You are on page 1of 18

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN BELIMBING WULUH SEBAGAI INHIBITOR ENZIM XANTIN OKSIDASE UNTUK MENURUNKAN KADAR ASAM URAT

BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA-PENELITIAN (PKM-P) Diusulkan oleh:

Citta Devi Guntari

(1006661222, Angkatan 2010)

Jason Gabriel Jonathan (1206238904, Angkatan 2012) Clarissa (1206238974, Angkatan 2012)

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN

ii

DAFTAR ISI
PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN ................................................................... ii Ringkasan................................................................................................................................. 1 BAB I ....................................................................................................................................... 2 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 2 1.1 Judul ........................................................................................................................... 2 1.2 Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 2 1.3 Perumusan Masalah ................................................................................................... 4 1.4 Tujuan ........................................................................................................................ 4 1.5 Luaran yang Diharapkan ............................................................................................ 4 1.6 Kegunaan ............................................................................................................. 4 BAB II...................................................................................................................................... 4 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 4 2.1 Asam Urat ................................................................................................................. 4 2.2 Pengetahuan tentang Daun Belimbing Wuluh ........................................................... 5 2.4 Metode Ekstraksi Tanin dari Daun Belimbing Wuluh.............................................. 5 2.7 Inhibisi Enzim Xantin Oksidase dan Metode Pengujiannya ...................................... 6 BAB III .................................................................................................................................... 6 METODE PENELITIAN......................................................................................................... 6 3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................................................. 6 3.2. Alat dan Bahan.......................................................................................................... 7 3.3 Prosedur Percobaan.................................................................................................... 7 3.4 Variabel Penelitian .................................................................................................... 9 BAB IV .................................................................................................................................. 10 RANCANGAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................................ 10 4.1. 4.2. Jadwal Kegiatan ................................................................................................ 10 Biaya yang diperlukan ....................................................................................... 10

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 10 Lampiran 1: Rancangan Biaya ........................................................................................ iv Lampiran 2: Biodata Ketua dan Anggota ........................................................................ v Lampiran 3: Surat Pernyataan Ketua Peneliti ............................................................... viii

iii

Ringkasan
Senyawa tanin merupakan salah satu jenis senyawa polifenol yang memiliki aktivitas inhibisi terhadap enzim xantin oksidase. Enzim ini merupakan senyawa yang berperan dalam pembentukkan asam urat di dalam tubuh. Adanya overproduction asam urat menyebabkan timbulnya keadaan hiperuresemia yang mengakibatkan penyakit pirai atau encok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar inhibisi, kandungan senyawa tanin dari isolat daun belimbing wuluh untuk beberapa jenis eluen, mengetahui eluen terbaik yang digunakan untuk mengisolasi tanin dari daun belimbing wuluh dalam menginhibisi Xantin Oksidase. Metode ekstraksi yang digunakan adalah sonikasi dengan frekuensi 42 kHz selama 50 menit menggunakan pelarut aseton 70%. Uji fitokimia dilakukan dengan penambahan FeCl3 pada ekstrak kasar. Isolasi menggunakan metode kromatografi lapis tipis analitik untuk mencari eluen terbaik, kemudian dilanjutkan dengan kromatografi lapis tipis preparative, kemudian kandungan tanin diuji dengan stainsy test. Nilai inhibisi untuk beberapa isolat diuji dengan spektrofotometer.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun Belimbing Wuluh sebagai Inhibitor Enzim Xantin Oksidase untuk Menurunkan Kadar Asam Urat. 1.2 Latar Belakang Masalah Penyakit asam urat merupakan penyakit tertua yang sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu. Penyakit ini sangat berhubungan dengan hiperurisemia, yaitu peningkatan kadar asam urat di atas nilai normal dan dipengaruhi oleh tingginya konsumsi makanan yang kaya akan purin (Owen & Jhons, 1999). Di Indonesia penelitian tentang jumlah penderita asam urat baru dilakukan untuk daerah daerah tertentu. Penelitian lapangan yang dilakukan oleh penduduk Kota Denpasar Bali mendapatkan prevalensi hiperurisemia sebesar 18.2% (Wisesa dan Suastika, 2009), sedangkan di Salem pada bulan Februari sampai April 2009 tercatat terdapat 200 orang yang memeriksakan kadar asam uratnya dan dari hasil pemeriksaan ditemukan sekitar 46 orang atau 23% mengalami kadar asam urat diatas normal. Kemudian bulan Juni sampai Agustus 2009 tercatat terdapat 120 orang yang memeriksakan kadar asam uratnya dan dari hasil pemeriksaan ditemukan 35 orang atau 29,75% mengalami kadar asam urat diatas normal. Dari data tersebut didapat bahwa selama kurun waktu 3 4 bulan ditemukan kenaikan pemeriksaan kadar asam urat dengan hasil diatas normal sebesar 6,75% (Data terolah Puskesmas Kecamatan Salem, 2009). Jika dilihat dari data data di atas maka kemungkinan masyarakat terkena penyakit asam urat semakin meningkat. Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Pada reaksi tersebut, purin yang dikandung oleh makanan diubah menjadi hipoxantin, selanjutnya terjadi reaksi pembentukan xantin dari hipoxantin yang dikatalis oleh enzim Xantin Oxidase (XO). Xantin yang terbentuk teroksidasi menjadi asam urat dalam reaksi yang juga dikatalisis oleh enzim xantin oxidase (Murray, et al, 2003). Jadi xantin oxidase mengkatalis reaksi hipoxantin dan xantin menjadi asam urat (Pacher; Nivorozhkin; dan Szabo, 2006). Dewasa ini, obat sintetik yang digunakan dalam pengobatan penyakit asam urat adalah allopurinol (Connor, 2009) sebagai obat medis yang digunakan untuk menghambat enzim xantin oxidase. Obat ini bereaksi sebagai inhibitor kompetitif terhadap substrat pada enzim tersebut (Astari, 2008). Walaupun allopurinol merupakan obat yang efektif untuk

