You are on page 1of 58

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tetapi sampai saat ini TB masih tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium

tuberculosis. Pada Global Report WHO !"!# didapatkan data TB $ndonesia# total seluruh kasus TB tahun !!% sebanyak %&.'(" kasus. Di )TB jumlah pasien baru yang ditemukan sebanyak *%#% per "!!.!!! populasi. Pada tahun !!' di +ombok Barat# jumlah pasien baru yang ditemukan *"# ,# +ombok Tengah *&#'# dan di +ombok Timur ditemukan sebanyak *-#' per "!!.!!! populasi . WHO# !"! / Gerdunas TB# !"" 0. Tuberkulosis dibedakan menjadi dua# yaitu tuberkulosis intra paru dan ekstra paru. Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru. +imfadenitis tuberkulosis merupakan salah satu TB ekstra paru yang masih banyak ditemukan di $ndonesia. Peningkatan jumlah penderita tuberkulosis disebabkan oleh berbagai faktor# antara lain kekurangan tingkat pengetahuan penderita untuk berobat dan meminum obat# harga obat yang mahal# timbulnya resistensi ganda# kekurangan daya tahan hospes terhadap1

Mycobacterium tuberculosis# berkurangnya daya bakterisid obat yang ada# meningkatnya kasus H$234$D5 dan krisis ekonomi . 5udoyo# !!% 0. 6enurut hasil penelitian Ritha Tahitu dan Rid7an 4marudin tahun !!*# terdapat ( 8ariabel3 faktor resiko terjadinya kegagalan kon8ersi BT4 penderita

TB9 paru yakni Penga7asan 6enelan Obat . P6O 0# kepatuhan berobat# dan efek samping obat. 6enurut hasil penelitian Heriyanto tahun !!&# faktor : faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita tuberkulosis paru adalah pendidikan# pengetahuan# sikap# dan pekerjaan# pendapatan# jarak pelayanan# dan dukungan Penga7as 6enelan Obat . P6O 0. 6enurut hasil penelitian 5yamsul 6uarif tahun !"! tingkat keberhasilan dalam pengobatan pasien tuberkulosis paru ditentukan oleh usia# jenis kelamin# pendidikan terakhir# pekerjan# tingkat pengetahuan dari pasien# sikap petugas kesehatan# dukungan penga7as menelan obat# ri7ayat penyakit yang mendasari# serta informasi yang didapat oleh pasien. Berdasarkan gambaran tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan tingkat kepatuhan minum obat anti tuber;ulosis . O4T 0 pada pasien limfadenitis agar terapi menggunakan obat tuber;ulosis tersebut berhasil dan resikonya minimal. )amun perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui dukungan Penga7as 6enelan Obat . P6O 0 dan kepatuhan pasien dalam minum obat anti tuberkulosis . O4T 0. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas# maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana pengaruh tingkat pengetahuan dan faktor peran Penga7as 6enelan Obat .P6O0 terhadap tingkat kepatuhan penderita limfadenitis TB dalam pengobatan di Rumah 5akit Rujukan <atofa =ota Praya +ombok Tengah tahun !"".

1.3. Tujuan Penel t an Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh tingkat pengetahuan dan faktor peran Penga7as 6enelan Obat . P6O 0 terhadap tingkat kepatuhan penderita limfadenitis TB dalam pengobatan di Rumah 5akit Rujukan <atofa# =ota Praya# +ombok Tengah tahun !"". 1.!. Man"aat Penel t an 1.!.1. Bag lmu ke#era$atan. Dapat digunakan sebagai bahan atau masalah yang dapat diangkat dalam penyuluhan kesehatan bagi pasien# keluarga# komunitas yang menderita tuberkulosis agar dapat meningkatkan sikap penderita TB9. 1.!.2. Bag #era$at 5ebagai tambahan kepustakaan dalam penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan ilmu kepera7atan dan asuhan kepera7atan mengenai penanganan penderita tuberkulosis. 1.!.3. Bag nst tus #ela%anan 6enentukan kebijakan puskesmas dalam menge8aluasi program

pengobatan penyakit tuberkulosis yang lebih memperhatikan partisipasi penga7as menelan obat dan mampu menanamkan sikap positif penderita tuberkulosis# serta lebih menyediakan fasilitas>fasilitas yang menunjang kesehatan. 1.!.!. Bag #en&er ta &an PM' Diharapkan penderita tuberkulosis lebih meningkatkan sikapnya dalam menunjang keberhasilan pengobatan# meliputi antara lain perasaan selama

menderita# keyakinan terhadap pengobatan# perilaku>perilaku yang mendukung pengobatan dan ketaatan dalam berobat. P6O lebih meningkatkan lagi penga7asan dalam pengobatan terhadap penderita TB9.

BAB II TIN(AUAN PU)TA*A

2.1 Tu+erkul,s s 2.1.1 De" n s Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan kadang : kadang oleh Mycobacterium bovis dan Mycobacterium africanum. . ?usuf. !"! 0. 5ebagian besar kuman TB menyerang paru# tetapi dapat menyerang organ tubuh lainnya. =uman penyebab tuberkulosis ditemukan oleh seorang ilmuan yang bernama Robert =or; ditahun "-- . Tuberkulosis dihubungkan dengan tempat tinggal di daerah urban# lingkungan yang padat# dibuktikan dengan adanya penemuan kerusakan tulang 8ertebra torak yang khas TB dari kerangka yang digali di Heidelberg dari kuburan @aman neolitikum# begitu juga penemuan yang berasal mumi dan ukiran dinding piramid di mesir kuno tahun !!! : &!!! 56 . 5udoyo. !!% 0. Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nu;lei# khususnya yang didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau dahak yang mengandung basil tahan asam . BT4 0. Pada TB kulit atau jaringan lunak penularan bisa melalui inokulasi lansung .5udoyo# !!%0. Tuberkulosis dibagi menjadi dua antara lain tuberkulosis intara paru dan ekstra paru. Tuberkulosis intar paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru# tidak termasuk pleura# sedangkan tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang tubuh lain selain paru# misalnya pleura# kelenjar

getah bening# selaput otak# perikard# tulang# persendian# kulit# usus# ginjal# saluran ken;ing# alat kelamin# dan lainnya . Perhimpunan Dokter Paru $ndonesia# !! 0. +imfadenitis adalah peradangan salah satu atau lebih kelejar getah bening# yang bisanya menjadi bengkak atau lunak. +imfadenitis tuberkulosis merupakan peradangan pada salah satu atau lebih kelenjar getah bening. Penyakit ini masuk dalam katagori tuberkulosis ekstra paru . 5ari 5tefani G# Renete Parlene# )esatelge G# !"" 0. Mycobacterium adalah bakteri berbentuk batang aerob yang tidak membentuk spora. 6eskipun bakteri ini tidak ter7arnai dengan mudah# sekali ter7arnai# bakteri ini dapat menahan 7arnanya 7alaupun diberikan asam atau alkohol dan oleh sebab itu disebut bakteri tahan asam. . ?a7et@# !!- 0 Pada jaringan# basil tuberkulosis adalah bakteri batang tipis lurus berukuran sekitar !#& A ( Bm. Mycobakterium adalah aerob obligat dan mendapat energi dari oksidasi banyak komponen karbon sederhana. Peningkatan tekanan 9O mendukung pertumbuhan. 4kti8itas biokimia tidak khas# dan laju

pertumbuhannya lebih lambat dari pada kebanyakan bakteri. Waktu replikasi basilus tuberkulosis sekitar "- jam. Basil tuberkulosis akan tumbuh se;ara optimal pada suhu sekitar ('C 9 sesuai dengan suhu tubuh manusia. . ?a7et@# !!- 0 2.1.2 -ara Penularan. +ingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman di 7ilayah perkotaan kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali peningkatan jumlah kasus TB . 5udoyo# !!% 0.

5umber penularan adalah penderita TB BT4 positif. Pada 7aktu batuk atau bersin# penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet . per;ikan dahak 0. Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. 5etelah kuman tersebut masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan# kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya# melalui sistem peredaran darah# sistem saluran limfe# saluran napas# atau penyebaran langsung ke bagian : bagian tubuh lainnya . Depkes R$# !! 0. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. 6akin derajat positif hasil pemeriksaan dahak# makin manular penderita tersebut. Bila pemeriksaan dahak negati8e . tidak terlihat kuman 0# maka penderita tersebut dianggap tidak menular. =emungkinan seseorang terinfeksi TB paru ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut . Depkes R$# !! 0. +imfadenitis tuber;ulosis ini dianggap merupakan manifestasi lokal dari penyakit sistemik. Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran napas dan menyebar se;ara lymphohematogenous. =arena masuknya kuman melalui pulmonal# kelenjar getah bening yang pertama kali terkena adalah kelenjar getah bening hilus dan mediastinum. +imfadenitis TB dapat terjadi pada saat infeksi pertama .seperti pada anak > anak atau penderita immunocompromised0 atau merupakan reaktifasi infeksi primer sebelumnya

.De7i# ? D Widjianti# 4.# !!'/ Braun7ald et al.# !!-/Ginting# ). dkk.# !""/ Raghab# P D =umar# 4.# !!%0. 5elanjutnya# infeksi menyebar melalui limfatik ke cervical lymph node yang terdekat. =eterlibatan lymph node merefleksikan rute drainase limfatik untuk penyakit mikobakterium parenkim paru. +imfadenitis tuberkulosis servical menunjukkan penyebaran dari fokus primer infeksi ke dalam tonsil# adenoid# sinonasal atau osteomielitis dari tulang etmoid .Ginting# ). dkk.# !""/ ?usuf# 6 dkk.# !"!0. Dalam perjalanannya# kuman tuberkulosis yang masuk ke dalam tubuh akan difagositosis oleh neutrophil dan makrofag. =uman ini tidak mati di dalam neutrophil# bahkan tumbuh dengan baik di dalamnya. =uman tersebut akan segera keluar lagi dan difagosit oleh makrofag. Bila makrofag tidak mampu membunuh kuman# maka kuman tuberkulosis tersebut akan tumbuh dalam makrofag dan berakhir dengan kematian makrofag yang selanjutnya difagosit oleh makrofag lainnya. Di dalam makrofag# kuman tuberkulosis mengalami proses endositosis dan selanjutnya masuk ke dalam sitoplasma membentuk kantong .fagosom0. Eagosom akan mengadakan fusi dengan lisosom membentuk fagolisosom yang mengandung menghan;urkan en@im>en@im kuman. proteinase =uman dan hidrolase sehingga dapat

