You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi,1999:8).

Kaum lansia memang bisa diibaratkan matahari di ambang senja. Sebagai orang timur, kita tentunya tidak akan menyia-nyiakan mereka di hari tuanya. Memasuki usia senja, rawan gizi pada lansia pasti kerap terjadi, akibat mereka tidak bisa lagi memilih dan mengonsumsi makanan yang berkualitas. Kebutuhan energi lansia lebih rendah dibandingkan kaum muda. Metabolisme mulai menurun setelah usia 50 tahun dan aktivitas fisikpun mulai berkurang. Oleh karena itu, tak mengherankan kalau terjadi penurunan 10-15% kebutuhan energi. Makanan yang harus di kurangi adalah karbohidrat dan lemak. Kaum lansia umumnya mempunyai glucosa tolerance yang semakin berkurang. Hal ini menyebabkan naiknya kadar gula dalam darah. Oleh karena itu, konsumsi makanan yang manis-manis sebaiknya dikurangi. Konsumsi lemak pada lansia hendaknya juga dikurangi, tetapi lemak harus tetap memberikan kontribusi 30% dari total energi. Yang penting adalah mendistribusikan lemak secara merata pada waktu pagi, siang dan malam. Hal ini membantu pencernaan dan penyerapannya. Dari penjabaran di atas menjadi latar belakang dalam penyusunan makalah ini. Dengan harapan bahwa makalah ini dapat berguna bagi pembaca. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari lansia? 2. Bagaimana bentuk perubahan fisik dan psikologis pada lansia? 3. Bagaimana kecukupan gizi, kebutuhan pangan, dan kebutuhan gizi untuk lansia? 4. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan gizi lansia? 5. Apa saja permasalahan gizi pada lansia? 6. Apa sajakah penyakit yang sering diderita oleh lansia? 7. Bagaimana pola makan dan menu makan pada lansia? C. Tujuan Penulisan 1. Agar pembaca mengetahui pengertian dari lansia.

2. Agar pembaca mengetahui perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada lansia. 3. Agar pembaca mengetahui kecukupan gizi, kebutuhan pangan, dan kebutuhan gizi untuk lansia. 4. Agar pembaca mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan gizi pada lansia. 5. Agar pembaca mengetahui permasalahan gizi pada lansia. 6. Agar pembaca mengetahui penyakit-penyakit yang sering diderita oleh lansia. 7. Agar pembaca mengetahui pola dan menu makan pada lansia. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Lansia Kelompok lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berusia enam puluh tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999:8). Pada usia lanjut akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan normalnya secara perlahan-lahan, sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Di Amerika, usia 65 tahun digunakan sebagai benchnark dalam pengelompokan usia lanjut. WHO membagi umur tua sebagai berikut : 1. Usia 6074 tahun disebut usia lanjut (elderly); 2. Usia 7590 tahun disebut umur tua (old); 3. Usia diatas 90 tahun disebut umur sangat tua (very old). Adapun patokan usia yang lebih spesifik dapat dipahami pada penjelasan berikut : a. Usia biologis Usia biologis adalah posisi seseorang dibandingkan dengan angka harapan hidup yang ada. Yang terbaik adalah mereka yang masih memeiliki kemampuan sistem organ utama tubuh yang masih berada diatas kondisi rata-rata. b. Usia psikologis Usia psikologis merupakan usia yang menunjukan bagaimana kondisi seseorang berfungsi dalam merespon kebutuhan tuntutan lingkungan.

