You are on page 1of 40

BAB I PENDAHULUAN

Otitis media dengan efusi (OME) adalah keadaan terkumpulnya sekret non-purulen di telinga tengah dengan membran timpani yang utuh tanpa tanda dan gejala infeksi. Berdasarkan cara terbentuknya sekret, OME dapat dibagi atas dua jenis, yaitu OME akut dan OME kronis. ada OME akut, sekret terbentuk secara tiba-tiba akibat gangguan fungsi tuba. OME akut lebih sering dijumpai orang de!asa, sedangkan OME kronis lebih sering dijumpai pada anak-anak. ada OME kronis, sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama." OME adalah penyebab tersering gangguan pendengaran pada anak. #enis gangguan pendengaran yang terjadi adalah tuli konduktif yang jarang melebihi $%dB. Berdasarkan penelitian di &merika dan Eropa diperkirakan %'( ) *'( anak usia + tahun pernah menderita OME. ,ebuah penelitian lain di &merika menyatakan bah!a antara usia - bulan hingga - tahun, ."( anak pernah mengalami episode OME dan %-( diantaranya mengenai kedua telinga. ada

anak-anak gangguan pendengaran dapat bermanifestasi sebagai defisit atensi, gangguan perilaku, penurunan prestasi belajar, atau pada anak yang lebih kecil dapat terjadi keterlambatan berbicara bila mengenai kedua telinga. ada de!asa umumnya terjadi setelah adanya infeksi saluran napas atas yang berat seperti sinusitis, alergi berat, atau barotrauma.-,$

"

Berikut ini diajukan suatu kasus seorang !anita %' tahun dengan diagnosa ost emasangan /entilasi 0ube atas indikasi Otitis Media Efusi ,inistra yang dira!at di 1,23 2lin 1uang 0ulip. ,elanjutnya akan dibahas apakah diagnosa, tindakan, penatalaksaan ini sudah tepat dan sesuai dengan literatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Anatomi Telinga 0elinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara

yang ada di sekitar sehingga subyek dapat mengetahui 4 mengidentifikasi yang terjadi di sekitar tanpa harus melihat. 0elinga terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.-,+ 1. Telinga Luar 0elinga luar terdiri atas auricula dan meatus akustikus eksternus. &uricula mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi mengumpulkan getaran udara, auricula terdiri atas lempeng tulang ra!an elastis tipis yang ditutupi kulit. &uricula juga mempunyai otot intrinsik dan ekstrinsik, yang keduanya dipersarafi oleh n. facialis." Meatus akustikus eksternus merupakan sebuah tabung berkelok yang menghubungkan auricula dengan membran timpani. ada orang de!asa

panjangnya lebih kurang " inchi atau kurang lebih -,% cm,dan dapat diluruskan untuk memasukkan otoskop dengan cara menarik auricula ke atas dan belakang. ada anak kecil auricula ditarik lurus kebelakang, atau ke ba!ah dan belakang. Bagian meatus yang paling sempit adalah kira-kira % mm dari membran timpani.+,%

2.

Telinga Tengah

0elinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis temporalis yang dilapisi oleh membrana mukosa. 1uang ini berisi tulang-tulang pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membran timpani (gendang telinga) ke perilympha telinga dalam.5a6um timpani berbentuk celah sempit yang miring, dengan sumbu panjang terletak lebih kurang sejajar dengan bidang membran timpani. 3i depan, ruang ini berhubungan dengan nasopharing melalui tuba auditi6a dan di belakang dengan antrum mastoid.% 0elinga tengah mempunyai atap, lantai, dinding anterior, dindingposterior, dinding lateral, dan dinding medial, yaitu7 &tap dibentuk oleh lempeng tipis tulang, yang disebut tegmen timpani, yang merupakan bagian dari pars petrosa ossis temporalis. 8empeng ini memisahkan ka6um timpani dan meningens dan lobus temporalis otak di dalam fossa kranii media. 8antai dibentuk di ba!ah oleh lempeng tipis tulang, yang mungkin tidak lengkap dan mungkin sebagian diganti oleh jaringan fibrosa. 8empeng ini memisahkan ka6um timpani dari bulbus superior 6. jugularis interna. Bagian ba!ah dinding anterior dibentuk oleh lempeng tipis tulang yang memisahkan ka6umtimpani dari a. carotis interna. ada bagian atas dinding anterior terdapat muara dari dua buah saluran. ,aluran yang lebih besar dan terletak lebih ba!ah menuju tuba auditi6a, dan yang terletak lebih atas dan lebih kecil masuk ke dalam saluran untuk m. tensor tympani. ,eptum tulang tipis, yang memisahkan saluran-saluran ini

diperpanjang ke belakang pada dindingmedial, yang akan membentuk tonjolan mirip selat. 3i bagian atas dinding posterior terdapat sebuah lubang besar yang tidak beraturan, yaitu auditus antrum. 3i ba!ah ini terdapat penonjolan yang berbentuk kerucut, sempit,kecil, disebut pyramis. 3ari puncak pyramis ini keluar tendon m. stapedius. a. ,ebagian besar dinding lateral dibentuk oleh membran timpani."-$ Mem ran tim!ani Membran timpani adalah membrana fibrosa tipis yang ber!arna kelabu mutiara. Membran ini terletak miring, menghadap ke ba!ah, depan, dan lateral. ermukaannya konkaf ke lateral. ada dasar cekungannya terdapat

lekukan kecil, yaitu umbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei. Bila membran terkena cahaya otoskop, bagian cekung ini menghasilkan 9reflekscahaya9, yang memancar ke anterior dan inferior dari umbo.% Membran timpani berbentuk bulat dengan diameter lebih-kurang " cm dan sangat peka terhadap nyeri dan permukaan luarnya dipersarafi oleh n. auriculotemporalis dan ramus auricularis n. 6agus.% . Tulang"tulang !en#engaran 3i bagian dalam rongga ini terdapat $ jenis tulang pendengaran yaitu tulang maleus, inkus dan stapes. 5etiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum tulang." Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan terdiri atas caput, collum, processus longum atau manubrium, sebuah processus anterior dan processus

