You are on page 1of 49

PERSPEKTIF DAN IMPLEMENTASI HUKUM TERHADAP PERLINDUNGAN ANAK MENURUT UNDANG UNDANG NO.

23 TAHUN 2002 SERTA PERMASALAHAN HUKUMNYA By Timur Abima yu! SH.MH


Pendahuluan :
Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia, tercantum bah a setiap arga negara berhak mendapat penghidupan, pendidikan, dan peker!aan "ang la"ak serta status hukum "ang sama dimata hukum# Penulis memilih !udul Perlindungan $nak dalam rangka memenuhi tugas Pengantar Ilmu %ukum1 dikarenakan menurut pandangan penulis masih ban"ak sekali anak-anak di negeri ini "ang tidak endapatkan hak- hak mereka seperti "ang sa"a sebutkan diatas# Padahal merupakan alaupun masih anak-anak mereka !uga arga negara bangsa ini "ang seharusn"a !uga mendapat perlakuan "ang

sama dari pemerintah dan &egara# Dimana anak !uga merupakan salah satu aset terpinting suatu negara, hal ini dikarenakan merekalah "ang nantin"a akan men!adi generasi penerus bangsa ini# 'engingat tanggung !a ab moral "ang akan mereka pikul ketika de asa nanti, sudah seharusn"a mereka mendapatkan sesuatu "ang la"ak di kehidupan mereka, terutama di bidang pendidikan dan perlindungan dari kekerasan#( Dengan pemberlakuan Perlindungan anak "aitu UU &o# () *ahun (++( tentang perlindungan anak adalah amanat "ang diberikan $llah kepada kedua orang tua untuk di!aga, dididik dan dilindungi# Perlindungan terhadap anak tidak han"a diberikan setelah ia lahir tapi ba"i "ang masih di dalam kandunganpun !uga karena itu, orang tua sebagai orang terdekat dari anak maka a!ib dilindungi# ,leh a!ib melindungi ba"i

sampai ia de asa nanti#) Undang Undang &o# () *ahun (++( *entang Perlindungan $nak, dalam Pasal I butir I UU &o# ()-(++( berbun"i: .$nak adalah seseorang "ang belum berusia 1/ 0delapan belas tahun1, termasuk anak "ang masih dalam
# %2$# %art, *h 3onsept o4 2a , 0londn : ,54ord Uni6ersit" Pes, 19711, hal#)(# # 8ar!ono 8oekanto, 'engenal 8osiologi %ukum# 09andung : Penrit : P*#3itra $dit"a 9akti, 19/91, hal##()# ) # Donal 9lack, *he 9eha6ior o4 2a , 0&e :ork : $cademic Press, 19;71, hal, (5#
( 1

kandungan<#Pengertian dan batasan tentang anak sebagaimana dirumuskan dalam pasal I butir I UU &o#()-(++( ini, tercakup ( 0dua1 4aktor penting "ang men!adi unsur de4inisi
4

anak, "akni: < Pertama, seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun. Dengan demikian, setiap orang yang telah melewati batas usia 18 tahun, termasuk orang yang secara mental tidak cakap, dikualifikasi sebagai bukan anak, yakni orang dewasa. Dalam hal ini, tidak dipersoalkan apakah statusnya sudah kawin atau tidak. Kedua, anak yang masih dalam kandungan. Jadi, UU o.!"#!$$! ini bukan hanya melindungi anak yang sudah lahir tetapi diperluas, yakni termasuk anak dalam kandungan%. 'engenai pengertian dan batasan usia anak dalam UU &o# ()-(++(, bukan

dimaksudkan untuk menentukan siapa "ang telah de asa, dan siapa "ang masih anakanak# 8ebalikn"a, dengan pendekatan perlindungan, maka setiap orang 0e6er" human being1 "ang berusia di ba ah 1/ tahun- selaku sub"ek hukum dari UU &o# ()-(++( : mempun"ai hak atas perlindungan dari &egara "ang di u!udkan dengan !aminan hukum dalam UU &o# ()-(++(# Pendapat pakar hukum &ur %as"im "ang dimaksud dengan anak5 adalah seseorang "ang belum berusia 1/ tahun termasuk "ang masih dalam kandungan ibun"a, "ang merupakan amanah dan karunia *uhan :ang 'aha =sa, memiliki harkat, martabat serta hak-hak sebagai manusia "ang harus dihormati# $nak merupakan tunas, potensi serta generasi penerus cita-cita bangsa# $nak "ang merupakan potensi dan sumber da"a manusia bagi pembangunan nasional, memerlukan pembinaan dan perlindungan# Dimana anak merupakan in6estasi unggul untuk melan!utkan kelestarian peradaban sebagai penerus bangsa, maka haruslah diperhatikan pendidikan dan hak-hakn"a# ,rang tua memiliki tugas "ang amat penting dalam men!aga dan memperhatikan hak-hak anak# >e a!iban melindungi hak anak agar anak akan tumbuh dengan sempurna, sehat !asmani dan rohani sehingga dapat men!adi generasi penerus bangsa# 8e"og"an"a anak harus dipandang sebagai aset berharga suatu bangsa dan negara di masa mendatang
# 8at!ipto Rahar!o, Ilmu %ukum, 0bandung, $umni, 19/(1, h, )1+# 5 R# ,t!e 8alman, 8osiologi %ukum : 8uatu Pengantar, 09andung : Penerbi 3?, $rmico, 199(1, hal#1)#
4

"ang harus di!aga dan dilindungi hak-hakn"a# %al ini dikarenakan bagaimanapun !uga di tangan anak-anak lah kema!uan suatu bangsa tersebut akan ditentukan# >arena semakin modern suatu negara, seharusn"a semakin besar perhatiann"a dalam menciptakan kondisi "ang kondusi4 bagi tumbuh kembang anak-anak dalam rangka perlindungan# Perlindungan "ang diberikan negara terhadap anak @ anak meliputi berbagai aspek kehidupan, "aitu aspek ekonomi, sosial, buda"a, politik, hankam maupun aspek hukum#7 Pendapat pakar hukum lainn"a : 9arda &a a i $rie4, dimana perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak (4undamental rights and 4reedoms o4 children) serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kese&ahteraan anak. ('arda awawi (rief,1))8*1++). Perlindungan hukum bagi anak mempun"ai spektrum "ang cukup luas# Dalam berbagai dokumen dan pertemuan internasional terlihat bah a perlun"a perlindungan hukum bagi anak dapat meliputi berbagai aspek, "aitu: 0a1 perlindungan terhadap hak-hak asasi dan kebebasan anakA 0b1perlindungan anak dalam proses peradilan;A 0c1 perlindungan kese!ahteraan anak 0dalam lingkungan keluarga, pendidikan dan lingkungan sosial1A 0d1 perlindungan anak dalam masalah penahanan dan perampasan kemerdekaanA/ 0e1 perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi 0perbudakan, perdagangan anak, pelacuran, pornogra4i, perdagangan-pen"alahgunaan obat-obatan, memperalat anak dalam melakukan ke!ahatan dan sebagain"a1A 041 perlindungan terhadap anak-anak !alananA 0g1 perlindungan9 anak dari akibat-akibat peperangan-kon4lik
#Beert, %artC, 3unningham, *urner, dan 2e6i 8trauss, 8truktur 8osial, $gama dan Upacara, #"ahoo#co# *gl () ,ktober (++4# ; # '# Durash 8hihab, Ea asan $l DurFan, 3et#>e IG, 09andung : 'iCan, 19991 h#(5)# / # 'uhammad @%u4", $hmad, $khlak &abi 'uhammad 8$E : >eluhuran dan >emuliaan# 0!akarta : 9ulan 9intang, 19/;1, h# 15# 9andingkan uraian, $hmadamin, =tika 0Ilmu $khlak1, 0 Hakarta : 9ulan 9intang, 19/;1, h#7(# dikutip dari
7

#Irans 'agnis 8uso, =tika Dasa 'asalah-masalah Pokok Iilsaat 'oral, 0:og"akarta, 19/51,

h#1/-(+#

bersen!ataA 0h1 perlindungan anak terhadap tindakan kekerasan# 09arda &a a i $rie4, 199/:1571# >ese!ahteraan1+ anak merupakan orientasi utama dari perlindungan hukum# 8ecara umum, kese!ahteraan anak tersebut adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak "ang dapat men!amin pertumbuhan dan perkembangann"a dengan a!ar, baik secara rohani, !asmani maupun sosial#0Paulus %adisuprapto, 1997:;1# 9erdasarkan prinsip non- diskriminasi,11 kese!ahteraan merupakan hak setiap anak tanpa terkecuali# 'aksudn"a adalah bah a setiap anak baik itu anak dalam keadaan normal maupun anak "ang sedang bermasalah tetap mendapatkan prioritas "ang sama dari pemerintah dan mas"arakat dalam memperoleh kese!ahteraan tersebut# >ondisi anak de asa ini "ang sangat mengkha atirkan seharusn"a men!adi perhatian utama pemerintah dan mas"arakat#1( Realita menun!ukkan bah a kese!ahteraan anak untuk saat ini, nampakn"a masih !auh dari harapan# 8eperti "ang telah kita ketahui bersama bah a tidak sedikit anak "ang men!adi korban ke!ahatan dan dieksploitasi dari orang de asa, dan tidak sedikit pula anak-anak "ang melakukan perbuatan men"impang,1) "aitu kenakalan hingga mengarah pada bentuk tindakan kriminal, seperti narkoba, minuman keras, perkelahian, pengrusakan, pencurian bahkan bisa sampai pada melakukan tindakan pembunuhan# Perilaku men"impang "ang dilakukan anak ini disebabkan oleh beberapa 4aktor internal maupun eksternal dari si anak, di antaran"a adalah perkembangan 4isik dan !i an"a 0emosin"a1 "ang belum stabil, mudah tersinggung dan peka terhadap kritikan, serta karena disebabkan pengaruh lingkungan sosial di mana anak itu berada#0Batot 8upramono, (+++:41# Perilaku men"impang anak-anak tersebut 0atau "ang disebut !uga
#Ronn" %aniti!o 8oemitro, 9eberapa 'asalah Dalam 8tudi %ukum dan 'as"arakat, 09andung, Remad!a >ar"a, 19/1, hal#5)# 11 #Roscoe Pound, Interpretation o4 2egal %istor", U8$ : %olmes %each, Plorida, 19/7, hal#174# 1( $hmad $li, 'enguak *abir %ukum 0suatu >a!ian Iiloso4i dan 8osiologis, Bunung $gung, Hakata, (++(, hal# //# 1) # =ngineering Interpretation diambil dari 9ab ?II buku Rocoe Pound "ang ber!udul : Interpretation o4 2egal %istor"# 0U8$ : %olmes %each, Plorida, 19/71, %al#141-175#
1+

dengan deli,uency1 tidak dapat dipandang mutlak sama dengan perbuatan men"impang "ang dilakukan orang de asa# 'eskipun pada prinsipn"a !enis perbuatann"a sama, namun tingkat kematangan 4isik dan emosi anak masih rendah, dan masa depan anak seharusn"a dapat men!adi pertimbangan dalam hal menentukan perlakuan "ang tepat terhadap mereka# *erhadap anak "ang melakukan perbuatan "ang men"impang, sikap "ang ditun!ukkan mas"arakat dan pemerintah seringkali kurang ari4# $nggapan atau stigma sebagai anak nakal atau pen!ahat seringkali diberikan kepada mereka, bahkan dalam proses peradilan, mereka kerapkali diperlakukan tidak adil# 8ehingga "ang ter!adi adalah anak-anak pelaku ke!ahatan tersebut men!adi korban struktural dari para penegak hukum# 9eberapa produk perundang-undangan sebenarn"a telah dibuat guna men!amin terlaksanan"a perlindungan hukum bagi anak# misaln"a, Undang-undang &omor () *ahun (++( tentang Perlindungan $nak, Undang-undang &omor 4 *ahun 19;9 tentang >ese!ahteraan anak dan Undang-undang &omor ) *ahun 199; tentang Pengadilan anak# 'engingat anak dipandang sebagai sub!ek khusus dalam hukum, maka peraturan perundang-undangan tersebut memuat berbagai kekhususan tentang anak, "aitu kekhususan perlakuan hukum terhadap anak baik sebagai korban maupun anak sebagai pelaku, baik dalam proses pengadilann"a hingga pada pen!atuhan sanksi "ang dikenakan dan lembaga pemas"arakatann"a# >ekhususan-kekhususan tertentu mengenai cara memperlakukan anak-anak pelaku ke!ahatan dalam berbagai undang-undang, pada ken"ataann"a tidak men!amin tindakan para penegak hukum dalam memperlakukan anak pelaku ke!ahatan secara ari4 dan bi!aksana dengan memperhatikan kondisi internal anak-anak dan pengaruh !angka pan!ang bagi masa depann"a# Pada masalah ini dikarenakan, masih ban"ak penegak hukum "ang kurang memperhatikan hak-hak anak pelaku tindak pidana# 'ereka kerapkali memperlakukan mereka sama dengan pelaku "ang sudah de asa, semisal mereka diletakkan di 2embaga Pemas"arakatan "ang sama dengan pelaku de asa umumn"a tanpa mempertimbangkan ekses-ekses negati4 "ang timbul dari tindakan tersebut#

2ingkup perlindungan anak :


Perlindungan anak sebagai pelaku tindak pidana sama pentingn"a dengan perlindungan anak sebagai korban# 9ertolak dari pemikiran tersebut, maka penulis dalam makalah ini men4okuskan pada ka!ian terhadap perlindungan anak dilihat dari ( 0dua1 sudut pandang "akni anak sebagai pelaku dan anak sebagai korban ditin!au dari peraturan perundang-undangan "ang berlaku di Indonesia dan 'ei&ing -ules. 9ahasan pertama mengenai kedudukan anak di mata hukum, kemudian bahasan "ang kedua adalah mengenai perlindungan "ang diberikan hukum kepada anak sebagai pelaku tindak pidana "ang dikaitkan hukum pidana positi4 "ang berlaku dan 'ei&ing -ules.

