You are on page 1of 10

simplescouting.wordpress.

com

NAVIGASI
Navigasi adalah keterampilan menemukan arah yang tepat untuk menuju ke suatu tempat. Ilmu tentang navigasi mungkin sudah menjadi pegangan manusia sejak masa pra sejarah. Kamu tentu masih ingat ada masa-masa dimana nenek moyang manusia diperkirakan hidup secara nomaden (berpindah-pindah untuk mencari tempat tinggal yang dekat dengan sumber makanan). Ilmu navigasi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan manusia untuk menjelajahi bumi lebih jauh lagi. Tentu kamu juga masih ingat masa di mana pelaut terkenal dari negara-negara benua Eropa berlomba-lomba mengelilingi samudra. Bangsa Portugis mengirim Bartolomeu Dias mengarungi Samudra Atlantik di sepanjang sisi barat benua Afrika hingga mencapai Samudra Hindia. Bangsa Spanyol mengirim Christoper Columbus untuk menuju Asia Tenggara dan Asia Timur dengan menyebrangi Samudra Atlantik ke arah barat hingga menemukan Benua Amerika. Hingga di jaman yang serba canggih saat ini ilmu navigasi sudah masuk ke dalam gadget elektronik yang kita. Banyak sekali aplikasi smartphone dengan OS Android yang bias menunjukkan lokasi kita. Bahkan banyak juga aplikasi semacam itu yang sudah tersedia di Facebook. Jadi, secara tidak sadar kamu sering menggunakan keterampilan navigasi.

simplescouting.wordpress.com
Dalam kegiatan kepramukaan (khususnya bagi pramuka penggalang dan penegak) dikemas dengan cara yang lebih sederhana dan menggunakan peralatan seadanya. Cara seperti ini membuat praktek navigasi menjadi kegiatan yang lebih menyenangkan dan menantan. Dan yang lebih penting mengandung nilai pendidikan. Pengalaman mempraktekkan navigasi juga bisa menjadi modal awal bagi kamu yang bercita-cita menjadi pelaut, pilot, tentara dan banyak profesi lainnya yang membutuhkan keterampilan navigasi.

Menaksir
Sebelum mempelajari lebih jauh tentang navigasi dan peralatannya, sebaiknya kita terlebih dahulu mengenal lingkungan kita. Caranya adalah dengan mengetahui bentuk dan ukuran tinggi, lebar, kemiringan, beratnya dan sebagainya. Dalam kegiatan di alam terbuka, pramuka membawa hanya peralatan yang benar-benar dibutuhkan untuk mengurangi beban bawaan. Sehingga alat untuk mengukur jarak (misal: meteran, mistar) apalagi neraca untuk mengukur berat benda tidak mungkin dibawa-bawa. Tanpa peralatan yang lengkap, kita bisa mengukur dengan cara manaksir. Menaksir adalah mengukur tanpa menggunakan alat ukur yang sebenarnya. Hasilnya berupa taksiran, jadi besarnya belum tentu tepat sesuai ukuran yang sebenarnya. Tetapi dengan metode yang tepat, kita bisa mendapatkan ukuran yang mendekati benar.

simplescouting.wordpress.com Kenali Tubuhmu


Alat ukur yang selalu bersama kita tanpa menambah beban bawaan adalah tubuh kita sendiri. Maka, kita perlu tahu berapa ukuran bagian tubuh kita yang biasa digunakan untuk menaksir. Coba kamu ukur bagian tubuhmu menggunakan mistar/ penggaris. Diantara yang perlu kamu ketahui: Tinggi Badan : .......... cm Lebar Jengkal : .......... cm Panjang Telunjuk : .......... cm Panjang Rentangan Tangan : .......... cm Lebar Langkah : .......... cm

Cara Mengukur Lebar Langkah


Ukuran tubuh lainnya bisa kamu ukur dengan mistar atau meteran secara langsung. Tetapi untuk mengukur lebar langkah, agar mendapatkan ukuran yang paling tepat kamu perlu melakukan sedikit eksperimen. Karena setiap kali melangkah, lebar langkahmu tentu tidak selalu sama. Maka kamu perlu mengukur lebar langkah rata-rata. Caranya: Dengan menggunakan meteran ukurlah jarak sejauh 100 m. Lebih mudah jika kamu mengukur di lapangan sepak bola atau lapangan basket yang sudah ada standard ukurannya. Selanjutnya, berjalanlah biasa dari satu ujung ke ujung lainnya dan hitung jumlah langkahmu.

simplescouting.wordpress.com
Lebar langkah rata-ratamu = 100 m dibagi jumlah langkah. Untuk mempermudah rubah ukuran dalam centimeter. Dengan mengetahui ukuran tubuhmu kamu sekarang sudah bisa menaksir jarak dan panjang sesuatu dengan mudah.

