You are on page 1of 18

URGENSI DAN RELEVANSI FILSAFAT HUKUM DALAM PEMBANGUNAN HUKUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Filsafat hukum dan pembangunan hukum pada dasarnya merupakan dua konsep yang berbeda, namun memiliki titik temu pada objek pembahasannya yaitu tentang hukum. Filsafat hukum sebagai suatu disiplin keilmuan, sementara pembangunan hukum merupakan suatu kebijaksanaan yang bersifat nasional dalam bentuk pembangunan di bidang hukum. Pembangunan di bidang hukum menjadi penting karena bertujuan untuk menghasilkan produk-produk hukum yang dapat mendukung dan mengamankan pembangunan hukum Nasional dan sebagai aktualisasi dari konsep Negara hukum sebagaimana yang ditegaskan dalam Undang-undang dasar 1 !". #ebagai suatu disiplin keilmuan, filsafat hukum melakukan usaha pengkajian tentang hukum se$ara mendasar dengan sistematis dan dengan metode yang rasional. %leh karena itu filsafat hukum akan memberikan ja&aban terhadap apakah hukum itu, yang pada hakikatnya pertanyaan ini tidak bisa dija&ab oleh hukum dan ilmu-ilmu lainnya. 'tas dasar pendekatan dan pengkajian filsafat hukum inilah maka hukum yang akan dibangun akan tetap berlandaskan nilai ideologi, nilai budaya, nilai historis, nilai sosiologis dan nilai juridis. (i samping itu filsafat hukum bertujuan untuk menjelaskan nilai-nilai dan dasar-dasar hukum sampai pada dasar-dasar filsafatnya. Pembangunan hukum yang dilandaskan pada nilai-nilai tersebut tidak saja men$iptakan dan melahirkan hukum-hukum yang bias menja&ab berbagai kebutuhan masyarakat se$ara internal, akan tetapi juga akan dapat menja&ab dan sekaligus merespon perkembangan kehidupan sejalan dengan dinamika pembangunan bangsa. Pembangunan hukum yang dilandasi oleh nilai dasar atau nilai ideologis, nilai historis, nilai sosiologis dan nilai juridis serta nilai filosofisnya akan memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk dapat menikmati rasa keadilan, kepastian dan manfaat hukum yang pada akhirnya akan bermuara kepada pembentukan sikap dan kesadaran masyarakat terhadap hukum.

)aitannya dengan pembentukan hukum di *ndonesia, setidaknya kita sadar bah&a hukum di bentuk karena pertimbangan keadilan (gerechtigkeit) disamping sebagai kepastian hukum (rechtssicherheit) dan kemanfaatan (zweckmassigkeit). +. Permasalahan 'dapun permasalahan dari paper dengan judul , Urgensi dan -ele.ansi Filsafat /ukum (alam Pembangunan /ukum (i *ndonesia , yang akan diuraikan oleh Penulis dalam tulisan ini adalah 0 a. 'pa sajakah yang menjadi kajian filsafat hukum 1 b. Bagaimanakah pembangunan hukum di *ndonesia 1 $. Bagaimanakah peranan filsafat hukum dalam pembangunan hukum di *ndonesia 1 2. 3aksud (an 4ujuan 3aksud dan tujuan dari penulisan paper ini berdasarkan permasalahanpermasalahan yang telah dirumuskan diatas, adalah sebagai berikut 0 a. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kajian filsafat hukum. b. Untuk mengetahui bagaimana pembangunan hokum di *ndonesia. $. Untuk mengetahui peranan filsafat hukum dalam pembangunan hukum di *ndonesia. !. )egunaan Penulisan #emoga dalam penulisan paper ini dapat berguna bagi semua pihak. (engan adanya tulisan ini diharapkan dapat berguna bagi penulis dan dapat berguna untuk menambah kha5anah keilmuan terutama di bidang hukum dan semoga keberadaan paper ini dapat memberi masukan bagi semua pihak. ". 3etode Penulisan 3etode penelitian yang digunakan pada makalah ini adalah metode pendekatan yuridis normatif yaitu berpedoman pada tinjauan kepustakaan yang dapat dijelaskan sebagai berikut 0 3elalui penelitian normatif melalui study kepustakaan 6library research 7 yaitu bahan-bahan yang diperoleh melalui buku-buku dan tulisan lainnya.

8. #istematika Penulisan (alam memudahkan memahami isi paper ini penulis menyusun makalah ini dalam beberapa bab, lebih jelasnya sebagai berikut 0 B'B * P9N('/ULU'N 1. Latar Belakang Permasalahan +. Permasalahan 2. 3aksud (an 4ujuan !. )egunaan Penulisan ". 3etode Penulisan 8. #istematika Penulisan B'B ** P93B'/'#'N 1. )ajian Filsafat /ukum +. Pembangunan /ukum di *ndonesia 2. Peranan Filsafat /ukum salam Pembangunan /ukum di *ndonesia. B'B *** P9NU4UP 1. )esimpulan +. #aran ('F4'- PU#4')' BAB II PEMBAHASAN 1. )ajian Filsafat /ukum 'da pendapat yang mengatakan bah&a karena filsafat hukum merupakan bagian khusus dari filsafat pada umumnya, maka berarti filsafat hukum hanya mempelajari hukum se$ara khusus. #ehingga, hal-hal non hukum menjadi tidak rele.an dalam pengkajian filsafat hukum. Penarikan kesimpulan seperti ini sebetulnya tidak begitu tepat. Filsafat hukum sebagai suatu filsafat yang khusus mempelajari hukum hanyalah suatu pembatasan akademik dan intelektual saja dalam usaha studi dan bukan menunjukkan hakekat dari filsafat hukum itu sendiri. #ebagai filsafat, filsafat hukum tunduk pada sifat-sifat, $ara-$ara dan tujuantujuan dari filsafat pada umumnya. (i samping itu, hukum sebagai obyek dari filsafat hukum akan mempengaruhi filsafat hukum. (engan demikian se$ara timbal balik antara filsafat hukum dan filsafat saling berhubungan. #e$ara

