Professional Documents
Culture Documents
html
Setiap orang tua pasti akan menyayangi anaknya. Sebagai wujud kasih sayangnya itu, orang tua akan berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya. Orang tua akan memenuhi setiap permintaan anaknya sesuai dengan kemampuan maksimal yang dimiliki orang tua. Dengan begitu, anak akan merasa bahagia dan senang keinginannya selalu terpenuhi dengan mudah. Akan tetapi dibalik itu semua sebenarnya Anda telah menanamkan sifat lemah kepada anak saat mereka beranjak dewasa. Tanpa mengurangi kebahagian anak, Anda sebagai orang tua memang memiliki kewajiban memenuhi segala kebutuhannya namun harus ada nilai moral yang harus Anda berikan kepada anak di samping memberikan barang-barang kesukaannya. Dengan selalu memberikan kemudahan kepada anak atas segala permintaannya maka selanjutnya anak akan mengandalkan orang tua selamanya untuk memenuhi segala kebutuhan. Anak akan mudah kecewa jika suatu saat keinginannya tidak terpenuhi karena biasanya mereka selalu terpenuhi keinginannya. Selain itu, anak tidak belajar mandiri karena mereka menganggap untuk memnuhi kebutuhannya tidak memerlukan usaha yang keras sebab ada orang tua yang menanggungnya. Untuk menghindari hal demikian, maka Anda bisa memberikan nasehat kepada anak yang disampaikan secara ringan misal saat berkumpul makan dan menonton TV. Atau bisa juga Anda tanamkan kebiasaan menabung kepada anak, dengan begitu Anda mengajarkan mandiri dan pengertian berusaha untuk mengumpulkan uang agar bisa membeli barang yang diinginkannya. Dengan membiasakannya menabung akan mengajarkan kepada anak tentang pengelolaan uang dan berlaku hemat dalam menggunakannya. Selain itu, harus diberi tahu pula tentang skala prioritas pemenuhan kebutuhan. Mana yang didahulukan jika anak menginginkan barang mainan sedangkan buku tulisnya telah habis ? Maka Anda harus memberikan masukan bagi anak untuk memilih barang yang lebih penting bagi sekolahnya, dengan
1
memberikan pengertian seperti itu dijamin anak Anda akan selalu mempertimbangkan setiap keinginannya dengan kebutuhan dasarnya. Pendidikan moral yang Anda sampaikan kepada anak harus dengan metode yang halus dan tidak bersifat kasar atau membentak-bentaknya agar bisa sesuai dengan yang Anda harapkan tetapi Anda sampaikan dengan tetap memberikan ketenangan kepada anak bahwa Anda akan memenuhi keinginannya, akan tetapi dengan catatan Anda meminta mereka harus rajin belajar dan mengerjakan PR, Secara tidak langsung anak akan memaknai take and give diantara dirinya dan orang tua.
Di tengah persaingan ketat saat ini banyak orang tua yang memilih sekolah unggulan bagi anaknya. Bahkan para orang tua berlomba untuk memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah meski masih berusia dini dengan tujuan agar mereka tidak ketinggalan arus kemajuan dunia ilmu pengetahuan. Namun sebenarnya ada batas kemampuan anak yang diidentifikasikan bisa mengikuti pendidikan formal seperti sekolah dasar (SD). Kemampuan anak tersebut didasarkan pada aspek kesiapannya mengikuti proses akademik di sekolah. Maka tidak heran jika ada orang tua yang memasukkan anaknya ke PAUD atau TK, hal ini ditujukan agar sang anak dapat lebih siap mengahadapi atmosfer pendidikan di sekolah dasar. Meskipun pada praktik belajar dan mengajarnya berbeda dengan TK yang lebih banyak permainan, namun setidaknya anak-anak yang pernah mengikuti pendidikan di PAUD atau TK tidak akan terlalu kaget memasuki dunia sekolah. Indikator-idikator kesiapan anak ini akan terakumulasi nantinya dalam sebuah keberhasilan sang anak mengikuti proses belajar di sekolah.
2
Indikator yang pertama adalah kemampuan motoriknya berupa kemampuan otot-ototnya untuk melakukan gerakan seperti memegang pensil untuk menulis. Kedua kemampuan berbahasa, kemampuan ini pada nantinya akan membantu anak untuk berkomunikasi dan memahami intruksi yang diarahkan oleh guru. Ketiga, kemampuan emosional. Kemampuan ini akan memudahkan anak untuk bersosialisasi dengan teman-temanya di sekolah, serta kemampuan anak untuk bisa memunculkan sikap mengahrgai dan menghormati teman dan guru di sekolah. Keempat, kemampuan kemandirian. Kemandirian ini perlu sekali bagi anak yang memasuki fase pendidikan formal. Kemandirian ini erat kaitannya dengan kemampuan anak untuk tidak lagi sepenuhnya tergantung kepada orang tua. Selajutnya peran orang tua untuk terus membimbing tidak terputus. Bimbingan yang diberikan bukan lagi seperti kepada anak kecil yang semuanya harus di bantu akan tetapi berikan bimbingan yang berupa pengarahan misalnya bagaimana mengikat tali sepatu yang benar, Anda berikan contoh satu kali selanjutnya anak yang melakukannya sendiri dengan terus dipantau oleh Anda. Kelima kemampuan kognitif, yakni kemampuan anak dalam berfikir dan memahami pelajaran yang diberikan di sekolah, serta kemampuan ini akan membantu anak pula dalam menyelesaikan pekerjaan rumahnya (PR).
