manfaatnya, diperhitungkan pada akhir periode penyusutan berikutnya. Aset Tetap dalam kondisi rusak berat atau hilang dan telah diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang tidak disusutkan.

7.

8.

9.

10. Memungkinkan terjadi perubahan nilai yang disusutkan. 11. Memungkinkan terjadi perubahan masa manfaat. V. MASA MANFAAT Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010, definisi masa manfaat adalah: 1. Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik; 2. Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik. Dengan kata lain, Masa Manfaat merupakan perkiraan umur ekonomis suatu Aset Tetap. Penetapan Masa Manfaat didasarkan pada Kelompok Aset Tetap yang penyusunannya dilakukan dengan melibatkan 7 (tujuh) K/L yang dapat mewakili keragaman BMN yang dimiliki/dikuasai K/L. Pedoman penetapan Masa Manfaat tertuang dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. Terdapat 2 (dua) Tabel Masa Manfaat yang ditetapkan dalam KMK nomor 59/KMK.6/2013, sebagai berikut: 1. Tabel Masa Manfaat I : merupakan tabel Masa Manfaat atas Aset Tetap untuk tahun pertama diterapkannya penyusutan. Untuk tahun kedua dan selanjutnya, tabel ini berlaku untuk seluruh Aset Tetap perolehan baru. 2. Tabel Masa Manfaat II : merupakan tabel Masa Manfaat atas Perbaikan terhadap Aset Tetap yang menambah masa manfaat suatu Aset Tetap. Perbaikan dimaksud mencakup : renovasi, restorasi dan overhaul. 6

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

VI. FORMULA Metode yang digunakan dalam melakukan penghitungan penyusutan Aset Tetap adalah Garis Lurus. Formula metode Garis Lurus digambarkan sebagaimana ilustrasi sebagai berikut: Penyusutan per Periode = Nilai Yang Dapat Disusutkan Masa Manfaat

Berdasarkan metode garis lurus, penyusutan nilai aset tetap dilakukan dengan mengalokasikan penurunan nilai secara merata selama masa manfaatnya. VII. KETENTUAN LAIN-LAIN VII.1. BMN Dengan Kuantitas dan Nilai Yang Tidak Wajar Dalam melakukan penyusutan BMN, dimungkinkan terdapat suatu kondisi dimana BMN tersebut memiliki kuantitas dan nilai yang tidak wajar. Beberapa kemungkinan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut: 1. BMN dengan kuantitas kurang dari 0, tetapi memiliki nilai Rp0; 2. BMN dengan kuantitas kurang dari 0 dan memiliki nilai kurang dari Rp0; 3. BMN dengan kuantitas kurang dari 0, tetapi memiliki nilai lebih dari Rp0; 4. BMN dengan kuantitas 0, tetapi memiliki nilai kurang dari Rp0; 5. BMN dengan kuantitas 0, tetapi memiliki nilai lebih dari Rp0; 6. BMN dengan kuantitas lebih dari 0, tetapi memiliki nilai kurang dari Rp0; 7. BMN dengan kuantitas lebih dari 0, tetapi memiliki nilai Rp0; 8. BMN dengan tanggal perolehan kosong; 9. BMN dengan kodefikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan PMK

No. 29/PMK.06/2010; 10. BMN dengan kodefikasi kurang dari 10 digit. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melakukan penyusutan pertama kali: 1. Melakukan konfirmasi pada aplikasi Migrasi Data SIMAK BMN dan Penyusutan Pertama kali, atas data BMN dengan kuantitas dan nilai yang tidak wajar. 2. Melakukan reklasifikasi data BMN tersebut ke dalam Daftar Normalisasi Data Barang Milik Negara. Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan secara 7

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

otomatis melalui aplikasi Migrasi Data SIMAK BMN dan Penyusutan Pertama kali). 3. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas dilakukan dengan menggunakan jenis transaksi koreksi normalisasi atas Aset Tetap (209) dan koreksi normalisasi atas Aset Lain-lain (299). 4. Setelah melakukan reklasifikasi data BMN, satker diharuskan melakukan beberapa hal sebagai berikut: a. Menelusuri keberadaan fisik BMN tersebut. b. Dalam hal secara fisik keberadaan BMN tersebut ada, maka satker diharuskan melakukan pencatatan atas BMN tersebut pada Aplikasi SIMAK BMN melalui menu Transaksi BMN, sub menu Saldo Awal BMN (jenis transaksi 100). c. Dalam hal secara fisik keberadaan BMN tersebut tidak ada, maka satker diharuskan membuat surat keterangan yang menyatakan bahwa telah terjadi kesalahan dalam membukukan BMN tersebut di dalam SIMAK-BMN. Surat keterangan tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai: 1) Kode BMN; 2) Uraian BMN; 3) Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset; 4) Kuantitas BMN; 5) Nilai BMN. d. Melakukan pengungkapan di dalam Catatan atas Laporan Barang Milik Negara. 5. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas tidak menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar Normalisasi Data Barang Milik Negara dan Laporan Normalisasi Data Barang Milik Negara, serta mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar dan Laporan) 6. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana angka 2 (dua) di atas.

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Bagan Alir 1 BMN Dengan Kuantitas dan Nilai Yang Tidak Wajar

SIMAK-BMN CEK FISIK BMN ADA KONFIRMASI DATA BERMASALAH INPUT SEBAGAI SALDO AWAL

FISIK ADA ?

REKLASIFIKASI DATA KE DALAM DAFTAR KARANTINA PENYUSUTAN

TIDAK ADA

PENGUNGKAPAN DALAM CALBMN

CETAK DAFTAR KARANTINA PENYUSUTAN, LAPORAN KARANTINA PENYUSUTAN& CALBMN

VII.2. BMN Dengan Kondisi Rusak Berat Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan satker atas BMN dengan kondisi rusak berat: 1. Pada saat suatu BMN diketahui kondisinya rusak, satker segera melakukan perubahan kondisi BMN dengan menerbitkan surat keterangan atas kondisi BMN tersebut. 2. Satker mengusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan atas BMN tersebut dengan menyertakan syarat-syarat sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. 3. Setelah melakukan pengusulan kepada Pengelola Barang, selanjutnya satker melakukan reklasifikasi BMN tersebut ke dalam Daftar Barang Rusak Berat. Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan melalui menu reklasifikasi BMN ke dalam Daftar Barang Rusak Berat pada aplikasi SIMAK-BMN). 4. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 3 (tiga) di atas tidak menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar Barang Rusak Berat dan Laporan Barang Rusak Berat, serta mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar Barang Rusak Berat dan Laporan Barang Rusak Berat terlampir)

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana angka 3 (tiga) di atas. Bagan Alir 2 BMN Dengan Kondisi Rusak Berat

SIMAK-BMN

KONDISI BMN RUSAK BERAT

USULAN PENGHAPUSAN KEPADA PENGELOLA BARANG

PENGUNGKAPAN DALAM CALBMN

INPUT TRANSAKSI PERUBAHAN KONDISI BMN

REKLASIFIKASI KE DALAM DAFTAR BARANG RUSAK BERAT

CETAK DAFTAR BARANG RUSAK BERAT, LAPORAN BARANG RUSAK BERAT & CALBMN

VII.3. BMN yang Dinyatakan Hilang Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan satker atas BMN yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah: 1. Pada saat suatu BMN dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber yang sah, satker mengusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan atas BMN tersebut dengan menyertakan syarat-syarat sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. 2. Setelah melakukan pengusulan kepada Pengelola Barang, selanjutnya satker melakukan reklasifikasi BMN tersebut ke dalam Daftar Barang Hilang. Dampak dari proses reklasifikasi tersebut adalah tidak dicantumkannya BMN tersebut di dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna, Posisi BMN di Neraca, dan Buku Barang. (Proses reklasifikasi dilakukan melalui menu reklasifikasi BMN ke dalam Daftar Barang Hilang pada aplikasi SIMAK-BMN). 3. Proses reklasifikasi data BMN sebagaimana angka 2 (dua) di atas tidak menghilangkan kewajiban satker dalam mencetak dan melaporkan Daftar Barang Hilang dan Laporan Barang Hilang, serta mengungkapkannya dalam Catatan atas Laporan BMN dan Catatan atas Laporan Keuangan. (Daftar Barang Hilang dan Laporan Barang Hilang terlampir) 4. Penyusutan tidak dilakukan terhadap BMN yang direklasifikasi sebagaimana angka 2 (dua) di atas.

10

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5. Dalam hal BMN berupa Aset Tetap yang dinyatakan hilang diketemukan kembali, dilakukan pencatatan sebagaimana perolehan BMN, yaitu: a. Dicatat sebagai transaksi perolehannya apabila diperoleh pada tahun anggaran berjalan. b. Dicatat sebagai transaksi saldo awal apabila diperoleh sebelum tahun anggaran berjalan. Bagan Alir 3 BMN yang Dinyatakan Hilang

SIMAK-BMN

BMN HILANG/ TIDAK DITEMUKAN

USULAN PENGHAPUSAN KPD PENGELOLA BARANG

PENGUNGKAPAN DALAM CALBMN

PENGURUSAN BERITA ACARA KEHILANGAN BARANG

REKLASIFIKASI KE DALAM DAFTAR BARANG HILANG

CETAK DAFTAR BARANG HILANG, LAPORAN BARANG HILANG & CALBMN

VII.4. Aset Tetap Renovasi (ATR) ATR merupakan renovasi atas aset tetap yang tidak terdaftar dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna satuan kerja tersebut, melainkan terdaftar dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna satuan kerja lain atau milik satuan kerja perangkat daerah yang memenuhi persyaratan kapitalisasi aset tetap. Adanya perbedaan karakteristik antara ATR dengan Aset Tetap secara umum mengakibatkan perlunya penambahan/pembedaan asumsi atas penyusutan ATR, sebagai berikut: 1. 2. ATR yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012 diasumsikan tidak memiliki masa manfaat. ATR yang diperoleh setelah 31 Desember 2012 dan menambah masa manfaat aset tetap induk. a. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya aset tetap. b. Sebelum proses serah terima ATR kepada K/L dengan Aset Tetap induk dilakukan, penyusutan ATR yang menambah masa manfaat di hitung tersendiri di satker yang bersangkutan. c. Serah terima ATR yang menambah masa manfaat kepada K/L dengan Aset Tetap induk dituangkan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima (BAST). d. BAST minimal harus menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai buku ATR, sisa masa manfaat ATR dan tanggal penyerahan ATR. 11

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

e. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan, sisa masa manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam Aset Tetap induk, terhitung sejak tanggal penyerahan. f. 3. Apabila ATR diserahkan pada saat nilai buku 0 maka tidak ada penyesuaian masa manfaat di Aset Tetap induk.

ATR yang diperoleh setelah 31 Desember 2012 dan tidak menambah masa manfaat Aset Tetap induk. a. ATR yang tidak menambah masa manfaat tidak disusutkan. b. serah terima ATR yang tidak menambah masa manfaat kepada K/L dengan Aset Tetap induk dituangkan dalam bentuk BAST. c. BAST minimal harus menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR. d. pada saat penyerahan ATR yang tidak menambah masa manfaat ke Aset Tetap induk, maka nilai ATR akan menambah nilai Aset Tetap induk dan disusutkan sesuai sisa umur masa manfaat Aset Tetap induk dengan penyesuaian akumulasi penyusutan sebesar masa manfaat yang telah dikonsumsi sejak tanggal perolehan ATR sampai dengan tanggal penyerahan ATR ke Aset Tetap induk. e. informasi penyesuaian akumulasi penyusutan akibat penambahan nilai ATR yang tidak menambah masa manfaat terhadap Aset Tetap induk dijelaskan ke dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan pada saat akhir periode serah terima dilakukan. f. tanggal perolehan ATR yang tidak menambah masa manfaat adalah tanggal dimana serah terima dari pihak ke-3 dilakukan.

g. Selanjutnya Aset Tetap induk disusutkan secara normal. 4. Dalam hal saat serah terima Aset Tetap induk = 0, maka nilai ATR nya akan langsung disusutkan hingga 0 pada periode serah terima.

VII.5. Transfer BMN Transfer BMN merupakan perpindahan kepemilikan BMN dari satu satker ke satker lainnya dimana kedua satker tersebut merupakan entitas Pemerintah Pusat. Pada proses transfer BMN ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut: Satker Pemberi 1. Penghapusan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN. 2. Penghapusan BMN dari pembukuan (SIMAK-BMN) dilakukan dengan cara menghapus nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya. 3. Serah terima BMN dilengkapi dengan serah terima Arsip Data Komputer atas BMN yang ditransfer keluar. 4. Arsip Data Komputer merupakan output SIMAK-BMN yang memuat informasi data BMN, nilai buku BMN, serta akumulasi penyusutan atas BMN tersebut. 12

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Satker Penerima 1. Pencatatan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN. 2. Tanggal perolehan BMN dibukukan berdasarkan tanggal perolehan awal satker pemberi. Hal tersebut dimaksudkan agar masa manfaat aset dapat diukur berdasarkan perolehan awalnya. 3. Tanggal pembukuan BMN dibukukan berdasarkan tanggal Berita Acara Serah Terima BMN. 4. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara membukukan nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya. 5. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara melakukan proses terima Arsip Data Komputer atas BMN yang diterima. 6. Arsip Data Komputer merupakan output SIMAK-BMN yang memuat informasi data BMN, nilai buku BMN, serta akumulasi penyusutan atas BMN tersebut.