mengobati penyakit asam urat, tetapi obat sintetik ini dapat menimbulkan efek samping yang merugikan bagi penggunanya, yaitu alergi, kulit menjadi kemerahan, gangguan saluran cerna, depresi sumsum tulang, anemia, trombositopenia dan radang hati (Ganiswarna, 1995). Oleh karena itu, dicari suatu senyawa dari tanaman obat yang memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas xantin oxidase dan memberikan efek samping yang rendah. Senyawa tanin dan flavonoid pada tanaman obat dapat berperan sebagai anti asam urat dengan menghambat kerja xantin oxidase (Cos et al. 1998; Milan et al.2004). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andrian (2013) menyimpulkan bahwa proses ekstraksi senyawa tanin pada daun putri malu dengan metode sonikasi menghasilkan yield ekstrak sebesar 3.9% untuk pelarut akuades, 2.4% untuk pelarut aseton 70% dan 1.5% untuk pelarut etanol 70%. Penelitian yang dilakukan oleh Yenny (2013) menyatakan bahwa ekstraksi senyawa tanin daun jambu biji dengan metode sonikasi diperoleh yield dari ekstrak aseton 70%, etanol 70% dan akuades berturut turut adalah 8.1%, 7.4% dan 6.3%. sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Latifani (2013) menyimpulkan bahwa kadar tanin daun belimbing wuluh pada ekstrak kasar etanol 70%, aseton 70% dan aquadest dengan metode yang sama yaitu sonikasi adalah 3.12%, 2.86% dan 2.53%. dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar senyawa tanin diperoleh paling banyak berturut turut dari daun jambu biji, belimbing wuluh dan putri malu dengan pelarut aseton 70%. Dari hasil tersebut maka dalam penelitian ini diputuskan untuk menggunakan daun belimbing wuluh, karena menghasilkan yield ekstrak yang cukup besar. Secara tradisional daun belimbing wuluh dapat digunakan sebagai obat batuk, kompres pada sakit gondongan, obat rematik, antidiare, sedangkan batang belimbing wuluh dapat digunakan sebagai obat sakit perut (Atang, 2009). Untuk memperoleh kemurnian tanin yang lebih tinggi maka dalam penelitian ini akan dilakukan isolasi senyawa tanin dari ekstrak kasar kasar yang diperoleh dari metode sonikasi. Kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP) dapat digunakan untuk mengisolasi senyawa tanin dari sampel ekstrak kasar dalam jumlah besar untuk uji identifikasi (Harborne, 1987). Nuraini (2002) menyatakan hasil isolasi dan identifikasi tanin dari daun gamal (Gliricida sepium) dengan metode KLTP dengan fase gerak asam asetat glasial : H2O : HCl pekat dengan perbandingan (30:10:3) diperoleh harga Rf tanin 0.7 yang mendekati harga Rf tanin standar yaitu 0.737. Sedangkan Yuliani dkk (2003) dalam penelitian tentang kadar tanin daun jambu biji (Psidium guajava) dengan KLTP dan eluen toluene : etil asetat

