You are on page 1of 21

Tinjauan Hukum Pertanggungan Jawaban Tindak Pidana Korupsi Terkaiat Pejabat Administrasi Menurut Kacamata Politik Hukum

By Timur Abimanyu, SH MH !atar Belakang Pemberlakukan Undang Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara sangat erat hubungannya dengan pemberlakukan Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah didalam pengelolaan dan penggunaan keuangan negara. Untuk memantau dan membatasi penyalahgunaan tehadap keuangan negara, maka diberlakukanlah Undang Undang No. 31 Tahun 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi, dengan tu"uan untuk membatasi dan pemberian sanksi hukuman bagi para pelaku tindak pidana korupsi apabila menyimpang dari prosedur hukum atau melakukan penyalahgunaan #e#enang yang telah diatur oleh ketentuan perundang$undangan yang berlaku. Pemberlakukan Undang Undang No. 31 Tahun 1 karena dianggap sudah tidak tentang memenuhi kebutuhan dan perkembangan "aman, maka telah diubah dengan Undang Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan %tas Undang Undang No. 31 Tahun 1 Tahun 200 tentang Pengadilan Tindak Pidana !orupsi. Demikianlah uraian pemberlakukan undang$undang yang saling berhubungan sesuai dengan "udul Persfektif Terhadap Pertanggungan Jawab Perbuatan Pidana Korupsi Oleh Pejabat Administrasi Negara serta analisanya untuk mengetahui dengan se'ara "elas promblematika dan (mplemenatsi dari pemberlakuan undang$undang yang telah di "elaskan dalam kata pengantar. Dengan berdasarkan kerangka teori dan konsep )ukum dari Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi yaitu Undang Undang No. 1 Tahun 2004 *1 Penyelenggaraan pemerintahan negara untuk mewujudkan tujuan bernegara menimbulkan hak
"ndang "ndang #epublik $ndonesia %o & Ta'un ())*, Pasal & * Dalam Undang$undang ini, yang dimaksud dengan * 1. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggung"a#aban keuangan negara, termasuk in+estasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam %P,N dan %P,D.2. !as Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh -enteri !euangan selaku ,endahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.3. .ekening !as Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh -enteri !euangan selaku ,endahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.4. !as Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh /ubernur0bupati0#alikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah.1. .ekening !as Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh /ubernur0bupati0#alikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.&. Piutang Negara adalah "umlah uang yang #a"ib dibayar kepada Pemerintah Pusat dan0atau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat per"an"ian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang$undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah.
1

Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi, dengan didukung pemberlakukan Undang Undang No. 4&

dan kewajiban negara yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara, Pengelolaan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam ndang! ndang "asar Negara #epublik $ndonesia Tahun %&'( perlu dilaksanakan se)ara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar!besarnya kemakmuran rakyat, yang diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan *elanja Negara +AP*N, dan Anggaran Pendapatan dan *elanja "aerah +AP*",, "alam rangka pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara diperlukan kaidah!kaidah hukum administrasi keuangan negara yang mengatur perbendaharaan negara"ndang "ndang %o +( Ta'un ())* ,+

"alam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat ndang ndang "asar Negara #epublik $ndonesia Tahun %&'(, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk memper)epat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan #epublik $ndonesia. /fisiensi dan efekti0itas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek!aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan1 daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas!luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara

"ndang "ndang %o +& Ta'un &--- ,*


"ndang "ndang #epublik $ndonesia %o & Ta'un ())*, Pasal & ayat 2, Piutang Daerah adalah "umlah uang yang #a"ib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan0atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat per"an"ian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang$undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah.3. Utang Negara adalah "umlah uang yang #a"ib dibayar Pemerintah Pusat dan0atau ke#a"iban Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang$undangan yang berlaku, per"an"ian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah. . Utang Daerah adalah "umlah uang yang #a"ib dibayar Pemerintah Daerah dan0atau ke#a"iban Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang$undangan yang berlaku, per"an"ian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah.10. ,arang -ilik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban %P,N atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.11. ,arang -ilik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban %P,D atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.12. Pengguna %nggaran adalah pe"abat pemegang ke#enangan penggunaan anggaran kementerian negara0lembaga0satuan ker"a perangkat daerah.13. Pengguna ,arang adalah pe"abat pemegang ke#enangan penggunaan barang milik negara0daerah.14. ,endahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara0daerah, menerima, menyimpan, dan membayar0menyerahkan uang atau surat berharga atau barang$ barang negara0daerah.11. ,endahara Umum Negara adalah pe"abat yang diberi tugas untuk melaksanakan 4ungsi bendahara umum negara.1&. ,endahara Umum Daerah adalah pe"abat yang diberi tugas untuk melaksanakan 4ungsi bendahara umum daerah dan 12. ,endahara Penerimaan adalah orang yang ditun"uk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggung"a#abkan uang pendapatan. "ndang "ndang #epublik $ndonesia %o +( Ta'un ())*, Pasal ( , 1. Negara !esatuan .epublik (ndonesia dibagi atas daerah$daerah pro+insi dan daerah pro+insi itu dibagi atas kabupaten dan kota yang masing$masing mempunyai pemerintahan daerah. 2. Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 516 mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembatuan..3Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 526 men"alankan otonomi seluas$luasnya, ke'uali urusan pemerintahan yang men"adi urusan Pemerintah, dengan tu"uan meningkatkan kese"ahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.4.P e m e r i n t a h a n d a e r a h d a l a m m e n y e l e n g g a r a k a n u r u s a n pemerintahan memiliki hubungan dengan Pemerintah dan dengan pemerintahan daerah lainnya.4. ) u b u n g a n s e b a g a i m a n a d i m a k s u d p a d a a y a t 5 4 6 m e l i p u t i hubungan #e#enang, keuangan, pelayanan umum, peman4aatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.4. )ubungan keuangan, pelayanan umum, peman4aatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan se'ara adil dan selaras.1. )ubungan #e#enang, keuangan, pelayanan umum, peman4aatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan ke#ilayahan antar susunan pemerintahan. Negara mengakui dan menghormati satuan$satuan pemerintahan daerah yang bersi4at khusus atau bersi4at istime#a yang diatur dengan undang$undang. &. Negara mengakui dan menghormati kesatuan$kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepan"ang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara !esatuan .epublik (ndonesia.
3 2

. "ndang "ndang #epublik $ndonesia, %omor +& Ta'un &---, Pasal &, Dalam Undang$undang ini yang dimaksud dengan*1.!orporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.2. Pega#ai Negeri adalah meliputi * a. p e g a # a i n e g e r i s e b a g a i m a n a d i m a k s u d d a l a m U n d a n g $ u n d a n g t e n t a n g !epega#aian7b. pega#ai negeri sebagaimana dimaksud dalam !itab Undang$undang )ukum Pidana7 '.orang yang menerima ga"i atau

Tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional, sehingga harus diberantas dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pan)asila dan ndang ndang "asar %&'(.b1 Akibat tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini selain merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, juga menghambat pertumbuhan dan kelangsungan pembangunan nasional yang menuntut efisiensi tinggi.)1 )1 ndang!undang Nomor 2 Tahun %&3% tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat, karena itu perlu diganti dengan ndang!undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang baru sehingga diharapkan lebih efektif dalam men)egah dan memberantas tindak pidana korupsi. "ndang "ndang %o () Ta'un ())& ,. tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi se)ara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak!hak sosial dan ekonomi masyarakat se)ara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan se)ara luar biasa dan untuk lebih menjamin kepastian hukum, menghindari keragaman penafsiran hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak!hak sosial dan ekonomi masyarakat, serta perlakuan se)ara adil dalam memberantas tindak pidana korupsi, perlu diadakan perubahan atas ndang! undang Nomor 2% Tahun %&&& tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi1
upah dari keuangan negara atau daerah7d. orang yang menerima ga"i atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah7 ataue. orang yang menerima ga"i atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau 4asilitas dari negara atau masyarakat.3. 8etiap orang adalah orang perseorangan atau termasuk korporasi.