Inilah yang Mempengaruhi Kecerdasan Anak Anak yang cerdas dipengaruhi oleh lingkungan atau pola pengasuhan yang mendukung si anak untuk selalu berpikir dan bertindak cerdas. Tidak hanya makanan yang bergizi, beberapa cara mudah juga penting dijadikan pedoman untuk perkembangan mental dan fisik anak hingga ia dewasa. Memang tidak ada resep tunggal untuk membuat anak memiliki nilai IQ (Intelligence Quotient) yang tinggi. Terlebih saat ini banyak pendidik yang juga selalu menekankan pentingnya Emotional Quotient (EQ) tak hanya IQ sebagai bekal anak untuk jadi pribadi yang matang saat dewasa. Berikut adalah beberapa cara untuk mencetak anak cerdas seperti dikutip dari thedailybeast.com
3
1. Jauhi Anak dari Kebiasaan Nonton TV Sebanyak 30 persen anak-anak di bawah usia 2 memiliki televisi di kamar tidurnya. Dan 59 persen anak-anak berusia di bawah 2 tahun menonton TV dua jam sehari. Manfaat menonton TV bagi bayi tidak diketahui, namun TV diketahui merusak keterampilan mental dan menyia-nyiakan waktu untuk perkembangan otak yang seharusnya dihabiskan dengan cara berbicara dengan orang lain. 2. Beri anak Air Susu Ibu (ASI) Anak berusia enam tahun yang diberi ASI terus menerus ketika bayi, skor tes IQ-nya 5 persen lebih tinggi daripada anak 6 tahun yang tidak mendapat ASI. Kesimpulan ini didasarkan pada penelitian yang diikuti oleh dua kelompok ibu di Belarusia baru dan anak-anaknya. Hal pertama yang dapat dilakukan seorang Ibu untuk membesarkan anak cerdas adalah dengan cara menyusui. Manusia memiliki persentase lemak lebih besar dibandingkan dengan susu sapi yang dibutuhkan untuk melindungi sel-sel otak. 3. Belajar musik Anak-anak yang memainkan piano atau alat musik gesek mendapat skor keterampilan verbal 15 persen lebih tinggi daripada anak yang tidak memainkan alat musik. Penelitian yang menghasilkan pernyataan ini melibatkan siswa dari area musik Boston dan sekolah umum. Usia rata-rata siswa adalah 10 tahun dan beberapa di antaranya pernah belajar musik setidaknya selama tiga tahun. 4. Belajar mengendalikan diri atau sabar Anak-anak yang mampu menunda kepuasan 15 kali lebih lama daripada teman-temannya dan lebih sabar mendapat skor 210 poin lebih tinggi pada SAT (Scholastic Assessment Test). Anak-anak yang bisa menunggu 15 menit sebelum makan kue pertama mencetak 210 poin lebih tinggi pada tes SAT nya daripada yang tidak bisa menunggu lebih dari satu menit. Jenius tidak banyak berkaitan dengan IQ, tapi berkaitan dengan fungsi eksekutif. 5. Penuhi rumah dengan buku Anak yang dibesarkan di sebuah rumah berisi setidaknya 500 buku memiliki kemungkinan lulus SMA 36 persen lebih tinggi dan 19 persen lebih mungkin lulus dari perguruan tinggi daripada anak yang dibesarkan di rumah yang hanya berisi beberapa atau bahkan tidak menyimpan buku. Orangtua yang suka membaca menunjukkan kepada anak-anaknya bahwa membaca adalah kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan bermanfaat. 6. Hindari kegemukan pada anak Anak gemuk mendapat skor 11 persen lebih rendah pada tes membaca daripada anak dengan berat badan normal.
Ilmuwan di Temple University menemukan siswa sekolah menengah yang mengalami kelebihan berat badan memiliki prestasi lebih rendah daripada teman-teman sebayanya yang memiliki berat badan normal, serta lebih sering tidak masuk dan terlambat datang sekolah. 7. Ikut program prasekolah Anak yang mengikuti program prasekolah 52 persen lebih mungkin lulus SMA daripada yang tidak mengikuti program prasekolah. Pada usia 27 tahun, kelompok prasekolah lima kali lebih banyak yang memiliki rumah sendiri daripada kelompok non-prasekolah. Pada usia 40, kelompok non-prasekolah ditangkap atas tuduhan narkoba delapan kali lebih banyak dibandingkan alumni prasekolah, dan dua kali lebih sering melakukan serangan fisik. 8. Perbanyak anak mendengar kosakata baru Anak-anak dalam keluarga penerima bantuan sosial mendengar kata-kata hampir empat kali lebih sedikit per tahunnya daripada anak-anak dari keluarga kelas profesional. Para peneliti mengungkapkan bahwa semakin banyak kata-kata yang didengar, semakin besar kosakata dan semakin tinggi prestasi akademik. 9. Belajar bahasa asing Anak-anak yang mempelajari bahasa asing selama dua tahun mendapat skor SAT 14 persen lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak pernah mempelajari bahasa asing. Nilai verbal siswa yang mempelajari bahasa asing selama empat atau lima tahun lebih tinggi daripada skor verbal siswa yang mempelajari pelajaran lain selama empat atau lima tahun 10. Batasi permainan game komputer atau video game Siswa yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari bermain komputer dan video game mendapat skor ujian sekolah 9,4 persen lebih rendah daripada siswa yang tidak lagi memainkan game semacam itu. Bermain videogame berlebihan dapat mengganggu sekolah seperti halnya kegiatan lain yang dilakukan berlebihan semisal membaca untuk kesenangan, bermain di luar, tidur, atau berinteraksi langsung dengan teman dan keluarga.
Perhatikan mana tangisan yang benar, dan mana yang pura-pura. Biasanya tangisan palsu tanpa air mata, berkepanjangan atau berlebihan. Misalnya dengan berteriak atau merusak. Hadapi anak menangis dengan tenang, tidak berlebihan, tanyakan apa yang terjadi dan apa yang dia inginkan. Bila anak tantrum, diamkan sejenak. Biarkan dia meluapkan emosinya sebelum Anda ajak bicara. Yang terpenting, jangan pernah menyebut balita sebagai Anak Cengeng.
3. Obat dewasa. Memberikan anak mengonsumsi dosis sedikit saja dari obat-obatan yang ditujukan buat orang dewasa berisiko pada gangguan kesehatannya. Jika di kemasan/ label tidak tertera dosis untuk anak-anak, jangan pernah memberikan obat tersebut kepada anak. 4. Simpan Hati-hati. Sebenarnya, bukan kandungannya yang dikhawatirkan, tetapi bentuknya! Ya, obat-obatan tablet atau pil yang berukuran kecil, dapat tertelan oleh anak. Begitu juga obat-obatan jenis sirup, jangan sampai dianggap anak sebagai minuman ringan! Oleh sebab itu, hati-hati jika menyimpan obat-obatan. Letakkan di kotak obat yang jauh dari jangkauan anak.
Berikan obat sesuai aturan yang tertera pada label, misalnya 3 kali sehari. Atau, berikan sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan yang meresepkan obat tersebut Baca semua aturan pemberian obat. Penjelasan ini ada yang tercantum dalam kotak kemasan dan ada pula yang tertulis pada lembaran kertas yang dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak kemasan Berikan obat sesuai waktunya, misalnya harus diberikan sebelum atau sesudah makan Berikan sesuai dosis anjuran. Sebaiknya gunakan sendok takar yang ada dalam kemasan obat tersebut.