sederhana dapat dikatakan bah&a filsafat hukum adalah $abang filsafat, yaitu filsafat tingkah laku atau etika, yang mempelajari hakikat hukum. (engan perkataan lain, filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum se$ara filosofis. :adi objek filsafat hukum adalah hukum, dan obyek tersebut dikaji se$ara mendalam sampai kepada inti atau dasarnya, yang disebut hakikat. Pertanyaan tentang apa hakikat hukum itu sekaligus merupakan pertanyaan filsafat hukum juga. Pertanyaan tersebut mungkin saja dapat dija&ab oleh ilmu hukum, tetapi ja&aban yang diberikan ternyata serba tidak memuaskan. /al tersebut tidak lain karena ilmu hukum hanya memberikan ja&aban yang sepihak. *lmu hukum hanya melihat gejala-gejala hukum sebagaimana dapat diamati oleh pan$aindra manusia mengenai perbuatan-perbuatan manusia dan kebiasaankebiasaan masyarakat. #ementara itu pertimbangan nilai di balik gejala-gejala hukum, luput dari pengamatan ilmu hukum. Norma atau kaidah hukum, tidak termasuk dunia kenyataan (das sein), tetapi berada pada dunia nilai (das sollen), sehingga norma hukum bukan dunia penyelelidikan ilmu hukum. 3engingat objek filsafat hukum adalah hukum, maka masalah atau pertanyaan yang dibahas oleh filsafat hukum itupun antara lain berkaitan dengan hukum itu sendiri, seperti hubungan hukum dengan kekuasaan, hubungan hukum kodrat dengan hukum positif, apa sebab orang menaati hukum, apa tujuan hukum, sampai pada masalah-masalah kontemporer seperti masalah hak asasi manusia, keadilan dan etika profesi hukum. 'da permasalahan penting yang dibahas oleh filsafat hukum yaitu 0 adakah pengertian hukum yang berlaku umum, apakah dasar kekuatan mengikat dari hukum dan adakah sesuatau hukum kodrat. #elanjutnya yang perlu dikaji dalam filsafat hukum antara lain 0 hubungan hukum dengan kekuasaan, hubungan hukum dengan nilai-nilai sosial budaya, apa sebabnya negara berhak menghukum seseorang, apa sebab orang menaati hukum, masalah pertanggungja&aban, masalah hak milik, masalah kontrak dan masalah peranan hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat. 'pabila dilihat ke$enderungan dalam ilmu hukum, ternyata ada dua ke$enderungan yang sedang terjadi, yakni 0 617 ilmu hukum terbagi-bagi ke dalam berbagai bidang yang seolah-olah masing-masing berdiri sendiri, 6+7 ilmu hukum menumpang pada bidang ilmu lain sehingga seolah-olah bukan merupakan suatu

ilmu yang berdiri sendiri. *lmu hukum mempunyai objek kajian hukum. #ebab itu kebenaran hukum yang hendak diungkapkan oleh ilmu&an hukum berdasarkan pada sifat-sifat yang melekat pada hakekat hukum. Untuk membi$arakan hakekat hukum se$ara tuntas, maka perlu diketahui tiga tinjauan yang mendasarinya.4injauan tersebut yaitu tinjauan ontologis, tinjauan epistemologis dan tinjauan aksiologis. a. 4injauan %ntologis 4injauan ontologis membi$arakan tentang keberadaan sesuatu (being) atau eksistensi (existence) sebagai objek yang hendak dikaji. (alam hal ini bah&a segala sesuatu bersifat materi (alls being is material), sementara lainnya menyebutkan semua yang ada bersifat sebagai roh atau spirit (alls being is spirit). /al tersebut akan menentukan bagaimana atau dengan ka$amata apa seseorang melihat suatu objek tertentu. #e$ara umum filsafat hukum mengkaji nilai-nilai hukum, sosiologi hukum, antropologi hukum, psikologi hukum, dan lain-lain serta mengkaji perilaku hukum. #edang kaidah hukum dikaji oleh bidang yang disebut ilmu tentang kaidah. (alam filsafat hukum, nilai-nilai yang dikajipun harus bersifat normatif. ;iri yang umum dari kaidah hukum ialah adanya legitimasi dan sanksi. 4anpa terbagibagi ke dalam bidang-bidang kajian, ilmu hukum dengan sendirinya sudah mengkaji nilai, kaidah dan perilaku. <ang berbeda antara satu kajian dengan kajian lain ialah kadar, intensitas atau derajat di anatara ketiga hal tersebut. b. 4injauan 9pistemologis 4injauan epistemologis menyoroti tentang syarat-syarat dan kaidahkaidah apa yang harus dipenuhi oleh suatu objek tertentu. /al ini berkaitan dengan $ara, metode atau pendekatan apa yang akan digunakan untuk melihat objek itu. *lmu hukum sebagai ilmu bertujuan untuk men$ari kebenaran atau tepatnya keadilan yang benar. Untuk men$ari keadilan yang benar itu maka ditentukanlah $ara untuk men$arinya yang disebut metode. 3etode ilmu hukum ditentukan oleh aspek ontologis dan aksiologis dari hukum. )onsep mengenai metode dan ilmu bersifat uni.ersal. 'rtinya, untuk bidang apa saja atau untuk jenis ilmu manapun adalah sama, tetapi pengaruh dari obyek suatu ilmu tentu tak dapat dihindarkan. #ebab itu

