You are on page 1of 18

BIMBINGAN KONSELING ANAK LUAR BIASA HASIL WAWANCARA KE SEKOLAH LUAR BIASA Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.,Kons Anggota Kelompok :

I Nengah Budhi Saputra I Gede Agus Prawira Mahardika I Wayan Soma Purmawan I Putu Wahyu Budi Kusuma I Made Sumadiyasa

( 1111011009 ) ( 1111011017 ) ( 1111011029 ) ( 1111011033 ) ( 1011011103 )

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2013

Laporan Wawancara Di Sekolah Luar Biasa

Hasil Wawancara di SLB N Tabanan ( Jl. Pulau Batam No. 40 Tabanan ). A. Jenis ABK yang diasuh. Tuna Rungu. Tuna Grahita. Tuna Wicara. Tuna Netra, dll. Kecuali Tuna Laras

B. Proses Pendidikan yang Dilaksanakan. Muatan kognitif dan skill yang diberikan berbeda tiap jenjang pendidikan mulai dari SD dengan muatan kognitif 65% dan skill 35%, SMP 70% kognitif dan 30% skill, SMA 75% kognitif dan 25% skill. Isi. Isi materi sama dengan yang dilakukan pada kelas reguler dalam hal materi kognitif. Skill yang diajarkan pada siswa seperti skill tata rias kecantikan pengantin, melukis, pertamanan, merajut kain, membuat keramik, membuat batako, tata boga. Proses pelaksanaannya. Pelaksanaannya masih dengan cara klasikal dengan masing-masing kelas melebihi kapasitas ideal untuk pendidikan di SLB ( 4 6 siswa per- kelas ) yaitu sejumlah 10 orang siswa masing-masing kelas. Hal ini dikarenakan kekurangan jumlah ruangan kelas dan tenaga pendidik yang terdapat di SLB N Tabanan. Proses pendidikannya hampir sama dengan reguler di mana disiapkan RPP untuk rencana pendidikan yang diberikan namun 1 RPP untuk 1 kelas ( idealnya 1 RPP 1 siswa ). Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi adalah dengan menggunakan Total Communication ( menggunakan lebih dari 1 bahasa jika suatu bahasa yang di gunakan tidak dapat mencapai tujuan komunikasi ). Materi kognitif yang diberikan kurang lebih sama dengan materi kognitif pada kelas reguler yaitu ada pembelajaran

menghitung, bahasa, dll. Pemilihan pendidikan skill yang dilakukan adalah sesuai dengan keinginan siswa dalam artian melihat ketertarikan siswa terhadap skill tertentu yang ditawarkan. Untuk siswa yang sudah tamat sekolah diberikan program Transisi Pasca Sekolah yaitu siswa yang sudah tamat pendidikan akan diarahkan pada suatu keterampilan yang diminatinya, serta anak tersebut akan dibantu dalam hal pengadaan alat-alat untuk mengaplikasikan keterampilan yang ia peroleh sebelumnya. Media pendidikan yang digunakan. Buku. Alat peraga. Komputer. Audio meter ( Tuna Rungu ). Sound Box. Speech Trainer. Abjad Jari, dll.

Evaluasi. UN ( kecuali Tuna Grahita ). Observasi ( melihat kelakuan siswa ). Unjuk kerja. Wawancara dengan orang tua.

C. Tenaga Pendidik. Staf Pengajar. I Made Warsawan, S.Pd. Drs. I Gede Wayan Arnawa, Sp.Th. Drs. I Ketut Warsana. I Wayan Sujarna, S.Pd. I Gede Putu Awana, S.Pd. Herman, S.Pd. Sumartono, S.Pd. Dra. Ni Nyoman Sulastri.

Ni Made Kardi, S.Pd. I Wayan Wijana, S.Pd.H. Maryunah, S.Pd. Drs. I Wayan Cager. Ni Nyoman Sukri Priani, S.Pd. Ketut Ari Ayu Saraswati, S.Psi. Sri Minarti, S,Pd. I Made Yoga Astawan, S.Pd. Ni Ketut Arsini, S.Kom. Ni Kade Kurniani, S.Pd.B. I Made Adhi Yuniarta, S.S. I Nyoman Melarta Sedana, S.Kom. Ni Luh Kadek Sri Ernayani, S.E. Ni Nyoman Ayu Anita Sari, S.S. I Made Widyantara, S.Sn. Ni Wayan Yuliani, S.Pd. Ni Luh Ratna Widyaningsih, S.Ag. Nyoman Sastrawan, S.Pd. Sri Purwanti I Nyoman Gede Adhi Darmawan, S.Pd.