Perhatikan:
Apabila muncul gejala alergi, stop pemberian obat dan segera konsultasikan dengan dokter Berikan obat antibiotik sampai habis Jangan mengulang pemberian obat yang sama pada anak, walau dengan gejala dan penyakit yang sama dengan sebelumya. Konsultasi dulu ke dokter Hindari pemberian obat bebas yang tidak jelas kandungan/komposisinya
Resmi
7
Sendok takar/gelas takar Alat ukur obat berupa suntikan Siring atau pipet (untuk obat tetes) Tidak resmi Jus buah, campur dalam jumlah yang tidak terlalu banyak Jeli/agar-agar/pudding buah untuk menyembunyikan puyer Sendok/alat makan yang berbentuk dan bermotif lucu Susu biasa atau susu cokelat. Pastikan obat bercampur dengan baik Makanan kesukaan si kecil. Bisa diberikan bersama potongan kue, dicampur madu (untuk anak usia diatas setahun). Atau berikan makanan kesukaan anak sebelum atau sesudah minum obat.
o o o
8. Variasi dalam memasak. Perlu disiasati pula dalam memasak sayuran agar anak tertarik untuk memakan sayuran. Misalnya Anda mencampurakannnya dengan telor dadar. 9. Kreatifitas menghiasi makanan anak dengan sayuran. Anda bisa membuat wajah di piring nasi goreng anak dengan mata dari kacang polong, rambut dari bayam, bibir dan hidung dari wortel, dan telinga dari bunga brokoli. Tentu hal ini akan menarik perahatian anak dan mereka terdorong untuk memakannya karena bentuknya yang lucu. Selamat mencoba dari artikel Kiat-kiat agar Anak suka sayuran
Makanan yang mengandung nitrat bisa terdapat pada sayuran dan daging. Diantaranya adalah wortel, bit, buncis, dan bayam. Sementara untuk daging, yang mengandung nitrat biasanya ditemukan pada olahan-olahan daging seperti bakso, sosis, dan daging asap. Dalam membuat makanan bayi, Anda sebaiknya menghindari menggunakan garam dan gula. Mengenalkan rasa gula dan garam terlalu dini, akan membuatnya ketagihan dengan makanan yang manis atau asin tersebut. Kondisi tersebut tentunya akan berdampak buruk pada kesehatan anak. Biarkan anak merasakan rasa alami dari sayuran dan makanan lainnya. Dengan begitu ia akan terbiasa dengan rasanya. Agar kesehatan si kecil tetap terjaga, pastikan hindari pemberian makanan kurang baik buat bayi.
10
Popok sekali pakai pun banyak dipilih para ibu karena kepraktisannya. Terutama jika digunakan saat berjalan-jalan. Tak perlu khawatir anak Anda ngompol atau pup saat ditengah-tengah perjalanan. Jika sudah penuh, popok sekali pakan pun tinggal Anda buang. Keuntungan lain dari menggunakan popok kain adalah melatih anak Anda untuk bergegas ke toilet saat merasakan ingin buang air kecil. Pasalnya dengan menggunakan popok kain, saat ia ngompol atau pup akan langsung terasa tidak nyaman. Itu bisa membuatnya akhirnya pergi ke toilet. Lain halnya dengan popok sekali pakai, dimana si kecil biasanya akan terus merasa kering hingga batas kemampuan penyerapan popok itu sendiri. Dengan begitu si kecil akan terus merasa nyaman dan ia pun merasa tidak perlu ke toilet. Jenis popok tersebut masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Kini tinggal bagaimana Anda bijak dalam memilih popok bayi tersebut. Jika bingung, cobalah untuk meminta bantuan keluarga atau teman Anda dalam memilih perlengkapan bayi tersebut. Selamat memilih.
Memberikan makanan yang segar pada bayi Anda akan membantu si kecil untuk mengenal beragam rasa dan berbagai tipe makanan baru. Karena membuat makanan sendiri, Anda bisa mengkombinasikan rasa dari bahan-bahan makanan yang ada. Dengan begitu, waktu makan si kecil akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Soal kualitas, jika makanan sehat bayi Anda dibuat sendiri, tentunya sudah tidak usah diragukan lagi. Karena Anda tahu persis apa saja yang dimasukkan dalam bahan-bahan makanan si kecil. Sehingga higienitas dan keamanan serta kualitas makanan lebih terjamin. Selamat mencoba.
Saat anak menginjak usia 3 tahun, maka anak sudah mulai harus mengenal dunia sosial di luar keluarganya. Sekarang telah banyak lembaga yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia dini (PAUD) yang bertujuan agar anakanak bisa berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, mengenal lingkungan di luar rumah seperti sekolah, toko, dan jalan raya. Anak akan mengetahui posisinya di lingkungan sosial. Misalnya mengenai struktur di sekolah, ada kepala sekolah, guru, dan siswa dengan demikian anak akan mengetahui siapa dirinya di lingkungan sekolah melalui kewajiban-kewajiban yang harus dilakukannya. Hal terpenting saat anak mulai memasuki pendidikan usia dini dalam sebuah lembaga formal adalah mereka belajar mengenai disiplin. Anak akan membangun urutan kegiatannya setiap hari dari sejak bangun tidur sampai berangkat sekolah melalui rutinitas yang dijalaninya sejak mereka mempunyai status sebagai siswa di sebuah PAUD. Banyak sekalii hikmah yang bisa anak dapatkan saat mereka menjadi bagian dari dunia sekolah. Belajar menghargai orang lain, minimal dengan teman sekelasnya anak Anda bisa berbagi bekal makanan yang di bawa dari rumah. Sebagai orang tua, Anda tetap mempunyai kewajiban mendampiginya selama di PAUD. Anda bisa perhatikan perkembangan sosialisasi anak Anda melalui interaksi dengan teman-temannya. Sistem pendidikan di PAUD merupakan kerjasama antara orang tua, anak, dan guru. Sinergitas yang kooperatif dari orang tua dalam mendukung anak dalam pendidikan akan menghasilkan anak yang memiliki kecerdasan sosial yang baik. Yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk memberi support kepada anak sebelum berangkat sekolah PAUD: 1. Membangunkannya antara 1-2 jam sebelum berangkat ke PAUD, agar anak tidak terlalu shock untuk segera pergi ke PAUD.
12
2. Agar badannya segar, ajak anak untuk mandi. Untuk mengantisipasi anak kedinginan, Anda bisa menggunakan air hangat untuk mandi. 3. Setelah memakai baju, berikan wewangian bayi atau anak-anak yang soft cocok untuk buah hati Anda. Wewangian ini bertujuan agar anak excited dan semangat pergi ke sekolah. 4. Berikan sarapan yang sehat dan bergizi. 5. Buat suasana persiapan sebelum barangkat ke PAUD menjadi suasana yang menyenangkan agar anak merasa mempunyai dukungan dari orang tua.