(3:1) menunjukkan 9 bercak dengan harga Rf mulai dari 0.23 0.94. Setelah diperoleh isolat tanin dari daun belimbing wuluh selanjutnya akan diindentifikasi kadar tanin dan aktivitas inhibisinya terhadap enzim xantin oksidase. 1.3 Perumusan Masalah 1. Eluen apakah yang paling baik dalam pemisahan ekstrak kasar senyawa tanin dari daun belimbing wuluh (A. bilimbi ) dengan kromatografi lapis tipis? 2. Berapa kadar tanin dari isolat daun belimbing wuluh yang bisa didapatkan? 3. Bagaimana pengaruh kadar tanin terhadap persentase inhibisi dalam menghambat xanthin oksidase? 1.4 Tujuan 1. Mengetahui eluen terbaik dalam pemisahan ekstrak kasar senyawa tanin dari daun belimbing wuluh (A. bilimbi ) dengan kromatografi lapis tipis? 2. Mengetahui kadar senyawa tanin dari isolat daun belimbing wuluh 3. Mengetahui pengaruh kadar tanin terhadap persentase inhibisi dalam menghambat xanthin oksidase. 1.5 Luaran yang Diharapkan Bentuk luaran dari penelitian ini adalah mendapatkan isolat senyawa tanin yang selanjutnya dapat diidentifikasi secara kuantitatif konsentrasi senyawa tanin di dalamnya dan diuji aktivitas inhibisinya terhadap enzim xanthin oksidase yang berguna untuk menurunkan kadar asam urat. 1.6 Kegunaan Kegunaan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat terhadap pemanfaatan daun belimbing wuluh (A. bilimbi L) sebagai alternatif penghasil senyawa tanin yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar asam urat sehingga mempermudah pengkajian lebih lanjut tentang aktivitas dan pemanfaatan senyawa tanin dalam bidang kesehatan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Urat Metabolisme nukletida purin dengan konversi asam nukleat dimulai dari pelepasan asam nukelat dari pencernaan asam nukleat dan nucleoprotein yang akan diurai menjadi mononukleotida oleh enzim ribonuklease, deoksiribonuklease dan polinuklease (Rodwell,