tuberkulosis

mempunyai

kemampuan

menghalangi fusi tersebut sehingga tidak terbentuk fagolisosom dan kuman tetap bertahan hidup dalam makrofag. 6akrofag yang sedang memfagosit kuman tuberkulosis mengeluarkan bahan>bahan yang akan menarik sel mononuklear#

yakni monosit dan limfosit# kemudian membentuk dinding di sekitar kuman dan membentuk tuberkel .Ginting# ). dkk.# !""/ De7i# ? D Widjianti# 4.# !!'0. Dalam 7aktu beberapa minggu# bagian tengah tuberkel akan mengalami nekrosis kaseosa atau pengejuan# yang dikelilingi oleh sel epiteliod# dan didapatkan sel datia langhans. 5etelah satu bulan# disekitarnya timbul fibroblast yang membentuk kapsel. =apsel dikelilingi oleh sel>sel limfosit dan kadang sel plasma. Pada bagian sentral terjadi pengendapan kalsium. +esi pertama ini disebut fokus Ghon. Penyebaran kuman tuberkulosis dari fokus Ghon terjadi melalui limfe ke kelenjar getah bening regional dan se;ara hematogen ke organ>organ lain atau bagian dari paru .Ginting# ). dkk.# !""/ De7i# ? D Widjianti# 4.# !!'/ Raghab# P D =umar# 4.# !!%0. +imfadenitis tuberkulosis juga dapat disebabkan oleh penyebaran limfatik langsung dari fokus primer tuberkulosis di luar paru. Bila kelenjar limfe merupakan bagian dari kompleks primer# pembesaran akan timbul pertama kali dekat tempat masuk basil tuberkulosis. +imfadenitis tuberkulosis inguinal atau femoral yang unilateral merupakan penyebaran dari fokus primer di kulit atau subkutan paha. +imfadenitis tuberkulosis di leher pada beberapa kasus dapat disebabkan oleh infeksi primer di tonsil# akan tetapi kasus ini jarang terjadi ke;uali di beberapa negara yang memiliki pre8alensi tuberkulosis oleh M. bovine yang tinggi .Ginting# ). dkk.# !""0. 2.1.3 Penemuan Pas en TB =egiatan penemuan pasien terdiri penjaringan suspek# diagnosis# penentuan klasifikasi penyakit# dan tipe pasien. Penemuan pasien merupakan

langkah pertama dalam kegiatan program penanggulangan TB. Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular se;ara bermakna akan dapat menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB# penularan TB di masyarakat dan sekaligus merupakan kegiatan pen;egahan penularan TB yang paling efektif di masyarakat . Depkes R$# !! 0. 6enurut Depkes R$ . !! 0# 5trategi penemuan pasien TB antara lainF a. Penemuan pasien TB dilakukan se;ara pasif dengan promosi aktif. Penjaringan tersangka pasien dilakukan di unit pelayanan kesehatan# didukung dengan penyuluhan se;ara aktif# baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat# untuk meningkatkan ;akupan penemuan tersangka pasien TB. b. Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB# terutama meraka yang BT4 positif dan pada keluarga anak yang menderita TB yang menunjukkan gejala sama# harus diperiksa dahaknya. ;. Penemuan se;ara aktif dari rumah > kerumah# dianggap tidak ;ost efektif. 2.1.! .ejala *l n k Gambaran utama limfadenitis tuberkulosis berupa benjolan atau massa palpable umumnya tanpa disertai rasa nyeri yang dijumpai sekitar ',G dari pasien tanpa gejala khas. Pada umumnya kelenjar yang terkena adalah jugular, posterior angle, atau supraclavicular# namun lebih sering terdapat pada bagian ser8ikal posterior dan bagian suprakla8ikular. Disamping klinis benjolan di leher atau ser8ikal# didapatkan pula adanya demam ringan# lelah# penurunan berat badan# dan keringat malam yang ber8ariasi pada "!G hingga "!!G pasien. Batuk

10

umumnya tidak menjadi tanda klinis yang menonjol pada pasien limfadenitis TB. +ama timbulnya gejala sebelum terdiagnosis berkisar antara beberapa minggu hingga bulan .Ginting# ). dkk.# !""/ Braun7ald et al.# !!-/ De7i# ? D

Widjianti# 4.# !!' / Raghab# P D =umar# 4.# !!%0. ?ones dan 9ampbell mengklasifikasikan tuberkulosis kelenjar limfe perifer menjadi , tingkatan .Raghab# P D =umar# 4.# !!%0 F ". Tingkat "# terdapat pembesaran# batas tegas# mobile, nodus menunjukkan reaktif hiperplasia non>spesifik# . Tingkat # terdapat pembesaran nodus elastis terfiksasi pada jaringan sekitar nampak sebagai periadenitis# (. Tingkat (# perlunakan sentral berhubungan dengan pembentukan abses# &. Tingkat &# terdapat pembentukan abses collar-stud, ,. Tingkat ,# terdapat bentukan saluran sinus .sinus tract formation) Pembesaran lymph node biasanya disertai rasa sakit bila disebabkan oleh karena periadenitis dan adhesi pada struktur jaringan sekitar yang dijumpai pada ,!>'!G kasus .Ginting# ). dkk.# !""0. Gejala untuk menganalisa apakah terkena penyakit ini adalah kelenjar getah bening yang terserang biasanya akan membesar dan jika teraba terasa lunak serta umumnya tidak nyeri. =ulit di atasnya terlihat merah dan terasa hangat# pembengkakan ini akan menyerupai daging tumbuh. Dan untuk memastikannya perlu adanya pengangkatan jaringan untuk pemeriksaan di ba7ah mikroskop .Ginting# ). dkk.# !""0.

11

2.1./ Benj,lan & Leher Benjolan di leher merupakan salah satu manifestasi yang didapatkan pada pasien limfadenitis TB. )amun tidak semua benjolan di leher memastikan bah7a orang tersebut pasti menderita limfadenitis TB. Tentunya harus didukung dengan tanda klinis lainnya seperti adanya demam# keringat malam# lelah ataupun penurunan berat badan .?onas# ) D 4hmed# 6.# 5;h7ets;henau# H.# !! 0. Benjolan di leher memiliki banyak diagnosa banding# bukan hanya limfadenitis TB# sehingga perlu anamnesis dan pemeriksaan fisik yang ;ermat. Dari letak benjolan3massanya saja dapat memiliki diagnosa banding yang berbeda. 6isalnya di bagian posterior angle perlu dipastikan apakah benjolannya bersifat kistik atau pulsatile# bila kistik memiliki diagnosa banding seperti kista higroma# bila pulsatile ;ontohnya aneurisma subkla8ian. Pada anterior triangle misalnya kista tiroglossus atau kista dermoid .?onas# ) D 4hmed# 6.# !!&/ Baskota# D et al.# !!&/ =elley# D D 5;h7ets;henau# H.# !! 0. Perbedaan +imfadenitis spesifik dengan +imfadenitis non : spesifik F Tabel ." Perbedaan +imfadenitis spesifik dan +imfadnitis non spesifik
L m"a&en t s )#es " k ". 6arfologi dan 6akroskopis. Besar. Bergerombol. Padat. 6ultiple. +i8ide. Eistel. 4da 9old abses . Histologi dan 6ikroskopisnya Tuberker. Perkejuan. L m"a&en t s N,n )#es " k ". Rea;ti8e 9hanges 6i;ro Organis 9ell debris Eoreign 6aterial . +okasi 9er8i;al. 4Aillaris. $nguinal. 6esenterium (. 6arfologi3 6akroskopis. 4da perluasan +ymfa

!!&/ =elley# D D

12

(. +okasi.

)ekrotik. 5el +angerhan. 5el Hpiteloid 9er8i;al. 5upra;la8i;ula. 4Ailla

Pembengkakan. Tampak abu : abu merah pada daerah luka. )yeri regang. &. Histologi3 6ikroskopis +ymfonodi folikel prominen. 5el germinal . sel benih 0 dengan akti8itas mitoti;. Histiosit. $nflamasi )eutrofil 5inus sel Hipertropi3 Hiperplasia

2.1.0 D agn,s s TB Ekstra#aru 6enurut Depkes R$ . !! 0 diagnosis TB Hkstraparu didasarkan pada F a. Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena# misalnya kaku kuduk pada meningitis TB# nyeri dada pada TB pleura . Pleuritis 0# pembesaran kelenjar limfe superfisial pada limfadenitis TB# dan deformitas tulang belakang . gibbus 0 pada spondilitis TB dan lain : lainya. b. Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan berdasarkan gejela klinis TB yang kuat . presumtif 0 dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. =etepatan diagnosis tergantung pada metode pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat : alat diagnostik# misalnyaF patologi anatomi# serologi# foto toraks dan lainnya.

13

2.1.1 .am+aran H st,#at,l,g L m"a&en t s TB 5e;ara mikroskopisnya didapatkan adanya soft tubercle .infiltrasi limfosit dan fibroblast# nekrosis kaseosa# sel datia langhans0# dan sel epitelioid .4leA# 6.# !!&0. =riteria diagnosis limfadenitis granulomatosa .tuberkulosis0 menunjukkan histiosit dari tipe epitelioid membentuk kelompokan kohesif dan juga multinucleated giant cells tipe +anghans. 5el epitelioid adalah tanda khas dari E)B smear. $nti berbentuk memanjang# mirip dengan tapak sepatu. .Ginting# ). dkk.# !""/ Braun7ald et al.# !!-0.

Gambar

.".

Limfadenitis

granulomatosa

.tuberkulosis0.