VII.6. Hibah BMN Hibah BMN merupakan perpindahan kepemilikan BMN dari satker (entitas pemerintah pusat) ke unit lainnya dimana unit lainnya tersebut bukan merupakan entitas Pemerintah Pusat. Pada proses Hibah BMN ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut: Entitas Pemerintah Pusat sebagai Pemberi 1. Penghapusan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN. 2. Penghapusan BMN dari pembukuan (SIMAK-BMN) dilakukan dengan cara menghapus nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya. Entitas Pemerintah Pusat sebagai Penerima 1. Pencatatan BMN dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima BMN. 2. Tanggal perolehan BMN dibukukan berdasarkan tanggal perolehan awal unit pemberi. Hal tersebut dimaksudkan agar masa manfaat aset dapat diukur berdasarkan perolehan awalnya. 3. Tanggal pembukuan BMN dibukukan berdasarkan tanggal Berita Acara Serah Terima BMN. 4. Pencatatan BMN dilakukan dengan cara membukukan nilai buku BMN dan akumulasi penyusutannya. Akumulasi penyusutan atas BMN yang diperoleh 13

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

dari Hibah dihitung secara otomatis oleh Aplikasi SIMAK-BMN pada saat satker melakukan pencatatan BMN.

14

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

ILUSTRASI PENYUSUTAN

15

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

INDEX Ilustrasi Penyusutan


A. Ilustrasi Penyusutan Tahun Pertama 1. Penyusutan tahun pertama atas suatu Aset tetap yang diperoleh setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (tanggal 31 Desember 2007) 2. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan Terjadi Renovasi 3. Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan Terjadi Renovasi Lebih Dari Satu Kali 4. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian 5. Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian Dan Terjadi Renovasi 6. Transaksi Normal Intrakomptabel 7. Transaksi Normal Ekstrakomtabel

B. Ilustrasi Penyusutan Tahun Berjalan 1. Transaksi Saldo Awal 2. Transaksi Pembelian Intrakomptabel 3. Transaksi Pembelian Ekstrakomptabel 4. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun Anggaran Berjalan 5. Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan 6. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sebelum Tahun Anggaran Berjalan 7. Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan 8. Transaksi Rampasan 9. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Langsung 10. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun Anggaran Berjalan 11. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan 16

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

12. Pengembangan Aset Tetap yang Tidak Menambah Umur Ekonomis 13. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis 14. Pengembangan Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel ke Intrakomptabel 15. Aset Tetap yang Sudah Habis Masa Manfaatnya Kemudian Dikembangkan Sehingga Usia Manfaatnya Bertambah. 16. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis, Dimana Akumulasi Sisa Umur Dan Penambahan Umur Melebihi Tabel Masa Manfaat I 17. Koreksi Perubahan Nilai 18. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Intrakomptabel ke Extrakomptabel 19. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel ke Intrakomptabel 20. Koreksi Nilai Dimana Akumulasi Penyusutan Sudah Melebihi Nilai Asetnya 21. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan 22. Aset Tetap dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan 23. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian usulan tersebut dibatalkan 24. Aset dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian Aset tersebut ditemukan kembali 25. Penghentian aset dalam penggunaan operasi pemerintah 26. Penggunaan Kembali Aset Tetap yang Sudah Dihentikan dari Operasional 27. Transaksi Pencatatan Konstruksi Dalam Pengerjaan 28. Transaksi Penyelesaian Pembangunan Dengan Konstruksi Dalam Pengerjaan 29. Transaksi Penghapusan Aset Tetap (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan) 30. Transaksi Penghapusan Aset Lainnya (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan) 31. Pemecahan Aset C. Ilustrasi Penyusutan Aset Tetap Renovasi 1. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Pertama Penyusutan 2. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan 17

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Selesainya

Pekerjaan 0

ATR),

saat

serah

terima

nilai

buku

Aset Tetap Induk

3. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 4. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0

5. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 6. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0

7. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Saat Yang Sama dengan Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 8. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0

9. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0

18

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

A. 1.

Ilustrasi Penyusutan Tahun Pertama Penyusutan tahun pertama atas suatu Aset tetap yang diperoleh setelah pelaksanaan Inventarisasi dan Penilaian (tanggal 31 Desember 2007) Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008. Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Adapun nilai perolehan adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan * Nilai Yang Disusutkan 200.000.000 200.000.000 20.000.000 20.000.000 2057 2.000.000.000 20.000.000 10 200.000.000 1.800.000.000 * ** *** ****

= Nilai Perolehan = Rp.2.000.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.2.000.000.000,00 / 100 semester = Rp.20.000.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.20.000.000,00 * 10 semester = Rp.200.000.000,00 **** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000.000,00 - Rp.200.000.000,00 = Rp.1.800.000.000,00

2.

Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008, dengan nilai perolehan adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung tersebut direnovasi pada tahun 2009, dengan nilai renovasi sebesar Rp.500.000.000,00. Renovasi yang dilakukan tidak menambah umur ekonomis.

19

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan * Nilai Yang Disusutkan = = = 250.000.000 250.000.000 25.000.000 25.000.000 2057 2.500.000.000 25.000.000 10 250.000.000 2.250.000.000 * ** *** ****

Nilai Perolehan + Nilai Renovasi Rp.2.000.000.000,00 + Rp.500.000.000,00 Rp.2.500.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000.000,00 / 100 semester = Rp.25.000.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.25.000.000,00 * 10 semester = Rp.250.000.000,00 **** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.2.500.000.000,00 - Rp.250.000.000,00 = Rp.2.250.000.000,00

3.

Aset Yang Diperoleh Setelah pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi Lebih Dari Satu Kali Sebuah gedung diperoleh semester I tahun 2008, dengan nilai perolehan adalah Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung tersebut direnovasi 2 (dua) kali yaitu pada tahun 2009 dan 2010, dengan nilai renovasi masing-masing sebesar Rp.500.000.000,00. Renovasi yang dilakukan tidak menambah umur ekonomis. Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 2057 3.000.000.000 30.000.000 10 300.000.000 2.700.000.000

* ** *** ****

20

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan * Nilai Yang Disusutkan = = = 300.000.000 300.000.000 30.000.000 30.000.000

Nilai Perolehan + Nilai Renovasi Rp.2.000.000.000,00 + Rp.500.000.000,00+ Rp.500.000.000,00 Rp.3.000.000.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.3.000.000.000,00 / 100 semester = Rp.30.000.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.30.000.000,00 * 10 semester = Rp.300.000.000,00 **** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.3.000.000.000,00 - Rp.300.000.000,00 = Rp.2.700.000.000,00

4.

Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan IP Sebuah gedung diperoleh Semester I tahun 1980, dengan nilai perolehan adalah Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung tersebut telah di IP pada tahun 2007 dengan nilai IP sebesar Rp.1.200.000.000,00. Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan * Nilai Yang Disusutkan = = = 792.000.000 792.000.000 12.000.000 12.000.000 2029 1.200.000.000 12.000.000 66 792.000.000 408.000.000 * ** *** ****

Nilai Perolehan +/- Nilai Koreksi IP Rp.4.000.000.000,00 - Rp.2.800.000.000,00 Rp.1.200.000.000,00

21

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

** Penyusutan Per Semester = = = *** Nilai Akum. Penyusutan = = = = = =

**** Nilai Buku Akhir 2012

Nilai Perolehan : Masa Manfaat Rp.1.200.000.000,00 / 100 semester Rp.12.000.000,00/semester Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan Rp.12.000.000,00 * 66 semester Rp.792.000.000,00 Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan Rp.1.200.000.000,00 - Rp.792.000.000,00 Rp.408.000.000,00

5.

Aset Yang Diperoleh Sebelum pelaksanaan IP Dan Terjadi Renovasi Sebuah gedung diperoleh tahun 1980, dengan nilai perolehan adalah Rp.4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung tersebut telah di IP pada tahun 2007 dengan nilai koreksi IP sebesar Rp.1.200.000.000,00. Dalam perjalanannya, gedung tersebut direnovasi pada Semester I tahun 2010, dengan nilai renovasi sebesar Rp.600.000.000,00. Renovasi yang dilakukan menambah umur ekonomis. Masa manfaat Aset Tetap yang diperoleh dari renovasi gedung sesuai Tabel Masa Manfaat II adalah selama 10 tahun. Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 1.188.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 1.188.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 18.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 18.000.000 * Nilai Yang Disusutkan = Nilai Perolehan +/- Nilai Koreksi IP + Nilai Renovasi = Rp.4.000.000.000,00 - Rp.2.800.000.000,00 + Rp.600.000.000,00 = Rp.1.800.000.000,00 ** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.1.800.000.000,00 / 100 semester = Rp.18.000.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.18.000.000,00 * 66 semester = Rp.1.188.000.000,00 22 2029 1.800.000.000 18.000.000 66 1.188.000.000 612.000.000 * ** *** ****

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

**** Nilai Buku Akhir 2012

= Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.1.800.000.000,00 - Rp.1.188.000.000,00 = Rp.612.000.000,00

6.

Transaksi Normal Intrakomptabel Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00 dibeli pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 Jurnal yang terbentuk adalah sebagai berikut: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan * Nilai Yang Disusutkan = = Nilai Perolehan Rp.20.000.000,00 6.000.000 6.000.000 2.000.000 2.000.000 2015 20.000.000 2.000.000 3 6.000.000 14.000.000 * ** *** ****

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 / 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 **** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.20.000.000,00 - Rp.6.000.000,00 = Rp.14.000.000,00 7. Transaksi Normal Ekstrakomptabel Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.250.000,00 dibeli pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: Masa Akhir Manfaat Nilai Yang Disusutkan Penyusutan Per Semester Semester Akumulasi Penyusutan Nilai Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir 2012 2017 250.000 25.000 3 75.000 175.000 23 * ** *** ****

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Transaksi yang terjadi pada ekstrakomptabel secara keseluruhan tidak dilakukan penjurnalan, sehingga penyusutan atas aset tetap ekstrakomptabel juga tidak dilakukan penjurnalan. * Nilai Yang Disusutkan = = Nilai Perolehan Rp.250.000,00

** Penyusutan Per Semester = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.250.000,00 / 10 semester = Rp.25.000,00/semester *** Nilai Akum. Penyusutan = Penyusutan Per Smt. * Smt. Akumulasi Penyusutan = Rp.25.000,00 * 3 semester = Rp.75.000,00 **** Nilai Buku Akhir 2012 = Nilai Perolehan Nilai Akumulasi Penyusutan = Rp.250.000,00 - Rp.75.000,00 = Rp.175.000,00

B. 1.

Ilustrasi Penyusutan Tahun Berjalan Transaksi Saldo Awal Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut baru dicatat pada bulan Maret 2013. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 1 20,000,000 2,000,000 16,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 14,000,000 Akumulasi Penyusutan 6,000,000 2013 1 20,000,000 2,000,000 12,000,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap 5) Semester didapat dari: 24

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 6) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 2. Transaksi Pembelian Intrakomptabel Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan pembeliannya. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 25 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 20,000,000 2,000,000 18,000,000 20.000.000 20.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 2.000.000

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 3. Transaksi Pembelian Ekstrakomptabel Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.250.000 dibeli pada bulan Maret 2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan pembeliannya. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu 20.000.000 20.000.000 2.000.000 2.000.000

Rp.250.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 250,000 25,000 SALDO BUKU 225,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.250.000,00 : 10 semester = Rp.25.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 *) Tidak ada Jurnal 30 Juni 2013 *) Tidak ada Jurnal *) Transaksi yang terjadi pada ekstrakomtabel secara keseluruhan tidak dilakukan penjurnalan, sehingga penyusutan atas aset tetap ekstrakomptabel juga tidak dilakukan penjurnalan.

26

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

4.

Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun Anggaran Berjalan Diterima sebuah mesin ketik listrik seharga Rp.2.500.000 dari sesama entitas pemerintah pusat berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 101010/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.2.500.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 2.500.000 250.000 2012 1 2.500.000 250.000 2012 2 2.500.000 250.000 Akumulasi Penyusutan 750.000 2013 1 2.500.000 250.000 SALDO BUKU 2.250.000 2.000.000 1.750.000 1.500.000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000,00 : 10 semester = Rp.250.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan =Rp.250.000,00 * 3 semester = Rp.750.000,00

27

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 5. 2.500.000 2.500.000 750.000 750.000 250.000 250.000

Transaksi Transfer Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan Diterima sebuah mesin ketik listrikseharga Rp.3.000.000 dari sesama entitas pemerintah pusat berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 1010/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut

mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan Februari 2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.3.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.3.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.3.000.000,00 : 10 semester = Rp.300.000,00/semester NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 3,000,000 300,000 SALDO BUKU 2,700,000

28

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 3.000.000 3.000.000 300.000 300.000

6.

Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sebelum Tahun Anggaran Berjalan Diterima sebuah mesin ketik listrik seharga Rp.2.500.000 dari pemerintah daerah berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 041185/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.2.500.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 2.500.000 250.000 2012 1 2.500.000 250.000 2012 2 2.500.000 250.000 Akumulasi Penyusutan 750.000 2013 1 2.500.000 250.000 SALDO BUKU 2.250.000 2.000.000 1.750.000 1.500.000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000,00 : 10 semester = Rp.250.000,00/semester

29

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.250.000,00 * 3 semester = Rp.750.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 7. 2.500.000 2.500.000 750.000 750.000 250.000 250.000

Transaksi Hibah Masuk Dengan Tanggal Penggunaan Pertama Kali Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan Diterima sebuah mesin ketik listrikseharga Rp.3.000.000 dari pemerintah daerah berdasarkan Berita Acara Serah Terima nomor 221283/BMN/2013 pada tanggal 30 Maret 2013. Mesin ketik listrik tersebut mulai digunakan pertama kali/dibeli oleh entitas pemberi pada bulan Februari 2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.3.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.3.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.3.000.000,00 : 10 semester = Rp.300.000,00/semester 30 NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 3,000,000 300,000 SALDO BUKU 2,700,000

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 8. Transaksi Rampasan Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.15.000.000 dirampas pada bulan Mei 2013. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Mesin fotokopi tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan rampasannya. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu 3.000.000 3.000.000 300.000 300.000

Rp.15.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.15.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.15.000.000,00 : 10 semester = Rp.1.500.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 15.000.000 15.000.000 1.500.000 1.500.000 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 15,000,000 1,500,000 13,500,000

31

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

9.

Transaksi Penyelesaian Pembangunan Langsung Sebuah gedung pos jaga selesai dibangun pada bulan Maret 2013, dengan nilai perolehan sebesar Rp.95.000.000,00. Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung pos jaga tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan pembangunannya. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.95.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.95.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 100 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.95.000.000,00 : 100 semester = Rp.950.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 95.000.000 95.000.000 950.000 950.000 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 95,000,000 950,000 94,050,000

10. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sebelum Tahun Anggaran Berjalan Sebuah mesin LCD projector/infocus seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Sebelumnya mesin LCD projector/infocus dicatat sebagai OHP (over head projector). Pada bulan Februari 2013 LCD projector/infocus tersebut baru dicatat melalui transaksi reklasifikasi masuk, setelah sebelumnya melakukan reklasifikasi keluar atas OHP terlebih dahulu. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. 32

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 1 20,000,000 2,000,000 16,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 14,000,000 Akumulasi Penyusutan 6,000,000 2013 1 20,000,000 2,000,000 12,000,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Februari 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 20.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 2.000.000

11. Transaksi Reklasifikasi Masuk Dengan Tanggal Perolehan Sama Dengan Tahun Anggaran Berjalan Sebuah mesin LCD projector/infocus seharga Rp.20.000.000 dibeli pada bulan Januari 2013. Sebelumnya mesin LCD projector/infocusdicatat sebagai OHP 33

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

(over head projector). Pada bulan Mei 2013 LCD projector/infocustersebut baru dicatat melalui transaksi reklasifikasi masuk, setelah sebelumnya melakukan reklasifikasi keluar atas OHP terlebih dahulu. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 20.000.000 2.000.000 2.000.000 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 20,000,000 2,000,000 18,000,000

12. Pengembangan Aset Tetap yang Tidak Menambah Umur Ekonomis Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2012, dan telah dicatat pada bulan Maret 2012. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Mei 2013 mesin tersebut dilakukan pengembangan sebesar Rp.5.000.000,00, tetapi pengembangan tersebut tidak menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. 34

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

c. Nilai

yang

dapat

disusutkan

adalah

sebesar

nilai

perolehan,

yaitu

Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutan penyusutan pertama kali: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2012 1 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 16,000,000 Akumulasi Penyusutan 4,000,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 2 semester = Rp.4.000.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar Rp.5.000.000,00 yang tidak menambah masa manfaat. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.16.000.000,00 + Rp.5.000.000,00 = Rp.21.000.000,00 2) Penyusutan setiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat dari: = Nilai Disusutkan : Sisa Masa Manfaat = Rp.21.000.000,00 : 8 semester = Rp.2.625.000,00/semester 35 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 21,000,000.00 2,625,000 18,375,000

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 4.000.000 4.000.000 5.000.000 5.000.000 2.625.000 2.625.000

*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama 13. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Maret 2012. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Mei 2013 mesin tersebut dikembangkan sebesar Rp.8.000.000,00, dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa persentase realisasi belanja atas pengembangan mesin tersebut adalah sebesar 40% dari nilai bukunya. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas alat kantor sebesar 40% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutan penyusutan pertama kali: TAHUN NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2012 1 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 16,000,000 Akumulasi Penyusutan 4,000,000 SEMESTER

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester

36

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

4) Penyusutan setiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 2 semester = Rp.4.000.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar Rp.8.000.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa manfaat selama 1 tahun. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 Penghitungannya: NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 24,000,000.00 2,400,000 21,600,000

1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.16.000.000,00 + Rp.8.000.000,00 = Rp.24.000.000,00 2) Masa Manfaat berasal dari: = Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat = 8 semester + 2 semester = 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.24.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.400.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 4.000.000 4.000.000 8.000.000 8.000.000 2.400.000 2.400.000

*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama

37

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

14. Pengembangan Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel ke Intrakomptabel Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan Maret 2012 dengan harga beli sebesar Rp.250.000,00. Masa manfaat dari aset tersebut adalah 5 tahun (10 semester). Pada bulan Mei 2013, aset dikembangkan sebesar Rp.500.000,00, tetapi pengembangan tersebut tidak menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.250.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2012 1 250,000 25,000 225,000.00 2012 2 250,000 25,000 200,000.00 Akumulasi Penyusutan 50,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.250.000,00 : 10 semester = Rp.25.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.25.000,00 * 2 semester = Rp.50.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar Rp.500.000,00 yang tidak menambah masa manfaat.

38

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.200.000,00 + Rp.500.000,00 = Rp.700.000,00 2) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat dari: = Nilai Disusutkan : Sisa Masa Manfaat = Rp.700.000,00: 8 semester = Rp.87.500,00/semester e. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) Tidak ada Jurnal Mei 2013 **) DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan *) NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 700,000 87,500 SALDO BUKU 612,500

750.000 750.000 50.000 50.000 87.500 87.500

Tidakada jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 dikarenakan aset tersebut sebelumnya dicatat di ekstrakomptabel **) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk memasukan aset dan akumulasi penyusutannya ke dalam neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di intrakomptabel

15. Aset Tetap yang Sudah Habis Masa Manfaatnya Kemudian Dikembangkan Sehingga Usia Manfaatnya Bertambah. Sebuah printer (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli pada bulan September 2008. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8 semester. Pada bulan Mei 2013 printer tersebut dikembangkan sebesar Rp.3.200.000,00, dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa fisik printer tersebut bertambah sekitar 25% dari fisik semula. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas peralatan komputer sebesar 25% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun. 39

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.16.000.000,00. Tabel penyusutan penyusutan pertama kali: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2008 2 16.000.000 2.000.000 14.000.000 2009 1 16.000.000 2.000.000 12.000.000 2009 2 16.000.000 2.000.000 10.000.000 2010 1 16.000.000 2.000.000 8.000.000 2010 2 16.000.000 2.000.000 6.000.000 NILAI SALDO TAHUN SEMESTER PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 1 16.000.000 2.000.000 4.000.000 2011 2 16.000.000 2.000.000 2.000.000 2012 1 16.000.000 2.000.000 0 2012 2 0 0 0 Akumulasi Penyusutan 16,000,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 8 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 8 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.16.000.000,00 : 8 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 8 semester = Rp.16.000.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar Rp.3.200.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa manfaat selama 1 tahun.

40

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya: TAHUN 2013 SEMESTER 1 NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 3.200.000 1.600.000 SALDO BUKU 1.600.000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.0,00 + Rp.3.200.000,00 = Rp.3.200.000,00 2) Masa Manfaat berasal dari: = Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat = 0 semester + 2 semester = 2 semester 3) Penyusutansetiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.3.200.000,00 : 2 semester = Rp.1.600.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Mei 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 16.000.000 16.000.000 3.200.000 3.200.000 1.600.000 1.600.000

*) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama 16. Pengembangan Aset yang Menambah Umur Ekonomis, Dimana Akumulasi Sisa Umur Dan Penambahan Umur Melebihi Tabel Masa Manfaat I Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan Februari 2013. Dari Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Agustus 2013 mesin tersebut dikembangkan sebesar Rp.8.000.000,00, dimana pengembangan aset tersebut menambah umur ekonomis (masa manfaat) aset. Berdasarkan analisis diketahui bahwa persentase realisasi belanja atas pengembangan mesin tersebut adalah sebesar 41

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

40% dari nilai bukunya. Dari Tabel Masa Manfaat II, pengembangan atas alat kantor sebesar 40% menambah masa manfaat selama 1 (satu) tahun. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 20,000,000.00 2,000,000 18,000,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester d. Pada bulan Agustus 2013 dilakukan pengembangan terhadap aset tetap sebesar Rp.8.000.000,00 dimana pengembangan tersebut menambah masa manfaat selama 1 tahun. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 2 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 26,000,000.00 2,600,000 23,400,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan setelah pengembangan berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Pengembangan Aset. = Rp.18.000.000,00 + Rp.8.000.000,00 = Rp.26.000.000,00 2) Masa Manfaat berasal dari: = Sisa Masa Manfaat + Penambahan Masa Manfaat = 9 semester + 2 semester = 11 semester Dikarenakan masa manfaat melebihi masa manfaat menurut Tabel Masa Manfaat I, sehingga masa manfaat yang dijadikan acuan masa manfaat menurut Tabel Masa Manfaat I yaitu 10 semester. 42

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

3) Penyusutan setiap Semester setelah dilakukan pengembangan didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.26.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.600.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Februari 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Agustus 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan 17. Koreksi Perubahan Nilai Suatu mesin penghancur dibeli pada bulan September 2011 dengan harga Rp.2.500.000,00. Mesin tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester. Pada bulan Agustus tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi Rp.1.000.000,00.Dengan kondisi tersebut, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp 2.500.000. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 2.500.000 250.000 2012 1 2.500.000 250.000 2012 2 2.500.000 250.000 2013 1 2.500.000 250.000 Akumulasi Penyusutan 1.000.000 SALDO BUKU 2.250.000 2.000.000 1.750.000 1.500.000 20.000.000 Tetap Tetap 2.000.000 2.000.000 8.000.000 Tetap Tetap 2.600.000 2.600.000 8.000.000 20.000.000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: 43

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000,00 : 10 semester = Rp.250.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.250.000,00 * 3 semester = Rp.750.000,00 6) Nilai Akumulasi Penyusutan semester 1 sebesar Rp.250.000,00 berasal dari Penyusutan setiap Semester. d. Pada bulan Agustus tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi Rp.1.000.000,00. Akumulasi penyusutan akan dihitung ulang untuk melihat akumulasi sesungguhnya. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 1.000.000 100.000 2012 1 1.000.000 100.000 2012 2 1.000.000 100.000 2013 1 1.000.000 100.000 Akumulasi Penyusutan 400.000 2013 2 1.000.000 100.000 SALDO BUKU 900.000 800.000 700.000 600.000 500.000

Penghitungannya: 1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu: = Nilai Perolehan Nilai setelah koreksi = Rp.2.500.000,00 Rp.1.000.000,00 = Rp.1.500.000,00 2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut: = Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai = (4 x Rp.250.000,00) (4 x Rp.100.000,00) = Rp.1.000.000,00 Rp.400.000,00 = Rp.600.000,00 3) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu: = Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat = Rp.1.000.000,00 : 10 semester = Rp.100.000,00/semester 44

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Agustus 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi Penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan *) Tetap 750.000 750.000 Tetap 250.000 250.000 Tetap 1.500.000 1.500.000 600.000 Tetap Tetap 100.000 100.000 600.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama

18. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Intrakomptabel ke Extrakomptabel Sebuah Pada mesin penghancur 2013 dibeli bulan Maret 2012 dengan harga menjadi

Rp.2.500.000,00. Aset tersebut memiliki masa manfaat 5 tahun (10 semester). bulan Mei mesin penghancur dikoreksi nilainya Rp.250.000,00. Dengan ilustrasi tersebut, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.2.500.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2012 1 2,500,000 250,000 2012 2 2,500,000 250,000 Akumulasi Penyusutan 500,000 SALDO BUKU 2,250,000 2,000,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.2.500.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.2.500.000,00 : 10 semester = Rp.250.000,00/semester 45