c. Usia sosial Usia sosial ditentukan dengan menilai posisi seseorang di dalam kehidupan dibandingkan dengan berbagia posisi rata-rata yang dapat dicapai seseorang. Posisi ini ditentukan oleh norma dan budaya. Dalam memberikan penilaian dapat dilihat dari cara berpakaian, pola bicara, dan yang lebih menonjol biasanya dalam peran kepemimpinan. Handler (1960) dalam Schanie & Willis (1986) menyatakan bahwa aging adalah akibat dari kemunduran yang terjadi pada organisme dewasa sebagai akibat dari adanya perjalanan waktu. Pada dasarnya kemunduran tersebut terhindarkan dan terjadi pada semua mahluk hidup, dan membuat mereka semakin sulit mengatasi tekanan lingkungan dan probabilitas terjadinya kematian yang meningkat. Menua (menjadi tua atau aging) yaitu suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti diri, serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap lesion / luka (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan (Constantinides dalam Darmojo dan Martono, 2000). Hal tersebut menyebabkan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan makin banyaknya penumpukan distorsi metabolic dan structural yang disebut sebagai penyakit degeneratif. B. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Lansia Usia tua hampir selalu datang bersama dengan Kesengsaraan fisik, psikis, sosial, dan ekonomi. Kekuatan, ketahanan, dan kelenturan otot rangka berkurang. Akibatnya, kepala dan leher terfleksi ke depan, sementara ruas tulang belakang mengalami pembengkokan (kifosis), punggung dan lutut juga terfleksi sedikit. Keadaan tersebut menyebabkan postur tubuh terganggu. Kemunduran dan kelemahan yang diderita oleh lansia dapat dilihat pada table di bawah ini. No Kemunduran dan Kelemahan Pergerakan dan kesetabilan teganggu Intelektual terganggu (dementia)

1 2

3 4 5 6 7 8 9

Isolasi diri (depresi) Inkontinensia dan impotensia Defisiensi imunologis Infeksi, konstipasi mal nutrisi Latrogenesis dan insomnia Kemunduran penglihatan, pendengaran, pengecepan, pembauan, komunikasi, dan integrasi kulit Kemunduran proses penyembuhan

Perubahan fisiologi yang berhubungan dengan aspek gizi pada lansia menurut Krause dan Kathleen (1984) adalah sebagai berikut : 1. Semakin berkurangnya indra penciuman dan perasa sehingga umumnya kurang dapat menikamati makanan yang lebih baik; 2. Perubahan yang banyak terjadi pada fisiologi gastrointestinal yang memengaruhi bioavailabilitas adalah atrophy gastritis. Rasinski et.al 1986 melaporkan bahwa perkiraan prevalansi atrophic gastritik pada lansia di Boston adalah sebesar 24% pada lansia berusia 6069 tahun, 32% pada lansia berusia 7079 tahun, dan 40% pada lansia berusia di atas 80 tahun; 3. Berkurangnya sekresi saliva yang dapat menimbulkan kesulitan dalam menelan dan dapat mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi; 4. Separuh lansia telah banyak kehilangan gigi, hal itu mengakibatkan terganggunya kemampuan dalam mengonsumsi makanan dengan tekstur keras, sedangkan makanan yang memilki tekstur lunak biasanya kurang mengandung vitamin C, vitamin A, dan serat sehingga menyebabkan mudah mengalami konstipasi; 5. Menurunnya sekresi HCl. HCl merupakan faktor ekstrinsik yang membantu penyerapan vitamin B12 dan kalsium, serta utilisasi protein. Kekurangn HCl dapat menyebabkan lansia mudah terkena osteoporosis. Selain itu menurunnya HCl dapat

mengakibatkan terjadinya defisiensi zat besi yang menyebabkan anemia, sehingga O2 tidak dapat diangkut dengan baik; 6. Menurunnya sekresi pepsin dan enzim proteolitik yang mengakibatkan pencernaan protein tidak efisien; 7. Terjadinya sekresi garam empedu, sehingga mengganggu proses penyerapan lemak A, D, E, dan K; 8. Tejadinya penurunan moralitas usus, sehingga memperpanjang transmit time dalam saluran gastrointestinal yang mengakibatkan pembesaran perut atau konstipasi.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada proses penuaan antara lain: 1. Berkurangnya cairan di dalam jaringan; 2. Meningkatnya kadar lemak dalam tubuh; 3. Terjadinya perubahan dalam jaringan ikat; 4. Menurunnya laju metabolism basal per-satuan berat badan; 5. Terbentuknya pigmen ketuaan pada otot jantung, sel-sel saraf, kulit dan sebagainya. Tabel di bawah ini merupakan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia. Perubahan Fisiologi Kekuatan, Kulit Implikasi Kerusakan, Penanggulangan Pegang dengan perlahan Gunakan sabun atau body lotion untuk mengurangi kekeringan pada kulit Tualgn rapuh atau Tulang keropos osteoporosis Potensi untuk kerapuhan meningkat Tindakan bahaya perbanayak