. "ndang "ndang #epublik $ndonesia, %omor () Ta'un ())&, Pasal (, ,eberapa ketentuan dan pen"elasan pasal dalam Undang$undang Nomor 31 Tahun 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi diubah sebagai berikut*1.Pasal 2 ayat 526 substansi tetap, pen"elasan pasal diubah sehingga rumusannya sebagaimana ter'antum dalam pen"elasan Pasal Demi Pasal angka 1 Undang$undang ini.2. !etentuan Pasal 1, Pasal &, Pasal 2, Pasal 3, Pasal , Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12, rumusannya diubah dengan tidak menga'u pasal$pasal dalam !itab Undang$undang )ukum Pidana tetapi langsung menyebutkan unsur$unsur yang terdapat dalam masing$masing pasal !itab Undang$ undang )ukum Pidana yang dia'u, sehingga berbunyi sebagai berikut*Pasal 1, 516 Dipidana dengan pidana pen"ara paling singkat 1 5satu6 tahun dan paling lama 1 5lima6 tahun dan atau pidana denda paling sedikit .p 10.000.000,00 5lima puluh "uta rupiah6 dan paling banyak .p 210.000.000,00 5dua ratus lima puluh "uta rupiah6 setiap orang yang* *a.memberi atau men"an"ikan sesuatu kepada pega#ai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pega#ai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat s e s u a t u d a l a m " a b a t a n n ya , ya n g b e r t e n t a n g a n d e n g a n ke#a"ibannya7 atau, b. memberi sesuatu kepada pega#ai negeri atau penyelenggara n e g a r a k a r e n a a t a u b e r h u b u n g a n d e n g a n s e s u a t u ya n g bertentangan dengan ke#a"iban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam "abatannya. 526 ,agi pega#ai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau "an"i sebagaimana dimaksud dalam ayat 516 huru4 a atau huru4 b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat 516.Pasal &, 516 Dipidana dengan pidana pen"ara paling singkat 3 5tiga6 tahun dan paling lama 11 5lima belas6 tahun dan pidana denda paling sedikit .p 110.000.000,00 5seratus lima puluh "uta rupiah6 dan paling banyak .p 210.000.000,00 5tu"uh ratus lima puluh "uta rupiah6 setiap orang yang**a.memberi atau men"an"ikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili7 atau, b.memberi atau men"an"ikan sesuatu kepada seseorang yang menurut ketentuan peraturan perundang$undangan ditentukan men"adi ad+okat untuk menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili..526 ,agi hakim yang menerima pemberian atau "an"i sebagaimana dimaksud dalam ayat 516 huru4 a atau ad+okat yang menerima pemberian atau "an"i sebagaimana dimaksud dalam ayat 516 huru4 b, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat 516.Pasal 2, 516 Dipidana dengan pidana pen"ara paling singkat 2 5dua6 tahun dan paling lama 2 5tu"uh6 tahun dan atau pidana denda paling sedikit .p 1 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 5 s e r a t u s " u t a r u p i a h 6 d a n p a l i n g b a n ya k . p 310.000.000,00 5tiga ratus lima puluh "uta rupiah6*a. pemborong, ahli bangunan yang pada #aktu membuat bangunan, atau pen"ual bahan bangunan yang pada #aktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan perbuatan 'urang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan negara dalam keadaan perang7b. setiap orang yang bertugas menga#asi pembangunan atau penyerahan bahan bangunan, senga"a membiarkan perbuatan 'urang sebagaimana dimaksud dalam huru4 a7 d. setiap orang yang pada #aktu menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional (ndonesia dan atau !epolisian Negara .epublik ( n d o n e s i a m e l a k u k a n p e r b u a t a n ' u r a n g ya n g d a p a t membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang7 ataue. setiap orang yang bertugas menga#asi penyerahan barang keperluan Tentara Nasional (ndonesia dan atau !epolisian Negara .epublik (ndonesia dengan senga"a membiarkan perbuatan 'urang sebagaimana dimaksud dalam huru4 '.526 ,agi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang yang menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional (ndonesia dan atau !epolisian Negara .epublik (ndonesia dan membiarkan perbuatan 'urang sebagaimana dimaksud dalam ayat 516 huru4 a atau huru4 ', dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat 516.Pasal 3, Dipidana dengan pidana pen"ara paling singkat 3 5tiga6 tahun dan paling lama 11 5lima belas6 tahun dan pidana denda paling sedikit .p 110.000.000,00 5seratus lima puluh "uta rupiah6 dan paling banyak .p 210.000.000,00 5tu"uh ratus lima puluh "uta rupiah6, pega#ai negeri atau orang selain pega#ai negeri yang ditugaskan men"alankan suatu "abatan umum se'ara terus menerus atau untuk sementara #aktu, dengan senga"a menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena "abatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut.

"ndang "ndang %o */ Ta'un ())- , Negara #epublik $ndonesia adalah negara hukum yang bertujuan mewujudkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang tertib, sejahtera, dan berkeadilan dalam rangka men)apai tujuan negara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan ndang! ndang "asar Negara #epublik $ndonesia Tahun %&'(.b1bahwa tindak pidana korupsi telah menimbulkan kerusakan dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara sehingga upaya pen)egahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi perlu dilakukan se)ara terus!menerus dan berkesinambungan yang menuntut peningkatan kapasitas sumber daya, baik kelembagaan, sumber daya manusia, maupun sumber daya lain, serta mengembangkan kesadaran, sikap, dan perilaku masyarakat antikorupsi agar terlembaga dalam sistem hukum nasional.)1bahwa Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang dasar pembentukannya ditentukan dalam Pasal (2 ndang! ndang Nomor 24 Tahun -44- tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, berdasarkan putusan 5ahkamah Konstitusi dinyatakan bertentangan dengan ndang! ndang "asar Negara #epublik $ndonesia Tahun %&'(, sehingga perlu diatur kembali Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dengan undang!undang yang baru1 9andasan )ukum Pertanggungan :a#ab Perbuatan Pidana !orupsi ;leh Pe"abat %dministrasi Negara adalah Pan'asila dan Undang Undang Dasar 1 41 .epublik (ndonesia, Undang Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang Undang No. 31 Tahun 1 %tas Undang Undang No. 31 Tahun 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi, Undang Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi dan Undang Undang No. 4& Tahun 200 tentang Pengadilan Tindak Pidana !orupsi. Permasalahan yang timbul dari Pertanggungan :a#ab Perbuatan Pidana !orupsi ;leh Pe"abat %dministrasi Negara dan Pemberatasan Tindak Pidana !orupsi yaitu & * %pakah dalam upaya pemberatasan tindak pidana korupsi dapat terimplementasi baik dan bagaimana tehadap kepastian hukum yang berdasarkan rasa keadilan < %sumsi sementara, ketentuan perundang$undangan mengenai Pertanggungan :a#ab Perbuatan Pidana !orupsi ;leh Pe"abat %dministrasi Negara dan Pemberatasan Tindak Pidana !orupsi yang diatur oleh Undang Undang No. 31 Tahun 1 %tas Undang Undang No. 31 Tahun 1
&

tentang Pemberantasan Tindak

Pidana !orupsi yang telah diubah dengan Undang Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi belum

=is'hel, Daniel ..> ?44i'ient @apital -arkets, The @rash, and the =raud on the -arket Theory>. Dela#are :ournal o4 @orporate

9a#, +ol. 24, 1 3 .

dapat terimplemenati dengan baik didalam melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, apalagi "ika .an'angan Undang$Undang Tipikor yang masih dalam upaya penggodokan di Parlemen, terkesan didalam penghukuman pelaku tindak pidana korupsi didalam hal mengenai pasal batas minimum hukuman akan dihilangkan, maka .an'angan Undang Undang Tindak Pidana !orupsi ruang lingkupnya semakin dipersempit. 8ebagai asumsi pertnyaan, %pakah .an'angan Undang Undang Tipikor tersebut akan e4ekti4 untuk memberantas Tindak Pidana !orupsi di (ndonesia.

Pertanggungan Jawaban Pidana dan Administrasi %egara


A Pengertian dan #uang !ingkup Dalam lingkup pengertian %dministrasi Negara dan Pe"abat %dministrasi Negara yang pada dasarnya mengenai pengaturan dan mengelola keuangan negara yang dikelola oleh orang$orang yang ditun"uk oleh Negara0Pemerintah untuk mengatur keuangan negara dengan sebaik$ baiknya. 1. Pengertian %dministrasi Negara dan Pe"abat %dministrasi Negara.2 Pengertian Administrasi Negara : Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara untuk me#u"udkan tu"uan bernegara yang menimbulkan hak dan ke#a"iban negara yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara3 dan pengelolaan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang$ Undang Dasar Negara .epublik (ndonesia Tahun 1 41 perlu dilaksanakan se'ara terbuka dan bertanggung "a#ab untuk sebesar$besarnya kemakmuran rakyat, yang di#u"udkan dalam %nggaran Pendapatan dan ,elan"a Negara 5%P,N6 dan %nggaran Pendapatan dan ,elan"a Daerah 5%P,D6 dengan kaidah$kaidah hukum administrasi keuangan negara yang mengatur perbendaharaan negara7 8e'ara "elasnya, perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggung "a#aban keuangan negara, termasuk in+estasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam %P,N dan %P,D. Dengan !as Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh -enteri !euangan selaku ,endahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara. -engenai .ekening !as Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang
%smon, (.?.> Pemilikan 8aham ;leh !arya#an* 8uatu 8istem Demokrasi ?konomi ,agi (ndonesia>, dalam Didik :..a'hbini, ed , Pemikiran !earah Demokrasi ?konomi. :akarta, 9P3?8, 1 0. ,ea+er, Ailliam ). B The Nature o4 -andated Dis'losure>, dalam .i'hard %. Posner dan !enneth ?.8'ott, ed, ?'onomi' o4 @orporation 9a# and 8e'urities .egulation.,oston, Toronto * 9ittle ,ro#n C @ompany, 1 30.
3 2