Kiri

.kelompokkan seperti granuloma dari histiosit epitelioid pada latar belakang dari nekrosis kaseosa granular0/ =anan .material granular dari nekrosis kaseosa dengan inti mengalami degenerasi dan fragmentasi0 .Ginting# ). dkk.# !""0. 2.1.2 D agn,s s L m"a&en t s TB +imfadenitis TB didiagnosis se;ara klinis maupun se;ara patologi anatomi. 5e;ara klinis# bila didapatkan benjolan atau masa palpable umumnya tidak nyeri di bagian leher atau ser8ikal# adanya demam# dan keringat malam. 5edangkan se;ara patologi anatomi# mikroskopisnya didapatkan adanya soft

14

tubercle .infiltrasi limfosit dan fibroblast# nekrosis kaseosa# sel datia langhans0# dan sel epitelioid .4leA# 6.# !!&/ Ginting# ). dkk.# Raghab# P D =umar# 4.# !!%0. Tindakan biopsi aspirasi jarum halus pada =GB merupakan teknik yang sudah lama dilakukan dan masih digunakan untuk mendiagnosis kelainan limfadenopati ser8ikalis. Tindakan ini sebaiknya dilakukan hanya terbatas pada limfadenopati permukaan saja. $ndikasi klinis yang penting dari biopsi aspirasi jarum halus pada limfadenopati adalah untuk mengetahui lesi tersebut disebabkan infeksi# metastasis atau suatu keganasan primer .Hliandy# 5.# !"!0. Patologi anatomi merupakan baku emas dalam diagnosis limfadenitis TB. Gambaran histopatologis adanya granuloma caseous menandakan kemungkinan besar adanya infeksi mycobacterial. Disamping itu# terdapat pemeriksaan lain seperti sitologis# hapusan basil tahan asam# kultur# pemeriksaan radiologis# tes sensiti8itas# dan P9R. .De7i# ? D Widjianti# 4.# !!'/Raghab# P D =umar# 4.# !!%0. 5ebagai baku emas# pemeriksaan patologi anatomi memiliki sensiti8itas dan spesifisitas yang ber8ariasi. 5ensiti8itas menunjukkan proporsi subjek sakit yang terdiagnosa limfadenitis TB se;ara klinis dengan hasil uji diagnostik patologi anatomi positif# sedangkan spesifisitas menunjukkan proporsi subjek sehat yang bukan limfadenitis TB se;ara klinis dengan hasil uji diagnostik patologi anatomi negatif .5astroasmoro# 5 D $smael# 5.# "%%,0. Dari penelitian sebelumnya oleh 5ar7ar# 4 et al tahun !!&# didapatkan sensiti8itas dan spesifisitas yang ber8ariasi dari pemeriksaan E)49 yakni !""/Braun7ald et al.# !!-/

15

sensiti8itasnya *'G>"!!G# dan spesifisitas -!G>"!!G .5ar7ar# 4 et al.# !!&0# .6;Phee# 5 D Papadakis# 6.# !"!0. Penelitian lain oleh 5upiyaphun# P et al. didapatkan sensiti8itasnya -(#*G dan spesifisitasnya -!G .5upiyaphun# P et al.# !"!0 dan dari penelitian oleh 4pre;ido# R et al. didapatkan sensiti8itas dan spesifisitas E)4B yakni '%#,G dan %%#"G .4pre;ido# R et al.# !!%0. 2.1.3 D agn,sa Ban& ng L m"a&en t s TB Diagnosis yang bisa berhubungan dengan +imfadenitis TBF ". 9er8i;ofa;ial lymphangiomas . 6alformasi kongenital pada leher (. +imfoma kepala dan leher &. Tumor ganas nasofaring ,. 6etastase masa di ser8ikal . !eck cyst '. Ranulla -. =anker kelenjar sali8a %. =anker tiroid .De7i# ? D Widjianti# 4.# !!'0# .Braun7ald et al.# !!-0# .?onas# ) D 4hmed# 6.# !!&0. +okasi kelenjar limfe yang membengkak dapat memberikan petunjuk diagnosisnya# yaituF ". =elenjar ser8ikalis posterior bengkak akibat infeksi kulit kepala# taksoplasmosis# rubella . =elenjar limfe ser8ikalis membengkak misalnya pada limfoma

16

(. =elenjar ser8ikalis supuratif bengkak pada limfadenitis mikobakterium &. =elenjar limfe suprakla8ikula dan skalenus membengkak misalnya akibat metastasis dari toraks atau saluran ;erna atau limfoma ,. =elenjar 8ir;ho7 atau kelenjar suprakla8ikula kiri membengkak misalnya pada tumor metastasis dari saluran ;erna .Ginting# ). dkk.# !""0. 2.1.14 Pr ns # Peng,+atan Penatalaksanaan limfadenitis tuberkulosis# prinsip dan regimen obatnya sama dengan tuberkulosis paru. 5ekitar ,G penderita kelenjarnya makin

membesar selama pengobatan# bahkan bisa timbul kelenjar baru dan sekitar !G timbul abses dan kadang>kadang membentuk sinus. Bila hal ini terjadi# jangan mengubah pengobatan# karena kelenjar akan menge;il jika pengobatan masih kita lanjutkan .Ginting# ). dkk.# !""0. 4dapun tujuan dari pengobatan pasien TB adalah untuk menyembuhkan panderita# men;egah kamatian# men;egah kekambuhan# dan menurunkan tingkat penularan. Obat yang diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis# dalam jumlah ;ukup# dan dosis tepat selama * : - bulan# supaya semua kuman . termasuk kuman persisten 0 dapat dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal# sebaiknya pada saat perut kosong. 4pabila paduan obat yang digunakan tidak adekuat . jenis# dosis# dan jangka 7aktu pengobatan 0# kuman TB akan berkembang manjadi kuman kebal obat. Intuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat pengobatan perlu dilakukan dengan

17

penga7asan langsung . DOT5 J "irectly #bserved $reatment %hortcourse 0 oleh seorang Penga7as 6enelan Obat . P6O 0. 6enurut Depkes . !! 0# pengobatan pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaituF ". Tahap $ntensif. Pada tahap intensif . a7al 0 penderita mendapatkan obat setiap hari dan dia7asi langsung untuk men;egah terjadinya kekebalan terhadap semua O4T# terutama Ripamfisin. Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan se;ara tepat# biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun 7aktu . Tahap +anjutan Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit# namun dalam jangka 7aktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga men;egah terjadianya kekambuhan. Panduan O4T disediakan dalam bentuk paket kombipak# dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan pengobatan sampai selesai. 5atu paket untuk satu penderita dalam masa pengobatan. Program )asional Penanggulangan TB9 di $ndonesia menggunakan panduan O4TF ". =ategori " . HRKH3&H(R( 0 Tahap intensif terdiri dari $sonia@id . H 0# Rifampisin . R 0# Pirasinamid . K 0# dan Htambutol . H 0. Obat : obat tersebut diberikan setiap hari selama bulan . HRKH 0. =emudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri . dua 0 minggu.

18

dari $sonia@id . H 0 dan Rifampisin . R 0# diberikan tiga kali dalam seminggu selama & bulan . &H(R( 0. Obat ini diberikan untukF a. Penderita baru TB Paru BT4 positif. b. Penderita TB Paru BT4 negatif rontgen positif yang sakit berat. ;. Penderita TB9 ekstra paru berat. . =ategori . HRKH53HRKH3,H(R(H( 0 bulan dengan

Tahap intensif diberikan selama ( bulan yang terdiri dari

$sonia@id . H 0# Rifampisin . R 0# Pirasinamid . K 0# Htambutol . H0# dan suntikan 5treptomisin setiap hari di IP=. Dilanjutkan dengan " bulan $sonia@id . H 0# Rifampisin . R 0# Pirasinamid . K 0# dan Htambutol . H 0 setiap hari. 5etelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama , bulan dengan HRH yang diberikan tiga kali seminggu. Perlu diperhatikan bah7a suntikan 5treptomisin diberikan setelah penderita selesai menelan obat. Obat ini diberikan untuk F a. Penderita kambuh . relaps 0 b. Penderita gagal . failure 0. ;. Penderita dengan pengobatan setelah lalai. after default 0 5atu paket kombipak berisi ",* blister harian. (. =ategori ( . HRK3&H(R( 0 Tahap intensif terdiri dari HRK diberikan setiap hari selama bulan. HRK 0# diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama & bulan diberikan ( kali seminggu . &H(R( 0. Obat ini diberikan untukF a. Penderita baru BT4 positif dan rontgen positif sakit ringan.

19

b. Penderita ekstra paru ringan# yaitu TB9 kelenjar limfe . limfadenitis 0# pleuritis eksudati8a unilateral# TB9 kulit# TB9 tulang . ke;uali tulang belakang 0# sendi# dan kelenjar adrenal. 5atu paket kombipak berisi ""& blister harian. &. O4T 5isipan . HRKH 0 Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BT4 positif dengan kategori " atau penderita BT4 positif pengobatan ulang dengan kategori # hasil pemeriksaan dahak masih BT4 positif# diberikan obat sisipan . HRKH 0 setiap hari selama satu bulan 2.1.11 E"ek )am# ng 'AT. 5ebagian besar penderita TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek samping. )amun sebagian ke;il dapat mengalami efek samping. Oleh karena itu# pemantauan kemungkinan terjadianya efek samping sangat penting dilakukan selama pengobatan. Pemantauan dilakukan dengan ;ara menjelaskan kepada penderita tanda : tanda efek samping dan menanyakan ada gejala efek samping pada 7aktu penderita mengambil O4T. Hfek samping ringan dari O4T seperti tidak adanya nafsu makan# mual# sakit perut# nyeri sendi# kesemutan# sampai dengan rasa terbakar di kaki dan 7arna kemerahan pada air seni. Hfek samping berat dari O4T misalnya gatal dan kemerahan kulit# tuli# gangguan keseimbangan# ikterus tanpa penyebab lain# bingung# dan muntah : muntah# gangguan penglihatan# purpura dan syok . Depkes R$# !! 0.

20

2.1.12 Pr,gn,s s L m"a&en t s TB Prognosis umumnya baik jika infeksi terbatas di paru# ke;uali jika infeksi disebabkan oleh strain resisten obat atau pasien berusia lanjut dengan debilitas atau mengalami gangguan kekebalan yang beresiko tinggi menderita tuberkulosis milier .Ginting# ). dkk.# !""0. 2.2 *e#atuhan Ber,+at. =epatuhan berasal dari kata patuh yang berarti taat# suka menuruti# disiplin. =epatuhan menurut Trostle dalam 5imamora . !!& 0# adalah tingkat prilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan pengobatan# misalnya dalam menentukan kebiasaan hidup sehat dan ketetapan berobat. Dalam pengobatan# seorang dikatakan tidak patuh apabila orang tersebut melalaikan ke7ajibannya berobat# sehingga dapat mengakibatkan terhalangnya kesembuhan. 6enurut 5a;ket . Hster# !!! 0# kepatuhan pasien adalah sejauh mana prilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan. 6enurut 5arafino . Bart# "%%& 0 se;ara umum# ketidaktaatan meningkatkan resiko berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang# atau

memperburuk kesakitan yang sedang diderita. Perkiraan yang ada menyatakan bah7a !G jumlah opname di rumah sakit merupakan akibat dari ketidaktaatan pasien terhadap aturan pengobatan. Eaktor yang memengaruhi kepatuhan seorang dalam berobat yaitu faktor petugas# faktor obat# dan faktor penderita. =arakteristik petugas yang memengaruhi kapatuhan antara lain jenis petugas# tingkat pengetahuan# lamanya berkerja# frekuensi penyuluhan yang dilakukan. Eaktor