Menaksir Tinggi

Klinometer modern dan klinometer sederhana.

Alat untuk mengukur tinggi yang sebenarnya adalah klinometer. Namun bukan menaksir namanya kalau menggunakan peralatan yang sebenarnya. Berikut ini beberapa cara mudah untuk menaksir tinggi: Metode Perspektif. Caranya minta bantuan temanmu yang telah kamu ketahui tinggi badannya untuk berdiri dekat dengan pohon/ tiang/ bangunan yang akan kamu taksir tingginya. Kamu juga bisa menggunakan tongkat pramuka (panjang standard 160 cm). Dengan menggunakan tongkat kecil/

simplescouting.wordpress.com
ranting pohon/ pensil, ambil perspektif ujung bawah tepat pada telapak kaki dan ujung atas pada kepala. Jika sudah ketemu perspektifnya, geser tongkat kecil ke atas dan hitung berapa kali tinggi bangunan yang kamu ukur dari perspektif tinggi temanmu yang kamu peroleh tadi. Hasil taksiran = tinggi temanmu dikalikan sebanyak berapa kali kamu menggeser ke atas. Metode Perspektif 2. Caranya sama dengan cara di atas, tetapi kali ini kamu akan membandingkan tinggi secara langsung. Kamu memerlukan tongkat kecil yang pendek untuk melihat perspektif temanmu dan tongkat kecil yang lebih panjang untuk melihat perspektif bangunan yang kamu ukur tingginya. Metode Lingkaran. Misalnya kamu akan mengukur tinggi pohon menggunakan pensil. Lakukan seperti metode perspektif langsung pada pohon. Dengan menjaga posisi tanganmu bagian bawah pensil sebagai sumbu tetap menempel bagian bawah pohon, putar ujung atas pensil 90 O ke kiri/ kanan. Tandai tempat yang terlihat pada ujung atas pensil dengan mengingat lokasinya. Kamu juga bisa meminta temanmu berdiri pada tempat tersebut. Untuk mendapatkan hasilnya kamu

simplescouting.wordpress.com
tinggal menaksir jarak dari titik tadi ke pohon yang kamu taksir tingginya. Maka tinggi pohon akan sama dengan jarak tersebut.

Metode Bayangan. Jika kamu menaksir pada siang hari dan bayangan terlihat jelas, kamu tinggal membandingkan bayangan bangunan yang kamu taksir tingginya dengan bayangan orang/ benda yang kamu ketahui tingginya. Misalnya kamu akan menaksir tiang bendera dengan bantuan temanmu. Maka perhitungannya = Kelemahan metode ini adalah jika tidak ada sinar matahari yang cukup untuk melihat bayangan. Metode Perbandingan Langsung. Jika bangunan yang ditaksir terlalu jauh dan tidak memungkinkann dengan cara-cara di atas, taksirlah dengan membandingkan secara langsung dengan bangunan lain yang bisa diperkitakan tingginya. Misalnya tembok rumah biasanya memiliki ketinggian 4 5 meter. Menaksir Kedalaman. Jika kamu berada di atas bangunan atau tebing, kamu bisa menaksir

simplescouting.wordpress.com
tingginya dengan cara menjatuhkan benda kecil. Pastikan benda yang kamu jatuhkan cukup mudah dilihat dan saat jatuh tidak melambat jika terkena gesekan udara. Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan bola tenis, kerikil atau benda lainnya. Pastikan juga tindakanmu tidak membahayakan dirimu dan orang lain yang berada di bawahmu. Taksir waktu yang dibutuhkan benda untuk jatuh bebas dari posisimu hingga ke tanah. Hasil taksiran = 5 x kuadrat waktu. Jika waktu dalam detik, maka hasil perhitungan dalam satuan meter.