hakekat hukum dan fungsinya dalam praktek tak dapat dihindari berpengaruh dalam menentukan metode yang digunakan dalam ilmu hukum. $. 4injauan 'ksiologis 'dalah melihat bagaimana aksi atau pelaksanaan dari sesuatu. (engan kata lain bagaimana pengaruh dan kemanfaatan 6utility7 suatu objek bagi kepentingan hidup manusia. 4injauan aksiologis tak dapat dilepaskan dari persoalan nilai 6.alue7 yang dianut dan mendasari suatu objek tertentu. *lmu hukum akan mempunyai ke&iba&aan dan kekuatannya apabila bersifat integral dalam aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis. #ebab itu yang diperlukan dalam ilmu hukum ialah sintesis dari metode-metode, sehingga ilmu hukum memiliki suatu metode yang mempunyai $iri khas. *lmu hukum adalah suatu sistem. #ebagai suatu sistem, ilmu hukum harus merupakan suatu kebulatan dari seluruh komponen atau subsistem yang satu sama lainnya saling berhubungan. )ita tidak dapat memungkiri, bah&a perkembangan ilmu dan teknologi begitu pesatnya. (engan ilmu yang dimiliki manusia, sudah banyak masalah yang berhasil dipe$ahkan. -ahasia alam semesta, misalnya, telah banyak diungkapkan melalui kemajuan ilmu tersebut, yang pada gilirannya menghasilkan teknologiteknologi spektakuler, seperti bioteknologi, teknologi di bidang komputer, komunikasi maupun ruang angkasa. 'kan tetapi sebanyak dan semaju apapun ilmu yang dimiliki manusia, tetap saja ada pertanyaan-pertanyaan yang belum berhasil dija&ab. 3aka ketika ilmu tidak lagi mampu menja&ab, pertanyaanpertanyaan tersebut menjadi porsi pekerjaan filsafat. Berfilsafat adalah berfikir. /al ini tidak berarti setiap berfikir adalah berfilsafat, karena berfilsafat itu berfikir dengan $iri-$iri tertentu.1 'da beberapa $iri berpikir se$ara kefilsafatan, yaitu 0 a. -adikal, berfikir se$ara radikal adalah berfikir sampai ke akar-akarnya. b. Uni.ersal, adalah berfikir tentang hal-hal serta proses-proses yang bersifat umum. $. )onseptual, yang dimaksud dengan konsep di sini adalah hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses indi.idual.

d. )oheren dan konsisten. )oheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir 6logis7. )onsisten artinya tidak mengandung kontradiksi. e. )onseptual, yang dimaksud dengan konsep di sini adalah hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses indi.idual. f. #istematik, berasal dari kata sistem yang artinya kebulatan dari sejumlah unsur yang saling berhubungan menurut tata pengaturan untuk men$apai sesuatu maksud atau menunaikan sesuatu peranan tertentu. g. )omprehensif, adalah men$akup se$ara menyeluruh. Berfikir se$ara kefilsafatan berusaha untuk menjelaskan fenomena yang ada di alam semesta se$ara keseluruhan sebagai suatu sistem. h. #e$ara bebas sampai batas-batas yang luas. i. Bertanggungja&ab, pertangungja&aban yang pertama adalah terhadap hati nuraninya. (i sini tampak hubungan antara kebebasan berfikir dalam filsafat dengan etika yang melandasinya. )emudian filsafat hukum dengan sifat uni.ersalitasnya, memandang kehidupan se$ara menyeluruh, tidak memandang hanya bagian-bagian dari gejala kehidupan saja atau se$ara partikular. (engan demikian filsafat hukum dapat menukik pada persoalan lain yang rele.an atau menera&ang pada keseluruhan dalam perjalanan reflektifnya, tidak sekedar hanya meme$ahkan masalah-masalah yang dihadapinya. (alam filsafat hukum, pertimbangan-pertimbangan di luar obyek adalah salah satu $iri khasnya. Filsafat hukum tidak bersifat bebas nilai. :ustru filsafat hukum menimba nilai yang berasal dari hidup dan pemikiran. Filsafat hukum juga memiliki sifat yang mendasar atau memusatkan diri pada pertanyaan-pertanyaan mendasar (basic or fundamental questions). 'rtinya dalam menganalisis suatu masalah, seseorang diajak untuk berpikir kritis dan radikal. (engan mempelajari dan memahami filsafat hukum berarti diajak untuk memahami hukum tidak dalam arti hukum positif belaka. %rang yang mempelajari hukum dalam arti positif belaka, tidak akan mampu memanfaatkan dan mengembangkan hukum se$ara baik. 'pabila orang itu menjadi hakim misalnya, dikha&atirkan ia akan menjadi hakim yang bertindak selaku ,$orong undang-undang= semata. Berikutnya yang tidak kalah pentingnya adalah sifat