21

obat yang memengaruhi kepatuhan adalah pengobatan yang sulit dilakukan tidak menunjukkan ke arah penyembuhan# 7aktu yang lama# adanya efek samping obat# faktor penderita yang menyebabkan ketidakpatuhan adalah umur# jenis kelamin# pekerjaan# anggota keluarga# saudara atau teman khusus. Eaktor yang memengaruhi ketidakpatuhan dapat digolongkan menjadi empat bagian yaituF ". Pemahaman Tentang $nstruksi. Tak seorang pun memahami istruksi jika ia salah paham tentang istruksi yang diberikan padanya. +ey dan 5pelman . Hster# !!! 0 menemukan bah7a lebih dari *! G yang di7a7an;arai setelah bertemu dengan dokter salah mengerti tentang istruksi yang diberikan pada mereka. =adang : kadang hal ini disebabkan oleh kegagalan professional kesehatan dalam memberikan istruksi yang harus diingat oleh pasien. Pendekatan praktis untuk meningkatkan kepatuhan pasien ditemukan oleh Di)i;ola dan Di6atteo . Hster# !!! 0# yaituF a. Buat instruksi tertulis yang jelas dan mudah diinterpretasikan. b. Berikan informasi tentang pengobatan sebelum menjelaskan hal : hal ini. ;. ?ika seseorang diberikan suatu daftar tertulis tentang hal : hal yang harus diingat# maka akan ada efek L keunggulan L# yaitu mereka berusaha mengingat hal : hal yang pertama kali ditulis. d. $nstruksi : instruksi harus ditulis dengan bahasa umum . non medis 0 dan hal : hal yang perlu ditekankan.

22

. =ualitas $nteraksi. =ualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan. 6eningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah memperoleh informasi tentang diagnosis. Pasien membutuhkan penjelasan tentang kondisinya saat ini# apa penyebabnya dan apa yang dapat meraka lakukan dengan kondisi seperti itu. (. $solasi 5osial dan =eluarga. =eluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menetukan keyakinan dan nilai kesehatan indi8idu serta dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima. =eluarga juga memberi dukungan dan membuat keputusan mengenai pera7atan dari anggota keluarga yang sakit. &. =eyakinan# 5ikap# dan =epribadian. 4hli psikologis telah menyelidiki tentang hubungan antara pengukuran : pengukuran kepribadian dan kepatuhan. 6ereka menemukan bah7a data kepribadian se;ara benar dibedakan antara orang yang patuh dengan orang yang gagal. Orang : orang yang tidak patuh adalah orang : orang yang lebih mengalami depresi# ansietas# sangat memperhatikan kesehatannya# memiliki kekurangan ego yang lebih lemah dan yang kehidupan sosialnya lebih memutuskan perhatian pada dirinya sendiri. Blumenthal et al . Hster# !!! 0 mengatakan bah7a ;iri : ;iri kepribadian yang disebutkan diatas

23

itu yang menyebabkan seorang ;enderung tidak patuh . drop out 0 dari program pengobatan. 6enurut 5;h7art and Griffin . Bart# "%%& 0# faktor yang berhubunga dengan ketidaktaatan# se;ara sejarah# riset tentang ketaatan pasien didasarkan atas pandangan tradisional mengenai pasien sebagai penerima nasihat dokter yang pasien dan patuh. Pasien yang tidak taat dipadang sebagai orang lalai# dan masalahnya dianggap sebagai masalah kontrol. Riset berusaha untuk

mengidentifikasi kelompok : kelompok pasien yang tidak patuh berdasarkan kelas sosisal ekonomi# pendidikan# umur# dan jenis kelamin. Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan# sepanjang bah7a pendidikan tersebut merupakan pendidikan efektif seperti penggunaan buku : buku dan kaset se;ara mandiri. Isaha : usaha ini sedikit berhasil# seorang dapat menjadi tidak taat kalau situasinya memungkinkan. Teori : teori yang lebih baru menekankan faktor situasional dan pasien sebagai peserta yang aktif dalam proses pengobatannya. Prilaku ketaatan sering diartikan sebagai usaha pasien untuk mengendalikan prilakunya# bahkan jika hal tersebut bisa menimbulkan resiko mengenai kesehatannya. 6a;am : ma;am faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan disebutkan . Bart# "%%& 0F ". 9iri : ;iri kesakitan dan ;iri : ;iri pengobatan. 6enurut Di;kson dkk . Bart# "%%& 0# prilaku ketaatan lebih rendah untuk penyakit kronis . karena tidak ada akibat buruk yang segera dirasakan atai resiko yang jelas 0# saran mengenai gaya hidup umum dan kebiasaan yang

24

lama# pengobatan yang kompleks# pengobatan dengan efek samping# prilaku yang tidak pantas. 6enurut 5arafino . Bart# "%%& 0# tingkat ketaatan rata> rata minum obat untuk menyembuhkan kesakitan akut dengan pengobatan jangka pendek adalah sekitar '- G untuk kasakitan kronis dengan ;ara pengobatan jangka panjang tingkat tersebut menurun sampai ,& G. . =omunikasi antara pasien dan dokter. Berbagai aspek komunikasi antara pasien dan dokter memengaruhi tingkat ketidaktaatan misalnya# informasi dengan penga7as yang kurang# ketidakpuasan terhadap aspek hubungan emosional dengan dokter# ketidakpuasan terhadap pengobatan yang diberikan . Bart# "%%& 0 (. 2ariabel : 8ariabel sosial. Hubungan antara dukungan sosial dengan ketaatan telah dipelajari. 5e;ara umum# orang : orang yang merasa mereka menerima penghiburan# perhatian# dan pertolongan yang meraka butuhkan dari seseorang atau kelompok biasanya ;enderung lebih mudah mengikuti nasihat medis# dari pada pasien yang kurang mendapat dukungan sosial. ?elaslah bah7a keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam pengelolaan medis. 6isalnya# penggunaan pengaruh normatif pada pasien# yang mungkin mengakibatkan efek yang memudahkan atau menghambat perilaku ketaatan. &. 9iri : ;iri indi8idual.

25

2ariable : 8ariable demografis juga digunakan untuk meramalkan ketidaktaatan. 5ebagai ;ontoh F di 4merika 5erikat# kaum 7anita# kaum kulit putih# dan orang tua ;enderung mengikuti anjuran dokter. 2.3 Penga$as Menelan '+at 5 PM' 6 5alah satu dari komponen DOT5 adalah pengobatan panduan O4T jangka pendek dengan penga7as langsung. Intuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang P6O. 2.3.1 Pers%aratan PM'. 6enurut Depkes R$ . !! 0# persyaratan seorang P6O adalahF ". 5eorang yang dikenal# per;aya# dan disetujui# baik oleh petugas kesehatan maupun penderita# selain itu harus disegani dan dihormati oleh penderita. . 5eorang yang tinggal dekat dengan penderita. (. Bersedia membantu penderita dengan sukarela. &. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama : sama dengan penderita. 2.3.2 ) a#a %ang B sa Menja& PM'. 5ebaiknya P6O adalah petugas kesehatan# misalnya bidan di desa# pera7at# sanitarium# juru imunisasi# dan lain : lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan# P6O dapat berasal dari kader kesehatan# guru# atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. 2.3.3 Tugas )e,rang PM'. 6enurut Depkes R$ . !! 0# tugas seorang P6O adalahF

26

". 6enga7asi penderita TB agar menelan obat se;ara teratur sampai selesai pengobatan. . 6emberi dorongan kepada penderita agar mau berobat se;ara teratur. (. 6engingatkan penderita untuk periksa dahak pada 7aktu yang telah ditentukan. &. 6emberi penyuluhan pada anggota keluaga penderita TB yang memiliki gejala : gejala tersangka TB untuk segara memeriksakan diri ke IP=. Tugas seorang P6O bukanlah untuk menggantikan ke7ajiban penderita mengambil obat dari IP= . Depkes R$# !! 0

27

2.! *erangka *,nse#

2ariabel $ndependen =arakteristik $ndi8idu Imur ?enis =elamin Pendidikan Pekerjaan. Pengetahuan Hfek 5amping O4T

2ariabel Dependen

T ngkat *e#atuhan Pen&er ta L m"a&en t s TB

7akt,r Peran PM' Definisi konsep F ". =arakteristik indi8idu adalah hal : hal yang melekat dalam diri penderita limfadenitis TB yang memengaruhi tingkat kepatuhan dalam

melaksanakan program pengobatan O4T yang membedakan seseorang dengan orang yang lainnya# meliputiF umur# jenis kelamin# pendidikan# pekerjaan# pengetahuan# dan efek samping O4T. . Eaktor peran P6O . Penga7as 6enelan Obat 0 adalah penilaian dari penderita limfadenitis TB terhadap hal : hal yang menjadi tugas dari seorang penga7as menelan obat yang memengaruhi tingkat kapatuhan penderita limfadenitis TB dalam melaksanakan pengobatan# meliputiF penyuluhan# memberi dorongan# mengingatkan# dan menga7asi. (. Tingkat kepatuhan adalah tingkat ketaatan penderita limfadenitis TB dalam melaksanakan pengobatan.

28

2./ H #,tes s. Berdasarkan kerangka konsep di atas# maka hipotesis penelitian ini adalahF ". 4da hubungan tingkat pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan penderita limfadenitis TB dalam pengobatan di Rumah 5akit Rujukan <atofa tahun !"". . 4da hubungan faktor P6O . Penga7as 6enelan Obat 0 terhadap tingkat kepatuhan penderita limfadenitis TB dalam pengobatan di Rumah 5akit Rujukan <atofa tahun !"".