Permaalahan hukum :
9erdasarkan uraian tersebut diatas, adan"a permasalahan hukum pada Perlindungan anak "ang men!adi perhatian penulisan "aitu : 1# (pa yang men&adi landasan hukum apa yang melindungi anak . anak /ndonesia0 !. 1ampai se&auhmanakah implementasi UU o. !" 2ahun !$$! tentang perlindungan anak di&alankan 0 !. (pa tugas, alasan, dan landasan hukum dibentuknya lembaga nasional 3omisi 4erlindungan (nak (34()0 ". (pa sa&a hal . hal yang dianggap melanggar UU perlindungan anak0

Dasar %ukum :
8umber-sumber hukum meliputi "ang terdapat pada : 1# Undang-undang Dasar 1945 pasal (/9 a"at (# (# Undang Undang &o# () *ahun (++( tentang perlindungan anak# )# >itab undang-undang hukum pidana# 4# UU &o# 4 tahun 19;9 tentang >ese!ahteraan $nak# 5# UU &o# ) *ahun 199; tentang Pengadilan $nak# 7# UU &o# 4 tahun 199; tentang Pen"andang 3acat# ;# UU &o# (( tahun 199; tentang narkotika# /# UU &o# () *ahun 199( tentang >esehatan# 9# UU &o# (+ *ahun (++) tentang 8istem Pendidikan &asional# 1+#UU &,# 1) tahun (++) tentang >etenagaker!aan# 11#UU &o# () *ahun (++4 tentang Penghapusan >ekerasan Dalam Rumah *angga# 1(#UU &o#1( *ahun (++5 tentang ke arganegaraan#

1)#UU &o# () *ahun (++7 tentang $dministrasi >ependudukan# 14#UU &o# 1) *ahun (++7 tentang Perlindungan 8aksi >orban# 15#UU &o# (1 tahun (++; tentang P*PP, : setiap orang "ang melakukan tindak pidana perdagangan orang dan korbann"a adalah anak, maka ancaman pidanan"a ditambah sepertiga# 17#RPH'& (++4-(++9 0Peraturan Presiden &o# ; *ahun (++51,Peningkatan kese!ahteraan dan perlindungan anak merupakan salah satu dari agenda menciptakan Indonesia "ang adil dan demokratis# 1;#R>P (++7 dan R>P (++; : Pengarusutamaan anak merupakan salah satu program pembangunan, dan harus dilakukan untuk memastikan kebi!akan- program- kegiatan pembangunan peduli- ramah anak#

Pe "#r$ia P#r%i &u "a a a' ( 14


$nak mempun"ai hak "ang bersi4at asasi, sebagaimana "ang dimiliki orang de asa, hak asasi manusia 0%$'1#15 Pemberitaan "ang men"angkut hak anak tidak segencar sebagaimana hak-hak orang de asa 0%$'1 atau isu gender, "ang men"angkut hak perempuan# Perlindungan hak anak17 tidak ban"ak pihak "ang turut memikirkan dan melakukan langkah-langkah kongkrit# Demikian !uga upa"a untuk melindungi hak-hak anak "ang dilanggar "ang dilakukan negara, orang de asa atau bahkan orang tuan"a sendiri, tidak begitu menaruh perhatian akan kepentingan masa depan anak# Dimana anak merupakan belahan !i a, gambaran dan cermin masa depan, aset keluarga, agama, bangsa dan negara#1; Di berbagai negara dan berbagai tempat di negeri ini, anak-anak !ustru mengalami perlakuan "ang tidak semestin"a, seperti eksploitasi anak, kekerasan terhadap anak, di!adikan alat pemuas seks, peker!aanak, diterlantarkan, men!adi anak !alanan dan korban perang- kon4lik bersen!ata#

14 15

Jainuddin $li, Ilmu %ukum dalam 'as"arakat Indonesia, 0Palu, :'I9, (++11, hal (19#

15# E ign!odipoero, 8oero!o#Pengantar dan $sas-$sas %ukum $dat 0Hakarta : 3?#%a!i 'asagung, 19/)1, hal#;7-;;#

# 8oer!ono 8oekanto dan 'ustapa $bdullah, %ukum $dat Indonesia# 0Hakarta : Ra!a ali Press, 19/)1, hal#19)
1;

17

#$'# 8ae4uddin, =konomi dan 'as"arakat dalam Pres4ekti4 Islam, 0!akarta : Ra!a ali,

19/;1, hal##11)#

'enurut data "ang dikeluarkan U&I3=I dalam kurun =thiopia,

1/

tahun 1995, diketahui bah a

aktu sepuluh tahun terakhir, hampir ( !uta anak-anak te as, dan 4-5 !uta $4ghanistan dan Buatemala, anak-anak di!adikan peserta

anak-anak cacat hidup akibat perang# Di beberapa negara, seperti Uganda, '"anmar, tempur (combatan) dengan dikenakan a!ib militer# 8emua ter!adi akibat kedahs"atan

mesin perang "ang diproduksi negara-negara industri, "ang pada akhirn"a memba a penderitaan bukan han"a dalam !angka pendek, tetapi !uga berakibat pada !angka pan!ang "ang men"angkut masa depan pembangunan bangsa dan negara# Demikian !uga di negara-negara "ang dalam keadaan aman,"ang tidak mengalami kon4lik bersen!ata, telah ter!adi pelanggaran terhadap hak-hak anak akibat pembangunan ekonomi "ang dilakukan, seperti peker!a anak (child labor), anak !alanan (street children), peker!a seks anak (child prostitution), penculikan dan perdagangan anak (child trafficking), kekerasan anak (5iolation) dan pen"iksaan (turtore) terhadap anak# Pada &egara Indonesia pelanggaran hak-hak anak baik "ang tampak mata maupun tidak tampak mata, men!adi pemandangan "ang laCim dan biasa diberitakan di media masa, seperti mempeker!akan anak baik di sektor 4ormal, maupun in4ormal, eksploitasi hak-hak anak# Upa"a mendorong prestasi "ang terlampau memaksakan kehendak pada anak secara berlebihan, atau untuk mengikuti berbagai kegiatan bela!ar dengan porsi "ang melampaui batas ke a!aran agar mencapai prestasi seperti "ang diinginkan orang tua# *ermasuk !uga meminta anak menuruti kehendak pihak tertentu 0produser1 untuk men!adi pen"a"i atau bintang cilik, dengan kegiatan dan !ad al "ang padat, sehingga anak kehilangan dunia anak-anakn"a# Pada sisi lain sering di!umpai perilaku anak "ang diketegorikan sebagai anak nakal atau melakukan pelanggaran hukum, tapi tidakmendapat perlindungan hukum sebagaimana mestin"a dalam proses hukum# %ak-hak "ang mereka miliki diabaikan begitu sa!a dengan perlakukan "ang tidak manusia i oleh pihak tertentu, dan kadang kala diman4aatkan sebagai kesempatan untuk mencari keuntungan diri sendiri, tanpa peduli bah a perbuatann"a telah melanggar hakhak anak#
1/ # 8oe!ono 8oekanto, 8uatu *in!auan 8osiologi %ukum *erhdap 'asalah-'asalah 8osial, Penerbit umni, 9andung, 19/1, hal# 1//#

Pengertian $nak 'enurut UU &o# () *ahun (++( :19


$nak adalah amanat "ang diberikan $llah kepada kedua orang tua untuk di!aga, dididik dan dilindungi# Perlindungan terhadap anak tidak han"a diberikan setelah ia lahir tapi ba"i "ang masih di dalam kandunganpun !uga itu, orang tua sebagai orang terdekat dari anak maka a!ib dilindungi# ,leh karena a!ib melindungi ba"i sampai ia

de asa nanti# Pengertian anak menurut UU &o# () *ahun (++( *entang Perlindungan $nak tercantum dalam Pasal I butir I UU &o# ()-(++( berbun"i: .$nak adalah seseorang "ang belum berusia 1/ 0delapan belas tahun1,(+ termasuk anak "ang masih dalam kandungan<#Dalam pengertian dan batasan tentang anak sebagaimana dirumuskan dalam pasal I butir I UU &o#()-(++( ini tercakup ( 0dua1 isu penting "ang men!adi unsur de4inisi anak, "akni: Pertama, seseorang "ang belum berusia 1/ 0delapan belas1 tahun# Dengan demikian, setiap orang "ang telah mele ati batas usia 1/ tahun, termasuk orang "ang secara mental tidak cakap, dikuali4ikasi(1 sebagai bukan anak, "akni orang de asa# Dalam hal ini, tidak dipersoalkan apakah statusn"a sudah ka in atau tidak# >edua, anak "ang masih dalam kandungan# Hadi, UU &o#()-(++( ini bukan han"a melindungi anak "ang sudah lahir tetapi diperluas, "akni termasuk anak dalam kandungan# Pengertian dan batasan usia anak dalam UU &o# ()-(++(, bukan dimaksudkan untuk menentukan siapa "ang telah de asa, dan siapa "ang masih anakanak# 8ebalikn"a, dengan pendekatan perlindungan, maka setiap orang 0e6er" human being1 "ang berusia di ba ah 1/ tahun @ selaku sub"ek hukum dari UU &o# ()-(++( @ mempun"ai hak atas perlindungan dari &egara "ang di u!udkan dengan !aminan hukum dalam UU &o# ()-(++(#

#$bdul Bho4ur $nshori, %ukum Islam Dinamika dan Perkembangann"a di Indonesia, $bdul Bho4ur $nshori dan :ulkarnain %arahab, =ditor : >hotibul Umam dan 'uhammad Ri4Ki, :og"akarta : >reasi *otal 'edia, (++/, hal# (15# (+ # $bdul 'anan, Re4ormasi %ukum Islam di Indonesia, Hakarta : Ra!a Bra4indo Persada, (++/, hal# (/9# (1 ##8a""id 8abiK#< IiKih 8un!nah<, Pener!emah : &or %asanuddin, Pen"unting : Dendi Ir4an, $ri4 $nggoro, Dedi '# %an 9asri, 3et#(, Hakarta : Pena Pundi $ksara, (++;#

19

Perlindungan $nak 'enurut UU &o# () *ahun (++(#((


Perlindungan anak adalah segala kegiatan "ang men!amin dan melindungi anak dan hak-hakn"a agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berprestasi secara optimal sesuai dengan harkat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi# 8uatu Undang-Undang pasti mempun"ai prinsip "aitu sesuatu "ang di!adikan acuan, begitu !uga dengan UU &o# () *ahun (++( *entang Perlindungan $nak# Prinsip perlindungan anak menurut UU &o#()-(++( tercantum dalam pasal ( UU &o# ()-(++( "ang berbun"i: Pen"elenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 serta prinsip-prinsip dasar >on6ensi %ak-%ak $nak meliputi:() 1# &ondiskriminasi# (# >epentingan "ang terbaik bagi anak# )# hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan# )# Penghargaan terhadap pendapat anak# Dengan demikan prinsip-prinsip perlindungan anak dalam UU &o# () *ahun (++( *entang Perlindungan $nak mengadopsi prinsip-prinsip dasar dari >%$ 0>on6ensi %ak-%ak $nak1 dan berasaskan Pancasila dan UUD 1945# >emudian tercantum dalam pasal ( UU &o# () *ahun (++( *entang Perlindungan $nak# *elah disebutkan dalam undang-undang tersebut bah a terdapat 4 prinsip perlindungan anak "aitu:(4 1# &on diskriminasi $linea pertama Pasal ( >%$ menciptakan ke a!iban 4undamental &egara paserta 04undamental obligation o4 state parties1 "ang mengikatkan diri dengan >on6ensi %ak $nak, untuk menghormati dan men!amin 0to respect and ensure1 seluruh hak-hak anak dalam kon6ensi ini kepada semua anak dalam semua !urisdiksi nasional dengan tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun# Prinsip non diskriminasi ini diartikulasikan pada umumn"a kon6ensi dan atau instrument internasional %$',
#Ras!idin oesman, <6ilsafat 7ukum<, Uni6ersitas Islam Hakarta Program 'agister Ilmu %ukum, !akarta, (++5,hal#1# #Ieener R#'ichael, Islamic 2a In 3ontemporar" Indonesia : Ideas and Institutions, =ditor 9" R#'ichael Ieener, 'ark#=#3ammack, 3ambridge : %ar6ard 2a 8chool, hal 195# (4 #Iad!ar, <beraneka ragam itu semua berasal dari materi atau benda "aitu sesuatu "ang berbentuk dan menempati ruang serta kedudukan nilai benda-badan-materi adalah lebih tinggi daripada roh-sukma-!i a-spirit<, (++;: 1-(#
() ((

seperti Uni6ersal Declaration o4 %uman Right, International 3on6enant on 3i6il and Political Right, and 3on6enant on =conomic, 8ocial and 3ultural Right, 3on6ention on =limination o4 $ll Iorm Discrimination $gaint Eomen 03=D$E1# 9eberapa kon6ensi %$' mengartikan diskriminasi sebagai adan"a pembedaan 0distinction1, pengucilan 0e5clusion1, pembatasan 0restriction1 atau pilihan-pertimbangan 0pre4erence1, "ang berdasarkan atas ras 0race1, arna kulit

0colour1, kelamin 0se51, bahasa 0language1, agama 0religion1, politik 0political1 atau pendapat lain 0other opinion1, asal-usul social atau nasionalitas, kemiskinan 0po6ert"1, kelahiran atau status lain# Dalam hukum nasional, pengertian diskriminasi dapat dilihat dalam pasal I butir ) UU &o# )9-1999 tentang %ak $sasi 'anusia, "ang berbun"i sebagai berikut: .Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan "ang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan status social, status ekonomi, !enis kelamin, bahasa, ke"akinan, politik, "ang berakibat pengurangan, pen"impangan atau penghapusan, pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik indi6idual maupun kolekti4 dalam bidang politik, ekonomi, hukum, social, buda"a dan aspek kehidupan lainn"a<# Dalam hal peradilan anak, United &ations 8tandard 'inimum Rules 4or the $dministration o4 !u6enile !ustice "ang dikenal dengan .9ei!ing Rules< !uga memuat prinsip non diskriminasi dalam peradilan anak# 9erdasarkan Peraturan &omor ( a"at I 9ei!ing Rules disebutkan bah a standar peraturan minimum diterapkan pada anak-anak pelanggar hukum 0!u6enile o44enders1 secara tidak memihak 0impartiall"1, tidak dengan pembedaan dalam segala bentukn"a, misaln"a ras, arna kulit, kelamin, bahasa, agama, politik, dan pendapat lain, asal kebangsaan, atau ke arganegaraan, harta benda keka"aan 0propert"1, kelahiran, atau status lainn"a# Dalam Perubahan >edua UUD 1945 Pasal (/ 9 a"at (, dirumuskan secara eksplisit hak anak dari diskriminasi, "ang selengkapn"a berbun"i sebagai berikut: .8etiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi<# Dengan adan"a prinsip ini,

seorang anak akan terhindar dari perlakuan "ang tidak adil dari orang lain karena dalam Undang-Undang tersebut setiap anak mempun"ai hak sama# (# >epentingan "ang terbaik bagi anak, "ang dimaksud dengan prinsip kepentingan "ang terbaik bagi anak adalah bah a dalam semua tindakan "ang men"angkut anak "ang dilakukan oleh pemerintah, mas"arakat, badan legislati4, dan badan "udikati4, maka kepentingan "ang terbaik bagi anak harus men!adi pertimbangan utama# Hadi, segala sesuatu "ang men"angkut kepentingan bagi anak diusahakan harus sesuatu "ang baik untuk kelangsungan hidup anak# Prinsip kepentingan terbaik bagi anak 0*he 9est Interest o4 *he 3hild1 diadopsi dari Pasal ) a"at I >%$, "ang meminta negara dan pemerintah, serta badan-badan publik dan pri6at memastikan dampak terhadap anak-anak atas semua tindakan mereka# *entun"a men!amin bah a prinsip *he 9est Interest o4 *he 3hild men!adi pertimbangan utama, memberikan prioritas "ang lebih baik bagi anak-anak dan membangun mas"arakat "ang ramah anak 0child 4riendl"-societ"1# Upa"a untuk men!amin prinsip *he 9est Interest o4 *he 3hild ini, dalam rumusan Pasal ) a"at ( >%$ ditegaskan bah a &egara peserta men!amin perlindungan anak dan memberikan kepedulian pada anak dalam ila"ah "urisdiksin"a# &egara mengambil peran untuk memungkinkan orang tua bertanggung!a ab terhadap anakn"a, demikian pula lembaga-lembaga hukum lainn"a# Pasal ) a"at ) >%$ men"ebutkan negara mesti men!amin institusi-institusi, pela"anan, dan 4asilitas "ang diberikan tanggung !a ab untuk kepedulian pada anak atau perlindungan anak "ang sesuai dengan standar "ang dibangun oleh lembaga "ang berkompeten# &egara mesti membuat standar pela"anan sosial anak, dan memastikan bah a semua intitusi "ang bertanggung !a ab mematuhi standar dimaksud dengan mengadakan monitoring atas pelaksanaann"a# 9erkaitan dengan Pasal ) a"at I >%$ tersebut, dalam 9ei!ing Rules !uga dikandung prinsip *he 9est Interest o4 *he 3hild# 'enurut 9ei!ing Rules, negara anggota 0state member1 berusaha mendorong kese!ahteraan anak beserta keluargan"a 06ide Peraturan I a"at I1, dan menentukan bah a sistem peradilan anak harus menekankan kese!ahteraan anak 06ide Peraturan 5 a"at I1, dan prosedur peradilan "ang kondusi4 terhadap kepentingan terbaik anak 0the best interest o4 the

!u6enile1 06ide Peraturan 14 a"at (1, serta kese!ahteraan anak harus men!adi 4aktor penentu arah dalam memberikan pertimbangan dalam kasus anak 06ide Peraturan 1; a"at I, d1# )# %ak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan# :ang dimaksud dengan prinsip untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan adalah hak asasi "ang paling mendasar bagi anak "ang dilindungi oleh &egara, pemerintah, mas"arakat, keluarga dan orang tua# Prinsip ini merupakan implementasi dari pasal 7 >%$,
(5