Ada lagi sebuah TK yang konon berkualitas bagus. Uang bayaran per bulannya memang lebih mahal begitupun uang masuknya. Saya pun survey ke TK yang jaraknya cuma 5 menit berjalan kaki dari rumah saya itu. Programnya bagus, ada guru dan kepala sekolah. Lingkungan sekolah dan kelasnya juga bersih dan tertutup. Tapi ternyata, mereka tak punya PAUD. Cuma ada TK-B. Akhirnya setelah ditimbang-timbang, saya dan suami memutuskan untuk mulai memasukkan anak sekolah tahun depan setelah umurnya 5 tahun. Pertimbangan kami, masuk PAUD tidak wajib. Prinsip saya, daripada masuk PAUD abal-abal (baca:berkualitas kurang bagus), mendingan 13
nggak usah masuk saja. Tapi saya juga keberatan jika harus mengeluarkan amat banyak biaya
hanya untuk masuk PAUD yang katanya bagus. Agak nggak masuk akal buat saya, saat biaya masuk PAUD sampai jutaan dan SPP per bulan sampai ratusan ribu. Mendingan dananya ditabung untuk masuk SD atau dipakai untuk keperluan lain. Selain itu, saya dan suami juga melihat kebutuhan belajar anak masih bisa dipenuhi di rumah bersama saya,ibunya. Jadwal kerja saya tak terlalu padat. Jadi, kenapa harus masuk PAUD? Setahu saya, perlu atau tidaknya PAUD, playgroup atau apapun namanya tidak sama untuk setiap anak. Jangan sampai orang tua memasukkan anak ke PAUD atau playgroup karena semua orang melakukannya atau karena gengsi. Setidaknya, itu yang saya baca di sebuah tabloid wanita. Bisa jadi, pilihan saya dianggap agak aneh. Di lingkungan saya, meskipun hanya di kampung, masuk PAUD seperti sudah wajib saja. Ya..mudah-mudahan saja anak saya tak merengek minta masuk PAUD gara-gara semua teman mainnya sudah sekolah juga..
balitanya. Jangan memaksakan anak untuk sekolah terlalu dini. Menurut banyak penelitian, anak yang terlalu muda bersekolah, mungkin saja bisa mengikuti pelajaran tapi seringkali memiliki masalah dalam perkembangan emosi dan sosialnya kelak. Jika di rumah, memang tidak ada yang bisa mengasuh secara aman dan menstimulasi anak dengan tepat, boleh-boleh saja anak bersekolah. Pilih sekolah yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan balita. Memilih Prasekolah. Menurut Nina, sekolah terbaik itu tak ada. Yang ada adalah sekolah yang paling tepat untuk balita kita. Contohnya, sekolah harus tidak terlalu jauh dari rumah, paling jauh adalah 30 menit perjalanan (Menghitungnya bukan dari jarak tempuh namun waktu tempuh, mengingat sekarang jalanan begitu macet). Jika anak aktif, ada baiknya bersekolah di sekolah yang memiliki halaman luas dengan kurikulum yang memungkinkan balita punya berbagai kegiatan aktif. Sementara untuk anak yang cenderung pemalu, lebih baik pilih yang jumlah anak di kelasnya sedikit saja atau guru berhasil mengenalkan anak kepada beberapa teman yang minatnya sama (tentu saja baik sekali kalau guru mengenal anak secara pribadi). Bagi orangtua yang merasa perlu memasukkan balitanya ke prasekolah, penting untuk mengecek apakah anaknya berkembang sesuai dengan usianya atau ada keterlambatan yang harus segera dikejar, terang Nina. Karena, tujuan sekolah di usia dini bukanlah untuk mempersiapkan diri masuk SD, tapi lebih berupa stimulasi yang tepat untuk usianya. Faktor lain yang perlu diperhatikan untuk prasekolah terutama adalah bagaimana si guru memperhatikan dan mengasuh anak, karena guru sebetulnya adalah pengganti orangtua di sekolah. Selain itu, prasekolah sebaiknya mengutamakan anak senang sekolah, bukannya menuntut anak menguasai kurikulum tertentu. Fasilitas yang lain hanyalah tambahan. Sumber: Ayah Bunda
Bisnis.com, JAKARTA - "Mbok anak saya lagi ngapain? Sedang tidur kan? Syukurlah," tutur Ahmad Suryawan, Ketua Divisi Tumbuh Kembang RSUD dr. Soetomo, menirukan kebiasaan salah seorang ibu yang menelepon pembantunya untuk memastikan anaknya baik-baik saja. Ibu tersebut, bahkan hampir setiap jam selalu menelepon pembantunya untuk memastikan bahwa anaknya yang masih balita (bawah lima tahun) sedang tidur dan tidak bermain atau menonton televisi. Dengan mendengar kabar bahwa anaknya tersebut lebih sering tidur dari pada terjaga, membuat sang ibu merasa aman, lantaran kesibukannya tersebut tidak bisa menjaga si kecil setiap saat.
15
Ahmad Suryawan mencoba mengilustrasikan kebiasaan salah yang sering dilakukan hampir banyak orang tua, tetapi tanpa di sadari sebenarnya kebiasaan mengandung risiko yang mengancam tumbuh kembang sang buah hati, dan ujungnya dapat mempengaruhi kecerdasan sang anak ke depan. Karena kebiasaan yang salah itu, saat ini anaknya menjadi pasien saya. Usia anaknya sudah menginjak 4 tahun tapi kemampuan bicaranya masih belum seperti anak usia 4 tahun. Dia mengalami gangguan keterlambatan bicara-bahasa, akibat kekurangan input bahasa," ujarnya. Menurut Dokter Anak Spesialis Tumbuh Kembang yang biasa dipanggil Wawan itu mengatakan bahwa masalah gangguan bicara pada anak mencakup tiga faktor penyebabnya, yakni kerusakan otak, kerusakan organ penerima (indra), dan juga gangguan input (kurang dan atau salah stimulan). Namun, pengalaman dalam penanganan gangguan bicara-bahasa pada anak selama 6 tahun terakhir, gangguan input merupakan faktor paling dominan sebagai penyebabnya. Sekitar 90% bermasalah pada input sehari-hari, sisanya 10% gangguan di otak.," tuturnya. Menurutnya, hal itu terjadi lantaran beberapa faktor, seperti kurangnya waktu interaksi verbal antara anak dan orang tua/pengasuh, kesalahan metode pengenalan stimulan, dan pengaruh media audio visual modern saat ini Oleh karena itu, lanjutnya semua pihak (dokter, orang tua/pengasuh, dan guru) sebaiknya peka terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak mereka. Dan jika timbul kecurigaan maka harus melakukan deteksi dini. Kita harus berlomba dengan waktu. Mengingat, pada usia 2 tahun pertama, perkembangan otak anak sudah mencapai 80% dan pada usia 6 tahun sudah mencapai 95%. Dan di sinilah pintu gerbang kecerdasan anak-anak ditentukan, ujarnya. SELALU BERIKAN STIMULAN Lalu, solusi atau hal-hal seperti apakah yang digunakan warga apabila memiliki buah hati yang mengalami gangguan bahasa-bicara? Menurutnya, stimulan akan sangat berperan dalam penbentukan jaringan penghubung antar sel otak anak. Struktur otak anak akan terbentuk dengan baik apabila stimulasi yang diberikan seawal mungkin, secara terus menerus dan reguler serta melalui kosakata sehari-hari. "Berikanlah stimulus melalui kosakata sehari-hari secara verbal atau ajak bicara si kecil dengan nada yang baik, sesering mungkin," tuturnya. Selain itu, lanjutnya, orang tua dalam memberikan stimulus harus menggunakan metode yang baik dengan kuantitas yang banyak, sehingga kosakata yang terserap di memori sang anak semakin banyak. "Anak harus sering-sering diajak bicara, meskipun mereka belum bisa merespon dengan jawaban. Karena apa yang kita ucapkan akan diserap dan disimpan dalam otak (kemampuan represif), dan setelah kosakata sudah banyak tersimpan, akan ditransfer ke bagian otak lain yang berperan dalam memproduksi kemampuan berbicara anak (kemampuan ekspresif)," tuturnya.