Menaksir Lebar
Dalam beberapa kasus, jarak tidak bisa kita taksir dengan langkah. Misalnya lebar sungai, kamu tidak mungkin masuk ke dalam sungai yang berarus deras atau yang dalam hanya untuk menaksir jarak lebarnya. Atau saat terjadi kebakaran dan kamu perlu mengetahui jarah aman antara dirimu dan api, kamu juga tidak mungkin menaksir jarak langsung dengan melangkah ke arah api. Metode Topi/ Telapak Tangan. pastikan posisi tubuhmu tepat di depan bangunan yang menjadi patokan, misalnya pohon. Tubuhmu menghadap tegak lurus dengan Sebelumnya

simplescouting.wordpress.com
tepian sunyai. Saat memakai topi pet/ baseball gunakan lidah ujung topi. Dongakkan/ anggukkan pandanganmu sehingga ujung lidah topi terlihat menempel pada seberang tepian sungai yang akan kamu taksir lebarnya. Dengan mempertahankan posisi, putar tubuhmu sehingga tubuhmu sejajar dengan arah sungai. Ingat letak tempat di tepi sungai yang menempel pada ujung lidah topi. Kamu bias melakukannya dengan meminta temanmu berdiri di sana atau mengingat benda yang berada di titik tersebut. Selanjutnya hasil taksiran bias kamu dapatkan dengan menaksir jarak dari posisimu ke titik tersebut. Jika tidak ada topi, kamu bias menggunakan telapak tanganmu sebagai pengganti lidah topi. Metode Tongkat. Tongkat bisa kamu ganti dengan benda lain, misalnya batu. Kamu membutuhkan tiga tongkat. Perhatikan gambar!

Ambil titik A adalah benda yang mudah dilihat posisinya. Dalam gambar ini titimk A adalah batu besar. Letakaan tongkat pertama di titik B tepat di

simplescouting.wordpress.com
seberang titik A. Lalu letakkan tongkat lainnya pada titik C dan D sembarang. Dalam hal ini jarak B-C = jarak C-D. Dari titik D berjalanlah tegak lurus menjauhi sungai dan berhenti di titik E dimana saat melihat tongkat di titik C segaris (berhimpit) dengan batu di titik A. Lebar sungai = jarak E-D. Jika sungai sangat lebar, agar jarak E-D tidak telalu besar buat letak tongkat dengan ketentuan jarak BC = n X jarak C-D. Jadi jarak C-D lebih kecil. Maka hasil taksiran nantinya = jarak E-D X n. Metode Kompas. Tentukan titik acuan di seberang sungai yang mudah dilihat. Berdirilah tepat di seberangnya sehingga kamu menghadap tegak lurus terhadap aliran sungai. Arahkan kompas pada titik acuan tersebut dan putar dial 0O pada posisi arah utara jarum magnet. Lalu putar dial 45O berlawanan arah jarum jam. Berjalanlah sepanjang tepian sungai dan arahkan (putar) tubuhmu yang memegang kompas menghadap ke depan, sehingga jarum magnet menempel pada titik 0O . Geser posisi tubuhmu hingga kami menemukan arah kompas tepat menunjuk pada titik acuan. Lebar sungai = jarak posisimu sekarang dengan titik awal di seberang titik acuan.

simplescouting.wordpress.com
Metode Gelombang Air. Metode paling mudah dan sangat efektif jika dilakukan dengan air yang tenang. Kamu tinggal menjatuhkan batu di tepi sungai sehingga menimbulkan gelombang air berbentuk setengah lingkaran. Perhatikan saat gelombang air mencapai tepi seberang, lalu dengan cepat perhatikan posisi gelombang terjauh di sisimu pada saat bersamaan. Lebar sungai = jarak dirimu dengan titik tersebut.

Menaksir Waktu
Dalam menaksir waktu yang berjarak sati detik, kamu tidak bisa hanya menghitung 1.. 2.. 3.. 4.. 5.. dst. Jika seperti itu maka hitunganmu akan lebih cepat dari detik jam. Triknya adalah menambahkan kata yang terdiri dari 3 suku kata. Misalnya seribu 1... seribu 2 ... seribu 3 ... dan seterusnya. Kamu bisa memilih kata lain yang menurutmu nyaman dan cobalah berlatih beberapa kali untuk menemukan pola detikmu sendiri.

10

You might also like