lateralis. :aput mallei berbentuk bulat dan bersendi di posterior dengan incus. :ollum mallei adalah bagian sempit di ba!ah caput. Manubrium mallei berjalan ke ba!ah dan belakang dan melekat dengan erat pada permukaan medial membran timpani. Manubrium ini dapat dilihat melalui membran timpani pada pemeriksaan dengan otoskop. rocessus anterior adalah tonjolan tulang kecil yang dihubungkan dengan dinding anterior ca6um timpani oleh sebuah ligamen. rocessus lateralis menonjol ke lateral dan melekat pada

plica mallearis anterior dan posterior membran timpani." ;ncus mempunyai corpus yang besar dan dua crus. :orpus incudis berbentuk bulat dan bersendi di anterior dengan caput mallei. :rus longum berjalan ke ba!ah di belakang dan sejajar dengan manubrium mallei. 2jung ba!ahnya melengkung ke medial dan bersendi dengan caput stapedis. Bayangannya pada membrana tympani kadang-kadang dapat dilihat pada pemeriksaan dengan otoskop. :rus bre6e menonjol ke belakang dan dilekatkan pada dinding posterior ca6um tympani oleh sebuah ligamen." ,tapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah basis. :aput stapedis kecil dan bersendi dengan crus longum incudis. :ollum berukuran sempit dan merupakan tempat insersio m. stapedius. 5edua lengan berjalan di6ergen dari collum dan melekat pada basis yang lonjong. inggir basis

dilekatkan pada pinggir fenestra 6estibuli oleh sebuah cincin fibrosa, yang disebut ligamentum annulare.",%

<

$am ar 1.Tulang"Tulang Pen#engaran. %. &tot"otot telinga tengah &da - otot kecil yang berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran.M. 0ensor timpani terletak dalam saluran di atas tuba auditi6a, tendonnya berjalan mula-mula ke arah posterior kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi rongga timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang maleus. 0endo M. ,tapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid dalam dinding posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes. Otot-otot ini berfungsi protektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi tinggi.-,+ #. Tu a eu'ta%hii 0uba eustachii merupakan saluran yang menghubungkan ka6um timpani dengan nasofaring. anjang tuba eustachii adalah $= mm. 0uba eustachii

terbentang dari dinding anterior ka6um timpani keba!ah, depan, dan medial sampai ke nasofaring. ,epertiga bagian posterior adalah tulang dan dua

pertiga bagian anteriornya adalah kartilago. 0uba berhubungan dengan nasofaring dengan berjalan melalui pinggir atas m. constrictor pharynges superior.-,% &natomi tuba Eeustachii dibagi menjadi dua bagian yaitu7",% ". -. ars osseus ars kartilagines

ertemuan antara pars osseus dan pars kartilagines merupakan daerah yang paling sempit yang disebut isthmus. pars osseus bermuara pada ka6um timpani pada dinding anterior, bagian ini selalu terbuka. ars osseus

merupakan "4$ panjang dari tuba eustachii. ars kartilagines merupakan -4$ panjang tuba eustachii, berbentuk seperti terompet. Bagian ini bermuara nasofaring dan selalu dalam keadaan tertutup. Baru terbuka apabila ada kontraksi m. le6ator 6eli palatini (pada saat menguap atau menelan).+-% >ungsi tuba eustachi adalah7 Menjaga tekanan di dalam ka6um timpani sama dengan tekanan dunia luar (" atm) Menjaga 6entilasi udara di dalam ka6um timpani (suplai O-) 3rainase sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke ka6um timpani

?ambar -. erbedaan tuba eustachi pada anak dan de!asa e. Antrum ma'toi# &ntrum mastoid terletak di belakang ka6um timpani di dalam pars petrosa ossis temporalis, dan berhubungan dengan telinga tengah melaluia uditus ad antrum, diameter auditus ad antrum lebih kurang " cm.% 3inding anterior berhubungan dengan telinga tengah dan berisi auditus ad antrum, dinding posterior memisahkan antrum dari sinus sigmoideus dan cerebellum. 3inding lateral tebalnya ",% cm dan membentuk dasar trigonum suprameatus. 3inding medial berhubungan dengan kanalis semisirkularis posterior. 3inding superior merupakan lempeng tipis tulang, yaitu tegmen timpani, yang berhubungan dengan meningen pada fossa kranii media dan lobus temporalis cerebri. 3inding inferior berlubang-lubang, menghubungkan antrum dengan cellulae mastoideae.% (. Telinga Dalam 0elinga dalam terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial terhadap telinga tengah dan terdiri atas (") telinga dalam osseus, tersusun

darisejumlah rongga di dalam tulang@ dan (-) telinga dalam membranaceus, tersusun dari sejumlah saccus dan ductus membranosa di dalam telinga dalam osseus.$,% a. Telinga #alam o''eu' 0elinga dalam osseus terdiri atas tiga bagian7 6estibulum, kanalis semisirkularis, dan 5oklea. 5etiganya merupakan rongga-rongga yang terletak di dalam substantia kompakta tulang, dan dilapisi oleh endosteum serta berisi cairan bening, yaitu perilympha, yang di dalamnya terdapat labyrinthus membranaceus.$ /estibulum, merupakan bagian tengah telinga dalam osseus, terletak posterior terhadap koklea dan anterior terhadap kanalis semisirkularis. 3i dalam 6estibulum terdapat sacculus dan utriculus telinga dalam

membranaceus.$,% 5etiga kanalis semisirkularis, yaitu kanalis semisirkularis superior, posterior, dan lateral bermuara ke bagian posterior 6etibulum. ,etiap canalis mempunyai sebuah pelebaran di ujungnya disebut ampula. :analis bermuara ke dalam 6estibulum melalui lima lubang, salah satunya dipergunakan bersama oleh dua canalis. 3i dalam canalis terdapat ductus semisirkularis.",5oklea berbentuk seperti rumah siput, dan bermuara ke dalam bagian anterior 6estibulum. 2mumnya terdiri atas satu pilar sentral, modiolus koklea, dan modiolus ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah putaran. ,etiap putaran berikutnya mempunyai radius yang lebih kecil sehingga bangunan keseluruhannya berbentuk kerucut.",-