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.250.000,00 * 2 semester = Rp.500.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan koreksi atas mesin tersebut sehingga nilainya menjadi Rp.250.000,00. Dengan adanya koreksi tersebut, maka akumulasi penyusutan dihitung ulang untuk mengetahui akumulasi penyusutan sesungguhnya. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2012 1 250,000 25,000 2012 2 250,000 25,000 Akumulasi Penyusutan 50,000 NILAI TAHUN SEMESTER PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2013 1 250,000 25,000 SALDO BUKU 225,000 200,000 SALDO BUKU 175,000

Penghitungannya: 1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu: = Nilai Perolehan Nilai setelah koreksi = Rp.2.500.000,00 Rp.250.000,00 = Rp.2.250.000,00 2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut: = Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai = (2 x Rp.250.000,00) (2 x Rp.25.000,00) = Rp.500.000,00 Rp.50.000,00 = Rp.450.000,00 3) Besar penyusutan setelah dilakukan koreksi setiap semester berasal dari: = Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat = (Rp.2.500.000,00 Rp.2.250.000,00) : 10 semester = Rp.250.000,00 : 10 semester = Rp.25.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 500.000 500.000

46

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Mei 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi Penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal *)

2.500.000 2.500.000 500.000 500.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di ekstrakomptabel ***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di ekstrakomptabel

19. Koreksi Perubahan Nilai Yang Berakibat Perubahan Pencatatan Dari Extrakomptabel ke Intrakomptabel Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan Maret 2012 dengan harga beli sebesar Rp.250.000,00. Masa manfaat dari aset tersebut adalah 5 tahun (10 semester). Pada bulan Mei 2013, aset dikoreksi nilainya menjadi sebesar Rp.750.000,00. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.250.000,00. Tabel penyusutannya: NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2012 1 250,000 25,000 2012 2 250,000 25,000 Akumulasi Penyusutan 50,000 Penghitungannya: TAHUN SEMESTER SALDO BUKU 225,000 200,000

1) Nilai disusutkan sebesar Rp.250.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 2 semester 4) Penyusutan setiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.250.000,00 : 10 semester = Rp.25.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: 47

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.25.000,00 * 2 semester = Rp.50.000,00 d. Pada bulan Mei 2013 dilakukan koreksi nilai terhadap aset tetap sehingga nilainya menjadi sebesar Rp.750.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2012 1 750,000 75,000 2012 2 750,000 75,000 Akumulasi Penyusutan 150,000 NILAI TAHUN SEMESTER PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2013 1 750,000 75,000 SALDO BUKU 675,000 600,000 SALDO BUKU 525,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan setelah koreksi berasal dari: = Saldo Buku Semester 2 tahun 2012 + Koreksi Aset. = Rp.250.000,00 + Rp.500.000,00 = Rp.750.000,00 2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut: = Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai - Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai = (2 x Rp.75.000,00) (2 x Rp.25.000,00) = Rp.150.000,00 Rp.50.000,00 = Rp.100.000,00 3) Besar penyusutan pada saat dilakukan koreksi berasal dari: = Penyusutansetiap Semester sebelum koreksi + Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan = Rp.50.000,00 + Rp.100.000,00 = Rp.150.000,00 4) Besar penyusutan setelah dilakukan koreksi setiap semester berasal dari: = Nilai disusutkan setelah koreksi : Masa Manfaat = Rp.750.000,00 : 10 semester = Rp.75.000,00/semester

48

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) Tidak ada Jurnal Mei 2013 **) DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan *)

750.000 750.000 150.000 150.000 75.000 75.000

Tidak ada jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 dikarenakan aset tersebut sebelumnya dicatat di ekstrakomptabel **) Jurnal pada bulan Mei 2013 merupakan jurnal untuk memasukan aset dan akumulasi penyusutannya ke dalam neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dicatat di intrakomptabel

20. Koreksi Nilai Dimana Akumulasi Penyusutan Sudah Melebihi Nilai Asetnya Sebuah mesin penghancur dibeli pada bulan September 2011 dengan harga Rp.5.000.000,00. Mesin tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester.Pada bulan November tahun 2013 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi Rp.500.000,00. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.5.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 5.000.000 500.000 2012 1 5.000.000 500.000 2012 2 5.000.000 500.000 2013 1 5.000.000 500.000 Akumulasi Penyusutan 2.000.000 SALDO BUKU 4.500.000 4.000.000 3.500.000 3.000.000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.5.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutan setiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat 49

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

= Rp.5.000.000,00 : 10 semester = Rp.500.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.500.000,00 * 3 semester = Rp.1.500.000,00 d. Pada semester 2 tahun 2015 aset tetap dikoreksi nilainya menjadi Rp.500.000,00. Akumulasi penyusutan akan dihitung ulang untuk melihat akumulasi sesungguhnya. Tabel penyusutannya adalah: TAHUN SEMESTER NILAI PENYUSUTAN DISUSUTKAN 2011 2 500.000 50.000 2012 1 500.000 50.000 2012 2 500.000 50.000 2013 1 500.000 50.000 Akumulasi Penyusutan 200.000 2013 2 500.000 50.000 SALDO BUKU 450.000 400.000 350.000 300.000 250.000

Penghitungannya: 1) Besar pengurangan nilai aset dikarenakan koreksi perubahan nilai, yaitu: = Nilai Perolehan Nilai setelah koreksi = Rp.5.000.000,00 Rp.500.000,00 = Rp.4.500.000,00 2) Penyesuaian (koreksi) akumulasi penyusutan dihitung seperti berikut: = Akum. penyusutan sesudah koreksi nilai - Akum. penyusutan sebelum koreksi nilai = (4 x Rp.50.000,00) - (4 x Rp.500.000,00) = Rp.200.000,00 - Rp.2.000.000,00 = (Rp.1.800.000,00) 3) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu: = Nilai Perolehan setelah koreksi : Masa Manfaat = Rp.500.000,00 : 10 semester = Rp.50.000,00/semester

50

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan November2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan *) Tetap 1.500.000 1.500.000 Tetap 500.000 500.000 Tetap 4.500.000 4.500.000 1.800.000 Tetap Tetap 50.000 50.000 1.800.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama

21. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret 2013 aset tersebut dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp 20.000.000. b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat sebagai tindak lanjut adanya usulan penghapusan. c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan. Tabel penyusutannya adalah: TAHUN NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20.000.000 2.000.000 18.000.000 2012 1 20.000.000 2.000.000 16.000.000 2012 2 20.000.000 2.000.000 14.000.000 Akumulasi Penyusutan 6.000.000 SEMESTER

51

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Penghitungannya: 1) Besar penyusutan setiap semester yaitu: = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar. 3) Pada saat usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak keluar, aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat. 4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan penghapusan, yaitu: = 3 x Rp.2.000.000,00 = Rp.6.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal *) 6.000.000 6.000.000 20.000.000 20.000.000 6.000.000 6.000.000 adalah sama setiap semesternya,

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat ***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar 22. Aset Tetap dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret 52

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

2013 aset tersebut hilang dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp 20.000.000. b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang sebagai tindak lanjut adanya usulan penghapusan. c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan. Tabel penyusutannya adalah: TAHUN NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20.000.000 2.000.000 18.000.000 2012 1 20.000.000 2.000.000 16.000.000 2012 2 20.000.000 2.000.000 14.000.000 Akumulasi Penyusutan 6.000.000 SEMESTER

Penghitungannya: 1) Besar penyusutan setiap semester yaitu: = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset yang hilang. 3) Pada saat usulan penghapusan atas aset hilang, aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang. 4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan penghapusan, yaitu: = 3 x Rp.2.000.000,00 = Rp.6.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan 6.000.000 6.000.000 adalah sama setiap semesternya,

53

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal *)

20.000.000 20.000.000 6.000.000 6.000.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Hilang ***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset yang hilang 23. Aset dalam Kondisi Rusak Berat dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian usulan tersebut dibatalkan Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret 2013 aset tersebut dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Pada bulan November 2013 usulan penghapusan dibatalkan. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp 20.000.000. b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat sebagai tindak lanjut adanya usulan penghapusan. c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan. d. Pada bulan November 2013, aset tetap tersebut dicatat kembali dengan transaksi saldo awal. Tabel penyusutannya adalah: TAHUN NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20.000.000 2.000.000 18.000.000 2012 1 20.000.000 2.000.000 16.000.000 2012 2 20.000.000 2.000.000 14.000.000 Akumulasi Penyusutan 6.000.000 SEMESTER

54

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Penghitungannya: 1) Besar penyusutan setiap semester yaitu: = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset dalam kondisi rusak berat keluar. 3) Pada saat usulan penghapusan atas aset dalam kondisi rusak berat, aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat. 4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan penghapusan, yaitu: = 3 x Rp.2.000.000,00 = Rp.6.000.000,00 5) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.8.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset tersebut dibatalkan penghapusannya, yaitu: = 4 x Rp.2.000.000,00 = Rp.8.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal November 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi penyusutan 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Tetap 6.000.000 6.000.000 Tetap 20.000.000 20.000.000 6.000.000 Tetap 6.000.000 adalah sama setiap semesternya,

20.000.000 Tetap Tetap 20.000.000 8.000.000 8.000.000 Tetap 2.000.000 2.000.000 55

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Rusak Berat ***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset dengan kondisi rusak berat keluar 24. Aset dalam Kondisi Hilang dan Sudah Diusulkan Penghapusan Kemudian Aset tersebut ditemukan kembali Sebuah mesin fotokopi seharga Rp 20.000.000 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 10 semester. Pada bulan Maret 2013 aset tersebut hilang dan diusulkan untuk dihapusbukukan kepada Pengelola Barang. Pada bulan November 2013 aset tersebut ditemukan kembali di gudang. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Rp 20.000.000. b. Pada bulan Maret 2013, aset tetap dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang sebagai tindak lanjut adanya usulan penghapusan. c. Penghentian penyusutan berlaku sejak adanya usulan penghapusan. d. Pada bulan November 2013, aset tetap tersebut dicatat kembali dengan transaksi saldo awal. Tabel penyusutannya adalah: TAHUN NILAI DISUSUTKAN 2011 2 20.000.000 2012 1 20.000.000 2012 2 20.000.000 Akumulasi Penyusutan SEMESTER PENYUSUTAN SALDO BUKU 2.000.000 18.000.000 2.000.000 16.000.000 2.000.000 14.000.000 6.000.000

*)

Penghitungannya: 1) Besar penyusutan setiap semester adalah sama setiap semesternya, yaitu: = Nilai Perolehan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester

56

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

2) Penyusutan pada semester 1 tahun 2013 besarnya 0 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset yang hilang keluar. 3) Pada saat usulan penghapusan atas aset hilang, aset tersebut juga dikeluarkan dari neraca dan dibukukan pada Daftar Barang Hilang. 4) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.6.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset diusulkan penghapusan, yaitu: = 3 x Rp.2.000.000,00 = Rp.6.000.000,00 5) Akumulasi penyusutan sebesar Rp.8.000.000 didapat dari penjumlahan akumulasi penyusutan sampai dengan semester sebelum aset ditemukan kembali, yaitu: = 4 x Rp.2.000.000,00 = Rp.8.000.000,00 Dari ilustrasi, maka: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset 30 Juni 2013 ***) Tidak ada Jurnal November 2013 DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi penyusutan 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset CR Akumulasi Penyusutan *) Tetap 6.000.000 6.000.000 Tetap 20.000.000 20.000.000 6.000.000 Tetap 6.000.000

20.000.000 Tetap Tetap 20.000.000 8.000.000 8.000.000 Tetap 2.000.000 2.000.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Jurnal pada bulan Maret 2013 merupakan jurnal untuk mengeluarkan aset dan akumulasi penyusutannya dari neraca, hal tersebut dikarenakan aset tersebut sekarang dibukukan pada Daftar Barang Hilang ***) Tidak ada jurnal pada tanggal 30 Juni 2013 seperti telah disebutkan pada asumsi bahwa penyusutan dihentikan ketika usulan penghapusan atas aset yang hilang

57

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

25. Penghentian aset dalam penggunaan operasi pemerintah Sebuahprinter (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8semester. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.16.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 16.000.000 2.000.000 14.000.000 2012 1 16.000.000 2.000.000 12.000.000 2012 2 16.000.000 2.000.000 10.000.000 Akumulasi Penyusutan 6.000.000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 8 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.16.000.000,00 : 8 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 d. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang,sehingga aset tetap tersebut direklasifikasi dari aset tetap menjadi aset lainnya. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannyajuga direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset tetap menjadi akumulasi penyusutan aset lainnya. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset 58

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

lainnya setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset tetap setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 6.000.000 6.000.000

Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 16.000.000 CR Peralatan dan Mesin 16.000.000 DR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan 16.000.000 Dalam Operasi Pemerintahan CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 16.000.000 DR Akumulasi penyusutan aset tetap 6.000.000 CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 6.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 6.000.000 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya 2.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 2.000.000 *) Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset tetap dan akumulasi penyusutan aset tetap menjadi aset lainnya dan akumulasi penyusutan aset lainnya 26. Penggunaan Kembali Aset Tetap yang Sudah Dihentikan dari Operasional Sebuah printer (peralatan personal komputer) seharga Rp.16.000.000,00 dibeli pada bulan September 2011. Aset tersebut memiliki masa manfaat 8semester. Pada bulan Maret 2013dilakukan penghentian dari operasional atas printer (peralatan personal komputer) dengan NUP 1 karena rusak berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang. Akan tetapi ternyata pada bulan Agustus 2013 ditemukan kesalahan dalam menghentikan dari operasional. Seharusnya yang dihentikan dari operasional adalah printer (peralatan personal komputer) dengan NUP 2 bukan printer (peralatan personal komputer) dengan NUP 1. Perlakuan atas printer (peralatan personal komputer) NUP 1 adalah sebagai berikut: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.16.000.000,00.