ditentukan oleh -enteri !euangan selaku ,endahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara. Terdapat pula !as Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh /ubernur0bupati0#alikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah, dengan .ekening !as Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh /ubernur0bupati0#alikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. Terhadap piutang Negara adalah "umlah uang yang #a"ib dibayar kepada Pemerintah Pusat dan0atau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat per"an"ian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang$undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah dan piutang Daerah adalah "umlah uang yang #a"ib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan0atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat per"an"ian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang$undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah. ,egitu pula mengenai utang negara adalah "umlah uang yang #a"ib dibayar Pemerintah Pusat10 dan0atau ke#a"iban Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang$undangan yang berlaku, per"an"ian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah, serta utang daerah adalah "umlah uang yang #a"ib dibayar Pemerintah Daerah dan0atau ke#a"iban Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang$undangan yang berlaku, per"an"ian, atau berdasarkan sebab lainnya yang sah. Pengaturan barang milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban %P,N atau berasal dari perolehan lainnya yang sah dan barang milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban %P,D atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Pejabat Administrasi Negara : -enteri0Pimpinan 9embaga adala pe"abat yang bertanggung "a#ab atas pengelolaan keuangan kementerian negara0lembaga yang bersangkutan dan !ementerian Negara09embaga adalah kementerian negara0lembaga pemerintah non kementerian
,la'k, )enry @ampbell.,la'kDs 9a# Di'tionary, 8iEt ?dition.8T.Paul. -inn* Aest Publishing @o, 1
10

0.

,romberg, %lan ..> @orporate (n4ormation* TeEas /ul4 8ulphur and (ts (mpli'ations>. 8outh$Aestern 9a# :ournal, +ol 22,

1 &3.

negara0lembaga negara. Dengan dibantu oleh Pengguna %nggaran adalah pe"abat pemegang ke#enangan penggunaan anggaran kementerian negara0lembaga0satuan ker"a perangkat daerah dan Pengguna ,arang adalah pe"abat pemegang ke#enangan penggunaan barang milik negara0daerah. 8edangkan ,endahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara0daerah, menerima, menyimpan, dan membayar0menyerahkan uang atau surat berharga atau barang$barang negara0daerah, terdapat pula ,endahara Umum Negara adalah pe"abat yang diberi tugas untuk melaksanakan 4ungsi bendahara umum negara, begitu pula ,endahara Umum Daerah adalah pe"abat yang diberi tugas untuk melaksanakan 4ungsi bendahara umum daerah. -engenai ,endahara Penerimaan adalah orang yang ditun"uk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggung"a#abkan uang pendapatan negara0daerah dalam rangka pelaksanaan %P,N0%P,D pada kantor0satuan ker"a kementerian negara0lembaga0pemerintah daerah. Dan ,endahara Pengeluaran adalah orang yang ditun"uk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung"a#abkan uang untuk keperluan belan"a negara0daerah dalam rangka pelaksanaan %P,N0%P,D pada kantor0satuan ker"a kementerian negara0lembaga0pemerintah daerah.11 2. #uang !ingkup Administrasi %egara dan Pejabat Administrasi %egara Perbendaharaan Negara adalah meliputi* pelaksanaan pendapatan dan belan"a negara, pelaksanaan pendapatan dan belan"adaerah, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah, pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan utang negara0daerah, pengelolaan in+estasi dan barang milik negara0daerah, penyelenggaraan akuntansi dan sistem in4ormasi mana"emen keuangan negara0daerah, penyusunan laporan pertanggung"a#aban pelaksanaan %P,N0%P,D, penyelesaian kerugian negara0daerah,
"ndang "ndang #epublik $ndonesia, %o & Ta'n ())*, ,%, ((, P?:%,%T P?.,?ND%)%.%%N N?/%.%, Pasal ', 516 -enteri0pimpinan lembaga adalah Pengguna %nggaran0Pengguna ,arang bagi kementerian negara0lembaga yang dipimpinnya. 526 -e nter i0pi mpina n le mba ga se la ku P engguna %ngga r a n0P e ngguna ,a r a ng kementerian negara0lembaga yang dipimpinnya ber#enang* a menyusun dokumen pelaksanaan anggaran7b. menun"uk !uasa Pengguna %nggaran0Pengguna ,arang7'. menetapkan pe"abat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara7 d. enetapkan pe"abat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang7e.melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belan"a74. menetapkan pe"abat yang bertugas melakukan pengu"ian dan dan perintah pembayaran7g. menggunakan barang milik negara7h. menetapkan pe"abat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik negara7i. menga#asi pelaksanaan anggaran7".menyusun dan menyampaikan laporan keuangan7 kepada kementerian negara0lembaga yang dipimpinnya. Pasal (, /ubernur0bupati0#alikota selaku !epala Pemerintahan Daerah* a. menetapkan kebi"akan tentang pelaksanaan %P,D7b. menetapkan !uasa Pengguna %nggaran dan ,endahara Penerimaan dan0atau ,endahara Pengeluaran7'. menetapkan pe"abat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah7d. menetapkan pe"abat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah7e. menetapkan pe"abat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah74. menetapkan pe"abat yang bertugas melakukan pengu"ian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
11

pengelolaan ,adan 9ayanan Umum, dan perumusan standar, kebi"akan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan %P,N0%P,D. !ebi"akan mengenai Undang$undang tentang %P,N merupakan dasar bagi Pemerintah Pusat untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran negara dan pengaturan Peraturan Daerah tentang %P,D merupakan dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah. Untuk men'egah agar setiap pe"abat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban %P,N0%P,D "ika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak 'ukup tersedia, karena semua pengeluaran negara, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai dengan program pemerintah pusat, dibiayai dengan %P,N, begitu pula semua pengeluaran daerah, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai dengan program pemerintah daerah, dibiayai dengan %P,D. -engenai anggaran adalah untuk membiayai pengeluaran yang si4atnya mendesak dan0atau tidak terduga disediakan dalam bagian anggaran tersendiri yang selan"utnya diatur dalam peraturan pemerintah, begitu pula kelambatan pembayaran atas tagihan yang berkaitan dengan pelaksanaan %P,N0%P,D dapat mengakibatkan pengenaan denda dan0atau bunga. 3. Pengertian Pertanggungan Jawaban Pidana Korupsi.12 Tindak pidana adalah suatu tindakan yang merugikan keuangan negara dan merupakan sebagai pelanggaran terhadap hak$hak sosial dan ekonomi masyarakat se'ara luas, yang sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai ke"ahatan yang pemberantasannya harus dilakukan se'ara luar biasa dengan tu"uan untuk lebih men"amin kepastian hukum dan memberikan perlindungan 13 terhadap hak$hak sosial dan ekonomi masyarakat. 8e'ara "elas tidak pidana korupsi untuk membatasi pega#ai negeri, hakim atau orang yang menerima barang keperluan tentara nasional atau kepolisian Negara .epublik (ndonesia dalam penyelenggara negara dapat dipidana dengan pidana pen"ara paling singkat 3 5tiga6 tahun dan paling lama 11 5lima belas6 tahun dan pidana denda paling sedikit .p 110.000.000,00 5seratus lima puluh "uta rupiah6 dan paling banyak .p 210.000.000,00 5tu"uh ratus lima puluh "uta
12

,un'h, /ary.> @hiarella * The Need =or ?Fual %''ess Under 8e'tion 105b6>.

@harty 8'ott, op.'it, hal. 224$221.@a+eat +enditor merupakan la#an 'a+eat emtor digunakan biasanya dalam lingkungan 4inansiil, Ainardi, !amus ?konomi 5(nggris$(ndonesia6, 5,andung * Penerbit %limni, 1 326, hal 1 . @a+eat Genditor diartikan sebagai sipen"ual harus berhati$hati 59et The 8eller ,e#are6, )enry @ampbell Gla'k, ;p.'it, hal.222. !asmir, 8?.,--., BDasar$Dasar Perbankan>, Di+isi ,uku Perguruan Tinggi, PT..a"a /ra4indo Persada, :akarta.Tahun 2001.