16
Wawan menambahkan, untuk anak dengan usia satu tahun, penuhi dengan kosakata dari nama-nama benda-benda disekitarnya. Dan untuk anak usia dua tahun pertama, gunakanlah dengan satu bahasa, setelah itu baru bisa diberikan stimulan input dengan bahasa yang lainnya lagi. Jangan dicampur menggunakan dua bahasa atau lebih. Psikolog Anak dan Keluarga dari Medicare Clinic dan Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Anna Surti Ariani mengatakan cara memberikan stimulan kosakata yang baik dan benar bagi si kecil dapat dilakukan dengan metode Talk Out Loud (berbicara dengan lantang). "Untuk anak usia 1-2 tahun intinya adalah terus-terusan saja diajak berbicara. Dapat menggunakan metode Talk out Loud, yakni beri stimulan dengan kata-kata yang sederhana, singkat dan diucapkan dengan tempo yang pelan tapi lantang atau jelas, tutur psikolog yang akrab disapa Nina tersebut. Menurutnya bisa dimulai dari nama-nama benda di sekitarnya, atau sesuatu hal yang sedang dilakukan dibarengi dengan ucapan yang lantang, agar kosakata dan aktivitas itu ditangkap oleh si kecil. Misalnya ketika kita sedang memasak dan di situ ada si kecil. Kita ucapkan saja dengan lantang langkah-langkah apa yang sedang kita lakukan itu, seolah-olah kita sedang berbicara dengannya. Seperti misalnya saat kita mengambil wajan, menuang minyak goreng, menggoreng, dan lainnya. Jadi, si kecil akan menangkap nama-nama dari setiap gerakan kita, tuturnya. Jadi, lanjutnya selain sang anak melihat apa yang orang tua lakukan, saat bersamaan dia mendapatkan perbendaharaan kosakata baru mengenai apa yang dilakukan mamanya. Namun begitu, apabila si kecil telah mendapatkan pengaruh kosakata yang kurang baik dari lingkungan, yakni ketika dia mengucapkan itu sebaiknya orang tua menggunakan teknik pengaburan atau pura-pura saja tidak mendengar.
Games atau permainan dapat menjadi selingan belajar yang menyenangkan. Selama mengajar,
banyak games yang biasa saya lakukan di kelas. Ada yang saya ciptakan sendiri, mengadaptasi dari kuis atau games di televisi, ide dari internet atau sekedar hasil sharing dengan teman. Games yang saya lakukan di kelas memang tak selalu berhubungan dengan pelajaran. Kadang dilakukan hanya untuk menghindarkan murid dari rasa bosan selama belajar. Ini beberapa di antaranya:
a. Gambar Apa?. Cari gambar-gambar close up dari internet. Misalnya seperti gambar diatas. Simpan di file dalam bentuk microsoft power point. Banyaknya gambar tergantung kita. Bagi murid ke dalam grup, masing-masing terdiri dari 2 orang. Perlihatkan gambar-gambar itu satu persatu melalui layar in-focus. Murid berkompetisi menebak gambar apa itu.
17
b. Tebak Lagu. Murid-murid saya amat suka dengan games ini karena amat dekat dengan keseharian mereka. Yang dibutuhkan adalah download lagu-lagu dari internet di laptop dan
speaker atau kaset audio untuk memperbesar volume lagu saat dimainkan. Jika kita tak mengikuti
trend lagu terbaru, memang perlu survey dulu agar tahu lagu-lagu apa yang familiar buat mereka. Bagi grup ke dalam grup besar. Murid berkompetisi menjawab judul lagu dan penyanyinya.
c. Draw And Guess. Permainan ini dapat digunakan saat murid belajar compound noun seperti
class teacher, school bag, sun flower dan sebagainya. Bagi murid ke dalam beberapa grup,
biasanya satu grup terdiri dari 3 atau 4 orang. Minta satu murid dari grup pertama untuk maju ke depan dan menggambar satu kata yang diberikan guru sementara anggota grupnya menebak dalam waktu 2 setengah menit. Saat grup pertama bermain, grup-grup yang lain hanya boleh mengamati dan baru boleh menjawab saat waktu untuk grup pertama telah habis. Pemenang adalah grup yang berhasil meraih nilai terbanyak.
d. Siapa Aku?. Ini juga semacam permainan tebak-tebakan. Guru akan membacakan 3 deskripsi dari satu publik figur terkenal seperti penyanyi, presiden, aktor, komedian dan sebagainya. Jika murid dapat menjawab pada deskripsi pertama, mereka akan mendapat 30 angka. Pada deskripsi kedua, mereka akan mendapat 20 angka dan jika menjawab pada deskripsi terakhir mereka hanya mendapat 10 angka.
e. Apakah Ini?. Permainan ini hanya dapat dimainkan oleh murid level tinggi minimal oleh murid yang sudah mampu mengungkapkan kalimat dalam bahasa Inggris. Yang diperlukan adalah kartukartu abjad, bisa dibuat sendiri, dari A sampai Z atau sebanyak yang kita mampu buat. Setiap kartu abjad memiliki 5 atau 10 kata tergantung pada level apa games ini diberikan-dimulai dari abjad yang sama. Misalnya, pada kartu abjad A isinya adalah 5 atau 10 kata dalam bahasa Inggris seperti : Apple, Axe, Aunt, April, Aloof. Satu murid lalu akan menerangkan kata-kata itu satu persatu hingga anggota grupnya yang lain dapat menebak seluruh kata yang ada. Waktu yang diberikan 2 setengah menit atau 3 menit jika kata-katanya lebih dari lima.