"'

. Telinga #alam mem rana%eu' 0elinga dalam membranaceus terletak di dalam telinga dalam osseus, dan berisi endolimfe dan dikelilingi oleh perilimfe. 0elinga dalam membranaceus terdiri atas utriculus dan sacculus, yang terdapat di dalam 6estibulum osseus@ tiga ductus semisirkularis, yang terletak di dalam canalis semisirkularis osseus@ dan ductus koklearis yang terletak di dalam koklea. ,truktur-struktur ini saling berhubungan dengan bebas.",2triculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus 6estibuli yang ada, dan dihubungkan tidak langsung dengan sacculus dan ductus endolimfatikus oleh ductus utriculosaccularis. ,acculus berbentuk bulat dan berhubungan dengan utriculus, seperti sudah dijelaskan di atas. 3uctus endolymphaticus, setelah bergabung dengan ductus utriculo saccularis akan berakhir di dalam kantung buntu kecil, yaitu saccus endolymphaticus. ,accus ini terletak di ba!ah duramater pada permukaan posterior pars petrosa ossis temporalis.% B. De)ini'i &ME Otitis media dengan efusi (selanjutnya disebut OME) adalah suatu proses pada inflamasi pada mukosa telinga tengah yang tandai dengan adanya cairan non purulen (serous atau mukus) di dalam telinga tengah, tanpa tanda-tanda infeksi akut. enyakit ini mempunyai banyak sinonim antara lain glue ear, allergic otitis media, mucoid ear, otitis media sekretoria, non suppurative otitis media dan otitis media serosa.",< Beberapa ahli memberi batasan yaitu otitis media efusi adalah keadaan terdapat cairan di telinga tengah baik berbentuk nanah, sekret encer, ataupun

""

sekret yang kental (mukoid glue ear). 3engan kata lain otitis media efusi dapat berupa otitis media serosa4otitis media sekretoria4otitis media mukoid4otitis media efusi terbatas pada keadaan dimana terdapat efusi dalam ka6um timpani dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda radang. Bila efusi tersebut berbentuk pus, membran timpani utuh dan disertai tanda-tanda radang maka disebut otitis media akut (OM&).",< *. Etiologi #an +a,tor -ang Ber!eran !a#a &ME Otitis media serosa terjadi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar terjadi akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media mukoid cairan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat didalam mukosa telinga tengah dan tuba eustachius. >aktor yang berperan utama dalam keadaan ini adalah terganggunya fungsi tuba eustachius. >aktor lain yang dapat berperan sebagai penyebab adalah adenoid, hipertrofi, adenoitis, sumbing palatum (cleft-palate), tumor di nasofaring, barotrauma, sinusitis, rhinitis. 5eadaan alergik sering berperan sebagai faktor tambahan dalam timbulnya cairan ditelinga tengah (efusi di telinga tengah).+ D. Pato)i'iologi &ME 3alam kondisi normal, mukosa telinga bagian dalam secara konstan mengeluarkan sekret, yang akan dipindahkan oleh mukosiliar ke dalam nasofaring melalui tuba eustachius. ,ebagai konsekuensi, faktor yang mempengaruhi

"-

produksi sekret yang berlebihan, klirens sekret yang optimal, atau kedua-duanya dapat mengakibatkan pembentukan suatu cairan di telinga tengah.+ atofisiologi OME bersifat multifaktorial antara lain infeksi 6irus atau bakteri, gangguan fungsi tuba eustachius, status imunologi, alergi, faktor lingkungan dan sosial. Aalaupun demikian tekanan telinga tengah yang negatif, abnormalitas imunologi, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut diperkirakan menjadi faktor utama dalam pathogenesis OME. >aktor penyebab lainnya termasuk hipertropi adenoid, adenoiditis kronis, palatoskisis, tumor nasofaring, barotrauma, terapi radiasi, dan radang penyerta seperti sinusitis atau rinitis. Merokok dapat menginduksi hiperplasi limfoid nasofaring dan hipertropi adenoid yang juga merupakan patogenesis timbulnya OME.* 1. $angguan )ung'i tu a ?angguan fungsi tuba menyebabkan mekanisme aerasi ke rongga telinga tengah terganggu, drainase dari rongga telinga ke rongga nasofaring terganggu dan gangguan mekanisme proteksi rongga telinga tengah terhadap refluks dari rongga nasofaring. &kibat gangguan tersebut rongga telinga tengah akan mengalami tekanan negatif. 0ekanan negatif di telinga tengah menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan selanjutnya terjadi transudasi. ,elain itu terjadi infiltrasi populasi sel-sel inflamasi dan sekresi kelenjar.&kibatnya terdapat akumulasi sekret di rongga telinga tengah. ;nflamasi kronis di telinga tengah akan menyebabkan terbentuknya jaringan granulasi, fibrosis dan destruksi tulang..,"' Obstruksi tuba Eustachius yang menimbulkan terjadinya tekanan negatif di telinga tengah akan diikuti retraksi membran timpani. Orang de!asa biasanya