Jumlah tenaga pengajar di kelas. 28 orang.

Hubungan sekolah dengan orang tua. Sekolah menjalin hubungan dengan orang tua dalam hal pelaksanaan pendidikan seperti evaluasi siswa tentang bagaimana kelakuan siswa tersebut di rumah, mengikuti rapat antara guru dengan orang tua murid untuk membahas berbagai hal yang bersangkutan dengan keperluan pendidikan di SLB tersebut ( SPP, program pendidikan ).

Hasil Wawancara Di Yayasan Kemala Bhayangkari SLB/C Tabanan. ( Sumbung Gede Kerambitan ) A. Jenis ABK yang Diasuh. Tuna Netra. Tuna Grahita. Tuna Wicara. Tuna Rungu, dll. Kecuali Tuna Laras.

B. Proses Pendidikan yang Dilaksanakan. Muatan kognitif untuk tingkat SD lebih banyak dikarenakan siswa SD masih perlu untuk belajar kognitif lebih banyak, sedangkan untuk siswa SMP dan SMA pemberian materi skill sebesar 70% dan 30% kognitif hal ini untuk mempersiapkan siswa nantinya ketika selesai mengikuti pendidikan di SLB tersebut. Isi. Materi kognitif yang diberikan hampir sama dengan materi kognitif yang diberikan pada sekolah reguler. Untuk pendidikan sekill yang diberikan pada siswa yaitu meliputi beberapa skill yang diminati oleh siswa seperti skill salon kecantikan, membuat batako, kewirausahaan, spa, mejejaitan, membuat tas, merangkai bunga, membuat layang-layang dan membuat asbak. Proses pendidikan. Proses pendidikan yang dilaksanakan masih menggunakan sistem klasikal yaitu dalam 1 kelas terdapat sekitar 10 orang siswa dengan 1 orang pengajar. Pelaksanaannya masih dengan cara klasikal ini dengan masing-masing kelas melebihi kapasitas ideal untuk pendidikan di SLB ( 4 6 siswa per- kelas ) yaitu sejumlah 10 orang siswa masingmasing kelas. Hal ini dikarenakan kekurangan jumlah ruangan kelas dan tenaga pendidik yang terdapat di SLB Bhayangkari. Proses pendidikannya hampir sama dengan reguler di mana disiapkan RPP untuk rencana pendidikan yang diberikan namun 1 RPP untuk 1 kelas ( idealnya 1 RPP 1 siswa ). Bahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi adalah dengan menggunakan Total Communication ( menggunakan lebih dari 1 bahasa jika suatu bahasa yang di gunakan tidak dapat mencapai tujuan komunikasi ) dan menggunakan bahasa isyarat lokal dan internasional. Materi kognitif yang diberikan kurang lebih sama dengan materi kognitif pada kelas reguler yaitu ada pembelajaran menghitung, bahasa, dll. Pemilihan pendidikan skill yang dilakukan adalah sesuai dengan keinginan siswa dalam artian melihat ketertarikan siswa terhadap skill tertentu yang ditawarkan. Media yang digunakan. LCD. Gambar. Praktek Lapangan. Alat Peraga. Puzzle, dll.

Evaluasi pendidikan. Tes rapor. Ujian semester. Laporan perkembangan ( TK ). Ujian ( SD, SMP ) Observasi ( jika tidak bisa dengan pendidikan kualitatif ) Wawancara orang tua.

C. Tenaga Pendidik. Staf pengajar. Nyoman Karsana. I Ketut Yarta. Ni Wayan Londri. Nyoman Warta. Jumariyah, S.Psi. Nurhayati. Nur Rofik. Tumijah.

Prabowo. Dra. Ni Ketut Very S. Rusdi. Zuliati. Niken K. Ni Wayan Wiardi. A. A. Gunawan. I Wayan Sumadi. Budiarta. Pande Budiarta. Ni Ketut Kariani.

Jumlah tenaga pengajar di kelas. 10 orang.

Hubungan sekolah dengan orang tua. Sekolah menjalin hubungan dengan orang tua melalui rapat orang tua yang dilaksanakan 1 tahun sekali untuk membahas RPABS dan biaya lainnya untuk program pendidikan di SLB tersebut, termasuk SPP.

Lampiran

10

11

12

13

14

15

16

17

18

You might also like