2003). Selanjutnya enzim nukleotidase dan fosfatase menghidrolisis mononukleotida menjadi nukleosida yang kemudian dapat diserap atau diurai lebih lanjut oleh enzim fosforilase intestinal menjadi basa purin serta pirimidin. Basa purin kemudian akan teroksidasi menjadi Hipoxantin Enzim xantin oxidase (XO) berperan penting dalam katabolisme atau pemecahan purin menjadi asam urat. 2.2 Pengetahuan tentang Daun Belimbing Wuluh Arifiyani (2007) menyatakan bahwa air daun belimbing wuluh dapat digunakan mengobati penyakit stroke karena ekstrak daun belimbing wuluh ini mengandung senyawa tanin, selain itu daun belimbing wuluh dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit perut, rematik, perotitik dan obat batuk. Fahrani (2009) menunjukkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin. 2.3 Tanin dan Efek Inhibisi enzim Xanthin Oksidase Dari penelitian yang dilakukan oleh Owen & Jhons, 1999, disimpulkan bahwa kandungan tanin dan senyawa fenolik lainnya pada suatu tanaman memiliki peranan penting dalam inhibisi enzim xanthin oksidase. 2.4 Metode Ekstraksi Tanin dari Daun Belimbing Wuluh Preparasi ekstrak kasar tanaman merupakan titik awal untuk isolasi dan pemurnian komponen kimia yang terdapat pada tanaman. Umumnya tanin dapat diekstrak dari bagian bagian tumbuhan tertentu dengan menggunakan pelarut (Deny, 2007). Pelarut yang umum adalah aseton, etanol maupun metanol dan secara komersial tanin dapat diekstraksi dengan menggunakan pelarut air yang mengandung asam askorbat untuk meminimumkan oksidasi tanin selama ekstraksi. 2.5 Metode Ekstraksi Sonikasi Metode ekstraksi sonikasi memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi rendah 20 40 kHz yang dapat mempercepat waktu kontak antara sampel dan pelarut meskipun pada suhu ruang. Sonikasi mengandalkan energi gelombang yang menyebabkan proses kavitasi, yaitu proses pembentukan gelembung gelembung kecil akibat adanya transmisi gelombang ultrasonik untuk membantu difusi pelarut ke dalam dinding sel tanaman (Ashley et al, 2001). Faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi sonikasi menurut Mandal et al, 2007 adalah sifat pelarut dan volume, waktu ekstraksi, kekuatan matriks dan suhu. 2.6 Isolasi Senyawa Tanin Dari Ekstrak Kasar Daun Belimbing Wuluh dengan Kromatografi Lapis Tipis

KLT kualitatif digunakan untuk menganalisis senyawa senyawa organik dalam jumlah kecil, menentukan pelarut yang tepat untuk pemisahan dengan KLT preparatif atau kromatografi kolom dan juga untuk mengidentifikasi komponen penyusun campuran melalui perbandingan dengan senyawa yang diketahui strukturnya. Sedangkan KLT preparatif digunakan untuk memisahkan campuran senyawa dari sampel dalam jumlah yang besar berdasarkan fraksinya, yang selanjutnya fraksi fraksi tersebut dikumpulkan dan digunakan untuk analisis berikutnya (Townshend, 1995). 2.7 Inhibisi Enzim Xantin Oksidase dan Metode Pengujiannya Untuk mengukur tingkat inhibisi dari suatu inhibitor, dapat digunakan istilah persen inhibisi dan juga nilai IC50. Semakin rendah nilai IC50 suatu inhibitor, maka semakin besar potensi senyawa tersebut sebagai suatu inhibitor. Nilai IC50 menunjukkan besarnya konsentrasi senyawa inhibitor yang dibutuhkan untuk mendapatkan 50% inhibisi. Pengujian terhadap aktivitas inhibisi enzim xantin oksidase pada umumnya dilakukan dengan mengukur penurunan absorbansi pada dua buah larutan sampel. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Prosedur penelitian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa langkah dasar berikut ini: Pengumpulan bahan tanaman (dikeringkan dengan oven dan dipulverasi) Ekstraksi Tanaman dengan metode sonikasi (pelarut aseton 70%) Analisis kualitatif senyawa tanin dengan FeCl3 Pencarian eluen terbaik senyawa tanin dengan KLT analitik

Uji inhibisi xantin oksidase

Analisis kuantitatif senyawa tanin dengan metode stiansy test

Isolasi tanin dengan eluen terbaik menggunakan metode KLT preparatif

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Isolasi Tanin dari Daun Belimbing Wuluh

3.2. Alat dan Bahan Untuk melakukan penelitian ini, alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: Alat Alat alat yang dibutuhkan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel.1 Daftar alat beserta fungsinya

Alat Alat yang dibutuhkan Bahan

Kebutuhan Timbangan digital, Beaker glass, Botol sampel, Pipet tetes, Kertas saring, Mikropipet, Kaca arloji, Rottary evaporator, High speed multifunction pulverizing machine, Oven, Desikator, Ultrasonic cleaner, Sonikator, Pengaduk kaca, Corong buncher, Spektrofotometer UV-Vis, pH meter, Kuvet, Tabung reaksi, Plat KLT silika G60 F254, Kromatografi, Centrifuge