"$

akan mengeluh adanya rasa tak nyaman, rasa penuh atau rasa tertekan dan akibatnya timbul gangguan pendengaran ringan dan tinnitus. &nak-anak mungkin tidak muncul gejala seperti ini. #ika keadaan ini berlangsung dalam jangka !aktu lama cairan akan tertarik keluar dari membran mukosa telinga tengah, menimbulkan keadaan yang kita sebut dengan otitis media serosa. 5ejadian ini sering timbul pada anak-anak berhubungan dengan infeksi saluran nafas atas dan sejumlah gangguan pendengaran mengikutinya..,"' 2. In)e,'i ;nfeksi bakteri merupakan faktor penting dalam patogenesis terjadinya OME sejak dilaporkan adanya bakteri di telinga tengah. Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis dikenal sebagai bakteri patogen terbanyak ditemukan dalam telinga tengah."',"" Meskipun hasil yang didapat dari kultur lebih rendah. karena7""," enggunaan antibiotik jangka lama sebelum pemakaian ventilation tube akan mengurangi proliferasi bakteri patogen, ,ekresi immunoglobulin dan lisosim dalam efusi telinga tengah akan menghambat proliferasi patogen, Bakteri dalam efusi telinga tengah berlaku sebagai biofilm (. Statu' Imunologi >aktor imunologis yang cukup berperan dalam OME adalah sekretori ;g&. immunoglobulin ini diproduksi oleh kelenjar di dalam mukosa ka6um timpani. ,ekretori ;g& terutama ditemukan pada efusi mukoid dan di kenal sebagai suatu enyebab rendahnya angka ini diduga

"+

imunoglobulin yang aktif bekerja dipermukaan mukosa respiratorik. 5erjanya yaitu menghadang kuman agar tidak kontak langsung dengan permukaan apitel, dengan cara membentuk ikatan komplek. 5ontak langsung dengan dinding sel epitel adalah tahap pertama dari penetrasi kuman untuk infeksi jaringan. 3engan demikian ;g & aktif mencegah infeksi kuman."",".. Alergi Mekanisme faktor alergi berperan dalam menyebabkan OME masih belum jelas. &kan tetapi dari gambaran klinis di percaya bah!a alergi memegang peranan. 3asar pemikirannya adalah analogi embriologik, dimana mukosa timpani berasal sama dengan mukosa hidung. ,etidak-tidaknya manifestasi alergi pada tuba eustachius merupakan penyebab okulasi kronis dan selanjutnya

menyebabkan efusi. Bamun demikian dari penelitian kadar ;gE yang menjadi kriteria alergi atopik, baik kadarnya dalam efusi maupun dalam serum tidak menunjang sepenuhnya alergi sebagai penyebab."Etiologi dan patogenesis otitis media oleh karena alergi mungkin disebabkan oleh satu atau lebih dari mekanisme di ba!ah ini7" Mukosa telinga tengah sebagai organ sasaran ( target organ ) embengkakan oleh karena proses inflamasi pada mukosa tuba Eustachius Obstruksi nasofaring karena proses inflamasi &spirasi bakteri nasofaring yang terdapat pada sekret alergi ke dalam ruang telinga tengah.

"%

+. Diagno'i' &ME 3iagnosis OME seringkali sulit ditegakkan karana prosesnya sendiri yang kerap tidak bergejala (asimptomatik), atau dikenal dengan silent otitis media. 3engan absennya gejala seperti nyeri telinga, demam, ataupun telinga berair, OME sering tidak terdeteksi. ?ejala klinik meliputi7"',"-,"$ Berkurangnya fungsi pendengaran. 5eadaan ini sering ditemukan dan kadang-kadang satu-satunya gejala. Onsetnya tersembunyi dan jarang melebihi +' dB. 5etulian bisa saja tidak terdeteksi oleh orang tua dan mungkin ditemukan secara tidak sengaja pada saat dilakukan skrining tes audiometri. ercakapan yang lambat dan bisu. 3isebabkan oleh ketulian, perkembangan dari fungsi percakapan menjadi lambat atau bisu. ,akit pada telinga tengah. Cal ini mungkin disebabkan adanya infeksi pada saluran pernapasan atas. 8aDimnya diagnosis OME dibuat berdasarkan pemeriksaan fisik telinga dengan menemukan cairan di belakang membran timpani yang normalnya translusen. emeriksaan otoskopik dapat memperlihatkan7"-,"$ Membran timpani yang retraksi (tertarik ke dalam), nyeri tumpul, dan opaEue yang ditandai dengan hilangnya refleks cahaya Aarna membran timpani bisa merah muda cerah hingga biru gelap. rocessus bre6is maleus terlihat sangat menonjol dan tertarik medial dari membran timpani. rocessus longus

"<

&danya le6el udara-cairan (air fluid le6el) membuat diagnosis lebih nyata. ada gambar ini terlihat distorsi dari membran thympani, dilatasi

pembuluh darah di bagian atas membran, dengan nyeri tumpul yang terdapat pada bagian ba!ah membran. 3i bagian atas membran juga terdapat pembengkakan dan garis dari maleus tidak dapat terlihat.

$am ar (. Mem ran Tim!ani Pen#erita &ME

Beberapa instrumen penunjang juga membantu menegakkan diagnosis OME, antara lain7 neumatic otoscope Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa liang dan gendang telinga dengan jelas). 3engan otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang menggembung, perubahan !arna gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta cairan di liang telinga.-,$,%

"=

#ika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara). ?erakan gendang telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan pemeriksaan ini.$,% ;mpedance audiometry (timpanometri) 3igunakan untuk mengukur perubahan impedans akustik sistem membran timpani telinga tengah melalui perubahan tekanan udara di telinga luar.-,% Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan terhadap gendang telinga). Bamun timpanosentesis tidak dilakukan pada sembarang anak. ;ndikasi perlunya timpanosentesis antara lain adalah OM& pada bayi di ba!ah usia enam minggu dengan ri!ayat pera!atan intensif di rumah sakit, anak dengan gangguan kekebalan tubuh, anak yang tidak memberi respon pada beberapa pemberian antibiotik, atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.% ure tone audiometry7 0ermasuk banyak digunakan, terutama menilai dari sisi gangguan dengar atau tuli konduktif yang mungkin berasosiasi dengan OME. Meski teknik ini time consuming dan membutuhkan peralatan yang mahal, tetap digunakan sebagai skrining, dimana tuli konduktif berkisar antara derajat ringan hingga sedang.$,%

"*

$. Diagno'i' Ban#ing 0erdapat beberapa hal yang tumpang tindih antara otitis media akut (OM&) dan otitis media efusi, sangat sulit membedakan keduanya pada pemeriksaan kecuali terdapat otalgia dan demam."+ OM& dapat dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OM&. Efusi telinga tengah ( middle ear effusion) merupakan tanda yang ada pada OM& dan otitis media dengan efusi. 2ntuk membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut7"%

0abel ". 3iagnosis Banding OME

".