filsafat yang spekulatif. #ifat ini tidak boleh diartikan se$ara negatif sebagai sifat gambling. Filsafat hukum berguna untuk membimbing kita menganalisis masalahmasalah hukum se$ara rasional dan mempertanyakan ja&aban itu se$ara terus menerus. :a&aban tersebut seharusnya tidak sekedar diangkat dari gejala-gejala yang tampak, tetapi sudah sampai kepada nilai-nilai yang ada dibalik gejala-gejala itu. 'nalisis nilai inilah yang membantu kita untuk menentukan sikap se$ara bijaksana dalam menghadapi suatu masalah kongkret.2 #e$ara kritis, filsafat hukum berusaha untuk memeriksa gagasan hukum yang sudah ada, melihat koherensi, korespodensi dan fungsinya. Filsafat hukum berusaha untuk memeriksa nilai dari pernyataan yang dapat dikategorikan sebagai hukum.3 Filsafat itu juga bersifat introspektif atau mempergunakan daya upaya introspektif. 'rtinya, filsafat tidak hanya menjangkau kedalaman dan keluasan dari permasalahan yang dihadapi tetapi juga mempertanyakan peranan dari dirinya dan dari permasalahan tersebut. #eperti yang di nyatakan oleh #ugiyanto (armadi berikut ini 0 Filsafat mempertanyakan tentang struktur yang ada dalam dirinya dan permasalahan yang dihadapinya. #ifat introspektif dari filsafat sesuai dengan sifat manusia yang memiliki hakekat dapat mengambil jarak 6distansi7 tidak hanya pada hal-hal yang berada di luarnya tetapi juga pada dirinya sendiri. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah, dan menuntun pada jalan baru.4 #ementara itu Poer&antana berpendapat bah&a 0 Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menopang dunia baru, men$etak manusia-manusia yang tergolong ke dalam berbagai bangsa, ras dan agama itu mengabdi kepada $ita-$ita mulia kemanusiaan. Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak uni.ersal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya. 5 'danya karakteristik khusus dari pemikiran filsafat hukum di atas sekaligus juga menunjukkan arti pentingnya. (engan mengetahui dan memahami filsafat hukum dengan berbagai sifat dan karakternya tersebut, maka sebenarnya filsafat hukum dapat dijadikan salah satu alternatif untuk ikut membantu memberikan jalan keluar atau peme$ahan terhadap berbagai krisis permasalahan yang menimpa bangsa *ndonesia dalam proses reformasi ini. 4entu saja kontribusi yang dapat diberikan oleh filsafat hukum dalam bentuk konsepsi dan persepsi terhadap pendekatan yang hendak dipakai dalam penyelesaian masalah-masalah yang

terjadi. Pendekatan mana didasarkan pada sifat-sifat dan karakter yang melekat pada filsafat hukum itu sendiri. (engan pendekatan dan analisis filsafat hukum, maka para para pejabat, tokoh masyarakat, pemuka agama dan kalangan $endekia&an atau siapapun juga dapat bersikap lebih arif dan bijaksana serta mempunyai ruang lingkup pandangan yang lebih luas dan tidak terkotak-kotak yang memungkinkan dapat menemukan akar masalahnya. 4ahap selanjutnya diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat. )arena penyelesaian krisis yang terjadi di negara kita itu tidak mungkin dapat dilakukan sepotong-potong atau hanya melalui satu bidang tertentu saja, tapi harus meninjau melalui beberapa pendekatan lain sekaligus 6interdisipliner atau multidisipliner7. 4idak ada lagi pihak-pihak yang merasa dirinya paling benar atau paling jago dengan pendapatnya sendiri dan menafikan pendapat yang lain. 'tau dengan kata lain hanya ingin menangnya sendiri tanpa mau menghargai pendapat orang lain. )arena masing-masing bidang atau $ara pandang tertentu, mempunyai kelebihan dan keterbatasannya masing-masing. :ustru pandangan-pandangan yang berbeda kalau dapat dikelola dengan baik, dapat dijadikan alternatif penyelesaian masalah yang saling menopang satu sama lain. 'palagi krisis permasalahan yang melanda bangsa *ndonesia sesungguhnya amat kompleks dan multidimensional sifatnya, mulai krisis ekonomi, politik, hukum, pemerintahan serta krisis moral dan budaya, yang satu sama lain berkaitan sehingga diperlukan $ara penyelesaian yang terpadu dan menyeluruh yang melibatkan berbagai komponen bangsa yang ada. (alam konteks ini diperlukan adanya kerjasama dan sinergi yang erat dari berbagai komponen tersebut. 3aka pejabat pemerintah harus mendengar aspirasi dari rakyat, para pakar mau mendengar pendapat pakar lainnya, tokoh masyarakat harus saling menghormati terhadap dengan tokoh masyarakat yang lain. #emua bekerja bahu membahu dan menghindarkan diri dari rasa $uriga, keben$ian dan permusuhan. (engan pendekatan dan kerangka berfikir filsafati seperti di atas, diharapkan dapat membantu ke arah penyelesaian krisis yang sedang menerpa bangsa *ndonesia saat ini. +. Pembangunan /ukum (i *ndonesia.