18
Gambar :lagu2anak.blogspot.com
remaja dan dewasa. Salah satu pembedanya adalah anak, terutama pada rentang usia 5 hingga 8 tahun, memiliki kemampuan berkonsentrasi yang pendek. Selama hampir 7 tahun mengajar, saya pernah merasakan bagaimana susah senangnya menghadapi anak-anak, dari level kelas 1 sampai kelas 6. Pastinya banyak ilmu dan pengalaman yang sudah saya dapat selama itu. Ada beberapa tips yang pengen saya share tentang cara mengajar bahasa Inggris untuk anak. Bukan karena saya sudah ahli, ya..Cuma ingin berbagi pengalaman saja: 1. Persiapkan Banyak Variasi Kegiatan. Rentang konsentrasi yang pendek membuat anak cepat sekali bosan. Karena itu, idealnya saat mengajar kita harus menyiapkan berbagai variasi kegiatan dengan jeda waktu yang tak terlalu lama. Tujuannya agar ketika waktunya belajar, anak bisa fokus dan bukan fokus pada teman atau kegiatan lain. Misalnya, gunakan gambar untuk mengajarkan kosakata, permainan untuk menguji apakah mereka memahami kosakata yang sudah diajarkan, dilanjutkan latihan soal dan seterusnya. 2. Gambar Untuk Menarik Perhatian. Berdasarkan pengalaman saya, anak-anak umumnya tertarik dan suka melihat gambar. Jadi, gambar bisa digunakan sebagai salah satu alat bantu mengajar. Misalnya untuk mengajarkan kosakata atau latihan soal. Gambar bisa diperoleh lewat internet, koran atau majalah lalu ditempel di karton tebal untuk dipasang di papan tulis. Bisa juga dengan menampilkannya melalui in-focus. 19
3. Games Anti Bosan. Untuk mengetahui apakah anak sudah paham atau belum, tak selalu kita mengujinya dengan memberikan soal-soal. Games pun bisa digunakan malah akan lebih menarik dan anak tak merasa diuji. Games dapat dilakukan secara berkelompok atau individu. Biasanya, anak akan merasa senang jika harus berkompetisi dengan teman-temannya. Saya pernah melakukannya saat mengajarkan countable dan uncountable noun (kata benda yang dapat dan tidak dapat dihitung).
Caranya, anak dibagi ke dalam kelompok, per kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang. Saya lalu membagikan satu set kata benda, jumlahnya antara 5 sampai 10 kartu. Bagi papan tulis menjadi beberapa bagian sesuai dengan jumlah kelompok yang ada. Pada tiap bagian kelompok, tuliskan
countable dan countable noun. Perlihatkan satu kata benda dan minta perwakilan kelompok untuk
mengambil kartu kata benda yang sama yang mereka miliki. Minta mereka memutuskan kata benda itu termasuk kategori kata benda yang dapat dihitung atau tidak dapat dihitung. Kemudian, tempelkan kartu itu di bawah kategori yang tepat. Akan lebih menarik jika pemenang dengan skor terbanyak diberi hadiah. Bisa berupa permen atau coklat. 4. Tangan, Mata dan Telinga. Konon, anak belajar menggunakan tangan, mata dan telinganya. Karena itu, selain menggunakan gambar kita pun dapat menggunakan tangan atau panca indera lain untuk belajar. Misalnya, saat anak belajar tekstur seperti lembut dan kasar dan kata-katanya dalam bahasa Inggris, kita dapat mengajak anak merasakan sendiri dengan cara menyentuh benda-benda tertentu sesuai dengan tekstur yang ingin diajarkan. Untuk tekstur lembut ( soft) misalnya ajak anak menyentuh boneka bulu. Ini pun dapat dilakukan saat anak belajar rasa dan kata-katanya dalam bahasa Inggris. Rasa manis (sweet) dapat diperkenalkan dengan mengajak anak mencoba gula, asin (salty) dengan mencoba garam dan sebagainya. 5. Bergerak Tak Selalu Jelek. Seringkali orang tua menganggap belajar berarti duduk diam dan anak mendengarkan apa yang diterangkan guru. Saya sendiri tak menabukan anak untuk bergerak atau jalan-jalan di dalam kelas. Jika ada aktivitas yang menuntut mereka jalan-jalan di dalam kelas, its ok. Sering pula terjadi, saat diminta mengerjakan soal, beberapa anak dengan kemampuan di atas rata-rata akan selesai lebih dulu. Pastilah mereka tak akan diam di bangku dan cenderung akan melakukan aktivitas lain seperti bermain di dalam kelas. Biasanya saya tak melarang jika memang hal ini tak terhindarkan. Tapi, saya tetap memberi batasan untuk mereka. Misalnya mereka harus sudah menyelesaikan soal-soal yang diberikan, tidak bermain yang membahayakan diri dan teman-teman mereka atau yang dapat merusak fasilitas di dalam kelas.
20
B. Mendengarkan Lagu. Biasanya digunakan saat saya mengajarkan kosakata, tenses atau part of
speech. Saya berikan teks lagunya tapi ada beberapa bagian yang dikosongkan sesuai dengan
materi yang telah diajarkan. Kalau bisa, pilih lagu yang tak terlalu familiar di telinga murid. Kalau tidak, biasanya mereka sudah tahu teksnya. Mainkan kaset atau CD lagu itu sampai maksimal 3 kali. Setelah itu, baru dicek apakah jawaban mereka benar atau tidak. C. Observasi. Yaitu meminta murid, biasanya berkelompok, melakukan pengamatan secara langsung berhubungan dengan ,materi yang diajarkan. Misalnya saat mereka belajar memberi petunjuk arah atau belajar tenses tertentu. Misalnya, saya pernah meminta murid bermain peran. Salah satu dari mereka adalah orang asing di daerah itu. Saya meminta mereka menanyakan satu lokasi pada temannya yang berperan sebagai pemukim. Lokasi itu benar-benar ada di sekitar tempat saya mengajar. Tapi, jika ingin menggunakan metode ini, pastikan situasi tempat observasi aman dan murid yang diberi tugas sudah cukup besar untuk dapat menjaga dirinya. Kalau tiba-tiba mereka kesenggol mobil kan repot juga..
21
D. Wawancara. Temanya bisa bervariasi misalnya tentang hobi, cita-cita atau pekerjaan. Ini menarik karena biasanya anak senang jika bisa jalan-jalan keluar kelas. Saya meminta mereka mewawancarai teman sekelas, guru-guru lain atau bahkan pegawai di tempat saya mengajar. Konsekuensinya, kita gurunya harus mau keliling untuk mngecek apakah mereka benar-benar menggunakan bahasa Inggris atau tidak saat wawancara. Kalaupun tidak, saya selalu meminta mereka membuat laporan hasil wawancaranya. E. Games. Ini metode yang paling fun meskipun kadang ada saja murid yang protes karena games-nya berhubungan dengan pelajaran. Misalnya, saya pernah tebak-tebakan tentang nama pekerjaan, nama binatang atau nama negara. Sesuaikan saja dengan materi yang diajarkan. Tak ada salahnya melibatkan murid untuk membuat tebakan mereka sendiri dan teman-temannya yang menebak. Wah..mereka pasti seneng banget deh..