"ang kemudian secara

eksplisit dianut sebagai prinsip-prinsip dasar dalam UU &o# ()-(++(# 8elan!utn"a, prinsip ini dituangkan dalam norma hukum Pasal 4 UU &o# ()-(++(# Hika dibandingkan, norma hukum Pasal 4 UU &o# ()-(++( mengacu dan bersumber kepada Pasal (/ 9 a"at I dan a"at ( UUD 1945# 8ementara itu, ketentuan perundang-undangan lainn"a seperti UU &o# )9-1999 !uga mengatur hak hidup ini "ang merupakan asas-asas dasar dalam Pasal 4 dan 9 UU &o# )9-1999# %ak hidup ini, dalam acana instrument-kon6ensi internasional merupakan hak asasi "ang paling uni6ersal, dan dikenali sebagai hak "ang utama 0supreme right1# 8ebelum disahkann"a >%$, beberapa instrument-kon6ensi internasional !uga sudah men!amin hak hidup sebagai hak dasar seperti Uni6ersal Declaration o4 %uman Right 0pasal (1, International 3o6enant on 3i6il and Political Right- I33PR 0pasal 71# 4# Penghargaan terhadap pendapat anak, "ang dimaksud dengan prinsip penghargaan terhadap pendapat anak adalah penghormatan atas hak-hak anak untuk berpartisipasi dan men"atakan pendapatn"a dalam pengambilan keputusan terutama !ika men"angkut hal-hal "ang mempengaruhi kehidupann"a# Prinsip ini merupakan
(5 #Ras"id, <"ang meliputi peraturan "ang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia secara komprehensi4, melainkan sebatas hukum Islam "ang men"angkut aspek keperdataan tertentu sa!a# Itulah "ang men!adi hukum "ang hidup 0li5ing law1 dan selebihn"a seperti aturan-aturan "ang men"angkut aspek peribadatan dan lain sebagain"a masih belum men!adi hukum "ang hidup dimas"arakat<, 1991 : 7#

u!ud dari hak partisipasi anak "ang diserap dari Pasal 1( >%$# 'engacu kepada Pasal 1( a"at I >%$,(7 diakui bah a anak dapat dan mampu membentuk atau mengemukakan pendapatn"a dalam pandangann"a sendiri "ang merupakan hak berekspresi secara bebas 0capable o4 4orming his or her o n 6ie s the rights to e5press those 6ie s 4reel"1#(; Haminan perlindungan atas hak mengemukakan pendapat terhadap semua hal tersebut, mesti dipertimbangkan sesuai usia dan kematangan anak# 8e!alan dengan itu, &egara peserta a!ib men!amin bah a anak diberikan kesempatan untuk men"atakan pendapatn"a pada setiap proses peradilan ataupun administrasi "ang mempengaruhi hak anak, baik secara langsung ataupun tidak langsung# Hadi, setiap anak berhak mengemukakan pendapatn"a !ika hak-hakn"a tidak terpenuhi baik secara lisan maupun tulisan#

%ak Dan >e a!iban $nak 'enurut UU &o# () *ahun (++( sebagai berikut :
1# %ak $nak 'enurut UU &o# () *ahun (++( : hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia "ang a!ib di!amin, dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, mas"arakat, pemerintah, dan &egara# %ak-hak anak "ang tercantum dalam UU &o# () *ahun (++( di antaran"a adalah: T#r$ua " &a%am )a*a% + : dimana setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara setiap anak berhak atas suatu a!ar sesuai dengan harkat dan martabat sebagai identitas diri dan status kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi#Pasal 5, nama ke arganegaraan#Pa*a% , : setiap anak berhak untuk bribadah menurut agaman"a, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usian"a, dalam bimbingan orang tua, Pa*a% - : 011 setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuan"a, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuan"a sendiri#0(1 Dalam hal karena suatu sebab
#'asruri dan Rosid" dalam Iad!ar, <=pistemologi adalah "ang terkait dengan cara ilmu memperoleh dan men"usun tubuh pengetahuan<, (++;: 4# (; # Imam 8"arkani# <=pistemologi Islam Indonesia : Dan Rele6ansin"a 9agi Pembangunan %ukum &asional<, Hakarta : Ra!a Bra4indo Persada, (++7, hal 1;7#
(7

orang tuan"a tidak dapat men!amin tumbuh kembang anak, atau dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan "ang berlaku, Pa*a% . ( setiap anak berhak memperoleh pela"anan kesehatan dan !aminan sosial sesuai dengan kebutuhan 4isik, mental, spiritual, dan sosial, Pa*a% / :011 setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan penga!aran dalam rangka pengembangan pribadin"a dan tingkat kecerdasann"a sesuai dengan minat dan bakatn"a, 0(1 8elain hak anak sebagaimana dimaksud pada a"at 011, khusus bagi anak "ang men"andang cacat !uga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak "ang memiliki keunggulan !uga berhak mendapatkan pendidikan khusus#Pa*a% 00: 8etiap anak berhak men"atakan dan dan didengar pendapatn"a, menerima, mencari, dan memberikan in4ormasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usian"a demi pengembangan dirin"a sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatuhan# Pasal 11 : setiap anak berhak untuk beristirahat dan meman4aatkan aktu luang, bergaul dengan anak seba"a, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasann"a demi pengembangan diri# Pa*a% 02 : setiap anak "ang men"andang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan tara4 kese!ahteraan sosial# Pa*a% 03: 011 8etiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, ali, atau pihak lain mana pun "ang bertanggung !a ab atas pengasuhan, berhak seksual, )# Penelantaran, 4#keke!aman, kekerasan, peng-ania"a-an, mendapat perlindungan dari perlakuan:1# Diskriminasi,(# eksploitasi, baik ekonomi maupun 5#ketidakadilan#7#perlakuan salah lainn"a, 0(1 Dalam hal orang tua, ali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan sebagaimana dimaksud pada a"at 011, maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman# Pa*a% 0+ : setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuan"a sendiri, kecuali !ika ada alasan dan -atau aturan hukum "ang sah menun!ukkan bah a pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir# Pa*a% 01 : 8etiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari: 1#pen"alahgunaan dalam kegiatan politik# (# pelibatan dalam sengketa bersen!ata# )# pelibatan dalam kerusuhan sosial# 4# pelibatan dalam peristi a "ang mengandung unsur kekerasan# 5# pelibatan dalam peperangan# Pa*a% 0, ( 011

8etiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran pengania"aan, pen"iksaan, atau pen!atuhan hukuman "ang tidak manusia i# 0(1 8etiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum# 0)1 Penangkapan, penahanan, atau tindak pidana pen!ara anak han"a dilakukan apabila sesuai hukum "ang berlaku dan han"a dapat dilakukan sebagai upa"a terakhir# Pa*a% 0- ( 011 8etiap anak "ang dirampas kebebasann"a berhak untuk: a# mendapatkan perlakuan secara manusia i dan penempatann"a dipisahkan dari orang de asa# b# 'emperoleh bantuan hukum atau bantuan lainn"a secara e4ekti4 dalam setiap tahapan upa"a hukum "ang berlaku# c# 'embela diri dan memperoleh keadilan di depan pengadilan anak "ang ob!ekti4 dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum# 0(1 8etiap anak "ang men!adi korban atau pelaku kekerassan seksual atau "ang berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan# Pa*a% 0. ( 8etiap anak "ang men!adi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum atau bantuan lainn"a# (# >e a!iban $nak 'enurut UU &o# () *ahun (++( :(/ >e a!iban berasal dari kata dasar . a!ib< "ang artin"a harus melakukanA tidak boleh tidak dilaksanakan 0ditinggalkan1# 'endapat a alan ke- dan akhiran -an, men!adi ke a!iban "ang artin"a sesuatu "ang harus dilaksanakan# Hadi, ke a!iban anak adalah sesuatu "ang harus dilaksanakan oleh seorang anak# Di antara ke a!iban "ang harus dilakukan oleh anak menurut UU &o# () *ahun (++( adalah: Pasal 19 : setiap anak berke a!iban untuk:(9 a# menghormati orang tua, ali, dan guru# b# mencintai keluarga, mas"arakat, dan men"a"angi teman# c# mencintai tanah air, bangsa, dan &egara# d# menunaikan ibadah sesuai dengan a!aran agaman"a#
#'ertokusumo, <Dengan demikian sillogisme atau dialektika han"alah memberi bentuk untuk membenarkan putusan, sedangkan untuk menemukan putusann"a diperlukan analogi dan acontrario <, 1999: 17;# (9 #8umard!ono, <siklus ilmu pengetahuan sebagaimana digambarkan oleh 2# Eallace di dalam bukun"a 2he 8ogic of 1cience in 1ociology%, 19/9: )
(/

e# melaksanakan etika dan akhlak "ang mulia#

>e a!iban ,rang *ua 'enurut UU &o# () *ahun (++( :


,rangtua sebagai orang terdekat anak berke a!iban melaksanakan ke a!ibann"a# ,rangtua tidak boleh han"a menuntut hak terhadap anak sa!a tetapi !uga memiliki ke a!iban "ang harus ia laksanakan# Dalam UU &o# () *ahun (++( terdapat ke a!iban orangtua "aitu tercantum dalam pasal (7 "ang berbun"i: 1# ,rang tua berke a!iban dan ber"tanggung !a ab untuk: a# mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak# b# menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatn"a# c# mencegah ter!adin"a perka inan pada usia anak-anak# (# Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaann"a, atau karena suatu sebab, tidak dapat melaksanakan ke a!iban dan tanggung !a abn"a, maka ke a!iban dan tanggung !a ab sebagaimana dimaksud pada a"at 011 dapat beralih kepada keluarga, "ang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan "ang berlaku#

Pengertian $nak dalam Perspekti4 Dokumen Internasional dan %ukum Pidana Positi4 Indonesia (
*erdapat ban"ak sekali de4inisi "ang men!abarkan atau memberikan batasan mengenai siapakah "ang disebut dengan <anak< ini# 'asing-masing de4inisi ini memberikan batasan "ang berbeda disesuaikan dengan sudut pandangn"a masing-masing# Pasal 1 9hildren -ights 9on5ention 03R31 atau >on6ensi %ak $nak "ang telah dirati4ikasi Indonesia pada tahun 199+, mende4inisikan bah a anak adalah: .LLL##8etiap manusia "ang berusia di ba ah 1/ tahun kecuali berdasarkan undangundang "ang berlaku bagi anak ditentukan bah a usia de asa dicapai lebih a al<# 03#De Ro6er, (+++:)791

U &a "2u &a " N3m3r 23 Ta4u 2002 $# $a " )#r%i &u "a a a' m#rumu*'a &a%am )a*a% 0 3m3r 0 ba45a ( .$nak adalah seseorang "ang belum berusia delapan belas tahun, termasuk anak dalam kandungan< Di antara undang-undang "ang lain, Undang-undang perlindungan anak ini lebih rigid dan limitati4 dalam membatasi pengertian anak dengan memasukkan anak "ang dalam kandungan sebagai kategori anak !uga# Dalam Pasal 1 nomor ( Undang-undang &omor 4 *ahun 19;9, tentang >ese!ahteraan anak disebutkan bah a .anak adalah seseorang "ang belum mencapai umur (1 tahun dan belum pernah ka in<# Da ! ya " $#ra'4ir U &a "2u &a " N3m3r 3 Ta4u )a*a% 0 3m3r 0 ba45a( .$nak adalah orang "ang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur delapan tahun, tetapi belum mencapai umur 1/ tahun danbelum pernah ka in<# Dari beberapa perundang-undangan pidana Indonesia, penulis dapat menggarisba ahi tiga hal "ang signi4ikan, "aitu: 011 9atasan "ang digunakan oleh masing-masing undangundang "ang telah disebutkan di atas untuk memaknai siapakah "ang disebut anak tersebut, umumn"a berdasarkan batasan umurA 0(1 >U%P sebagai peraturan induk dari keseluruhan peraturan hukum pidana di Indonesia, sama sekali tidak memberikan batasan "uridis mengenai anak# Pasal 45 >U%P "ang selama ini dianggap sebagai batasan anak "ang dalam >U%P, sesungguhn"a bukan merupakan de4inisi anak, melainkan batasan ke enangan hakim dalam men!atuhkan pidana terhadap seseorang "ang melakukan perbuatan sebelum berumur 17 0enam belas1 tahunA 0)1 Dari perundang-undangan pidana seperti "ang telah disebut di atas, nampak adan"a ketidakseragaman de4inisi antara undang-undang "ang satu dengan "ang lainn"a dalam hal memaknai siapakah "ang disebut anak tersebut# >etidak seragaman tersebut dilatarbelakangi dengan adan"a perbedaan tu!uan dan sasaran dari masing-masing undang-undang tersebut# 'eskipun 0//- m# y#bu$'a &a%am

tidak dipungkiri, adan"a perbedaan de4inisi ini akan men"ulitkan para penegak hukum dalam memberlakukan hukum "ang sesuai terhadap anak# 1# Si" i6i'a *i K#&u&u'a K4u*u* A a' Di Ma$a Hu'um ( 8ama haln"a dengan orang de asa, anak dengan segala keterbatasan biologis dan psikisn"a mempun"ai hak "ang sama dalam setiap aspek kehidupan, baik itu aspek kehidupan sosial, buda"a, ekonomi, politik, hankam, dan hukum# Prinsip kesamaan hak antara anak dan orang de asa dilatar belakangi oleh unsur internal dan ekternal "ang melekat pada diri anak tersebut, "aitu: U *ur i $#r a% )a&a &iri a a'! m#%i)u$i( 0a1 bah a anak tersebut merupakan sub!ek hukum sama seperti orang de asa, artin"a sebagai seorang manusia, anak !uga digolongkan sebagai human rights "ang terikat dengan ketentuan perundang-undanganA 0b1 Persamaan hak dan ke a!iban anak# 'aksudn"a adalah seorang anak !uga mempun"ai hak dan ke a!iban "ang sama dengan orang de asa "ang diberikan oleh ketentuan perundang-undangan dalam melakukan perbuatan hukumn"a# %ukum meletakkan anak dalam reposisi sebagai perantara hukum untuk dapat memperoleh hak atau melakukan ke a!ibanke a!ibanA dan atau untuk dapat dise!a!arkan dengan kedudukan orang de asaA atau disebut sebagai sub!ek hukum "ang normal# 8edangkan, U *ur #'*$#r a% )a&a &iri a a'! m#%i)u$i( 0a1 Prinsip persamaan kedudukan dalam hukum 0e,ualiy before the law), memberikan legalitas 4ormal terhadap anak sebagai seorang "ang tidak mampu untk berbuat peristi a hukumA "ang ditentukan oleh ketentuan peraturan hukum sendiri# $tau ketentuan hukum "ang memuat perincian tentang klasi4ikasi kemampuan dan ke enangan berbuat peristi a hukum dari anak "ang bersangkutanA 0b1 %ak-hak pri6ilege "ang diberikan negara atau pemerintah "ang timbul dari UUD 1945 dan perundang-undangan lainn"a# 0'aulana %assan Eaddong, (+++:4M51# 'eskipun pada prinsipn"a kedudukan anak dan orang de asa sebagai manusia adalah sama di mata hukum, namun hukum !uga meletakkan anak pada posisi "ang istime a 0khusus1# $rtin"a, ketentuan-ketentuan hukum "ang berlaku pada anak dibedakan dengan ketentuan hukum "ang diberlakukan kepada orang de asa, setidakn"a terdapat !aminan-!aminan khusus bagi anak dalam proses acara di pengadilan#