29

BAB III MET'DE PENELITIAN 3.1 Ran8angan Penel t an Penelitian ini diran;ang untuk menilai hubungan tingkat pengetahuan dan faktor peran penga7as menelan obat terhadap tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis pada pasien limfadenitis TB di Rumah 5akit $slam <atofa# +ombok Tengah# )TB Tahun !"". Penelitian ini akan dikerjakan se;ara obser8asional dengan ran;angan ;ross>se;tional. 3.2 L,kas &an 9aktu Penel t an +okasi penelitian yaitu di Rumah 5akit $slam <atofa# +ombok Tengah# )TB. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan ?anuari !" . 3.3 P,#ulas Penel t an 5emua pasien limfadenitis TB yang terdiagnosa baik se;ara klinis maupun patologi anatomi di Rumah 5akit $slam <atofa +ombok Tengah yang datang berobat dalam periode * bulan yaitu pada bulan ?uli sampai Desember tahun !"". 3.! )am#el 3.!.1 -ara Pengam+ lan )am#el 5ehubungan dengan teknik pengambilan sampel# peneliti menggunakan total sampling. Dengan teknik ini# peneliti mengambil semua pasien yang terdiagnosis limfadenitis TB di Rumah 5akit $slam <atofa pada bulan ?uli sampai Desember tahun !"" sebagai sampel yang akan diteliti. =emudian dari total sampling yang didapat# pasien akan dinilai dari hasil 7a7an;ara dengan

30

menggunakan kuesioner penelitian yang telah ditetapkan dan melakukan ;ross ;he;k. 3.!.2 Besar )am#el Besar sampel yang dipakai adalah besarnya "' orang . total sampling 0 yakni jumlah semua pasien limfadenitis TB yang terdiagnosis limfadenitis TB yang datang ke Rumah 5akit $slam <atofa +ombok Tengah pada periode * bulan yaitu pada bulan ?uli sampai Desember tahun !"". 3.!.3 *r ter a Inklus <ang termasuk dalam kriteria inklusi sampel adalahF 5emua pasien limfadenitis TB yang terdiagnosis limfadenitis TB baik se;ara klinis maupun dari hasil patologi anatomi pada periode bulan ?uli sampai Desember tahun !"". 3. !. !. *r ter a Eksklus <ang termasuk dalam kriteria eksklusi sampel F 5emua pasien limfadenitis TB yang terdiagnosis limfadenitis TB baik se;ara klinis maupun dari hasil patologi anatomi di luar periode bulan ?uli sampai Desember tahun !"". 3./ :ar a+el Penel t an 3./.1 :ar a+el Tergantung 2ariable tergantung dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan pasien limfadenitis TB dan faktor peran P6O.

31

3./.2

:ar a+le Be+as 2ariable bebas dari penelitian ini adalah tingkat kepatuhan pasien

limfadenitis TB. 3.0 De" n s '#eras ,nal :ar a+le Penel t an. ". Pasien tuberkulosis adalah pasien yang menderita limfadenitis TB yang terdiagnosa baik se;ara klinis maupun patologi anatomi di Rumah 5akit $slam <atofa +ombok Tengah pada tahun !"". . =epatuhan Berobat adalah ketaatan responden dalam menelan obat# mengambil obat# dan menaati segala nasihat dari petugas kesehatan. (. Eaktor Peran Penga7as 6inum Obat . P6O 0 adalah pandangan responden tentang tugas yang dilaksanakan oleh seorang P6O meliputi penyuluhan# memberi dorongan#dan menga7asi penderita menelan obat. &. Imur adalah usia responden saat penelitian berdasarkan ulang tahun terakhir# dan dibedakan atas ( . tiga 0 kategori# yaituF "0 Orang 6udaF ", : & tahun/ 0 De7asaF , : &% tahun/ (0 Orang tuaF M ,! tahun. ,. ?enis =elamin adalah suatu karakteristik responden yang dibedakan identitasnya dari laki : laki dan perempuan. *. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang berhasil ditamatkan responden yang dibedakan atasF tidak tamat 5D# 5+TP# 5+T4# 4kademik3 sarjana dan tamat 5D# 5+TP# 5+T4#

4kademik35arjana.

32

'. Pekerjaan adalah akti8itas utama yang dilakukan oleh responden sebagai sumber pendapatan utama# yang dibedakan atas bekerja atau tidak bekerja. -. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai penyakit limfadenitis TB. %. Hfek samping O4T adalah gejala3 keluhan yang diderita responden akibat menelan O4T selama pengobatan. 3.1 Pengum#ulan Data Penel t an. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder# yaituF ". Data primer# diperoleh dengan 7a7an;ara langsung kepada semua pasien yang terdiagnosis limfadenitis TB pada periode bulan ?uni sampai Desember tahun !"" yang berpedoman pada kuesioner

penelitian yang telah ditetapkan dan melakukan ;ross ;he;k. . Data sekunder# diperoleh dari hasil pemeriksaan patologi anatomi dan manifestasi klinis pasien limfadenitis TB yang terdapat di dalam rekam medis di Rumah 5akit $slam <atofa. 3.2 As#ek Pengukuran. 3.2.1 As#ek Pengukuran :ar a+el Be+as. ". =arakteristik $ndi8idu. 4spek pengukuran 8ariabel karakteristik indi8idu dapat dilihat pada tabel diba7ah ini.
*arakter st k In& ; &u Umur In& kat, r a. b. ;. *ateg,r ", : & tahun , : ,! tahun M ,! tahun B,+,t N la B. N la )eluruh In& kat,r )k,r )kala Rasio

33

(en s *elam n T ngkat Pen& & kan

a. b. a. b. ;. d. e.

Pekerjaan Pengetahuan E"ek sam# ng 'AT "!

+aki :laki Perempuan Tidak tamat 5D Tamat 5D Tidak tamat 5+TP Tamat 5+TP Tidak Tamat 5+T4 f. Tamat 5+T4 g. Tidak tamat 4kademi35" h. Tamat 4kademik35" a. Tidak Berkerja b. Berkerja a. Baik b. 5edang ;. Buruk a. 4da b. Tidak ada

)ominal Ordinal

Ordinal ( " (! & : (! "' : ( "! > "* $nter8al Ordinal

. Eaktor Penga7as 6enelan Obat . P6O 0 Eaktor Penga7as 6enelan Obat . P6O 0 diukur dengan , pertanyaan yang selanjutnya dibedakan atas ( kategori yaitu F a. Baik# bila semua tugas P6O yang diterima pasien limfadenitis TB terlaksana dengan baik yaitu menga7asi# memberi dorongan# mengingatkan# dan memberi penyuluhan . nilainya N"" 0. b. 5edang# bila tugas P6O yang diterima pasien limfadenitis TB sebagian saja yang terpenuhi . nilainya * : "" 0. ;. Buruk# bila tugas P6O yang diterima pasien limfadenitis TB semuanya tidak terlaksana dengan baik . nilainya O * 0. 3.2.2 As#ek Pengukuran :ar a+el Ter kat. 4spek pengukuran pada 8ariabel ini menggunakan skala inter8al# yang diukur berdasarkan ( . tiga 0 kategori yaituF ". Patuh# apabila responden selalu menelan obat sesuai ketentuan petugas kesehatan yaitu setiap hari pada tahap a7al# tiga kali seminggu pada tahap

34

lanjutan dan mengambil obat serta menaati nasihat dari petugas kesehatan. . Bobot (0 . =urang patuh# jika responden kadang : kadang menelan obat sesuai ketentuan petugas kesehatan atau responden tidak menelan obat : - minggu selama

tahap pengobatan lanjutan dan tidak selalu menaati nasihat dari petugas kesehatan . Bobot 0.

(. Tidak patuh# jika responden tidak menelan obat sesuai ketentuan petugas kesehatan atau responden tidak menelan obat lebih dari - minggu selama tahap pengobatan lanjutan dan tidak mengabil obat serta tidak menaati nasihat dari petugas kesehatan . Bobot " 0. 3.3 Anal s s Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yaitu untuk membuktikan karakteristik indi8idu . umur# jenis kelamin# tingkat pendidikan# pekerjaan 0 dan faktor peran Penga7as 6enelan Obat . P6O 0 terhadap tingkat kepatuhan penderita limfadenitis TB dalam pengobatan di Rumah 5akit $slam <atofa +ombok Tengah )TB tahun !" dengan P J !#!,.

35

3.14 Alur Penel t an Pasien yang terdiagnosis +imfadenitis TB berdasarkan hasil P4 dan bedasarkan 6anifestasi =linis.

=onfirmasi Rekam 6edis mengenai 4lamat Pasien dan Tempat 6engambil O4T

Pengambilan data dengan 6enggunakan =uesioner dan penelitian yang telah ditetapkan dan melakukan ;ross ;he;k.

=arakteristik $ndi8idu ". . (. &. Imur ?enis =elamin Pendidikan Pekerjaan

Eaktor Peran P6O

4nalisis Data dengan 5P55

Didapatkan Tingkat =epatuhan Pasien +imfadenitis TB dalam meminum O4T

=esimpulan

36

BAB I: HA)IL PENELITIAN

!.1 *arakter st k Res#,n&en Dalam penelitian ini karakteristik responden meliputiF umur# jenis kelamin# tingkat pendidikan# pekerjaan# tingkat pengetahuan# dan efek samping O4T di 7ilayah kerja Rumah 5akit $slam <atofa =ota Praya# seperti yang ter;antum pada Tebel &.". Imur responden yang terbanyak terdapat pada kelompok umur , : &% tahun yaitu - responden . &'#!*G 0/ sebanyak "( responden . '*#&'G 0 berjenis kelamin perempuan sedangkan & responden . (# ,(G 0 adalah laki : laki/

pendidikan responden yang terbanyak adalah tidak tamat 5D yaitu , responden . %#&"G 0. 5ebanyak % responden . , #%&G 0 bekerja. Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bah7a pengetahuan responden yang terbanyak berada pada tingkat rendah yaitu sebanyak "" responden . *&#'"G0/ sebagian besar responden menyatakan ada efek samping O4T yang dialami yaitu sebanyak "( responden . '*#&'G 0.
Ta+el !.1 D str +us Res#,n&en Ber&asarkan *arakter st k & 9 la%ah *erja Rumah )ak t Islam <at,"a Tahun 2411 N' *ARA*TERI)TI* (UMLAH = RE)P'NDEN 1 UMUR 5 TAHUN 6 ". ", : & . Orang muda 0 ' &"#". , : &% . De7asa 0 &'#!* 1 (. M ,! . Orang tua 0 ""#'* (umlah "' "!! 2 (ENI) *ELAMIN ". +aki : laki & (#,( . Perempuan "( '*#&' (umlah "' "!!

37

PENDIDI*AN ". Tidak tamat 5D . Tamat 5D (. Tidak tamat 5+TP &. Tamat 5+TP ,. Tidak tamat 5+T4 *. Tamat 5+T4 '. Tidak tamat 4kademi35arjana -. Tamat 4kademi3 5arjana (umlah )TATU) PE*ER(AAN ". Tidak Berkerja . Berkerja (umlah PEN.ETAHUAN ". Rendah . 5edang (. Tinggi (umlah E7E* )AMPIN. 'AT ". Tidak ada . 4da (umlah

, " " & " " "' % "' "" , " "' & "( "'

%#&" ""#'* ,#-""#'* ,#-(#,( ,#-,#-"!! &'#!* , #%& "!! *&#'" %#&" ,#-"!! (#,( '*#&' "!!