Sistem

sensitifitas kulit, dan misalnya kekebalan berkurang decubitus, bengkak, dan kulit kering

mengonsumsi Ca Kekurangan Otot Mudah letih Olahraga rutin melakukan aktifitas ringan sehari-hari Diameter Pernapasan anteroposterior paru membesar Penurunan fungsi paru, pernapasan terganggu Gigi dan gusi kerap Gigi terinfeksi sekresi air ludah Perubahan aliran Hati darah dan aktifitas enzim hepatik Tanggalnya gigi, pengeringan rongga mulut Mengganggu metabolism dan penetralisir racun Menjaga pola makan Mengonsumsi suplemen Olahraga rutin Mengatur pola hidup sehat Senam pernapasan Menjaga kebersihan gigi Mengurangi konsumsi makanan atau obat-obatan yang dapat menggangu fungsi hati Berkurangnya aliran Ginjal darah renal dan kerja ginjal dalam proses pencernaan terganggu Nokturia meningkat dan metabolism berkurang Mengonsumsi makanan yang mudah dicerna

kekuatan seperti otot kecendrungan gerak untuk tidak bergerak Pemompaan jantung Tekanan diastolic dan sistolik meningkat

Kardiovaskuler

berkurang

Pergerakan kolon Gastrausus berkurang Reaksi terhadap Saraf rangsangan lambat, kinesthesia berkurang, gangguan pengecapan, penglihatan dan pendengaran

Sembeli

Perbanyak konsumsi serat

Pelaksanaan fungsi saraf memerlukan waktu yang lama Kemampuan berjalan berkurang Kehilangan indra secara berangsur-angsur

Memperbaiki massa untuk reaksi

Kurangi rangsangan tertentu

Jalan santai Berikan rangsangan terhadap selera makan

Gunakan kacamata, kurangi sialauan dari cahaya, gunakan alat bantu pendengaran, jauhkan dari suara yang bising

Fungsi otak Saraf pusat berkurang Pola tidur berubah

Dementia (gangguan daya ingatan) Susah untuk tidur lelap

Menjaga kesetabilan emosi/hindari depresi

Hindari konsumsi kopi,

alcohol Hindari tidur larut dalam Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya antara lain sindrom lepas jabatan yang mengakibatkan sedih yang berkepanjangan, depresi karena tinggal sendiri atau isolasi diri, dan sebagainya. Beberapa perubahan psikologis yang dialami pada usia lanjut diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Depresi hampir dialami oleh 1214% populasi lansia. Perubahan lingkungan social kondisi yang terisolasi, kesediaan, dan berkurangnnya aktifitas menjadikan para lansia mengalami rasa frustasi dan berkurang semangat (depresi dan kondisi mental). Akibatnya selera makan terganggu, dan pada akhirnya dapat mengakibatkan terjadi penurunan berat badan. Dengan demikian kondisi mental yang tidak sehat secara tidak langsung dapat meniru terjadinya status gizi buruk; 2. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor, dan terjdi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor waktu; 3. Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitas dan identitas yang dikaitkan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pension (purna tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan antara lain sebagai berikut : a. Kehilangan finansial (income berkurang); b. Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya. c. Kehilangan teman/kenalan atau relasi. d. Kehilangan pekerjaan/kegiatan. e. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality) 4. Perubahan dalam cara hidup,yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit. 5. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation); 6. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, berta, bahnya biaya pengobatan; 7. Penyakit kronis dan ketidakmampuan;

8. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian; 9. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan; 10. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep dir); 11. Perkembangan spiritual : a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow, 1970); b. Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalm sehari-hari (Murrayh dan Zentener, 1970); c. Perkembangan spiritual pada usia tujuh puluh tahun menurt Fowler (1978), universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai keadilan. C. Kebutuhan Pangan dan Gizi pada Lansia a. Kecukupan Gizi Lansia Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergangtian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernapasan dan ginjal. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi oleh lansia untuk mendapatkan kehidupan yang adekuat. Namun tidak biasa dihindarkan proses penuaan yang terjadi dimana terjadi penurunan fungsi. Lansia memerlukan tambahan protein yaitu 1-1,25 g/kg perhari. Kebutuhan zat besi pada lansia sangan rendah atau bahkan mengalami penurunan sehubungan dengan proses penuaan. Rekomendasi diet yang dianjurkan untuk zat besi pada manula turun 15 mg pada usia 23-50 tahun sampai 10 mg pada umur 51 tahun atau lebih. Selain itu, lansia juga memiliki risio terkena defisiensi kalsium karena penurunan asupan dan absorpsinya. Untuk kebutuhan magnesiumnya lansia mengalami penurunan absorpsi dan meningkatkan ekskresi magnesium lewat perkemihan. .