13

rupiah6 setiap orang yang* 4. #uang !ingkup Pertanggungan Jawaban Pidana Korupsi. ,erkaitan erat dengan pendapatan dan belan"a negara, pelaksanaan pendapatan dan belan"a daerah, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah, pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan utang negara0daerah, pengelolaan in+estasi dan barang milik negara0daerah, penyelenggaraan akuntansi dan sistem in4ormasi mana"emen keuangan negara0daerah, penyusunan laporan pertanggung "a#aban pelaksanaan %P,N0%P,D, penyelesaian kerugian negara0daerah, pengelolaan ,adan 9ayanan Umum, dan perumusan standar, kebi"akan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan %P,N0%P,D. %kan tetapi pengaturan didalam Undang Undang No. 20 Tahun 2001 menegaskan kepada pega#ai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau "an"i, padahal diketahui atau patut diduga bah#a hadiah atau "an"i tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam "abatannya, yang bertentangan dengan ke#a"ibannya, hakim yang menerima hadiah atau "an"i, padahal diketahui atau patut diduga bah#a hadiah atau "an"i tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili. !aitannya dengan pega#ai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain se'ara mela#an hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk menger"akan sesuatu bagi dirinya sendiri atau pega#ai negeri atau penyelenggara negara yang pada #aktu men"alankan tugas, meminta, menerima, atau memotong pembayaran kepada pega#ai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum, seolah$olah pega#ai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bah#a hal tersebut bukan merupakan utang, pega#ai negeri atau penyelenggara negara yang pada #aktu men"alankan tugas, meminta atau menerima peker"aan, atau penyerahan barang, seolah$olah merupakan utang kepada dirinya padahal diketahui bah#a hal tersebut bukan merupakan utang.14 Dalam hal pega#ai negeri atau penyelenggara negara yang pada #aktu men"alankan tugas,
14

=rederi'.8.-ishkin, The ?'onomi's o4 -oney, ,angking and =inan'ial -arket, 8iEth ?dition, %ddison Aesley 9ongman U8%,

2001.

telah menggunakan tanah negara yang di atasnya terdapat hak pakai, seolah$olah sesuai dengan peraturan perundangundangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal diketahuinya bah#a perbuatan tersebut bertentangan dengan peraturan perundangundangan7 atau pega#ai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung dengan senga"a turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau perse#aan, yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau menga#asi nya. Dengan demikian bah#a ruang lingkup pertanggungan "a#ab pidana adalah yang berkaitan dengan "abatan, ke#enangan, keuangan negara dan grati4ikasi 5pemberian hadiah berupa apapun "uga6 yang berkaitan dengan kepentingan yang bertentangan dengan Undang Undang tindak pidana korupsi. B Hubungan Hukum Pejabat Administrasi %egara&. 1. )ubungan )ukum terhadap segala kebi"akan Pe"abat %ministrasi Negara. -enteri0Pimpinan 9embaga, pe"abat pengguna anggaran adalah pe"abat pemegang e#enangan penggunaan anggaran kementerian negara, ,endahara negara0daerah dan Pengguna ,arang adalah pe"abat pemegang ke#enangan penggunaan barang milik negara0daerah adalah pe"abat yang bertanggung "a#ab atas pengelolaan keuangan kementerian negara0lembaga yang bersangkutan dan !ementerian Negara09embaga, yang diatur oleh Undang Undang Nomor. 1 Tahun 2001 tentang Perbendaharaan Negara. 2. %kibat )ukum dan Pertanggung :a#aban Pidana !orupsi Terhadap 8egala !ebi"akan Hang Dilakukan oleh Pe"abat %dministrasi Negara. !ebi"akan mana yang diatur oleh Undang Undang Nomor 1 Tahun 2001 dan "ika ter"adi penyimpangan atau pelanggaran terhadap prosedur, maka sebagai akibatnya akan terkena an'aman yang telah ditentukan oleh Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001 peubahan atas Undang Undang Nomor 31 Tahun 1 tentang tentang Pemberantasan Tindak

Pidana !orupsi, yang dapat dian'am pidana pen"ara paling singkat 3 5tiga6 tahun dan paling lama 11 5lima belas6 tahun dan pidana denda paling sedikit .p 110.000.000,00 5seratus lima puluh "uta rupiah6 dan paling banyak .p 210.000.000,00 5tu"uh ratus lima puluh "uta rupiah6 sebagaimana trdapat dalam pasal & ayat 1 huru4 a,b dan ayat 2.

11

/allant, Peter.> The ?urobond -arket, =irst Publishied>.Ne# Hork *Ne# Hork (nstitute o4 =inan'e, 1 33.

:elaslah hubungan hukum antara pe"abat administrasi negara dengan pertanggung "a#aban pidana sangat erat sekali didalam mengamankan keuangan negara, yang selain diatur oleh Undang Undang Nomor 1 Tahun 2001 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang peubahan atas Undang Undang Nomor 31 Tahun 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi. 0 Kebijakan "ndang "ndang 1ang Terkait 2engan Pertanggungan Jawaban Pidana Ter'adap Pejabat Administrasi %egara &/ 8ebagaimana telah diuraikan pada kata pengantar maupun yang telah di"elaskan pada ,ab (, dengan tu"uan untuk mengamankan keuangan negara dari tingkat laku para pe"abat administrasi negara yang se#aktu$#aktu mungkin sa"a menyimpang dari posedur yang telah diatur dan ditentukan oleh undang$undang yang berlaku. 1. Undang$Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang$Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.12 !edua undang$undang tersebut mengatur tentang keuangan negara dan keuangan daerah yang pelaksanaan kebi"akannya dilakukan oleh pe"abat administrasi negara yang men"aga dan mengatur arus keluar masuknya keuangan negara yang berasal dari .%P,N, maupun keuangan daerah yang berasal dari .%P,D. !ebi"akan dan ke#enangan pe"abat administrasi negara se'ara teknis dia#asi oleh UU No. 1 Tahun 2004 dan UU No. 32 Tahun 204 dan "ika terindikasi atau menyimpang dari prosedur yang telah ditentukan oleh undang$undang Perbendaharaan Negara13 maupun Perbendaharaan Daerah, maka sebagai akibatnya harus dipertanggung "a#abkan sesuai dengan ketentuan Undang$Undang Nomor. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan %tas Undang Undang No. 31 Tahun 1 !orupsi dan Undang Undang No. 4& !orupsi. 2. Undang Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan %tas Undang Undang No. 31 Tahun 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi dan Undang Undang No. 4& Tahun 200 tentang Pengadilan Tindak Pidana !orupsi.
1& 12 13

tentang Pemberantasan Tindak Pidana tentang Pengadilan Tindak Pidana

Tahun 200

)ard"asoemantri, !oesnadi. B)ukum Tata 9ingkungan>.?disi !etu"uh. Hogyakarta */ad"ah -ada Uni+ersity Press, 1 )arIel 9eo C .i'hard 8hepro.> 8etting the ,oundaries 4or Dis'losure>.Dele+are :ournal o4 @orporate 9a#, +ol. 24 1 3 .

)idayat, %de, -arthen 8elamet 8usanto, dan 8ri Unggul %Iul 8"a4rie.(.Putu /ede %ry 8uta. B-enu"u Pasar -odal -odernD. :akarta * Hayasan 8%D 8atria ,haktu, 2000.

!edua undang$undang tersebut diatas adalah merupakan kebi"akan didalam melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, "ika terdapat pelaku tindak pidana korupsi yang dilakukan pe"abat administrasi negara, maka Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001 yang akan memberikan sanksi1 sebagai akibat penyimpangan prosedur yang telah dilakukan oleh pelaku tindak pidana korupsi tersebut. 8ebagai akibat penyimpangan posedur tersebut dan untuk mengembalikan aset negara yang telah dikorupsi serta untuk mendapatkan kepastian hukum, maka harus di proses se'ara hukum melalui pengadilan Tindak Pidana !orupsi sebagaimana yang diatur oleh Undang Undang Nomor. 4& Tahun 200 .