H. Penatala,'anaan Me#i,amento'a engobatan OME langsung diarahkan untuk memperbaiki 6entilasi normal telinga tengah. 2ntuk kebanyakan penderita, kondisi ini diperoleh secara alamiah, terutama jika berasosiasi dengan ;, & yang berhasil disembuhkan. &rtinya banyak OME yang tidak membutuhkan pengobatan medis. &kan lebih baik menangani faktor predisposisinya, misalnya7 jika dikarenakan barotrauma, maka akti6itas yang berpotensi untuk memperoleh barotrauma berikutnya, seperti7 penerbangan atau menyelam, sebaiknya dihindarkan. ,trategi lainnya adalah menghilangkan atau menjauhkan dari pengaruh asap rokok, menghindarkan anak dari fasilitas penitipan anak, menghindarkan berbagai alergen makanan atau lingkungan jika anak diduga kuat alergi atau sensitif terhadap bahan-bahan tersebut."< engobatan pada barotrauma biasanya cukup dengan cara konser6atif saja, yaitu dengan memberikan dekongestan lokal atau dengan melakukan perasat /alsa6a selama tidak terdapat infeksidi jalan napas atas. &pabila cairan atau cairan yang bercampur darah menetap di telinga tengah sampai beberapa minggu, maka dianjurkan untuk tindakan miringotomi dan bila perlu memasang pipa 6entilasi (?rommet).+

-'

2saha pere6entif terhadap barotrauma dapat dilakukan dengan selalu mengunyah permen karet atau melakukan perasat /alsal6a, terutama se!aktu pesa!at terbang mulai turun untuk mendarat.+ #ika OME ternyata menetap dan mulai bergejala, maka pengobatan medis mulai diindikasikan, seperti7 ". &ntihistamin atau dekongestan 1asionalisasi kedua obat ini adalah sebagai hasil komparasi antara sistem telinga tengah dan mastoid terhadap sinus paranasalis. 5arena antihistamin dan dekongestan terbukti membantu membersihkan dan menghilangkan sekresi dan sumbatan di sinonasal, maka tampaknya logis bah!a keduanya dapat memberikan efek yang sama untuk OME. #ika ternyata alergi adalah faktor etiologi OME, maka kedua obat ini seharusnya memberikan efek yang menguntungkan terhadap OME." -. Mukolitik 3imaksudkan untuk merubah 6iskoelastisitas mukus telinga tengah untuk memperbaiki transport mukus dari telinga tengah melalui tuba eustachius ke nasofaring. Bamun demikian mukolitik ini tidak memegang peranan penting dalam pengobatan OME.",= $. &ntibiotik emberian obat ini harus dipertimbangkan secara hati-hati, karena OME bukanlah infeksi sebenarnya. Meskipun demikian OME seringkali diikuti oleh OM&, di samping itu isolat bakteri juga banyak ditemukan pada sampel cairan OME. Organisme tersering ditemukan adalah S. pneumoniae, H. influenzae non

-"

typable, M. catarrhalis, dan grup & streptococci, serta S.aureus. ,tudi terkontrol menunjukkan antibiotika golongan amoksisilin, amoksisilin-asam kla6ulanat, sefalosporin, eritromisin, trimetropim-sulfametoksaDol, atau eritromisinemberian

sulfisoksaDole, dapat memperbaiki klirens efusi dalam " bulan.

antibiotika juga meliputi dosis profilaksis yaitu F dosis yang digunakan pada infeksi akut. Bamun demikian perlu dipertimbangkan pula hubungan antara antibiotika profilaksis dengan tingginya pre6alensi dan meningkatnya spesies bakteri yang resisten.= &ntibiotik yang digunakan7"% - 8ini pertama 7 amoksisilin %'' mg p.o =-"' hari atau jika alergi, eritromycin $'' mg p.o =-"' hari - 8ini kedua 7 amoksisilin dan asam kla6ulanat *=% mg =-"' hari atau sefalosporin generasi ke $. +. 5ortikosteroid. Beberapa klinisi mengusulkan pemberian kortikosteroid untuk mengurangi respon inflamasi di kompleks nasofaring-tuba eustachius dan menstimulasi agentaktif di permukaan tuba eustachius dalam memfasilitasi pergerakan udara dan cairan melalui tuba eustachius. emberian dapat berupa kortikosteroid oral atau topikal (nasal), ataupun kombinasi. Berdasarkan clinical guidance "..+, pemberian steroid bersama-sama antibiotika pada anak usia "-$ tahun mampu memperbaiki klirens OME dalam " bulan sebesar -%(. Bamun demikian karena hanya memberikan hasil jangka pendek dengan kejadian OME rekuren yang tinggi, serta resiko gejala sisa maka kortikosteroid tidak lagi direkomendasikan.=

