Professional Documents
Culture Documents
Oleh : Subhiyawati Burhan C 111 08 004 Pembimbing: dr. Muliana Supervisor : Dr. Ruslinah HTM, Sp.M, DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014
Identitas Pasien
Nama Umur Agama Jenis kelamin Suku / Bangsa Alamat Pekerjaan Tanggal masuk No. Reg Pemeriksa Tempat : Tn. D :63 tahun : Islam : Laki-laki : Bau-Bau / Indonesia : Jl. Bung : wiraswasta : 13 Januari 2014 : 645516 : dr. Y : RS Wahidin Sudirohusodo
Anamnesis
Keluhan utama : Benjolan pada kelopak mata kiri Dialami sejak 10 tahun lalu dan memberat dalam 3 bulan terakhir. Awalnya benjolan sebesar kelereng di kelopak mata kiri bagian atas yang makin lama makin membesar seperti biji kemiri. Nyeri (+), mata merah (+), penurunan penglihatan (+) sejak 3 bulan terakhir, air mata berlebih (+), kotoran mata berlebih(+).riwayat pengobatan sebelumnya (+) pada tahun 2005 dan dianjurkan operasi namun pasien menolak. Riwayat trauma (-), riwayat DM (+) sekitar 4 tahun lalu tidak berobat teratur, riwayat HT tidak diketahui,. Riwayat memakai kacamata (-). Riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama (-).
Foto Klinis
Pemeriksaan
Status generalis : Sakit sedang / Gizi cukup / Compos mentis Tanda vital :
TD N P S : 130/70 mmHg : 88x/mnt : 22x/mnt : 36,8 C
Pemeriksaan Oftalmologi
PEMERIKSAAN 1. Palpebra OD Edema(-), lebar fissura palpebra 13 mm OS nampak benjolan di palpebra superior ke arah vertikal sebesar biji kemiri, warna sama dengan sekitar, lebar fissura palpebra 5 mm
0
0 0 6. Kornea 7. Bilik Mata Depan 8. Iris 9. Pupil Jernih Normal Coklat, kripte (+) Bulat sentral
0
0 Keruh
0
0 0 2
OD Tn
OS Tn
2. Nyeri tekan
3. Massa tumor
4. Glandula pre-aurikuler
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Status Lokalis
Bola mata kiri nampak proptosis kearah inferonasal, palpebra edema (+), lagoftalmus (+), sekret pada margo palpebra (+), silia lengket. Massa tumor (+) pada palpebra superior bagian lateral ukuran 3x5x1,5, permukaan berbenjol-benjol, konsistensi kenyal, terfiksir, warna sama dengan sekitar, nyeri tekan (+). Konjungtiva hiperemis (+) mix injeksi, kornea keruh, Bilik mata depan kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, lensa keruh.
Tonometri TOD: 17,3 mmHg TOS: 12,2 mmHg Pemeriksaan VOD: 6/19 VOS: 1/300
Pupil
Bulat, sentral,
Bulat sentral,
Slit Lamp
SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa keruh. SLOS : Konjungtiva hiperemis (+), mix injeksio, kornea keruh, BMD normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa keruh.
Oftalmoskop
FOD : Refleks fundus (+), papil N II berbatas tegas, CDR 0-3, A/V : 2/3, makula : reflex fovea sulit dinilai, retina perifer kesan menipis. FOS : Refleks fundus (+) dibagian perifer kesan suram. Detail lain sulit dinilai karena terhalang kekeruhan kornea.
Penunjang
WBC RBC HGB PLT 5,3x103 4, 34x106 12,4 188
GDS
UR CR GOT GPT CT BT PT APTT
271
38 1,39 18 21 700 300 12,2 24,2
Na
K Cl HbsAg
149
3,9 113 Negatif
Resume
Seorang laki-laki berusia 63 tahun, datang dengan keluhan benjolan pada kelopak mata kiri, yang dialami sejak 10 tahun sebelum masuk rumah sakit memberat dalam 3 bulan terakhir. Awalnya benjolan sebesar kelereng di kelopak mata kiri bagian atas yang makin lama makin membesar seperti biji kemiri. Nyeri (+), mata merah (+), penurunan penglihatan (+) 3 bulan lalu, hiperlakrimasi (+), sekret (+). Riwayat DM (+) sekitar 4 tahun lalu tidak berobat teratur, riwayat HT tidak diketahui, riwayat pengobatan sebelumnya (+) pada tahun 2005 dan dianjurkan operasi namun pasien menolak. Riwayat memakai kacamata (-). Riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama (-).