59

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 16.000.000 2.000.000 14.000.000 2012 1 16.000.000 2.000.000 12.000.000 2012 2 16.000.000 2.000.000 10.000.000 Akumulasi Penyusutan 6.000.000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.16.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 8 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.16.000.000,00 : 8 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 d. Pada bulan Maret 2013 aset tetap dihentikan dari operasional karena rusak berat namun aset tersebut belum diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang,sehingga aset tetap tersebut direklasifikasi dari aset tetap menjadi aset lainnya. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannyajuga direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset tetap menjadi akumulasi penyusutan aset lainnya. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset lainnya setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset tetap setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00. e. Pada bulan Agustus 2013 aset tetap yang telah dihentikan dari operasional tersebut digunakan kembali, sehingga aset tetap yang telah dihentikan dari operasional tersebut direklasifikasi kembali dari aset lainnya menjadi aset tetap. Oleh karena itu, akumulasi penyusutannya juga direklasifikasi dari akumulasi penyusutan aset lainnya menjadi akumulasi penyusutan aset tetap. Penghitungan nilai akumulasi penyusutan aset tetap setiap semester sama dengan nilai akumulasi penyusutan aset lainnya setiap semester, yaitu sebesar Rp.2.000.000,00.

60

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Perhitungan atas penggunaan kembali aset tersebut adalah: 1) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester 2) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 4 semester = Rp.8.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 *) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Maret 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Peralatan dan Mesin DR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya Maret 2013 **) DR Akumulasi penyusutan aset tetap CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya CR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Agustus 2013 ***) DR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya CR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya CR Diinvestasikan Pada Aset Lainnya DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi penyusutan aset tetap 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi penyusutan aset tetap *) 6.000.000 6.000.000 16.000.000 16.000.000 16.000.000 16.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 2.000.000 16.000.000 16.000.000 16.000.000 16.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 2.000.000 2.000.000

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset tetap dan akumulasi penyusutan aset tetap menjadi aset lainnya dan akumulasi penyusutan aset lainnya ***) Merupakan jurnal reklasifikasi dari aset lainnyadan akumulasi penyusutan aset lainnya menjadi aset tetap dan akumulasi penyusutan aset tetap

61

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

27. Transaksi Pencatatan Konstruksi Dalam Pengerjaan Pada bulan Maret 2013 dilakukan pembayaran termin pertama untuk pekerjaan pembangunan gedung perpustakaan sebesar Rp.500.000.000. Kontrak pekerjaan tersebut berakhir pada bulan Desember 2013. Dari ilustrasi di atas, maka: Penyusutan hanya dilakukan terhadap aset tetap berupa: 1) Gedung dan bangunan 2) Peralatan dan mesin 3) Jalan, irigasi, dan jaringan 4) Aset Tetap lainnya berupa Aset Tetap renovasi dan alat musik modern. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Konstruksi Dalam Pengerjaan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 Tidak ada jurnal 28. Transaksi Pengerjaan Pada bulan Maret 2013 dilakukan pembayaran termin pertama untuk pekerjaan pembangunan gedung perpustakaan sebesar Rp.500.000.000. Selanjutnya pada bulan Juli 2013 dilakukan pembayaran termin kedua sebesar Rp.300.000.000. Kontrak pekerjaan tersebut berakhir pada bulan November 2013. Pada bulan November 2013 tersebut dilakukan serah terima gedung perpustakaan, dan pelunasan pembayaran sebesar Rp.200.000.000. Pada bulan itu juga dilakukan pencatatan reklasifikasi dari Konstruksi Dalam Pengerjaan menjadi gedung perpustakaan. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Penyusutan hanya dilakukan terhadap aset tetap berupa: 1) Gedung dan bangunan 2) Peralatan dan mesin 3) Jalan, irigasi, dan jaringan 4) Aset Tetap lainnya berupa Aset Tetap Renovasi dan Alat Musik Modern. b. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. c. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. d. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu Penyelesaian Pembangunan 500.000.000 500.000.000

Dengan

Konstruksi

Dalam

Rp.1.000.000.000,00. 62

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER 2013 1) Nilai 2 disusutkan Penghitungannya: sebesar Rp.1.000.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 100 semester 3) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.1.000.000.000,00 : 100 semester = Rp.10.000.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Maret 2013 DR Konstruksi Dalam Pengerjaan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 30 Juni 2013 *) Tidak ada jurnal Juli 2013 DR Konstruksi Dalam Pengerjaan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap November 2013 DR Konstruksi Dalam Pengerjaan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Gedung dan Bangunan CR Konstruksi Dalam Pengerjaan 31 Desember 2013 **) DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi penyusutan aset tetap 500.000.000 500.000.000 NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 1.000.000.000 10.000.000 990.000.000

300.000.000 300.000.000 200.000.000 200.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 10.000.000 10.000.000

*) Aset tetap berupa Konstruksi Dalam Pengerjaan tidak disusutkan, sehingga tidak dilakukan penjurnalan. **) Merupakan Jurnal atas Gedung Perpustakaan yang telah selesai dibangun dan diserahterimakan pada bulan November 2013 29. Transaksi Penghapusan Aset Tetap (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan) Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00 dibeli pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester. Berdasarkan persetujuan Pengelola Barang, Pengguna Barang menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan atas Mesin fotokopi tersebut pada bulan Maret 2013.

63

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 1 20,000,000 2,000,000 16,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 14,000,000 Akumulasi Penyusutan 6,000,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi penyusutan aset tetap Maret 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Peralatan dan Mesin DR Akumulasi Penyusutan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap 6.000.000 6.000.000 20.000.000 20.000.000 6.000.000 6.000.000

30. Transaksi Penghapusan Aset Lainnya (Penghapusan, Transfer Keluar, Hibah Keluar, Reklasifikasi Keluar, Koreksi Pencatatan) Sebuah mesin fotokopi seharga Rp.20.000.000,00dibeli pada bulan September 2011. Sesuai dengan Tabel Masa Manfaat I, aset tersebut memiliki masa manfaat selama 10 semester. Pada bulan Desember 2012 64 dilakukan

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

penghentian persetujuan

dari

operasional dengan Barang,

karena

mesin daerah

fotokopi

tersebut

telah Surat

diserahterimakan

pemerintah

setempat.

Berdasarkan

Pengelola

Pengguna

Barang

menerbitkan

Keputusan Penghapusan atas Mesin fotokopi tersebut pada bulan Maret 2013. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.20.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 2 20,000,000 2,000,000 18,000,000 2012 1 20,000,000 2,000,000 16,000,000 2012 2 20,000,000 2,000,000 14,000,000 Akumulasi Penyusutan 6,000,000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.20.000.000,00 berasal dari nilai perolehan. 2) Masa Manfaat selama 10 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 3 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.20.000.000,00 : 10 semester = Rp.2.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.2.000.000,00 * 3 semester = Rp.6.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset lainnya CR Akumulasi penyusutan Aset Lainnya Maret 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset lainnya CR Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan DR Akumulasi PenyusutanAset Lainnya CR Diinvestasikan Pada Aset lainnya 6.000.000 6.000.000 20.000.000 20.000.000 6.000.000 6.000.000

65

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

31. Pemecahan Aset Sebuah gedung kantor permanen selesai dibangun pada bulan Maret 2011, dengan nilai perolehan sebesar Rp.1.000.000.000,00. Gedung tersebut memiliki masa manfaat sesuai Tabel Masa Manfaat I selama 50 tahun atau 100 semester. Gedung kantor permanen tersebut dicatat pada bulan yang sama dengan pembangunannya. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pemecahan aset, yaitu gedung kantor permanen dengan nilai Rp.800.000.000 dan elevator/lift dengan nilai Rp.200.000.000. Dari ilustrasi di atas, maka: a. Aset mulai disusutkan saat semester pada tahun perolehannya. b. Umur manfaat mulai dihitung saat semester pada tahun perolehannya. c. Penghitungan dan pencatatan penyusutan aset tetap dilakukan untuk setiap aset tetap. Dikecualikan dari ketentuan tersebut adalah aset tetap yang hanya dapat dipergunakan bersamaan dengan aset tetap lain sehingga dicatat dan dibukukan secara berkelompok. d. Nilai yang dapat disusutkan adalah sebesar nilai perolehan, yaitu

Rp.1.000.000.000,00. Tabel penyusutannya: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 1 1.000.000.000 10.000.000 990.000.000 2011 2 1.000.000.000 10.000.000 980.000.000 2012 1 1.000.000.000 10.000.000 970.000.000 2012 2 1.000.000.000 10.000.000 960.000.000 Akumulasi Penyusutan 40.000.000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.1.000.000.000,00 berasal dari nilai

perolehan. 2) Masa Manfaat selama 100 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester 4) Penyusutansetiap Semester didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.1.000.000.000,00 : 100 semester = Rp.10.000.000,00/semester

66

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.10.000.000,00 * 4 semester = Rp.40.000.000,00 e. Pada bulan Mei 2013 dilakukan pemecahan aset, yaitu gedung kantor permanen dengan nilai Rp.800.000.000 dan elevator/lift dengan nilai Rp.200.000.000. Pencatatan atas pemecahan aset tersebut dilakukan dengan cara melakukan reklasifikasi keluar dari gedung kantor permanen dengan nilai Rp.1.000.000.000 dan melakukan reklasifikasi masuk menjadi gedung kantor permanen dengan nilai Rp.800.000.000 serta elevator/lift dengan nilai Rp.200.000.000 Tabel penyusutan untuk gedung kantor permanen: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 1 800.000.000 8.000.000 792.000.000 2011 2 800.000.000 8.000.000 784.000.000 2012 1 800.000.000 8.000.000 776.000.000 2012 2 800.000.000 8.000.000 768.000.000 Akumulasi Penyusutan 32.000.000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.800.000.000,00 berasal dari nilai perolehan setelah pemecahan aset. 2) Masa Manfaat setelah pemecahan aset untuk bangunan gedung tempat kerja 100 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester 4) Penyusutansetiap Semester setelah pemecahan aset didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.800.000.000,00 : 100 semester = Rp.8.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.8.000.000,00 * 4 semester = Rp.32.000.000,00

67

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Tabel penyusutan untuk elevator/lift: TAHUN SEMESTER NILAI SALDO PENYUSUTAN DISUSUTKAN BUKU 2011 1 200.000.000 10.000.000 190.000.000 2011 2 200.000.000 10.000.000 180.000.000 2012 1 200.000.000 10.000.000 170.000.000 2012 2 200.000.000 10.000.000 160.000.000 Akumulasi Penyusutan 40.000.000

Penghitungannya: 1) Nilai disusutkan sebesar Rp.200.000.000,00 berasal dari nilai perolehan setelah pemecahan aset. 2) Masa Manfaat setelah pemecahan aset untuk alat bantu adalah 20 semester 3) Semester Akumulasi Penyusutan adalah 4 semester 4) Penyusutansetiap Semester setelah pemecahan aset didapat dari: = Nilai Disusutkan : Masa Manfaat = Rp.200.000.000,00 : 20 semester = Rp.10.000.000,00/semester 5) Nilai Akumulasi Penyusutan berasal dari: = Penyusutan Per Semester * Semester Akumulasi Penyusutan = Rp.10.000.000,00 * 4 semester = Rp.40.000.000,00 Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: 1 Januari 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Mei 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Gedung dan Bangunan DR Akumulasi penyusutan aset tetap CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Gedung dan Bangunan CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi penyusutan aset tetap DR Peralatan dan Mesin CR Diinvestasikan Pada Aset Tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi penyusutan aset tetap 40.000.000 40.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 40.000.000 40.000.000 800.000.000 800.000.000 32.000.000 32.000.000 200.000.000 200.000.000 40.000.000 40.000.000 68
****) ***) **) *)

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

30 Juni 2013 DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi penyusutan aset tetap DR Diinvestasikan Pada Aset Tetap CR Akumulasi penyusutan aset tetap *)