Helasn"a menurut penulis, bah a kedudukan istime a 0khusus1 anak dalam hukum itu dilandasi dengan pertimbangan bah a anak adalah manusia dengan segala keterbatasan biologis dan psikisn"a belum mampu memper!uangkan segala sesuatu "ang men!adi hak-hakn"a# 8elain itu, !uga disebabkan karena masa depan bangsa tergantung dari masa depan dari anak-anak sebagai generasi penerus# ,leh karena itu, anak sebagai sub!ek dari hukum negara harus dilindungi, dipelihara dan dibina demi kese!ahteraan anak itu sendiri# :ang pada prinsipn"a dilihat pada : Prinsip anak tidak dapat berjuang sendiri, $nak dengan segala keterbatasan "ang melekat pada dirin"a belum mampu melindungi hak-hakn"a sendiri# ,leh karena itu, orang tua, mas"arakat dan negara harus berperan serta dalam melindungi hak-hak tersebutA Prinsip kepentingan terbaik anak, bah a kepentinganterbaik anak harus dipandang sebagai :paramount importance; atau prioritas utamaA Prinsip Ancangan Daur Kehidupan (life circle approach, harus terbentuk pemahaman bah a perlindungan terhadap anak harus dimulai se!ak dini dan berkelan!utanA Lintas Sektora, bah a nasib anak sangat bergantung pada berbagai 4aktor makro dan mikro, baik langsung maupun tidak langsung# 0'uhammad Honi, 1999:1+71# 2. P#r%i &u "a A a' S#7ara Umum ( 'endapatkan perlindungan merupakan hak dari setiap anak, dan di u!udkann"a perlindungan bagi anak berarti ter u!udn"a keadilan dalam suatu mas"arakat# $sumsi ini diperkuat dengan pendapat $ge, "ang telah mengemukakan dengan tepat bah a .m#%i &u "i a a' )a&a 4a'#'a$ ya m#%i &u "i '#%uar"a! ma*yara'a$! ba "*a &a #"ara &i ma*a &#)a 8. 9$rie4 Bosita, 1997:11# Dari ungkapan tersebut nampak betapa pentingn"a upa"a perlindungan anak demi kelangsungan masa depan sebuah komunitas, baik komunitas "ang terkecil "aitu keluarga, maupun komunitas "ang terbesar "aitu negara# $rtin"a, dengan mengupa"akan perlindungan bagi anak komunitas-komunitas tersebut tidak han"a telah menegakkan hak-hak anak, tapi !uga sekaligus menanam in6estasi untuk

kehidupan mereka di masa "ang akan datang# Di sini, dapat dikatakan telah ter!adi simbiosis mutualisme antara keduan"a# Perlindungan anak adalah suatu usaha "ang mengadakan situasi dan kondisi "ang memungkinkan pelaksanaan hak dan ke a!iban anak secara manusia i positi4# Ini berarti dilindungin"a anak untuk memperoleh dan mempertahankan hakn"a untuk hidup, mempun"ai kelangsungan hidup, bertumbuh kembang dan perlindungan dalam pelaksanaan hak dan ke a!ibann"a sendiri atau bersama para pelindungn"a# 0$rie4 Bosita, 1997:141# M# uru$ )a*a% 0 3m3r 2 ! U &a "2u &a " N3m3r 23 Ta4u P#r%i &u "a a a' &i*#bu$'a ba45a( 2002 $# $a "

.Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk men!amin dan melindungi anak dan hak-hakn"a agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi<# Pada umumn"a, upa"a perlindungan anak dapat dibagi

men!adi perlindungan langsung dan tidak langsung, dan perlindungan "uridis dan non-"uridis# Upa"a-upa"a perlindungan secara langsung di antaran"a meliputi: pengadaan sesuatu agar anak terlindungi dan diselamatkan dari sesuatu "ang membaha"akann"a, pencegahan dari segala sesuatu "ang dapat merugikan atau mengorbankan anak, penga asan, pen!agaan terhadap gangguan dari dalam dirin"a atau dari luar dirin"a, pembinaan 0mental, 4isik, sosial1, pemas"arakatan pendidikan 4ormal dan in4ormal, pengasuhan 0asah, asih, asuh1, penggan!aran 0reward), pengaturan dalam peraturan perundang-undangan#0$rie4 Bosita, 1997:71# 8edangkan, upa"a perlindungan tidak langsung antara lain meliputi: pencegahan orang lain merugikan, mengorbankan kepentingan anak melalui suatu peraturan perundangundangan, peningkatan pengertian "ang tepat mengenai manusia anak serta hak dan ke a!iban, pen"uluhan mengenai pembinaan anak dan keluarga, pengadaaan sesuatu "ang menguntungkan anak, pembinaan 0mental, 4isik dan sosial1 para partisipan selain anak "ang bersangkutan dalam pelaksanaan perlindungan anak, penindakan mereka "ang menghalangi usaha perlindungan anak#0$rie4 Bosita, 1997:;1

>edua upa"a perlindungan di atas sekilas nampak sama dalam hal bentuk upa"a perlindungann"a# Perbedaan antara keduan"a terletak pada ob!ek dari perlindungan itu sendiri# ,b!ek dalam upa"a perlindungan langsung tentun"a adalah anak secara langsung# 8edangkan upa"a perlindungan tidak langsung, lebih pada para partisipan "ang berkaitan dan berkepentingan terhadap perlindungan anak, "aitu orang tua, petugas dan pembina# Demi menimbulkan hasil "ang optimal, se"og"an"a upa"a perlindungan ini ditempuh dari dua !alur, "aitu dari !alur pembinaan para partisipan "ang berkepentingan dalam perlindungan anak, kemudian selan!utn"a pembinaan anak secara langsung oleh para partisipan tersebut# Upa"a-upa"a ini lebih merupakan upa"a "ang integral, karena bagaimana mungkin pelaksanaan perlindungan terhadap anak dapat berhasil, apabila para partisipan "ang terkait seperti orang tua, para petugas dan pembina, tidak terlebih dahulu dibina dan dibimbing serta diberikan pemahaman mengenai cara melindungi anak dengan baik# Ditin!au dari si4at perlindungann"a, perlindungan anak !uga dapat dibedakan dari men!adi: perlindungan "ang bersi4at "uridis, meliputi perlindungan dalam bidang hukum perdata dan dalam hukum pidanaA perlindungan "ang bersi4at non-"uridis, meliputi perlindungan di bidang sosial, bidang kesehatan dan bidang pendidikan# 0'aulana %assan Eaddong, (+++:4+1 Perlindungan "ang bersi4at "uridis atau "ang lebih dikenal dengan perlindungan hukum# 'enurut 9arda &a a i $rie4 adalah upa"a perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak 0fundamental rights and freedoms of children1 serta berbagai kepentingan "ang berhubungan dengan kese!ahteraan anak#09arda &a a i $rie4, 199/:1571 Perlindungan hukum dalam bidang keperdataan, terakomodir dalam ketentuan dalam hukum perdata "ang mengatur mengenai anak seperti, 011 >edudukan anak sah dan hukum 0Retno ulan, 1997:)1 arisA 0(1 pengakuan dan pengesahan anak di luar ka inA 0)1 ke a!iban orang tua terhadap anakA 041kebelumde asaan anak dan per aliaan#

Dalam hukum pidana, perlindungan anak selain diatur dalam pasal 45, 47, dan 4; >U%P 0telah dicabut dengan diundangkann"a Undang-undang &omor ) *ahun 199; tentang Peradilan $nak1# >emudian, terdapat !uga beberapa pasal "ang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan perlindungan anak, "aitu antara lain pasal (;/, pasal (/), pasal (/;, pasal (9+, pasal (9;, pasal )+1, pasal )+5, pasal )+/, pasal )41 dan pasal )57 >U%P# 8elan!utn"a, dalam Undang-undang &omor () *ahun (++( tentang Perlindungan anak "ang pada prinsipn"a mengatur mengenai perlindungan hak-hak anak# Dalam Undang-undang &omor 4 tahun 19;9, tentang >ese!ahteraan $nak, pada prinsipn"a diatur mengenai upa"a-upa"a untuk mencapai kese!ahteraan anak# Dan, "ang terakhir Undang-undang &omor ) *ahun 199; tentang Peradilan $nak, "ang pada prinspn"a mengatur mengenai perlindungan terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana dalam konteks peradilan anak# Perlindungan anak "ang bersi4at non-"uridis dapat berupa, pengadaan kondisi sosial dan lingkungan "ang kondusi4 bagi pertumbuhan anak, kemudian upa"a peningkatan kesehatan dan giCi anak-anak, serta peningkatan kualitas pendidikan melalui berbagai program bea sis a dan pengadaan 4asilitas pendidikan "ang lebih lengkap dan canggih# 8ebagaimana "ang telah dikemukakan sebelumn"a, berbagai upa"a perlindungan anak tersebut tidak lain diorientasikan sebagai upa"a untuk menciptakan kese!ahteraan anak# Buna mencapai tu!uan tersebut, maka pelaksanaan perlindungan tersebut tidak boleh dipisahkan dari prinsip-prinsip dasar perlindungan anak dalam >on6ensi %ak $nak, "aitu: 011 Prinsipprinsip non-diskriminasi 0non.discrimination1A 0(1 Prinsip >epentingan terbaik untuk anak (the best interest of the child<0)1 Prinsip hak-hak anak untuk hidup, bertahan hidup dan pengembangan 0the right to life, sur5i5al and de5elopment)< 041 Prinsip menghormati 0 pandangan anak 0respect to the 5iews of the child). #sekitarkita#com,(++(1#

P#r%i &u "a Hu'um Ba"i A a' P#%a'u Ti &a' Pi&a a Di$i :au &ari P#r*)#'$i6 KUHP! U &a "2u &a " N3m3r 3 $a4u 0//- &a The Beijing ules!

Peradilan pidana (&u5enile &ustice) merupakan salah satu bentuk perlindungan "ang diberikan hukum kepada anak "ang telah melakukan tindak pidana# ,rientasi dari keseluruhan proses peradilan pidana anak ini harus ditu!ukan pada kese!ahteraan anak itu sendiri, dengan dilandasi prinsip kepentingan terbaik anak 0 the best interest for children1# *u!uan utama dari sistem peradilan pidana ini telah ditegaskan dalam 8'R-HH 0 'ei&ing -ules) dalam rule 5#1 bah a: .2he &u5enile &ustice system shall emphasi=e the well > being of the &u5enileand shall ensure that any reaction to &u5enile offenders shall always be in proportion to the circumtances of both the offender and the offence%. 0Rule 5#1# 8'R HH dalam 'uladi, 199(:11(1# Dari (ims of Ju5enile Justice ini dapat disimpulkan adan"a dua sasaran dibentukn"a peradilan anak, "aitu: 0a1 'ema!ukan kese!ahteraan anak (the promotion of the well being of the &u5enile),$rtin"a, Prinsip kese!ahteraan anak ini harus dipandang sebagi 4okus utama dalam sistem peradilan anak# Prinsip ini dapat di!adikan dasar untuk tidak menerapkan penggunaan sanksi "ang semata-mata bersi4at pidana, atau "ang bersi4at menghukum# 0'uladi, 199(:11)1# 8edapat mungkin sanksi pidana, terutama pidana pen!ara harus dipandang sebagai :the last resortF dalam peradilan anak, seperti "ang telah ditegaskan dalam Resolusi P99 45-11) tentang Un -ules 6or 2he 4rotection ?f Ju5eniles Depri5ed ?f 2hei 8iberty. 09arda &a a i $rie4, 1997:1)1A 0b1 'engedepankan prinsip proporsionalitas (the principle of proporsionality). Prinsip "ang kedua ini merupakan sarana untuk mengekang penggunaan sanksi "ang bersi4at menghukum dalam arti memabalas# Paul %# %ann dalam hal ini mengemukakan pendapatn"a bah a pengadilan anak !anganlan semata-mata sebagai suatu peradilan pidana bagi anak dan tidak pula harus ber4ungsi semata-mata sebagai suatu lembaga sosial#0'uladi, 1999(:1141 8ebagai sub!ek hukum "ang dipandang khusus oleh hukum, maka proses

perlindungan hukum terhadap anak dalam peradilan anak memerlukan perlakuan dan

!aminan-!aminan khusus dari undang-undang# Haminan-!aminan khusus ini tentun"a tidak mengesampingkan !aminan-!aminan umum "ang berlaku bagi setiap orang# Haminan umum "ang dimaksud tersebut adalah !aminan-!aminan "ang bersi4at prosedural "ang paling mendasar, antara lain: 0a1 %ak untuk diberitahukann"a tuduhan 0the right to be notified of the charges 1A 0b1%ak untuk tetap diam 0the right to remain silent1 A 0c1 %ak untuk memperoleh penasehat hukum 0the right to councel1A 0d1 %ak untuk hadirn"a orang tua- ali 0the right to the presence of a parent of guardian)< 0e1 %ak untuk menghadapkan saksi dan pemeriksaan silang para saksi 0the right to confront and cross.e@amine witness)< 041 %ak untuk banding ke tingkat "ang lebih tinggi 0the right to appeal to a higher authority). 0'uladi, 199(:11;1# 8eperti "ang telah dikemukakan sebelumn"a, bah a keseluruhan perlindungan terhadap anak, dalam hal ini anak sebagai pelaku tindak pidana, se"og"an"a dimulai dari ketentuan-ketentuan hukum "ang seoptimal mungkin men!amin hak-hak anak, dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar perlindungan anak "ang berlaku uni6ersal, "akni: 0a1 non-diskriminasiA 0b1 kepentingan terbaik bagi anakA 0c1 hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembanganA dan 0d1 penghargaan terhadap pendapat anak# Dalam lingkup nasional, !aminan hukum secara khusus "ang diberikan kepada anak sebagai pelaku tindak pidana diatur dalam Undang-undang &omor ) *ahun 199; tentang Peradilan $nak# 8edangkan, secara Internasional diatur dalam 2he 'ei&ing -ules# 8ebagai peraturan "ang secara khusus mengatur perlakuan dan !aminan-!aminan khusus bagi anak "ang melakukan tindak pidana, pada ken"ataann"a substansi undang-undang peradilan anak tersebut belum cukup memberikan !aminan perlindungan# Dalam hal ini, terdapat beberapa ketentuan "ang inkonsistensi dengan peraturan indukn"a 0>U%P1 dan Undang-undang () *ahun (++( tentang Perlindungan anak, dan mengabaikan prinsip kepentingan terbaik bagi anak (the best interest for children1#

9erikut ini adalah beberapa catatan terhadap Undang-undang &omor ) *ahun 199; tentang Peradilan $nak: 011 'engenai batasan minimum usia minimal pertanggung!a aban pidana (the minimum age of criminal responsibility 1 bagi anak "ang terlampau rendah# Undang-undang Peradilan $nak menetapkan batasan usia minimal anak untuk dapat dihadapkan ke pengadilan adalah / 0delapan1 tahun 0Pasal 4 Undang-undang &omor ) *ahun 199;1# 'eskipun sanksi "ang ditetapkan bagi anak usia / @ 1( tahun han"a berupa tindakan, namun dengan batasan usia minimal pertanggun!a aban pidana "ang terlampau rendah ini memungkinkan timbuln"a ekses-ekses negati4 "ang dirasakan anak, "akni pengalaman selama proses dia!ukan ke persidangan akan menimbulkan stigma dan trauma "ang akan dirasakan anak# %al ini !elas merupakan dampak "ang tidak dapat dihindari anak "ang dia!ukan ke persidangan, mengingat anak masih terus tumbuh berkembang dalam mas"arakat, sedangkan stigma .!ahat< dari mas"arakat akan terus dirasakan anak selama tumbuh kembangn"a tersebut# Di sinilah menurut penulis letak pengabaian prinsip terbaik bagi anakA 0(1 $dan"a inkonsistensi dengan peraturan indukn"a, "akni >U%P# Dengan lahirn"a Undang-undang &omor ) *ahun 199;, maka ketentuan Pasal 45, 47, 4; >U%P din"atakan tidak berlaku 0Pasal 7; UU &o# ) *ahun 199;1# >etentuan ini !elas akan menimbulkan implikasi "uridis tersendiri, mengingat ketentuan "ang terkait dengan anak sebagai pelaku tindak pidana dalam >U%P tidak han"a terletak pada Pasal 45, 47, 4; >U%P sa!a, melainkan terkait pula dengan pasal-pasal lain dalam buku II dan III >U%P# Dengan tidak adan"a penegasan dalam Undang-undang Pengadilan anak tersebut maka dapat dikatakan bah a ketentuan selain pasal 45, 47, 4; >U%P secara "uridis masih tetap berlaku untuk anak# 0Disarikan dalam 9arda &a a i $rie4, (++51# Di sini nampak adan"a inkonsistensi dan ketidaksistematisan Undang-undang &omor ) *ahun 199;# 8ebagai salah satu sub dari keseluruhan aturan-sistem pemidanaan umum, Undang-undang &omor ) *ahun 199; harus tetap berpedoman pada aturanaturan atau prinsip-prinsip umum "ang diatur dalam peraturan indukn"a 0>U%P1 sepan!ang tidak diatur tersendiri dalam undang-undang "ang bersangkutan# 'engingat