Bahan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Daftar bahan beserta fungsinya

Kebutuhan Bahan Daun Belimbing wuluh muda, Aseton, Akuades, Asam askorbat, bahan Kloroform, Etil asetat, FeCl3 1%, HCl 0.28 N, HCl pekat, NaoH, FeCl3, yang HCl, Xantin (SIGMA), Xantin oksidase, Formaldehid 37%, Allupurinol dibutuhkan 300 mg, Buffer fosfat, KH2PO4, K2HPO4, Toluene, Ferri sulfat, Asam asetat glasial, Asam asetat, n-butanol, Metanol 3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1 Pengumpulan Bahan Tanaman dan Preparasi Awal Daun Belimbing Wuluh (A. bilimbi L) 1. Mencuci daun dengan air mengalir hingga bersih 2. Mengeringkan daun yang telah dicuci dengan menggunakan oven 3. Mempulverasi daun yang sudah kering tersebut dengan High speed Multifunction Pulverizing Machine 4. Menyimpan serbuk daun halus dalam wadah yang kering dan tertutup rapat hingga dilakukan proses ekstraksi. 3.3.2 Ekstraksi Daun Belimbing wuluh (A. bilimbi L) 1. Menimbang serbuk daun sebanyak 25 gram 2. Menyiapkan pelarut aseton 70% sebanyak 250 mL dalam beaker glass 3. Mencampurkan serbuk daun dengan pelarut dan dimasukkan ke dalam Ultrasonic cleaner 4. Menyaring larutan ekstrak yang didapat dengan pompa vakum dan corong buncher.

5. Mengeringkan ekstrak yang telah disaring dengan Rotary Evaporator 3.3.3 Analisis Kualitatif Senyawa Tanin Daun Belimbing Wuluh (A. bilimbi L) 1. Memasukkan 0.5 gram ekstrak kasar pekat daun belimbing wuluh ke dalam tabung reaksi. 2. Menambahkan 1 2 mL akuades ke dalam ekstrak kasar tersebut 3. Menambahkan 1 2 tetes larutan FeCl3 1% 4. Mengamati hasil. Uji tanin dalam sampel positif apabila hasil menunjukkan warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman 3.3.4 Pencarian Eluen Terbaik untuk Senyawa Tanin menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Analitik (KLT Analitik) 1. Menyiapkan plat silika G 60 F254 yang telah diaktifkan dengan ukuran 1x10cm 2. Ekstrak tanin ditotolkan pada jarak 1 cm dari tepi bawah plat dengan pipa kapiler kemudian dikeringkan. 3. Mengelusi plat yang telah ditotolkan ekstrak tanin dengan fasa gerak toluen : etil asetat (3:1), forestall (asam asetat glasial : akuades : HCl pekat) (30:10:3), etil asetat : metanol : asam asetat (6:14:1), n-butanol : asam asetat : air (4:1:5),metanol : etil asetat (4:1), etil asetat : kloroform : asam asetat 10% (15 : 5 : 2). 4. Menghentikan elusi setelah gerakan larutan eluen sampai kepada garis batas. 5. menghitung noda yang terbentuk dan diperiksa dengan lampu UV-Vis pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. 3.3.5 Isolasi Senyawa Tanin dari Ekstrak Kasar Daun Belimbing Wuluh sesuai dengan Eluen Terbaik dengan KLT preparatif 1. Menyiapkan plat G 60 F254 dengan ukuran 10 x 20 cm. 2. Melarutkan ekstrak pekat hasil ekstraksi dengan aseton air, dan ditotolkan sepanjang plat. 3. Mengelusi plat yang telah ditotolkan dengan larutan menggunakan beberapa eluen yang memberikan pemisahan terbaik dari KLT analitik. 4. Menghentikan elusi setelah gerakan larutan elusi telah sampai pada garis batas. 5. Memeriksa noda noda yang terbentuk di bawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. 6. Mengukur nilai Rf yang terbentuk 7. Mengerok noda noda hasil KLT preparatif pada plat yang mendekati harga Rf tanin dan melarutkannya di dalam pelarut aseton : air (7:3) 8. Mensetrifuge untuk mengendapkan silika yang terikut lalu dihasilkan supernatant