$mplementasi Kebijakan Ter'adap Pertanggung Jawaban Pidana 2ari Pejabat Administrasi %egara
A $mplementasi Kebijakan yang tidak sesuai Prosedur dan Kebijakan yang berbenturan dengan Peraturan Perundang3undangan yang lainnya 8eringnya dari suatu kebi"akan yang satu dengan kebi"akan yang lainnya ter"adi tumpang tinding pengaturan0berbenturan dengan antar kebiakan tersebut, yang antara lain terhadap kebi"akan Undang$Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang$Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan perundang$ undangan yang berkaitan dengan pengaturan keuangan negara dan keuangan daerah sering mengenyampingkan peraturan$peraturan lainnya seperti peraturan lingkungan hidup. Dimana kebi"akan yang dilakukan oleh pe"abat pembuat komitmen tidak memperhatikan dampak kerugian dibidang lain didalam men"alankan kebi"akan$kebi"akannya. Penyimpangan prosedur dari apa yang telah ditetapkan oleh undang$undang tersebut, dapat berakibat harus dipertanggug "a#abkan oleh pe"abat pembuat komitmen tersebut, sebagaimana yang diatur oleh Undang$Undang Nomor 1 Tahun 2001 dan Undang$Undang Nomor 32 Tahun 2004. B Akibat Hukum tidak menjalankan atau melakukan penyimpangan yang ditetapkan ole' Peraturan Perundang3undangan 8ebagai akibat penyimpangan prosedur dari apa yang telah ditetapkan oleh Undang$ Undang Nomor 1 Tahun 2004 dan Undang$Undang No. 32 Tahun 2004, harus dipertanggung "a#abkan dapat dikenakan sangsi pidana maupun hukuman denda sebagaimana yang diatur oleh Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001 dan Undang Undang Nomor. 4& Tahun 200 .
8oe"ono 8oekanto, -engenai 8osiologi )ukum, ,andung, Teguh Pud"o -ulyono, B %nlisis 9aporan !euangan untuk Perbankan>, Penerbit D"ambatan , :akarta, 1
1

PT. .

@itra

,akti,

1 3 .

3 0onto' Kasus , Bac'tiar 0'amsja' 5antan 5enteri 6osial *a)htiar 7hamsyah menegaskan, jika penunjukan langsung pada proyek pengadaan mesin jahit atas usulan politisi "emokrat Amrun "aulay1 8*7 diperiksa sebagai sebagai saksi untuk tersangka 5ustar A9i9, "irektur PT :adang 6utra $ndonesia, rekanan "epsos,ungkap juru bi)ara KPK Johan *udi 6P1 *a)htiar pun memenuhi panggilan KPK dan selesai diperiksa sekitar enam jam1 8Kenapa ada penunjukan langsung karena itu usul staf saya yang mengatakan pengadaan itu tidak bertentangan dengan ,; u)ap *a)htiar1 6taf yang dimaksud *a)htiar adalah Amrun "aulay1 Amrun saat itu menjabat "irjen Jaminan dan *antuan 6osial "epsos1 5enurut *a)htiar,pria yang kini menjadi politisi "emokrat itu yang meloloskan proyek pengadaan mesin jahit di "epartemen 6osial, periode -44'!-44<1 Perihal penunjukan langsung terhadap PT :asindo untuk menjadi rekanan "epsos saat itu yang menurutnya tidak bertentangan dengan ndang!undang1 "an menurut menilainya, pada awalnya tujuan diadakannya proyek itu baik, karena selain harus menyediakan mesin jahit, proyek itu juga menyediakan bahan, pelatihan orang, dan penjaminan mesin selama empat tahun, serta membuat pemasaran1 "iduga dalam kasus dugaan korupsi mesin jahit ini negara dirugikan sekitar #p -' miliar1 *erkas kasus mantan 5enteri 6osial *a)htiar 7hamsyah telah dilimpahkan ke tahap kedua oleh penyidik Komisi pemberantasan Korupsi +KPK,1 Tersangka kasus dugaan korupsi proyek bantuan sosial ini pun kasusnya siap disidangkan di Pengadilan Tipikor sekitar dua pekan mendatang1 Proses penandatanganan berkas P-% kasus ini pun berlangsung sekitar dua jam1 *a)htiar keluar didampingi penga)aranya =au9i >usuf ?asibuan sekitar pukul %<124 @$*1 5enurutnya pengamatan =au9i, berkas yang bakal dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Pusat terkait kasus pengadaan sapi potong dan kain sarung, segera dilimpahkan ke pengadilan sebelum -4 No0ember, agar ada kepastian hukum1 "engan dakwaan, *a)htiar telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi dalam pengadaan sapi impor, mesin jahit, dan sarung di "epartemen 6osial dalam kurun waktu -44'!-44<1 KPK mengindikasikan dalam kasus pengadaan sapi, negara dirugikan hingga #p 2,< miliar1 6edangkan kasus mesin jahit diduga merugikan negara #p -',( miliar1 ntuk pengadaan sarung, KPK menduga negara telah dirugikan sekitar #p %% miliar1 Pengadaan sarung ini menghabiskan uang negara #p -( miliar1 5ajelis ?akim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi +Tipikor, mem0onis % tahun A bulan penjara kepada *a)htiar dan 5ajelis hakim menilai *a)htiar terbuki se)ara sah dan menyakinan melakukan tindak pidana korupsi, dan kena biaya perkara #p%414441 ;5enjatuhkan pidana kepada terdakwa *a)htiar )hamsah dengan pidana % tahun A bulan penjara dan denda #p1(4 juta subsider tiga bulan penjara,; Putusan itu lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum +JP , Komisi Pemberantasan Korupsi, yakni 2 tahun penjara, denda %44 juta kurungan subsider 2 bulan1 "imana *a)htiar terbukti melanggar pasal 2 junto Pasal %A ndang ndang Nomor 2% Tahun %&&& jo pasal Pasal (( ayat % ke % K ?P jo Pasal <( ayat % K ?P1 6ementara hakim menilai *ahtiar tidak terbukti dalam dakwaan alternatif, Pasal - ayat % ndang ndang Tindak Pidana Korupsi jo jo Pasal (( ayat % ke % K ?P Pasal <( ayat % K ?P15engenai hal!hal yang memberatkan bahwa terdakwa memberikan persetujuan pengadaan mesin jahit dengan metode penunjukan langsung sehingga menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan mengenai hal!hal yang meringankan, terdakwa tidak menikmati hasil uang korupsi dan bersikap sopan1 3 0onto' Kasus lainnya , "i saat bersamaan, KPK melimpahkan berkas mantan 6ekjen "epartemen Kesehatan 6yafii A)hmad yang ditahan di #utan Polres Jakarta Pusat1 ;*erkasnya sudah

dilimpahkan atau P-%,; terang Juru *i)ara KPK Johan *udi 6P16yafii diduga melakukan tindak pidana korupsi pengadaan alat ke!sehatan atau alkes, yakni rontgen portable untuk pelayanan puskesmas di daerah tertinggal, terpen)il, perbatasan, dan pulau!pulau ke)il pada tahun anggaran -4431Tersangka, lanjut Johan, dijerat dengan Pasal 2 atau Pasal %% ndang! ndang Nomor 2% Tahun %&&&, sebagaimana telah diubah menjadi ndang! ndang Nomor -4 Tahun -44% jun)to Pasal (( ayat % ke %1 Kerugian negara dalam kasus ini ditaksir men)apai #p &,' miliar1 ;>ang bersangkutan menerima uang dari rekanan sekitar #p 3(4 juta,; ujar Johan1 *a)htiar 7hamsyah akan di 0onis oleh Pengadilan Tipikor atas dugaan kasus korupsi pengadaan sarung, mesin jahit dan import sapi di Kementerian 6osial yang didakwakan kepadanya1 5enurut kuasa hukum *a)htar 7hansyah yaitu =au9i >usuf , se)ara fisik dan mental *a)htiar dalam kondisi siap dan pihaknya akan melihat 0onis hakim sebelm menentukan hukum lebih lanjut1 6ebelmnya *a)htiar dituntut 2 tahu penjara oleh Jaksa KPK, karena dinilai terbukti bersalah melakukan korupsi pengadaan sarung mesin jahit dan import sapi, selain tuntutan hukuman badan terdapat pula tuntutan untuk membayar uang denda #p1 %4414441444,!+seratus juta rupiah, subsidair 2 bulan kurungan, karena Jaksa menilai *a)htiar melanggar pasal 2 jo pasal %A Peberantasan Tindak Pidana Korupsi1 ,erdasarkan dua 'ontoh kasus diatas adalah sebagai bahan perbandingan, mana sebagai kasus tipikor murni yaitu sipelaku memang mengetahui kebi"akan perundang$undangan tetapi tetap dilanggar dengan melakukan penyimpangan prosedur yang telah ditetapkan oleh undang$ undang dan disisi lain dimana pada kasus tipikor ada yang ter"adi karena kesalahan prosedur, karena tidak dengan benar$benar memahami kebi"akan peraturan$perundangan yang berlaku dan sebagai akibatnya menanggung segala akibat hukum yang telah diperbuatnya. @. Analisa Pertanggungan Jawab Pidana ole' Pejabat Administrasi %egara berdasarkan 4aktor $nternal dan 4aktor 5ksternal %nalisa se'ara 4aktor internal terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi adalah keberadaan undang$undang tindak pidana korupsi terhadap segala kebi"akan yang se'ara internal belum benar$benar ber"alan dengan sebaik$baiknya, hal ini terlihat didalam melakukan penegakan hukumnya bah#a para pelaku korupsi banyak dilakukan oleh institusi penegak hukum itu sendiri. :ika memang demikian, se'ara 4aktor internal untuk mendapat kepastian hukum sangat sulit di'apai, karena akan berhadapan dengan kebi"akan$kebi"akan lainnya atau mungkin ada kekuatan politik yang lebih dominan untuk mempertahankan kepentingan golongan yang pada akhirnya upaya pemberantasan korupsi dan men"amin kepastian hukum men"adi mandul dan yang lebih 4atalnya lagi upaya pemberantasan korupsi berada diranah abu$ abuk pada kebi"akan 4aktor internal. %nalisa se'ara 4aktor ekstenal, dimana segala kebi"akan 4aktor internal yang tidak ber"alan dengan baik akan berpengaruh kepada kebi"akan 4aktor eksternal, yang berakibat akan