beberapa ketentuan dalam buku I 0khususn"a 9ab II dan 9ab III1 >U%P semisal ketentuan mengenai pidana, percobaan, konkursus, recidi6e, dan ketentuan lainn"a tidak diatur dalam Undang-undang &omor ) *ahun 199;, maka aturan dalam >U%P tetap berlaku bagi anak karena merupakan bagian sistem "ang tidak terpisahkan# %al ini sungguh merugikan anak, karena untuk beberapa ketentuan seperti "ang disebutkan di atas, terhadap anak tetap dikenakan ketentuan "ang berlaku pula untuk orang de asa pada umumn"a# 'engenai pidana pen!ara, Henis Pidana ini masih merupakan !enis pidana pokok "ang dikenakan !uga kepada anak# :ang dipermasalahkan di sini bukan lah !enis ataupun bobot pidana pen!ara itu sendiri, melainkan tidak adan"a aturan "ang men!adi pedoman bagi hakim untuk melaksanakan sanksi pidana bagi anak# Dalam undang-undang pengadilan anak tersebut !uga tidak diatur mengenai ke enangan hakim untuk tidak meneruskan atau menghentikan proses pemeriksaan 0seperti "ang telah diatur dalam2he 'ei&ing -ules, Rule 1;#41 8eperti "ang diatur dalam *he 9ei!ing Rules, adapun prinsip-prinsip "ang seharusn"a diatur sebagai pedoman bagi hakim dalam mengambil keputusan dalam perkara anak, adalah sebagai berikut: Ru%# 0-.0 : 0a1 reaksi "ang diambil 0termasuk sanksi pidana1 selalu harus diseimbangkan dengan keadaan-keadaan dan bobot keseriusan tindak pidanaA 0b1 pembatasan kebebasan-kemerdekaan pribadi anak han"a dikenakan setelah pertimbangan "ang hati-hati dan dibatasi seminimal mungkinA 0c1 perampasan kemerdekaan pribadi !angan dikenakan kecuali anak melakukan perbuatan serius 0termasuk tindakan kekerasan terhadap orang lain1 atau terus menerus melakukan tindak pidana serius, dan kecuali tidak ada bentuk respons-sanksi lain "ang lebih tepatA 0d1 kese!ahteraan anak harus men!adi 4aktor pedoman dalam mempertimbangkan kasus anak# Ru%# 0-. + : $dan"a prinsip .di6ersi<, "akni hakim diberikan ke enangan untuk menghentikan atau tidak melan!utkan proses pemeriksaan, atau dengan kata lain hakim dapat tidak men!atuhkan sanksi apapun terhadap anak#Ru%# 0/.0( penempatan seorang anak dalam lembaga Pemas"arakatan 0pen!ara# pen1 harus

selalu ditetapkan sebagai upa"a terakhir 0the last resort1 dan untuk !angka

aktu

minimal "ang diperlukan# 09arda &a a i $rie4, 199/:174-1751# Undang-undang &omor ) tahun 199; tentang Peradilan $nak tidak mengatur prinsip-prinsip "ang diakui oleh 2he 'ei&ing -ules di atas 0terkhusus prinsip di6ersi1, sehingga "ang dapat ter!adi adalah hakim dapat se enang- enang dalam menerapkan pidana pen!ara terhadap anak, tanpa memperdulikan kepentingan terbaik anak# 9eberapa ketentuan "ang cenderung tidak memperdulikan bahkan merugikan anak, adalah ketentuan mengenai: 3. K#$# $ua m# "# ai Pi&a a b#r*yara$. 9erdasarkan prinsip .le@ specialis derogat lege generalis% 0aturan khusus akan men"impangi aturan umum1# >etentuan pidana bers"arat dalam pasal (9 Undangundang &omor ) tahun 199; 0sebagai le@ specialis1 akan men"impangi 0berlaku1 ketentuan pidana bers"arat dalam Pasal 14 a hingga 14 4 >U%P 0sebagai le@ generalis1# Padahal !ika dicermati lebih lan!ut, ketentuan pidana bers"arat dalam >U%P lebih melindungi kepentingan anak sebagai pelaku daripada Pasal (9 Undangundang Peradilan $nak terkait dengan pidana bers"arat# 9eberapa permasalahan 0kelemahan1 "ang terdapat dalam 4ormulasi Pasal (9 tersebut adalah sebagai berikut: sebagai bentuk non.custodial measures dan strafmodus, pidana bers"arat "ang diberlakukan bagi anak han"a untuk pidana pen!ara sa!a 0tidak diperkenankan untuk pidana lainn"a, semisal kurungan, denda dan pidana tambahan lainn"a1# %al ini berbeda dengan ketentuan dalam Pasal 14 a >U%P "ang mens"aratkan pidana bers"arat untuk pidana pen!ara maksimal 1 0satu1 tahun atau pidana kurungan 0Pasal 14 a a"at 0111, dan denda 0Pasal 14 a a"at 0(11# Dari ( 0dua1 ketentuan tersebut dapat disimpulkan bah a kesempatan untuk memperoleh pidana bers"arat bagi orang de asa lebih besar daripada kesempatan bagi anak# Ini !elas sangat diskriminati4, padahal prinsip "ang seharusn"a melandasi setiap ketentuan untuk anak adalah .Prinsip >epentingan *erbaik $nak<# 8ungguh tidak realistis kiran"a !ika kesempatan untuk mendapatkan pidana bers"arat bagi anak "ang seharusn"a lebih besar, men!adi lebih kecil dibandingkan orang de asa# Dengan tidak diaturn"a ketentuan pidana

bers"arat untuk pidana kurungan, denda dan pidana tambahan, maka otomatis ketentuan mengenai hal itu kembali lagi harus mengacu pada ketentuan pidana bers"arat dalam >U%P 0kecuali pidana bers"arat dalam hal pidana pen!ara1, padahal dalam hal ini >U%P tidak mengenal pemba"aran ganti rugi sebagai pidana tambahan# 8ehingga tetap sa!a tidak ada pidana bers"arat untuk pidana tambahan . Pemba"aran Banti Rugi<# +. K#$# $ua m# "# ai P#%#)a*a b#r*yara$. Permasalahan "ang timbul dari ketentuan Pelepasan bers"arat dalam Pasal 7( Undangundang &omor ) tahun 199; adalah sebagai berikut: 0a1 ketentuan mana "ang akan diberlakukan kepada anak, apakah Pasal 15 >U%P ataukah Pasal 7( Undang-undang &omor ) *ahun 199;, hal ini dikarenakan Pasal 15 >U%P tidak dicabut oleh Undangundang &omor ) *ahun 199;A 0b1 Pasal 7( ini tidak ditempatkan dalam 9ab III UU &ol# )-199; 0tentang .Pidana dan *indakan<1, tetapi ditempatkan di dalam 9ab ?I tentang .2embaga Pemas"arakatan $nak<# Penempatan pasal pada bab "ang tidak semestin"a ini, selain men"ebabkan pena4siran "ang berbeda mengenai peruntukkan pasal tersebut, !uga men"ebabkan keberadaan pasal tersebut !arang diketahui oleh para aparat penegak hukum, sehingga seringkali dianggap tidak pernah ada ketentuan mengenai pelepasan bers"arat dalam undang-undang "ang dimaksudA 0c1 >etentuan !angka aktu percobaan pelepasan bers"arat dalam Pasal 7( Undang-undang &omor ) *ahun 199; sangat pendek !ika dibandingkan dengan !angka aktu "ang ditetapkan >U%P# 'asa percobaan pelepasan bers"arat dalam >U%P 0Pasal 151 adalah sisa aktu pidana pen!ara "ang belum di!alani ditambah satu tahun# 8edangkan, masa percobaan pelepasan bers"arat bagi adank dalam Pasal 7( Undang-undang &omor ) *ahun 199; adalah sama dengan sisa pidana "ang harus di!alankann"a 0tanpa penambahan apapun1# >etentuan ini tentun"a !uga tidak masuk akal, berdasarkan prinsip kepentingan terbaik anak, seharusn"a kesempatan "ang diberikan anak untuk men!alani pelepasan bers"arat-pembebasan bers"arat lebih lama, dibandingkan kesempatan "ang diberikan kepada orang de asa, bukan malah lebih dipersingkat sehingga peluang anak untuk kembali men!alani pidana pen!ara lebih besar#

1. K#$# $ua m# "# ai )i&a a P# "a5a*a ( Pidana penga asan "ang diatur dalam Pasal )+ Undang-undang &omor ) *ahun 199; pada prinsipn"a sama dengan konsep pidana bers"arat# Pidana Penga asan ini merupakan !enis sanksi baru "ang diperkenalkan Undang-undang &omor ) *ahun 199; untuk perkara-perkara pidana anak# Permasalahan "ang muncul adalah seharusn"a mengatur pula mengenai aturan pelaksanaann"a mengingat >U%P tidak mengenal pidana penga asan, maka Undang-undang &omor ) *ahun 199; 0strafmodus1# >en"ataann"a, Undang-undang &omor ) *ahun 199; sama sekali tidak mengaturkan aturan pelaksanaan dari pidana penga asan ini, sehingga ekses "ang muncul adalah kesulitan dalam menerapkan pidana penga asan ini untuk perkara anak karena tidak ada aturan pelaksanan"a# Dari beberapa catatan "ang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bah a Undangundang &omor ) *ahun 199; tentang Peradilan $nak belum cukup memberikan !aminan perlindungan hukum bagi anak "ang melakukan tindak pidana# 8ecara ekstrem dapat dikatakan bah a dalam beberapa hal 0pidana bers"arat dan pelepasan bers"arat1 >U%P lebih memberikan !aminan perlindungan bagi anak# Dengan adan"a beberapa kelemahan dalam Undang-undang &omor ) *ahun 199; tentang Peradilan $nak, a!ar kiran"a !ika aparat penegak hukum dalam menangani perkara anak seringkali keliru dalam mena4sirkan dan menerapkan undang-undang, sehingga pada tataran praktek "ang muncul adalah ketidakadilan bagi anak# Demi menghindari proses hukum "ang semata-mata bersi4at menghukum, degradasi mental dan penurunan semangat 0discouragement) serta menghindari proses stigmatisasi "ang dapat menghambat proses perkembangan, kematangan dan a!ar, maka dalam menangani masalah hukum dari kemandirian anak dalam arti "ang

anak-anak "ang telah melakukan perilaku "ang men"impang, para penegak hukum perlu memahami bah a: 0a1 anak "ang melakukan tindak pidana 0&u5enile offender1 !anganlah dipandang sebagai seorang pen!ahat, namun harus dilihat sebagai orang "ang memerlukan bantuan, pengertian dan kasih sa"ang#0'uladi, 199(:1151,

pendekatan "uridis terhadap anak hendakn"a lebih mengutamakan pendekatan persuasi4-edukati4 dan pendekatan ke!i aan# 0b1 >ese!ahteraan anak dalam hal ini harus di!adikan guiding factordalam penegakan hukum terhadap anak pelaku tindak pidana#

;3 $34 Ka*u* K#'#ra*a T#r4a&a) A a' ( 2 T"#P$!%$, &akarta . 4olisi menerima laporan kekerasan terhadap anak di Depok, Jawa 'arat. A7,
8 tahun, dilaporkan sering dianiaya kedua orang tuanya dan memutuskan untuk kabur dari rumah, pekan lalu. B1udah diterima laporannya di 4olres Depok Jumat kemarin,B u&ar &uru bicara 4olda Aetro Jaya, 3ombes -ikwanto, 1enin, !C (gustus !$1". -ikwanto menyatakan, laporan diterima polisi setelah beberapa saksi melihat korban linglung usai dianiaya kedua orang tuanya. 1aksi yang menemukan korban di sebuah pusat perbelan&aan di Depok, mendapat cerita korban sering dipukul menggunakan bambu oleh ayahnya. 4olisi bergerak cepat. Aereka mendatangi rumah korban dan menyita bambu yang diduga digunakan untuk memukul korban. Dari tubuh korban terlihat bekas kekerasan, seperti memar di punggung akibat pukulan dan luka ringan di telinga akibat sering mendapat &eweran. amun, hingga kini kedua pelaku, 1( (D$ tahun) dan D ("8 tahun), tidak ditahan. (lasannya, pelaku masih memiliki tanggungan anak yang lain. B(da empat anak, paling besar 1! tahun.4roses hukum kasus ini masih ber&alan. 3orban A7 kini tinggal di tempat perlindungan kasus kekerasan anak. 'ila terbukti bermasalah, kedua orang tua korban terancam pidana tiga setengah tahun karena melanggar 4asal 8$ Undang.Undang omor !" 2ahun !$$! tentang 4erlindungan (nak.

T"#P$!%$, &akarta . 3omisi asional 4erlindungan (nak (3omnas (nak) mencatat se&ak awal tahun !$1" hingga sekarang ada sebanyak 1!E laporan kasus kekerasan terhadap anak, secara fisik, mental, dan seksual di wilayah Jabodetabek.3etua 3omnas (nak, (rist Aerdeka 1irait mengatakan dari 1!E laporan kekerasan anak di Jabodetabek terdapat CE kasus atau +1 persennya ter&adi di wilayah Jakarta 2imur. 2ahun lalu, kata (rist, tercatat ada !.C"E kasus kekerasan anak di Jabodetabek.BD3/ Jakarta paling tinggi yakni CC" kasus kekerasan anak, sebanyak 1)$ kasusnya ter&adi di Jakarta 2imur,B kata (rist di kantor 3omnas (nak, 1elasa ! (pril !$1". (rtinya, (rist melan&utkan, wilayah Jakarta 2imur memang paling rawan ter&adinya ke&ahatan dan kekerasan terhadap anak.(rist mengungkapkan, banyaknya kasus kekerasan pada anak di Jakarta 2imur, karena faktor padatnya penduduk dan pendidikan yang rendah. BFkonomi penduduknya &uga 8$ persen menengah ke bawah,B u&arnya.Aenurutnya, ada tiga kecamatan yang sering ter&adi tindakan kekerasan terhadap anak, yakni 3ecamatan 3ramat Jati, 3ecamatan 9iracas dan 3ecamatan 9akung. 3omnas (nak &uga mengapresiasi kiner&a 4olres Jakarta 2imur yang selalu menindaklan&uti dan mengusut tuntas setiap laporan kasus kekerasan anak.B1aya berharap polisi terus beker&a menuntaskan segala kasus kekerasan seksual anak sesuai hukum, agar menimbulkan efek &era di masyarakat. T"#P$!%$, 'ashington . 2yler James Deutsch adalah ayah muda berusia !+ tahun. Dan ia memiliki bayi yang usianya baru enam pekan. 3etika si bayi menangis tanpa henti, Deutsch diduga mendiamkannya dengan cara tak la=im. Gakni menaruhnya dalam 4reeCer atau kotak pendingin di lemari es. (tas tuduhan penyerangan anak, penganiayaan kriminal, dan mengganggu pelaporan kekerasan, Deutsch dihadapkan ke muka me&a hi&au.Di depan hakim, Deutsch mengklaim dirinya tak bersalah. 1edangkan menurut &aksa Aark 8ind,uist, Deutsch tertidur setelah menempatkan bayinya di dalam 4reeCer. Deutsch baru terbangun satu &am kemudian ketika istrinya pulang. Deutsch &uga dituduh merebut ponsel waktu istrinya akan menelepon untuk meminta bantuan.HJaksa mengatakan suhu bayi itu turun drastis,B tulis Dail" 'ail, -abu, !) Aei !$1". B/a &uga mengalami patah lengan, patah kaki,