8.000.000 8.000.000 10.000.000 10.000.000

*****) ******)

Jurnal pada tanggal 1 Januari 2013 merupakan jurnal penyusutan tahun pertama **) Merupakan jurnal reklasifikasi keluar dari gedung kantor permanen dan akumulasi penyusutannya sebelum dilakukan pemecahan aset ***) Merupakan jurnal reklasifikasi masuk atas gedung kantor permanen dan akumulasi penyusutannya setelah dilakukan pemecahan aset ****) Merupakan jurnal reklasifikasi masuk atas elevator/lift dan akumulasi penyusutannya setelah dilakukan pemecahan aset *****) Merupakan jurnal akumulasi penyusutan semester I 2013 atas gedung kantor permanen ******) Merupakan jurnal akumulasi penyusutan semester I 2013 atas elevator/lift

C. Ilustrasi Penyusutan Aset Tetap Renovasi 1. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Pertama Penyusutan Sebuah Satker mempunyai Saldo ATR pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp.200.000.000,00. Dari ilustrasi di atas, maka : a. Aset ATR pada tahun pertama penyusutan tidak disusutkan. b. Tidak ada jurnal koreksi penyusutan pada tanggal 1 Januari 2013. c. Tidak ada transaksi akumulasi penyusutan pada tanggal 30 Juni 2013. 2. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0

Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Nilai perolehan aset gedung induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan pada Semester I tahun 1983. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada bulan Mei 2013 diketahui bernilai Rp.2.000.000.000,00; dengan sisa masa manfaat selama 20 tahun (40 semester). Akumulasi Penyusutan/semester atas Aset Gedung induk Satker B diketahui adalah sebesar Rp.50.000.000,00/semester. 69

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka : a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret 2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00. b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut : 1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013 2) Nilai ATR : Rp.200.000.000,00 5 Mei 2013

3) Tanggal penyerahan ATR :

c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan dari pembukuan. d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk (gedung) menjadi : Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR = Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan = Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00 = Rp.2.200.000.000,00 e. penyusutan atas Aset Tetap induk (gedung) tersebut pada huruf d dilakukan sesuai sisa umur masa manfaat Aset Tetap induk. Karena periode perolehan ATR dengan tanggal penyerahan ATR ke Aset Tetap induk sama, maka tidak perlu dilakukan penyesuaian akumulasi penyusutan Aset Tetap induk. Penghitungannya: 1) Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR = Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan = Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00 = Rp.2.200.000.000,00 2) Akumulasi penyusutan Aset Tetap induk (gedung)/semester setelah serah terima ATR = Nilai Aset Tetap induk (gedung) setelah penyerahan ATR : Sisa masa manfaat Aset Tetap induk (gedung) = Rp.2.200.000.000,00 : 40 semester = Rp. 55.000.000,00 / semester 70

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Satker A 15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III 5 Mei 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A Satker B 5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A 5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 55.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 55.000.000 Jurnal penyusutan periodik 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 55.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 55.000.000 Jurnal penyusutan periodik 3. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Diketahui bahwa Aset Tetap induk diperoleh pada Semester II tahun 1962. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui bernilai Rp.0,00; dengan tanpa sisa masa manfaat. 71

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Dari ilustrasi di atas, maka : a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret 2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00. b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut : 1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013 2) Nilai ATR : Rp.200.000.000,00 5 Mei 2013 3) Tanggal penyerahan ATR :

c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan dari pembukuan. d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk (gedung) menjadi : Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR = Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan = Rp.0,00 + Rp.200.000.000,00 = Rp.200.000.000,00 e. Mengingat saat serah terima Aset Tetap induk = 0, maka nilai ATR nya langsung disusutkan hingga 0 pada periode serah terima. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Satker A 15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III 5 Mei 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam 200.000.000 Renovasi Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A

72

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Satker B 5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A 5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk 5 Mei 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 200.000.000 ATR disusutkan seketika karena nilai Aset Induk saat penyerahan ATR = 0 30 Juni 2013 Tidak ada jurnal 4. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0

Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013. Nilai perolehan aset gedung induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan pada Semester II tahun 1983. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui bernilai Rp.2.000.000.000,00; dengan sisa masa manfaat selama 20 tahun (40 semester). Akumulasi Penyusutan/semester atas Aset Gedung induk Satker B diketahui adalah sebesar Rp.50.000.000,00/semester. Dari ilustrasi di atas, maka : a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret 2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00. b. Pada saat penyerahan di bulan Oktober 2013, dilakukan BAST antara Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut : 1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013 73

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

2) Nilai ATR

: Rp.200.000.000,00 7 Oktober 2013

3) Tanggal penyerahan ATR :

c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan dari pembukuan. d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk (gedung) menjadi : Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR = Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan = Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00 = Rp.2.200.000.000,00 e. Penyusutan atas Aset Tetap induk (gedung) tersebut pada huruf d dilakukan sesuai sisa umur masa manfaat Aset Tetap induk dan dilakukan penyesuaian akumulasi penyusutan sebesar masa manfaat yang telah dikonsumsi sejak tanggal perolehan ATR sampai dengan tanggal penyerahan ATR ke Aset Tetap induk. Penghitungannya: 1) Akumulasi penyusutan Aset Tetap induk (gedung)/semester sebelum serah terima ATR = nilai perolehan : masa manfaat = Rp.5.000.000.000,00 : 100 (semester) = Rp.50.000.000,00 / semester 2) Nilai Aset Tetap induk (gedung) pada Satker B setelah penyerahan ATR = Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan = Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00 = Rp.2.200.000.000,00 3) Akumulasi penyusutan Aset Tetap induk (gedung)/semester setelah serah terima ATR = Nilai Aset Tetap induk (gedung) setelah penyerahan ATR : Sisa masa manfaat Aset Tetap induk (gedung) = Rp.2.200.000.000,00 : 40 semester = Rp.55.000.000,00 / semester 74

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

f. Karena ATR diperoleh pada Semester I tahun 2013 dan belum disusutkan, maka perlu dilakukan jurnal koreksi untuk menampung penyusutan yang seharusnya sudah terjadi pada Semester I. Penghitungannya: = Penyusutan/smt setelah serah terima ATR Penyusutan/smt sebelum serah terima ATR = Rp.55.000.000,00 Rp.50.000.000,00 = Rp.5.000.000,00 g. informasi penyesuaian akumulasi penyusutan akibat penambahan nilai ATR yang tidak menambah masa manfaat terhadap Aset Tetap induk dijelaskan ke dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan pada saat akhir periode serah terima dilakukan. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Satker A 15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III 30 Juni 2013 Tidak ada jurnal karena ATR tidak menambah masa manfaat 7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A Satker B 7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A 7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam 200.000.000 Renovasi Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk 7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 5.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 5.000.000 Jurnal koreksi penyusutan

75

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

31 Desember 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap CR Akumulasi Penyusutan Jurnal penyusutan periodik 5.

55.000.000 55.000.000

Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Tidak Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut tidak menambah masa manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013. Diketahui bahwa Aset Tetap induk diperoleh pada Semester II ttahun 1962. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui bernilai Rp.0,00; dengan tanpa sisa masa manfaat. Dari ilustrasi di atas, maka : a. Karena saat serah terima nilai buku Aset Tetap induk = 0, ATR langsung disusutkan hingga 0 pada periode serah terima. b. Tidak ada jurnal koreksi penyusutan pada tanggal 7 Oktober 2013; c. Tidak ada transaksi akumulasi penyusutan pada tanggal 31 Desember 2013. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Satker A 15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III 30 Juni 2013 Tidak ada jurnal karena ATR tidak menambah masa manfaat 7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam 200.000.000 Renovasi Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A Satker B 7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A

76

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam 200.000.000 Renovasi Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk 7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 200.000.000 ATR disusutkan seketika karena nilai Aset Induk saat penyerahan ATR = 0 31 Desember 2013 Tidak ada jurnal 6. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0

Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013. Nilai perolehan aset gedung induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan pada Semester II tahun 1983. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 diketahui bernilai Rp.2.000.000.000,00; dengan sisa masa manfaat selama 20 tahun (40 semester). Akumulasi Penyusutan/semester atas Aset Gedung induk Satker B diketahui adalah sebesar Rp.50.000.000,00/semester. Dari ilustrasi di atas, maka : a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret 2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00. b. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya aset tetap. c. Sebelum proses serah terima ATR kepada Satker B, penyusutan ATR yang menambah masa manfaat di hitung tersendiri di satker A. Penambahan masa manfaat ATR = Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk) diluar penyusutan = 200.000.000 : 5.000.000.000 = 4% Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah masa manfaat selama 5 tahun (10 semester). 77

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

d. Pada saat penyerahan di bulan Oktober 2013, dilakukan BAST antara Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai buku ATR (Rp.180.000.000,00), sisa masa manfaat ATR (9 semester) dan tanggal penyerahan ATR, dengan penjelasan sebagai berikut: 1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013 2) Akumulasi Penyusutan = Penyusutan ATR selama 1 semester

(Semester I tahun 2013) = = 3) Nilai buku ATR = = = 4) Sisa masa manfaat ATR = Masa Manfaat ATR Masa manfaat ATR sejak perolehan s.d. periode berjalan = 10 semester 1 semester = 9 semester 5) Tanggal penyerahan ATR : 7 Oktober 2013 Rp.200.000.000,00 : 10 semester Rp.20.000.000,00 Nilai perolehan akumulasi penyusutan Rp.200.000.000,00 Rp.20.000.000,00 Rp.180.000.000,00

e. Pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan dari pembukuan. f. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan (7 Oktober 2013), sisa masa manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam Aset Tetap induk, terhitung sejak tanggal penyerahan. Penghitungannya: 1) Nilai Gedung Induk setelah penyerahan ATR menjadi : = Nilai buku Aset Gd. Induk + Nilai buku ATR = Rp.2.000.000.000,00 + Rp.180.000.000,00 = Rp.2.180.000.000,00 2) Sisa Masa Manfaat Gedung induk setelah penyerahan ATR menjadi : = Sisa Masa Manfaat Gedung induk sebelum penyerahan ATR + Sisa Masa Manfaat ATR = 40 semester + 9 semester = 49 semester 78

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

3) Perhitungan akumulasi penyusutan baru = Nilai Buku Aset Tetap Gedung (baru) : Masa Manfaat (baru) = Rp.2.180.000.000,00 : 49 semester = Rp. 44.489.796/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Satker A 15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 Jurnal penyusutan periodik 7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 DR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A Satker B 7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 180.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 180.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A 7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan 180.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam 180.000.000 Renovasi Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 44.489.796 CR Akumulasi Penyusutan 44.489.796 Jurnal penyusutan periodik 7. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Tidak Diserahkan Langsung (Penyelesaian Pekerjaan ATR Telah Berlalu), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat. 79

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 7 Oktober 2013. Nilai perolehan aset gedung induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan pada Semester II tahun 1962. Diketahui pula bahwa nilai buku aset gedung induk Satker B pada bulan Oktober 2013 adalah Rp.0,00; dan tidak ada sisa masa manfaat. Dari ilustrasi di atas, maka : a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret 2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00. b. ATR yang menambah masa manfaat disusutkan sebagaimana layaknya aset tetap. c. Sebelum proses serah terima ATR kepada Satker B, penyusutan ATR yang menambah masa manfaat di hitung tersendiri di satker A. Penambahan masa manfaat ATR = Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk) diluar penyusutan = 200.000.000 : 5.000.000.000 = 4% Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah masa manfaat selama 5 tahun (10 semester). d. Pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 7 Oktober 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan dari pembukuan. e. Pada saat penyerahan ATR pada tanggal 7 Oktober 2013, dilakukan BAST antara Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai buku ATR (Rp.180.000.000,00), sisa masa manfaat ATR (9 semester) dan tanggal penyerahan ATR, dengan penjelasan sebagai berikut : 1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013 2) Akumulasi Penyusutan = Penyusutan ATR selama 1 semester (Semester I tahun 2013) = = 3) Nilai Buku ATR Rp.200.000.000,00 : 10 semester Rp.20.000.000,00

= Nilai perolehan akumulasi penyusutan = = Rp.200.000.000,00 Rp.20.000.000,00 Rp.180.000.000,00

80

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

4) Sisa masa manfaat ATR = = = 5) Tanggal penyerahan ATR :

Masa Manfaat ATR Masa manfaat ATR

sejak perolehan s.d. periode berjalan 10 semester 1 semester 9 semester 7 Oktober 2013

f. Pada saat ATR yang menambah masa manfaat diserahterimakan (7 Oktober 2013), sisa masa manfaat ATR dan nilai buku ATR diperhitungkan ke dalam Aset Tetap induk, terhitung sejak tanggal penyerahan. Penghitungannya: 1) Nilai Gedung Induk setelah penyerahan ATR menjadi : = Nilai buku Aset Gd. Induk + Nilai buku ATR = Rp.0,00 + Rp.180.000.000,00 = Rp.180.000.000,00 2) Sisa Masa Manfaat Gedung Induk setelah penyerahan ATR menjadi : = Sisa Masa Manfaat Aset Tetap Gd induk sebelum penyerahan ATR + Sisa Masa Manfaat ATR = 0 semester + 9 semester = 9 semester 3) Mengingat pada saat ATR diserahkan nilai buku Aset Tetap induk = 0, maka pada saat serah terima ATR tidak ada penyesuaian masa manfaat di Aset Tetap induk, sehingga karenanya tidak ada jurnal penyesuaian penyusutan yang perlu dilakukan. Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Satker A 15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 Jurnal penyusutan periodik 7 Oktober 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 DR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A 81