Berikut ini adalah tabel angka kecukupan gizi untuk lansia. Zat Gizi Energi (kkal) Protein (gr) Vitamin A (RE) Vitamin D (ug) Vitamin E (mg) Vitamin K (mg) Thiamin (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) Vitamin B12 (mg) Asam Folat (ug) Piridoksin (mg) Vitamin C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Seng (mg) Yodium (mg) Selenium (mg) Laki-laki (BB=62kg) 2050 60 600 15 15 65 1.0 1.3 16 2.4 400 1.7 90 800 600 13 13.4 150 30 Perempuan (BB=54kg) 1600 45 500 15 15 55 0.8 1.1 14 2.4 400 1.5 75 800 600 12 9.8 150 30

b. Kebutuhan Pangan untuk Lansia Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi manusi, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuata makanan atau minuman (Arisman,2010).

Asupan pangan yang dibutuhkan untuk lansia harus sesuai dengan angka kecukupan gizi sehingga memengaruhi pula terhadap status gizi lansia tersebut.angka kecukupan gizi pada lansia berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan jenis kelamin, usia, dan berat badan. c. Kebutuhan Gizi untuk Lansia Kebutuhan gizi atau nutrisi yang harus dipenuhi oleh lansia adalah sebagai berikut: 1.) Kalori Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan metabolism basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%. Hasil ini disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) drperoleh dari lemak 9.4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia, komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. 2.) Protein Supaya lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, massa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya terhadap protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan penceraan dan penyerapan kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan. 3.) Lemak Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari komsumsi energi) dapat menimbulkann penyakit atherosclerosis ((penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Dianjurkan pula 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = Poly Unsaturated Faty Acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.

4.) Karbohidrat dan Serat Makanan Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar, dan biji-bijian utuh. Lansia tidak dianjurkan mengonsumsi suplemen serat, hal ini dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat, sehinggan tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi mengonsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat. 5.) Vitamin dan Mineral Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E. Secara umum, kekurangan ini terutam disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kekurangan mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat. 6.) Air Cairan berbentuk cair dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti cairan yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu penernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

Berikut merupakan Tabel Besaran Kebutuhan Zat Gizi pada Lansia.

Jenis Zat Gizi Energi Protein Lemak Lemak Jenuh Air Kalsium Besi Tembaga Khromium Magnesium Selenium Asam Folat Seng Vitamin A Riboflavin Vitamin B12 Vitamin C

Besaran 1.4 -1.8 kali BMR 0.9-1.1 g/kg BB/hari 30%-35% 8% 30 cc/kg BB/hari 800-1200 mg/hari 10 mg/hari 1.3-1.5 mg/hari 50 g/hari 225-180 mg/hari 50-70 g/hari 400 g/hari 4.2-14.0 mg/hari: 3.0-9.8 mg/hari 700 g RE/hari: 600 g RE/hari 1.3 mg.hari: 1.1 mg/hari 2.5 g/hari 60-100 mg/hari

Vitamin D Vitamin E Vitamin K

10-20 g/hari 100-400 IU/hari 60-90 mg/hari

(sumber: Meeting the nutritional needs for older person,WHO 2002)

D. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia Menurut Wirakusuma (2000), pedoman pola diet lansia adalah sebagai berikut : 1. Penerapan pola makan beragam dan bergizi seimbang 2. Membatasi asupan energi dan lemak. 3. Memerhatian konsumsi komponen gizi yang penting untuk menunjang kebugaran usia lanjut, seperti : beta karoten, vitamin B6 (Piridoksin), vitamin B12(Sianokobalamin), asam folat, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E (betatokoferol), kalsium (Ca), besi (Fe), Seng (Zn), selenium (Se), Magnesium ( Mg), Mangan (Mn), Kromium (Cr), Kalium (K). 4. Membiasakan mengonsumsi cukup serat dan cairan setiap hari. Tabel yang memengaruhi gizi lansia. Psikologis Status perkawinan Fisik Masalah gigi Masalah pendengaran dan penglihaan Sekresi air liur berkurang Perubahan sensitifitas terhadap rasa Penyakit Peningkatan hormon tertentu Ekonomi Kemiskinan Biaya hidup yang berkualitas Cara pengolahan makanan yang tidak baik Pendidikan atau pekerjaan yang rendah -