lecet di kaki, serta cedera kepala.% Dalam persidangan, ibu dari bayi perempuan itu tidak ikut hadir. amun, dalam dokumen pengisian, ia menyatakan ragu bila Deutsch dapat men&aga anak mereka dengan baik. 3epada si ibu, Deutsch sendiri mengakui menempatkan bayi itu ke dalam 4reeCer, dengan dalih untuk kebaikan putrinya. amun, ketika polisi tiba, ia mengubah cerita. 3ata Deutsch, ia lelah sehabis ker&a hingga tertidur. Dan, saat terbangun, bayinya tidak tidur di sampingnya. Dia pun berkukuh tidak tahu bagaimana si bayi sampai ke dalam 4reeCer.4olisi percaya Deutsch senga&a menempatkan anaknya dalam4reeCer untuk menghentikan tangisan. 1ebab, Deutsch tidak mengetahui cara menghentikan tangisan bayi berusia enam pekan. B1ehingga ia menempatkan bayi dalam 4reeCer,% u&ar seorang polisi, Fd 2royer.4engadilan mendapatkan laporan bahwa Deutsch tidak tengah berada di bawah pengaruh obat atau =at terlarang. Aeski demikian, Deutsch bukanlah orang yang bersih hukum. Dia pernah mengaku bersalah atas pencurian identitas pada tahun !$1!* menggunakan kartu kredit adiknya untuk membeli rokok dan bir. BJika terbukti bersalah atas semua tuduhan, Deutsch akan menghabiskan sisa hidupnya di pen&ara.B . T"#P$!%$, &akarta . 3omisi asional 4erlindungan (nak (3omnas 4() melansir data kasus yang terpantau selama Januari.Juni !$1". Aenurut 3etua 3omnas 4(, (rist Aerdeka 1irait, kasus sepan&ang pertengahan !$1" masih didominasi kekerasan terhadap anak, terlebih kasus kekerasan seksual. H2erdapat 1.$"! kasus selama enam bulan,% kata (rist ketika dihubungi 3amis, 18 Juli !$1". 3omnas 4( memerinci, kasus kekerasan fisik ada sebanyak !)D kasus, kekerasan psikis sebanyak !$" kasus, dan paling banyak yaitu kekerasan seksual sebanyak +"+ kasus. (rist berasumsi, setiap bulan hampir )$.1$$ anak menerima kekerasan seksual.Aengenai lokasi ke&adian, kasus kekerasan seksual paling banyak ter&adi di lingkungan sosial sebanyak "8+ kasus, disusul lingkungan keluarga 1)", dan lingkungan sekolah 1!1. 'eberapa hal yang melatarbelakangi ter&adinya kekerasan seksual karena pengaruh pornografi sebanyak E$ kasus, terangsang dengan korban 1!!, dan hasrat tak tersalurkan 1D8 kasus.'entuk kekerasan seksual di antaranya sodomi +! kasus, pemerkosaan !8$ kasus, pencabulan 18! kasus, dan inses !1 kasus. Aodusnya dengan menggunakan obat penenang 1+ kasus, diculik lebih dulu 1D kasus, disekap D+ kasus, bu&uk rayu dan tipuan 1") kasus, dan iming.iming 1"1 kasus. Dampaknya, meninggal dunia sembilan kasus dan trauma "D+ kasus.(rist meminta semua komponen masyarakat untuk ikut memerangi dan menghentikan ke&ahatan seksual terhadap anak dan perempuan. Dia &uga meminta 3epolisian -/ meningkatkan pelayanannya dan memberikan perlakuan khusus terhadap korban ke&ahatan seksual. 3omnas 4( mendorong D4- agar memasukkan pasal sanksi bagi pelaku ke&ahatan seksual kepada anak dan perempuan. HAinimal !$ tahun pen&ara dan maksimal seumur hidup..

$nalisa Iaktor Internal : 8ecara 4aktor internal mengenai landasan hukum "ang melindungi anak-anak Indonesia adalah Undang-undang Dasar 1945 pasal (/9 a"at (, Undang Undang &o# () *ahun (++( tentang perlindungan anak, >itab undang-undang hukum pidana, UU &o# 4 tahun 19;9 tentang >ese!ahteraan $nak, UU &o# ) *ahun 199; tentang Pengadilan $nak, UU &o# 4 tahun 199; tentang Pen"andang 3acat, UU &o# (( tahun 199; tentang narkotika, UU &o# () *ahun 199( tentang >esehatan, UU &o# (+ *ahun (++) tentang 8istem Pendidikan &asional, UU &,# 1) tahun (++) tentang >etenagaker!aan, UU &o# () *ahun (++4 tentang Penghapusan >ekerasan Dalam Rumah *angga, UU &o#1( *ahun (++5 tentang ke arganegaraan, UU &o# () *ahun (++7 tentang $dministrasi

>ependudukan, UU &o# 1) *ahun (++7 tentang Perlindungan 8aksi >orban, UU &o# (1 tahun (++; tentang P*PP, : setiap orang "ang melakukan tindak pidana perdagangan orang dan korbann"a adalah anak, maka ancaman pidanan"a ditambah sepertiga, #RPH'& (++4-(++9 0Peraturan Presiden &o# ; *ahun (++51,Peningkatan kese!ahteraan dan perlindungan anak merupakan salah satu dari agenda menciptakan Indonesia "ang adil dan demokratis dan R>P (++7 dan R>P (++; : Pengarusutamaan anak merupakan salah satu program pembangunan, dan harus dilakukan untuk memastikan kebi!akan- program- kegiatan pembangunan peduli- ramah anak# 8emua aturan atau norma-norma "ang berupa perundang-undang didalam implementasi secara 4aktor internal belum benar-benar melindungi anak-anak di Indonesia, dimana pada 4aktan"a masih terlihat ke!ahatan terhadap anak "ang semakin marak ter!adi di Indonesia# Permasalahan lain !uga dikarena kurangn"a sosialisasi terhadap orang de asa dan orang tua tentang pemberlakuan undang-undang perlindungan anak tersebut# Upa"a mengimplementasikan UU &o# () *ahun (++( tentang perlindungan anak adalah sebagai perlindungan langsung dan tidak langsung, dan perlindungan "uridis dan non-"uridis# Upa"a-upa"a perlindungan secara langsung di antaran"a meliputi: pengadaan sesuatu agar anak terlindungi dan diselamatkan dari sesuatu "ang membaha"akann"a, pencegahan dari segala sesuatu "ang dapat merugikan atau mengorbankan anak, penga asan, pen!agaan terhadap gangguan dari dalam dirin"a atau dari luar dirin"a, pembinaan 0mental, 4isik, sosial1, pemas"arakatan pendidikan 4ormal dan in4ormal, pengasuhan 0asah, asih, asuh1, penggan!aran 0reward), pengaturan dalam peraturan perundang-undangan# 8edangkan, upa"a perlindungan tidak langsung antara lain meliputi: pencegahan orang lain merugikan, mengorbankan kepentingan anak melalui suatu peraturan perundang-undangan, peningkatan pengertian "ang tepat mengenai manusia anak serta hak dan ke a!iban, pen"uluhan mengenai pembinaan anak dan keluarga, pengadaaan sesuatu "ang menguntungkan anak, pembinaan 0mental, 4isik dan sosial1 para partisipan selain anak "ang bersangkutan dalam pelaksanaan perlindungan anak, penindakan mereka "ang menghalangi usaha perlindungan anak# Upa"a-upa"a perlindungan di atas sekilas nampak sama dalam hal bentuk upa"a

perlindungann"a# Perbedaan antara keduan"a terletak pada ob!ek dari perlindungan itu sendiri# ,b!ek dalam upa"a perlindungan langsung tentun"a adalah anak secara langsung# 8edangkan upa"a perlindungan tidak langsung, lebih pada para partisipan "ang berkaitan dan berkepentingan terhadap perlindungan anak, "aitu orang tua, petugas dan pembina# Dan upa"a-upa"a ini lebih merupakan upa"a "ang integral, karena bagaimana mungkin pelaksanaan perlindungan terhadap anak dapat berhasil, apabila para partisipan "ang terkait seperti orang tua, para petugas dan pembina, tidak terlebih dahulu dibina dan dibimbing serta diberikan pemahaman mengenai cara melindungi anak dengan baik# Dimana si4at perlindungann"a, perlindungan anak !uga dapat dibedakan dari men!adi: perlindungan "ang bersi4at "uridis, meliputi perlindungan dalam bidang hukum perdata dan dalam hukum pidanaA perlindungan "ang bersi4at non-"uridis, meliputi perlindungan di bidang sosial, bidang kesehatan dan bidang pendidikan# Perlindungan "ang bersi4at "uridis atau "ang lebih dikenal dengan perlindungan hukum adalah upa"a perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak 0fundamental rights and freedoms of children1 serta berbagai kepentingan "ang berhubungan dengan kese!ahteraan anak# Perlindungan hukum dalam bidang keperdataan, terakomodir dalam ketentuan dalam hukum perdata "ang mengatur mengenai anak seperti, 011 >edudukan anak sah dan hukum pengesahan anak di luar ka inA 0)1 ke a!iban 041kebelumde asaan anak dan per aliaan# Dalam hukum pidana, perlindungan anak selain diatur dalam pasal 45, 47, dan 4; >U%P 0telah dicabut dengan diundangkann"a Undang-undang &omor ) *ahun 199; tentang Peradilan $nak1# >emudian, terdapat !uga beberapa pasal "ang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan perlindungan anak, "aitu antara lain pasal (;/, pasal (/), pasal (/;, pasal (9+, pasal (9;, pasal )+1, pasal )+5, pasal )+/, pasal )41 dan pasal )57 >U%P# 8edangkan dalam Undang-undang &omor () *ahun (++( tentang Perlindungan anak "ang pada prinsipn"a mengatur mengenai perlindungan hak-hak anak dan dalam Undang-undang &omor 4 tahun 19;9, tentang >ese!ahteraan $nak, pada prinsipn"a diatur mengenai upa"a-upa"a untuk mencapai kese!ahteraan anak# Dan, "ang arisA 0(1 pengakuan dan tua terhadap anakA orang

terakhir Undang-undang &omor ) *ahun 199; tentang Peradilan $nak, "ang pada prinsipn"a mengatur mengenai perlindungan terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana dalam konteks peradilan anak# Perlindungan anak "ang bersi4at non-"uridis dapat berupa, pengadaan kondisi sosial dan lingkungan "ang kondusi4 bagi pertumbuhan anak, kemudian upa"a peningkatan kesehatan dan giCi anak-anak, serta peningkatan kualitas pendidikan melalui berbagai program bea sis a dan pengadaan 4asilitas pendidikan "ang lebih lengkap dan canggih# 8ebagaimana "ang telah dikemukakan sebelumn"a, berbagai upa"a perlindungan anak tersebut tidak lain diorientasikan sebagai upa"a untuk menciptakan kese!ahteraan anak, guna mencapai tu!uan tersebut, maka pelaksanaan perlindungan tersebut tidak boleh dipisahkan dari prinsip-prinsip dasar perlindungan anak dalam >on6ensi %ak $nak, "aitu: 011 Prinsip-prinsip non-diskriminasi 0 non. discrimination1A 0(1 Prinsip >epentingan terbaik untuk anak (the best interest of the child<0)1 Prinsip hak-hak anak untuk hidup, bertahan hidup dan pengembangan 0the right to life, sur5i5al and de5elopment)< 041 Prinsip menghormati pandangan anak 0respect to the 5iews of the child). Pada prinsipn"a landasan hukum "ang dibentuk oleh lembaga nasional >omisi Perlindungan $nak 0>P$1 adalah telah diuraikan diatas "ang harus mencerminkan apa "ang terdapat dalam UUD 1945 dan Undang-Undang %ak $sasi 'anusia# $nalisa 4aktor internal, "ang merupakan sebagai pelanggaran terhadap undang-undang perlindungan anak adalah diatur oleh UU &o# () *ahun (++( "ang pada prinsipn"a dalam upa"a perlindungan anak adalah segala kegiatan "ang men!amin dan melindungi anak dan hak-hakn"a agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berprestasi secara optimal sesuai dengan harkat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, "ang meliputi hak-hak anak "iatu &ondiskriminasi, >epentingan "ang terbaik bagi anak# )# hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan#Penghargaan terhadap pendapat anak# Dimana %ak dan >e a!iban $nak adalah hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia "ang a!ib di!amin, dilindungi dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, mas"arakat, pemerintah, dan &egara# >e a!iban $nak adalah ke a!iban "ang artin"a sesuatu "ang harus dilaksanakan# Hadi, ke a!iban anak

adalah sesuatu "ang harus dilaksanakan oleh seorang anak# 8edangkan ke a!iban ,rang *ua adalah tercantum dalam pasal (7 "ang berbun"i: orang tua berke a!iban dan bertanggung !a ab untuk: a# mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak, menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatn"a, mencegah ter!adin"a perka inan pada usia anak-anak# *erdapat pengaturan Pi&a a b#r*yara$ u $u' )#r%i &u "a a a' ya " *#7ara 6a'$3r i $#r a% a&a%a4 berdasarkan prinsip .le@ specialis derogat lege generalis% 0aturan khusus akan men"impangi aturan umum1# >etentuan pidana bers"arat dalam pasal (9 Undang-undang &omor ) tahun 199; 0sebagai le@ specialis1 akan men"impangi 0berlaku1 ketentuan pidana bers"arat dalam Pasal 14 a hingga 14 4 >U%P 0sebagai le@ generalis1# Padahal !ika dicermati lebih lan!ut, ketentuan pidana bers"arat dalam >U%P lebih melindungi kepentingan anak sebagai pelaku daripada Pasal (9 Undang-undang Peradilan $nak terkait dengan pidana bers"arat# 9eberapa permasalahan 0kelemahan1 "ang terdapat dalam 4ormulasi Pasal (9 tersebut adalah sebagai berikut: sebagai bentuk non.custodial measures dan strafmodus, pidana bers"arat "ang diberlakukan bagi anak han"a untuk pidana pen!ara sa!a 0tidak diperkenankan untuk pidana lainn"a, misaln"a berupa kurungan, denda dan pidana tambahan lainn"a1# %al ini berbeda dengan ketentuan dalam Pasal 14 a >U%P "ang mens"aratkan pidana bers"arat untuk pidana pen!ara maksimal 1 0satu1 tahun atau pidana kurungan 0Pasal 14 a a"at 0111, dan denda 0Pasal 14 a a"at 0(11# Dari ( 0dua1 ketentuan tersebut dapat disimpulkan bah a kesempatan untuk memperoleh pidana bers"arat bagi orang de asa lebih besar daripada kesempatan bagi anak, hal ini sangat diskriminati4, padahal prinsip "ang seharusn"a melandasi setiap ketentuan untuk anak adalah .Prinsip >epentingan *erbaik $nak<# '# "# ai P#%#)a*a b#r*yara$! &ia$ur dalam Pasal 7( Undang-undang &omor ) tahun 199; adalah sebagai berikut: 0a1 ketentuan mana "ang akan diberlakukan kepada anak, apakah Pasal 15 >U%P ataukah Pasal 7( Undang-undang &omor ) *ahun 199;, hal ini dikarenakan Pasal 15 >U%P tidak dicabut oleh Undang-undang &omor ) *ahun 199;A 0b1 Pasal 7( ini tidak ditempatkan dalam 9ab III UU &ol# )-199; 0tentang .Pidana dan *indakan<1, tetapi ditempatkan di dalam 9ab ?I tentang .2embaga