Berdasarkan uraian di atas# dapat diketahui bah7a sebagian besar pengetahuan penderita limfadenitis TB berada pada tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak "" responden . *&#'"G 0. Hal ini di tunjukkan dari " responden . '!#,%G 0 menyatakan bah7a yang dimaksud dengan penyakit limfadenitis TB adalah tidak tahu# sedangkan responden yang mengatakan bah7a penyakit limfadenitis TB adalah penyakit dengan benjolan di leher hanya & responden . (#,(G 0# dan sisanya " responden . ,#--G 0 menja7ab penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dan yang menyerang kelenjar. Berdasarkan pertanyaan tentang penyebab penyakit limfadenitis TB# "* responden . %&# G 0 menja7ab tidak tahu dan " responden . ,#--G 0 yang

menja7ab kuman tuberkulosis# serta tidak ada responden yang menja7ab bibit

38

penyakit dan merokok. Dari "* responden yang menja7ab tidak tahu# disamping menja7ab tidak tahu mereka juga mengatakan bah7a limfadenitis TB juga disebabkan oleh keturunan# angin malam# ganja# dan bahkan ada yang menja7ab L datang dari Tuhan L. Berdasarkan petanyaan tentang ;ara penularan limfadenitis TB ", responden . --# &G 0 menja7ab tidak tahu# responden . ""#'*G 0 menja7ab

melalui batuk# bersin yang mengandung kuman TB9 yang terhirup orang lain# dan tidak ada responden yang menja7ab melalui batuk dan makanan. Berdasarkan pertanyaan tentang keadaan yang dapat memperburuk penderita limfadenitis TB# ", responden . --# &G 0 menja7ab tidak tahu# " responden . ,#--G 0 menja7ab kebiasaan merokok# lingkungan# dan kurang gi@i# sedangkan sisanya " responden . ,#--G 0 menja7ab kurang gi@i. 6enurut , responden . %#&"G 0# semua orang tanpa batas usia dapat terkena penyakit limfadenitis TB sedangkan , responden . %#&"G 0 menyatakan orang yang rentan terhadap penyakit limfadenitis TB adalah orang de7asa. 5isanya ' responden menja7ab tidak tahu. Berdasarkan pertanyaan tentang lama pengobatan limfadenitis TB yang diketahui# sebanyak "& responden . - #(,G 0 menja7ab * bulan sedangkan ( responden . "'#*,G 0 menja7ab tidak tahu dengan alasan tidak pernah diberi informasi oleh petugas puskesmas berapa harus mengkonsumsi obat. Tidak terdapat responden yang menja7ab lamanya pengobatan limfadenitis TB selama bulan.

Berdasarkan pertanyaan tentang pengobatan limfadenitis TB# sebagian besar yaitu " responden . '!#,%G 0 menja7ab minum obat setiap hari pada tahap

39

a7al dan tiga kali dalam seminggu pada tahap lanjutan. Hanya " responden . ,#--G 0 yang menja7ab minum obat setiap hari pada tahap a7al dan pada tahap lanjutan tidak. 5isanya & responden . (#,(G 0 menja7ab tidak tahu. 6enurut "( responden . '*#&'G 0 manfaat dari pemeriksaan photo Rontgen adalah mereka menja7ab tidak tahu. Hanya responden . ""#'*G 0 yang

menja7ab lengkap yaitu untuk memastikan menderita penyakit TB kelenjar# memantau kemajuan pengobatan# dan memastikan kesembuhan. 5edangkan responden . ""#'*G 0 menja7ab untuk memastikan menderita penyakit TB kelenjar. 6enurut % responden . , #%&G 0 manfaat dari pemeriksaan Patologi 4natomi . P4 0 adalah mereka menja7ab tidak tahu. Hanya responden . ""#'*G

0 yang menja7ab lengkap yaitu untuk memastikan menderita penyakit TB kelenjar# memantau kemajuan pengobatan# dan memastikan kesembuhan. 5edangkan , responden . %#&"G 0 menja7ab untuk memastikan menderita

penyakit TB kelenjar dan " responden . ,#-- 0 menja7ab memastikan kesembuhan. 6enurut "( responden . '*#&'G 0 ;ara pen;egahan penyakit limfadenitis TB adalah mereka menja7ab tidak tahu. Hanya responden . ""#'*G 0 yang

menja7ab lengkap yaitu meningkatakan gi@i# memberikan imunisasi B9G# dan memberikan pengobatan pen;egahan kepada seorang yang tinggal bersama dengan penderita TB kelenjar. 5edangkan responden . ""#'*G 0 menja7ab tidak

lengkap yaitu meningkatkan gi@i dan memberikan pengobatan pen;egahan kepada seorang yang tinggal bersama dengan penderita TB kelenjar . Tabel &. 0.

40

Ta+el !.2. D str +us Res#,n&en Ber&asarkan Pengetahuan & 9 la%ah *erja Rumah )ak t Islam <at,"a Tahun 2411 N' PEN.ETAHUAN RE)P'NDEN (UMLAH = 1 Pen%ak t L m"a&en t s TB 5 TB *elenjar 6 ". Penyakit menular yang disebabkan oleh " ,#-kuman dan yang menyerang kelenjar. . Penyakit dengan benjolan di leher & (#,( (. Tidak tahu " '!#,% (umlah "' "!! 2 Pen%e+a+ Pen%ak t ". =uman Tuberkulosis " ,#-. Bibit penyakit dan merokok ! !#!! (. Tidak tahu "* %&# (umlah "' "!! 3 -ara Penularan ". 6elalui batuk# bersin yang mengandung ""#'* kuman TB9 yang terhirup orang lain. . 6elalui batuk dan makanan. ! !#!! (. Tidak tahu ", --# & (umlah "' "!! ! *ea&aan %ang Mem#er+uruk ". =ebiasaan merokok. ! !#!! . +ingkungan ! !#!! (. =urang gi@i " ,#-&. 5emuan ja7aban a#b#dan ; " ,#-,. Tidak tahu ", --# & (umlah "' "!! / Us a Rentan L m"a&en t s TB ". 5emua orang tanpa batas usia , %#&" . 5emua orang terutama orang de7asa , %#&" (. Tidak tahu ' &"#"(umlah "' "!! 0 Lama Peng,+atan ". * bulan "& - #(, . bulan ! !#!! (. Tidak tahu ( "'#*, (umlah "' "!! 1 Peng,+atan L m"a&en t s TB ". Pada tahap a7al . bulan 0 obat diminum " '!#,% setiap hari dan pada tahap lanjutan . * bulan 0 obat diminum ( kali dalam seminggu. . 6inum obat setiap hari pada tahap a7al dan " ,#-pada tahap lanjutan tidak. (. Tidak tahu & (#,( (umlah "' "!!

41

Lanjutan Ta+el !.2. Man"aat Pemer ksaan R,ntgen ". Intuk memastikan menderita penyakit TB =elenjar. . 6emantau kemajuan pengobatan. (. 6emastikan kesembuhan. &. 5emua ja7aban a#b#dan ; ,. Tidak tahu (umlah Man"aat Pemer ksaan PA 5 Pat,l,g Anat,m 6 ". Intuk memastikan menderita penyakit TB =elenjar. . 6emantau kemajuan pengobatan. (. 6emastikan kesembuhan. &. 5emua ja7aban a#b#dan ; ,. Tidak tahu (umlah -ara Pen8egahan ". 6eningkatkan gi@i. . 6emberikan imunisasi B9G. (. 6emberikan pengobatan pen;egahan kepada seorang yang tinggal bersama dengan penderita TB =elenjar. &. 5emua ja7aban a#b#dan ; ,. Tidak tahu (umlah

""#'* ! ! "( "' , ! " % "' " ! " !#!! !#!! ""#'* '*#&' "!! %#&" !#! ,#-""#'* , #%& "!! ,#-! ,#-""#'* '*#&' "!!

14

"( "'

Berdasarkan hasil penelitian # "( responden . '*#&'G 0 mengalami efek samping selama mengkonsumsi O4T dengan efek yang paling banyak dirasakan adalah 7arna kemerahan pada urine# mual dan gangguan pen;ernaan lainnya# gatal dan kemerahan pada kulit# kesemutan dan rasa terbakar di kaki# dan nyeri sendi . Tabel &.( 0.
Ta+el !.3. D str +us Res#,n&en Ber&asarkan E"ek )am# ng 'AT & 9 la%ah *erja Rumah )ak t Islam <at,"a Tahun 2411 N' E7E* )AMPIN. 'AT ADA = TIDA* = 1 Hfek samping yang dialami "( '*#&' & (#,( 2 6engganggu akti8itas sehari : hari , %#&" " '!#,% 3 6engatasi dengan ;ara sendiri &'#!* % , #%&

42

5ebanyak , responden . %#&"G 0 mengaku terganggu akti8itas sehari : harinya akibat efek samping tersebut sekitar " : ' hari. 47alnya responden akan mengatasi gangguan tersebut dengan ;ara yang diketahui sendiri seperti membeli obat yang dijual bebas di 7arung : 7arung atau membiarkannya saja sampai efek tersebut hilang dengan sendirinya. )amun responden memilih berobat ke puskesmas untuk menghindari bertambah parahnya penyakit. !.2 Peran Penga$as Menelan '+at 5 PM' 6 Peran P6O yang diukur meliputi penyuluhan kepada keluarga penderita# memberi dorongan untuk berobat# mengingatkan penderita berobat# dan menga7asi menelan obat. Hasil penelitian menunjukan bah7a " responden . '!#,%G 0 memiliki P6O yang semua berasal dari keluarga# dan sisanya , responden . %#&"G 0 tidak memiliki P6O# hal ini dikarenakan responden merasa per;aya diri bisa menga7asi diri sendiri dan menurut responden bah7a responden tidak ingin merepotkan orang lain terhadap penyakitnya. 5ebanyak " responden . '!#,%G 0 menyatakan P6O tidak pernah memberikan penyuluhan kepada keluarganya# hal ini dikarenakan P6O tidak pernah diberikan informasi atau penyuluhan tentang tugasnya oleh petugas puskesmas. Biasanya petugas puskesmas akan menanyakan kepada penderita limfadenitis TB nama salah satu anggota keluarga atau orang terdekat yang dapat ditunjuk sebagai P6O namun dengan tugas hanya sebagai pengambil obat jika penderita berhalangan hadir ke puskesmas. Penunjukan P6O ini hanya diketahui oleh penderita dan petugas kesehatan saja tanpa ada tindak