9. Supernatant dipekatkan dengan gas N2 atau desikator vakum. 3.3.6 Analisis Kuantitatif Senyawa Tanin 1. Melarutkan 1 gram isolat sampel dalam 175 ml akuadest 2. Menambahkan 28.5 ml HCl 0.28 N dan 1 ml formaldehid 37% ke dalam larutan nomor 1 3. Mengaduk campuran larutan selama lima menit dan menyimpannya selama 5 jam. 4. Menyaring campuran larutan tersebut 5. Membilas endapan yang terbentuk dengan akuades 6. Mengeringkan endapan dalam oven dan mendinginkannya dalam desikator untuk selanjutnya ditimbang dengan neraca dan mengukur kandungan taninnya 3.3.7 Uji Inhibisi Xantin Oksidase a. Preparasi 1. Pembuatan larutan Xantin 2. Pembuatan Buffer Fosfat
3. Pembuatan larutan Xantin oksidase 0,2 U/mL 4. Pembuatan Larutan Isolat Dengan konsentrasi 0.4 mg/mL

b. Tahapan Analisis 1. Membuat larutan dasar yang dibutuhkan. 2. Mencampurkan larutan xantin ke dalam buffer fosfat. 3. Mencampurkan isolat tanaman, larutan xantin, larutan Buffer Fosfat, dan larutan xantin oksidase. 4. Mencampurkan allopurinol, larutan xantin, larutan Buffer Fosfat dan larutan xantin oksidase. 5. Menginkubasikan larutan tersebut selama 10 menit pada suhu 25oC sebelum direaksikan. 6. Mereaksikan larutan tersebut ke dalam kuvet dan mengukur perubahan nilai absorbansi dari ke empat larutan pada panjang gelombang 295 nm ke dalam Spektrofotometer UV-Vis. 7. Menghitung nilai aktivitas inhibisi Xantin oksidase 3.4 Variabel Penelitian Variabel bebas dari penelitian ini diantaranya adalah jenis eluen yang digunakan untuk mengisolasi, yaitu toluen : etil asetat (3:1), forestall (asam asetat glasial : akuades : HCl pekat) (30:10:3), n-butanol : asam asetat : air (4:1:5), metanol : etil asetat (4:1), etil asetat : kloroform : asam asetat 10% (15 : 5 : 2). Sedangkan, variabel terikat yang

dipengaruhi oleh variasi variasi di atas adalah yield tanin yang didapatkan dari isolat daun belimbing wuluh

BAB IV RANCANGAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1. Jadwal Kegiatan

4.2.Biaya yang diperlukan Biaya yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah Rp. 10.000.000,00 dengan rincian biaya terletak pada lampiran. Daftar Pustaka Kong, LD, Cai C, Huang W, Cheng CHK, Tan RX. 2000. Inhibition of Xanthin Oxidase by Some Chinese Medical Plants Used to Treat Gout. J Ethnopharmacol. 73: 199:207 Nuraini, F. 2002. Isolasi dan Identifikasi Tanin dari Daun Gamal (Gliricidia sepium (Jackquin) kunth ex walp), skripsi Jurusan Kimia Universitas Brawijaya. Malang Owen P dan Johns T. 1999. Xanthin Oxidase Inhibitory Activity of Northeastern North American Plant Remedies Used for Gout. J Ethnopharmacol. 64: 149-160. Pansera, M. R., dkk. 2004. Extraction of Tannins By Accacia mearnsii with Supercritical Fluids. Journal International Brazilian Archieves of Biology and Technology. Hal 197-201. Robinson, T. 1995. Kandungan Senyawa Organik Tumbuhan Tinggi (Prof. Dr. Kosasih Padmawinata). Bandung: ITB Press. Saadah, Lailis. 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun Belimbing Wuluh. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