Pemas"arakatan $nak<# Penempatan pasal pada bab "ang tidak semestin"a ini, selain men"ebabkan pena4siran "ang berbeda mengenai peruntukkan pasal tersebut, !uga men"ebabkan keberadaan pasal tersebut !arang diketahui oleh para aparat penegak hukum, sehingga seringkali dianggap tidak pernah ada ketentuan mengenai pelepasan bers"arat dalam undang-undang "ang dimaksudA 0c1 >etentuan !angka !ika dibandingkan dengan !angka aktu percobaan pelepasan bers"arat dalam Pasal 7( Undang-undang &omor ) *ahun 199; sangat pendek aktu "ang ditetapkan >U%P# 'asa percobaan aktu pidana pen!ara "ang pelepasan bers"arat dalam >U%P 0Pasal 151 adalah sisa

belum di!alani ditambah satu tahun# 8edangkan, masa percobaan pelepasan bers"arat bagi adank dalam Pasal 7( Undang-undang &omor ) *ahun 199; adalah sama dengan sisa pidana "ang harus di!alankann"a 0tanpa penambahan apapun1# >etentuan ini tentun"a !uga tidak masuk akal, berdasarkan prinsip kepentingan terbaik anak, seharusn"a kesempatan "ang diberikan anak untuk men!alani pelepasan bers"arat-pembebasan bers"arat lebih lama, dibandingkan kesempatan "ang diberikan kepada orang de asa, bukan malah lebih dipersingkat sehingga peluang anak untuk kembali men!alani pidana pen!ara lebih besar# '# "# ai )i&a a P# "a5a*a ! &ia$ur dalam Pasal )+ Undang-undang &omor ) *ahun 199; pada prinsipn"a sama dengan konsep pidana bers"arat# Pidana Penga asan ini merupakan !enis sanksi baru "ang diperkenalkan Undang-undang &omor ) *ahun 199; untuk perkara-perkara pidana anak# Permasalahan "ang muncul adalah mengingat >U%P tidak mengenal pidana penga asan, maka Undang-undang &omor ) *ahun 199; seharusn"a mengatur pula mengenai aturan pelaksanaann"a 0strafmodus1# >en"ataann"a, Undang-undang &omor ) *ahun 199; sama sekali tidak mengaturkan aturan pelaksanaan dari pidana penga asan ini, sehingga ekses "ang muncul adalah kesulitan dalam menerapkan pidana penga asan ini untuk perkara anak karena tidak ada aturan pelaksanan"a# Dengan undang-undang tersebut adalah semata-mata bersi4at menghukum, degradasi mental dan penurunan semangat 0discouragement) serta menghindari proses stigmatisasi "ang dapat menghambat proses perkembangan, a!ar, maka dalam menangani kematangan dan kemandirian anak dalam arti "ang

masalah hukum dari anak-anak "ang telah melakukan perilaku "ang men"impang, para

penegak hukum perlu memahami bah a: 0a1 anak "ang melakukan tindak pidana 0&u5enile offender1 !anganlah dipandang sebagai seorang pen!ahat, namun harus dilihat sebagai orang "ang memerlukan bantuan, pengertian dan kasih sa"ang#0'uladi, 199(:1151, pendekatan "uridis terhadap anak hendakn"a lebih mengutamakan pendekatan persuasi4-edukati4 dan pendekatan ke!i aan# 0b1 >ese!ahteraan anak dalam hal ini harus di!adikan guiding factordalam penegakan hukum terhadap anak pelaku tindak pidana# $nalisa Iaktor =ksternal $dalah proses kebi!akan pemberlakuan 4aktor eksternal "ang mempengaruhi adan"a peradilan pidana (&u5enile &ustice) merupakan salah satu bentuk perlindungan "ang diberikan hukum kepada anak "ang telah melakukan tindak pidana# ,rientasi dari keseluruhan proses peradilan pidana anak ini harus ditu!ukan pada kese!ahteraan anak itu sendiri, dengan dilandasi prinsip kepentingan terbaik anak 0the best interest for children1# *u!uan utama dari sistem peradilan pidana ini telah ditegaskan dalam 8'R-HH 0 'ei&ing -ules) dalam rule 5#1 bah a: .2he &u5enile &ustice system shall emphasi=e the well > being of the &u5enileand shall ensure that any reaction to &u5enile offenders shall always be in proportion to the circumtances of both the offender and the offence%. 0Rule 5#1# 8'R HH dalam 'uladi, 199(:11(1# Aims of &u(enile &ustice ini dapat disimpulkan adan"a dua sasaran dibentukn"a peradilan anak, "aitu: 0a1 'ema!ukan kese!ahteraan anak (the promotion of the well being of the &u5enile), artin"a prinsip kese!ahteraan anak ini harus dipandang sebagi 4okus utama dalam sistem peradilan anak# Prinsip ini dapat di!adikan dasar untuk tidak menerapkan penggunaan sanksi "ang semata-mata bersi4at pidana, atau "ang bersi4at menghukum# 0'uladi, 199(:11)1# 8anksi pidana, terutama pidana pen!ara harus dipandang sebagai :the last resortF dalam peradilan anak, seperti "ang telah ditegaskan dalam Resolusi P99 45-11) tentang Un -ules 6or 2he 4rotection ?f Ju5eniles Depri5ed ?f 2hei 8iberty. 09arda &a a i $rie4, 1997:1)1A 0b1 'engedepankan prinsip proporsionalitas (the principle of proporsionality). Prinsip "ang kedua ini merupakan

sarana untuk mengekang penggunaan sanksi "ang bersi4at menghukum dalam arti memabalas# 8ebagai sub!ek hukum "ang dipandang khusus oleh hukum, maka proses perlindungan hukum terhadap anak dalam peradilan anak memerlukan perlakuan dan !aminan-!aminan khusus dari undang-undang# Haminan-!aminan khusus ini tentun"a tidak mengesampingkan !aminan-!aminan umum "ang berlaku bagi setiap orang# Haminan umum "ang dimaksud tersebut adalah !aminan-!aminan "ang bersi4at prosedural "ang paling mendasar, antara lain: 0a1 %ak untuk diberitahukann"a tuduhan 0the right to be notified of the charges1A 0b1%ak untuk tetap diam 0the right to remain silent1 A 0c1 %ak untuk memperoleh penasehat hukum 0the right to councel1A 0d1 %ak untuk hadirn"a orang tua- ali 0the right to the presence of a parent of guardian)< 0e1 %ak untuk menghadapkan saksi dan pemeriksaan silang para saksi 0the right to confront and cross.e@amine witness)< 041 %ak untuk banding ke tingkat "ang lebih tinggi 0 the right to appeal to a higher authority). >eseluruhan perlindungan terhadap anak, dalam hal ini anak sebagai pelaku tindak pidana, se"og"an"a dimulai dari ketentuan-ketentuan hukum "ang seoptimal mungkin men!amin hak-hak anak, dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar perlindungan anak "ang berlaku uni6ersal, "akni: 0a1 non-diskriminasiA 0b1 kepentingan terbaik bagi anakA 0c1 hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembanganA dan 0d1 penghargaan terhadap pendapat anak# Pandangan Internasional diatur dalam 2he 'ei&ing -ules adalah sebagai peraturan "ang secara khusus mengatur perlakuan dan !aminan!aminan khusus bagi anak "ang melakukan tindak pidana, pada ken"ataann"a substansi undang-undang peradilan anak tersebut belum cukup memberikan !aminan perlindungan dan mengabaikan prinsip kepentingan terbaik bagi anak (the best interest for children1# Dalam undang-undang pengadilan anak tersebut !uga tidak diatur mengenai ke enangan hakim untuk tidak meneruskan atau menghentikan proses pemeriksaan 0seperti "ang telah diatur dalam2he 'ei&ing -ules, Rule 1;#41 8eperti "ang diatur dalam *he 9ei!ing Rules, adapun prinsip-prinsip "ang seharusn"a diatur sebagai pedoman bagi

hakim dalam mengambil keputusan dalam perkara anak, adalah reaksi "ang diambil 0termasuk sanksi pidana1 selalu harus diseimbangkan dengan keadaan-keadaan dan bobot keseriusan tindak pidana, melakukan pembatasan kebebasan-kemerdekaan pribadi anak han"a dikenakan setelah pertimbangan "ang hati-hati dan dibatasi seminimal mungkin, perampasan kemerdekaan pribadi !angan dikenakan kecuali anak melakukan perbuatan serius 0termasuk tindakan kekerasan terhadap orang lain1 atau terus menerus melakukan tindak pidana serius, dan kecuali tidak ada bentuk respons-sanksi lain "ang lebih tepatn dan demi kese!ahteraan anak harus men!adi 4aktor pedoman dalam mempertimbangkan kasus anak# Prinsip .di6ersi<, "akni hakim diberikan ke enangan untuk menghentikan atau tidak melan!utkan proses pemeriksaan, atau dengan kata lain hakim dapat tidak men!atuhkan sanksi apapun terhadap anak dan penempatan seorang anak dalam lembaga Pemas"arakatan 0pen!ara# pen1 harus selalu ditetapkan sebagai upa"a terakhir 0 the last resort1 dan untuk !angka aktu minimal "ang diperlukan#

>esimpulan ( $nak dipandang memiliki kedudukan khusus di mata hukum,"ang didasarkan atas pertimbangan bah a anak adalah manusia dengan segala keterbatasan biologis dan psikisn"a belum mampu memper!uangkan segala sesuatu "ang men!adi hak-hakn"a# 8elain itu, !uga disebabkan karena masa depan bangsa tergantung dari masa depan dari anak-anak sebagai generasi penerus# ,leh karena itu, anak sebagai sub!ek dari hukum negara harus dilindungi, dipelihara dan dibina demi kese!ahteraan anak itu sendiri# $turan-aturan atau norma-norma "ang berupa perundang-undang didalam implementasi secara 4aktor internal belum benar-benar melindungi anak-anak di

Indonesia, dimana pada 4aktan"a masih terlihat ke!ahatan terhadap anak "ang semakin marak ter!adi di Indonesia# Implementasi UU &o# () *ahun (++( tentang perlindungan anak adalah sebagai perlindungan langsung dan tidak langsung, dan perlindungan "uridis dan non"uridis# ,b!ek dalam upa"a perlindungan langsung tentun"a adalah anak secara langsung# 8edangkan upa"a perlindungan tidak langsung, lebih pada para partisipan "ang berkaitan dan berkepentingan terhadap perlindungan anak, "aitu orang tua, petugas dan pembina# Perlindungan "ang bersi4at "uridis atau "ang lebih dikenal dengan perlindungan hukum adalah upa"a perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak 0fundamental rights and freedoms of children1 serta berbagai kepentingan "ang berhubungan dengan kese!ahteraan anak# Perlindungan hukum dalam bidang keperdataan, terakomodir dalam ketentuan dalam hukum perdata "ang mengatur mengenai anak seperti, 011 >edudukan anak sah dan hukum pengesahan anak di luar ka inA 0)1 ke a!iban arisA 0(1 pengakuan dan tua terhadap anakA orang

041kebelumde asaan anak dan per aliaan dan perlindungan hukum pidana, perlindungan anak selain diatur dalam pasal 45, 47, dan 4; >U%P 0telah dicabut dengan diundangkann"a Undang-undang &omor ) *ahun 199; tentang Peradilan $nak1# >emudian, terdapat !uga beberapa pasal "ang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan perlindungan anak, "aitu antara lain pasal (;/, pasal (/), pasal (/;, pasal (9+, pasal (9;, pasal )+1, pasal )+5, pasal )+/, pasal )41 dan pasal )57 >U%P# Undang-undang &omor () *ahun (++( tentang Perlindungan anak "ang pada prinsipn"a mengatur mengenai perlindungan hak-hak anak dan dalam Undang-undang &omor 4 tahun 19;9, tentang >ese!ahteraan $nak, pada prinsipn"a diatur mengenai upa"a-upa"a untuk mencapai kese!ahteraan anak# Undang-undang &omor ) *ahun 199; tentang Peradilan $nak, "ang pada prinsipn"a mengatur mengenai perlindungan terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana dalam konteks peradilan anak# Perlindungan anak "ang bersi4at non-"uridis dapat berupa, pengadaan kondisi sosial dan lingkungan "ang kondusi4 bagi pertumbuhan anak,

kemudian upa"a peningkatan kesehatan dan giCi anak-anak, serta peningkatan kualitas pendidikan melalui berbagai program bea sis a dan pengadaan 4asilitas pendidikan "ang lebih lengkap dan canggih# Upa"a perlindungan anak tersebut tidak lain diorientasikan sebagai upa"a untuk menciptakan kese!ahteraan anak, guna mencapai tu!uan tersebut, maka pelaksanaan perlindungan tersebut tidak boleh dipisahkan dari prinsip-prinsip dasar perlindungan anak dalam >on6ensi %ak $nak, "aitu: 011 Prinsip-prinsip non-diskriminasi 0 non. discrimination1A 0(1 Prinsip >epentingan terbaik untuk anak (the best interest of the child<0)1 Prinsip hak-hak anak untuk hidup, bertahan hidup dan pengembangan 0the right to life, sur5i5al and de5elopment)< 041 Prinsip menghormati pandangan anak 0respect to the 5iews of the child). Pidana bers"arat u $u' )#r%i &u "a a a' ya " *#7ara 6a'$3r i $#r a% a&a%a4 berdasarkan prinsip .le@ specialis derogat lege generalis% 0aturan khusus akan men"impangi aturan umum1# >etentuan pidana bers"arat dalam pasal (9 Undang-undang &omor ) tahun 199; 0sebagaile@ specialis1 akan men"impangi 0berlaku1 ketentuan pidana bers"arat dalam Pasal 14 a hingga 14 4 >U%P 0sebagai le@ generalis1# Padahal !ika dicermati lebih lan!ut, ketentuan pidana bers"arat dalam >U%P lebih melindungi kepentingan anak sebagai pelaku daripada Pasal (9 Undang-undang Peradilan $nak terkait dengan pidana bers"arat# Pelepasan bers"arat! &ia$ur dalam Pasal 7( Undang-undang &omor ) tahun 199; adalah sebagai berikut: 0a1 ketentuan mana "ang akan diberlakukan kepada anak, apakah Pasal 15 >U%P ataukah Pasal 7( Undang-undang &omor ) *ahun 199;, hal ini dikarenakan Pasal 15 >U%P tidak dicabut oleh Undang-undang &omor ) *ahun 199;A 0b1 Pasal 7( ini tidak ditempatkan dalam 9ab III UU &ol# )-199; 0tentang .Pidana dan *indakan<1, tetapi ditempatkan di dalam 9ab ?I tentang .2embaga Pemas"arakatan $nak<# Pi&a a P# "a5a*a ! &ia$ur dalam Pasal )+ Undang-undang &omor ) *ahun 199; pada prinsipn"a sama dengan konsep pidana bers"arat# Pidana Penga asan ini merupakan !enis sanksi baru "ang diperkenalkan Undang-undang &omor ) *ahun 199; untuk perkara-perkara pidana anak# Permasalahan "ang muncul adalah mengingat >U%P

tidak mengenal pidana penga asan, maka Undang-undang &omor ) *ahun 199; seharusn"a mengatur pula mengenai aturan pelaksanaann"a 0strafmodus1# >en"ataann"a, Undang-undang &omor ) *ahun 199; sama sekali tidak mengaturkan aturan pelaksanaan dari pidana penga asan ini, sehingga ekses "ang muncul adalah kesulitan dalam menerapkan pidana penga asan ini untuk perkara anak karena tidak ada aturan pelaksanan"a# Proses perlindungan hukum terhadap anak dalam peradilan anak memerlukan perlakuan dan !aminan-!aminan khusus dari undang-undang, dimana !aminan-!aminan khusus ini tentun"a tidak mengesampingkan !aminan-!aminan umum "ang berlaku bagi setiap orang# :ang dimaksud !aminan umum "ang dimaksud tersebut adalah !aminan!aminan "ang bersi4at prosedural "ang paling mendasar, antara lain: 0a1 %ak untuk diberitahukann"a tuduhan 0the right to be notified of the charges1A 0b1%ak untuk tetap diam 0the right to remain silent1 A 0c1 %ak untuk memperoleh penasehat hukum 0 the right to councel1A 0d1 %ak untuk hadirn"a orang tua- ali 0the right to the presence of a parent of guardian)<0e1 %ak untuk menghadapkan saksi dan pemeriksaan silang para saksi 0 the right to confront and cross.e@amine witness)< 041 %ak untuk banding ke tingkat "ang lebih tinggi 0the right to appeal to a higher authority). Prinsip .di6ersi<, "akni hakim diberikan ke enangan untuk menghentikan atau tidak melan!utkan proses pemeriksaan, atau dengan kata lain hakim dapat tidak men!atuhkan sanksi apapun terhadap anak dan penempatan seorang anak dalam lembaga Pemas"arakatan 0pen!ara# pen1 harus selalu ditetapkan sebagai upa"a terakhir 0 the last resort1 dan untuk !angka aktu minimal "ang diperlukan# Pengadilan anak "ang senantiasa mengedepankan kese!ahteraan anak sebagai guiding factor dan disertai prinsip proporsionalitas merupakan bentuk perlindungan hukum bagi anak sebagi pelaku tindak pidana# Dalam hal ini, secara "uridis-4ormil Undang-undang Pengadilan anak tidak cukup memberikan !aminan perlindungan hukum bagi anak sebagai pelaku ke!ahatan# *erdapat beberapa peraturan dalam undang-undang tersebut "ang inkonsistensi dengan >U%P dan 2he 'ei&ing -ules, sehingga "ang ter!adi adalah secara tidak langsung ter!adi pengabaian prinsip