#alah satu tuntutan aspirasi masyarakat yang berkembang dalam era reformasi sekarang ini adalah reformasi hukum menuju ter&ujudnya supremasi sistem hukum di ba&ah sistem konstitusi yang berfungsi sebagai a$uan dasar yang efektif dalam proses penyelenggaraan negara dan kehidupan nasional sehari-hari. (alam upaya me&ujudkan sistem hukum yang efektif itu, penataan kembali kelembagaan hukum, didukung oleh kualitas sumberdaya manusia dan kultur dan kesadaran hukum masyarakat yang terus meningkat, seiring dengan pembaruan materi hukum yang terstruktur se$ara harmonis, dan terus menerus diperbarui sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan. (alam upaya pembaharuan hukum tersebut, penataan kembali susunan hirarki peraturan perundang-undangan kiranya memang sudah sangat tepat, (i samping itu, era %rde Baru yang semula berusaha memurnikan kembali falsafah Pan$asila dan pelaksanaan UU( 1 !" dengan menata kembali sumber tertib hukum dan tata-urut peraturan perundangundangan, dalam prakteknya selama ini belum berhasil membangun susunan perundang-undangan yang dapat dijadikan a$uan bagi upaya memantapkan sistem perundang-undangan di masa depan. Lebih-lebih dalam prakteknya, masih banyak produk peraturan yang tumpang tindih dan tidak mengikuti sistem yang baku. #ementara itu, setelah lebih dari 8> tahun *ndonesia merdeka, sangat dirasakan adanya kebutuhan untuk mengadakan perubahan terhadap pasal-pasal dalam UU( 1 !" yang banyak pihak menilai ada pasal yang tidak rele.an lagi dengan perkembangan 5aman. (itambah lagi dengan mun$ulnya kebutuhan untuk me&adahi perkembangan otonomi daerah di masa depan yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya dinamika hukum adat di desa-desa yang $enderung diabaikan atau malah sebaliknya dikesampingkan dalam setiap upaya pembangunan hukum selama lebihdari 8> tahun terakhir. (idalam Pasal + Undang-undang Nomor 1> 4ahun +>>! telah disebutkan bah&a Pan$asila adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum negara *ndonesia, hal ini dirasa sesuai mengingat falsafah Pan$asila adalah merupakan roh perjuangan dari para pejuang bangsa, yang merupakan alat pemersatu, dari yang sebelumnya terkotakkotak oleh daerah, ras, suku, agama, golongan, dan lain sebagainya, mengingat masyarakat *ndonesia sangat heterogen, maka dengan kembali pada Pan$asila,

$ita-$ita luhur para pejuang untuk men$iptakan masyarakat yang adil dan makmur sejahtera dimungkinkan dapat ter$apai. (ilihat dari materinya Pan$asila digali dari pandangan hidup bangsa *ndonesia yang merupakan ji&a dan kepribadian bangsa *ndonesia sendiri. (asar negara Pan$asila terbuat dari materi atau bahan dalam negeri yang merupakan asli murni dan menjadi kebanggaan bangsa, tidak merupakan produk impor dari luar negeri, meskipun mungkin saja mendapat pengaruh dari luar negeri . Pan$asila merupakan Grundnorm atau sumber dari segala sumber hukum di *ndonesia, rumusan Pan$asila ini dijumpai dalam 'linea keempat Pembukaan UU( 1 !", maka dapat dikatakan bah&a Pembukaan UU( 1 !" adalah filsafat hukum *ndonesia, maka Batang 4ubuh berikut dengan Penjelasan UU( 1 !" adalah teori hukumnya, dikatakan demikian karena dalam Batang 4ubuh UU( 1 !" itu akan ditemukan landasan hukum positif *ndonesia. 4eori /ukum tersebut meletakkan dasar-dasar falsafati hukum positif kita . +1 (engan demikian penulis sepakat jika filsafat hukum *ndonesia, adalah di mulai dari pemaham kembali (re interpretasi) terhadap pembukaan UU( 1 !". Pembangunan merupakan upaya sadar yang dilakukan untuk merubah suatu kondisi dari suatu tingkat yang dianggap kurang baik ke kondisi baru pada tingkat kualitas yang dianggap baik atau paling baik. Pembangunan yang dilaksanakan tentu saja pembangunan yang memiliki pijakan hukum yang jelas, bisa dipertanggungja&abkan, membangun selalu terarah serta dengan proporsional perubahan, antara aspek fisik kita 6pertumbuhan7 dan non-fisik. 'pabila diteliti semua masyarakat yang sedang di$irikan bagaimanapun mendefenisikan pembangunan itu dan apapun ukuran yang kita pergunakan bagi masyarakat dalam pembangunan. Peranan hukum dalam pembangunan adalah untuk menjamin bah&a perubahan itu terjadi dengan suasana damai dan teratur. *stilah ,pembaharuan hukum= sebenarnya mengandung makna yang luas men$akup sistem hukum. #istem hukum terdiri atas struktur hukum (structure), substansi?materi hukum (substance), dan budaya hukum (legal culture). #ehingga, bi$ara pembaharuan hukum maka pembaharuan yang dimaksudkan adalah pembaharuan sistem hukum se$ara keseluruhan. Namun demikian, dalam uraian berikutnya istilah ,pembaharuan hukum= tetap dipertahankan yang sebenarnya