Pada inpeksi oculus dextra kesan normal lensa keruh. Pada inspeksi oculus sinistra, nampak benjolan di palpebra superior ke arah vertikal sebesar biji kemiri, fisura palpebra 5 mm, warna sama dengan sekitar, konjungtiva hiperemis (+),silia sekret (+), lakrimasi (+), kornea keruh, lensa keruh, mekanisme muskular terbatas. Pada palpasi oculus dextra kesan normal, oculus sinistra teraba massa ukuran 3x5x1,5 di palpebra superior, konsistensi kenyal, berbenjolbenjol, terfiksir, tidak mudah berdarah dan tidak ada pembesaran kelenjar preaurikler. Pada pemeriksaan visus di dapatkan VOD: 6/19 VOS: 1/300, Pemeriksaan slit lamp oculus dextra kesan normal, lensa keruh. Pada oculus sinistra, tampak benjolan di palpebra superior ukuran 3x5x1,5 cm, permukaan tidak rata, terfiksir, sekret (+). Konjungtiva hiperemis (+), kornea keruh, BMD normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa keruh.
Diagnosis
OS susp. Tumor glandula lakrimal + keratitis eksposure ODS katarak senil imatur
Rencana Tindakan
Rencana pemeriksaan CT Scan dan foto thoraks PA Rencana ekstirpasi tumor dan eksenterasi jika ditemukan sel-sel ganas (frozen section)
Prognosis
Quo ad Vitam Quo ad Sanationem Quo ad Visam Quo ad Cosmeticum : Dubia : Dubia : Malam : Malam
Pendahuluan
Massa pada glandula lakrimal dapat secara umum terbagi atas inflamasi dan neoplasma. Penyebab inflamasi tidak jarang disebabkan oleh dakrioadenitis, sarcoidosis, dan pseudotumor sedangkan Lesi neoplasma dari glandula lakrimal sebagian besar berasal dari sel epitel dimana kira-kira 50% jinak dan 50% ganas
Lesi jinak terdiri atas adenoma pleomorfik (benign mixed cell tumors), hiperplasia limfoid reaktif jinak dan onkositoma. Tumor ganas pada glandula lakrimal misalnya karsinoma kistik adenoid, adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, karsinoma mukoepidermoid dan limfoma maligna.
Epidemiologi
Tumor pada glandula lakrimal berkisar 57% dari neoplasma pada orbita lebih jarang terjadi pada anak. Perbandingan antara tumor jinak dan ganas yaitu 10:1. Frekuensi neoplasma jinak paling sering terjadi yaitu tumor epitelial glandula lakrimal sedangkan pada tumor ganas yaitu karsinoma kistik denoid dan adenokarsinoma pleomorfik.
fisiologi
Sekresi basal air mata perhari diperkirakan berjumlah 0,75-1,1 gram Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata utama yang terletak di fossa lakrimalis Kelenjar Krause dan Wolfring identik dengan kelenjar utama yang menghasilkan cairan serosa namun tidak memiliki sistem saluran. Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam konjungtiva, terutama forniks superior
Sistem ekskresi terdiri atas punkta, kanalikuli, sakus lakrimalis, dan duktus nasolakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup mirip dengan risleting mulai di lateral, menyebarkan air mata secara merata di atas kornea, dan menyalurkannya ke dalam sistem ekskresi pada aspek medial palpebra
Air mata disekresikan oleh aparatus lakrimalis dan disertai dengan mukus dan lipid oleh organ sekretori dari sel-sel pada palpebra serta konjungtiva. Air mata akan disekresikan secara refleks sebagai respon dari berbagai stimuli. Stimulus tersebut dapat berupa stimuli iritatif pada kornea, konjungtiva, mukosa hidung, stimulus pedas yang diberikan pada mulut atau lidah, dan cahaya terang
Klasifikasi
Manifestasi Klinis
Gambaran bervariasi tiap pasien mulai dari yang tidak bergejala namun memiliki massa pada bagian temporal palpebra yang kadang diabaikan pasien yang menyebabkan terjadinya proptosis, diplopia, dan ada massa yang mengganjal. Riwayat penyakit sudah lama (>1-2 tahun) atau akut. Nyeri Proptosis Diplopia pergeseran massa ke inferonasal dari bagian superotemporal.
Pemeriksaan
Pemeriksaan oftalmologi Pemeriksaan status lokalis tumor Penunjang MRI/CT Scan USG Biopsi Imunohistokimia
Diferensial Diagnosis
Dakrioadenitis Limfoma Kista duktus lakrimalis Lesi limfoepitelial jinak
Tatalaksana
Eksenterasi orbital radiasi jika terdapat lesi limfoid dengan total radiasi 2000-3000cGy. Pemberian agen antineoplasma jika ada penyebaran sistemik.
Prognosis
Tergantung stadium keganasan