ter"adinya penyimpangan prosedur dari kebi"akan yang telah ditentukan oleh peraturan perundang$undangan. Penyimpangan kebi"akan 4aktor eksternal mungkin sa"a dikarenakan kurangnya sosialisasi dan memaknai pemberlakukan perundang$undangan se'ara terperin'i atau karena 4aktor moral dari pelaku yang berusaha menyimpang dari prosedur kebi"akan yang sudah ditetapkan. Penyimpangan$penyimpangan prosedur terhadap setiap kebi"akan akan terimplementasi pada pertanggungan "a#ab akibat dari penyimpangan prosedur tersebut, yang pada akhirnya untuk mendapatkan upaya penegakan hukum dan kepastian hukum, mau tidak mau harus tunduk kepada Undang$Undang Nomor 4& Tahun 200 yang men"adi #ilayah hukum kekuasaan kehakiman tindak pidana korupsi. Demikianlah uraian analisa 4aktor internal dan 4aktor eksternal terhadap upaya ter"adinya penyimpangan prosedur terhadap kebi"akan$kebi"akan yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pe"abat administrasi negara. 8ebagai analisa dari pemberlakuan terhadap segala kebi"akan tindak pidana korupsi, #alaupun betapa bagusnya suatu perundang$undangan tersebut dibuat, "ika perangkat hukum maupun institusi tidak mempunyai pro4esionalitas dan didukung moralitas yang tinggi, maka peraturan perundang$ undangan tersebut tidak dapat ber"alan dengan sebaik$baiknya sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1 41 dan Pan'asila.

Kesimpulan ,
1. ,aik Undang Undang No. 1 Tahun 2004 dan Undang Undang No. 32 Tahun 2004, tidak akan terlepasdari Undang Undang No. 31 Tahun 1 No. 31 Tahun 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi dan Undang Undang Nomor. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan %tas Undang Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi, dengan didukung Tahun 200 tentang Pengadilan Tindak Pidana pemberlakukan Undang Undang No. 4&

!orupsi. Dengan landasan hukum, kerangka teori dan konsep hukum dari Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi yaitu Undang Undang No. 1 Tahun 2004, Undang Undang No. 32 Tahun 2004, Undang Undang No. 31 Tahun 1 Undang Undang No. 4& Tahun 200 . 2. -engenai administrasi negara adalah dalam penyelenggaraan pemerintahan negara untuk me#u"udkan tu"uan bernegara yang menimbulkan hak dan ke#a"iban negara yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara dan pengelolaan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang$Undang Dasar Negara .epublik (ndonesia Tahun 1 41 perlu dilaksanakan se'ara terbuka dan bertanggung "a#ab untuk sebesar$besarnya kemakmuran rakyat, yang di#u"udkan dalam %nggaran Pendapatan dan ,elan"a Negara 5%P,N6 dan , Undang Undang No. 20 Tahun 2001 dan

%nggaran Pendapatan dan ,elan"a Daerah 5%P,D6 dengan kaidah$kaidah hukum administrasi keuangan negara yang mengatur perbendaharaan negara. 8edangkan Pe"abat %dministrasi Negara adalah menteri0pimpinan 9embaga adala pe"abat yang bertanggung "a#ab atas pengelolaan keuangan kementerian negara0lembaga yang bersangkutan dan !ementerian Negara09embaga adalah kementerian negara0lembaga pemerintah non kementerian negara0lembaga negara. Dengan dibantu oleh Pengguna %nggaran adalah pe"abat pemegang ke#enangan penggunaan anggaran kementerian negara0lembaga0satuan ker"a perangkat daerah dan Pengguna ,arang adalah pe"abat pemegang ke#enangan penggunaan barang milik negara0daerah. 3. Pertanggungan :a#aban Pidana !orupsi adalah suatu tindakan yang merugikan keuangan negara dan merupakan sebagai pelanggaran terhadap hak$hak sosial dan ekonomi masyarakat se'ara luas, yang sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai ke"ahatan yang pemberantasannya harus dilakukan se'ara luar biasa dengan tu"uan untuk lebih men"amin kepastian hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak$hak sosial dan ekonomi masyarakat. Dan ruang lingkupnya adalah terhadap pendapatan dan belan"a negara, pelaksanaan pendapatan dan belan"a daerah, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah, pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan utang negara0daerah, pengelolaan in+estasi dan barang milik negara0daerah, penyelenggaraan akuntansi dan sistem in4ormasi mana"emen keuangan negara0daerah, penyusunan laporan pertanggung "a#aban pelaksanaan %P,N0%P,D, penyelesaian kerugian negara0daerah, pengelolaan ,adan 9ayanan Umum, dan perumusan standar, kebi"akan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan %P,N0%P,D. 4. )ubungan )ukum terhadap segala kebi"akan Pe"abat %ministrasi Negara, dalam hal ini adalah -enteri0Pimpinan 9embaga, pe"abat pengguna anggaran adalah pe"abat pemegang e#enangan penggunaan anggaran kementerian negara, ,endahara negara0daerah dan Pengguna ,arang adalah pe"abat pemegang ke#enangan penggunaan barang milik negara0daerah adalah pe"abat yang bertanggung "a#ab atas pengelolaan keuangan kementerian negara0lembaga yang bersangkutan dan !ementerian Negara09embaga, yang diatur oleh Undang Undang Nomor. 1 Tahun 2001 tentang Perbendaharaan Negara. Dimana sebagai akibat )ukum dan Pertanggung :a#aban Pidana Terhadap 8egala !ebi"akan Hang Dilakukan oleh Pe"abat %dministrasi Negara adalah !ebi"akan mana yang diatur oleh Undang Undang Nomor 1 Tahun 2001 dan "ika ter"adi penyimpangan atau pelanggaran terhadap prosedur, maka

sebagai akibatnya akan terkena an'aman yang telah ditentukan oleh Undang Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang peubahan atas Undang Undang Nomor 31 Tahun 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi. Saran, 1. Undang Undang Nomor. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan %tas Undang Undang No. 31 Tahun 1 Tahun 200 tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi dan Undang Undang No. 4& tentang Pengadilan Tindak Pidana !orupsi pada dasarnya sudah baik dan

sebaiknya terhadap .an'angan Undang$Undang Tindak Pidana !orupsi yang sedang dirilies atau dilebur oleh Parlemen sebaiknya tetap menggunakan batas hukuman minimum dengan an'aman hukuman sebanyak 11 tahun pen"ara dan denda sebanyak 1 milyar rupiah dan khusus dendanya disesuaikan dengan nilai yang telah di korupsi dan untuk batas hukuman maEimum sebaiknya menggunakan hukuman seumur hidup atau mati. 2. Dalam hal mempertanggungan "a#ab keuangan negara, sebaiknya perlu dilakukan sosialisasi kepada para pe"abat administrasi yang melaksanakan kebi"akan keangan negara sebagai penanggung "a#ab pembuat komitmen. 3. Perlunya pengaturan se'ara tegas peraturan perundang$undangan yang saling berkaitan, agar dapat ter'iptanya peraturan perundang$undangan untuk men'apai kepastian hukum berdasarkan rasa keadilan, mengingat selama ini antara Undang Undang No. 1 Tahun 2004 dan Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara dan perbedaharaan Daerah dengan Undang Undang Nomor. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan %tas Undang Undang No. 31 Tahun 1 Undang No. 4& Tahun 200 tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi dan Undang masih terlihat adanya tumpang tindih didalam men"atuhan

hukuman terhadap pelaku tindak pidana korupsi. 4. 8ebaiknya dalam hal pertanggung :a#aban tindak Pidana !orupsi terhadap setiap pe"abat administrasi negara yang terindikasi telah melakukan korupsi, harus diatur pula mengenai kebi"akan yang telah dilakukannya tersebut apakah benar$benar dilakukan dengan se'ara sadar dan mengetahui akibat hukumnya atau memang tidak mengetahui ketentuan perundang$ undangan yang berlaku.

