You are on page 1of 2

MEMPERJUANGKAN ISLAM VIA PARLEMEN Mensikapi persoalan tersebut, Allah Swt dalam banyak ayat al-Quran menegaskan keharaman

seorang muslim bergabung dalam sistem pemerintahan demikian. Diantaranya adalah: 1. Allah Swt mewajibkan hukum Allah-lah yang menjadi dasar pembentukan berbagai perundang-undangan dan peraturan, melarang kaum mukmin berhukum kepada syariat selain syariat Allah Swt. Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan engkau hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (TQS. an-Nisa [4]: 65) Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul- Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (TQS. alAhzab [33]: 36) 2. Allah Zat Maha Penghisab mewajibkan penguasa muslim untuk menerapkan sistem hukum Islam. Jika tidak, Allah Swt mengkategorikannya sebagai kafir, fasik, atau zalim. Barangsiapa yang tidak menghukumi dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir. (TQS. al-Maidah [5]: 44) Barangsiapa yang tidak menghukumi dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang -orang zhalim. (TQS. al-Maidah [5]: 45) Barangsiapa yang tidak menghukumi dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang fasik. (TQS. al-Maidah [5]: 47) Dan hendaklah engkau memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah supaya mereka tidak memalingkan engkau dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. (TQS. al-Maidah [5]: 49) 3. Penentuan hukum merupakan hak Allah Swt semata. Hukum itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar engkau tidak menyembah selain Dia. (TQS. Yusuf [12]: 40) 4. Salah satu karakter orang munafik adalah mengaku beriman tetapi berhukum pada hukum thghut (hukum selain hukum Islam). Padahal Allah Swt mengharamkan berhukum kepada thghut. Apakah engkau tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya beriman kepada apa yang diturunkan kepada engkau dan kepada apa yang diturunkan sebelum engkau? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan mengingkari thaghut itu. Dan syaithan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya. (TQS. an-Nisa [4] : 60) 5. Tidak boleh meninggalkan hukum Allah beralih kepada hukum selain-Nya. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi

orang-orang yang yakin? (TQS. al-Maidah [5]: 50) 6. Allah Swt mengharamkan seorang muslim menjadi teman dekat (bithnah) penguasa yang memerintah bukan dengan sistem hukum Islam. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian ambil menjadi teman dekatmu orangorang yang di luar kalanganmu (tidak beriman kepada apa yang diturunkan Allah). (TQS. Ali Imran [3]: 118) 7. Allah Swt mengharamkan kaum Muslim bermuwlt kepada selain orang-orang Islam. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali kalian; sebagian mereka wali bagi sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kalian mengambil mereka sebagai wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang zhalim. Maka kalian akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: Kami takut akan mendapat bencana. Mudah -mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. (TQS. al -Maidah [5]: 51 52) Ayat-ayat itu dengan tegas melarang orang Yahudi, Nasrani, dan orang yang bermuwlt kepada mereka, sebagai wli. Memang benar, para penguasa yang ada di negerinegeri muslim sekarang bukan Yahudi, Nasrani ataupun kaum musyrik. Namun, sikap mereka menunjukkan secara gamblang adanya muwlt mereka kepada kaum kafir tersebut. Oleh sebab itu, siapa saja yang bermuwlt kepada orang yang berwli kepada Yahudi danNasrani, maka berarti ia telah bermuwlt kepada Yahudi dan Nasrani. Berdasarkan pemaparan di atas, nash-nash al-Quran secara qathi tsubut (pasti sumber pengambilan dalilnya) dan qathi dilalah (pasti penunj ukkan dalilnya) menetapkan haram hukumnya bergabung dengan sistem pemerintahan yang menerapkan sistem hukum selain Islam.

You might also like