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Satker B 7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 180.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 180.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A 7 Oktober 2013 DR Gedung dan Bangunan 180.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 180.000.000 Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk 31 Desember 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Akumulasi Penyusutan 20.000.000 Jurnal penyusutan periodik 8. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk 0

Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Nilai perolehan aset gedung induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan pada Semester I tahun 1983. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada bulan Mei 2013 diketahui bernilai Rp.2.000.000.000,00; dengan sisa masa manfaat selama 20 tahun (40 semester). Dari ilustrasi di atas, maka : a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret 2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00. b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut : 1) Tanggal perolehan ATR : 15 Maret 2013 2) Nilai ATR : Rp.200.000.000,00 5 Mei 2013 3) Tanggal penyerahan ATR :

c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan dari pembukuan. 82

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk (gedung) menjadi : = Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan = Rp.2.000.000.000,00 + Rp.200.000.000,00 = Rp.2.200.000.000,00 e. Penambahan masa manfaat ATR = Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk) diluar penyusutan = 200.000.000 : 5.000.000.000 = 4% Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah masa manfaat selama 5 tahun (10 semester). f. Sisa masa manfaat atas Aset Tetap setelah serah terima ATR dilakukan: = sisa masa manfaat Aset Tetap induk + masa manfaat ATR = 20 semester + 10 semester = 30 semester g. Mengingat periode perolehan ATR sama dengan periode serah terima Aset Tetap induk, maka jurnal penyesuaian (koreksi) penyusutan tidak perlu dilakukan. h. Perhitungan penyusutan per semester setelah ATR diserahterimakan : = Nilai Aset Tetap setelah serah terima ATR : sisa masa manfaat Aset Tetap setelah serah terima ATR = Rp.2.200.000.000,00 : 30 semester = Rp.73.333.333,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Satker A 15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III 5 Mei 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 20.000.000 Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A

83

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Satker B 5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A 5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam 200.000.000 Renovasi Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 73.333.333 CR Akumulasi Penyusutan 73.333.333 Jurnal penyusutan periodik 9. Aset Tetap Renovasi Pada Tahun Berjalan Yang Menambah Masa Manfaat dan Diserahkan Langsung (Pada Periode Yang Sama dengan Selesainya Pekerjaan ATR), saat serah terima nilai buku Aset Tetap Induk = 0 Satker A menempati sebuah gedung milik Satker K/L lain (Satker B). Pada tanggal 15 Maret 2013, satker tersebut menyelesaikan ATR senilai Rp.200.000.000,00. Diketahui bahwa ATR tersebut menambah masa manfaat. ATR selanjutnya diserahkan oleh Satker A kepada Satker B yang memiliki aset induk (gedung) pada tanggal 5 Mei 2013. Nilai perolehan aset gedung induk Satker B diketahui sebesar Rp.5.000.000.000,00, dengan tahun perolehan pada Semester II tahun 1962. Nilai buku aset gedung induk Satker B pada bulan Mei 2013 diketahui bernilai Rp.0,00; dengan tanpa sisa masa manfaat. Dari ilustrasi di atas, maka : a. Nilai ATR yang dibukukan pada pembukuan Satker A pada tanggal 15 Maret 2013 adalah sebesar Rp.200.000.000,00. b. Pada saat penyerahan di tanggal 5 Mei 2013, dilakukan BAST antara Satker A dengan Satker B. BAST tersebut minimal menyajikan informasi tanggal perolehan ATR, nilai ATR, dan tanggal penyerahan ATR, sebagai berikut : 1) Tanggal perolehan ATR 2) Nilai ATR 3) Tanggal penyerahan ATR : 15 Maret 2013 : Rp.200.000.000,00 : 5 Mei 2013

c. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 pada satker A dihapuskan dari pembukuan. d. pada saat penyerahan ATR dari Satker A ke Satker B pada tanggal 5 Mei 2013, maka nilai ATR sebesar Rp.200.000.000,00 ditambahkan pada nilai 84

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

buku Aset Tetap induk pada Satker B, sehingga nilai Aset Tetap induk (gedung) menjadi : = Nilai Buku gedung + Nilai ATR yang diserahkan = Rp.0,00 + Rp.200.000.000,00 = Rp.200.000.000,00 e. Penambahan masa manfaat ATR = Nilai ATR : Nilai Aset Tetap (induk) diluar penyusutan = 200.000.000 : 5.000.000.000 = 4% Dari Tabel Masa Manfaat II, persentase renovasi sebesar 4% menambah masa manfaat selama 5 tahun (10 semester). f. Sisa masa manfaat atas Aset Tetap setelah serah terima ATR dilakukan menjadi : = sisa masa manfaat Aset Tetap induk + masa manfaat ATR = 0 semester + 10 semester = 10 semester g. Perhitungan penyusutan per semester setelah ATR diserahterimakan : = Nilai Aset Tetap setelah serah terima ATR : sisa masa manfaat Aset Tetap setelah serah terima ATR = Rp.200.000.000,00 : 10 semester = Rp.20.000.000,00/semester Berdasarkan informasi di atas maka jurnal yang terbentuk: Satker A 15 Maret 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi 200.000.000 CR Diinvestasikan pada Aset Tetap 200.000.000 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker A dari Pihak III 5 Mei 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam 20.000.000 Renovasi Jurnal penghapusan ATR oleh Satker A Satker B 5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi CR Diinvestasikan pada Aset Tetap

200.000.000

200.000.00 0 Jurnal pencatatan perolehan ATR pada saat pertama kali oleh Satker B dari Satker A 85

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

5 Mei 2013 DR Gedung dan Bangunan 200.000.000 CR Gedung dan Bangunan Dalam Renovasi Jurnal kapitalisasi ATR kepada Gedung Bangunan Induk 30 Juni 2013 DR Diinvestasikan pada Aset Tetap 20.000.000 CR Akumulasi Penyusutan Jurnal penyusutan periodik

200.000.00 0

20.000.000

86

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

PENYAJIAN PENYUSUTAN

87

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

A. PRINSIP UMUM Besarnya penyusutan setiap tahun dicatat dalam neraca dengan menambah nilai akumulasi penyusutan dan mengurangi ekuitas dana dalam akun Diinvestasikan dalam Aset Tetap. Neraca menyajikan Akumulasi Penyusutan sekaligus nilai perolehan aset tetap sehingga nilai buku aset tetap sebagai gambaran dari potensi manfaat yang masih dapat diharapkan dari aset yang bersangkutan dapat diketahui. Ilustrasi penyajian nilai perolehan aset, Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku aset tetap dalam Neraca sebagian adalah sebagai berikut: Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset tetap lainnya Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aset Konstruksi dalam Pengerjaan Nilai Buku 120,000,000,000 4,000,000,000 35,000,000,000 12,758,500,000 1,656,000,000 (2,430,000,000) 50,984,500,000 4,300,000,000 175,284,500,000

Nilai buku yang tersajikan dalam neraca juga merupakan nilai buku keseluruhan aset tetap. Nilai perolehan aset tetap, jumlah penyusutan dan akumulasinya serta nilai buku per jenis aset tetap disajikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Dari ilustrasi Neraca di atas, tampak bahwa Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan tidak disusutkan. Di luar itu, seluruh aset tetap disusutkan dengan nilai akumulasi penyusutan sebesar Rp2.430.000.000 dan nilai buku sebesar Rp50.984.500.000. B. PENGUNGKAPAN PENYUSUTAN DI DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Paragraf 79 PSAP 07 dan PMK nomor 1/PMK.06/2013 mengatur bahwa informasi penyusutan yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan adalah : 1. 2. 3. 4. Nilai penyusutan; Metode penyusutan yang digunakan; Masa manfaat yang digunakan; Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

88

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Keempat hal di atas harus disajikan dan diungkapkan dalam Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Nilai Penyusutan Nilai yang dapat disusutkan atas BMN yang menjadi obyek penyusutan harus dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Berikut ini merupakan contoh tentang pengungkapan nilai yang dapat disusutkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan: Nilai yang dapat disusutkan atas BMN yang menjadi obyek penyusutan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 1/PMK.06/2013 dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: a. Nilai yang dapat disusutkan atas Aset Tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012, merupakan nilai buku per 31 Desember 2012. b. Nilai yang dapat disusutkan atas Aset Tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2012, merupakan nilai perolehan. Dalahm hal nilai perolehan tidak diketahui, dapat digunakan nilai wajar yang merupakan nilai estimasi. Dalam hal terjadi perubahan nilai Aset Tetap sebagai akibat penambahan atau pengurangan kualitas dan/atau nilai Aset Tetap, yang memenuhi kriteria sebagaimana disusutkan. 2. Metode Penyusutan Yang Digunakan Kebijakan akuntansi yang diuraikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan adalah Kebijakan yang menyangkut penetapan metode penyusutan dan perubahannya. Berikut ini merupakan contoh mengenai uraian penetapan metode penyusutan dalam Catatan atas Laporan Keuangan: Penyusutan atas seluruh Barang Milik Negara berupa aset tetap yang menjadi obyek penyusutan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 1/PMK.06/2013 dilakukan dengan Metode Garis Lurus. 3. Masa manfaat yang digunakan Masa Manfaat atas BMN berupa Aset Tetap yang digunakan dalam rangka penyusutan dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan, sebagai berikut: Masa manfaat atas BMN berupa Aset Tetap dalam rangka penerapan penyusutan mengacu pada Tabel Masa Manfaat I dan Tabel Masa Manfaat II sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan 89 nomor diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintahan, maka penambahan atau pengurangan tersebut diperhitungkan dalam nilai yang dapat

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

59/KMK.6/2013 tanggal 13 Maret 2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. 4. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode Dalam rangka pengungkapan secara penuh, di dalam Catatan atas Laporan Keuangan juga dapat dimuat pengungkapan penyusutan aset tetap guna menunjukkan nilai perolehan bruto, akumulasi penyusutan, dan nilai buku atas aset tetap tersebut. Terkait hal tersebut, di dalam Catatan atas Laporan Keuangan dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut : a. Penyajian atas nilai perolehan bruto, akumulasi penyusutan, dan nilai buku atas BMN berupa Aset Tetap per kodefikasi barang sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 29/PMK.06/2010, dengan mengacu pada Laporan Penyusutan yang merupakan bagian dari Laporan Barang Kuasa Pengguna/Laporan Barang Pengguna. b. Penyajian atas nilai perolehan bruto, akumulasi penyusutan, dan nilai buku atas BMN berupa Aset Tetap per akun neraca. Berikut ini merupakan contoh mengenai penyajian penyusutan per akun neraca: Tanah Peralatan dan Mesin Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Akumulasi Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset tetap lainnya Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya Nilai Buku Aset Konstruksi dalam Pengerjaan Total Aset Tetap Aset Lainnya - Aset Kemitraan dengan Pihak III Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Total Aset Lainnya Total Aset c. Dalam hal terdapat penyesuaian 120,000,000,000 4,000,000,000 (200,000,000) 35,000,000,000 (500,000,000) 12,758,500,000 (750,000,000) 1,656,000,000 (1,500,000) 51,963,000,000 4,300,000,000 176,263,000,000 15,000,000,000 (1,000,000,000) 14,000,000,000 190,263,000,000 akumulasi penyusutan akibat

penambahan nilai Aset Tetap Renovasi yang tidak menambah masa manfaat terhadap Aset Tetap induk (lihat ilustrasi penyusutan atas Aset Tetap Renovasi), maka atas informasi tersebut perlu dijelaskan ke dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan pada saat akhir periode serah terima dilakukan. 90

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Contoh pengungkapan dalam Catatan Ringkas Barang dan Catatan Atas Laporan Keuangan adalah sebagai berikut: Bahwa pada tanggal 7 Oktober 2013 telah diterima pekerjaan Aset Tetap Renovasi (ATR) dari Satker A atas Aset Tetap berupa gedung (x.xx.xx.xx.xxx) dengan NUP xxxx, sebagaimana tertuang pada Berita Acara Serah Terima nomor xxx/xx/2013. ATR yang diserahkan tersebut tidak menambah masa manfaat, dengan perolehan ATR pada tanggal 15 Maret 2013. Atas kondisi tersebut di atas, telah dilakukan penyesuaian akumulasi penyusutan atas Aset Tetap berupa gedung (x.xx.xx.xx.xxx) dengan NUP xxxx.

91

A. FORMAT LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA SETELAH PENYUSUTAN PERTAMA KALI LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA HASIL PENYUSUTAN PERTAMA KALI POSISI PER TANGGAL 1 JANUARI 2013 TAHUN ANGGARAN 2013 KODE UAKPB : ....<3>.... NAMA UAKPB : ....<4>.... AKUN NERACA KODE 1 ..<5>.. URAIAN 2 ....<6>.... JUMLAH Tanggal Halaman : ....<1>.... : ....<2>....