Tempat tinggal

Kepercayaan

Motivasi Gelisah Kematian pasanan hidup/orang terdekat

Isolasi diri Tinggal diinstitusi atau panti werda

Berkurangnya tenaga Berkurangnya kekebalan fisik Alkoholisme(sebagai


kekacauan dan kerusakan kepribadian yang disebabkan karna safsu

Penganiayaan orang tua

untuk minum yang bersifat kompulsif, sehingga penderita akan minum minuman beralkohol secara berlebihan dan dijadikan kebiasaan)

Kurangnya perhatian Kebudayaan Kesulitan dalam bekerjasama Kegemaran terhadap makanan

Kesehatan mulut Perubahn kerangka tubuh polifarmasi

Insomnia Anoreksia(Anoreksia
adalah kelainan psikis yang diderita seseorang berupa kekurangan nafsu makan meski sebenarnya lapar dan berselera terhadap makana)

Takut pada keadaan

Pengeluaran urin tidak terkendali Lingkungan yang tidak mendukung

Berkurangnya daya otot

Aturan pola makan

E. Masalah Gizi yang Dihadapi Lansia a. Gizi lebih Kebiasaan makan yang banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik, sehubungan dengan proses penuaan itu sendiri. Kebiasaan makanitu sulit untuk diubah, walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung, kencing manis dan darah tinggi. b. Gizi kurang Gizi kurang sering disebabkan oleh masalahmasalah sosial ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal tersebut disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat di perbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkema infeksi. c. Kekurangan Vitamin Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat. d. Kekurangan kalori dan protein Lansia dengan riwayat pendapatan kurang, kurang bersosialisasi,hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitang mengnyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit unuk menyiapkan makanan, sering mengkonsumsi obatobatan yang mengganggu nafsu makan , dan nafsu makan berkurang merupakan hal yang harus diwaspadai. Hal ini harus dapat di tanggulangi karena berpengaruh besar terhadap timbulnya kekurangan kalori protein yang berakibat menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat. e. Kekurangan vitamin D Biasanya terjadi pad lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, juga kurang menkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu, dan produk olahan lainnya.

f. Cairan pada lansia Masalah yang sering timbul pada lansia adalah masalah kekurangan cairan tubuh. Hal ini berhubungan dengan berbagai perubahan yang dialami pada lansia, diantaranya peningkatan jumah lemak pada lansia, penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urine dan penurunan rasa haus. Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan cairan pada lansia adalah : a. Berat badan/lemak tubuh cenderung meningkat dengan bertambahnya usia, sedangkan sel-sel lemak sedikit mengandung air, sehingga komposisi air dalam tubuh lansia kurang dari manusia dewasa yang lebih muda/anak-anak dan bayi, b. Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan kemampuan untuk memekatkan urin, memyebabkan kebutuhan cairan meningkat. c. Terdapat penurunan asam lambung yang dapat memengaruhi individu untuk mentoleransi makanan-makanan tertentu. Lansia juga rentan terhadap konstipasi karena penurunan pergerakan usus, masuka cairan terbatas, pantangan diet dan konstipasi. Penggunaan laksatif yang berlebihan atau tidak tepat dapat mengarah kemasalah diare. d. Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitive dan mungkin memiliki

masalah dalam mendapatkan cairan ( misalnya gangguan dalam berjalan ) atau mengungkapkan keinginan untuk minum seperti pada pasien yang terserang sroke. F. Penyakit Yang Biasa Diderita Lansia Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh usia lanjut antara lain: 1.) Jantung dan serangan jantung Untuk mencegah dari serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut yaitu makan makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol dalam darah, kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki berat yang berlebih (overweight), berhenti merokok, kurangi stress, cukup berolahraga (misalnya jogging dan jalan kaki) atau melakukan aktifitas fisik yang lain, kurangi konsumsi