Untuk membentuk karakter orang tua uggulan maka harus ada faktor-faktor yang mendukung keberhasilan menjadi orang tua diantaranya banyak membaca buku mengenai masalah pendidikan anak, perkaya informasi parenting melalui browsing di internet, dan melalui diskusi-diskusi seminar dengan tema keluarga.
22
Pentingnya pengetahuan parenting ini harus menjadi kebutuhan bagi setiap orang tua karena akan menentukan tumbuh kembang anak ke depannya. Saat ini banyak seminar-seminar mengenai parenting, seminar tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi orang tua dalam memberikan pendidikan dan pengertian kepada anak. Seiring dengan perkembangan waktu dan zaman, maka anak Anda tentunya akan sangat berbeda sekali zamannya dengan Anda ketika kecil. Banyak fasilitas gadget yang telah menggeser permainan tradisional. Anak-anak lebih tertarik pada permainan play station sampai mereka lupa makan dan belajar karena keasyikan main. Selanjutnya dari segi komunikasi, anak-anak lebih menyukai berkomunikasi melalui jejaring sosial seperti twitter dan facebook. Semua fenomena seperti ini harus diketahui dampak positif dan negatifnya oleh orang tua serta bagaimana dampaknya bagi tumbuh kembang anak. Anda sebagai orang tua harus mempunyai strategi berkomunikasi yang baik dengan anak agar mereka merasa nyaman dengan Anda saat berkomunikasi, Anda memposisikan diri sebagai temannya sehingga anak dapat dengan terbuka mengungkapkan perasaannya kepada Anda. Hal ini perlu dilakukan agar anak tidak cenderung lebih terbuka kepada orang lain apalagi jika anak Anda lebih nyaman menggungkapkan komunikasinya melalui jejaring sosial, Anda harus lebih intens lagi untuk membangun komunikasi dengan anak-anak. Dengan demikian pengetahuan parenting sangat baik sekali untuk diketahui oleh orang tua.
Anak-anak tidak suka dipaksa, apalagi untuk memasukkan benda pahit dalam mulutnya. Biarkan dia tetap merasa memiliki kendali saat minum obat. Jangan terburu-buru, berikan waktu agar balita nyaman untuk minum obat. Sediakan minuman manis sebagai penawar rasa pahit, seperti teh atau sirup.
23
Campurkan obat dengan makanan atau minuman favoritnya. Cari tahu terlebih dahulu apakah obat tersebut boleh dicampur dalam makanan atau minuman. Meski belum mengerti, Anda perlu memberi tahu balita Anda alasan mengapa ia harus minum obat. Dengan demikian balita tidak merasa terabaikan. Beri dia pujian jika ia berhasil minum obat. Kalau perlu beri balita Anda hadiah sebagai penghargaan atas usahanya itu, seperti memberinya kue kesukaannya.
Selamat mencoba!
24
25
utamanya SD atau MI negeri milik pemerintah. PP 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Berikut sebagian bunyi PP 17 tahun 2010 itu yang ditelusuri detikcom: Pasal 69 (5) Penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain. Pasal 70 (1) Dalam hal jumlah calon peserta didik melebihi daya tampung satuan pendidikan, maka pemilihan peserta didik pada SD/MI berdasarkan pada usia calon peserta didik dengan prioritas dari yang paling tua. (2) Jika usia calon peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sama, maka penentuan peserta didik didasarkan pada jarak tempat tinggal calon peserta didik yang paling dekat dengan satuan pendidikan. (3) Jika usia dan/atau jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sama, maka peserta didik yang mendaftar lebih awal diprioritaskan. Gatot gusar karena PP itu ternyata tidak dijalankan oleh satuan penyelenggara pendidikan itu. **** Psikolog: Tes Calistung Saat Masuk SD Tak Benar & Tak Wajar Tes membaca-menulis-berhitung (calistung) saat anak masuk SD dinilai tidak benar. Hal ini berarti saat pendidikan anak usia dini (PAUD), baik play group atau TK sudah diajari calistung. "Itu (tes calistung) nggak benar. Itu boleh pada umur yang senior. Jadi sebelum masuk SD sebaiknya tidak (diajari calistung)," jelas psikolog anak Seto Mulyadi yang akrab dipanggil Kak Seto. Hal itu disampaikan Kak Seto di kantor Komnas Perlindungan Anak, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (6/6/2012). Kas Seto ditanya tanggapannya atas kasus Gatot R yang putranya tidak masuk ke Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN, setingkat SD) di Kebayoran karena harus menghadapi ujian calistung. "Ada banyak, ada belasan anak dari TK anakku yang tidak masuk karena memang dari TK-nya tidak diajari baca-tulis-hitung," kata Gatot dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (5/6/2012). Gatot jengkel bukan tanpa dasar. Dia sudah mencari peraturan yang mengatur tentang masuk sekolah, utamanya SD atau MI negeri milik pemerintah. PP 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. "Terutama pasal 69 dan 70. Dalam pasal tersebut antara lain disebutkan proses penerimaan murid baru untuk SD dan MI. Proses tersebut di antaranya bahwa SD dan MI tidak diperbolehkan mengadakan tes baca-tulis-berhitung (calistung) dan bentuk tes lain untuk penerimaan murid baru, pada pasal 69 ayat 5," jelas Gatot.