2A6T#A P"STAKA

%braham, -artin. B The :esson of *hopal a 7ommunity A)tion #esour)e 5anual on ?a9ardous Te)nologoes>.Penang, -alaysia * (nternational ;rganiIation o4 @onsumers Union (;@U, 1 31. %llen, 9inda. B 7apital 5arkets And $nstitutions B* % /lobal Gie#.Ne# Hork, ,risbane, 8ingapore * :hon Ailey C 8onsDs, (n'., 1 2. %lm. :., %ten, .. and ,ahl, .. 2001* 7an $ndonesia "e)entralise 6u))essfully< Plans, Problems and Prospe'ts. *ulletin of $ndonesian /)onomi) 6tudies1 %rsyad, 9in'olin. 8 /konomi Pembangunan, Penerbit * 8ekolah Tinggi (lmu ?konomi H!PN, ?disi ke 4, tahun 2004. %smon, (.?.> Pemilikan 6aham Oleh KaryawanB 6uatu 6istem "emokrasi /konomi *agi $ndonesia>, dalam Didik :..a'hbini, ed , Pemikiran !ea rah Demokrasi ?konomi. :akarta, 9P3?8, 1 0. %idul =itri'iada %Ihari. ?ukum dan *iografi Kekuasaan, !ompas 12 %pril 2001, dikutip dari (nternet, 1 %pril 2004, AAA..H%);;, @;-. $$$$$$$$$$$$,ambang Poernomo, %sas$%sas )ukum Pidana. :akarta * /halia (ndonesia, 1 2. ,arda Na#a#i %rie4, ,unga .ampai !ebi"akan )ukum Pidana, ,andung * PT @itra %ditya, ,akti, 2002. $$$$$$$$$$$$,unga .ampai !ebi"akan )ukum Pidana, ,andung * @itra %ditya ,akti, 2001 $$$$$$$$$$$$,ryan %. /amer 5?dition in @hie46, ,la'kDs 9a# Di'tionary th. ,la'k and Daniel, B 5oney and *angkok>, @ontemporary Pran'ti'es, Politik and (sues ,usiness Publi'ation (N@.Plano, TeEas 1 1. $$$$$$$$$$$ ,apepam.@etak ,iru Pasar -odal (ndonesia 2000$2004.:akarta * ,apepam, 1 . ,our'hier, D. 2000* )abibieD s $nterregnumB #eformasi, /le)tions, #egionalism and the 6truggle for Power1 $n 5anning , @. and +an Diermen, P., ?ditors, $ndonesia in Transition1 6o)ial Aspe)ts of #eformasi and 7risis1 8ingapore* (nstitute o4 8outheast %sian 8tudies. ,rod"onegoro, ,. and %sunama, 8. 2000* #egional Autonomy and =is)al "e)entrali9ation in "emo)rati) $ndonesia . Unpublished paper, Uni+ersity o4 :akarta. ,lair, ). 2000* Parti)ipation and A))ountability at the PeripheryB "emo)rati) :o)al Co0ernan)e in 6iD )ountries. @orld "e0elopment1 @rook, .. and -anor, :. 1 4* /nhan)ing Parti)ipation and $nstitutional Performan)eB "emo)rati) "e)entralisation in 6outh Asia and @est Afri)a1 9ondon* ;+erseas De+elopment %dministration. @harty 8'ott, op.'it, hal. 224$221.7a0eat 0enditor merupakan lawan )a0eat emtor digunakan biasanya dalam lingkungan finansiil, Ainardi, !amus ?konomi 5(nggris$(ndonesia6, 5,andung * Penerbit %limni, 1 326, hal 1 . @a+eat Genditor diartikan sebagai sipen"ual harus berhati$hati 59et The 8eller ,e#are6, )enry @ampbell Gla'k, ;p.'it, hal.222. !asmir, 8?.,--., BDasar$Dasar Perbankan>, Di+isi ,uku Perguruan Tinggi, PT..a"a /ra4indo Persada, :akarta.Tahun 2001. @o44e, :hon @.:r.> 5arket =ailure And The /)onomi) 7ase =or A 5andatory "is)losure 6ystem>.Girginia 9a# .e+ie#, +ol. 20, 1 34. @orgill, Dennis.8.> $nsider Trading, Pri)e 6ignals, and Noisy $nformation >. (ndiana 9a# :ournal, +ol. 21, 1 &. Da+is, :e44ry 9.> "isorgement in $nsider Trading 7ases B A Proposed #ule >. 8e'urities .egulation 9a# :ournal, +ol.22, 1 4. $$$$$$$$$$$$Dasar$Dasar Perkreditan, Penerbit PT./ramedia, :akarta, 1 33. Do#nes, :ohn dan :ordan ?lliot /ooman, B "i)tionary of =inan)e and $n0estment Term BDiter"emahkan oleh 8oesanto ,udhidarmo. :akarta * PT.?leE -edia !omputindo, 1 1. ?isert, ?d#ard / B :egal 6trategis for A0oiding 7lass A)tion :aw 6uit Against 5utual =unds >. 8e'urities .egulation 9a# :ournal. Gol.24, 1 &. ?aton, !. 2001* Politi)al Obsta)les to "e)entrali9ation . ?+iden'e 4rom %rgentina and the Philippines. "e0elopment and 7hange1

=is'hel, Daniel ..> /ffi)ient 7apital 5arkets, The 7rash, and the =raud on the 5arket Theory >. Dela#are :ournal o4 @orporate 9a#, +ol. 24, 1 3 . =rederi'.8.-ishkin, The /)onomi)s of 5oney, *angking and =inan)ial 5arket , 8iEth ?dition, %ddison Aesley 9ongman U8%, 2001. =reili'h, )arold (. dan .alph 8,:an+ery.> nderstandingE*est /ffortsEOf ferings>. 8e'urities .egulation 9a# :ournal, +ol .12, 1 3 . /allant, Peter.> The /urobond 5arket, =irst Publishied>.Ne# Hork *Ne# Hork (nstitute o4 =inan'e, 1 33. /oelIer, Daniel 9. ?sF.> -anagementDs Dis'ussion and %nalysis and ?n+ironmental Dis'losure>.Pre+enti+e 9a# .eporter, 8ummer, 1 1. /ross4eld, ,erhard.> The 6trenght and @eakness of 7omparati0e :aw >.;E4ord * @larendon, Press, 1 0. /ilson, .onald :.dan reiner ). !raakman.> The 5e)hanisms of 5arket /ffi)ien)y>.Girginia 9a# :ournal, +ol. 24, 1 2. )-. Aahyudin )usein dan ). )u4ron, )ukum Politik C !epentingan, Hogyakarta * 9aks,ang P.?88indo, 2003. )ard"asoemantri, !oesnadi. B?ukum Tata :ingkungan>.?disi !etu"uh. Hogyakarta */ad"ah -ada Uni+ersity Press, 1 . )arIel 9eo C .i'hard 8hepro.> 6etting the *oundaries for "is)losure>.Dele+are :ournal o4 @orporate 9a#, +ol. 24 1 3 . )idayat, %de, -arthen 8elamet 8usanto, dan 8ri Unggul %Iul 8"a4rie.(.Putu /ede %ry 8uta. B5enuju Pasar 5odal 5odernE. :akarta * Hayasan 8%D 8atria ,haktu, 2000. )ut'h'ro4t, P. 2001* 7entrali9ation and "e)entrali9ation in Administration and Politi)s* %ssessing Territorial Dimension in %uthority and Po#er. Co0ernan)e1 (ndonesia =orum =oundation, ;44i'e o4 Transitional (nitiati+es, 2000* /De)uti0e #eport on =indings of the 6tudy on /stablishing #egional "e)entrali9ation in $ndonesiaF/ 1# 1" 1$1 National @on4eren'e on .egional %utonomy. 11 :anuary $ 11 -ay. $ndonesian Obser0er, 4010000* J#egions learning streamlined administrationE. (slam, (. 1 * #egional "e)entralisation in $ndonesiaB Towards a 6o)ial A))ord1 Aorking paper 001. :akarta* United Nations 8upport =a'ility4or (ndonesian .e'o+ery. !ahin, %. 1 4* .egionalism and De'entralisation. (n ,our'hier, D. and 9egg, :., ?ditors, "emo)ra)y in $ndonesia1 %&(4s and %&&4s1 Gi'toria, %ustralia* @entre o4 8outheast %sian 8tudies, -onash Uni+ersity. !irana :aya, A. and ). Di'k, 2001* The :atest 7risis of #egional Autonomy in ?istori)al Perspe)ti0e. (n 9loyd, /. and 8mith, 8., ?ditors, $ndonesia TodayB 7hallenges of ?istory1 8ingapore* (nstitute o4 8outheast %sian 8tudies. 9i+ingstone, (. and @harlton, .. 2001* =inan)ing "e)entrali9ed "e0elopment in a :ow!$n)ome Co0ernment in ganda . "e0elopment and 7hange1 $$$$$$$$$$$$-ah4ud -D, Politik )ukum di (ndonesia, :akarta * 9P3?8, 1 3. -ahmud -ulyadi, 7riminal Poli)y B Pendekatan $ntegral Penal Poli)y dan Non!Penal Poli)y dalam Penanggulangan Kejahatan Kekerasan, -edan * Pustaka ,angsa Press, 2003. -ahmud -ulyadi C =eri %ntoni 8urbakti, Politik ?ukum Pidana Terhadap Kejahatan Korporasi, :akarta * PT 8o4media, 2010. -arlina, Peradilan Pidana %nak di (ndonesia * Pengembangan Konsep "i0ersi dan #estorati0e :usti'e, ,andung * PT..e4ika %ditama, 200 -o'htar !usumaadmad"a, =ungsi dan Perkembangan ?ukum dalam Pembangunan Nasional, dalam Konsep!Konsep ?ukum dalam Pembangunan, ,andung * PT %lumni, 200&. $$$$$$$$$$$$-uladi C ,arda Na#a#i %, Teori!Teori dan Kebijakan Pidana., ,andung * PT %lumni, 1 3. -.8holehuddin, 6istem 6anksi dalam ?ukum Pidana +$de "asar "ouble Tra)k 6ystem G $mplementasinya,, :akarta * .a"a /ra4indo Persada, 2003.