mengandung makna yang lebih khusus atau sepadan dengan istilah ,pembentukan hukum=. Pada satu pihak, pembangunan hukum merupakan upaya untuk merombak struktur hukum lama 6struktur hukum pemerintahan penjajah7 yang umumnya dianggap bersifat eksploitatif dan diskriminatif. #edangkan pada pihak lain, pembangunan hukum dilaksanakan dalam kerangka atau upaya memenuhi tuntutan pembangunan masyarakat. Bidang hukum diakui memiliki peran yang sangat strategis dalam mema$u per$epatan pambangunan suatu negara. Usaha ini tidak semata-mata dalam rangka memenuhi tuntutan pembangunan jangka pendek tetapi juga meliputi pembangunan menengah dan jangka panjang. 3eskipun disadari, setiap saat hukum bisa berubah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang menghendakinya. (i negara- negara berkembang, pembangunan hukum merupakan prioritas utama. %leh karena itu, di negara-negara berkembang ini pembaharuan hukum senantiasa mengesankan adanya peranan ganda. Pertama, merupakan upaya untuk melepaskan diri dari lingkaran struktur hukum kolonial. Upaya tersebut terdiri atas pengahapusan, penggantian, dan penyesuaian ketentuan hukum &arisan kolonial guna memenuhi tuntutan masyarakat nasional. edua, pembangunan hukum berperan dalam mendorong proses pembangunan, terutama pembangunan ekonomi yang memang diperlukan dalam rangka mengejar ketertinggalan dan negara-negara maju, dan yang lebih penting adalah demi peningkatan kesejahteraan masyarakat &arga negara. #aat ini di *ndonesia masih terdapat banyak peraturan hukum yang sudah tidak up to date namun tetap dipertahankan. (alam rangka menyonsong era mendatang jelas peraturan-peraturan hukum tersebut memerlukan re.isi dan jika perlu dirubah total dengan materi yang men$erminkan gejala dan fenomena masyarakat saat ini. 3asalahnya adalah apakah proses perubahan atau pembaharuan hukum yang berlangsung di *ndonesia telah dilakukan sesuai dengan kaedah-kaedah normati.e dan atau sesuai dengan nilai-nilai hukum dalam masyarakat. Pertanyaan ini perlu diajukan mengingat fungsi hukum tidak sematamata sebagai alat kontrol sosial (social control7, tetapi juga memiliki fungsi sebagai sarana rekayasa atau pembaharuan sosial.

2. Peranan Filsafat /ukum (alam Pembangunan /ukum (i *ndonesia. Negara di dunia yang menganut paham negara teokrasi menganggap sumber dari segala sumber hukum adalah ajaran-ajaran 4uhan yang ber&ujud &ahyu, yang terhimpun dalam kitab-kitab su$i atau yang serupa denga itu, kemudian untuk negara yang menganut paham negara kekuasaan (rechstaat) yang dianggap sebagai sumber dari segala sumber hukum adalah kekuasaan, lain halnya dengan negara yang menganut paham kedaulatan rakyat, yang dianggap sebagai sumber dari segala sumber hukum adalak kedaulatan rakyat, dan *ndonesia menganut paham kedaulatan rakyat dari Pan$asila. -umusan Pan$asila yang dijumpai dalam 'linea keempat Pembukaan UU( 1 !" adalah sumber dari segala sumber hukum di *ndonesia yang merupakan produk filsafat hukum negara *ndonesia, Pan$asila ini mun$ul diilhami dari banyaknya suku, ras, kemudian latar belakang, serta perbedaan ideologi dalam masyarakat yang majemuk, untuk itu mun$ullah filsafat hukum untuk menyatukan masyarakat *ndonesia dalam satu bangsa, satu kesatuan, satu bahasa, dan prinsip kekeluargaan, &alau tindak lanjut hukumhukum yang ter$ipta sering terjadi hibrida 6per$ampuran7, terutama dari hukum *slam, hukum adat, dan hukum barat 6$i.il la& ? khususnya negara Belanda7, sering dijadikan dasar filsafat hukum sebagai rujukan mengingat mayoritas penduduk *ndonesia adalah umat muslim, $ontoh konkrit dari hukum *slam yang masuk dalam konstitusi *ndonesia melalui produk filsafat hukum adalah Undangundang No. 1 tahun 1 @! tentang Perka&inan, apalagi didalamnya terdapat pasal tentang bolehnya poligami bagi laki-laki yaitu dalam Pasal 2 ayat 1, Pasal ! ayat 1,+, dan Pasal " ayat 1 dan +, &alau banyak pihak yang protes pada pasal kebolehan poligami tersebut, namun di sisi lain tidak sedikit pula yang mempertahankan pasal serta isi dari Undang-undang Perka&inan tersebut. (Padalah lembaga yang berjuang mengesahkan Undang-Undang No. 1 tahun 1 @! tentang Perka&inan, yang diundangkan pada tanggal + :anuari tahun 1 @!, dan sampai sekarang masih berlaku tanpa adanya perubahan, ini bukti nyata dari perkembangan filsafat hukum yang mun$ul dari kebutuhan masyarakat perihal penuangan hukum se$ara konstitusi kenegaraan.