JUMLAH NILAI BMN AKUMULASI NILAI BMN KOREKSI NILAI NETTO SETELAH PENYUSUTAN PER 31-12-2012 NORMALISASI NORMALISASI 3 4 5 6 7 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 999.999.999.999 ....<7>...., ....<8>.... PENANGGUNG JAWAB UAKPB, ....<9>....

....<10>.... ....<11>....

92

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Tanggal pencetakan laporan (system date) Halaman dari laporan Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang Kode Bagan Akun Standar Uraian Bagan Akun Standar Kota ditandatanganinya laporan Tanggal penandatanganan laporan Jabatan penandatangan laporan Nama penandatangan laporan NIP penandatangan laporan

93

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

B. FORMAT LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA .<1>. .<2>. .<3>. LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA POSISI PER TANGGAL .<6>. TAHUN ANGGARAN .<7>. TANGGAL : .<8>. HALAMAN : .<9>. KODE LAP. : .<10>. JUMLAH 999.999.999 (999.999.999) 999.999.999 .<15>., .<16>. PENANGGUNG JAWAB UAKPB .<17>.

NAMA UAKPB : .<4>. .<5>. AKUN NERACA KODE URAIAN .<11>. .<12>. .<13>. .<14>. JUMLAH

.<18>. .<19>. Ketentuan: 1. Nama Unit Akuntansi Pengguna Barang 2. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Eselon I 3. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Wilayah 4. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 6. Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 7. Tahun Anggaran periode laporan 8. Tanggal pencetakan laporan (system date) 9. Halaman dari laporan 10. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer 11. Kode Akun Aset Tetap 12. Uraian Akun Tetap 13. Kode Akun Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 14. Uraian Akun Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 15. Kota ditandatanganinya laporan 16. Tanggal penandatanganan laporan 17. Jabatan penandatangan laporan 18. Nama penandatangan laporan 19. NIP penandatangan laporan

94

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

C. FORMAT LAPORAN PENYUSUTAN DI NERACA .<1>. .<2>. .<3>. LAPORAN PENYUSUTAN RINCIAN PER .<6>. POSISI PER TANGGAL .<7>. TAHUN ANGGARAN .<8>. TANGGAL HALAMAN KODE LAP. AKUMULASI NILAI PER PENYUSUTA .<7>. N
999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999 999.999.999

NAMA UAKPB : .<4>. .<5>. AKUN NERACA/.<6>. Satuan Kuantitas KODE URAIAN
..<12>.. ..<6>.. .<13>. .<14>. ..<15>.. 9.999.999 9.999.999

: <9> : <10> : <11> NILAI BUKU PER ...<7>


999.999.999 999.999.999 999.999.999

JUMLAH

.<16>., .<17>. PENANGGUNG JAWAB UAKPB .<18>.

.<19>. .<20>. Ketentuan: 1. Nama Unit Akuntansi Pengguna Barang 2. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Eselon I 3. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Wilayah 4. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 6. Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub Kelompok Barang/Kelompok Barang 7. Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 8. Tahun Anggaran periode laporan 9. Tanggal pencetakan laporan (system date) 10. Halaman dari laporan 11. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer 12. Kode Akun Neraca 13. Uraian Akun Neraca 14. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 15. Satuan Barang Milik Negara 16. Kota ditandatanganinya laporan 17. Tanggal penandatanganan laporan 18. Jabatan penandatangan laporan 19. Nama penandatangan laporan 20. NIP penandatangan laporan

95

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

D. FORMAT LAPORAN BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
LAPORAN BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG .<3>. RINCIAN PER .<4>. POSISI PER TANGGAL .<5>. TAHUN ANGGARAN .<6>. TANGGAL HALAMAN KODE LAP. SALDO PER .<8>. Kuantitas 999.999 ..<13>.. 999.999 999.999 Nilai 999.999.999 999.999.999 999.999.999 MUTASI BERTAMBAH Kuantitas 999.999 999.999 999.999 Nilai 999.999.999 999.999.999 999.999.999 BERKURANG Kuantitas 999.999 999.999 999.999 Nilai 999.999.999 999.999.999 999.999.999 : : : ..<7>.. ..<8>.. ..<9>..

NAMA UAKPB : .<1>. .<2>. AKUN NERACA/.<4>. Kode ..<10>.. ..<4>.. Uraian ..<11>.. ..<12>.. TOTAL Satuan

SALDO PER .<8>. Kuantitas 999.999 999.999 999.999 Nilai 999.999.999 999.999.999 999.999.999

.<14>., .<15>. PENANGGUNG JAWAB UAKPB .<16>.

.<17>. .<18>.

96

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan: 1. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 2. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 3. Kapitalisasi berupa Intrakomptabel/Ekstrakomptabel/Gabungan 4. Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub Kelompok Barang/ Kelompok Barang 5. Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 6. Tahun Anggaran periode laporan 7. Tanggal pencetakan laporan (system date) 8. Halaman dari laporan 9. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer 10. Kode Akun Neraca 11. Uraian Akun Neraca 12. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 13. Satuan Barang Milik Negara 14. Kota ditandatanganinya laporan 15. Tanggal penandatanganan laporan 16. Jabatan penandatangan laporan 17. Nama penandatangan laporan 18. NIP penandatangan laporan

97

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

E. FORMAT DAFTAR BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
Tanggal Halaman UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN TANGGAL .<3>. : : .<1>. .<2>.

DAFTAR BARANG HILANG YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG

KODE UAKPB : .<4>. NAMA UAKPB : .<5>. KODE BARANG .<6>.


IDENTITAS BARANG

NAMA BARANG .<7>.

NUP ..<8>..

TGL NO MERK/TYPE PEROLEHAN DOKUMEN .<9>. .<10>. .<11>.


JUMLAH

TGL DOKUMEN .<12>.

RUPIAH 999.999.999 999.999.999

KETERANGAN .<13>.

.<14>., .<15>. PENANGGUNG JAWAB UAKPB .<16>.

.<17>. .<18>.

98

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan: 1 Tanggal pencetakan laporan (system date) 2 Halaman dari laporan 3 Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 4 Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5 Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 6 Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub Kelompok Barang/ Kelompok Barang 7 Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 8 Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset 9 Tanggal Perolehan BMN 10 Merk/Type BMN 11 Nomor Dokumen Sumber 12 Tanggal Dokumen Sumber 13 Keterangan tambahan BMN 14 Kota ditandatanganinya laporan 15 Tanggal penandatanganan laporan 16 Jabatan penandatangan laporan 17 Nama penandatangan laporan 18 NIP penandatangan laporan

99

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

F. FORMAT LAPORAN BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
LAPORAN BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG .<3>. RINCIAN PER .<4>. POSISI PER TANGGAL .<5>. TAHUN ANGGARAN .<6>. TANGGAL HALAMAN NAMA UAKPB : .<1>. .<2>. AKUN NERACA/.<4>. Kode ..<10>.. ..<4>.. Uraian ..<11>.. ..<12>.. TOTAL Satuan SALDO PER .<8>. Kuantitas 999.999 ..<13>.. 999.999 999.999 Nilai 999.999.999 999.999.999 999.999.999 MUTASI BERTAMBAH Kuantitas 999.999 999.999 999.999 Nilai 999.999.999 999.999.999 999.999.999 BERKURANG Kuantitas 999.999 999.999 999.999 Nilai 999.999.999 999.999.999 999.999.999 KODE LAP. : : : ..<7>.. ..<8>.. ..<9>.. SALDO PER .<8>. Kuantitas 999.999 999.999 999.999 Nilai 999.999.999 999.999.999 999.999.999

.<14>., .<15>. PENANGGUNG JAWAB UAKPB .<16>.

.<17>. .<18>.

100

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan: 1. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 2. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 3. Kapitalisasi berupa Intrakomptabel/Ekstrakomptabel/Gabungan 4. Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub Kelompok Barang/ Kelompok Barang 5. Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 6. Tahun Anggaran periode laporan 7. Tanggal pencetakan laporan (system date) 8. Halaman dari laporan 9. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer 10. Kode Akun Neraca 11. Uraian Akun Neraca 12. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 13. Satuan Barang Milik Negara 14. Kota ditandatanganinya laporan 15. Tanggal penandatanganan laporan 16. Jabatan penandatangan laporan 17. Nama penandatangan laporan 18. NIP penandatangan laporan

101

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

G. FORMAT DAFTAR BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG
Tanggal Halaman : : .<1>. .<2>.

DAFTAR BARANG BARANG DENGAN KONDISI RUSAK BERAT YANG TELAH DIUSULKAN PROSES PENGHAPUSANNYA KEPADA PENGELOLA BARANG UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN TANGGAL .<3>. KODE UAKPB : .<4>. NAMA UAKPB : .<5>. KODE BARANG .<6>. NAMA BARANG .<7>. NUP ..<8>.. TGL PEROLEHAN .<9>. JUMLAH IDENTITAS BARANG NO MERK/TYPE DOKUMEN .<10>. .<11>. TGL DOKUMEN .<12>. RUPIAH 999.999.999 999.999.999 KETERANGAN .<13>.

.<14>., .<15>. PENANGGUNG JAWAB UAKPB .<16>.

.<17>. .<18>.

102

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan: 1. Tanggal pencetakan laporan (system date) 2. Halaman dari laporan 3. Periode laporan berupa HH-BB-TTTT 4. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 6. Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/ Sub Kelompok Barang/Kelompok Barang 7. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 8. Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset 9. Tanggal Perolehan BMN 10. Merk/Type BMN 11. Nomor Dokumen Sumber 12. Tanggal Dokumen Sumber 13. Keterangan tambahan BMN 14. Kota ditandatanganinya laporan 15. Tanggal penandatanganan laporan 16. Jabatan penandatangan laporan 17. Nama penandatangan laporan 18. NIP penandatangan laporan

103

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

H. FORMAT LAPORAN NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA


.<1>. .<2>. .<3>. LAPORAN NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA .<6>. UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN 1 JANUARI 2013 TANGGAL HALAMAN KODE LAP. Satuan 4 ..<13>.. Tanggal Buku 5 ..<14>.. Jenis Transaksi 6 <15> Uraian Transaksi 7 <16> Tanggal Perolehan 8 <17> Kuantitas 9 <18> Nilai 10 <19> : <7> : <8> : <9> Kapitalisasi 11 <6>

NAMA UAKPB : .<4>. .<5>. Sub-Sub Kelompok Barang ode 1 ..<10>.. Uraian 2 ..<11>.. NUP 3 ..<12>..

.<20>., .<21>. PENANGGUNG JAWAB UAKPB .<22>.

.<23>. .<24>.

104

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan: 1. Nama Unit Akuntansi Pengguna Barang 2. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Eselon I 3. Nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang - Wilayah 4. Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5. Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 6. Kapitalisasi berupa Intrakomptabel/Ekstrakomptabel/Gabungan 7. Tanggal pencetakan laporan (system date) 8. Halaman dari laporan 9. Kode laporan berdasarkan kodefikasi developer 10. Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/Sub Kelompok Barang/ Kelompok Barang 11. Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 12. Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset 13. Satuan Barang Milik Negara 14. Tanggal dibukukannya transaksi atas BMN 15. Jenis transaksi BMN 16. Uraian Transaksi BMN 17. Tanggal perolehan BMN 18. Kuantitas BMN 19. Nilai BMN 20. Kota ditandatanganinya laporan 21. Tanggal penandatanganan laporan 22. Jabatan penandatangan laporan 23. Nama penandatangan laporan 24. NIP penandatangan laporan

105

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

I.

FORMAT DAFTAR NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA


Tanggal Halaman DAFTAR NORMALISASI DATA BARANG MILIK NEGARA UNTUK PERIODE SAMPAI DENGAN TANGGAL 1 JANUARI 2013 : : .<1>. .<2>.

KODE UAKPB : .<3>. NAMA UAKPB : .<4>. KODE BARANG .<5>. NAMA BARANG .<6>. NUP ..<7>.. TGL PEROLEHAN .<8>. JUMLAH IDENTITAS BARANG NO MERK/TYPE DOKUMEN .<9>. .<10>. TGL DOKUMEN .<11>. RUPIAH 999.999.999 999.999.999 .<13>., .<14>. PENANGGUNG JAWAB UAKPB .<15>. KETERANGAN .<12>.

.<16>. .<17>.

106

MODUL PENYUSUTAN BMN BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Ketentuan: 1 Tanggal pencetakan laporan (system date) 2 Halaman dari laporan 3 Kode Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 4 Nama Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang 5 Kode barang menurut PMK 29/2010 berupa Sub-sub Kelompok Barang/ Sub Kelompok Barang/Kelompok Barang 6 Uraian kode barang menurut PMK 29/2010 7 Nomor Urut Pendaftaran/Nomor Aset 8 Tanggal Perolehan BMN 9 Merk/Type BMN 10 Nomor Dokumen Sumber 11 Tanggal Dokumen Sumber 12 Keterangan tambahan BMN 13 Kota ditandatanganinya laporan 14 Tanggal penandatanganan laporan 15 Jabatan penandatangan laporan 16 Nama penandatangan laporan 17 NIP penandatangan laporan

107

You might also like