-uladi dan ,arda Na#a#i %rie4, 1 2. Teori$teori dan !ebi"akan Pidana. Penerbit %lumni, ,andung. -. )amdan, 1 . Politik )ukum Pidana. Penerbit PT .a"a /ra4indo Persada, :akarta. Niniek 8uparni, /ksistensi Pidana "enda dalam 6istem Pidana dan Pemidanaan.:akarta * 8inar /ra4ika, 1 3. $$$$$$$$$$$;emar 8eno %d"i, ?ukum Pidana Pengembangan, :akarta* ?rlangga, 1 31. $$$$$$$$$$$P%= 9amintang, "asar!"asar ?ukum Pidana $ndonesia, ,andung * PT. @itra %ditya ,akti, 1 2. Purnadi Purba'araka dan 8oer"ono 8oekanto, Perihal Kaidah ?ukum, ,andung * Penerbit %lumni, 1 32. Podger, ;. 2001* #egions know what to do to de0elop themsel0es. ;pinion. Jakarta Post, 2 03001. Prasetyo, P. 2000* Personal 'ommuni'ations. .onny )aniti"o 8oemitro, 5etodologi penelitian ?ukum dan Jurimetri, /halia (ndonesiam :akarta. 8iti %minah dan Uli Parulian 8ihombing, ,uku 8aku untuk !ebebasan ,eragama -?-%)%-( P?ND%P%T ,?.,?D% 5Dissenting ;pinion6 PUTU8%N U:( -%T?.((9 UU P?N;D%%N %/%-%, :akarta *The (ndonesian 9egal .esour'e @enter 5(9.@6, 2011. .omli %tmasasmita, 1 . Prospek Penanggulangan !orupsi di (ndonesia -emasuki %bad KK(, 6uatu #eorientasi Atas Kebijakan ?ukum Pidana di $ndonesia. Pidatopengukuhan :abatan /uru ,esar -adya dalam (lmu )ukum Pidana pada =akultas )ukum Uni+ersitas Pad"ad"aran, ,andung. .ondinelli, D. 1 0* "e)entrali9ation, Territorial Power and the 6tate * % @riti'al .esponse. "e0elopment and 7hange1 .ondinelli, D. and @heema, /. 1 33* (mplementing De'entraliIation poli'ies. (n @heema, /. and .ondinelli, D., ?ditors, "e)entrali9ation and"e0elopment1 Poli)y $mplementation in "e0eloping 7ountries1 @ali4ornia* 8%/? Publi'ations. $$$$$$$$$$$.epublik (ndonesia, Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang B Otonomi "aerah1 .epublik (ndonesia Undang Undang Nomor 22 Tahun 1 tentang B Pemerintahan "aerah .> L.epubli' o4 (ndonesia 9a# Number 22, 1 regarding J.egional /o+ernan'eDM.$ sudah tidak berlaku lagi. $$$$$$$$$$$$.epublik (ndonesia, Undang Undang Nomor. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. $$$$$$$$$$$$.epublik (ndonesia, Undang Undang Nomor. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. .epublik (ndonesia, Undang Undang Nomor. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan %tas Undang Undang Nomor. 31 Tahun 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana !orupsi .epublik (ndonesia, Undang Undang Nomor. 4& Tahun 200 tentang Pengadilan Tindak Pidana !orupsi. .epublik (ndonesia, Undang Undang Nomor 21 Tahun 1 tentang BPerimbangan !euangan %ntara Pemerintah Pusat dan Daerah.> $$$$$$$$$$$$.epublika ;nline, :u,7at. Tgl 22 Desember 1 & 8ukrisno, B Peren)anaan 6trategis *ank, 9embaga Pengembangan Perbankan (ndonesia, : akarta 1 2. 8oe"ono 8oekanto, 5engenai 6osiologi ?ukum, ,andung, PT. @itra ,akti, 1 3 . Teguh Pud"o -ulyono, B%nlisis 9aporan !euangan untuk Perbankan>, Penerbit D"ambatan , :akarta, 1 . $$$$$$$$$$$$8udarto, 1 33. )ukum dan )ukum Pidana. Penerbit %lumni, ,andung. $$$$$$$$$$$$8oer"ono 8oekanto, Pengantar Penelitian ?ukum, Depok* Uni+ersitas (ndonesia Press, 1 4.

8oer"ono 8oekanto dan 8ri -amud"i, Penelitian ?ukum NormatifH6uatu Tinjauan 6ingkat,:akarta * .a"a#ali Press, 2002. $$$$$$$$$$$$8olly 9ubis, 6erba!6erbi Politik dan ?ukum, ,andung * -andar -a"u, 1 3 . Teguh Prasetyo dan %bdul )alim ,arkatullah, Politik ?ukum Pidana Kajian Kebijakan Kriminalisasi dan "iskriminalisasi, Hogyakarta * Pustaka Pela"ar, 2001. 8'h#arI, %. 2000* A Nation in @aitingB $ndonesia in the %&&4s1 Ne# 8outh Aales* %llen and Un#in. $$$$$$$$$$$$8oer"ono 8oekanto, Pengantar Penelitian )ukum, Depok* Uni+ersitas (ndonesia Press, 1 4. 8oer"ono 8oekanto dan 8ri -amud"i, Penelitian )ukum Normati4 N 8uatu Tin"auan 8ingkat,:akarta * .a"a#ali Press, 2002. $$$$$$$$$$$$8olly 9ubis, 8erba$8erbi Politik dan )ukum, ,andung * -andar -a"u, 1 3 . 8later, D. 1 3 * Territorial Power and the Peripheral 6tateB The issue of "e)entralisation , "e0elopment and 7hange11 0* Debating De'entralisationN% .eply to .ondinelli, "e0elopment and 7hange1 8adli, -. 2000* /stablishing #egional Autonomy in $ndonesia . The 8tate o4 the Debate. Paper presented at the Uni+ersity o4 9eiden, )olland, 11$ 1& -ay. 8uharyo, A. 2000* Ioi)es from the #egionsB A Parti)ipatory Assessment of the New "e)entrali9ation :aws in $ndonesia1 .eport prepared 4or the United Nations 8upport =a'ility 4or (ndonesian .e'o+ery, :akarta. Turner, 8. and 8eymour, .., 2002* /thni) 7hinese and the $ndonesian 7risis .(n .. 8tarrs, ?ditor, Nations under 6iegeB Clobalisation and Nationalism in Asia1 Ne# Hork, Palgra+e, -a'-illian Press. Thomas 8uryono D!!, B Kelembagaan Perbankan>, Penerbit PT. /ramedia, :akarta, 1 3. ;emar 8eno %d"i, )ukum Pidana Pengembangan, :akarta* ?rlangga, 1 31. P%= 9amintang, Dasar$Dasar )ukum Pidana (ndonesia, ,andung * PT. @itra %ditya ,akti, 1 2.

You might also like