--

Non me#i,amento'a 5eputusan untuk melakukan inter6ensi bedah tidak hanya berdasarkan lamanya penyakit. 3erajat gangguan pendengaran dan frekuensi serta parahnya gangguan pendahulu yang juga perlu dipertimbangkan. ?angguan seringkali bilateral, namun anak dengan cairan yang sedikit, gangguan pendengaran minimal, atau dengan gangguan unilateral dapat diobati lebih lama dengan pendekatan yang lebih konser6atif. ,ebaliknya, penipisan membran timpani, retraksi yang dalam, gangguan pendengaran yang bermakna dapat merupakan indikasi untuk miringotomi segera. 0uba 6entilasi dibiarkan pada tempatnya sampai terlepas sendiri dalam jangka !aktu enam bulan hingga satu tahun. emasangan tuba 6entilasi dapat memulihkan pendengaran dan memperbaiki membran timpani yang mengalami retraksi berat terutama bila ada tekanan negatif yang menetap." ". Miringotomi &nak-anak yang tidak dapat di terapi dengan antibiotik profilaksis atau dalam masa infeksi4peradangan dapat disarankan untuk dilakukan operasi miringotomi. rosedur ini dilakukan di ba!ah anestesi umum.= Operasi yang disebut myringotomy meliputi pembukaan kecil (small surgical incision7 melubangi gendang telinga untuk mengeluarkan cairan yang menumpuk di belakangnya dan menghilangkan rasa sakit. Bukaan

(potongan4insisi) ini akan sembuh dalam beberapa hari tanpa tanda atau luka pada gendang telinga.=,"* -. emasangan 0uba /entilasi (Grommet's ube)

-$

0ube 6entilasi ini dipasang sifatnya sementara, berlangsung < hingga "bulan di dalam telinga hingga infeksi telinga bagian tengah membaik dan sampai tuba eustachius kembali normal. ,elama masa penyembuhan ini, harus dijaga agar air tidak masuk kedalam telinga karena akan menyebabkan infeksi lagi. ,elain daripada itu, tuba tidak akan menyebabkan masalah lagi, dan akan terlihat perkembangan yang sangat baik pada pendengaran dan penurunan pada frekuensi infeksi telinga.= 0erapi pembedahan (operatif) untuk faktor predisposisi, mungkin dibutuhkan adenoidektomi, tonsilektomi dan membersihkan sinus maksillaris. Cal ini biasanya dilakukan pada !aktu dilakukannya miringotomi.< 5eburukan utama dari tuba 6entilasi adalah telinga tengah perlu dijaga agar tetap kering. 2ntuk tujuan ini telah dikembangkan berbagai macam sumbat telinga. ;nsisi miringotomi dan pemasangan tuba telah dikaitkan dengan pembentukan kolesteatoma pada beberapa kasus (jarang). 3rainase melalui tuba bukannya tidak sering terjadi, dan dapat dikaitkan dengan infeksi saluran napas atas, atau memungkinkan air masuk ke dalam telinga tengah, dan pada kasuskasus tertentu dapat merupakan masalah menetap yang tidak bisa dijelaskan. ada kasus-kasus demikian, penanganan medis dengan antibiotik sistemik atau tetes telinga harus diteruskan untuk !aktu yang lebih lama bahkan saat tuba masih terpasang." I. Kom!li,a'i Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen. :airan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat

-+

mengurangi pendengaran anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.% Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga tengah selama $ bulan atau lebih.% 5omplikasi dapat berupa7 ;nfeksi telinga akut 5ista di telinga tengah 5erusakan permanen dari telinga dengan hilang fungsi pendengaran yang parsial4sebagian atau seluruhnya. ,kar pada membran timpani (timpanosklerosis). 5esulitan berbicara dan berbahasa 5olesteatoma."-,"= J. Progno'i' Otitis media efusi biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam !aktu minggu atau bulan. enatalaksanaan yang tepat dapat mempercepat proses

penyembuhan. ,elama cairan masih terakumulasi di tengah telinga, maka akan mengurangi fungsi pendengaran. Cal ini dapat mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak-anak. ?angguan ini tidak akan menjadi ancaman bagi kehidupan tetapi dapat mengakibatkan komplikasi serius."=

-%

BAB III LAP&/AN KASUS

I. IDENTITAS
Bama 2mur 7 By. 7 %' tahun

#enis kelamin 7 erempuan ,uku ekerjaan &lamat M1, 1M5 7 Banjar 7 ;10 7 3esa 5arang utih 10.'$ 5ec. 5elua 5ab. 0abalong 7 -" 3esember -'"$ 7 ".'=.%..*'

II.ANAMNESIS
Keluhan Utama 7 5eluar cairan dari telinga /i0a-at Pen-a,it Se,arang 1 asien datang dengan keluhan keluar cairan di telinga sejak G - bulan, muncul mendadak, sebelumnya dia!ali dengan gatal, cairan keluar dari telinga kiri terutama saat tidur, ber!arna kuning kental dan banyak, tidak bercampur darah, berbau, dan tidak nyeri. asien juga mengaku telinganya ada suara

gembrebeg dan berdenging sejak G - bulan, terasa di telinga kiri, hilang timbul.

-<

asien di ra!at jalan di poli 0C0, dan keluhan keluar air berkurang. ,ejak keluar cairan, pasien juga merasa gangguan pendengaran di telinga kiri, munculnya perlahan-lahan. asien tidak ada keluhan pusing berputar dan nyeri telinga. asien juga tidak ada keluhan di hidung dan tenggorokan. asien

menyangkal sebelumnya ada mengorek-ngorek telinga atau trauma. /i0a-at Pen-a,it Dahulu asien menyangkal ada ri!ayat rhinitis alergi, infeksi, dan mengalami keluhan yang serupa. /i0a-at Pen-a,it Keluarga 0idak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama. III. Pemeri,'aan +i'i, 5eadaan 2mum 7 Baik 5esadaran 0anda 6ital 7 :ompos mentis 7 0ekanan darah H "-'4*' mmCg Badi H *+I4menit ,uhu H $<.% o: Ke!ala #an leher 5epala Mata 7 Bentuk normal, simetris 7 5onjungti6a tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor 8eher 7 embesaran 5?B tidak dijumpai, nyeri tidak ada, #/ tidak meningkat. 11 H -' I4menit