/ukum adat juga sedikit banyak masuk dalam konstitusi negara *ndonesia, $ontoh adanya Undang-undang 'graria, kemudian mun$ulnya Undang-undang %tonomi daerah, yang pada intinya memenuhi kebutuhan masyarakat *ndonesia yang sangat heterogen. 3aka dengan filsafat hukum yang dikembangkan melalui ide dasar Pan$asila akan dapat mengakomodir berbagai kepentingan, berbagai suku, serta menyatukan perbedaan ideologi dalam masyarakat yang sangat beraneka ragam, dengan demikian masyarakat *ndonesia akan tetap dalam koridor satu nusa, satu bangsa, satu kesatuan, satu bahasa, yang menjunjung nilai-nilai luhur Pan$asila. #atjipto -ahardjo mengemukakan pendapatnya bah&a filsafat hukum itu mempersoalkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat dasar dari hukum. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat dasar dari hukum, tentang dasar-dasar bagi kekuatan mengikat dari hokum itu sendiri.8 )ajian filsafat hukum melihat jauh lebih dalam lagi, tidak hanya sekedar bagaimana ketentuan hukum positif menentukan masalah dan latar belakang sejarahnya, tetapi bagaimana nilai-nilai hakiki yang mendasari ketentuan tersebut sehingga filsafat akan lebih banyak berhubungan dengan masalah nilai-nilai dasar dari hukum, *lmu hukum sebagai suatu ilmu empiris 6das sein7 sedang filsafat hukum melihat hukum sebagai suatu yang tersembunyi di balik aturan hukum berupa suatu hukum yang ideal 6re$ht idea7 yang tidak termasuk dalam dunia kenyataan 6das sein7 melainkan termasuk dunia nilai. #ementara itu, pembangunan hukum nasional, baik dalam dimensi konstitusional, dimensi juridis sosiologis dan dimensi perspektif dan kemudian dikemukakan bagaimana strategisnya pembangunan hokum nasional sebagai upaya untuk me&ujudkan $ita-$ita nasional sebagaimana yang ditegaskan dalam 3ukaddimah Undangundang (asar 1 !". Begitu urgen dan strategisnya pembangunan hokum nasional, maka pembangunan hukum nasional harus didasari oleh landasan idiil, strukturil dan operasionalnya. (ari landasan dasar pembangunan hukum nasional tersebut disusun pola arah pembangunan hukum nasional yang pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan produk hukum yang dapat mengatur tugas urnum pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan nasional, sehingga ter$ipta rasa keadilan sesuai dengan kemanusiaan dan semakin berkembangnya kehidupan masyarakat yang sadar dan taat kepada hukum. Bertitik tolak dari urgen dan strategisnya

pembangunan hukum dalam totalitas pembangunan nasional, pola dasar, arah dan strategi dasarnya, maka dapat ditegaskan bah&a pelaksanaan pembangunan hukum nasional bertujuan untuk membentuk, meningkatkan dan mengembangkan sikap kesadaran masyarakat bangsa *ndonesia terhadap hukum. 4umbuhnya kesadaran masyarakat terhadap hukum akan dapat ter$ipta apabila masyarakat telah mendapatkan rasa keadilan, kepastian dan kemanfaatan dari hukum yang dibangun. 'tas dasar konsepsi tujuan pembangunan hukum yang dilaksanakan bangsa *ndonesia sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, maka persoalan yang pertama dan utama yang akan timbul adalah Ahukum yang bagaimana yang akan dibangun ituA untuk menja&ab pertanyaan yang sederhana ini tidaklah semudah mempertanyakannya, disebabkan pertanyaan tersebut akan berlanjut kepada pertanyaan yang bersifat filosofis yaitu Aapa itu hukumA atau Aapa hakikat hukum ituA. :ika hukum dinyatakan hanya dalam bentuk gejala sosial, dan hukum dalam pengertian ini yang akan dibangun, maka dapat ditegaskan bah&a pola pikir dan konsepsi hukum yang demikian tidak akan dapat menja&ab tujuan pembangunan hukum. /ukum dalam pengertian gejala sosial hanya bersifat formalitas dan bersifat lahiriah semata, oleh karena itu hukum dalam pengertian ini tidak akan dapat mengaktualisasikan rasa keadilan dan moralitas. 4ujuan pembangunan hukum nasional hanya akan dapat di$apai, apabila ter$ipta suatu pola pandang tentang hukum yang akan dibangun itu tidak saja hukum dalam pengertian gejala sosial, akan tetapi hukum yang terkait dengan nilai-nilai dasar dan ideologi, nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral dan susila serta nilai-nilai keadilan. (engan demikian maka hukum yang akan dibangun itu adalah hukum yang dilandasi oleh nilai-nilai yang bersifat uni.ersal dan terdapat pada setiap manusia yang disebabkan dengan keberadaannya yang manyatu dengan nilai-nilai kemanusiaan. /anya dengan memandang hukum dalam konsepsi inilah akan dapat di&ujudnyatakan tujuan pembangunan hukum nasional. (alam usaha untuk melakukan ini, hukum ditempatkan pada kedudukan di tengah-tengah sistem nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat *ndonesia.@ :ika hukum telah dapat dipandang dalam konsepsi yang menyatu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat uni.ersal, maka suka atau tidak suka, disenangi atau tidak disenangi keberadaan filsafat hukum memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. Persoalan hukum yang berhubungan dengan nilainilai, hanya dapat dija&ab melalui filsafat hukum. Pemikiran sistematik teori

hukum pada satu sisi berkaitan dengan filsafat dan sisi lain dengan teori politik. #eringkali titik tolaknya adalah filsafat dan ideologi politik berperan sebagai pelengkap. 3isalnya dalam system skolastik Pada akhirnya seorang ahli hukum akan mengartikan hukum, sebagai jalinan nilai-nilai, dan nilai-nilai tersebut akan dirumuskannya sebagai konsep-konsep abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik akan dianutnya dan apa yang dianggap buruk harus dihindari sehingga filsafat hukum akan memberikan ja&aban yang tidak terja&ab oleh ilmu hukum.B (alam kontek inilah filsafat hukum memainkan perannya dalam mengisi pembangunan hukum nasional, sebab filsafat hukum itu memperdalam dan memperluas pengetahuan tentang hukum, filsafat hukum memiliki nilai yang sangat tinggi terutama bagi ahli hukum. #e$ara sederhana dapat dikatakan bah&a filsafat hukum turut menentukan pilihan terhadap hukum yang akan dibangun.