10

LAMPIRAN Lampiran 1: Rancangan Biaya Biaya Proses Kegunaan Kertas A4 Tinta warna Tinta hitam Pembuatan laporan Pembuatan laporan Pembuatan laporan Total Peralatan dan Bahan Penunjang PKM Kertas Saring Aseton Asam askorbat Untuk menyaring sampel Pelarut untuk ekstraksi Mencegah terjadinya oksidasi tanin Kloroform Etil asetat FeCl3 HCl NaOH Xantin (SIGMA) Eluen untuk isolasi Eluen untuk isolasi Indikator senyawa tanin Eluen untuk isolasi Pelarut xantin dan pengatur pH xantin Substrat reaksi pembentukkan asam urat Xantin oksidase Senyawa pembentuk asam urat Formaldehid 37% Allupurinol Reagen tanin pada stainsy test Larutan standar dalam uji aktivitas 1000 mg Rp. 100.000 1 liter Rp. 52.000 1 kilogram Rp.5.000.000 30 gram Rp.1.500.000 1 liter 1 liter Rp. 32.500 Rp. 52.000 1 liter 1 liter 500 gram Rp. 292.500 Rp. 742.000 Rp. 130.000 1 kg Rp. 330.000 1 liter Rp. 35.000 50 lembar Rp. 20.000 Kebutuhan 4 rim 1 cartridge 1 cartridge Harga (Rp) Rp. 140.000 Rp. 250.000 Rp. 40.000 Rp. 430.000

Bahan Habis Pakai

iv

xantin oksidase KH2PO4 Bahan untuk membuat buffer fosfat K2HPO4 Bahan untuk membuat buffer fosfat Toluene Ferri Sulfat Eluen untuk isolasi Pendeteksi dalam isolasi senyawa tanin Asam glasial Asam asetat n-butanol Metanol Total Eluen untuk isolasi Eluen untuk isolasi Eluen untuk isolasi 1 liter 0.5 liter 1 liter Rp. Rp. 58.500 23.400 Rp. 425.000 Rp.10.000.000 asetat Eluen untuk isolasi 1 liter Rp. 385.000 1 liter 250 gram Rp. 15.000 Rp. 255.000 1 kilogram Rp. 84.000 1 kilogram Rp. 38.000

Lampiran 2: Biodata Ketua dan Anggota A. Identitas Diri Ketua 1. Nama Lengkap Citta Devi Guntari 2. Jenis Kelamin Perempuan 3. Program Studi Teknologi Bioproses 4. NIM 1006661222 5. Tempat dan Tanggal Lahir Jambi, 5 September 1992 6. Email devicitta@gmail.com 7. Nomor Telepon/HP 087887036409 Anggota 1 1. Nama Lengkap Jason Gabriel Jonathan 2. Jenis Kelamin Laki laki 3. Program Studi Teknologi Bioproses 4. NIM 1206238904 5. Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 12 Oktober 1994 6. Email Jasonjonathan94@gmail.com 7. Nomor Telepon/Hp 08999926012 Anggota 2 2. Nama Lengkap Clarissa 3. Jenis Kelamin Perempuan

4. 5. 6. 7. 8.

Program Studi NIM Tempat dan Tanggal Lahir Email Nomor Telepon/Hp

Teknologi Bioproses 1206238974 Jakarta, 6 September 2013 clardh@gmail.com 083876399963

B. Riwayat Pendidikan SD SMP Citta Devi Guntari (Ketua) SD Nas. Sariputra SMPN 9 Jambi 1998 - 2004 2004 - 2007 Jason Gabriel Jonathan (Anggota 1) SD Tunas Karya SMP Don Bosco 2 Sunter 2000 2006 2006 - 2009 Clarissa (Anggota 2) SDK Ketapang SMP K Ketapang 2000 2006 2006 2009 SMA SMAN 3 Jambi IPA 2007 2010 SMA Don Bosco 2 IPA 2009 2012 SMA K Ketapang IPA 2009 2012

Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk - Lulus Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk - Lulus Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk Lulus

vi

vii

Lampiran 3: Surat Pernyataan Ketua Peneliti

viii

You might also like