-=

THT Thora2 #antung aru &bdomen

1 Lihat 'tatu' lo,ali'

7 ,",- tunggal, murmur tidak ada, batas jantung normal 7 ,imetris, sonor, 6esikuler, ronkhi tidak ada 7 3atar, hepar4lien tidak teraba, timpani, bising usus normal

Ekstremitas Statu' Lo,ali' Telinga !uri"ula Bentuk Cematom 0ragus pain

7 3alam batas normal, edema tidak ada

Kanan

Kiri

dbn -

dbn -

#analis auditorius e"sternus ,erumen Othorrea Edema Ciperemi olip4masa Membran timpani 1etraksi Bombans :onus of light J sde minimal minimal -

-*

0es endengaran 1inne Aeber ,!abach /hino',o!i Anterior /estibulum nasi 3asar ka6um nasi Meatus nasi inferior 5onka nasi inferior Meatus nasi medius 5onka nasi medius ,eptum nasi Masa4polip /ino',o!i Po'terior Basofaring Byeri tekan sinus maksillaris 0ransiluminasi Tenggoro, Bibir Mulut 8idah &rkus anterior &rkus posterior 7 bentuk normal, !arna merah 7 mukosa merah muda, tidak ada radang 7 tidak hiperemis, tidak kotor 7 posisi normal, tidak ada radang, tidak ada tumor 7 posisi normal, tidak ada radang, tidak ada tumor J lateralisasi ke kiri H pemeriksa Kanan dbn dbn dbn dbn dbn dbn tidak ada de6iasi Kanan memanjang Kiri dbn dbn dbn dbn dbn dbn tidak ada de6iasi Kiri -

tidak tampak masa tumor gelap gelap

-.

Ton'il 2kuran Aarna 5ripta 3etritus Membran +aring Aarna merah muda, edema (-), sekret (-).

Kanan 0" merah muda dbn -

Kiri 0" merah muda dbn -

Kelen3ar getah ening 7 tidak ada pembesaran

I4. Pemeri,'aan Penun3ang 0impanogram 7 0ipe B dengan refleks negatif sinistra dan tipe &s dengan refleks positif dekstra &udiogram 7 0uli konduksi sedang berat sinistra dan tuli konduksi ringan dekstra >oto thoraI & 7 cor dan pulmo tak tampak kelainan M,:0-,can Cead and Beck 7

o 0ampak lesi hipodens yang mengisi sinus maIilaris kanan yang pada pemberian kontras tidak memberikan enhancement, o 0ampak lesi hipoden dalam middle ear ca6ity kiri yang tidak enhancement. 0ulang-tulang telinga intak.

$'

o Mastoid air cell kiri berkurang dan sklerosis. 0ampak lesi hipodens yang mengisi mastoid air cell kiri. 0idak tampak kolesteatoma4fistel retroaurikular. Mastoid air cell kanan normal. 3arah rutin Cb 8eukosit Eritrosit 0rombosit Cematokrit 0 & 00 5imia darah ,?O0 ,? 0 rotein 0otal 2rea :reatinin 4. Diagno'i' OME ,inistra 4I. U'ulan Penatala,'anaan Operasi pemasangan 6entilating tube 7 -+ 248 7 -+ 248 7 =,+ 248 7 "" mg4dl 7 ',% mg4dl 7 7 "$,' gr( 7 =,% ribu4ul 7 +,+$ juta4ul 7 $'+ ribu4ul 7 $. 6ol ( 7 .,- detik 7 -%,- detik

$"

4II. La!oran &!era'i asien telentang dimeja operasi, kepala miring ke kanan 3esinfeksi lapangan operasi dengan betadine dan dipersempit dengan duk steril 3engan mikroskop 7 o 3ilakukan miringotomi sekret (J) mukoid o 3ipasang 6entilating tube 4IIl. +ollo0 U! anggal $$ %esember $&'( )H* '+ , 7 0initus (-4J), penurunan pendengaran (-4J) O 7 03 H "-'4*' mmCg B H *+ I4mnt 11 H -' I4mnt 0 H $<,% o:

& 7 Otitis media efusi sinistra 7 14 pasang 6entilating tube -+4"-4-'"$ anggal $( %esember $&'( )H* $+ , 7 0innitus (-4J), penurunan pendengaran (-4J) O 7 03 H "-'4=' mmCg B H =* I4mnt 11 H -" I4mnt 0 H $<,= o:

& 7 Otitis media efusi sinistra 7 14 pasang 6entilating tube -+4"-4-'"$ anggal $, %esember $&'( )H* (+ , 7 0innitus (-4J), penurunan pendengaran (-4J)

$-

O 7 03 H ""'4*' mmCg B H *+ I4mnt

11 H "* I4mnt 0 H $<,= o:

& 7 Otitis media efusi sinistra 7 14 pasang 6entilating tube hari ini 8aporan sore, ad6is dr.;da Bagus ,p.0C07 0elinga tidak boleh basah selalu ditutup kasa setiap kali mandi

anggal $- %esember $&'( )H* ,+ , 7 enurunan pendengaran (-4K), tinitus (-4K), otalgia (-4K), otorea (-4-) O 7 03 H "$'4=' mmCg B H *' I4mnt 11 H ". I4mnt 0 H $<,* o:

& 7 ost pemasangan 6entilation tube (B) a4i glue ears (,) C" 7 ;/>3 18 -' tpm ;nj. :eftriaIon -I" gr ;nj. 3eIamethason $I"4$ amp anggal $. %esember $&'( )H* -+ , 7 enurunan pendengaran (-4K), tinitus (-4K), otalgia (-4-), otorea (-4-) O 7 03 H "$'4=' mmCg B H *' I4mnt 11 H "* I4mnt 0 H $<,* o:

& 7 ost pemasangan 6entilation tube (B) a4i glue ears (,) C7 ;/>3 18 -' tpm ;nj. :eftriaIon -I" gr ;nj. 3eIamethason $I"4$ amp

$$

8aporan sore, ad6is dr.;da Bagus ,p.0C07 ;nj. 1anitidin $ I " amp anggal $/ %esember $&'( )H* .+ , 7 enurunan pendengaran (-4K), tinitus (-4K), otalgia (-4-), otorea (-4-) O 7 03 H "-'4.' mmCg B H =* I4mnt 11 H "* I4mnt 0 H $<,* o:

& 7 ost pemasangan 6entilation tube (B) a4i glue ears (,) C$ 7 ;/>3 18 -' tpm ;nj. :eftriaIon -I" gr ;nj. 3eIamethason $I"4$ amp ;nj. 1anitidin $ I " amp

$+

BAB I4 PEMBAHASAN

ada kasus ini, pasien merupakan seorang perempuan dengan usia %' tahun. didiagnosis dengan OME berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya ri!ayat otore, tinitus dan hearing loss. OME sebenarnya lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding de!asa. ada de!asa umumnya terjadi setelah adanya infeksi saluran napas atas yang berat seperti sinusitis, alergi berat, atau barotrauma. ;nsidensi otitis media pada anak meningkat karena p erbedaan
tuba eustachius pada anak dan de!asa. anjang tuba yang setengah panjang tuba

de!asa dan juga arah tuba yang lebih horiDontal menyebabkan sekret nasofaring lebih mudah refluks ke dalam telinga tengah melalui tuba yang pendek.

emeriksaan fisik ditandai dengan tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi pada telinga, membran timpani utuh, tidak retraksi dan refleks cahaya menghilang. ada pemeriksaan OME membran timpani semestinya retraksi,

karena obstruksi dari tuba eustachius yang menyebabkan tekanan negatif di telinga tengah. &danya cairan dibelakang membran timpani dan air-fluid le6el

$%

pada telinga tengah membuat diagnosis lebih nyata, sehngga pada pemeriksaan fisik hal ini seharusnya dinilai. ada tes pendengaran telinga kiri didapat tes

1inne negatif, tes Aeber lateralisasi ke telinga yang sakit, dan tes ,!abbach memanjang mengarah pada tuli konduktif. emeriksaan penunjang yang dilakukan yakni timpanogram dan audiogram. ada timpanogram didapat timpanogram tipe B yang ditunjukkan

dengan gambaran yang datar, pada telinga kiri yang menunjukkan adanya cairan di telinga tengah dan tipe &s pada telinga kanan yaitu kekakuan pada tulang pendengaran.

?ambar +. Casil emeriksaan 0impanogram By. ada audiogram didapatkan bah!a pasien menderita tuli konduksi pada kedua telinga dengan tingkat keparahan yang berbeda. ada telinga kanan didapat ambang dengar -=,% dB yang berarti tuli konduksi ringan. ada telinga kiri

didapat ambang dengar %<,-% dB yang berarti tuli konduksi sedang berat. Cal ini

$<

sesuai dengan teori bah!a perasaan tuli pada otitis media dengan sekret mukoid akan lebih berat yakni berkisar (+'-+% dB). Casil pemeriksaan timpanogram dan audiogram mendukung diagnosis OME pada telinga kiri. emeriksaan gold standar pada OME yakni

timpanosentesis namun pada kasus ini tidak dilakukan.

?ambar %. Casil emeriksaan &udiogram By. enatalaksanaan OME dibedakan menjadi medikamentosa dan operatif. asien ini sudah pernah mendapatkan pengobatan medikamentosa selama ra!at jalan. Bamun cairan atau cairan yang bercampur darah menetap di telinga tengah sampai beberapa minggu dan juga keluhan penurunan pendengaran yang tidak membaik, maka dianjurkan untuk tindakan miringotomi dan pemasangan 6entilasi

$=

tube. 0indakan operatif ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan yang menumpuk, memulihkan pendengaran dan memperbaiki membran timpani yang mengalami retraksi berat terutama bila ada tekanan negatif yang menetap. ,aat operasi didapat sekret yang mukoid. pada otitis media mukoid cairan
yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelenjar dan kista yang terdapat didalam mukosa telinga tengah dan tuba Eustachius. ,ekret yang mukoid juga menandakan proses yang berlangsung lama dan dapat terjadi karena otitis media akut yang tidak sembuh sempurna. Cal ini sesuai dengan anamnesis pasien, keluhan sudah berlangsung lama dan didahului dengan o tore.

1i!ayat otore menunjukkan gejala dari otitis media akut, yang dalam perjalanan klinisnya berkembang menjadi OME. >aktor yang berperan utama adalah terganggunya fungsi tuba eustachius. >aktor lain yang dapat berperan sebagai penyebab seperti adenoid, hipertrofi, adenoitis, sumbing palatum ( cleftpalate), tumor di nasofaring, barotrauma, sinusitis dan rhinitis tidak ditemukan pada pasien ini.

?ambar <. atofisiologi Otitis Media

$*

era!atan setelah operasi yakni pasien harus menjaga agar telinganya tetap kering dan menutup telinganya dengan kasa setiap kali mandi, hal ini bertujuan agar mencegah infeksi berulang. ,etelah $ hari post operasi, pasien mengalami perbaikan dalam pendengarannya. ada hari pera!atan ke < pasien diperbolehkan pulang dan kontrol ra!at jalan.

BAB 4 KESIMPULAN

0elah dilaporkan sebuah kasus pada seorang perempuan usia %' tahun dengan keluhan utama keluar cairan dari telinga. 3ari anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, penderita didiagnosa dengan otitis media efusi. enatalaksaan yang disarankan pada penderita ini adalah operasi pemasangan 6entilasi tube. ,elama < hari dira!at pasien mengalami perbaikan, diperbolehkan pulang dan kontrol ra!at jalan.

$.

+'

You might also like