kepentingan terbaik anak seperti "ang telah ditetapkan dalam Undang-undang &omor () *ahun (++( tentang Perlindungan $nak# DAFTAR PUSTAKA $hmad $li, 'enguak *abir %ukum 0suatu >a!ian Iiloso4i dan 8osiologis, Bunung $gung, Hakata, (++(# $k, 8"ahmin, 1999, 7ukum /nternasional 4ublik dalam ' Honi dan J *anamas, (spek 7ukum 4erlindungan (nak# $'# 8ae4uddin, =konomi dan 'as"arakat dalam Pres4ekti4 Islam, 0!akarta : Ra!a ali, 19/;1# $r" Binan!ar $gustian, (++): ahasia Sukses #embangun Kecerdasan "mosi dan Spiritual "S), 9erdasarkan 7 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, 0edisi GIII1, Hakarta, Penerbit $rga Ei!a"a Persada# $bdoeraoe4, $l-DurFan dan Ilmu %ukum, Hakarta, 9ulan 9intang, 19;+# $l-$h ani, $hmad Iuad 1995: *ilsafat +slam, 0cetakan ;1, Hakarta, Pustaka Iirdaus 0ter!emahan Pustaka Iirdaus1# $bdul Bho4ur $nshori, 7ukum /slam Dinamika dan 4erkembangannya di /ndonesia , $bdul Bho4ur $nshori dan :ulkarnain %arahab, =ditor : >hotibul Umam dan 'uhammad Ri4Ki, :og"akarta : >reasi *otal 'edia, (++/, hal# (15# $bdul 'anan, -eformasi 7ukum /slam di /ndonesia, Hakarta : Ra!a Bra4indo Persada, (++/, hal# (/9# ----------(++): "S) Po,er Sebuah +nner &ourne- #elalui Al +hsan , 0Hilid II1, Hakarta, Penerbit $rgaEi!a"a Persada# $6e", $lbert =# 1971: .andbook in the .istor- of Philosoph-, &e :ork, 9arnas M &oble, Inc# 9lau, Peter ' dan 'ashall E# 'e"er, 19/;, 'irokrasi dalam Aasyarakat Aodern, , Hakarta, Penerbit Uni6ersitas Indonesia ----------- 9ertens#Dr#># 8e!arah Iilsa4at :unani, :og"akarta, 19;5# ----------- 9ertens# Dr#> Ringkasan 8e!arah Iilsa4at, :og"akarta , 19;7# ----------- 9eerling,Dr#R#I#Iilsa4at de asa ini, Hilid I, II, Hakarta, 195/# 9ochenski, H#'#3ontemporar" =uropean Philosoph", translated ba" D# &ichol and ># $schenbrenner, 2ondon and 9erkele", 1957# 3enter 4or 3i6ic =ducation 033=1 1994: %i(itas /ational Standards *or %i(ics and 0o(ernment, 3alabasas, 3ali4ornia, U#8 Departement o4 =ducation# ----------- 3ollins,H#$ #%istor" o4 'odern =urapean Philosoph", 'il aukee, 1954# ----------- 3opleston,I#$# %istor"s o4 Philosoph", 2ondon#

----------- Dard!i Darmodihard!o, ,rientasi 8ingkat Pancasila, Hakarta : P*#Bita >ar"a, 19;4# ----------- Donal 9lack, *he 9eha6ior o4 2a , 0&e :ork : $cademic Press, 19;71# ----------- 0(++)1 Disertasi .8anksi (lternatif 1ebagai 6okus 4embinaan (nak 4idana 1aran 4embaharuan 7ukum 4idana /ndonesia%, Hakarta: Program Pasca sar!ana Iakultas %ukum, Uni6ersitas Indonesia# ----------- Dir!arkara, Pro4#Dr#&#Pert!ikan Iilsa4at, Hakarta, 1977# ----------- Durant Eil, *he 8tor" o4 Philosoph", &e :ork, 195(# =ngineering Interpretation diambil dari 9ab ?II buku Rocoe Pound "ang ber!udul : Interpretation o4 2egal %istor"# 0U8$ : %olmes %each, Plorida, 19/71# Irans 'agnis 8uso, =tika Dasa 'asalah-masalah Pokok Iilsaat 'oral, 0:og"akarta, 19/51# Iakih, 'ansour, 1999, (nalisis Iender dan 2ransformasi 1osial, :og"akarta, Pustaka Pela!ar# Iriedman#E#*eori Dan Iilsa4at %ukum 0Hudul asli : <2egal *heor"<1# Pener!emah 'uhammad $r4in, Hakarta : 3?#Ra!a ali, 199+# Iriedman, E#<*eori Dan Iilsa4at %ukum 0Hudul $sli : .2egal*heor"<1#Pener!emah 'uhammad $ri4in, Hakarta : 3?#Ra!a ali# 199+# Iad!ar, <beraneka ragam itu semua berasal dari materi atau benda "aitu sesuatu "ang berbentuk dan menempati ruang serta kedudukan nilai benda-badan-materi adalah lebih tinggi daripada roh-sukma-!i a-spirit<, (++;: 1-(# Ieener R#'ichael, /slamic 8aw /n 9ontemporary /ndonesia * /deas and /nstitutions, =ditor 9" R#'ichael Ieener, 'ark#=#3ammack, 3ambridge : %ar6ard 2a 8chool, (++;# ----------- Iuller, 9#$#B 0Ph#D1 %istor" o4 Breek Philosoph", &e :ork, 19()# ----------- Bilson =tiene, %istor" o4 3hristian Philosoph" in the 'iddie $ges, &e :ork, 1954# Beert, %artC, 3unningham, *urner, dan 2e6i 8trauss, 8truktur 8osial, $gama dan Upacara, dikutip dari #"ahoo#co# *gl () ,ktober (++4# Bosita, $rie4, 05 ,kober 19971 Aakalah 4engembangan (spek 7ukum Undang.undang 4eradilan (nak dan 2anggung Jawab 'ersama, 8eminar &asional Perlindungan $nak, diselenggarakan ,leh U&P$D, 9andung# ---------- %2$# %art, *h 3onsept o4 2a , 0londn : ,54ord Uni6ersit" Pes, 19711#

%adisuprapto, Paulus, 05 ,ktober 19971 Aasalah 4erlindungan 7ukum 'agi (nak, 8eminar &asional Peradilan $nak, 9andung: Iakultas %ukum Uni6ersitas Pad!a!aran, %aidar 9agir dan Jainal $bdin, Iilsa4at 8ains 'enurut $l-DurFan 0Hudul asli : *he %ol" DurFan and the 8ciences o4 &ature, Dr# 'ahdi Bhuls"ani# *erbitan *hran, =dsi I, 19/71 Pener!emah : $gus =44endi, 9andung : 'iCan, 3etakan >edua, 19/9# %aarin, *u!uh 8erangkai *entang %ukum, Hakarta : 9ina $kara, 19/1# %arold %# *itus# 2i6ing Issues in Philosoph"a, &e :ork : $mirika 9ook 3ompan", *hirdd =dition 1959# %irschaberger,H#*he %istor" o4 Philosoph", translated b" in &ineteenth 3entur", &e :ork, 197;# Imam 8"arkani# %Fpistemologi /slam /ndonesia * Dan -ele5ansinya 'agi 4embangunan 7ukum asional<, Hakarta : Ra!a Bra4indo Persada, (++7, hal 1;7# ---------- Ibnu >atsir#(++/#*a4sir Ibnu >atsir#Hakarta:Pustaka Imam as-8"a4iFi ---------- ICCuddin 8olikhin#(+1+#%app" =nding Iull 9arokah#:og"akarta:Pro-U 'edia Honi, 'uhammad, 019991 (spek 7ukum 4erlindungan (nak Dalam 4erspektif 3on5ensi 7ak (nak, 9andung: 3itra $dit"a 9akti# Hohnson ?ictoria etal#1999/#8tepping Ior ard dan 9ahan-bahan dari Impact $ssessment Program P2$& International atau $nak-anak membangun >esadaran >ritis diter!emahkan oleh Prabo o % dkk#3etakan Pertama#:og"akarta:Read 9ook >ansil, 8%#, 4engantar /lmu 7ukum dan 2ata 7ukum /ndonesia, 9alai Pustaka, Hakarta, 19/9# ---------- >rass, Peter 0ed1, 2he 'ook of 'usiness Jisdom, Hohn Eile" M 8ons, &e :ork, 199/# >artohadiprod!o, 8oediman, 19/): Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, cetakan ke-4, 9andung, Penerbit $lumni# >elsen, %ans 19;): 0eneral Theor- of La, and State, &e :ork, Russell M Russell# 2oe ith,>#Irom hegel to &ietCsche, *he re6olution in &ineteenth 3entur", &e :ork, 197;# ----------- '# Durash 8hihab, Ea asan $l DurFan, 3et#>e IG, 09andung : 'iCan, 19991# 'uladi, (++(, Demokrasi, 7al (sasi Aanusia, dan -eformasi 7ukum /ndonesia, *he Hakarta, %abibie 3enter#

'uhammad @%u4", $hmad, $khlak &abi 'uhammad 8$E : >eluhuran dan >emuliaan# 0!akarta : 9ulan 9intang, 19/;1, h# 15# 9andingkan uraian, $hmadamin, =tika 0Ilmu $khlak1, 0 Hakarta : 9ulan 9intang, 19/;1# 'asruri dan Rosid" dalam Iad!ar, %Fpistemologi adalah yang terkait dengan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuan<, (++;: 4# 'ertokusumo, <Dengan kaidah sosial hendak dicegah gangguan-gangguan maupun kon4lik kepentingan manusia, sehingga diharap manusia dapat terlindungi kepentingan-kepentingann"a<, 1999- 1+, 1999-1(, 1999: 17;# 'ohammad &oor 8"am, < Pembuda"aan &ilai Pancasila 8ebagai 8istim Iilsa4at Dan Idiologi &asional<2aboratorium Pancasila,Uni6ersitas &egeri 'alang 0U'1, 'alang, )+ &o6ember (++; 'asruri dan Rosid" dalam Iad!ar, <=pistemologi adalah "ang terkait dengan cara ilmu memperoleh dan men"usun tubuh pengetahuan<, (++;: 4# 'c3oubre" M &igel D Ehite 1997: Te1tbook on &urisprudence 0second edition1, Blasgo , 9ell M 9ain 2td# 'ohammad &oor 8"am (++;: 4en&abaran 6islafat 4ancasila dalam 6ilsafat 7ukum 0sebagai 8andasan 4embinaan 1istem 7ukum asional1, disertasi edisi III, 'alang, 2aboratorium Pancasila# 'urph", He44rie B M Hules 2# 3oleman 199+: Philosoph- of La, An +ntroduction to &urisprudence, 8an Irancisco, Eest6ie Press# &a iask", %ans 194/: (llgemeine -echtslehre als 1ystem der rechtlichen Irundbegriffe, Jurich->oln ?erlagsanstalt 9enCiger M 3o# $3# &otonagoro, 19/4: 4ancasila Dasar 6ilsafat ke-7# egara, Hakarta, P* 9ina $ksara, cetakan

Punadi Purbacaraka, Rid an %alim#Iilsa4at %ukum Pidana#Hakarta :3?#Ra!a ali 19/(# Pound, roscoe#Pengantar Iilsa4at %ukum#Pener!emah : 'uhammad Ra!ab# Hakarta : 9hratara, 19;(# ---------- Poed!o i!atno, I#R, Pembimbing kearah Ilmu Iilsa4at, Hakarta, 197)# Ronn" %aniti!o 8oemitro, 9eberapa 'asalah Dalam 8tudi %ukum dan 'as"arakat, 09andung, Remad!a >ar"a, 19/1# Roscoe Pound, Interpretation o4 2egal %istor", U8$ : %olmes %each, Plorida, 19/7# R# ,t!e 8alman, 8osiologi %ukum : 8uatu Pengantar, 09andung : Penerbi 3?, $rmico, 199(1# Radhakrishnan, 8arpa6alli, et# al 195): 7istory of 4hilosophy Fastern and Jestern, 2ondon, Beorge $llen and Un ind 2td# Ras"id, <"ang meliputi peraturan "ang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia secara komprehensi4, melainkan sebatas hukum Islam "ang men"angkut aspek keperdataan tertentu sa!a# Itulah "ang men!adi hukum "ang hidup 0 li5ing law1

dan selebihn"a seperti aturan-aturan "ang men"angkut aspek peribadatan dan lain sebagain"a masih belum men!adi hukum "ang hidup dimas"arakat<, 1991 : 7# ---------- Rudi *#=r in# *an"a !a ab Iilsa4at %ukum#Hakarta : $ksara 9aru, 19/(# ----------- Republik Indonesia, U &a "2u &a " N3m3r 23 Ta4u P#r%i &u "a A a'. ---------- Republik Indonesia, U &a "2u &a " N3m3r + Ta4u K#*#:a4$#raa A a' ---------- Republik P# "a&i%a A a' ---------22R#)ub%i' P#ma*yara'a$a Indonesia, U &a "2u &a " N3m3r 3 Ta4u I &3 #*ia! U &a "2u &a " N3m3r 02 Ta4u 2002 T# $a " 0/-/ T# $a " 0//- T# $a " 0//1 T# $a "

8oe!ono 8oekanto, 8uatu *in!auan 8osiologi %ukum *erhdap 'asalah-'asalah 8osial, Penerbit umni, 9andung, 19/1# ---------- 8iti 8oetami, 8%#, 4engantar 2atat 7ukum /ndonesia, Re4ika $ditama, 9andung, (++1# ---------- 8at!ipto Rahar!o, Ilmu %ukum, 0bandung, $umni, 19/(1# 8oer!ono 8oekanto dan 'ustapa $bdullah, %ukum $dat Indonesia# 0Hakarta : Ra!a ali Press, 19/)1# 8a""id 8abiK.% 6i,ih 1un&nah<, Pener!emah : &or %asanuddin, Pen"unting : Dendi Ir4an, $ri4 $nggoro, Dedi '# %an 9asri, 3et#(, Hakarta : Pena Pundi $ksara, (++;# ---------- 8utikno#Iilsa4at %ukum#Hakarta :3?#Prima,19;)# 8uriasumantri, <%ukum barat "ang bercorak kapitalistik dan indi6idualistik memiliki dasar ontologis monisme "aitu materialisme,bah a hakekat dari ken"ataan "ang ada, 199+: 9)# 8umard!ono, <siklus ilmu pengetahuan sebagaimana digambarkan oleh 2# Eallace di dalam bukun"a 2he 8ogic of 1cience in 1ociology%, 19/9: )# 8aptariani, &# Potret Perspekti4 >eadilan Bender dalam Pengelolaan 8D$ di Indonesia# Hurnal Perdikan# 8oe!ono 8oekanto, 'engenai 8osiologi %ukum, 9andung, P*# 3itra 9akti, 19/9# *eguh Pud!o 'ul"ono, .$nlisis 2aporan >euangan untuk Perbankan<, Penerbit D!ambatan , Hakarta, 1999# U&, 19//: %U'$& RIB%*8, Uni6ersal Declaration o4 %uman Rights, &e :ork, U&, U&I3=I, 1999, (spek 7ukum 4erlindungan (nak, dalam 4erspektif 3on5ensi 7ak (nak, 9andung, P* 3itra $dit"a 9akti# ........... U /9F6, 199+, 9on5ention on 2he -ights of 2he 9hild# ----------- Undang-undang &omor () *ahun (++( *entang Perlindungan $nak# UUD 1945, UUD 1945 $mandemen, *ap 'PR8 @ 'PR RI dan UU "ang berlaku# 01977A (++1, (++)1

Eign!odipoero, 8oero!o#Pengantar dan $sas-$sas %ukum $da 0Hakarta : 3?#%a!i 'asagung, 19/)1# ---------- Eright,E#>, $ histor" o4 modern =uropean Philosoph", &e :ork, 1941# Eiliam Jelern"er# Internasional to 9ussines 2a *he 'acmillan 3ompan", &e :ork# 2ondon : 3ollier-'acmillan 2imited, 1974# Eilk, >urt 0editor1 195+: 2he 8egal 4hilosophies of 8ask, -adbruch, and Dabin, &e :ork, %ar6ard 3ollege, Uni6ersit" Press# Jainuddi $li, '$, 8osiologi %ukum# Penerbit : :a"asan 'a"arakat Indonesia 9aru# Palu, %al# (# ---------- Jainuddin $li, Ilmu %ukum dalam 'as"arakat Indonesia, 0Palu, :'I9, (++11# --------- (+++: 4ancasila Dasar egara -epublik /ndonesia (Jawasan 1osio.3ultural, 6ilosofis dan 3onstitusional), edisi II, 'alang 2aboratorium Pancasila#

You might also like