43

lanjut yakni bertemu dengan P6O yang telah ditentukan untuk memberitahukan tugas : tugas mereka. Responden yang menyatakan bah7a P6O kadang : kadang memberikan dorongan untuk berobat ada * responden . (,# %G 0# tidak pernah * responden . (,# %G 0 dan sisinya selalu memberikan dorongan. 5edangkan "" responden . *&#'"G 0 menyatakan bah7a P6O selalu mengingatkan berobat. 5ebagian besar responden menyatakan bah7a P6O tidak pernah menga7asi meraka menelan obat ada ' responden . &"#"-G 0 serta ' responden . &"#"-G 0 menyatakan bah7a P6O selalu menga7asi mereka menelan obat. 5isinya ( responden . "'#*,G 0 menyatakan kadang : kadang . Tabel &.& 0.
Ta+el !.!. D str +us Res#,n&en Ber&asarkan Peran PM' & 9 la%ah *erja Rumah )ak t Islam <at,"a Tahun 2411
N' 1 PERAN PM' A&a = T &ak Penderita +imfadenitis TB yang " '!#,% , 6emiliki P6O )elalu *a&ang > ka&ang Penyuluhan kepada keluarga " . ,#-- G 0 & . (#,( G 0 penderita Dorongan berobat , . %#&"G 0 * . (, G 0 6engingatkan berobat "" . *&#'" G 0 . ""#'* G 0 6enga7asi menelan obat ' . &"#"- G 0 ( . "'#*, G 0 = %#&" T &ak Pernah " .'!#,% G0 * . (,# % G 0 & . (#,( G 0 ' . &"#"- G 0

2 3 ! /

Berdasarkan pengkategorian ja7aban# "( responden . '*#&'G 0 menyatakan bah7a peran P6O berada pada kategori buruk/ peran P6O pada ketegori baik tidak ada# dan yang menyatakan peran P6O pada kategori sedang ada & responden . (#,(G 0 . Tabel &., 0.

44

Ta+el !./. D str +us Res#,n&en Ber&asarkan *ateg,r Peran PM' & 9 la%ah *erja Rumah )ak t Islam <at,"a Tahun 2411 N' PERAN PM' (UMLAH = 1 Baik ! !#!! 2 5edang & (#,( 3 Buruk "( '*#&' (umlah "' "!!

!.3 T ngkat *e#atuhan Ber,+at Pen&er ta L m"a&en t s TB Tingkat kepatuhan penderita limfadenitis TB dibagi menjadi ( kategori yaitu patuh# apabila responden selalu menelan obat sesuai ketentuan petugas kesehatan yaitu setiap hari pada tahap a7al# tiga kali seminggu pada tahap lanjutan dan mengambil obat serta menaati nasihat dari petugas kesehatan/ kurang patuh# jika responden kadang : kadang menelan obat sesuai ketentuan petugas kesehatan atau responden tidak menalan obat : - minggu selama tahap

pengobatan lanjutan dan tidak selalu menaati nasihat dari petugas kesehatan/ tidak patuh# jika responden tidak menelan obat sesuai ketentuan petugas kesehatan atau responden tidak menelan obat lebih dari - minggu selama tahap pengobatan lanjutan dan tidak mengambil obat serta tidak menaati nasihat dari petugas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bah7a responden yang menyatakan selalu mematuhi petunjuk menelan obat yaitu "& responden . - #(,G 0/ responden yang menyatakan selalu minum obat setiap hari pada tahap a7al sebanyak "& responden . - #(,G 0/ responden yang menyatakan selalu meminum obatnya pada tahap lanjutan yaitu " responden . '!#,%G 0/ dan "& responden . - #(,G 0 menyatakan selalu meminum obat sesuai dengan dosis.

45

5e;ara rin;i tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB dapat dilihat pada Tabel &.* berikut iniF
Ta+el !.0. D str +us Res#,n&en Ber&asarkan T ngkat *e#atuhan Ber,+at & 9 la%ah *erja Rumah )ak t Islam <at,"a Tahun 2411 N' *EPATUHAN BER'BAT (UMLAH = 1 6ematuhi petunjuk menalan obat ". 5elalu "& - #(, . =adang : kadang ! !#!! (. Tidak ( "'#*, (umlah "' "!! 2 6inum obat setiap hari pada tahap a7al ". 5elalu "& - #(, . =adang : kadang ! !#!! (. Tidak ( "'#*, (umlah "' "!! 3 6inum Obat (A seminggu pada tahap lanjutan. ". 5elalu " '!#,% . =adang : kadang " ,#-(. Tidak & (#,( (umlah 11 144 ! 6inum obat sesuai dengan dosis. ". 5elalu "& - #(, . =adang : kadang ! !#!! (. Tidak ( "'#*, (umlah "' "!!

6enurut hasil penelitian dan berdasarkan hasil cross check dengan kartu pengobatan TB9 . formulir TB.!" 0 masing : masing penderita limfadenitis TB yang datang berobat ke Rumah 5akit $slam <atofa maka responden yang termasuk dalam kategori patuh " responden . '!#,%G 0/ responden . ""#'*G 0

termasuk kurang patuh/ dan sisinya ( responden . "'#*,G 0 yang tergolong tidak patuh . Tabel &.' 0.
Ta+el !.1. D str +us Res#,n&en Ber&asarkan *ateg,r k *e#atuhan Ber,+at & 9 la%ah *erja Rumah )ak t Islam <at,"a Tahun 2411 N' *ATE.'RI *EPATUHAN BER'BAT (UMLAH = 1 Patuh " '!#,% 2 =urang patuh ""#'* 3 Tidak patuh ( "'#*, (umlah "!!

46

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bah7a responden yang tidak patuh berobat dikarenakan responden sudah merasa sembuh# keluhan yang dirasakan sudah hilang setelah beberapa minggu menelan obat# lupa minum obat karena berkerja sebagai petani 7aktu kerjanya tidak menentu# atau merasa bosan karena terlalu lama minum obat. !.! Has l Uj )tat st k B ;ar at Berdasarkan analisis uni8ariat# dilakukan uji bi8ariat untuk menjelaskan hubungan karakteristik penderita limfadenitis TB yaitu tingkat pengetahuan dan faktor peran penga7as menelan obat . P6O 0 dengan tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB digunakan uji statistik korelasi Pearson &roduct Moment dengan hasil sebagai berikutF ". Pada karakteristik responden# 8ariabel tingkat pengetahuan . Q J !#!(, 0 menunjukkan hubungan se;ara signifikan dengan tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB karena nilai QO!#!,. 2ariabel peran P6O . QJ!#!" 0 juga menunjukkan hubungan signifikan dengan kepatuhan

berobat penderita limfadenitis TB karena nilai QO!#!,. . Berdasarkan a;uan 9alton . Hastono# !!" 0 mengenai tingkat kekuatan3 keeratan hubungan# dapat ditarik kesimpulan dari hasil korelasi Pearson sebagai berikutF a. Hubungan 8ariabel pengetahuan responden dengan tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB menunjukkan hubungan yang sedang . rJ!#," 0 dan berpola positif# artinya semakin tinggi pengetahuan

47

responden maka akan terjadi peningkatan kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB. b. Hubungan 8ariabel peran P6O dengan tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB menunjukkan hubungan yang sedang . rJ!#,% 0 dan berpola positif# artinya semakin tinggi peran P6O maka akan terjadi peningkatan kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB. 5e;ara rin;i dapat dilihat pada Tabel &.-.

Ta+el !.2. Has l Uj )tat st k *,relas Pears,n Tingkat Pengetahuan " Peran P6O >.!,& .-("' " "' .,% R .!" "' Tingkat =epatuhan .," R .!(, "' .,% R .!" "' " "'

Tingkat Pengetahuan

Pearson 9orrelation 5ig. . >tailed0 ) "' Peran P6O Pearson >.!,& 9orrelation 5ig. . >tailed0 .-() "' Tingkat Pearson .," R =epatuhan 9orrelation 5ig. . >tailed0 .!(, ) "' R. 9orrelation is signifi;ant at the !.!, le8el . > tailed0.

!./ Has l Uj )tat st k Mult ;ar at Berdasarkan hasil uji statistik bi8ariat diatas# diketahui bah7a 8ariabel tingkat pengetahuan dan peran P6O menunjukkan Q>valueO!# ,# sehingga 8ariabel : 8ariabel tersebut dapat dilanjutkan analisis multi8ariat regresi linier ganda.

48

Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat keper;ayaan %,G .PJ!#!,0 menunjukkan bah7a F ". Terdapat pengaruh yang bermakna antara 8ariabel pengetahuan responden . QJ!#!!& 0 dan 8ariabel peran P6O . QJ!#!! 0 terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB karena nilai QO!#!,.
Ta+el !.3. Has l Uj )tat st k Regres L n er -,e"" 8 entsa 6odel Instandardi@ed 9oeffi;ients B 5td. Hrror >.%%* .( ' .(*! ."!, .'&."% 5tandardi@ed 9oeffi;ients Beta .,&* .* " t 5ig.

" .9onstant0 Tingkat Pengetahuan Peran P6O

>.& (.&( (.%! ,

.*', .!!& .!!

a. Dependent 2ariableF Tingkat =epatuhan

. )ilai koefisien determinasi . 'djusted ( %)uare 0 adalah !#,%'# artinya tingkat pengetahuan dan peran P6O memberikan pengaruh sebesar ,%#'G terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB# sedangkan sisinya &!#(G dijelaskan oleh 8ariabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini seperti tingkat pendidikan# pekerjaan# usia# jenis kelamin# faktor lingkungan# status gi@i.
Ta+el !.14. Has l Uj )tat st k Regres L n er M,&el )ummar%

6odel

4djusted R 5td. Hrror of 5Suare the Hstimate " .-!&a .*&' .,%' ".%'" a. Predi;torsF .9onstant0# Peran P6O# Tingkat Pengetahuan

R 5Suare

49

(. Hasil uji 4no8a memiliki nilai E hitung " #-(" . EJ" #-(" 0 dan QJ!#!!"O!#!,. Hal ini menunjukkan bah7a tingkat pengetahuan dan peran P6O se;ara bersama : sama berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB.
Ta+el !.11. Has l Uj )tat st k Regres L n er AN':A+ 6odel " 5um of 5Suares Df 6ean 5Suare &%.-,(.--* E " .-( " 5ig. .!!"a

Regressio %%.'", n Residual ,&.&! "& Total ",&."""* a. Predi;torsF .9onstant0# Peran P6O# Tingkat Pengetahuan b. Dependent 2ariableF Tingkat =epatuhan

&. 6odel persamaan regresi yang terbentuk adalahF < J >!#%%* . konstanta 0 T !#(*! U" T !#'&- U *eterangan? < U" U J 2ariabel Tingkat =epatuhan Berobat Penderita +imfadenitis TB J 2ariabel Tingkat Pengetahuan J 8ariabel Peran P6O

Berdasarkan persamaan diatas dapat didiskripsikan bah7a apabila di dapatkan 8ariabel tingkat pengetahuan sampai batas nilai maksimum yaitu (! maka didapatkan tingkat kepatuhan berobat pasien limfadenitis TB sebesar !#-"' atau dalam persentase -"#'G yang dapat diartikan bah7a tingkat pengetahuan sampai batas maksimum mampu menjelaskan tingkat kepatuhan pasien limfadenitis TB sebesar -"#'G dan apabila didapatkan 8ariabel peran P6O sampai batas maksimum yaitu " maka didapatkan tingkat kepatuhan berobat pasien limfadenitis TB sebesar !#**, atau dalam persentase **#,G yang dapat

50

diartikan bah7a peran P6O sampai batas maksimum mampu menjelaskan tingkat kepatuhan pasien limfadenitis TB sebesar **#,G.
Ta+el !.12. Has l Uj )tat st k Regres L n er -,e"" 8 entsa 6odel " Instandardi@ed 9oeffi;ients B 5td. Hrror >.%%* .( ' .(*! ."!, 5tandardi@ed 9oeffi;ients Beta .,&* .* " t >.& (.&( (.%!, 5ig. .*', .!!& .!!