BAB III PENUTUP 1. )esimpulan (ari paparan penulis se$ara singkat diatas, kiranya penulis dapat menyimpulkan pembahasan sebagai berikut 0 a. Filsafat /ukum adalah merupakan pembahasan se$ara filosofis tentang hukum, yang sering juga diistilahkan lain dengan !urisprudence, adalah ilmu yang mempelajari hukum se$ara filosofis, yang objeknya dikaji se$ara mendalam sampai pada inti atau dasarnya, yang disebut hakikat. Filsafat hukum sebagai suatu disiplin keilmuan juga berusaha mengkaji hukum sebagai objeknya se$ara mendasar dengan sistematis dan metode yang rasional memiliki peranan penting dalam pembangunan hukum nasional. b. Pentingnya filsafat hukum dalam pembangunan hukum nasional dikarenakan hanya dengan filsafat hukum sebagai salah satu .ariabelnya pelaksanaan pembangunan hukum nasional akan dapat menja&ab berbagai kebutuhan masyarakat dan sekaligus dapat merespon perkembangan kehidupan seiring dengan dinamika pembangunan nasional.

$. (engan filsafat hukum akan ter$ipta pilihan-pilihan yang tepat terhadap hukum yang akan dibangun oleh karena filsafat hukum akan menentukan hukum yang berdimensi nilai dasar, nilai budaya, nilai historis, nilai sosiologis dan nilai juridis, sehingga hukum yang lahir sebagai produk pembangunan hukum nasional tidak saja hukum dalam arti gejala sosial kemasyarakatan semata, akan tetapi hukum yang diproduk adalah hukum yang memiliki dimensi moral, dimensi keadilan, dimensi kepastian dan dimensi kemanfaatan yang pada akhirnya akan bermuara kepada semakin tumbuh dan berkembangnya sikap dan kesadaran masyarakat terhadap hukum yang mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksakan dan dipertahankan oleh aparat negara yang ber&enang. +. #aran-saran a. /endaknya bagi pemegang kekuasaan di *ndonesia terutama 6legislatif, 9ksekutif, dan yudikatif7, agar selalu belajar dan mengkaji lebih jauh tentang filsafat hukum, serta pemahaman terhadap Grundnorm atau sumber dari segala sumber hukum di *ndonesia 6Pan$asila7, agar pembaharuan atau hukum yang di$iptakan adalah benar-benar merupakan rules for the game of life bagi masyarakat luas. b. /endaknya sering dilakukan diskusi 6pembahasan ulang7 oleh pakar filsafat hukum terhadap perundang-undangan yang masih belum memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat luas, dan tentunya peran diskusi ilmiah antar pakar filsafat hukum di indonesia sangatlah urgen untuk dilakukan dalam mengubah hukum yang hanya mengedepankan legalitas belaka, tanpa melihat li"ing law yang terjadi dalam masyarakat, serta mengingat sekian lama *ndonesia di doktrin oleh Belanda untuk =dipaksa=, memakai sistem #i"il law yang bermuara pada legalitas belaka, yang terkadang sering tidak bermuara pada keadilan yang seutuhnya. $. 4erkhusus bagi para mahasis&a pemerhati hukum pada Perguruan 4inggi, haruslah terus belajar terhadap hakikat filsafat hukum, yang nantinya pasti

akan berguna bagi perbaikan sistem hukum di *ndonesia yang masih dirasa $arut marut. 6
---------------------------------------------------------------------------1

Fakulta F!l a"at UGM# Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan #

Klat$% & I%ta% Pa'!(a'a# 1))*# +al, 1*


2

Da'-! Da'./0!+a'-/ 0a% S+!0a'ta# Pokok-pokok Filsafat Hukum Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, 1aka'ta, G'a.$0!a Pu taka Uta.a# 1))5# +al, 1*, 3 Su2!3a%t/ Da'.a0!# Kedudukan Ilmu Hukum dalam Ilmu dan Filsafat , Ba%0u%2# Ma%0a' Ma-u# 1))4# +al, 14, 4 I5!0, 5 P/$'(a%ta%a# 0kk# Seluk Beluk Filsafat Islam# Ba%0u%2# R/ 0a Ka'3a# 1)44 +al, 4, 6 Sat-!7t/ Ra+a'0-/, Ilmu Hukum# Ba%0u%2# Alu.%!# 1)42# +al 321,
* 4

Sat-!7t/ Ra+a'0-/# Hukum dan Perubahan Sosial# Ba%0u%2# Alu.%!# 1)43# +al 233, S/$'-/%/ S/$ka%t/# Pengantar Penelitian Hufeum# 1aka'ta# UI P'$ # 1)44# +al,44,

You might also like