27
Mendukung pendapat Kak Seto, psikolog Kasandra Putranto di tempat yang sama menilai pendidikan calistung pada PAUD, apalagi menjadi tes saringan masuk SD tidak wajar. "Sekarang saya tanya, kalaupun anak umur 4 tahun bisa nulis, tadinya 6 tahun, standarnya sekarang dari TK harus bisa nulis-baca juga. Menurut saya itu kan nggak wajar," jelas Kasandra. Boleh-boleh saja dalam PAUD diajarkan calistung, namun hal itu tidak bisa dipaksakan dan dipukul rata. "Bahwa boleh saja anak umur 6 tahun sekolah, ada kewajiban untuk baca kalau anaknya mampu. Kalau anaknya nggak mampu jangan dipaksa," jelas psikolog jebolan Universitas Indonesia (UI). Sebelumnya dalam detikhealth, Komnas PA bahkan merilis data pada Maret 2012 lalu bahwa terjadi 2.386 kasus pelanggaran dan pengabaian terhadap anak sepanjang tahun 2011. Angka ini naik 98% dibanding tahun lalu. Mayoritas anak-anak ini stres karena kehilangan masa bermainnya. Anak-anak sudah disibukkan dengan tetek bengek seperti les, sekolah, dan kursus bahkan sejak usia balita. "Negara gagal memberi jaminan perlindungan kepada anak-anak. Kalau kita lihat sistem kurikulum di PAUD, anak-anak harus dapat membaca, menulis dan berhitung baru bisa masuk SD. Padahal harusnya anak usia dini itu hanya dikenalkan dengan konsep-konsep dasar kehidupan saja seperti bersosialisasi dan bergaul," kata Arist Merdeka Sirait, ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak dalam acara diskusi pers di Plaza Bapindo, Jakarta (20/3/2012). Arist menyoroti kurikulum PAUD yang terlalu kaku ini membuat anak-anak menjadi tertekan. Ia juga menegaskan menegaskan bahwa mutu pendidikan di Indonesia lebih rendah dibandingkan Vietnam. Salah satu alasannya adalah karena anak-anak tidak diberikan alternatif kurikulum selain yang diajarkan di sekolah. "Tuntutan-tuntutan ini menyebabkan anak-anak menjadi stres. Orangtua banyak membebani dan menuntut anak-anaknya dengan berbagai macam kegiatan. Namun orangtua ini juga tidak siap menjadi orangtua karena alasan sibuk," kata Arist. Anak-anak yang stres justru tidak akan berkembang sebab mereka rentan depresi dan terjerumus dalam perilaku berbahaya. Orangtua sebaiknya memberikan kebebasan pada anak-anaknya untuk memilih aktifitasnya. Selain itu, orangtua harus sering-sering melakukan komunikasi dengan anak-anaknya secara kekeluargaan, bukan hanya menyuruh dan memarahi.
28
Vemale.com - Ladies, Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD saat ini menjadi pilihan orang tua untuk memperkenalkan anak dengan lingkungan lain selain rumah. Untuk Anda yang masih mempertimbangkan anak balita Anda untuk masuk PAUD atau tidak, berikut adalah beberap pertanyaan yang perlu Anda jawab tentang kesiapan anak seperti dilansir oleh parenting.com. Pertanyaan pertama yang perlu Anda jawab sebagai orang tua adalah apakah anak Anda sudah mengerti bagaimana bersikap. Ladies, pertanyaan ini penting karena ia akan berada di lingkungan baru selain lingkungan rumahnya. Sebagai contoh, apabila anak masih belum paham bahwa kalau buang air kecil harus memberitahu Ibu gurunya, ada baiknya Anda urungkan dahulu niat Anda untuk fokus melatih anak bersikap. Yang kedua, laman yang sama mengajukan pertanyaan apakah anak sudah pernah mengalami jauh dari Anda. Ladies, walaupun sekolah PAUD ini hanya berlangsung mulai pukul 7 hingga 10 pagi, namun keputusan mendaftarkan anak membuat Anda harus jauh darinya untuk beberapa jam. Apabila Anda yakin anak sudah mampu ditinggal sendiri maka silahkan mendaftarkan anak ke sekolah PAUD. Selanjutnya, pertanyaan selanjutnya dari parenting.com adalah apakah anak sudah mampu memahami instruksi. Pertanyaan ini sangat penting mengingat di sekolah PAUD nanti, ibu/bapak guru akan sering memberikan instruksi. Karenanya, akan lebih baik apabila anak Anda sudah terlatih untuk memahami instruksi yang Anda berikan. Bagaimana Ladies, semoga pertanyaannya membantu Anda mengambil keputusan ya! Oleh: Nastiti Primadyastuti
Masyarakat didorong untuk menjadi konsumen yang cerdas, salah satunya dengan memilih sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang tidak mengajarkan baca, tulis, dan hitung (calistung). Padahal, keliru bila orang tua memilih PAUD yang mengajarkan calistung.
Banyak orang tua anak usia dini yang terjebak saat memilih sekolah PAUD. Mereka menganggap, sekolah PAUD yang mahal, mewah, dan mengajarkan calistung merupakan sekolah yang baik, kata Direktur PAUD Kementerian Pendidikan Nasional Sudjarwo, dalam siaran pers yang diterima Suara Merdeka, Minggu (18/7).
29
Karena itu, lanjutnya, pola pengajaran PAUD akan dikembalikan pada jalurnya. Sebab, menurutnya, sekolah PAUD yang bagus justru sekolah yang memberikan kesempatan pada anak untuk bermain, tanpa membebaninya dengan beban akademik. Calistung merupakan beban bagi anak usia dini. Pemberian pelajaran calistung di PAUD justru berbahaya dari sisi mental bagi anak itu sendiri, tandasnya.
Dia menuturkan, pemberian pelajaran calistung juga dapat menghambat pertumbuhan kecerdasan mental. Sebab, anak bersangkutan bisa menjadi pemberontak. Meski demikian, orang tua sering melakukan kesalahan dengan membanggakan anaknya yang lulus Taman Kanak-kanak namun sudah pandai calistung.
Untuk itu, Kemendiknas sedang gencar menyosialisasi agar PAUD kembali pada fitrahnya. Payung hukumnya sudah ada, yakni SK Mendiknas Nomor 58 tahun 2009, ucapnya. Karena SK-nya sudah keluar, Sudjarwo mengingatkan agar PAUD tidak sembarangan memberikan pelajaran calistung.
Hak Dasar
Kemendiknas juga sudah melakukan sosialisasi dengan melalui berbagai pertemuan di tingkat kabupaten dan provinsi.
Kami sangat berharap pemerintah daerah dapat menindaklanjuti komitmen pusat untuk mengembalikan PAUD pada jalurnya, tukasnya. Koordinator Komisi Edukasi dan Komunikasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Srie Agustina menyatakan, menyosialisasi produk pendidikan merupakan bagian dari fungsi dan tugas BPKN.
Hal itu dilakukan sebagai bagian untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen. Dalam hal ini, BPKN memprioritaskan sosialisasi pada anak usia dini. Sebab, berdasarkan Konvensi Hak Anak, setiap anak memiliki empat hak dasar. Salah satunya adalah hak untuk mendapatkan perlindungan dalam kerugian dari barang dan produk, termasuk produk pendidikan, paparnya. Untuk itu, anak dilibatkan sejak dini. Sebab, pada usia tersebut terjadi pembentukan karakter. Menurut Srie, mengedukasi sebuah produk harus menggunakan metode khusus. Bukan dengan arahan dan larangan, namun dengan cara yang menyenangkan. Salah satunya dengan festival mewarnai. Itu menjadi salah satu teknik untuk memberikan edukasi, tuturnya. Dia mengatakan, dengan mewarnai maka anak-anak bisa terlibat dan merasa lebur didalamnya. Sementara, dalam gambar yang diwarnai tersebut disisipkan pesan-pesan yang ingin disampaikan.
30