.9onstant0 Tingkat Pengetahua n Peran P6O .'&."% a. Dependent 2ariableF Tingkat =epatuhan

51

BAB : PEMBAHA)AN

Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi linier berganda menunjukan bah7a pengetahuan dan peran P6O mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB. /.1 Pengaruh Pengetahuan Terha&a# T ngkat *e#atuhan Ber,+at Pen&er ta L m"a&en t s TB Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bah7a pengetahuan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB . Q J !#!!&O!#!, 0. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat )otoatmodjo . !!( 0# bah7a tindakan seorang terhadap masalah kesehatan pada dasarnya akan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang masalah tersebut. Dalam hal ini# pengetahuan yang dimiliki oleh penderita limfadenitis TB berhubungan dengan tingkat kepatuhan berobat# semakin tinggi pengetahuan penderita tentang penyakitnya maka akan semakin patuh berobat. Hasil penelitian menunjukkan bah7a sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang penyakit limfadenitis TB. 5ebagian besar responden tidak mengetahui tentang penyakit limfadenitis TB serta sisanya. 6ereka hanya mengetahui penyakit limfadenitis TB adalah penyakit dengan benjolan dileher yang disebabkan oleh kebiasaan merokok# angin malam# ganja# dan bahkan ada yang mengatakan L datang dari Tuhan L. Hal ini dikarenakan

52

penyuluhan kesehatan kepada penderita limfadenitis TB untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran berobat tidak pernah dilakukan. Petugas kesehatan hanya memberikan informasi bagaimana ;ara menelan obat dan jad7al mengambil obat. Pengetahuan tentang penyakit limfadenitis TB yang diperoleh dari bangku sekolah yang sebagian besar responden hanya berlatar belakang pendidikan tidak tamat 5D tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan kepatuhan berobat responden. Tingkat pengetahuan yang rendah ini menyebabkan responden seringkali terlambat mengobati penyakitnya atau tidak tuntas melaksanakan pengobatan. 6enurut )atoatmodjo . !!( 0# perubahan perilaku itu mengikuti tahap : tahap yaitu melalui proses perubahanF pengetahuan . kno*ledge 0 : sikap . attitude 0 : praktek . practice 0. Beberapa penelitiaan telah membuktikan hal ini# namun penelitian lainnya juga membuktikan bah7a proses tersebut tidak selalu seperti teori diatas# bahkan dalam praktek sehari : hari terjadi sebaliknya. 6eskipun demikian# Rogers . )otoatmodjo# !!( 0 menyimpulkan bah7a prilaku baru yang melalui proses yang disadari oleh pengetahuan# kesadaran# dan sikap yang positif akan bersifat langgeng . long lasting 0# begitu juga sebaliknya.

/.2 Pengaruh Peran PM' Terha&a# T ngkat *e#atuhan Ber,+at Pen&er ta L m"a&en t s TB Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bah7a peran P6O berpengaruh se;ara bermakna terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB . QJ!#!! O0!#!, 0. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian )asrin

53

. Hliska#

!!, 0 di 5umatera 5elatan# ?a7a Barat# ?a7a Tengah# 5ula7esi

Tenggara# tahun "%%- : "%%% yang menunjukkan bah7a P6O meningkatkan kepatuhan berobat sehingga penderita ;endrung akan mengkonsumsi obat dengan teratur yang mendorong kesembuhan penderita. 6enurut Depkes R$ . !! 0# salah satu komponen DOT5 adalah

pengobatan dengan panduan O4T jangka pendek dengan penga7asan langsung oleh P6O untuk menjamin penderita TB menyelesaikan pengobatan dengan minum obat se;ara teratur di depan P6O. Oleh sebab itu# P6O perlu mendapat penyuluhan bersama dengan penderita sehingga pengobatan dengan men;apai target yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan# bah7a sebagian besar responden

mengatakan peran P6O dalam katagori buruk yaitu sebesar '*#&'G. $ni karena yang menjadi P6O seluruhnya keluarga sehingga mereka merasa tidak perlu berlebih memperhatikan kesehatan responden dan kadang : kadang selalu memberikan dorongan kepada responden untuk menjalani pengobatannya. 5e;ara umum responden yang merasa menerima penghiburan# perhatian# dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seseorang biasanya ;enderung lebih mudah mengikuti nasihat medis dari pada pasien yang tidak mendapat dukungan sosial. ?elaslah bah7a keluarga memainkan peranan yang sangat penting. Berdasarkan hasil 7a7an;ara dengan P6O# bah7a sebagian besar P6O tidak pernah memberikan penyuluhan kepada keluarga penderita yang mempunyai gejala : gejala tersangka TB untuk segera memeriksakan diri kepada petugas kesehatan. Hal ini karena P6O tidak pernah mendapatkan penyuluhan dari

54

petugas kesehatan berkaitan dengan penyakit responden dan tidak pernah diberitahu tugas : tugas mereka sebagai P6O. Biasanya petugas puskesmas akan menanyakan kepada penderita limfadenitis TB nama salah satu anggota keluarga atau orang terdekat yang dapat ditunjuk sebagai P6O namun dengan tugas hanya sebagai pengambil obat jika penderita berhalangan hadir ke puskesmas. Penunjukan P6O ini diketahui oleh penderita dan petugas kesehatan saja tanpa ada tindak lanjut yakni bertemu dengan P6O yang telah ditentukan untuk memberitahu tugas : tugas mereka. 4nggota keluarga yang di;atat sebagai P6O di formulir TB pada dasarnya tidak pernah tahu kalau dirinya adalah seorang P6O yang mempunyai tugas : tugas penting demi ter;apainya kesembuhan penderita TB. Tidak jarang mereka juga tidak mengetahui penyakit apa yang sedang diderita oleh salah satu anggota keluarganya tesebut. Oleh karena itu# peran P6O yang seharusnya memberikan penyuluhan# mendorong# mengingatkan# dan menga7asi penderita limfadenitis TB menelan obat tidak terlaksana sebagaimana mestinya. 5ebagian besar P6O selalu memberi dorongan dan selalu mengingatkan kepada responden untuk berobat# ini karena P6O kha7atir penyakit responden menjadi bertambah parah atau tidak menunjukkan arah kesembuhan dan untuk memberikan semangat kepada penderita dalam menjalani pengobatannya. P6O yang baik adalah yang paling dekat dengan penderita# dihormati# dan disegani penderita. Orang yang dihormati biasanya semua saran yang diberikan akan dilaksanakan oleh penderita. Hal ini sesuai dengan yang dianjurkan oleh WHO# yakni perilaku orang lebih : lebih anak ke;il banyak dipengaruhi orang

55

yang dianggap penting. 4pabila seorang itu penting bagi kita maka apa yang dikatakannya ;enderung untuk dilaksanakan . )otoatmodjo# !!( 0.

56

BAB :I *E)IMPULAN DAN )ARAN

0.1. *es m#ulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut F ". Berdasarkan karakteristik responden# sebagian besar responden berusia , : &% tahun yaitu - responden . &'#!*G 0/ sebanyak "( responden . '*#&'G 0 berjenis kelamin perempuan/ pendidikan responden yang terbanyak adalah tidak tamat 5D yaitu , responden . %#&"G 0/ sebanyak % responden . , #%&G 0. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bah7a pengetahuan responden terbanyak berada pada tingkat rendah yaitu sebanyak "" responden . *&#'"G 0/ sebagian besar responden menyatakan ada efek samping O4T yang dialami yaitu sebanyak "( responden . '*#&'G 0 . 5ebanyak "( responden . '*#&'G 0 menyatakan bah7a peran P6O berada pada kategori buruk/ peran P6O pada kategori sedang hanya & responden . (#,(G 0 dan yang menyatakan peran P6O pada kategori baik tidak ada. (. Berdasarkan hasil penelitian dan berdasarkan hasil cross check maka responden yang termasuk dalam kategori patuh sebanyak " responden

. '!#,%G 0/ sebanyak ( responden . "'#*,G 0 termasuk tidak patuh/ dan sisanya responden . ""#'*G 0 yang tergolong kurang patuh.

57

&. Terdapat penagaruh yang bermakna antara tingkat pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB di Rumah 5akit $slam <atofa =ota Praya# di mana nilai QJ!#!!&. ,. Terdapat penagaruh yang bermakna antara peran P6O terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita limfadenitis TB di Rumah 5akit $slam <atofa =ota Praya# di mana nilai QJ!#!! .

0.1. )aran Berdasarkan hasil penelitian# peneliti mengajukan beberapa saran yaituF ". Dibutuhkan sampel penelitian yang lebih banyak untuk penelitian lebih lanjut lagi mengenai tingkat kepatuhan pasien limfadenitis TB di rumah sakit lainnya agar diperoleh data statistik yang lebih lengkap yang dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis dan sebagai data a7al untuk penelitian selanjutnya. . Diharapkan petugas kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan se;ara berkesinambungan dalam rangka peningkatan pengetahuan penderita limfadenitis TB dan melakukan pelatihan kepada P6O serta mengadakan kunjungan ke rumah penderita limfadenitis TB.

58

You might also like