garam sampai 5 mg (atau sekitar 1 sendok teh dalam 24 jam) dan hindari makanan gorengan dan bergaram. 2.) Tekanan Darah Tinggi Untuk mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi , lakukan aktifitas fisik seperti olahraga secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik yang ringan; jaga berat tubuh agar pada kondisi ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan makanan yang berasal dari buah dan sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan, hindari minuman beralkohol dan soft drink, berhenti merokok dan kurangi konsumsi garam atau diganti dengan garam diet. 3.) Arthritis (reumatik) Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat dapat mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan vitamin D secara teratur bila tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga angkat beban ringan secara teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes tulang untuk melihat kondisi tulang kita. 4.) Osteoporosis (tulang rapuh) Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan rapuh, yaitu dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap hari (dapat diperoleh dari makanan/minuman atau sinar matahari); makan makanan yang sehat yang mengandung vitamin A, Vitamin C, magnesium, seng dan protein , yang dapat berasal dari susu, buah-buahan dan sayuran hijau dan berdaging; selalu aktif secara fisik dapat membantu kesehatan tulang; jangan merokok karena bisa merusak tulang dan menurunkan kadar estrogen dalam tubuh; dan hindari pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar untuk terjatuh. 5.) Diabetes Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan pagi, jogging dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah makananmakanan yang sehat (rendah lemak, rendah kalori dan rendah garam); hindari konsumsi gula dan sirup, pilihlah gula diet; konsumsi sayuran dan buah segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa gula atau air putih; makan makanan dan snack yang

sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu tertentu dalam sehari agar kadar gula darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu lakukan kontrol ke dokter. 6.) Kanker Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur secukupnya yang dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai antioksidan), konsumsi teh hijau secangkir sehari secara teratur dapat mencegah kanker dan juga melindungi jantung, aktifitas fisik secara teratur dan menjaga berat badan, juga menghindari bahan-bahan makanan yang mempunyai efek karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau sumber radiasi. 7.) Ginjal Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum kopi, hindari minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk tembakau. 8.) Pembesaran prostat Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan makanan yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, labu, tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok, tidak begadang, kurangi makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara berkala. 9.) TBC TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk pencegahannya yaitu hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah berada di sekitar orang yang mengidap penyakit batuk kronik, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein dan serat, hindari berada cukup dekat dengan orang yang sedang batuk, olahraga teratur di tempat yang berudara segar dan sejuk. Lakukan pemeriksaan jika menderita batuk agak lama. 10.) Penyakit mata

Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia. Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30

menit jika kita sedang membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah tertentu, bernapas dalam dan menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan kacamata gelap jika sedang berada di luar di siang hari. 11.) Alzheimer (penyakit pikun)

Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi makanan yang bergizi seperti serealia utuh (yang banyak kandungan vitamin B nya), ikan dan minyak ikan, teh, sayuran dan buahan (misalnya buah delima), makanan yang mengandung vitamin D (misalnya telur, susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur dan cukup, serta melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya. G. Pola Makan dan Menu Makan Pola makan adalah suatu informasi mengenai jenis dan jumlah pangan yang di konsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu, sehingga penilaian konsumsi pangan dapat berdasarkan pada jumlah maupun jenis makanan yang si konsumsi. Meningkatkan jumlah dan mutu konsumsi makanan memerlukan peningkatan pengetahuan lansia tantang makanan yang bergizi, perubahan sikap,serta perubahan perilaku sehari-hari dalam menentukan,memilih, dan mengonsumsi makananya. 1. Perencanaan Makanan Untuk lansia. Perencanaan makanan secara umum harus meliputi hal-hal berikut di bawah ini a) Makanan harus mengandung zat gizi yang berasal dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun, zat pengatur. b) Perlu di perhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya di atur merata dalam satu hari,sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.

Berikut ini merupakan contoh menu: Waktu Pagi Jam 10.00 Siang Menu Makanan Bubur, Abon, dan Jagung. Roti gandum + Susu kalsium tinggi. Nasi merah, Ayam bubur tomat, Tahu kukus, Sup jamur, Pepaya.

Jam 16.00 Malam

Kroket Kentang Nasi, Sayur bayam + Jagung, Tuna tempe bamboo kuning, Melon, Susu tinggi kalsium.

c) Banyak minum dan kurangi garam. Dengan banyak minum, maka dapat memperlancar sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi. d) Batasi makanan yang manis-manis dan berminyak. e) Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Makanan-makanan yang mudah dicerna. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng-gorengan. Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak atau lembek atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang. Makanan dalam porsi kecil tetapi sering. Makanan selingan atau snack, susu,buah, dan sari buah sebaiknya diberikan. f) Batasi minuman teh atau kopi, boleh diberikan tetapi harus diencerkan, sebab berguna pulauntuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan g) Makanan mengandung zat besi seperti kacang-kacangan ,hati, telur, dagingrendah lemak, bayam, dan sayuran hijau. h) Lebih dianjurkan untuk mengelola makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng. Perencanaan makanan untuk mengatasi perubahan saluran cerna dan untuk mengurangi risiko konstipasi dan hemoroid adalah sebagai berikut: 1. Sarankan untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran dan buah-buahan segar, roti dan sereal. 2. Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk melembebutkan feses.

3. Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin, karena pasien akan menjadi tergatung pada laksatif. Makanan yang dianjurkandan tidak dianjurkan untuk lansia Makanan yang dianjurkan Sayur dan buah-buahan Serelia dan kacang-kacangan Jenis ikan laut Makanan yang tidak dianjurkan Makanan yang diawetkan dengan kandungan garam yang tinggi Makanan berlemak Minuman beralkhol

2. Makanan Sehat Bagi Lansia. Makanan sehat bagi lansia antara lain mencakupi 4 sehat 5 sempurna dengan porsi yang kurang dari orang dewasa, kecuali asupan protein dan vitamin serta mineral, dimana kalsium dan zat besi juga memerankan peranan yang penting untuk metabolisme tubuh. Berikut ini disajikan beberapa contoj makanan sehat untuk manula yang telah dikelompokan. Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep konsep 4 sehat 5 sempurna atau konsep gizi seimbang diantaranya: Kelompok makanan pokok (utama): nasi (1 porsi = 200 gram). Kelompok lauk pauk: daging (1 potong = 50 garam), tahu(1 potong = 25 gram), tahu ( 1 potong = 25 gram). Kelompok sayuran: bayam ( 1 mangkok = 1001 gram). Kelompok buah-bahan: pepaya ( 1 potong = 100 gram) dan susu ( 1 gelas= 100 gram). Macam-macam Makanan untuk Lansia Berdasarkan Menu Seimbang. Gizi/nutrisi Sumber Makanan Nasi, bubur, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie Karbohidrat instan, mie kering, roti tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang, nangka, makaroni/pasta, dsb Daging ayam, itik, daging sapi, hati ( ayam atau sapi), Protein hewani telur unggas, ikan mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, bakso daging, dsb

Protein nabati

Kacvang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, tahu, tempe, oncom, dsb Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk,

Buah-buahan

mangga, nangka, pisang abon, sawo, semangka, sirsak, tomat, dsb

Kue

Bika abon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue pia, kue putu, risoles, agar-agar, dsb Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong,

Sayuran

katuk, kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, woertel, selada

Susu

Susu : susu sapi, susu kambing, susu, kerbau, susu kedelai, skim

3. Menu Harian untuk Lansia. Para ahli gizi manganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya: a. Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan

persyaratankebutuhan lansia b. Bervariasi jenis makanan dan cara olahanya c. Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan ( menempel pada bahan pangan, terutama pangan hewani) d. Mambatasi konsumsi gula dan minuman nyang banyak mengandung gula e. Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol f. Cukup banyak mengonsumsi makanan berserat ( buah-buahan, sayuran dan sereal) untuk menghindari sembelit atau kostipasi g. Minuman yang cukup

Berikut Merupakan Menu Makanan dalam Sehari untuk Lansia. No. 1 Jenis bahan makanan Nasi Laki-laki 3 200 gram Perempuan 2 200 gram

(3 1.5 gelas belimbing)

(2 1.5 gelas belimbing)

1.5 5 gram Lauk daging/ikan 2 Tempe Tahu 5 25 gram (1 potong kecil) 5 50 gram 1.5 100 gram (1.5 1 gelas penuh) 1.5 100 gram (1.5 satu gelas penuh) 2 200 gram (satu potong sedang) 1.5 100 gram (1.5 satu gelas penuh) 2 100 gram (satu potong sedang) 2 200 gram 4 25 gram 4 50 gram

Sayur

Buah

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Lansia adalah kelompok penduduk yang berusia enam puluh tahun ke atas dan telah mengalami penurunan kemampuan jaringan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. B. Saran Para Lansia sangat membutuhkan gizi yang baik agar kehidupan mereka tetap sehat dan harmonis.

DAFTAR PUSTAKA Khomsan, Ali. 2004. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

You might also like